Anda di halaman 1dari 19

PRUNING, POLLARDING & GIRTH

MEASUREMENT

By;
Baldeep Singh
FA BPE
JUNI 2017
PRUNING & POLLARDING
1. PRUNING
Merupakan Suatu kegiatan / pekerjaan
membuang percabangan liar dibawah ketinggian
3 m atau juga membuang percabangan lainnya
yang dianggap perlu atau juga percabangan yang
menghambat proses pekerjaan lainnya pada
tanaman karet.
Terbagi atas beberapa jenis, yaitu:
a. Wild Shoot Pruning / Water Shoot Pruning
Pekerjaan membuang semua tunas air
atau tunas muda yang tumbuh dibawah
ketinggian 3.5m pada batang tanaman
karet
UMUR TANAMAN ROUND / THN CAPASITY

0 1 tst 24 0,3 wd / ha

1- 2 tst 12-18 0,3 wd / ha


b. Corrective Pruning (Pangkasan Bentuk)
Dilakukan jika perkembangan cabang utama menyebabkan
ketidak seimbangan pada kanopi pohon atau membentuk
percabangan yang lemah yang akan meningkatkan resiko
kerusakan akibat angin.
Contohnya:
Batang utama berbentuk huruf V dibawah ketinggian 3,5 m, maka
salah satu lengan V tersebut harus dipotong rapat pada batang,
dan disisakan satu lengan sebagai leader tanaman tersebut.
( Bila bentuk percabangan V keluar diatas ketinggian 3,5 m maka
dapat diabaikan)
Bila dibawah ketinggian 3,5 m titik tumbuh mati atau
perkembangannya terhambat karena banyaknya cabang yang
tumbuh sangat rapat, maka dipilih satu cabang yang paling jagur
untuk berkembang menjadi batang utama, sisanya dibuang. (Untuk
diatas ketinggian 3,5 m dapat diabaikan
Untuk tunas yang tumbuh diatas ketinggian 3,5 m
pertumbuhannya diatur agar posisi keluarnya cabang
seimbang dari setiap sisi batang. Sehingga akan
menjaga keseimbangan dan mencegah tumbangnya
tanaman pada saat terkena angin kencang.
Pada bahan tanaman dari APM disisakan satu tunas
untuk setiap masing-masing sisi sebelah kiri, kanan.
depan dan belakang. Dimana ke empat tunas
tersebut akan berkembang menjadi tajuk pertama
diatas ketinggian 3,5 m dari permukaan tanah.
Jika dijumpai tanaman yang sampai pada ketinggian
3,5 m tidak muncul percabangan, maka pada
tanaman tersebut harus dilakukan pemotongan
serong dengan gergaji di ketinggian 4 m dari
permukaan tanah untuk merangsang keluarnya
cabang.
Gbr Batang tanaman yang bebas Gbr tunas yang disisakan diatas ketinggian
dari percabangan sampai h=3,5m 3,5 m.
Gbr. Pemotongan pada tanaman yang tidak Gbr. Tunas yang disisakan pada tanaman
keluar cabang sampai ketinggian 4 m. dengan bahan tanaman APM.
Notes:
Pruning yang berlebihan dapat menyebabkan
keterlambatan keluarnya percabangan, sehingga
pertumbuhan tanaman tidak normal. (Tanaman
menjadi tumbuh tinggi lurus keatas dan kerdil.)
Apabila prunning dilakukan setelah tunas permanent
(tua & mengeras) maka, akan menyebabkan luka
pada batang dan akan mengganggu pelaksanaan
proses deresan.
2. TOP POLLARDING
Adalah kegiatan membuang seluruh bagian batang
tanaman pada ketinggian tertentu untuk mendapatkan
pertumbuhan canopy daun yang lebih baik sehingga
terhindar dari kerusakan akibat angin.
Dahulu Sekarang
Dilakukan 3 x selama masa tumbuh Dilakukan hanya satu kali selama
tanaman : masa tumbuh tanaman yaitu:
a. 1 tahun sebelum open tapping 2 tahun sebelum open tapping
pada h = 6 mtr dari permukaan tanah dilakukan dengan h = 5 mtr dari atas
b. 1 tahun setelah open tapping pada permukaan tanah.
h = 8 mtr dari permukaan tanah
c. 2 tahun setelah open tapping pada
h = 10 mtr dari permukaan tanah
Pemotongan dilakukan berbentuk serong
dengan mengggunakan gergaji serong dan
tangga dari bambu untuk mencapai ketinggian
yang telah ditentukan.
Luka bekas potongan dioles dengan coalter /
tapple grass untuk menghindari terserang
penyakit.
3. GIRTH MEASUREMENT

Pengukuran lilit batang, dengan tujuan:


Untuk mengetahui pertambahan lilit batang
pada tanaman setiap tahunnya.
Untuk mengetahui perkembangan tanaman
apakah normal atau tidak.
Untuk dapat mengetahui waktu pelaksanaan
open tapping yang tepat.
Prosedur Pelaksanaan:
Pengukuran dilakukan pada ketinggian 150 cm dari permukaan
tanah.
Stick / galah yang telah dikalibrasi panjangnya (150 cm) di
tempelkan rapat pada batang pohon sampel untuk mendapatkan
ketinggian pengukuran yang akurat.
Apabila permukaan tanah dibawah pohon sampel telah mengalami
penurunan, maka pengukuran dimulai dari atas tapak gajah
(biasanya terjadi pada areal platform / lowland).
Ukur lilit batang dengan menggunakan meteran kain yang dililitkan
pada batang tepat diujung sebelah atas dari stick kemudian catat
hasil yang ditunjukan dari pengukuran pada buku, sekaligus dengan
nomor pohon sampel yang diukur. (jangan memakai alat pengukur
yang bersifat elastis)
Jumlah pohon sample yang diambil adalah sebanyak 5 % dari
jumlah tanaman perhektar.
Pohon yang dipilih untuk dijadikan sample tidak boleh yang berada
di bagian pinggir dari blok tersebut (pinggir jalan atau parit).
Pengukuran dan penomoran pokok sample dimulai dari salah satu
sisi paling pinggir dari block tersebut
Pada areal datar, pengukuran dimulai dari pohon ke 5 dari pinggir jalan, terus berlanjut
ke depannya menyusuri block secara diagonal sampai batas 5 pokok terakhir dari pinggir
jalan sisi lainnya block tersebut. Kemudian berpindah setiap 25 baris kesamping lalu
kembali ke arah berlawanan dengan tetap memotong areal block secara diagonal.
Apabila dijumpai parit di tengah-tengah areal block, maka penomoran pohon sample
dihentikan 5 pokok sebelum parit dan dilanjutkan pada pohon ke 5 setelah parit.
Pada areal terasan, pengukuran dimulai dari pohon ke 5 dari tepi jalan (biasanya pada
terasan ke 3 atau ke 4 tergantung dari jarak antar terasan) menuruni terasan secara
diagonal sampai terasan terakhir di bagian paling bawah lalu berlanjut naik ke atas
sampai 5 pokok terakhir dari pinggir jalan di sisi terasan lainnya.
Apabila dijumpai parit di bagian terasan paling bawah, maka penomoran pohon sampel
dihentikan 5 pokok sebelum parit dan dilanjutkan pada pohon ke 5 setelah parit
Pada areal Platform diberikan pengecualian. Pohon yang berada di pinggir parit antar
platform dapat tetap dijadikan pohon sample, karena areal platform hampir seluruhnya
berbatasan dengan parit.
Penomoran diberikan secara berurutan dari pohon sample yang satu ke pohon sample
berikutnya (1,2,3,4,,..dst).
Setelah diukur, beri tanda pada batang pohon sample dengan garis melingkar berwarna
hijau selebar 2cm pada ketinggian 150 cm dari permukaan tanah / kaki gajah. (tepat
dimana dilakukan pengukuran). Kemudian tuliskan nomor sampel pohon tersebut di
sebelah atas garis dengan warna yang sama.
Apabila dalam periode pengukuran ada pohon sampel yang mati, maka
diganti dengan pohon disebelahnya yang berada dalam satu barisan
tanaman. Untuk mempertahankan jumlah sampel tanaman per hektar.
Penomoran pada pohon sampel yang baru tetap sama dengan pohon
mati yang digantikannya tetapi ditambahkan notasi didepannya.
Hasil lilit batang dari tanaman sampel substitusi harus berdiri sendiri
tidak boleh meneruskan data lama dari pohon yang telah mati.
Contoh :
Apabila dalam tahun kedua pengukuran, pohon sampel no. 125 mati, maka
diganti dengan pohon disebelahnya yang masih dalam satu barisan
tanaman, dan diberi no 125 A / B.

Notes:
Tanaman yang dijadikan sebagaisubstitusi sampel tidak boleh berupa
tanaman sisipan, harus diganti dengan tanaman utama dengan ukuran lilit
batangnya mendekati dari tanaman yang sudah mati.
Waktu pelaksanaan:
Dilakukan pada tanaman immature 1 tahun
setelah tanam, selama masa immature.
Setelah tanaman tersebut dideres pengukuran
dihentikan.
Dilakukan 1 x dalam setahun.
Capasity = 0,2 wd / ha
Gbr. Arah barisan tanaman sampel girth di areal datar
Gbr. Arah barisan tanaman sampel Girth di areal berteras
Thanks For
Your Attention

Anda mungkin juga menyukai