Anda di halaman 1dari 68

PEMBIBITAN KELAPA SAWIT

BUKU 4

Written By Taufik Irawan


Tips Memilih Areal Untuk Pembibitan Kelapa
Sawit
Tujuan Pembibitan Kelapa Sawit adalah untuk menghasilkan bibit
kelapa sawit yang berkualitas tinggi yang harus tersedia sesuai dengan
kebutuhan tahapan penanaman oleh kebun itu sendiri, ataupun untuk
dijual kembali. Pembibitan Adalah tempat untuk menumbuhkan
kecambah hingga menjadi semai / bibit dan memeliharanya sampai
bibit siap ditanam ke areal / lapangan tujuannya adalah untuk
menyiapkan bibit kelapa sawit sesuai standar dan tepat waktu untuk
ditanam ke lapangan.

Dalam pemilihan lahan ini perlu diperhatikan beberapa kriteria lahan


yang cocok untuk pembibitan, diantaranya adalah
1. Dekat dengan sumber air tapi tidak banjir
2. Lahan datar atau kemiringannya tidak lebih dari 3°
3. Dekat dari pengawasan dan mudah dikunjungi
4. Tidak jauh dari areal yang akan ditanami
5. Tersedia Top Soil (lapisan atas tanah/humus) dalam jumlah yang
cukup untuk pengisian polybag.
6. Aman dari segala gangguan termasuk pohon tinggi di sekitar lokasi
pembibitan.
Topography (Kemiringan)
Lokasi untuk pembibitan harus dipilh pada wilayah yang datar dengan
kemiringan 0 – 3 derajat, dekat dengan sumber air yang cukup
besar untuk irigasi namun tidak kena banjir atau tergenang.

· Area
Dalam satu hektar dapat ditempat sebanyak 19.900 polybag besar
dengan jarak 0,76 m segi tiga sama sisi. Pola ini dapat dijadikan dasar
penghitungan ukuran Pembibitan (nursery) yang akan dibuat. Namun
pola tersebut tidak selalu sama, karena dapat juga dibuat dengan
kepadatan yang lebih rendah yaitu sebanyak 13.000 polybag besar per
hektar dengan jarak 0,91 m segi tiga sama sisi. Pola ini dibuat untuk
mencegah persaingan sinar matahari antar bibit serta lebih
memudahkan untuk kontrol dan pemupukan.

· Aksesibilitas dan Jalan di Pembibitan


Jaringan jalan di main nursery dan hubungan satu dengan lainnya
harus di rancang dengan seksama dan disesuaikan dengan pola
peletakan polybag besar serta type irigasi penyiraman yand hendak
digunakan.
Jalan keluar masuk ke main nursery juga harus dibuat cukup lebar agar
kendaraan yang membawa material bisa lewat dengan mudah,
puncaknya terutama pada periode penanaman ke lapangan.

· Sumber Air
Kebutuhan air yang cukup jernih (kualitas dan kuantitas) harus
dipastikan sebelum lahan pembibitan disiapkan. Sumber air yang
terbaik adalah bila ada danau/situ atau sungai di dekat lokasi
pembibitan. Namun bila tidak ada, sebaiknya dipersiapkan kolam
penampung air yang cukup, kurang lebih berukuran sepetanir 5(P) x
5(L) x 3 (T) untuk kemudian pompa air dengan kapasitas yang
memadai di tempatkan dekat kolam tersebut dan dihubungkan
dengan jaringan irigasi penyiraman. Jumlah kolam dan jumlah pompa
air (dengan kapasitas cukup) yang harus dipersiapkan bergantung
kepada jumlah bibit dan luas pembibitan.

· Drainage
Lokasi pembibitan yang dipilih, harus bebas dari banjir yang dapat
merusak bibit dan gudang penyimpanan material. Selain daripada
itu, lahan harus dibuat agar tidak mudah tergenang air.

PENYIAPAN LAHAN PEMBIBITAN


Penyiapan lahan pembibitan merupakan langkah awal yang penting
agar diperoleh pertumbuhan bibit yang optimum, kemudahan
pemeliharaan bibit, akses kedalam ke masing masing bibit dan untuk
menjaga kebersihan lokasi pembibitan.

Empat kegiatan yang terkait dengan penyiapan lahan pembibitan


adalah :
1) Rancang Bangun Pembibitan (nursery design)
2) Pembersihan lahan (Land clearing)
3) Pemagaran (fencing) dan
4) Pemancangan (lining).

1. Nursery Design
Design pembibitan yang baik selalu mempertimbangkan adanya
kemudahan akses bagi kendaraan yang keluar masuk lokasi pembibitan
guna mengangkut material dan terutama mengangkut bibit yang akan
di tanam di lapangan pada saatnya kelak.
Sasaran utama ini ditunjukkan dalam design tata ruang yang
menggambarkan semua jaringan jalan serta gang antar blok bibit dan
jaringan irigasi

2. Land Clearing
Setelah batas batas calon lahan pembibitan ditentukan, perataan
tanah harus sudah dilaksanakan paling lambat 2 bulan sebelum
kecambah datang. Langkah selanjutnya adalah membuat pagar
sekeliling lahan pembibitan, mengisi top soil kedalam polybag besar
dan memasang jaringan irigasi penyiraman.
PENENTUAN LUAS BIBITAN:
Umur bibit siap tanam yang optimum adalah 11 s/d 13 bulan.
Sedangkan jarak antara polybag pada Main Nursery harus 90 cm,
dengan bentuk segitiga sama sisi, sehingga luas 1 Ha bibitan dapat
menampung lebih kurang 12.000 bibit.

PERSIAPAN LAHAN DAN PELAKSANAAN PEMBIBITAN :


Lahan bibitan harus sudah dalam kondisi bersih lengkap dengan
instalasi air dan jaringan jalan sebelum penanaman kecambah dimulai,
dan untuk Perusahaan Besar biasanya pembibitan dilakukan dengan 2
tahapan, dan untuk kebun pribadi lebih sering melakukan satu tahapan
saja (untuk hemat cost/biaya).

Sistem Irigasi
Tujuan penerapan sistem irigasi yang tepat adalah untuk memastikan
bahwa masing-masing polybag bibit dilapangan memperoleh air yang
cukup setiap hari untuk mendapatkan pertumbuhan yang optimal.
Penyiraman bibit menggunakan sistem pengairan berkabut (mist
irrigation), dengan demikian air yang digunakan juga harus bermutu
baik dan bersih dengan pH air minimum 4.

Ukuran Mesin dan Pompa Air


Kapasitas mesin dan pompa air yang digunakan dengan sistem Mist
Irrigation (pengairan berkabut) dan menggunakan Sumizansui sesuai
dengan kondisi di lapangan, dan dapat dilihat dalam tabel berikut :

Luas Plot Bibitan Ukuran Pompa Ukuran Mesin


s/d 15 Ha 270 USGM @ 150 FT Head 20 HP @ 1.250 RPM
>15 s/d 25 Ha 540 USGM @ 150 FT Head 35 HP @ 1.300 RPM
Luas areal pembibitan tergantung dengan luas lahan yang rencananya
akan ditanam, jika rencana tanam 750 Ha maka diperlukan areal
pembibitan :
a. Pembibitan Utama : 15 Ha
b. Pembibitan Awal : 500 m2

Untuk menghitung kebutuhan bibit per hektar tanam dilapangan


adalah populasi per hektar ditambah 30 %, jika populasi per ha 130 pk
maka ditambah 39 lagi untuk persiapan penyisipan nanti.
Sampai saat ini bibit kelapa sawit berasal dari biji yaitu hasil
perkawinan buatan dari induk yang terpilih. Secara genetis tiap bibit
memiliki pertumbuhan dan produksi yang berbeda,sehingga seleksi
bibit mutlak diperlukan.

Di pembibitan sawit akan dijumpai bibit – bibit yang pertumbuhannya


tidak normal, baik akibat genetis maupun karena kesalahan kultur
teknis. Selanjutnya apabila bibit – bibit tidak normal tersebut ditanam
kelapangan , maka akan diperoleh tanaman yang sama sekali tidak
berbuah atau berproduksi sangat rendah ( 25 – 30 ) % dari tanaman
normal. Pekerjaan membuang bibit – bibit yang tidak normal
dipembibitan disebut seleksi bibit (culling).
Menghitung Kebutuhan Dan Pemesanan
Kecambah Kelapa Sawit
Setelah menentukan SPH (Stand Per Hektar), misalnya sebanyak 143
pohon. Maka untuk memperoleh sebanyak 143 bibit siap salur per
hektar, yaitu setelah melalui proses seleksi (culling) di pre nursery dan
main nursery serta untuk cadangan, maka perhitungannya adalah :

 Seleksi Kecambah : 2,5 %


 Seleksi di Pembibitan Awal : 10 %
 Seleksi di Pembibitan Utama : 15 %
 Cadangan untuk Penyisipan : 5 %
Kebutuhan kecambah :
Kebutuhan bibit/kecambah sebanyak 140% dari jumlah yang akan
ditanam.
Perhitungannya adalah
Kebutuhan kecambah = 100/97,5 x 100/90 x 100/85 x 100/95 = 1,40 x
jumlah pohon/ha
Kerapatan 130 ph/ha (9,4 m) diperlukan kecambah 180/ha Kerapatan
143 ph/ha (9,0 m) diperlukan kecambah 200/ha
Kebutuhan penyediaan kecambah sebanyak 140% dari jumlah
kerapatan yang akan ditanam per hektar, artinya : Jumlah kecambah
yang perlu ditanam di prenursery adalah sebanyak 200 kecambah.
Sedangkan di main nursery sebanyak 170 bibit yang terpilih

Sistem tanam segitiga sama sisi

 Kecambah dibeli 12 bulan sebelum rencana penanaman. Bila


rencana penanaman dalam jumlah banyak, pemesanan
sebaiknya bertahap sesuai dengan fasilitas dan tenaga yang ada.
 Untuk tempat yang agak jauh dari sumber benih, pengangkutan
agar diusahakan dengan cargo (angkutan) udara
 Benih yang sudah diterima agar ditempatkan di tempat yang
teduh kemudian segera ditanam karena paling lama hanya
dapat bertahan 3-5 hari dari tempat penghasil benih

Kebutuhan benih dan luas pembibitan :


Keterangan :

 Perhitungan tersebut menggunakan standar seleksi di


pembibitan awal 10% dan pembibitan utama 15%
 Untuk areal seluas 1 ha dapat digunakan untuk pembibitan
awal sebanyak 500.000 polibag dan pembibitan utama ± 14.000
polibag

Sumber data : Lembaga Pendidikan Perkebunan : Kelapa sawit (2004)


Standard kebutuhan per ha pembibitan tenaga kerja : 5–6 hk per hari

Penerimaan Kecambah
Semua kecambah yang berasal dari sumber benih umumnya telah
dipersiapkan dengan matang untuk mempertahankan mutu
fisiologisnya dan kemampuannya untuk pulih serta tumbuh dengan
baik ketika dikecambahkan dilapangan.

Saat Penerimaan Kecambah.


Periksa kemasan dan kondisi kecambah dengan seksama

 Periksa kondisi segel pada boks


 Bila memungkinkan gunakan termometer untuk mengetahui
suhu kecambah dan dicat
 Pada prinsipnya setiap kecambah yang diterima harus sesegera
mungkin ditanam di prenursery.
 Semua Kecambah harus diperiksa kondisinya pada saat di
terima dari sumber benih. Pertumbuhan kecambah dapat
dilihat pada gambar dibawah. Bentuk fisik kecambah pada
umumnya sebagai berikut
Late Germination , belum Ideal untuk ditanam

Early Germination, Ideal untuk ditanam

Early Germination, tidak baik untuk ditanam


Overgrown Seed, Tidak baik untuk ditanam

 Kerusakan benih – Secara fisik kerusakan benih bisa terjadi


karena pecah atau akar patah
 Brown germ – Kecambah dapat terinfeksi oleh brown germ
seperti ditunjukkan pada gambar 2.3. dibawah ini. Kecambah
yang terinfeksi brown germ umumnya berakar kerdil dengan
warna coklat diantara plumule dan radicle.

Radicle terinfeksi
Plumula dan Radicle terinfeksi

Radicle terinfeksi, Tumbuh akar kedua

Penyimpanan Kecambah
Apabila tidak memungkinkan untuk segera ditanam di prenursery,
maka lakukan langkah langkah sebagai berikut :

 Pengangkutan dan Penyimpanan: Biarkan semua kecambah


tetap berada dalam kemasan dari sumber benih dengan
maksud agar menghindarkan variasi suhu, akibat penyinaran
matahari atau sirkulasi udara ruang penyimpanan yang buruk
atau ruangan yang terlalu dingin oleh penggunaan AC.
 Perlindungan dan Pengamanan : Bila tersedia ruang gelap
untuk penyimpanan, maka sebaiknya boks dibuka dan semua
kantong kecambah dikeluarkan (tanpa dibuka) lalu diletakan
pada rak rak yang khusus dibuat. Temperatur ruang diatur
sesuai dengan suhu lingkungan (ambient temperature). Selama
2 – 3 hari dalam penyimpanan, aerasi (kantong dibuka) dan
penyemprotan halus dengan air (hand sprayer) perlu dilakukan.
Hati hati menutup kembali kantong tadi.
 Lama Penyimpanan : Waktu penyimpanan tidak boleh lebih
dari satu minggu.
 Apabila pertumbuhan kecambah tidak memuaskan (artinya
plumule dan radicle belum mencapai 8 – 15 mm), maka
kecambah sebaiknya disimpan kembali beberapa hari dalam
kontong aslinya dan bila perlu dibiarkan hingga 2 minggu pada
tempat teduh dengan ambient temperature. Setiap kantong
harus selalu dijaga kelembabannya namun jangan sampai
basah hingga terlalu lembab.
 Lakukan seleksi kecambah dengan seksama dan hanya dengan
ijin pimpinan kebun kecambah yang sudah tidak terpakai
segera dimusnahkan.

Demi menjaga keseragaman, maka setiap label pada kantong


kecambah harus diperhatikan dan dikelompokan pada penanaman di
prenursery.
Tips Memilih Kecambah Kelapa Sawit
Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan
produktifitas tanaman, diantaranya adalah kualitas dan karakteristik
bahan tanaman atau benih yang ditanam.

Kelapa sawit dibedakan ke dalam tiga tipe berdasarkan ketebalan


cangkang (shell) karakter ini dikendalikan oleh gen mayor tunggal yang
bertindak kodominan, karekteristik tersebut dapat di gambarkan
sebagai berikut :

Benih dan Pembibitan merupakan langkah awal dari seluruh rangkaian


kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit dan bersifat monumental,
artinya kesalahan memilih benih hari ini, risikonya akan ditanggung
selama 30 tahun.

Perlu diketahui bahwa benih kelapa sawit yang baik dan berkualitas
memiliki beberapa kriteria standar. Diantaranya yaitu:
a. Berat biji minimal 0,8 gram
b. Panjang radikula dan plumula sudah mencapai lebih kurang 2 cm.
c. Arah tumbuh radikula dan plumula berlawanan arah
d. Warna radikula dan plumula putih kekuningan, segar dan tidak
lembek.
e. Radikula dan plumula sudah bisa dibedakan dengan jelas.
f. Kecambah harus bebas dari pengaruh Organisme Pengganggu
Tanaman (OPT)

Langkah aman untuk mendapatkan benih sawit yang berkualitas


adalah dengan memesan langsung pada sumber benih resmi yang
telah mendapat legalitas dari pemerintah. Pertanyaannya kemudian
adalah bagaimana mengetahui suatu sumber benih kelapa sawit yang
dituju resmi atau tidak? Sejauh ini ada delapan sumber benih resmi
yang memproduksi benih kelapa sawit, yaitu:

1. Sungai Pancur I dan Sungai pancur II


2. AVROS, Lame, Yangambi, Langkat, Simalungun
3. PPKS 540 dan PPKS 718,
4. Bah Lias I, Bah Lias II, Bah Lias III, Bah Lias IV
5. Dami Mas I, Dami Mas II, Dami Mas III, Dami Mas IV dan Dami Mas V
6. Topaz I, Topaz II, Topaz III dan Topaz IV
7. Sriwijaya I, Sriwijaya II, Sriwijaya III, Sriwijaya IV, Sriwijaya V dan
Sriwijaya VI
8. TS I, TS II, TS III,

Persyaratan Benih yang baik untuk bibit kelapa sawit harus berasal dari
indukan yang jelas dan berkualitas baik. Saat ini di Indonesia terdapat
10 (sepuluh) produsen benih resmi dalam negeri yang menyediakan
benih untuk bibit kelapa sawit yaitu Pusat Penelitian Kelapa Sawit
(PPKS) Medan, PT London Sumatera (Lonsum), PT Socfin, PT Tunggal
Yunus Estate, PT Dami Mas Sejahtera, PT Bina Sawit Makmur, PT.Tania
Selatan, PT.Bakti Tani Nusantara; PT.Sasaran Ehsan Mekarsari dan
PT.Sarana Inti Prasarana (SAIN).Benih-benih yang dihasilkan oleh
produsen resmi ini telah mengalami proses introduksi yang sedemikian
rupa dan berulang-ulang sehingga menghasilkan kualitas sangat baik,
berasal dari indukan yang jelas asal usulnya.
Menurut Sutopo (2004), terdapat 3 pengertian mutu benih yaitu :

 Mutu genetik, yaitu penampilan benih murni dan spesies atau


varietas tertentu yang menunjukkan identitas genetik dari
tanaman induknya, mulai dari benih penjenis, benih dasar,
benih pokok sampai benih sebar.
 Mutu fisiologis, menampilkan kemampuan daya hidup atau
viabilitas benih yang mencakup daya kecambah dan kekuatan
tumbuh benih. Bermula dari kemampuan daya hidup awal yang
maksimum saat masak fisiologis dan tercermin pula pada daya
simpannya selama periode tertentu, serta bebas dari
kontaminasi hama dan penyakit.
 Mutu fisik, yaitu penampilan benih secara prima bisa dilihat
secara fisik, antara lain dari ukuran yang homogen, bersih dan
kemasan menarik

Varietas unggul kelapa sawit adalah varietas Dura sebagai induk betina
dan Pisifera sebagai induk jantan
DURA x PISIFERA (D xP)

Kebanyakan berbasis pada Deli dura yang berasal dari


– Chemara, Banting, DOA/MARDI/MPOB, Dami, Socfindo, Dabou
Sumber Utama pisifera
– AVROS, NIFOR (Calabar), Ekona, Yangambi, La Me
Kecambah Kelapa Sawit

Pembelian benih harus berasal dari sumber penyedia benih nasional


seperti pada daftar di atas, di luar dari sumber benih diatas, risiko
memperoleh benih palsu atau memperoleh benih terkontaminasi Dura
dan penyakit akan menjadi kenyataan.

Akibat Benih Palsu


Sebelum aktifitas pembukaan lahan dimulai, harus dipastikan bahwa
bahan tanaman kelapa sawit sudah di pesan dari sumber benih yang
diuraikan pada tahap persiapan dimuka. Pemesanan kecambah
sebaiknya dilakukan 3 - 6 bulan sebelum pembibitan dimulai dan
persiapan lapangannya agar disesuaikan dengan jadwal kedatangan
kecambah.Bahan tanaman kelapa sawit disediakan dalam bentuk
kecambah (germinated seed). Untuk kerapatan tanam 130 pohon/ha,
diperlukan 180 - 185 kecambah/ha.

Harga kecambah yang ditawarkan oleh masing masing sumber benih


berbeda beda, dengan kisaran antara Rp 7000 hingga Rp. 11.000,- per
kecambah. Seleksi bibit di pembibitan dalam rangka memilih bibit yang
jagur untuk ditanam di lapangan adalah penting untuk dilakukan agar
potensi produksi yang diharapkan dapat terpenuhi. Oleh karena itu ,
Sumber benih manapun yang dipilih, pemesanan kecambah harus
selalu ditambah 35% - 40% dari jumlah kebutuhan bibit untuk ditanam
di lapangan.

Perlu dipahami, bibit bersifat monumental. Artinya kesalahan bibit


yang dibeli hari ini akan membuat kerugian selama usia tanaman
kelapa sawit atau sekitar 25 tahun. Sementara itu nilai investasi bibit
terhadap total investasi pembangunan perkebunan hanya mencapai 5 %
saja. Jadi mengapa harus mencari bibit yang murah ?
Penanaman Kecambah Kelapa Sawit
Setelah proses menentukan kebutuhan dan pemesanan kecambah
selanjutnya adalah penanaman benih ke dalam polybag. Setelah
semua polybag terisi tanah, kecambah sebaiknya sesegera mungkin
ditanam. Kecambah yang akan ditanam harus direndam terlebih
dahulu dengan larutan fungisida dengan konsentrasi 0,2%.

Kecambah yang ditanam hanya kecambah terpilih dan telah muncul


plumule dan radicle, tumbuh lurus dan berlawanan arah. Panjangnya
tidak boleh lebih dari 10-15 mm.
Tata Cara Persiapan adalah sebagai berikut :

 Siram tanah di polybag sampai jenuh sebelum kecambah


ditanam
 Kantong plastik kecambah dibuka dengan hati-hati dan
letakkan kecambah di baki yang beralaskan goni basah yang
telah direndam dalam larutan fungisida Thiram dengan
konsentrasi 0,2%
 Kecambah diseleksi dan dihitung (% seleksi)

Seleksi Kecambah
Kecambah normal : calon akar (radicule) dan calon batang (plumule)
terlihat jelas, panjangnya 10 - 12 mm.
Radicule berujung tumpul seperti bertudung, agak kasar
Plumule ujungnya tajam seperti tombak

Ciri ciri kecambah yang abnormal :

 Calon akar dan batang (radicle dan plumule) berwarna coklat


(Brown germ)
 Calon akar dan batang (radicle dan plumule) patah (Broken)
 Berkecambah lanjut, Calon akar sudah terlalu panjang (radicle).
Seharusnya cukup 1,5 cm saat yang tepat untuk ditanam.
(Overgrown)
 Pada ujung calon akar dan batang (radicle dan plumule)
berwarna coklat (Chill Damage)
 Calon akar dan batang (radicle dan plumule) terserang
cendawan (Rotting)

Jumlah kebutuhan untuk seleksi kecambah 5.000 kecambah/HK


Pada saat diterima peti harus diletakkan di tempat yang terlindung dari
sinar matahari
Setiap kantong kecambah harus dibiarkan terbuka selama beberapa
menit untuk pergantian udara
Kecambah Abnormal

Tanam Kecambah

 Dengan ibu jari buat lubang tanam sedalam 2-3 cm ditengah


setiap polybag.
 Penanaman kecambah harus memperhatikan posisi radikula
yang akan diposisikan arah ke bawah dan plumula yang akan
diposisikan ke atas
 Kecambah diletakan didasar lubang dengan radicule dibawah
dan tutup dengan tanah maksimum 1 cm.
 Basahi polybag dengan perlahan, agar tidak mengganggu
kecambah yang baru ditanam. Polybag dibasahi sampai jenuh
Tata Cara Tanam

 Benih harus ditanam lebih kurang 1 cm dibawah permukaan


tanah, BENIH TIDAK BOLEH DITANAM TERBALIK ATAU TERLALU
DALAM. Tanam terbalik akan menyebabkan daun Keriting.
 Setelah tanam, harus diberi lapisan Mulch, seperti pecahan
cangkang atau fiber dari pabrik.
 Doubletons – dalam benih yang normal kadang terdapat dua
atau tiga titik tumbuh, hal seperti ini disebut doubletons dan
harus ditanam di polybag kecil
Gambar Orientasi dan Kedalaman Tanam Benih

Umur > 20 hari dalam polybag


Kecambah yang muncul lebih dari satu (doubleton) dapat ditanam
dengan normal dan baru dipisahkan ketika akan di pindahkan ke Large
polybag.
Setiap Bed yang sudah ditanami kecambah harus di beri tanda dengan
plang yang ditempatkan dikedua ujung Bed. Plang memuat nomor
boks, tanggal tanam ke polybag, kode identitas kecambah dan jumlah
bibit yang ditanam
Tahap Perkembangan Kecambah
Pembibitan Kelapa Sawit
Penanaman kelapa sawit harus dengan perencanaa yang matang karena
sekali salah menanam maka efeknya bisa 25 tahun. Bibit kelapa sawit yang
unggul diperoleh dari pemilihan varietas yang unggul, pembelian benih
bersertifikat, penanaman, dan pemeliharaan yang baik.

Pembibitan dapat dilakukan dengan satu tahap atau dua tahap pekerjaan.
Pembibitan satu tahap berarti kecambah kelapa sawit langsung ditanam di
polibag besar atau langsung di pembibitan utama (main nursery). Metode
pembibitan single stage atau pembibitan satu tahapan dimana benih
langsung ditanam pada large bag berukuran 40 cm x 50 cm (tebal 0.2 mm) di
lapangan. Pada awalnya jarak antar large bag diletakkan saling berdekatan
dan ketika bibit berumur 3 bulan baru diletakkan berjauhan dengan jarak
tanam 90 cm x 90 cm x 90 cm.

Pembibitan dua tahap artinya penanaman kecambah dilakukan di pembibitan


awal (pre nursery) terlebih dahulu menggunakan polibag kecil serta naungan,
kemudian dipindahkan ke main nursery ketika berumur 3-4 bulan
menggunakan polibag yang lebih besar (Dalimunthe, 2009).
Metode pembibitan dengan tahapan pre nursery selama 3 bulan dan main
nursery selama 9 bulan. Pada tahapan pre nursery kecambah ditanam pada
baby bag berukuran 14 cm x 23 cm (tebal 0.1 mm) di bedengan dan ketika
berumur 3 bulan bibit dipindahkan menuju main nursery dengan mengganti
polybagnya dengan tipe large bag.

Pembibitan dua tahap (double stage) lebih banyak digunakan dan memiliki
keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan pembibitan satu tahap.
Jika menggunakan pembibitan dua tahap, luasan pembibitan menjadi lebih
kecil dan memungkinkan untuk dibuat naungan.

Keuntungan lainnya, penyiraman menjadi mudah, jadwal pemupukan


menjadi mudah, dan bibit terhindar dari penyinaran matahari secara
langsung sehingga risiko kematian tanaman menjadi kecil. Jika menggunakan
pembibitan satu tahap (langsung menggunakan polibag besar), luas areal
yang dibutuhkan cukup besar dan penggunaan naungan tidak efektif. Selain
itu, proses penyiraman dan pengawasan menjadi lebih sulit karena tidak
semua tanaman dapat dipantau (Dalimunthe, 2009).

Ada banyak hal yang harus diperhatikan dalam mengelola suatu pembibitan
kelapa sawit, diantaranya:

Umur bibit yang dapat ditanam di areal pertanaman :

No Uraian Usia/bln Keterangan

1 Paling Muda 8 -

2 Ideal 12 -

3 Paling Tua 24 Untuk daerah yang rawan hama


gajah, babi, tikus dan Landak
Pemilihan Lokasi pembibitan harus mempertimbangkan :

 Tanah/arealnya rata/datar. Jika areal datar tidak diperoleh dapat juga


digunakan areal bergelombang atau berbukit namun perlu dibuat
teras-teras yang disesuaikan dengan kemiringannya asal saja jaringan
penyiramannya mampu mencapai tempat tertinggi atau terjauh.
 Dekat dengan sumber air dan airnya tersedia sepanjang tahun. Bibit
perlu disiram 2 kali sehari jika tidak turun hujan yaitu dari pagi
sampai pukul 11.00 wib siang dan sore mulai pukul 16.00 wib. Bibit
memerlukan banyak air yaitu 0,25 – 2 liter tergantung dari umur dan
kondisi bibit. Air harus bersih dan tidak beracun.
 Dekat dengan areal yang akan ditanami jika mungkin ditengah lokasi
untuk mengurangi biaya angkutan bibit.
 Drainasenya baik/arealnya tidak tergenang
 Aman dari gangguan hama berupa binatang besar maupun serangga,
dekat dari pengawasan dan mudah dikunjungi
 Dekat dari sumber tanah untuk pengisi kantong plastik (top soil)
karena tiap kantong besar membutuhkan 20-25 kg tanah
Kebutuhan dan Pengadaan Bibit

 Kebutuhan bibit/kecambah sebanyak 140% dari jumlah yang akan


ditanam.
 Perhitungannya adalah :

No Uraian % Tase

1 Seleksi kecambah 2,5%

2 Seleksi di pembibitan awal 10%

3 Seleksi di pembibitan utama 15%

4 Cadangan penyisipan 5%

Kebutuhan Kecambah

 Kebutuhan kecambah = 100/97,5 x 100/90 x 100/85 x 100/95 = 1,40 x


jumlah pohon/ha
 Kerapatan 130 ph/ha (9,4 m) diperlukan kecambah 180/ha
 Kerapatan 143 ph/ha (9,0 m) diperlukan kecambah 200/ha
 Sistem tanam segitiga sama sisi
 Kecambah dibeli 12 bulan sebelum rencana penanaman. Bila rencana
penanaman dalam jumlah banyak, pemesanan sebaiknya bertahap
sesuai dengan fasilitas dan tenaga yang ada.
 Untuk tempat yang agak jauh dari sumber benih, pengangkutan agar
diusahakan dengan cargo (angkutan) udara
 Benih yang sudah diterima agar ditempatkan di tempat yang teduh
kemudian segera ditanam karena paling lama hanya dapat bertahan
3-5 hari dari tempat penghasil benih
 Standard kebutuhan per ha pembibitan tenaga kerja : 5 – 6 hk per
hari
 Kebutuhan benih dan luas pembibitan :

Luas areal Kebutuhan Luas Bibit ke Luas Bibit Yang


yang akan Benih Pembibitan Pembibitan Pembibitan Akan
Ditanami awal (ha) utama utama (ha) Ditanam ke
(ha) Lapangan

500 90.000 0.2 81.000 6 68.850

1000 180.000 0.4 162.000 12 137.700

1500 270.000 0.5 243.000 17 206.650

2000 360.000 0.7 324.000 23 275.400

2500 450.000 0.9 405.000 29 344.250

3000 540.000 1.0 486.000 35 413.100

Sumber data : Lembaga Pendidikan Perkebunan : Kelapa sawit (2004)


Keterangan :
 Perhitungan tersebut menggunakan standar seleksi di pembibitan
awal 10% dan pembibitan utama 15%
 Untuk areal seluas 1 ha dapat digunakan untuk pembibitan awal
sebanyak 500.000 polibag dan pembibitan utama ± 14.000 polibag

Penyiraman Bibit
Sistem penyiraman yang harus digunakan perlu dipertimbangkan :

 Berapa luas pembibitan yang akan dibangun dan berapa lama atau
berapa tahun akan digunakan. Jika penggunaannya cukup lama atau
akan digunakan lebih dari 5 tahun mungkin pemakaian sprinkler akan
lebih menguntungkan karena akan memperkecil biaya penyusutan
dari instalasinya. Demikian pula dengan luasnya, luas hendaknya
sesuai dengan kapasitas pompa yang akan digunakan.
 Bagaimana dengan keadaan areal pembibitan tersebut apakah rata
atau bergelombang. Rata dengan sprinkler lebih baik, bergelombang
dengan semi mekanis akan lebih murah dimana dapat memanfaatkan
tenaga gravitasi. Cara ini dilakukan dengan membangun bak
penampung ditempat yang tertinggi dan baru dialirkan ke tempat
yang lebih rendah
 Berapa jauh sumber air (sungai atau kolam air) dari pembibitan. Jika
cukup dekat penggunaan sprinkler mungkin cukup baik. Jika terlalu
jauh maka perlu pertimbangan lain apakah pompa yang digunakan
mampu.
 Bagaimana dengan persediaan tenaga yang ada. Penggunaan
sprinkler memerlukan tenaga kerja yang lebih sedikit 4.000 bibit/hk
sedangkan secara manual 2.500 bibit/hk
 Berapakah debit air yang ada terutama pada musim kemarau. Untuk
1 ha dibutuhkan lebih dari 77 m3/hari (bibit saja 2,5 liter/hari,
sisanya untuk peresapan dan pengaliran di permukaan)
Pembibitan Awal (Pre Nursery)
Setiap pekebunan besar akan selalu mengupayakan lokasi
pembibitannya sedekat mungkin dengan rencana pengembangan
perkebunan itu sendiri. Area pembibitan harus bersih dan terbebas
dari gulma. Pembersihan area dapat dilakukan manual atau dengan
cara kimia menggunakan herbisida.

Kecambah Sehat harus Bebas Parasit (jamur)


Ketika dalam proses perkecambahan, terindikasi haustarium
berkembang dengan cepat (morphologi akar berubah bentuk akibat
terkena parasit). Berarti parasit secara bertahap mulai akan menguras
nutrisi dari albumen biji dan bila haustarium sudah mengisi seluruh biji,
kehidupan biji berakhir.
Hanya kecambah yang sudah lengkap memiliki radicle dan plumule
yang siap dan boleh ditanam dalam polybag.

-----------------------------------------------------------------------------------
Pre-Nursery

 Ukuran Seedling bed 10 x 1,2 m


 Peletakan polybag 100 x 10
 Daya tampung kecambah per bed = 1000 kecambah’
 Ukuran Polybag = 14 cm x 25 cm x 0,1 cm , dengan 250 lubang
 Jenis Polybag black UV stabilized
 Pengisian Tanah dilakukan 2 minggu sebelum kecambah datang.
Tanah yang digunakan harus Top Soil,
 Pupuk phosphorus (P) dicampur dengan Tanah sebelum di isi
kedalam polybag.
 Fasilitas Penyiraman harus sudah tersedia, sejak kecambah di
tanam pada polybag.
 kebutuhan air per pokok : 0,1 – 0,3 liter/hari

-------------------------------------------------------------------------------------
1. Persiapan Areal

 Areal yang sudah di buka (LC) dibersihkan dan diratakan


 Kebutuhan bahan/tenaga : Manual 20 HK/Ha dan mekanis 6 JKT
(Jam Kerja Traktor) per ha
 Kebutuhan areal 1 m2 untuk 70 bibit pada pembibitan awal
2. Membuat Bedengan

 Ukuran bedengan : lebar bedengan 1,2 m ; jarak antar


bedengan 0,8 m
 Jumlah bibit dalam satu bedengan : 840 bibit
 Kebutuhan tenaga untuk membuat bedengan : 1,5 HK/bed
 Tepi bedengan diberi batas dengan bambu atau papan
 Jumlah bahan digunakan : 4 bambu @ 6 m dan 5 papan/bed

3. Menabur Pasir

 Bedengan ditaburi pasir secara merata sampai setebal 2 cm


 Jumlah kebutuhan pasir : 0,3 m3/bed
 Jumlah kebutuhan tenaga kerja : 0,2 HK/bed
4. Meracun Serangga

 Dua hari sebelum digunakan bedengan disemprot dengan


insektisida, contoh Sevin atau Thiodan
 Jumlah dan jenis bahan digunakan : Sevin 85 EC dosis : 5 cc/l
air/bed
 Jumlah kebutuhan tenaga kerja : 1 HK/30 bed

5. Naungan

 Pada tahap awal bibit harus diletakkan di bawah naungan,


setelah dua daun keluar (1,5 bulan) naungan dapat dikurangi
sebesar 50% dan setelah daun ketiga keluar (2,5 bulan)
naungan harus sudah dihilangkan.
 Luas naungan minimal sebesar bedengan dengan tinggi ± 2 m
 Bentuk naungan : tiang dibuat dari bambu atau besi siku
setinggi 2 m, dan jarak antar tiang 3 m. Atap dari pelepah
kelapa sawit atau dari shadownet.
 Jumlah bahan yang digunakan : 7 bambu/bed @ 6 m dan 10
pelepah/bed
 Jumlah kebutuhan tenaga kerja membuat naungan : 1 HK/bed
6. Mengumpulkan Tanah/Media Tanam

 Media tanam menggunakan top soil (kedalaman 20-30 cm)


tanah mineral dengan tekstur lempung, kecuali di areal gambut
dapat menggunakan tanah gambut
 Tanah diayak dengan saringan kawat 2 cm agar bersih dari akar,
rumputan, batuan dan sampah lainnya.

 Hasil pengayakan ± 60% (dari 1m3 diperoleh ± 1.000 kg tanah)


 Bila tanah terlalu padat/liat dicampur dengan pasir
perbandingan 3:1
 Media tanam harus dicampur dengan 50 kg pupuk RP per ± 2
m3 tanah (± 1.000 polybag kecil)
 Jumlah kebutuhan tenaga kerja untuk mengumpulkan tanah
secara manual 1,5 m3/HK sedangkan secara mekanis 8 JKT/Ha
 Jumlah kebutuhan tenaga kerja untuk mengayak 3 m3/HK

7. Ukuran Polybag

 Ukuran polybag kecil 0,075 mm x 15 cm x 23 cm lay flat, warna


hitam
 Setelah diisi berukuran : diameter ± 10 cm dan tinggi ± 17,5 cm
 Lubang polybag berjumlah 12-24 dengan diameter 0,5 cm
 1 kg Plb ± 200 lembar polybag kecil
8. Mengisi Polybag

 Empat minggu sebelum penanaman kecambah, polybag harus


sudah diisi tanah dalam jumlah cukup
 Guncang polybag pada saat pengisian untuk memadatkan
tanah dan diisi sampai mencapai ketinggian 1 cm dari bibir
polybag
 Polybag disiram air setiap hari sampai tampak jenuh sebelum
dilakukan penanaman dan diisi kembali dengan tanah bila
diperlukan
 Jumlah tanah adalah 1 kg per polybag
 Jumlah kebutuhan tenaga kerja pengisian polybag 400 unit/HK

9. Menyusun di Bedengan

 Polybag harus disusun secara tegak dan rapat di bedengan.


 Tiap 1 m2 dapat memuat 70 polibag atau 840
polybag/bedengan
 Diusahakan air tidak akan menggenangi di bedengan dengan
mengikis permukaan tanah yang tidak datar
 Jumlah tenaga kerja untuk menyusun polybag adalah 1.000
unit/HK

10. Seleksi Kecambah

 Kecambah normal : calon akar (radicula) dan calon batang


(plumula) terlihat jelas, panjangnya 8-25 mm.
 Radicula berujung tumpul seperti bertudung, agak kasar
 Plumula ujungnya tajam seperti tombak
Kriteria kecambah yang abnormal :
- Calon akar/batang patah
- Calon akar/batang tidak tumbuh
- Calon akar/batang membengkok
- Calon akar/batang tumbuh satu arah
- Calon akar/batang busuk terserang cendawan
- Calon akar/batang layu karena terlalu kering

 Jumlah kebutuhan untuk seleksi kecambah 5.000 kecambah/HK


 ada saat diterima peti harus diletakkan di tempat yang
terlindung dari sinar matahari
 Setiap kantong kecambah harus dibiarkan terbuka selama
beberapa menit untuk pergantian udara

11. Menanam Kecambah

 Siram tanah di polybag sampai jenuh sebelum kecambah


ditanam
 Kantong plastik kecambah dibuka dengan hati-hati dan
letakkan kecambah di baki yang beralaskan goni basah yang
telah direndam dalam larutan fungisida Thiram dengan
konsentrasi 0,2%
 Kecambah diseleksi dan dihitung (% seleksi)
 Penanaman kecambah harus memperhatikan posisi radikula
yang akan diposisikan arah ke bawah dan plumula yang akan
diposisikan ke atas
 Kecambah ditanam dengan kedalaman sekitar 2-3 cm di bawah
permukaan tanah polybag (dilobang dengan ibu jari)
 Polybag disiram sampai jenuh setelah kecambah ditanam
 Diberi naungan sesuai iklim setempat
 Sebaiknya penanaman dilakukan secara beregu.
 Kecambah yang memiliki persilangan yang sama ditanam pada
bedengan yang sama.
 Jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk menanam
kecambah 1.000 bbt/HK
12. Penyiraman

 Bibit disiram 2 x sehari


 Penyiraman dilakukan pagi dan sore selama 30 menit
mengunakan sumisansui
 Jam penyiraman : 07.00 wib – selesai paling lambat jam 11.00
wib; sore hari jam 15.00 wib – selesai
 Bila malam sebelumnya turun hujan (> 8 mm) dan tanah di
polybag masih basah maka penyiraman hanya dilakukan sore
hari saja.
 Bila pagi harinya hujan turun (> 10 mm) maka tidak perlu
penyiraman pagi dan sore.
 Jumlah tenaga kerja yang diperlukan 13.500 bbt/HK (16 bed/HK)

13. Pengendalian Gulma

 Dilakukan 1 x tiap 2 minggu


 Cara pelaksanaan adalah manual tidak boleh dengan herbisida
 Pengendalian dengan mencabut rumput dan gulma lain di
dalam polibag dan yang berada di antara polibag
 Sekaligus melakukan konsolidasi dengan menambah tanah
pada polibag apabila kekurangan.
 Jumlah tenaga kerja yang diperlukan 13.500 bibit/HK atau 16
bed/HK

14. Pemeliharaan Drainase

 Mengalirkan air yang tergenang di areal pembibitan


 Diperiksa agar air jangan tergenang di polybag
 Jumlah tenaga kerja yang diperlukan 6-8 ha/HK
 Rotasi yang diperlukan 1 x /minggu
15. Pemupukan

 Minggu genap (minggu ke 4, 6, 8, 10, 12) dengan pupuk


majemuk (contohnya Rustika) 15.15.6.4 konsentrasi 0,2% (2gr/l
air)
 Minggu ganjil (minggu ke 5, 7, 9, 11) dengan urea 0,2%
 Cara dilarutkan pupuk dalam gembor : 10 gr Urea atau 10 gr
pupuk majemuk dalam 5 liter air untuk 500 bibit
 Pemupukan dilakukan pagi hari setelah selesai penyiraman
pertama/pagi
 Jumlah kebutuhan tenaga kerja 8.400 bibit/HK atau 10 bed/HK

Aplikasi Pemupukan di Pre-nursery (gram/bibit/minggu )


18-12-5 (NPK); MOP 60% (K) and kieserite (Mg)

16. Konsolidasi Bibit

Dilakukan 1 kali/minggu meliputi :


- Menambah tanah yang kurang
- Menegakkan polibag yang miring
- Menukar bibit yang mati dengan bibit pada bedengan terakhir yang
biasanya tidak penuh
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan 4.000 bibit/HK atau 5 bed/HK
17. Pengendalian Hama dan penyakit

Pengamatan hama ataupun penyakit dilakukan setiap hari.


Pengendalian dilakukan dengan cara manual.
Apabila gangguan hama/penyakit sudah pada tingkat yang lebih berat
maka dilakukan dengan penyemprotan insektisida, fungisida dengan
rotasi 1 kali/minggu.
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan 8.400 bibit/HK atau 10 bed/HK.

18. Tata cara seleksi Bibit di pre-nursery

Diakhir tahap pre nursery, bibit normal ditunjukkan dengan munculnya


helai daun sebanyak tiga hingga - empat lembar.
Masing masing helai daun memiliki ukuran yang berbeda dan yang
lebih dulu muncul akan selalu lebih besar dari yang terakhir muncul.
Tinggi bibit dengan daun yang sudah membuka secara penuh adalah
sekitar 20 – 25 cm.

Sebelum memindahkan bibit ke main nursery, harus dilakukan seleksi


untuk membuang bibit bibit yang abnormal seperti bibit dengan daun
bergaris kuning (Chimaera), daun keriting (crinkled leaf ), daun melintir
(twisted leaf), daun lancip(grass leaf), bentuk daun tidak normal
(Colante), daun menggulung (Rolled leaf) dan lain lain.

 Angkat dan singkirkan semua bibit afkir dari bedengan sebelum


dilakukan pemindahan bibit sehat ke polybag besar
 Musnahkan semua bibit afkir
 Catat dan laporkan bibit yang diafkir
 Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan 5.000 bibit/HK
19. Standar Pertumbuhan Bibit kelapa sawit

20. Beberapa ciri Fisik bibit yang di-afkir

 Pucuk bengkok atau daun berputar : akibat penanaman


kecambah yang terbalik atau faktor genetik
 Daun lalang atau daun sempit (narrow grass leaf) : akibat faktor
genetik
 Daun kerdil dan sempit (stump/little leaf)
 Daun menyempit dan tegak (acute/erect leaf)
 Daun yang menggulung (rolled leaf) : akibat factor genetic
 Daun berkerut/keriput (crinkle leaf) : akibat factor genetic
 Daun melipat (collante) : akibat kekurangan air
 Bibit kerdil (stunted) : akibat factor genetic
 Chimaera : sebagian atau seluruh daun secara seragam
berubah pucat atau bergaris kuning terang yang sangat kontras
dengan warna hijau gelap dan jaringan yang normal
 Bibit dengan serangan penyakit berat
Prosentase Kegagalan Bibit
Angka maksimum kegagalan di pre nursery yang dapat diterima adalah
sebagai berikut :

No Jenis Kegagalan Bibit %

1 Kecambah rusak dan gagal tumbuh 5

2 Bibit Abnormal 10

Total 15

Dengan angka maksimum kegagalan tersebut, dapat diperhitungkan


bahwa bila sebanyak 200 kecambah dicadangkan untuk tanam per
1(satu) Ha kebun, maka di akhir tahap pre-nursery, dari setiap 200
kecambah, hanya akan menghasilkan bibit yang siap pindah ke main
nursery sebanyak :

200 – ( 200 X 15 % ) = 170 bibit/ha

Dalam 1 bulan di prenursery, muncul helai daun pertama yang


bersamaan dengan munculnya akar primer yang pertama.

4 bulan setelah tanam, akan muncul tiga hingga empat helai daun
terbuka dan sistim perakaran yang lengkap, akar primer, sekunder dan
akar tersier.

Dengan kondisi seperti ini, maka bibit sudah siap di pindahkan ke


polybag besar di main nursery.
Pengendalian Hama Dan Penyakit Utama di
Pre Nursery
Pada prinsipnya pengendalian hama dan penyakit di Pre Nursery
bersifat pencegahan yang dilakukan secara rutin setiap minggu sekali.
Hal yang terpenting dalam pengendalian hama dan penyakit di Pre
Nursery adalah tidak menggunakan semua Fungisida yang
mengandung ikatan Tembaga (coper), Air raksa (mercury) dan Timah
(tin).

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk menciptakan


lingkungan tumbuh yang baik terutama mengurangi kelembaban dan
menghilangkan sumber infeksi antara lain:

 Mengurangi pelindung.
 Membuang bagian bibit yang sakit dengan pisau yang steril.
 Bibit yang terinfeksi berat dibongkar dan dibakar.
 Tanah pengisi kantong plastik harus bebas dari Infeksi hama
dan penyakit.
 Bahan pelindung dipilih yang bebas hama dan penyakit.
 Menghindarkan penggunaan bambu untuk pagar pembibitan
karena akan menjadi sarang tikus.

Tindakan pemberantasan merupakan salah satu tindakan untuk


membasmi hama atau penyakit. Jenis Hama yang umum dijumpai
antara lain:
Hama yang umum menyerang Bibit Kelapa Sawit yaitu: Kumbang
Malam, kutu daun, tengu, ulat api, ulat kantong, belalang, semut,
jangkrik, keong dan tikus. Untuk penanggulangan hama dapat
dilakukan dengan penyemprotan Insektisida konsentrasi 0,1 % seperti
Matador dan Decis. Penggunaan jenis Insektisida dilakukan secara
bergantian untuk menghindari kekebalan terhadap satu jenis
Insektisida. Misalnya minggu pertama menggunakan jenis Matador
untuk minggu kedua menggunakan Decis. Hama semut dikendalikan
dengan menaburkan HCH Powder disekeliling bedengan.

Hama Kumbang Malam (Apogonia) berwarna hitam polos, panjangnya


1,2 cm, tidak berbulu, merupakan hama umum di pembibitan kelapa
sawit. Kumbang memakan daun dari tepi anak-anak daun, menyerang
terutama pada jam-jam awal malam hari. Pada siang hari kumbang
bersembunyi 1-2 cm di bawah permukaan tanah. Tingkat populasi
kritis 15 kumbang per bibit.

Pengendaliannya dengan mencari di tanah di dalam atau di luar


polybag bibit, penaburan insektisida granuler sebanyak 4-5
g/bibit/bulan, atau penyemprotan dengan insektisida pada malam hari.
atau dengan menggunakan perangkap waktu malam hari dengan alat
penerang misalnya obor atau senter atau membersihkan areal
disekitar pembibitan dari sampah dan rerumputan.
Bibit muda harus dilindungi dari semut, rayap dan jangkrik. Untuk
pencegahannya, taburkan tepung deltametrin di sekeliling tanaman.
Serangga pemakan daun yang merusak bibit muda dapat dikendalikan
dengan penyemprotan 0,8 hingga 1,0 gram carbaryl atau 0,024 gram
deltamethrin per liter air bersih yang cukup untuk setiap satu bed.

Keong atau siput dikontrol dengan pellet metaldehyde yang ditabur


secara acak di sekitar masing masing bed. Serangan Tikus, dikendalikan
dengan racun anticoagulant.

Jenis Penyakit yang umum menyerang Pre Nursery:


Penyakit Akar dan Daun yang disebabkan oleh bermacam macam
jamur dan cendawan.
Untuk penanggulangannya menggunakan fungisida seperti Zineb,
Maneb dengan konsentrasi 200-300 gr per 100 liter air.

Dalam pemakaian alat semprot perlu diperhatikan agar alat semprot


yang digunakan adalah khusus dan jangan dipakai untuk penggunaan
lain. Misalnya alat bekas pemakaian herbisida tidak boleh digunakan
untuk alat penyemprotan hama dan penyakit.

Penyakit utama di pre nursery yang sering timbul adalah serangan


fungi sebagai akibat kelembaban yang terlalu tinggi. Aerasi yang baik
akan mengurangi risiko serangan fungi. Namun, bagaimanapun aplikasi
fungisida untuk pencegahan perlu dilakukan dua kali sebulan dengan
larutan mancozeb atau chlorothalonil sebanyak 2 gram per liter air
bersih yang cukup untuk setiap satu bed.

Membuka Naungan
Untuk tujuan aklimatisasi, kecambah perlu mendapat penyinaran
matahari penuh, oleh karenanya, setelah dua daun keluar (1,5 bulan)
naungan dapat dikurangi sebesar 50% dan setelah daun ketiga keluar
(2,5 bulan) naungan harus sudah dihilangkan total.
Gejala dari setiap jamur penyebab penyakit di bibitan adalah sebagai
berikut.

1. Botryodiplodia
Bercak daun dimulai dari ujung daun. Becak-becak kecil dan transparan
dan mudah dimonitor dengan penembusan sinar matahari. (Gb 1)
Bahagian tengah dari bercak menjadi kelabu atau coklat gelap kertas
dengan banyak titik hitam. mewakili tubuh buah (picnidia) dari jamur
tersebut.

2. Culvularia
Mula-mula pathogen ini menyerang daun pupus yang belum membuka
atau dua daun yang termuda yang sudah membuka.
Gejala pertama adanya becak bulat kecil, berwarna kuning tembus
cahaya, yang dapat dilihat pada kedua sisi permukaan daun. Bercak
kecil menjadi membesar tetapi tetap bulat dan warnanya sedikit demi
sedikit berubah jadi coklat muda. Pusat becak-becak jadi mengendap.
Bahagian becak menjadi coklat tua dikelilingi halo berwarna jingga
kekuningan. Dengan infeksi berat daun paling tua akan mengering,
menjadi keriting rapuh, namun becak tetap berwarna coklat tua.
Penyakit ini dapat menghambat partumbuhan bibit tetapi tidak
mematikan bibit. (Gbr 2)

3. Drechslera halodes
Mula-mula timbul pada pupus atau daun pertama yang baru saja
membuka, terbentuk becak kecil hijau pucat, lalu menjadi hijau jernih
yang dikelilingi halo lebar berwarna hijau kekuningan dan tidak
berbatas tegas. (Gb 3) Ditengah bercak dapat dilihat satu titik
berwarna coklat. Bercak-bercak ini dapat bersatu dengan bentuk tidak
teratur, berwarna hitam kelabu.

4. Helminthosporium
Cendawan ini menunjukkan gejala-gejala yang berbeda. Kadang-
kadang menghasilkan bercak kecil, berwarna coklat, tidak disertai
dengan klorosis, dan bercak tidak membesar. Bagaimanapun dia dapat
juga menyebabkan bercak memanjang.
DAUR PENYAKIT

 Pathogen penyakit daun terdapat dimana-mana.


 Infeksi dimulai dari ujung atau tepi daun Penyakit kemudian
menyebar dari daun-daun terinfeksi ke daun-daun sehat.
 Infeksi dapat terjadi dengan pencaran oleh air waktu hujan dan
penyiraman bibit.

FAKTOR MEMPENGARUHI PENYAKIT

 Infeksi akan lebih mudah terjadi jika ada pelukaan pada daun.
 Daun terserang oleh tungau atau kutu biasanya diikuti oleh
infeksi.
 Penyakit meningkat karena kelembaban tinggi, terlalu banyak
penyiraman, naungan yang terlalu berat dan jarak tanam bibit
yang terlalu rapat.
 Kandungan nitrogen tinggi dan kekurangan hara akan
mempercepat serangan penyakit.
 Pembibitan dengan perawatan optimal sangat jarang terserang
oleh penyakit.
 Beberapa faktor yang menyebabkan penyakit
 Transplanting shock saat di pindahkan dari prapembibitan ke
pembibitan utama atau dari pembibitan utama ke lapangan,
dapat mengurangi ketahanan bibit, mungkin juga terjadi
kerusakan akar.
 Bibit terlalu lama di prapembibitan juga akan terkena penyakit.
 Keadaan hara yang tidak seimbang. Kekurangan nitrogen dan
magnesium akan mengurangi ketahanan bibit. Bibit yang
ditanam ditanah gambut sangat rentan terhadap penyakit ini.
 Kekurangan air dalam polybag akan menyebabkan bibit lebih
rentan terhadap penyakit, khususnya pada waktu kelembaban
udara tinggi.
 Antara bibit-bibit terdapat perbedaan genetic Bibit yang lebih
lambat pertumbuhannya akan lebih rentan terhadap penyakit
ini.
PENGENDALIAN PENYAKIT

 Patogen tidak akan menyerang bibitan jika persiapan


pembibitan dilaksanakan secara baik.
 Untuk menghindari pelukaan pada daun oleh serangga seperti
tungau dan kutu, maka serangga ini harus dikontrol
 Jika ada ledakan serangan penyakit di bibitan, harap ikuti
rekomendasi di bawah ini:
 Untuk mengurangi infeksi, semua sumber atau daun-daun yang
sudah busuk digunting dan dimusnahkan atau dibakar.
 Bibit yang terserang berat harus disingkirkan dari pembibitan
dan dimusnahkan.
 Jika bibit-bibit di pre nursery sudah terserang berat, maka bibit-
bibit ini harus segera dipindahkan ke pembibitan utrama.
 Jika penyakit masih terus berkembang, pemberian fungisida
harus dilakukan seperti dibawah ini:
 Kedua fungisida diatas harus dipakai secara bergantian dengan
interval 1 minggu yang disemprotkan ke daun selama 4 minggu.
Jika serangan pada daun muda atau daun yang belum
membuka sudah menurun, maka interval penyemprotan dapat
diturunkan menjadi 10 hari sekali.
 Pemberian fungisida harus dihentikan jika daun tombak atau
daun yang baru membuka sudah bebas dari pathogen-patogen.
Pembibitan Utama (Main Nursery)
Bibit dipindahkan ke dalam polibag besar, dipelihara selama 9 – - 12
bulan sampai siap untuk dapat ditanam.

Main Nursery
 Persiapan fasilitas Penyiraman harus sudah selesai 1 bulan
sebelum pemindahan bibit dari pre nursery ke main nursery.
 Pengisian tanah di polybags harus sudah selesai untuk
menerima pemindahan bibit dari pre nursery sesuai jumlah
bibit yang akan dipindahkan dan terus berlanjut sampai siap
untuk menampung semua kecambah.
 Ukuran Polybag 50 cm x 40 cm x 0,2 cm, 500 lubang , jenis
black UV stabilized)
 Pompa dan mesin berkapasitas 30 kva untuk melayani 10 ha
bibit di main nursery
 Jumlah pipa dan perlengkapannya harus di hitung sesuai design
di lapangan.
1. Persiapan Areal
 Areal Pembibitan dekat dengan sumber air atau sungai
 Areal datar dengan penggunaan areal 1 ha untuk 14.000 bibit
 Dibuat parit drainase mengikuti pipa sekunder dari jaringan
pipa penyiraman
 Ukuran parit lebar dasar 30 cm, lebar atas 70 cm, dalam 40 cm
 Bila penyiraman dengan sprinkler hendaknya dibuat dulu
desainnya dan penempatan pipa-pipanya
 Bila diperlukan buat pagar keliling 150 m dengan kawat. Jarak
antara tiang 3 m, tinggi pagar 1,5 m
 Jumlah tenaga kerja untuk membuat pagar 100 m/HK
 Transplanting ke main nursery dilakukan pada bibit berumur 3-
4 bulan atau memiliki 4-5 helai daun

2. Memancang
 Umur bibit 8-10 bulan : jarak pancang 70 x 70 x 70 cm (23.000
bibit/ha)
 Umur bibit ≥ 10 bulan : jarak pancang 90 x 90 x 90 cm (14.000
bibit/ha)
 Kebutuhan tenaga kerja memancang 1.000 pancang/HK

3. Mengumpulkan Tanah
 Metode sama dengan pembibitan Pre-Nursery
 Tanah di polybag besar harus dilubangi dan selanjutnya
dimasukkan 100 g pupuk RP ke lubang polybag besar sebelum
bibit ditanam
4. Ukuran Polybag
 Ukuran polybag besar adalah 0,15 mm x 35 cm x 50 cm lay flat
 Setelah diisi tanah diameter ± 23 cm dan tinggi ± 39 cm ; warna
hitam
 Lubang empat baris perforasi berjarak 5 cm x 5 cm
 Tebal polibag harus merata tidak ada tebal tipis

5. Mengisi Polybag
 Polybag harus sudah siap diisi tanah minimal 4 minggu sebelum
transplanting dari PN untuk mendapatkan tingkat kepadatan
tanah yang stabil.
 Polybag harus dibalik sebelum diisi tanah agar polybag dapat
berdiri tegak dan silindris
 Persiapan media tanam dan isikan ke dalam polybag. Hindarkan
pemadatan tanah dalam polybag dengan cara menekan kuat ke
arah bawah
 Guncang polybag pada waktu pengisian untuk memadatkan
tanah dan mencegah agar tidak ada bagian yang mengkerut
atau terlipat sehingga ketinggian tanah dapat mencapai 2,5 cm
dari bibir polybag.
 Jumlah polybag 1 kg = 18 lembar; 1 plb ± 20 kg
 Jumlah tenaga kerja yang diperlukan 100 unit/HK

6. Menyusun Polybag
 Polybag disusun di areal bibitan yang sudah dipancang
 Menyeragamkan cara peletakan (contoh di selatan pancang).
Pancang tidak boleh dicabut
 Setiap 5 baris dikosongkan 1 baris untuk jalan pemeliharaan
bibit
 Kedua tangan pekerja harus berada pada dasar polybag dan
tidak dibenarkan 1 tangan menyengkeram bibit polybag bagian
atas
 Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 100 – 150 unit/HK
7. Menanam/Transplanting di Polybag Besar
 Tanah di polybag dilubangi sebesar ukuran polybag kecil
dengan alat berupa bor tanah atau yang dibuat dari pipa 4 inch
 Jumlah tenaga kerja untuk melubangi 250 unit/HK
 Bibit yang telah memenuhi syarat (umur 3 bulan, daun 3-4,
bentuk sempurna) diangkut dengan kotak papan, diecer ke
tempat polybag
 Jumlah tenaga kerja untuk mengecer 700 bibit/HK
 Penanaman dilakukan : bibit di polybag kecil dipegang miring,
dasarnya disayat keliling kemudian dilepas. Dimasukkan ke
dalam lubang polybag besar. Sambil menahan bibit polybagnya
ditarik/dilepas. Tanah diratakan dan dipadatkan
 Jumlah tenaga kerja untuk menanam 100 bibit/HK

8. Penyiraman Bibit
 Bibit disiram 2 kali/sehari : pagi; jam 7.00 – selesai selambat
lambatnya jam 11.00, sore jam 15.00 – selesai
 Jumlah tenaga kerja 2.500 bibit/HK
 Apabila malam sebelumnya turun hujan dan tanah di polibag
masih basah maka penyiraman hanya dilaksanakan sore hari.
Bila hujan pagi hari cukup lebat (> 10 mm) maka sampai sore
bibit tidak perlu disiram.
 Kebutuhan air bibit : 1-3 bl = 1.0 ltr; 3-6 bl = 1.5 ltr; > 6 bl = 2 ltr

9. Pengendalian Gulma
 Dilakukan 2 minggu sekali
 Penyiangan dilakukan dalam polibag dan di luar polibag
 Dalam polibag penyiangan dilakukan secara manual
 Di antara polibag rumput-rumput disemprot dengan 2 kg
karmex + 2,2 ltr gramoxone/450 ltr air/ha bibitan
 Tenaga kerja diperlukan untuk penyiangan 0,7 ha/HK atau
8.000 bibit/HK
10. Pemberian Mulsa
 Pada daerah yang terlalu kering/panas, bibit dalam polybag
harus diberi mulsa
 Mulsa diberikan secara merata di atas permukaan tanah dalam
polybag segera setelah bibit ditanam
 Mulsa yang dianjurkan adalah cangkang, jerami ataupun lalang
kering
 Jumlah cangkang sawit yang diperlukan 0,5 kg/polibag
 Jumlah tenaga kerja diperlukan adalah 2.500 bibit/HK

11. Konsolidasi Bibit


 Konsolidasi bibit dilakukan 1x/bulan
 Menegakkan polibag-polibag yang miring
 Mengganti/membalut polibag yang pecah
 Menambah tanah di polybag (hanya sampai umur 6 bulan)
 Jumlah tenaga kerja diperlukan 2.000 bibit/HK

12. Pemeliharaan Parit drainase


 Mengalirkan air yang tergenang 1 kali/minggu
 Mendalamkan parit pada ukuran semula
 Jumlah tenaga kerja yang diperlukan 6-8 ha/HK

13. Pemupukan
 Dimulai pada minggu ke 2 setelah bibit di transplanting
 Jenis pupuk : pupuk majemuk NPK 15.15.6.4 dan NPK
12.12.17.2 serta pupuk Kieserite atau Dolomit
 Jumlah tenaga kerja yang diperlukan 3.000 bibit/HK atau 5
HK/ha bibit

Cara pemupukan
 Buat takaran pupuk sesuai dengan dosis
 Pupuk ditaburkan merata pada permukaan tanah di polybag
melingkar/keliling sejauh 10 cm dari bibit
 Pupuk tidak boleh menyentuh bibit
 Pelaksanaan setelah penyiraman pertama
Keterangan :
R I = NPK 15.15.6.4
R II = NPK 12.12.17.2
K = Kieserite
D = Dolomit
Sumber data : Lembaga Pendidikan Perkebunan : Kelapa sawit (2004)
14. Seleksi Bibit
 Seleksi dilaksanakan dengan tahapan umur bibit 6, 9, 12 bulan
dan pada persiapan pengiriman bibit ke lapangan
 Tata cara pelaksanaan seleksi bibit :
 Berikan tanda dengan cat warna putih di polybag setiap bibit
afkir/abnormal
 Catat dan dibuat berita acara semua bibit afkir
 Bibit afkir dikeluarkan dari blok bibitan dan dimusnahkan,
jumlah bibit afkir selama di main nursery antara 10-15 %
 Jumlah tenaga kerja dibutuhkan 3.000 bbt/HK

15. Ciri bibit abnormal di Main Nursery


 Kerdil (runt/stunted) Bibit yang pertumbuhan vegetatifnya jauh
lebih kecil dibandingkan dengan bibit sehat seumurnya

 Bibit erect Faktor genetis, daun tumbuh dengan sudut yang


sangat sempit/tajam terhadap sumbu vertikal sehingga seperti
tumbuh tegak.
 Bibit yang layu dan lemah (limp) Penampilan pucat dan
pertumbuhan daun muda cenderung lebih pendek dari yang
seharusnya
 Bibit flat top, Faktor genetik, daun yang baru tumbuh dengan
ukuran yang makin pendek dari daun tua, sehigga tajuk bibit
terlihat rata

 Short internode, Jarak antara anak daun pada tulang pelepah


(rakhis) terlihat dekat dan bentuk pelepah tampak pendek
 Wide internode, Jarak antara anak daun pada rakhis terlihat
sangat lebar. Bibit terlihat sangat terbuka dan lebih tinggi dari
normal
 Anak daun yang sempit (narrow leaf) Bentuk helai daun
tampak sempit dan tergulung sepanjang alur utamanya (lidi)
sehingga bentuknya seperti jarum

 Anak daun tidak pecah (juvenile) Helai anak daun tetap bersatu
seluruhnya atau tidak pecah
 Daun berkerut (crinkle leaf) Daun terlihat berkerut. Gejala
berat akibat factor genetic, gejala ringan disebabkan karena
kekurangan air

 Chimaera Sebagian atau seluruh daun secara seragam berubah


menjadi pucat atau bergaris kuning terang yang sangat kontras
dengan warna gelap dari jaringan yang normal
 Crown Diseases Faktor genetik, pelepah bengkok dan mudah
patah
 Blast Bibit berubah secara progresif ke arah coklat dan perlahan
dimulai dari daun yang tua bergerak ke daun yang lebih muda

 Terserang hama dan penyakit Terserang busuk pucuk dan


hama/penyakit yang harus dipisahkan

16. Persiapan Pemindahan Bibit ke Lapangan

 Pemutaran bibit (rotating) Bibit diputar pada tempatnya dua


minggu sebelum dikirim ke lapangan. Setelah bibit diputar
harus disiram air dengan cukup setiap hari sampai waktu
pengiriman ke lapangan
 Perlakuan Bibit untuk Persiapan Pengangkutan Menjelang
persiapan tanam bibit dikumpulkan rapat, setiap kelompok
terdiri 100-200 bibit. Bibit disusun satu lapis di atas truk dan
disiram sebelum berangkat ke lapangan
Penyiraman dan Irigasi Pembibitan
Jaringan irigasi diperlukan sebagai sarana pengairan untuk menyiram
bibit di main nursery. Alat dan bahan untuk sistem penyiraman harus
sudah terpasang dan siap pakai sebelum penanaman. Instalasi
penyiraman di main nursery sebagai berikut:
1. Secara manual, air dihisap dari sungai menggunakan pompa air
dan dialirkan ke lokasi pembibitan melalui pipa dan selang.
2. Sprinkler menggunakan pipa induk, pipa utama, dan pipa
distribusi.
3. Setiap sambungan dilengkapi stand pipes yang terpasang
berdiri dan ujungnya dilengkapi dengan nozzle yang
memancarkan air secara berputar.
4. Setiap pipa distribusi memiliki 8-9 sprinkler yang berjarak 9-18
meter.
5. Kebutuhan air sekitar 75 m3 /ha/hari, efisiensi 30-40% dengan
pompa air berdaya pancar 45 psi. kekuatan pompa 18-20 horse
power untuk 8 hektar pembibitan (Sunarko, 2009).

Kebutuhan Air per Bibit

 Pembibitan awal, kebutuhan air per pokok : 0,1 – 0,3 liter/hari


 Apabila tidak turun hujan, maka penyiraman perlu dilakukan
sebanyak 4 mm air per polybag setiap 2 hari sekali. Penyiraman
dengan mesin pompa tidak boleh dilakukan agar akar muda
tidak terganggu. Penyiraman harus dilakukan dengan dengan
semprotan yang halus, akan lebih baik bila menggunakan
gembor secara manual.
 Bibit disiram 2 x sehari
 Jam penyiraman : 07.00 wib – selesai paling lambat jam 11.00
wib; sore hari jam 15.00 wib – selesai
 Bila malam sebelumnya turun hujan (> 8 mm) dan tanah di
polybag masih basah maka penyiraman hanya dilakukan sore
hari saja.
 Bila pagi harinya hujan turun (> 10 mm) maka tidak perlu
penyiraman pagi dan sore.
 umlah tenaga kerja yang diperlukan 13.500 bbt/HK (16 bed/HK)

Sistem penyiraman yang harus digunakan perlu dipertimbangkan :

 Berapa luas pembibitan yang akan dibangun dan berapa lama


atau berapa tahun akan digunakan. Jika penggunaannya cukup
lama atau akan digunakan lebih dari 5 tahun mungkin
pemakaian sprinkler akan lebih menguntungkan karena akan
memperkecil biaya penyusutan dari instalasinya. Demikian pula
dengan luasnya, luas hendaknya sesuai dengan kapasitas
pompa yang akan digunakan.
 Bagaimana dengan keadaan areal pembibitan tersebut apakah
rata atau bergelombang. Rata dengan sprinkler lebih baik,
bergelombang dengan semi mekanis akan lebih murah dimana
dapat memanfaatkan tenaga gravitasi. Cara ini dilakukan
dengan membangun bak penampung ditempat yang tertinggi
dan baru dialirkan ke tempat yang lebih rendah
 Berapa jauh sumber air (sungai atau kolam air) dari pembibitan.
Jika cukup dekat penggunaan sprinkler mungkin cukup baik.
Jika terlalu jauh maka perlu pertimbangan lain apakah pompa
yang digunakan mampu.
 Bagaimana dengan persediaan tenaga yang ada. Penggunaan
sprinkler memerlukan tenaga kerja yang lebih sedikit 4.000
bibit/hk sedangkan secara manual 2.500 bibit/hk
 Berapakah debit air yang ada terutama pada musim kemarau.
Untuk 1 ha dibutuhkan lebih dari 77 m3/hari (bibit saja 2,5
liter/hari, sisanya untuk peresapan dan pengaliran di
permukaan).
Pengendalian Hama dan Penyakit di Main
Nursery
 Pengamatan dilakukan secara rutin 1 x/minggu untuk
mengetahui ada tidaknya serangan hama/penyakit
 Cara pengendalian pada saat serangan awal/ringan secara
manual, hama dikutip kemudian dimusnahkan
 Jumlah kebutuhan tenaga kerja 2.000 bibit/HK
 Bila dari hasil pengamatan menunjukkan adanya peningkatan
gejala serangan maka dapat dikendalikan dengan
penyemprotan pestisida.
 Penyemprotan dilakukan setelah penyiraman pagi dan
ditambahkan dengan perekat.
 Khusus bibit yang terkena penyakit dan mudah menular harus
dipisahkan dari bibit sehat
 Jumlah kebutuhan tenaga kerja 3.000 bibit/HK

Gejala Serangan hama/penyakit & Pengendalian


Keterangan :
S : Semprot
T : Tabur
Mgg : Minggu

Anda mungkin juga menyukai