BUKU 4
· Area
Dalam satu hektar dapat ditempat sebanyak 19.900 polybag besar
dengan jarak 0,76 m segi tiga sama sisi. Pola ini dapat dijadikan dasar
penghitungan ukuran Pembibitan (nursery) yang akan dibuat. Namun
pola tersebut tidak selalu sama, karena dapat juga dibuat dengan
kepadatan yang lebih rendah yaitu sebanyak 13.000 polybag besar per
hektar dengan jarak 0,91 m segi tiga sama sisi. Pola ini dibuat untuk
mencegah persaingan sinar matahari antar bibit serta lebih
memudahkan untuk kontrol dan pemupukan.
· Sumber Air
Kebutuhan air yang cukup jernih (kualitas dan kuantitas) harus
dipastikan sebelum lahan pembibitan disiapkan. Sumber air yang
terbaik adalah bila ada danau/situ atau sungai di dekat lokasi
pembibitan. Namun bila tidak ada, sebaiknya dipersiapkan kolam
penampung air yang cukup, kurang lebih berukuran sepetanir 5(P) x
5(L) x 3 (T) untuk kemudian pompa air dengan kapasitas yang
memadai di tempatkan dekat kolam tersebut dan dihubungkan
dengan jaringan irigasi penyiraman. Jumlah kolam dan jumlah pompa
air (dengan kapasitas cukup) yang harus dipersiapkan bergantung
kepada jumlah bibit dan luas pembibitan.
· Drainage
Lokasi pembibitan yang dipilih, harus bebas dari banjir yang dapat
merusak bibit dan gudang penyimpanan material. Selain daripada
itu, lahan harus dibuat agar tidak mudah tergenang air.
1. Nursery Design
Design pembibitan yang baik selalu mempertimbangkan adanya
kemudahan akses bagi kendaraan yang keluar masuk lokasi pembibitan
guna mengangkut material dan terutama mengangkut bibit yang akan
di tanam di lapangan pada saatnya kelak.
Sasaran utama ini ditunjukkan dalam design tata ruang yang
menggambarkan semua jaringan jalan serta gang antar blok bibit dan
jaringan irigasi
2. Land Clearing
Setelah batas batas calon lahan pembibitan ditentukan, perataan
tanah harus sudah dilaksanakan paling lambat 2 bulan sebelum
kecambah datang. Langkah selanjutnya adalah membuat pagar
sekeliling lahan pembibitan, mengisi top soil kedalam polybag besar
dan memasang jaringan irigasi penyiraman.
PENENTUAN LUAS BIBITAN:
Umur bibit siap tanam yang optimum adalah 11 s/d 13 bulan.
Sedangkan jarak antara polybag pada Main Nursery harus 90 cm,
dengan bentuk segitiga sama sisi, sehingga luas 1 Ha bibitan dapat
menampung lebih kurang 12.000 bibit.
Sistem Irigasi
Tujuan penerapan sistem irigasi yang tepat adalah untuk memastikan
bahwa masing-masing polybag bibit dilapangan memperoleh air yang
cukup setiap hari untuk mendapatkan pertumbuhan yang optimal.
Penyiraman bibit menggunakan sistem pengairan berkabut (mist
irrigation), dengan demikian air yang digunakan juga harus bermutu
baik dan bersih dengan pH air minimum 4.
Penerimaan Kecambah
Semua kecambah yang berasal dari sumber benih umumnya telah
dipersiapkan dengan matang untuk mempertahankan mutu
fisiologisnya dan kemampuannya untuk pulih serta tumbuh dengan
baik ketika dikecambahkan dilapangan.
Radicle terinfeksi
Plumula dan Radicle terinfeksi
Penyimpanan Kecambah
Apabila tidak memungkinkan untuk segera ditanam di prenursery,
maka lakukan langkah langkah sebagai berikut :
Perlu diketahui bahwa benih kelapa sawit yang baik dan berkualitas
memiliki beberapa kriteria standar. Diantaranya yaitu:
a. Berat biji minimal 0,8 gram
b. Panjang radikula dan plumula sudah mencapai lebih kurang 2 cm.
c. Arah tumbuh radikula dan plumula berlawanan arah
d. Warna radikula dan plumula putih kekuningan, segar dan tidak
lembek.
e. Radikula dan plumula sudah bisa dibedakan dengan jelas.
f. Kecambah harus bebas dari pengaruh Organisme Pengganggu
Tanaman (OPT)
Persyaratan Benih yang baik untuk bibit kelapa sawit harus berasal dari
indukan yang jelas dan berkualitas baik. Saat ini di Indonesia terdapat
10 (sepuluh) produsen benih resmi dalam negeri yang menyediakan
benih untuk bibit kelapa sawit yaitu Pusat Penelitian Kelapa Sawit
(PPKS) Medan, PT London Sumatera (Lonsum), PT Socfin, PT Tunggal
Yunus Estate, PT Dami Mas Sejahtera, PT Bina Sawit Makmur, PT.Tania
Selatan, PT.Bakti Tani Nusantara; PT.Sasaran Ehsan Mekarsari dan
PT.Sarana Inti Prasarana (SAIN).Benih-benih yang dihasilkan oleh
produsen resmi ini telah mengalami proses introduksi yang sedemikian
rupa dan berulang-ulang sehingga menghasilkan kualitas sangat baik,
berasal dari indukan yang jelas asal usulnya.
Menurut Sutopo (2004), terdapat 3 pengertian mutu benih yaitu :
Varietas unggul kelapa sawit adalah varietas Dura sebagai induk betina
dan Pisifera sebagai induk jantan
DURA x PISIFERA (D xP)
Seleksi Kecambah
Kecambah normal : calon akar (radicule) dan calon batang (plumule)
terlihat jelas, panjangnya 10 - 12 mm.
Radicule berujung tumpul seperti bertudung, agak kasar
Plumule ujungnya tajam seperti tombak
Tanam Kecambah
Pembibitan dapat dilakukan dengan satu tahap atau dua tahap pekerjaan.
Pembibitan satu tahap berarti kecambah kelapa sawit langsung ditanam di
polibag besar atau langsung di pembibitan utama (main nursery). Metode
pembibitan single stage atau pembibitan satu tahapan dimana benih
langsung ditanam pada large bag berukuran 40 cm x 50 cm (tebal 0.2 mm) di
lapangan. Pada awalnya jarak antar large bag diletakkan saling berdekatan
dan ketika bibit berumur 3 bulan baru diletakkan berjauhan dengan jarak
tanam 90 cm x 90 cm x 90 cm.
Pembibitan dua tahap (double stage) lebih banyak digunakan dan memiliki
keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan pembibitan satu tahap.
Jika menggunakan pembibitan dua tahap, luasan pembibitan menjadi lebih
kecil dan memungkinkan untuk dibuat naungan.
Ada banyak hal yang harus diperhatikan dalam mengelola suatu pembibitan
kelapa sawit, diantaranya:
1 Paling Muda 8 -
2 Ideal 12 -
No Uraian % Tase
4 Cadangan penyisipan 5%
Kebutuhan Kecambah
Penyiraman Bibit
Sistem penyiraman yang harus digunakan perlu dipertimbangkan :
Berapa luas pembibitan yang akan dibangun dan berapa lama atau
berapa tahun akan digunakan. Jika penggunaannya cukup lama atau
akan digunakan lebih dari 5 tahun mungkin pemakaian sprinkler akan
lebih menguntungkan karena akan memperkecil biaya penyusutan
dari instalasinya. Demikian pula dengan luasnya, luas hendaknya
sesuai dengan kapasitas pompa yang akan digunakan.
Bagaimana dengan keadaan areal pembibitan tersebut apakah rata
atau bergelombang. Rata dengan sprinkler lebih baik, bergelombang
dengan semi mekanis akan lebih murah dimana dapat memanfaatkan
tenaga gravitasi. Cara ini dilakukan dengan membangun bak
penampung ditempat yang tertinggi dan baru dialirkan ke tempat
yang lebih rendah
Berapa jauh sumber air (sungai atau kolam air) dari pembibitan. Jika
cukup dekat penggunaan sprinkler mungkin cukup baik. Jika terlalu
jauh maka perlu pertimbangan lain apakah pompa yang digunakan
mampu.
Bagaimana dengan persediaan tenaga yang ada. Penggunaan
sprinkler memerlukan tenaga kerja yang lebih sedikit 4.000 bibit/hk
sedangkan secara manual 2.500 bibit/hk
Berapakah debit air yang ada terutama pada musim kemarau. Untuk
1 ha dibutuhkan lebih dari 77 m3/hari (bibit saja 2,5 liter/hari,
sisanya untuk peresapan dan pengaliran di permukaan)
Pembibitan Awal (Pre Nursery)
Setiap pekebunan besar akan selalu mengupayakan lokasi
pembibitannya sedekat mungkin dengan rencana pengembangan
perkebunan itu sendiri. Area pembibitan harus bersih dan terbebas
dari gulma. Pembersihan area dapat dilakukan manual atau dengan
cara kimia menggunakan herbisida.
-----------------------------------------------------------------------------------
Pre-Nursery
-------------------------------------------------------------------------------------
1. Persiapan Areal
3. Menabur Pasir
5. Naungan
7. Ukuran Polybag
9. Menyusun di Bedengan
2 Bibit Abnormal 10
Total 15
4 bulan setelah tanam, akan muncul tiga hingga empat helai daun
terbuka dan sistim perakaran yang lengkap, akar primer, sekunder dan
akar tersier.
Mengurangi pelindung.
Membuang bagian bibit yang sakit dengan pisau yang steril.
Bibit yang terinfeksi berat dibongkar dan dibakar.
Tanah pengisi kantong plastik harus bebas dari Infeksi hama
dan penyakit.
Bahan pelindung dipilih yang bebas hama dan penyakit.
Menghindarkan penggunaan bambu untuk pagar pembibitan
karena akan menjadi sarang tikus.
Membuka Naungan
Untuk tujuan aklimatisasi, kecambah perlu mendapat penyinaran
matahari penuh, oleh karenanya, setelah dua daun keluar (1,5 bulan)
naungan dapat dikurangi sebesar 50% dan setelah daun ketiga keluar
(2,5 bulan) naungan harus sudah dihilangkan total.
Gejala dari setiap jamur penyebab penyakit di bibitan adalah sebagai
berikut.
1. Botryodiplodia
Bercak daun dimulai dari ujung daun. Becak-becak kecil dan transparan
dan mudah dimonitor dengan penembusan sinar matahari. (Gb 1)
Bahagian tengah dari bercak menjadi kelabu atau coklat gelap kertas
dengan banyak titik hitam. mewakili tubuh buah (picnidia) dari jamur
tersebut.
2. Culvularia
Mula-mula pathogen ini menyerang daun pupus yang belum membuka
atau dua daun yang termuda yang sudah membuka.
Gejala pertama adanya becak bulat kecil, berwarna kuning tembus
cahaya, yang dapat dilihat pada kedua sisi permukaan daun. Bercak
kecil menjadi membesar tetapi tetap bulat dan warnanya sedikit demi
sedikit berubah jadi coklat muda. Pusat becak-becak jadi mengendap.
Bahagian becak menjadi coklat tua dikelilingi halo berwarna jingga
kekuningan. Dengan infeksi berat daun paling tua akan mengering,
menjadi keriting rapuh, namun becak tetap berwarna coklat tua.
Penyakit ini dapat menghambat partumbuhan bibit tetapi tidak
mematikan bibit. (Gbr 2)
3. Drechslera halodes
Mula-mula timbul pada pupus atau daun pertama yang baru saja
membuka, terbentuk becak kecil hijau pucat, lalu menjadi hijau jernih
yang dikelilingi halo lebar berwarna hijau kekuningan dan tidak
berbatas tegas. (Gb 3) Ditengah bercak dapat dilihat satu titik
berwarna coklat. Bercak-bercak ini dapat bersatu dengan bentuk tidak
teratur, berwarna hitam kelabu.
4. Helminthosporium
Cendawan ini menunjukkan gejala-gejala yang berbeda. Kadang-
kadang menghasilkan bercak kecil, berwarna coklat, tidak disertai
dengan klorosis, dan bercak tidak membesar. Bagaimanapun dia dapat
juga menyebabkan bercak memanjang.
DAUR PENYAKIT
Infeksi akan lebih mudah terjadi jika ada pelukaan pada daun.
Daun terserang oleh tungau atau kutu biasanya diikuti oleh
infeksi.
Penyakit meningkat karena kelembaban tinggi, terlalu banyak
penyiraman, naungan yang terlalu berat dan jarak tanam bibit
yang terlalu rapat.
Kandungan nitrogen tinggi dan kekurangan hara akan
mempercepat serangan penyakit.
Pembibitan dengan perawatan optimal sangat jarang terserang
oleh penyakit.
Beberapa faktor yang menyebabkan penyakit
Transplanting shock saat di pindahkan dari prapembibitan ke
pembibitan utama atau dari pembibitan utama ke lapangan,
dapat mengurangi ketahanan bibit, mungkin juga terjadi
kerusakan akar.
Bibit terlalu lama di prapembibitan juga akan terkena penyakit.
Keadaan hara yang tidak seimbang. Kekurangan nitrogen dan
magnesium akan mengurangi ketahanan bibit. Bibit yang
ditanam ditanah gambut sangat rentan terhadap penyakit ini.
Kekurangan air dalam polybag akan menyebabkan bibit lebih
rentan terhadap penyakit, khususnya pada waktu kelembaban
udara tinggi.
Antara bibit-bibit terdapat perbedaan genetic Bibit yang lebih
lambat pertumbuhannya akan lebih rentan terhadap penyakit
ini.
PENGENDALIAN PENYAKIT
Main Nursery
Persiapan fasilitas Penyiraman harus sudah selesai 1 bulan
sebelum pemindahan bibit dari pre nursery ke main nursery.
Pengisian tanah di polybags harus sudah selesai untuk
menerima pemindahan bibit dari pre nursery sesuai jumlah
bibit yang akan dipindahkan dan terus berlanjut sampai siap
untuk menampung semua kecambah.
Ukuran Polybag 50 cm x 40 cm x 0,2 cm, 500 lubang , jenis
black UV stabilized)
Pompa dan mesin berkapasitas 30 kva untuk melayani 10 ha
bibit di main nursery
Jumlah pipa dan perlengkapannya harus di hitung sesuai design
di lapangan.
1. Persiapan Areal
Areal Pembibitan dekat dengan sumber air atau sungai
Areal datar dengan penggunaan areal 1 ha untuk 14.000 bibit
Dibuat parit drainase mengikuti pipa sekunder dari jaringan
pipa penyiraman
Ukuran parit lebar dasar 30 cm, lebar atas 70 cm, dalam 40 cm
Bila penyiraman dengan sprinkler hendaknya dibuat dulu
desainnya dan penempatan pipa-pipanya
Bila diperlukan buat pagar keliling 150 m dengan kawat. Jarak
antara tiang 3 m, tinggi pagar 1,5 m
Jumlah tenaga kerja untuk membuat pagar 100 m/HK
Transplanting ke main nursery dilakukan pada bibit berumur 3-
4 bulan atau memiliki 4-5 helai daun
2. Memancang
Umur bibit 8-10 bulan : jarak pancang 70 x 70 x 70 cm (23.000
bibit/ha)
Umur bibit ≥ 10 bulan : jarak pancang 90 x 90 x 90 cm (14.000
bibit/ha)
Kebutuhan tenaga kerja memancang 1.000 pancang/HK
3. Mengumpulkan Tanah
Metode sama dengan pembibitan Pre-Nursery
Tanah di polybag besar harus dilubangi dan selanjutnya
dimasukkan 100 g pupuk RP ke lubang polybag besar sebelum
bibit ditanam
4. Ukuran Polybag
Ukuran polybag besar adalah 0,15 mm x 35 cm x 50 cm lay flat
Setelah diisi tanah diameter ± 23 cm dan tinggi ± 39 cm ; warna
hitam
Lubang empat baris perforasi berjarak 5 cm x 5 cm
Tebal polibag harus merata tidak ada tebal tipis
5. Mengisi Polybag
Polybag harus sudah siap diisi tanah minimal 4 minggu sebelum
transplanting dari PN untuk mendapatkan tingkat kepadatan
tanah yang stabil.
Polybag harus dibalik sebelum diisi tanah agar polybag dapat
berdiri tegak dan silindris
Persiapan media tanam dan isikan ke dalam polybag. Hindarkan
pemadatan tanah dalam polybag dengan cara menekan kuat ke
arah bawah
Guncang polybag pada waktu pengisian untuk memadatkan
tanah dan mencegah agar tidak ada bagian yang mengkerut
atau terlipat sehingga ketinggian tanah dapat mencapai 2,5 cm
dari bibir polybag.
Jumlah polybag 1 kg = 18 lembar; 1 plb ± 20 kg
Jumlah tenaga kerja yang diperlukan 100 unit/HK
6. Menyusun Polybag
Polybag disusun di areal bibitan yang sudah dipancang
Menyeragamkan cara peletakan (contoh di selatan pancang).
Pancang tidak boleh dicabut
Setiap 5 baris dikosongkan 1 baris untuk jalan pemeliharaan
bibit
Kedua tangan pekerja harus berada pada dasar polybag dan
tidak dibenarkan 1 tangan menyengkeram bibit polybag bagian
atas
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 100 – 150 unit/HK
7. Menanam/Transplanting di Polybag Besar
Tanah di polybag dilubangi sebesar ukuran polybag kecil
dengan alat berupa bor tanah atau yang dibuat dari pipa 4 inch
Jumlah tenaga kerja untuk melubangi 250 unit/HK
Bibit yang telah memenuhi syarat (umur 3 bulan, daun 3-4,
bentuk sempurna) diangkut dengan kotak papan, diecer ke
tempat polybag
Jumlah tenaga kerja untuk mengecer 700 bibit/HK
Penanaman dilakukan : bibit di polybag kecil dipegang miring,
dasarnya disayat keliling kemudian dilepas. Dimasukkan ke
dalam lubang polybag besar. Sambil menahan bibit polybagnya
ditarik/dilepas. Tanah diratakan dan dipadatkan
Jumlah tenaga kerja untuk menanam 100 bibit/HK
8. Penyiraman Bibit
Bibit disiram 2 kali/sehari : pagi; jam 7.00 – selesai selambat
lambatnya jam 11.00, sore jam 15.00 – selesai
Jumlah tenaga kerja 2.500 bibit/HK
Apabila malam sebelumnya turun hujan dan tanah di polibag
masih basah maka penyiraman hanya dilaksanakan sore hari.
Bila hujan pagi hari cukup lebat (> 10 mm) maka sampai sore
bibit tidak perlu disiram.
Kebutuhan air bibit : 1-3 bl = 1.0 ltr; 3-6 bl = 1.5 ltr; > 6 bl = 2 ltr
9. Pengendalian Gulma
Dilakukan 2 minggu sekali
Penyiangan dilakukan dalam polibag dan di luar polibag
Dalam polibag penyiangan dilakukan secara manual
Di antara polibag rumput-rumput disemprot dengan 2 kg
karmex + 2,2 ltr gramoxone/450 ltr air/ha bibitan
Tenaga kerja diperlukan untuk penyiangan 0,7 ha/HK atau
8.000 bibit/HK
10. Pemberian Mulsa
Pada daerah yang terlalu kering/panas, bibit dalam polybag
harus diberi mulsa
Mulsa diberikan secara merata di atas permukaan tanah dalam
polybag segera setelah bibit ditanam
Mulsa yang dianjurkan adalah cangkang, jerami ataupun lalang
kering
Jumlah cangkang sawit yang diperlukan 0,5 kg/polibag
Jumlah tenaga kerja diperlukan adalah 2.500 bibit/HK
13. Pemupukan
Dimulai pada minggu ke 2 setelah bibit di transplanting
Jenis pupuk : pupuk majemuk NPK 15.15.6.4 dan NPK
12.12.17.2 serta pupuk Kieserite atau Dolomit
Jumlah tenaga kerja yang diperlukan 3.000 bibit/HK atau 5
HK/ha bibit
Cara pemupukan
Buat takaran pupuk sesuai dengan dosis
Pupuk ditaburkan merata pada permukaan tanah di polybag
melingkar/keliling sejauh 10 cm dari bibit
Pupuk tidak boleh menyentuh bibit
Pelaksanaan setelah penyiraman pertama
Keterangan :
R I = NPK 15.15.6.4
R II = NPK 12.12.17.2
K = Kieserite
D = Dolomit
Sumber data : Lembaga Pendidikan Perkebunan : Kelapa sawit (2004)
14. Seleksi Bibit
Seleksi dilaksanakan dengan tahapan umur bibit 6, 9, 12 bulan
dan pada persiapan pengiriman bibit ke lapangan
Tata cara pelaksanaan seleksi bibit :
Berikan tanda dengan cat warna putih di polybag setiap bibit
afkir/abnormal
Catat dan dibuat berita acara semua bibit afkir
Bibit afkir dikeluarkan dari blok bibitan dan dimusnahkan,
jumlah bibit afkir selama di main nursery antara 10-15 %
Jumlah tenaga kerja dibutuhkan 3.000 bbt/HK
Anak daun tidak pecah (juvenile) Helai anak daun tetap bersatu
seluruhnya atau tidak pecah
Daun berkerut (crinkle leaf) Daun terlihat berkerut. Gejala
berat akibat factor genetic, gejala ringan disebabkan karena
kekurangan air