0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
43 tayangan14 halaman
Dokumen ini membahas tentang pemanenan kelapa sawit yang meliputi tujuan, standar kematangan, ciri tandan matang, peralatan, cara, pengumpulan hasil, norma, langkah-langkah, dan tata laksana pemanenan. Pemanenan bertujuan memanen buah pada tingkat kematangan optimum untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Dokumen ini membahas tentang pemanenan kelapa sawit yang meliputi tujuan, standar kematangan, ciri tandan matang, peralatan, cara, pengumpulan hasil, norma, langkah-langkah, dan tata laksana pemanenan. Pemanenan bertujuan memanen buah pada tingkat kematangan optimum untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Dokumen ini membahas tentang pemanenan kelapa sawit yang meliputi tujuan, standar kematangan, ciri tandan matang, peralatan, cara, pengumpulan hasil, norma, langkah-langkah, dan tata laksana pemanenan. Pemanenan bertujuan memanen buah pada tingkat kematangan optimum untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
pengelolaan tanaman kelapa sawit menghasilkan. Selain bahan tanam (bibit) dan pemeliharaan tanaman, panen juga merupakan faktor penting dalam pencapaian produktivitas. Panen adalah pemotongan tandan buah dari pohon sampai dengan pengangkutan ke pabrik yang meliputi kegiatan pemotongan tandan buah matang, pengutipan brondolan, pemotongan pelepah,pengangkutan hasil ke TPH, dan pengangkutan hasil ke pabrik Kelapa Sawit (PKS). TUJUAN PANEN KELAPA SAWIT Memanen semua buah pada tingkat kematangan yang optimum, yaitu pada saat tandan buah segar (TBS) mengandung minyak dan kernel tertinggi. Memanen hanya buah yang matang dan mengutip brondolan. Mengirim TBS ke pabrik dalam waktu 24 jam setelah panen. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kandungan asam lemak bebas di dalam minyak sawit kandungan asam lemak bebas di dalam minyak sawit mentah STANDAR KEMATANGAN PANEN • Interval panen tidak boleh lebih dari 10 hari pada 3 (tiga) tahun pertama setelah menghasilkan dan tidak boleh melebihi 14 hari pada tanaman yang lebih tua.
• Pada musim buah rendah lakukan pemeriksaan ekstra agar pemanen
tidak memanen buah mentah untuk memenuhi standar borongnya.
• Untuk tanaman diantara panen tahun pertama sampai ke tiga, paling
sedikit 5 brondolan per janjang dengan interval kurang dari 10 hari.
• Untuk tanaman yang lebih tua , standar kematangan maksimum
adalah 3-5 brondolan per janjang sebelum panen dengan interval kurang dari 10 hari. CIRI TANDAN MATANG • Warna buah orange kemerahan • Sudah ada buah yang lepas (memberondol) Tingkat kematangan tandan kelapa sawit •Fraksi 00 tidak ada membrondol (sangat mentah)
•Fraksi 0 membrondol 1-12,5% (mentah)
•Fraksi 1 membrondol 12-5,25% (kurang matang)
•Fraksi 2 membrondol 25-50% (matang I)
•Fraksi 3 membrondol 50-75% (matang II)
•Fraksi 4 membrondol 75-100% (lewat matang I)
•Fraksi 5 buah dalam ikut membrondol (lewat matang II)
•Semua buah membrondol (tandan kosong)
Peralatan panen Berumur < 7thn Berumur < 7thn •Dodos dg lebar 10-12,5 cm •Egrek •Kapak kecil dan batu asah •Kantong/ piring untuk •Kereta dorong (lori)/ alat pengutipan brondolan pikul •Kapak kecil atau parang •Jaring panen untuk memotong tangkai Cara Panen • Pelepah yang menyangga (songgo) buah matang dipotong • Tandan matang dipotong tangkainya • Brondolan yang ada diketiak pelepah diambil/dikorek • Tandan dibawa ke jalan pikul, brondolan di piringan dikumpulkan • Pelepah disusun digawangan mati dan dipotong menjadi 3 bagian. • Setelah selesai pindah ke pohon berikutnya. Pengumpulan ke TPH (Tempat Pengumpulan Hasil) • Buah diangkut dengan goni/pikulan atau kereta sorong ke TPH setelah selesai memanen 2 jam • TPH 1:6, 1 TPH tiap 6 gawangan • Tangkai tandan dipotong mepet atau berbentuk huruf V (cangkem/mulut kodok) • Tandan disusun tiap 10 tandan (tandan kecil) atau 5 (bila tandan besar) • Nomor pemanen ditulis pada tangkai tandan NORMA PANEN KELAPA SAWIT • Pada saat kelapa sawit berumur 3 tahun : 0.6 ton/hk
• Pada saat kelapa sawit berumur 4 tahun : 0.8 ton/hk
• Pada saat kelapa sawit berumur 5 tahun : 1.2 ton/hk
• Pada saat kelapa sawit berumur diatas 5 tahun : 1.5
ton/hk LANGKAH PEMANENAN 1. Persiapan Pemanenan Pelaksanaan panen buah perlu memperhatikan : Kondisi areal, Penyediaan tenaga kerja pemotong buah , pembagian seksi potong buah, dan penyediaan alat alat kerja. Seksi potong buah harus di susun sedemikian rupa sehingga blok yang akan dipanen setiap hari akan terkonsentrasi (tidak terpencar-pencar), selain itu juga harus dihindari adanya potongan potongan ancak panen, agar satu seksi selesai pada satu hari. 2. Pemanenan Hal yang perlu diperhatikan: •Pemanen mencari buah yang masak, dan melihat buah yang brondol di tanah. •Potong buahnya, potong tangkai buah sependek mungkin. •Tunas yang dibuang harus seminimal mungkin dan seperlunya jika mungkin dengan mengikuti aturan dengan ketentuan meninggalkan 2 (dua) pelepah dibawah buah. •Pelepah yang ditunas harus disebar di gawangan, perhatikan untuk tidak menutup pasar pikul, piringan dan parit. •Semua brondolan harus dikutip, termasuk yang masuk ke ketiak pelepah kelapa. •Usahakan jangan terlalu banyak memindahkan buah hasil pemanenan karena akan mengakibatkan kenaikan FFA. •Buah tidak tercampur pasir dan sampah terutama sewaktu mengutip brondolan, karena ini menyebabkan kerusakan pada mesin-mesin pabrik. 3. Kebutuhan Pemanen dan Pembrondol Pada dasarnya jumlah pemanen dan pembrondol diperhitungkan 1 : 1, pada periode produksi rendah (low crop) jumlah pembrondol bisa lebih sedikit dari jumlah pemanen. Pemanen dan pembrondol agar diupayakan sebagai karyawan (SKU). Kebutuhan pemanen dihitung untuk perencanaan jumlah pemanen pada areal baru yang belum diketahui produktivitas pemanen secara rata-rata, maka dasar perkiraan kebutuhan pemanen dihitung : Areal datar yang di panen dengan dodos – 0,04 hk/ha. Areal gambut/ bukit yang dipanen dengan dodos – 0,06 hk/ha TATA LAKSANA PANEN Angka Kerapatan Panen: Untuk mengatur kebutuhan tenaga pemanen yang menyediakan sarana transport.
Rotasi Panen : Waktu yg di perlukan antara panen terahir dengan panen berikutnya pada tempat yg sama
Kapveld (luas areal panen)
Sistem panen : Untuk memudahkan pelaksanaan panen dan memastikan produktifitas
panen yang tinggi mandor menentukan sistem ancak/petak.
Organisasi Panen : Persiapan kebutuhan tenaga Dasar Luasan = Luas areal yang dipanen/kemampuan