Skripsi
sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Dr Ir Ade Wachjar, MS
NIP. 19550109 1980 03 1008
Mengetahui,
Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura
Fakultas Pertanian IPB
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kekuatan dan hidayahNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi ini dibuat sebagai tugas akhir penulis untuk memenuhi syarat kelulusan S1
pada Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor. Skripsi ini merupakan hasil kerja dan analisis dari kegiatan
magang yang telah dilaksanakan penulis selama 4 bulan di kebun kelapa sawit PT
Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak dan Ibu penulis serta seluruh keluarga besar atas doa dan dukungan yang
diberikan kepada penulis.
2. Bapak Dr Ir Ade Wachjar, MS. selaku pembimbing skripsi yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama pelaksanaan magang dan
penyusunan skripsi.
3. Bapak Ir Supijatno, MSi. dan Bapak Ir Adolf Pieter Lontoh, MS. selaku dosen
penguji.
4. Ibu Prof Dr Ir Sriani Sujiprihati, MS. selaku pembimbing akademik yang telah
membimbing penulis selama menjalani studi.
5. Bapak Ir H. Sembiring dan keluarga besar PT Tunggal Perkasa Plantation,
Indragiri Hulu, Riau, terutama Bapak Tatang sebagai asisten di Afdeling Viktor
yang telah memberi bimbingan dan masukan kepada penulis.
6. Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 43 dan semua pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan
dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... viii
PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
Latar Belakang .................................................................................... 1
Tujuan ................................................................................................. 4
PEMBAHASAN .............................................................................................. 38
Nomor Halaman
1. Produktivitas dan BJR TBS Kebun RSBB Tahun 2005 – 2009 ............. 15
2. Jumlah Staf dan Non Staf di PT Tunggal Perkasa Plantations,
Indragiri Hulu, Riau, Tahun 2009 ............................................................ 17
3. Standar Rotasi Perawatan Mucuna bracteata di PT TPP ...................... 21
4. Norma Standar Pemberian Material Herbisida pada TBM ..................... 27
5. Kriteria Matang Panen Berdasarkan Tingkat Fraksi Buah Kelapa Sawit . 31
6. Alat-alat Panen Kelapa Sawit yang Digunakan di PT Tunggal
Perkasa Plantations .................................................................................. 32
7. Faktor Kualitas Pabrik Kelapa Sawit PT Tunggal Perkasa Plantations .. 34
8. Perbandingan Efisiensi Pemupukan Manual dan Fertilizer Spreader .... 47
9. Ketepatan Dosis Pupuk NPK di Afdeling Viktor PT TPP ..................... 49
10. Waktu Pemupukan Kelapa Sawit di Afdeling Viktor PT TPP ............... 51
11. Ketepatan Penaburan Pupuk NPK di Afdeling Viktor PT TPP .............. 51
12. Kehilangan Pupuk Urea di Afdeling Viktor PT TPP .............................. 53
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Penanaman dan Perawatan Mucuna bracteata ....................................... 21
2. Gulma Dominan di Afdeling Viktor ....................................................... 26
3. Susunan Janjangan Kosong pada TBM Kelapa Sawit ............................ 29
4. Pengambilan Pupuk di Gudang ............................................................... 40
5. Pemupukan Secara Mekanis (Fertilizer Spreader) ................................. 41
6. Pemupukan Secara Manual pada Kelapa Sawit TBM ............................ 44
7. Pelaksanaan Pengangkutan dan Pengeceran Pupuk Dengan Truk
dan Sepeda Motor ................................................................................... 45
8. Pelansiran Untilan Pupuk ke Dalam Blok ............................................... 45
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas
(KHL) di PT Tunggal Perkasa Plantations .......................................... 60
2. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Mandor
di PT Tunggal Perkasa Plantations ....................................................... 63
3. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Asisten/Kepala
Afdeling di PT Tunggal Perkasa Plantations ........................................ 65
4. Curah Hujan dan Hari Hujan di PT Tunggal Perkasa Plantations,
Indragiri Hulu, Riau Periode 2000-2009 .............................................. 67
5. Kelas Kesesuaian Lahan di PT Tunggal Perkasa Plantations,
Indragiri Hulu, Riau .............................................................................. 68
6. Peta PT Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau ................. 69
7. Struktur Organisasi di PT Tunggal Perkasa Plantations,
Indragiri Hulu, Riau ............................................................................... 70
8. Sistem Perhitungan Premi Pemanen PT Tunggal Perkasa Plantations.. 71
9. Kriteria Kelas Pemanen di PT Tunggal Perkasa Plantations.................. 72
PENDAHULUAN
Latar Belakang
lingkungan meliputi iklim, dan kelas kesesuaian lahan. Faktor genetik meliputi
penggunaan bahan tanam/varietas tanaman kelapa sawit yang unggul. Teknik
budidaya kelapa sawit merupakan faktor yang penting dalam memaksimalkan
potensi produksi kelapa sawit. Teknik budidaya yang tidak sesuai dengan standar
rekomendasi dapat mempengaruhi produksi tandan buah segar (TBS). Sebagai
contoh akibat kesalahan pemupukan dapat menurunkan produksi TBS hingga
13 % dari produksi normal (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005). Dengan
produksi yang tinggi, CPO yang dihasilkan juga akan tinggi sehingga dapat
meningkatkan keuntungan perusahaan.
Kelapa sawit adalah penghasil minyak nabati yang dapat diandalkan, karena
minyak yang dihasilkan memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan
minyak yang dihasilkan oleh tanaman lain. Keunggulan tersebut di antaranya
memiliki kadar kolesterol rendah, bahkan tanpa kolesterol. Minyak nabati yang
dihasilkan dari pengolahan buah kelapa sawit berupa minyak sawit mentah (CPO
atau crude palm oil) yang berwarna kuning dan minyak inti sawit (PKO atau palm
kerner oil) yang tidak berwarna. CPO atau PKO banyak digunakan sebagai bahan
industri pangan, industi sabun, industri baja, industri tekstil, kosmetik, dan
sebagai bahan bakar alternatif.
Prospek pasar bagi olahan kelapa sawit cukup baik, karena permintaan dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup besar, tidak hanya di dalam
negeri tetapi juga di luar negeri. Oleh karena itu, sebagai negara tropis yang masih
memiliki lahan cukup luas, Indonesia berpeluang besar untuk mengembangkan
pekebunan kelapa sawit, baik melalui penanaman modal asing maupun skala
perkebunan rakyat.
Melihat besarnya prospek kelapa sawit di Indonesia, maka diperlukan
adanya upaya peningkatan produktivitas untuk meningkatkan produksi tanaman
kelapa sawit. Salah satu upaya peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan
cara pemberian pupuk secara efisien dan efektif.
Pemupukan merupakan faktor yang sangat penting untuk meningkatkan
produktivitas dan kualitas produksi yang dihasilkan. Salah satu efek pemupukan
yang sangat bermanfaat yaitu meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan
tingkat produktivitas tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan
3
Tujuan
Tanaman kelapa sawit bisa tumbuh dan berbuah hingga ketinggian tempat
1 000 meter di atas permukaan laut (dpl). Akan tetapi, pertumbuhan tanaman dan
produktivitas yang optimal akan tercapai jika ditanam di lokasi dengan ketinggian
maksimum 400 meter dpl (Sukamto, 2008).
Menurut Pahan (2008), lahan adalah matriks tempat tanaman berada. Tanpa
lahan, tanaman kelapa sawit tidak akan ekonomis untuk diusahakan secara
komersial. Lahan yang optimal untuk kelapa sawit harus mengacu pada tiga faktor
yaitu lingkungan, sifat fisik lahan dan sifat kimia tanah atau kesuburan tanah.
Tanah yang baik digunakan untuk perkebunan kelapa sawit adalah Latosol,
Podzolik, Alluvial, dan Gambut. Untuk memperoleh hasil maksimal dalam
budidaya kelapa sawit perlu memperhatikan sifat fisik dan kimia tanah di
antaranya struktur tanah dan drainase tanah baik, kedalaman solum tanah lebih
dari 80 cm, tekstur tanah ringan serta memiliki reaksi tanah (pH) 4.0 - 6.0.
Jumlah curah hujan dan lamanya penyinaran matahari memiliki korelasi
dengan fluktuasi produksi kelapa sawit. Curah hujan ideal untuk tanaman kelapa
sawit berkisar 2 000 – 2 500 mm per tahun dan tersebar merata sepanjang tahun.
Jumlah penyinaran rata-rata sebaiknya tidak kurang dari 6 jam per hari.
Temperatur optimum untuk tanaman kelapa sawit antara 22 – 23 oC. Keadaan
angin tidak terlalu berpengaruh karena tanaman kelapa sawit lebih tahan terhadap
angin kencang dibandingkan dengan tanaman lainnya.
Kelapa sawit tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti Podsolik, Latosol,
Hidromorfik Kelabu, Regosol, Andosol, Organosol, dan Aluvial. Tanaman kelapa
sawit akan tumbuh baik pada tanah yang gembur, subur, berdrainase baik,
permeabilitas sedang, dan membuat solum yang tebal sekitar 80 cm tanpa lapisan
padas (Fauzi et al., 2006).
Derajat keasaman (pH) tanah sangat terkait dengan ketersediaan hara yang
diserap oleh akar. Kelapa sawit dapat tumbuh pada pH 4.0 – 6.0, tetapi pH
optimumnya berada antara 5.0 – 5.6. Tanah ber-pH rendah dapat ditingkatkan
6
dengan cara pengapuran. Tanah tersebut biasanya dijumpai pada daerah pasang
surut terutama tanah gambut (Lubis, 1992).
Pemupukan
Perencanaan
Rencana pemupukan untuk setiap aplikasi dibuat oleh asisten afdeling.
Rencana tersebut dibuat empat rangkap yaitu untuk administratur, asisten kepala,
bagian gedung dan asisten afdeling yang bersangkutan. Lembar rencana
pemupukan berisi afdeling, tahun tanam, blok, luas, jumlah pokok produktif, jenis
pupuk, dosis per pohon, jumlah pupuk dan waktu pemupukan (Winarna et al.,
2003).
Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan asisten afdeling. Asisten afdeling
harus membuat rencana pemupukan mingguan dan harian. Rencana tersebut
merupakan pedoman dalam pelaksanaan di lapangan. Selain itu, asisten juga harus
membuat peta rencana pemupukan harian dan menggambarkan arah pelaksanaan
pemupukan. (Winarna et al., 2003).
Organisasi
Dalam satu afdeling, kegiatan pemupukan dipimpin oleh asisten afdeling
dibantu oleh mandor I dan mandor pupuk. Mandor pupuk membawahi 25 – 60
karyawan bergantung pada luas areal divisi atau afdeling. Kegiatan pemupukan
tersebut menggunakan norma prestasi penabur 2 – 3.5 ha/HK atau 400 – 500
kg/HK, bergantung pada dosis per pokok, topografi areal dan keterampilan
penabur. Sebaiknya, diusahakan agar tidak terjadi penggantian tenaga penabur.
Selain itu, jumlah takaran harus sesuai dengan jumlah penabur (Pahan, 2008).
Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan pemupukan, pupuk diecer ke blok oleh tenaga kerja
yang tersedia. Penaburan pupuk sesuai jalurnya (barisan) masing-masing. Pupuk
ditabur di sekeliling piringan penuh, tidak dibenarkan penaburan yang
terputus-putus. Pada sistem benam, lubang bekas pemupukan ditutup kembali.
Jarak tabur pupuk bergantung pada perkembangan pohon, tepatnya jalur
penaburan harus di bawah proyeksi ujung tajuk (Winarna et al., 2003).
8
Pengawasan
Mengingat biaya pemupukan cukup mahal, maka diperlukan pengawasan di
lapangan dengan intensif dan ketat oleh mandor pupuk, mandor besar, asisten
serta asisten kepala hingga manajer. Kebutuhan unsur hara bagi tanaman kelapa
sawit pada setiap fase pertumbuhannya berbeda-beda. Jumlah unsur hara yang
ditambahkan melalui pupuk harus mempertimbangkan kehilangan hara akibat
pencucian, penguapan, penambahan hara dari tanaman penutup tanah, hara yang
terikat dari udara, serta potensi fisik dan kimia tanah. Menurut Sianturi (2005)
untuk mencapai keseimbangan unsur hara yang optimum pada perkebunan kelapa
sawit dibutuhkan pamupukan yang berdasarkan rekomendasi dari penelitian lebih
lanjut dalam kurun waktu yang relatif lama.
Pupuk merupakan salah satu sarana produksi yang penting dalam kegiatan
produksi tanaman, tetapi dalam pelaksanaannya tidak mudah karena harus
memperhatikan tingkat efisiensi atau penghematan. Hal yang menyangkut
efisiensi meliputi tingkat keefektifan pemupukan (tepat jenis, dosis, waktu, cara,
tempat, formulasi, dan rotasi), perimbangan hara, dan harga pupuk (Leiwakabessy
dan Sutandi, 2004). Selain itu, di dalam pelaksanaan pemupukan harus
memperhitungkan tingkat keefisienan dari segi waktu dan tenaga kerja.
METODE MAGANG
Metode Pelaksanaan
diberikan pada tanaman sampel, lalu dimasukkan ke dalam ember. Setiap kali
jalan pemupuk membawa ember yang berisi pupuk 12 kg. Sedangkan alat yang
digunakan untuk mengukur jarak penaburan pupuk dari pohon yaitu meteran.
Pengumpulan data sekunder diperoleh dari studi literatur dan mempelajari
laporan manajemen (arsip kebun, laporan bulanan, dan laporan tahunan) serta
dokumentasi kebun. Dari data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan
metode deskriptif.
KEADAAN UMUM
Sejarah Perusahaan
Sadang Mas yang merupakan joint venture antara Salim Mas Group dan
Sinar Mas Group juga ikut ambil bagian dalam PT TPP dan kapasitas pabrik
ditingkatkan menjadi 30 ton/jam. Lalu pada bulan Juni 1991, Astra Group melalui
PT Astra Agro Niaga membeli 100 % saham, sehingga sekarang PT TPP resmi
dimiliki secara total oleh Astra Agro Niaga. Pada tahun 1998, PT Astra Agro
Niaga, sebagai holder PT Tunggal Perkasa Plantations mencatatkan sahamnya
pada Bursa Efek Jakarta dan namanya diubah menjadi PT Astra Agro Lestari
Tbk.
Profil Perusahaan
Letak Geografis
selatan yang berbatasan dengan Desa Kembang Harum, Desa Air Molek
Kecamatan Pasir Penyu.
pembatas utama adalah lereng agak curam, tekstur agak kasar serta drainase
terhambat. Adapun klasifikasi kelas kesesuaian lahan PT TPP dapat dilihat pada
Lampiran 5.
Tabel 1. Produktivitas dan BJR TBS Kebun RSBB Tahun 2005 - 2009
Hari kerja karyawan dalam seminggu adalah 6 hari dengan lama jam kerja
7 jam/hari kecuali hari Sabtu yaitu 5 jam/hari. Buruh harian lepas bekerja sesuai
dengan ada tidaknya pekerjaan atau bergantung pada rotasi kerja suatu kegiatan,
bila pekerjaan telah selesai BHL diliburkan dan akan mulai bekerja kembali pada
rotasi baru.
18
Aspek Teknis
Pembibitan
Sistem ini memiliki kelebihan, yaitu efiseinsi dalam penggunaan air dan
meminimalkan kehilangan media tanam dan pupuk.
Pemupukan bibit. Pemupukan dilakukan sesuai dengan dosis dan umur
bibit yang mengikuti standar rekomendasi pemupukan. Pupuk diaplikasikan
dengan cara menabur pupuk di atas tanah polybag secara melingkar dengan jarak
4 – 5 cm dari pangkal bibit dan tidak boleh mengenai daun atau akar. Akar yang
terbuka terlebih duhulu harus dibumbun dengan tanah halus. Pemupukan
dilakukan dan diselesaikan petak demi petak. Pemupukan dilakukan setelah 1 jam
penyiraman pertama.
Perawatan Tanaman
gulma. Standar perawatan Mucuna bracteata di PT TPP dapat dilihat pada Tabel
3.
Tabel 3. Standar Rotasi Perawatan Mucuna bracteata di PT TPP
(a) (b)
Gambar 1. Penanaman (a) dan Perawatan Mucuna bracteata (b)
Rawat parit dan pembuatan parit. Kegiatan rawat parit dilakukan secara
manual dengan norma kerja 20 m/HK. Merawat parit meliputi kegiatan
pembersihan bibir parit, melebarkan bibir parit, dan melancarkan aliran air parit.
Pembersihan dilakukan selebar 1 m dari bibir parit, bibir parit harus bersih dari
gulma dan pelepah yang jatuh, kemudian pelepah tersebut ditumpuk bersama di
gawangan mati. pelebaran bibir parit dilakukan apabila lebar bibir parit yang ada
kurang dari 1.5 m, tanah dicangkul untuk kemudian diletakkan di sekitar bibir
parit. Pelepah dan sampah-sampah yang ada di parit harus dinaikkan sampai parit
tersebut bersih hingga kedalaman 1 m.
22
daun yang dapat menyebabkan kematian. Bila pada saat pelaksanaan pekerjaan
pengendalian gulma, dijumpai piringan yang masih bersih sesuai standar maka
piringan tersebut bisa ditinggalkan (perawatan selektif). Norma kerja pada
perawatan piringan secara kimia adalah 0.25 HK/ha.
Rawat pasar pikul (path). Pasar pikul adalah jalan yang berada di tengah-
tengah barisan tanaman yang berfungsi sebagai jalan pekerja rawat dan jalan
pengangkut panen dari dalam blok ke tempat pengumpulan hasil (TPH). Standar
lebar pasar pikul adalah 1.2 – 1.5 m yang letaknya searah barisan tanaman untuk
areal datar dan mengikuti kontur untuk daerah berbukit. Jalan panen harus ada
pada setiap dua barisan tanaman dan harus bebas dari gulma, tunggul/sisa-sisa
kayu, anak kayu, dan kacang-kacangan. Rawat pasar pikul dilakukan secara
manual dan kimia. Perawatan secara kimia untuk jalan panen dilakukan rutin
dengan rotasi 90 hari atau 4 kali setahun dengan norma kerja 0.05 HK/ha.
Rawat tempat pengumpulan hasil (TPH). TPH atau tempat
pengumpulan hasil adalah suatu tempat yang dibuat khusus untuk mengumpulkan
hasil panen (TBS dan brondolan) dari dalam blok, sehingga hasil panen terkumpul
dan dapat diketahui hasil per karyawan pemanen dan mempercepat pengangkutan.
Ukuran TPH umumnya 4 m x 3 m. Perawatan TPH dilakukan rutin secara kimia
dengan rotasi 90 hari atau 4 kali dalam setahun. TPH harus bersih dari segala jenis
gulma. Pekerjaan rawat TPH dilakukan bersama dengan kegiatan rawat piringan
dan rawat jalan panen dengan norma kerja 0.5 HK/ha.
Rawat gawangan. Gawangan adalah areal yang berada di luar piringan
tanaman. Areal tersebut harus dikendalikan dari gulma yang dapat menghambat
pertumbuhan tanaman, serta menciptakan kondisi yang tidak terlalu lembab agar
penyerbukan dapat lebih lancar dan mencegah berkembangnya penyakit tanaman.
Selain itu, pengendalian gulma pada gawangan dapat memberi peluang cahaya
matahari sampai ke permukaan tanah.
Rawat gawangan adalah membersihkan gulma dari sekelompok anak kayu
yang ada di gawangan yang dianggap merugikan tanaman maupun menyulitkan
pekerjaan panen baik di pasar pikul, piringan, dan sekitar parit/sungai. Penyiangan
gawangan bertujuan untuk membuang semua jenis gulma yang merugikan, baik
secara teknis maupun ekonomis. Perawatan gawangan dilakukan dengan weeding
24
manual dan dongkel anak kayu (DAK). Gawangan harus bebas dari gulma
kelompok kayu-kayuan, pakis-pakisan, bambu, kerisan, dan sebagainya. Rotasi
dongkelan umumnya bervariasi antara 50 – 60 hari. Hal ini disebabkan siklus
hidup dari gulma yang pengendaliannya dengan cara didongkel sejak dari biji
hingga tumbuh muda umumya berkisar 45 – 60 hari. Pelaksanaan DAK adalah
dengan membongkar semua gulma yang termasuk anak kayu dan menghindarkan
pembabadan gulma. Pembabadan gulma dapat mengakibatkan tertinggalnya akar
atau sebagian dari batang tanaman yang dapat tumbuh dan bertunas kembali.
Norma kerja pada pekerjaan rawat gawangan secara manual adalah 1.5 HK/ha.
Pemangkasan pelepah (prunning). Pemangkasan pelepah pada tanaman
kelapa sawit adalah pekerjaan memotong pelepah daun tua yang dianggap sudah
kurang produktif. Pemotongan daun tua yang sudah kurang produktif tersebut
bertujuan untuk menjaga keseimbangan pertumbuhan vegetatif dan generatif,
mempermudah pelaksanaan panen, mengurangi salah satu faktor yang
menghalangi penyerbukan secara alami, cahaya dapat masuk lebih merata
sehingga proses asimilasi dan sirkulasi angin dapat lebih baik, mendorong
penyaluran zat hara yang diserap tanaman pada daun yang lebih produktif, dan
mengurangi brondolan yang menyangkut pada cabang.
Untuk menjaga keseimbangan aspek vegetatif dan generatif maka jumlah
cabang optimum disesuaikan dengan unsur tanaman. Selain itu tujuan akhir dari
pemeliharaan cabang adalah untuk mendapatkan produksi yang optimum karena
berkaitan dengan fotosintesis. Pada tanaman muda, pelepah yang harus disisakan
adalah 48 – 56 pelepah, pada tanaman dewasa 40 – 48 pelepah, dan untuk
tanaman tua 32 – 40 pelepah.
Pekerjaan prunning dilakukan secara rutin pada tanaman menghasilkan
(TM). Alat yang digunakan untuk prunning adalah dodos besar atau egrek,
bergantung pada ketinggian tanaman. Prunning maksimum boleh dilakukan
dalam bentuk songgo dua (dua pelepah di bawah tandan paling bawah harus
ditinggalkan). Tujuan pemangkasan pelepah yang dilakukan dengan songgo dua
adalah untuk memudahkan pelaksanaan panen karena tanaman sudah cukup
tinggi, dan memberikan keleluasaan perkembangan tandan untuk menghindari
adanya tandan terjepit. Pemotongan pelepah harus dilakukan sedekat mungkin
25
dengan pohon. Hal dilakukan agar brondolan yang jatuh tidak tersangkut pada
cabang. Semua pelepah yang telah dipotong harus disusun rapi di gawangan mati
dengan posisi telungkup. Penyusunan pelepah tidak boleh mengganggu pasar
pikul dan piringan. Pada areal yang curam, pelepah disusun mengikuti kontur
untuk menahan aliran air. Tujuan penyusunan pelepah adalah untuk menjaga
kelembaban tanah, menekan pertumbuhan gulma, mengurangi erosi, memudahkan
kegiatan perawatan dan panen, merangsang pertumbuhan akar, dan sebagai
sumber bahan organik. Tenaga kerja yang digunakan untuk pemangkasan pelepah
adalah tenaga kerja harian maupun borongan. Rotasi penunasan yang dilakukan
adalah 1 kali per tahun.
Leaf Sample Unit (LSU) yaitu suatu unit sampel daun yang diambil dari
kelompok lahan dengan tanaman yang diamati mewakili dan homogen. Manfaat
LSU adalah sebagai indikator status hara tanaman yang menggambarkan
kecukupan hara, indikasi kekurangan dan kelebihan hara yang menjadi
pertimbangan dalam pemberian dosis pupuk. Dasar pembagian LSU yaitu umur
tanaman, jenis tanah, keseragaman kultur teknis, topografi lahan, dan varietas
tanaman. Pengambilan LSU sebaiknya pada pagi hari yaitu pukul 06.00 – 12.00
WIB dan tidak dibenarkan sore hari, apabila malam hujan ≥ 20 mm maka LSU
ditunda esok harinya dan apabila pada saat LSU sedang berjalan, turun hujan,
maka ditunda sampai hujan berhenti dan rintik-rintik hujan tidak ada lagi.
Jumlah pokok sampel yang diambil yaitu 33 – 36 pokok per blok LSU.
Penetapan pokok sampel bergantung pada sistem, misalnya 12 x 13, artinya tiap
12 pokok dalam barisan dan tiap 13 baris, mulai diambil pokok ke-3 setiap masuk
barisan LSU, kondisi pokok sampel relatif sama dengan kondisi tanaman di blok
tersebut. Pokok yang tidak boleh dijadikan sampel yaitu pokok sakit atau
abnormal, tumbuh miring, di pinggir jalan, pinggir parit atau sungai, tanaman
sisipan, dan di sekelilingnya ada tanaman kosong atau tidak ditanam.
Pemilihan pelepah untuk LSU yaitu pelepah ke-17 untuk TM 4 tahun ke
atas, pelepah ke-9 untuk TBM 2 – 3 tahun, dihitung dari pelepah satu yaitu
pelepah yang paling muda yang telah membuka sempurna. Cara pengamatan
26
sampel daun yaitu daun disimpan dalam kantong plastik yang bersih dan diberi
label, tidak boleh terkena tanah, kotoran/debu, dan pupuk, tidak boleh terkena
sinar matahari langsung, tidak boleh terkena keringat atau asap rokok.
Pengendalian Gulma
(a) (b)
Gambar 2. Gulma Dominan di Afdeling Viktor :
(a) Imperata cylindrica dan (b) Dicranopteris linearis
yang tumbuh di piringan. Norma standar penggunaan materi herbisida pada TBM
dapat diliht pada Tabel 4.
Path (jalan angkong atau pasar pikul) merupakan jalan panen di tengah
barisan tanaman yang diperuntukkan bagi pemanen guna memudahkan
pelaksanaan panen, mempermudah pengangkutan hasil, dan juga memudahkan
dalam perawatan. Tempat pengumpulan hasil (TPH) merupakan tempat untuk
mengumpulkan tandan buah segar dan brndolam sehingga memudahkan dalam
pengangkutan buah ke pabrik kelapa sawit. Pengendalian gulma di jalan angkong
dan TPH dilakukan secara kimiawi dengan rotasi 60 hari dan kebutuhan HK
sebesar 0.3 HK/ha.
Pengendalian gulma manual (dongkel anak kayu). Dongkel anak kayu
(DAK) merupakan kegiatan mendongkel gulma baik yang berada di piringan
maupun di gawangan tanaman kelapa sawit dengan menggunakan cangkul. Gulma
atau anak kayu yang didongkel di antaranya Clidemia hirta, teki, putihan, anak
sawit, dan semua jenis tanaman berkayu lainnya yang tumbuh di piringan dan
gawangan kelapa sawit.
Pemupukan
Analisis daun dilakukan per blok tanaman, sehingga dosis pupuk per blok tidak
sama. Pemupukan dilakukan dengan rotasi dua kali setahun. Tujuan dari
pemupukan adalah untuk memacu pertumbuhan vegetatif tanaman pada tanaman
belum menghasilkan (TBM) dan untuk meningkatkan produksi untuk tanaman
menghasilkan (TM).
PT Tunggal Perkasa Plantation melakukan pemupukan dengan dua jenis,
yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pemupukan organik dengan
menggunakan limbah padat berupa tandan kosong (tankos) dan pupuk kandang.
Sedangkan pemupukan anorganik menggunakan pupuk kimia/buatan seperti
pupuk tunggal (ZA, MOP, RP, Kieserit, dan Borat) dan pupuk majemuk (NPK
15:15:15 dan NPK 12:12:17). Pada saat magang penulis hanya melakukan
pengamatan kegiatan pemupukan pada fase TBM.
Pemupukan organik (janjangan kosong dan pupuk kandang).
Janjangan kosong (JJK) merupakan sisa proses pengolahan tandan buah kelapa
sawit oleh pabrik dengan produksi JJK sekitar 23 % dari tandan buah segar (TBS).
Potensi JJK sebagai pupuk organik berkaitan dengan kandungan haranya yang
cukup tinggi. JJK kelapa sawit mengndung unsur hara N, P, K, dan Mg yang
dibutuhkan tanaman. Satu ton JJK kepala sawit setara dengan 3 kg Urea, 0.6 kg
RP, 12 kg MOP, dan 2 kg Kieserit. Di PT Tunggal Perkasa Plantation JJK
diaplikasikan dengan dosis 60 ton/ha.
Aplikasi JJK kelapa sawit banyak mengalami masalah di lapangan, di
antaranya adalah tumpukan JJK menutupi jalan dan menghambat proses pekerjaan
panen dan rawat pada blok tersebut. Selain itu, truk yang mengangkut JJK dari
pabrik sering kali melebihi kapasitas truk. Hal tersebut menyebabkan JJK–JJK
akan berjatuhan dan tercecer di sepanjang jalan yang dilalui.
Alat yang digunakan untuk menyusun JJK adalah gancu/tajok dan
angkong untuk melansir janjangan kosong. JJK disusun rapi di sekeliling pohon
sawit dengan jarak 1 – 2 meter dari batang sawit, seperti terlihat pada Gambar 3.
29
akan ditabur. Peralatan yang digunakan untuk pemupukan secara manual adalah
ember plastik, kain untuk menggendong, dan takaran. Pemupukan secara mekanis
dilakukan dengan menggunakan fertilizer spreader dan hanya dilakukan untuk
daerah datar atau flat.
Pemanenan
Tabel 5. Kriteria Matang Panen Berdasarkan Tingkat Fraksi Buah Kelapa Sawit
adalah jumlah bunga, buah hitam, buah mengkal, dan buah masak. Data jumlah
bunga digunakan untuk memperkirakan produksi buah 6 bulan yang akan datang.
Jumlah buah hitam digunakan untuk estimasi produksi semester ini. Jumlah buah
mengkal digunakan untuk memperkirakan produksi rotasi panen berikutnya.
Sedangkan data buah masak digunakan untuk taksasi produksi rotasi minggu ini.
Alat-alat panen. Alat-alat panen yang digunakan untuk memotong TBS
dari pokoknya digunakan dodos dan egrek. Dodos digunakan untuk memotong
TBS pada tanaman yang masih pendek dan mudah dijangkau, sedangkan untuk
tanaman yang lebih tinggi (tinggi > 3 m) digunakan egrek. Alat-alat yang sering
digunakan dalam pelaksanan panen di PT TPP tercantun pada Tabel 6.
Plantations
Aspek Manajerial
Mandor rawat. Mandor rawat merupakan karyawan non staf yang termasuk
dalam serikat karyawan utama (SKU). Mandor rawat bertugas merencanakan dan
mengawasi seluruh kegiatan perawatan, mengatur ancak perawatan, mengatur
kebutuhan tenaga kerja dan material yang akan digunakan, dan memeriksa
kualitas pekerjaan. Beberapa kegiatan yang termasuk dalam kegiatan
pemeliharaan adalah pengendalian gulma, pemeliharaan jalan dan jembatan,
pemeliharaan TPH, dan pengendalian hama dan penyakit. Mandor rawat
mengawasi semua kegiatan pengendalian gulma yang dilakukan secara manual.
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan oleh petugas HPT.
Mandor semprot. Penyemprotan merupakan salah satu kegiatan dalam
pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida. Selama berstatus sebagai
mandor semprot kegiatan yang dilakukan penulis adalah melakukan pengawasan
pengambilan herbisida di gudang dan pelaksanaan kegiatan penyemprotan di
lapangan.
Tugas mandor semprot adalah menentukan areal yang akan disemprot atas
persetujuan asisten afdeling, melakukan apel pagi untuk memberikan pengarahan
dan pengabsenan karyawan, mengawasi pekerjaan di lapangan dan mengawasi
penggunaan herbisida. Setelah kegiatan di lapangan, mandor semprot mengisi
absen karyawan, menghitung penggunaan bahan yang dipakai.
Mandor panen. Tugas mandor panen adalah membuat perencanaan
blok/petak yang harus dipanen atas persetujuan kepala afdeling, kemudian
melakukan apel pagi dengan karyawan, sambil memberikan pengarahan tentang
standar pelaksanaan panen dan keselamatan kerja. Pada saat itu dilakukan juga
pengabsenan karyawan untuk mengetahui jumlah tenaga kerja pemanen. Mandor
panen kemudian memberi ancak kepada masing-masing pemanen dan
melaksanakan pengawasan panen. Setelah pelaksanaan pemanenan, mandor panen
menerima laporan hasil panen dari pemanen, menghitung jumlah TBS yang
dipanen pada hari tersebut, mengisi absen karyawan, mengisi krani buah, dan
mengisi Buku Kerja Mandor (BKM). Norma kerja ditentukan oleh berapa banyak
TBS yang dihasilkan pada hari itu. Bagi pemanen yang melebihi basis maka
pemanen tersebut berhak mendapatkan premi.
Karyawan Staf
37
Perencanaan Pemupukan
Pengelolaan Pemupukan
Gudang Pupuk
Distribusi Pupuk
dipupuk tanpa diuntil terlebih dahulu. Distibusi pupuk tersebut terbilang efisien
jika dilihat dari waktu.
Pupuk anorganik diangkut dari gudang PT TPP lalu disimpan di gudang
afdeling untuk diuntil terlebih dahulu sebelum diaplikasikan ke lapangan sesuai
dengan cara yang telah ditentukan perusahaan.
Aplikasi Pemupukan
melewati jalan pikul sesuai dengan yang telah ditentukan. Pada saat aplikasi
pemupukan dilaksanakan, operator traktor dibantu oleh seorang helper yang
bertugas mengatur flow control.
(3) Dampak aplikasi pemupukan mekanis (fertilizer spreader)
Pada hasil penerapan pemupukan secara mekanis dengan fertilizer spreader
harus dilakukan pengujian alat terlebih dahulu dan kalibrasi dosis pupuk sesuai
dengan dosis yang digunakan, agar kegiatan pemupukan dapat berjalan dengan
baik. Aplikasi pemupukan yang dilakukan menghasilkan mutu yang lebih baik
karena sebaran pupuknya lebih seragam dan merata di semua tempat, hal tersebut
akan memungkinkan untuk tudung akar lebih leluasa dalam menyerap unsur hara.
Pupuk yang disebar semuanya tidak ada yang berbentuk bongkahan karena
semuanya sudah melewati proses penyaringan, hal tersebut akan mengakibatkan
tanaman lebih efektif lagi dalam penyerapan unsur hara.
Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa hal yang
menghambat sebelum pelaksanaan kegiatan pemupukan dengan fertilizer
spreader. Beberapa hambatan tersebut, yaitu masih terdapat beberapa jalan pikul
yang dipisahkan oleh parit, sehingga menyulitkan traktor untuk mencapai jalur
tersebut. Ada beberapa blok yang jalan pikulnya tidak terlihat karena tertutup oleh
gulma yang sangat rapat, terutama pada daerah yang berada di tengah blok.
Banyak pohon sawit yang berada di daerah rendahan, sehingga pada saat musim
hujan akan tergenang/terendam air. Pohon yang terendam pada saat aplikasi tidak
boleh dipupuk, pohon tersebut dipupuk apabila genangannya sudah surut,
sehingga aplikasi pemupukan dilakukan dengan manual dan dilakukan keesokan
harinya untuk memupuk beberapa pohon yang tergenang.
(a) (b)
Gambar 7. Pelaksanaan Pengangkutan dan Pengeceran Pupuk dengan Truk (a)
dan Sepeda Motor (b)
Penaburan pupuk harus dilakukan secara merata dan tipis serta ditaburkan
pada tempat-tempat yang telah ditentukan seperti rumpukan pelepah dan bibir
piringan. Mandor pupuk bertugas mengawasi kerja penabur pupuk, memastikan
bahwa penabur menggunakan takaran yang telah dikalibrasi dan memastikan
46
semua pokok terpupuk dengan dosis yang sama. Sistem pemupukan yang
diterapkan adalah sistem pemupukan tunggal. Sistem pemupukan tunggal yaitu
setiap afdeling yang memupuk tidak boleh ada pekerjaan lain selain kegiatan
pemupukan.
yang dilewati fertilizer spreader. Selain itu juga pertumbuhan gulma dan
kompetisi penyerapan hara dengan gulma lebih terjadi dibandingkan dengan
pemupukan manual, karena pada pemupukan yang menggunakan Fertilizer
spreader pupuk yang disebar lebih merata ke semua permukaan tanah yang
memungkinkan gulma yang hidup di sana akan lebih cepat untuk hidup. Efisiensi
pemupukan berdasarkan cara aplikasinya dapat dilihat pada Tabel 8.
Keefektifan Pemupukan
digunakan yaitu MOP untuk memenuhi kebutuhan unsur K, Rock Phosphate (RP)
untuk memenuhi unsur P, Dolomite dan Kieserite untuk memenuhi kebutuhan
unsur Mg, dan Urea untuk memenuhi kebutuhan unsur N. Pupuk campuran yang
digunakan yaitu NPK 12-12-17.
Nitrogen merupakan unsur hara penting yang diperlukan untuk
pertumbuhan vegetatif tanaman, pembentukan protein, sintesis klorofil, membantu
proses metabolisme, dan pada tanaman muda diperlukan untuk menunjang agar
saat TM batangnya sehat dan kuat. Gejala defisiensi N umumnya dijumpai pada
tanaman di tanah mineral, antara lain daun pada pelepah tua berwarna hijau pucat
sampai kuning.
Fosfor merupakan unsur hara penting yang diperlukan untuk energi pada
proses asimilasi, mendorong pembentukan perakaran pada awal pertumbuhan
tanaman, dan meningkatkan daya absorbsi hara dari dalam tanah. Gejala defisiensi
P yaitu tanaman tumbuh kerdil dengan pelepah yang pendek, tajuk berbentuk
piramida terbalik, dan batang yang meruncing.
Kalium merupakan unsur hara penting yang diperlukan untuk membantu
proses fotosintesis pada daun dan metabolisme tanaman, menjaga keseimbangan
Mg dalam tanaman, penting dalam menentukan jumlah dan pembentukan ukuran
janjangan, serta penting dalam ketahanan tanaman dalam serangan penyakit.
Gejalah defisiensi K yaitu pelepah daun tua pada bagian bawah berwarna
kuningtua kecokelatan dan berbintik orange (orange spot).
Magnesium merupakan unsur hara penting yang dalam penyusunan klorofil
yang berperan dalam proses fotosintesis. Gejala defisiensi Mg yaitu tampak dari
helai daun tua sebagian menguning dan sebagian lagi tetap berwarna hijau. Daun
tampak berwarna kuning khususnya jika terkena sinar matahari.
Tepat dosis. Setiap pupuk yang diaplikasikan harus diupayakan dapat
diserap tanaman secara maksimal. Oleh karena itu perlu ditetapkan dosis yang
tepat untuk masing-masing tanaman. Apabila dosis pemupukannya kurang,
tanaman tidak dapat tumbuh sesuai harapan, demikian juga apabila dosisnya
berlebihan. Dosis adalah jumlah satuan pupuk (biasanya dalam gram atau
kilogram) yang diberikan pada pohon kelapa sawit pada tiap aplikasi.
49
Dosis aplikasi pupuk di kebun PT TPP ditetapkan oleh bagian riset dan
development (R & D) berdasarkan hasil proses analisis tanah, analisis daun,
analisis produksi per blok, dan pemeriksaan visual tiap tahun.
Penulis hanya mengamati ketepatan dosis pupuk NPK pada tanaman belum
menghasilkan (TBM) dengan dosis 500 gram per pohon. Penulis mengambil 30
sampel ember dari 3 orang pemupuk (tiap orang 10 sampel ember). Setiap kali
jalan pemupuk membawa ember yang berisi pupuk 12 kg. Standar perusahaan
yaitu 24 pohon per ember. Hasil pengamatan ketepatan dosis pemupukan NPK
disajikan dalam Tabel 9.
Tepat waktu. Penaburan pupuk NPK dilakukan pada awal musim hujan
dengan kisaran curah hujan 100 – 200 mm/bulan, sedangkan penaburan pupuk
RP, MOP, Borate, dan Kieserit dapat dilakukan kapan saja tidak bergantung pada
musim. Pemupukan dilakukan sebanyak dua kali dalam satu tahun yaitu pada
semester satu (Januari – Juni) dan semester dua (Juli – Desember).
Salah satu faktor yang berpengaruh penting dalam keefektifan pemupukan
adalah curah hujan. Hal tersebut sangat menentukan tingkat penyerapan hara
pupuk oleh tanaman dan kemungkinan kehilangan hara pupuk akibat penguapan
(volatilisasi), pencucian (leaching), aliran permukaan (run off) dan erosi. Waktu
yang tepat untuk pemupukan adalah pada awal dan akhir musim hujan.
Pemupukan dilakukan saat curah hujan rendah, tidak pada musim kemarau (CH <
75 mm) dan curah hujan tinggi (CH > 250 mm). Jika pemupukan dilakukan pada
bulan dengan curah hujan tinggi, akan menyebabkan terjadinya pencucian. Jika
pemupukan dilakukan pada bulan dengan curah hujan yang rendah, maka tanaman
tidak mampu mengabsorbsi unsur hara.
Hasil pengamatan penulis selama magang di perusahaan ini, pelaksanaan
pemupukan sudah sesuai dengan rekomendasi pemupukan yang telah ditetapkan
perusahaan. Waktu pelaksanaan pemupukan tersebut dapat berubah, bergantung
pada ketersediaan jumlah pupuk di gudang dan ketepatan waktu datangnya pupuk
ke gudang. Pengamatan waktu pemupukan untuk Urea, NPK, dan Kieserite di
Afdeling Viktor dapat dilihat pada Tabel 10.
Tepat cara dan tepat tempat. Cara aplikasi pupuk sebagian besar sudah
tepat yaitu dengan cara ditebar secara merata pada piringan pohon, pupuk tidak
menggumpal karena dilakukan penguntilan terlebih dahulu. Jika di lapangan
51
masih ditemukan pupuk yang menggumpal maka sebelum ditabur, pupuk tersebut
dihancurkan terlebih dahulu oleh pelansir pupuk. Penempatan pupuk dilakukan
dengan mempertimbangkan penyebaran akar tanaman yang aktif menyerap unsur
hara dalam tanah (1 - 1.5 meter dari pohon).
Pengamatan ketepatan cara dilakukan oleh penulis dengan mengambil 30
sampel tanaman dari 3 orang pemupuk (masing-masing 10 sampel tanaman).
Penulis hanya mengamati ketepatan cara pada pemupukan NPK di Blok 5, dengan
menghitung rata-rata jarak pupuk yang ditabur dari pokok kemudian dibandingkan
dengan standar perusahaan (150 cm). Hasil pengamatan ketepatan penaburan
pupuk NPK dari pokok kelapa sawit disajikan dalam Tabel 11.
Kehilangan Pupuk
kehilangan pupuk Urea yang terjadi tidak tinggi yaitu hanya 0.19 persen dari 4 ton
Urea.
Hal yang menjadi kendala di atas perlu mendapat perhatian khusus karena
dapat menimbulkan kerugian dan mempengaruhi keefektifan pemupukan.
Misalnya pemupukan akan membutuhkan waktu yang lama, ada tanaman yang
belum mendapatkan pupuk, dan kehilangan pupuk karena tercecer.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
Lubis, A.U. 1992. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Pusat
Penelitian Marihat – Bandar Kuala. Pematang Siantar. 435 hal.
Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. 411
hal.
PT Astra Agro Lestari. 2008. Laporan Akhir Survey Tanah dan Evaluasi Lahan
untuk Perkebunan Kelapa Sawit Tingkat Semi Detail Skala 1 : 25 000
Areal Perkebunan PT Tunggal Perkasa Plantations Kabupaten Indragiri
Hulu Provinsi Riau. PT AAL. Jakarta. 310 hal.
Sukamto. 2008. Lima Puluh Delapan Kiat Meningkatkan Produktivitas dan Mutu
Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. 83 hal.
Prestasi Kerja
Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi
Penulis Karyawan Standar
...…………….(satuan/HK)………….....
15-02-2010 Tiba di lokasi - - - Mes ATC PT TPP
16-02-2010 Lapor, apel pagi di kantor besar - - - Kantor besar PT TPP
17-02-2010 Pembagian lokasi magang - - - Kantor besar PT TPP
18-02-2010 Menunggu diantarkan ke lokasi magang - - - Mes ATC PT TPP
22-02-2010 Penyulaman Mucuna sp. 30 bibit 150 bibit 150 bibit Blok 2 afd V
23-02-2010 Penyulaman Mucuna sp. 45 bibit 150 bibit - Blok 2 afd V
24-02-2010 Penyulaman Mucuna sp. 40 bibit 150 bibit - Blok 4 afd V
25-02-2010 Penyulaman Mucuna sp. 40 bibit 150 bibit - Blok 4 afd V
27-02-2010 Olahraga - - - Gor TPP
28-02-2010 Libur - - - -
01-03-2010 Pembuatan RTH 1 RTH 2 RTH 2 RTH Blok 9 afd V
02-03-2010 Pembuatan RTH - - - Blok 9 afd V
03-03-2010 Pembuatan RTH - - - Blok 9 afd V
04-03-2010 Pembuatan RTH - - - Blok 9 afd V
05-03-2010 Pemupukan NPK 50 kg 150 kg 150 kg Blok 4 afd V
06-03-2010 Olahraga - - - Gor TPP
07-03-2010 Libur - - - -
08-03-2010 Pemupukan (pupuk kandang) 4 karung 13 karung 20 karung Blok 24 afd V
09-03-2010 Pemupukan (pupuk kandang) 6 karung 20 karung 20 karung Blok 24 afd V
10-03-2010 Pemupukan (pupuk kandang) 4 karung 17 karung 20 karung Blok 24 afd V
11-03-2010 Pemupukan (pupuk kandang) 5 karung 20 karung 20 karung Blok 24 afd V
12-03-2010 Pemupukan (pupuk kandang) 4 karung 16 karung 20 karung Blok 24 afd V
13-03-2010 Olahraga - - - Gor TPP
14-03-2010 Libur - - -
61
Lampiran 1. (Lanjutan)
Prestasi Kerja
Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi
Penulis Karyawan Standar
...…………….(satuan/HK)………….....
15-03-2010 Pemupukan NPK 150 kg 250 kg 250 kg Blok 21 afd V
16-03-2010 Perawatan Mucuna sp. - 0.25 ha 0.25 ha Blok 8 afd V
17-03-2010 Perawatan Mucuna sp. - 0.25 ha - Blok 8 afd V
18-03-2010 Perawatan Mucuna sp. - 0.25 ha - Blok 8 afd V
19-03-2010 Perawatan Mucuna sp. - 0.25 ha - Blok 8 afd V
20-03-2010 Olahraga - - - Gor TPP
21-03-2010 Libur - - - -
22-03-2010 Praktek panen didampingi oleh mandor 4 jjg - 60 jjg Blok 10 afd U
23-03-2010 Praktek panen didampingi oleh mandor 7 jjg - 60 jjg Blok 10 afd U
24-03-2010 Pemupukan Kieserite 100 kg 250 kg 250 kg Blok 21,22 afd V
25-03-2010 Pemupukan Kieserite - - - Blok 19 afd V
26-03-2010 Pemupukan Kieserite - - - Blok 20 afd V
27-03-2010 Olahraga - - - Gor TPP
28-03-2010 Libur - - - -
29-03-2010 Penyemprotan CWC 0.2 ha 0.5 ha 0.5 ha Blok 17 afd V
30-03-2010 Penyemprotan lalang - - - Blok 17 afd V
31-03-2010 Penyembrotan CWC 0.3 ha 0.5 ha 0.5 ha Blok 18 afd V
01-04-2010 Membuat tapak timbun 3 8 - Blok 7 afd V
02-04-2010 Rawat parit - - - Blok 7 afd V
03-04-2010 Olahraga - - - Gor TPP
04-04-2010 Libur - - - -
05-04-2010 Rawat gawangan DAK - 2 ha 2.5 ha Blok 9 afd V
06-04-2010 Rawat gawangan DAK - - - Blok 9 afd V
07-04-2010 Inisial pruning (TM 1) 17 pohon - - Blok 5 afd R
62
Lampiran 1. (Lanjutan)
Prestasi Kerja
Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi
Penulis Karyawan Standar
...…………….(satuan/HK)…………......
08-04-2010 Inisial pruning (TM 1) 20 pohon - - Blok 5 afd R
09-04-2010 Penguntilan pupuk urea - - - Gudang afd V
10-04-2010 Olahraga - - - Gor TPP
11-04-2010 Libur - - - -
12-04-2010 Pemupukan mekanis (Fertilizer spreader) - - 6.4 ha/ jam Blok 4, 5 afd T
13-04-2010 Pemupukan mekanis (Fertilizer spreader) - - - Blok 8,9 afd T
14-04-2010 Memancang untuk penyisipan - - - Blok 7 afd W
15-04-2010 Penyemprotan resam 2 kep 10 kep 10 kep Blok 1 afd V
63
Lampiran 2. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Mandor di PT Tunggal Perkasa Plantations
Prestasi Kerja
Jumlah KHL Luas Areal Lama
Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi
yang Diawasi yang Diawasi Kegiatan
(orang) (ha) (jam)
16-04-2010 Mengawasi penguntilan pupuk urea 4 - 3 Gudang afd V
17-04-2010 Olahraga - - - Gor TPP
18-04-2010 Libur - - - -
19-04-2010 Mengawasi pemupukan urea 11 18.80 7 Blok 25 afd V
20-04-2010 Mengawasi pemupukan NPK 12 12.02 5 Blok 15 afd V
21-04-2010 Perawatan Mucuna sp. 22 34.61 7 Blok 11 afd V
22-04-2010 Perawatan Mucuna sp. 8 34.61 7 Blok 11 afd V
23-04-2010 Membantu persiapan acara pernikahan - - - Pekanbaru
24-04-2010 asisten - - - Pekanbaru
25-04-2010 Membantu persiapan acara pernikahan - - - Pekanbaru
26-04-2010 asisten - - - Gudang TPP
27-04-2010 Membantu persiapan acara pernikahan 15 24.90 7 Blok 12 afd V
28-04-2010 asisten 3 25.27 7 Blok 5 afd V
29-04-2010 Mengambil pupuk di gudang TPP - - 10 ATC TPP
30-04-2010 Mengawasi pemupukan NPK - - 10 ATC TPP
01-05-2010 Pengukuran daun ke 3 dan 9 - - - Gor TPP
02-05-2010 Mengikuti training mandor pupuk - - - -
03-05-2010 Mengikuti training mandor pupuk 19 24.78 7 Blok 22 afd V
04-05-2010 Olahraga 17 19.84 7 Blok 22 afd V
05-05-2010 libur 8 24.88 7 Blok 2 afd V
06-05-2010 Mengawasi pemupukan kieserite 8 24.88 7 Blok 2 afd V
07-05-2010 Mengawasi pemupukan kieserite 8 24.88 7 Blok 2 afd V
Mengawasi penyisipan Mucuna sp.
Mengawasi penyisipan Mucuna sp.
64
Lampiran 2. (Lanjutan)
Prestasi Kerja
Jumlah KHL Luas areal Lama
Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi
yang Diawasi yang Diawasi kegiatan
(orang) (ha) (jam)
08-05-2010 Olahraga - - - Gor TPP
09-05-2010 Libur - - - -
10-05-2010 Mengikuti training pemupukan mekanis - - 10 ATC TPP
11-05-2010 Kunjungan ke pabrik TPP - - 7 Pabrik TPP
12-05-2010 Kunjungan ke pabrik TPP - - 7 Pabrik TPP
13-05-2010 Mengawasi penyemprotan resam 10 22.69 7 Blok 17 afd V
14-05-2010 Mengawasi pemupukan NPK 24 39.67 7 Blok 18 afd V
15-05-2010 Olahraga - - - Gor TPP
65
Lampiran 3. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Asisten/Kepala Afdeling di PT Tunggal Perkasa Plantations
Prestasi Kerja
Jumlah Mandor Luas Areal Lama
Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi
yang Diawasi yang Diawasi Kegiatan
(orang) (ha) (jam)
16-05-2010 Libur - - - -
17-05-2010 Membantu mengerjakan data untuk review - - 6 Kantor afd S
selasa
18-05-2010 Review kantor besar TPP - - 4 Kantor besar TPP
19-05-2010 Memonitoring pemupukan urea 2 35.33 4 Blok 20 afd V
20-05-2010 Mengawasi perbaikan gudang afdeling V - - 3 Gudang afd V
21-05-2010 Memonitoring pengendalian gulma (DAK) 1 39.54 5 Blok 9 afd V
22-05-2010 Olahraga - - - Gor TPP
23-05-2010 Libur - - - -
24-05-2010 Membantu mengerjakan data untuk review - - 8 Kantor afd S
selasa
25-05-2010 Review kantor besar TPP - - 5 Kantor besar TPP
26-05-2010 Kantor afdeling Viktor - -
27-05-2010 Memonitoring pemupukan dolomit 1 36.53 6 Blok 1 afd V
28-05-2010 Libur - - - -
29-05-2010 Olahraga - - - Gor TPP
30-05-2010 Libur - - - -
31-05-2010 Membantu mengerjakan data untuk review - - 8 Kantor afd S
selasa
01-06-2010 Review kantor besar TPP - - 5 Kantor besar TPP
02-06-2010 Alkimatisasi Mucuna sp. 2 - 7 Blok 14 afd R
03-06-2010 Alkimatisasi Mucuna sp. 2 - 7 Blok 14 afd R
66
Lampiran 3. (Lanjutan)
Prestasi Kerja
Jumlah Mandor Luas Areal Lama
Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi
yang Diawasi yang Diawasi kegiatan
(orang) (ha) (jam)
04-06-2010 Alkimatisasi Mucuna sp. 2 - 7 Blok 14 afd R
05-06-2010 Olahraga - - - Gor TPP
06-06-2010 Libur - - - -
07-06-2010 Membantu mengerjakan data untuk review - - 7 Kantor afd S
selasa
08-06-2010 Review kantor besar TPP - - 6 Kantor besar TPP
09-06-2010 Persiapan persentasi - - 7 Kantor afdeling V
10-06-2010 Persiapan persentasi - - 7 Kantor afdeling V
11-06-2010 Persiapan persentasi - - 7 Kantor afdeling V
12-06-2010 Olahraga - - - Gor TPP
13-06-2010 Libur - - - -
14-06-2010 Membantu mengerjakan data untuk review - - 10 Kantor afd S
selasa
15-06-2010 Review kantor besar TPP dan persentasi di - - 6 Kantor besar TPP.
kantor pabrik
67
Lampiran 4. Curah Hujan dan Hari Hujan di PT Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau Periode 2000 - 2009
Bulan 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Rataan
CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH
Januari 227 10 194 14 239 11 315 18 390 17 122 7 326 13 136 7 196 15 205 11 235 12
Februari 98 10 130 10 48 5 226 11 173 9 49 7 162 11 107 12 169 7 196 11 135.8 9
Maret 123 5 75 8 357 10 322 12 260 18 235 17 214 11 150 11 933 19 462 17 313.1 13
April 263 16 249 15 27 11 261 17 272 20 366 14 501 16 618 13 425 13 306 12 328.8 15
Mei 95 6 101 4 18 6 271 12 202 12 409 15 196 8 386 16 146 8 139 5 196.3 9
Juni 210 7 25 2 10 4 86 6 - - 137 8 199 8 91 7 327 13 15 6 110 6
Juli 92 7 70 5 20 5 81 9 303 17 74 10 103 5 154 10 204 14 27 3 112.8 9
agustus 42 7 42 5 13 6 146 10 81 7 418 10 41 4 63 5 113 14 329 9 128.8 8
September 163 9 261 9 18 6 128 11 380 14 270 11 80 5 116 9 283 12 215 10 191.4 10
Oktober 139 8 292 16 276 8 119 9 357 19 410 12 80 10 126 14 468 14 122 9 238.9 12
November 161 17 357 17 358 16 659 18 365 18 324 12 218 14 352 10 1280 16 382 17 445.6 16
Desember 156 10 142 14 346 19 917 30 344 17 201 13 307 14 247 12 152 12 458 20 327 16
Jumlah 1769 112 1938 119 1730 107 3531 163 3127 168 3015 142 2427 119 2546 126 4696 157 2856 130 2763.5 135
BB 8 8 5 10 10 10 9 10 12 10 9.2
BK 1 2 7 0 1 1 1 1 0 2 1.6
HH = Hari Hujan =
BB = Bulan Basah = 0.1739 (tipe Iklim B)
BK = Bulan Kering
Q = Nilai untuk menentukan batas-batas tipe iklim berdasarkan klasifikasi Schmidth-Ferguson
Klasifikasi iklim menurut Schmidth-Ferguson
A = Daerah sangat basah F = Daerah kering
B = Daerah basah G = Daerah sangat kering
C = Daerah agak basah H = Daerah ekstrim kering
D = Daerah sedang
E = Daerah agak kering
Lampiran 5. Kelas Kesesuaian Lahan di PT Tunggal Perkasa Plantations,
Indragiri Hulu, Riau
Utara
OA = Afdeling Alfa
OW= Afdeling Wisky
OA = Afdeling Alfa
OW = Afdeling Wisky
70
ADMINISTRATUR
Deputi ADM
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
CDO
Kepala Kebun Kepala Pabrik Kepala Teknik Kepala Tata Usaha
Kerani PIC
Kebun R&D
Asisten Afdeling Asisten Pabrik Asisten Teknik Kepala
Asisten Asisten Bagian
PIC SHE HPT
ATC Asisten
HRGA PPIC
Mandor 1 Mandor 1 Mandor 1 Mandor 1
Mandor 1 Afdeling Transport Pabrik Teknik
Kerani Sekt.
HPT Kerani Administratur
CDO
Kasir HR
Mandor Mandor Asisten bibit
Kepala PIC
Rawat Panen DATA PMS
Poliklinik
Kerani Mandor
Kerani 1 PPIC
Admin ATC Kerani Kerani
Afdeling Pabrik
Panen Mandor Bibit
Kerani HPT