Anda di halaman 1dari 83

EVALUASI PEMUPUKAN PADA KELAPA SAWIT (Elaeis

guineensis Jacq.) DI KEBUN RADANG SEKO BANJAR


BALAM, PT TUNGGAL PERKASA PLANTATIONS,
INDRAGIRI HULU, RIAU

RAJA ADE SAPUTRA


A24060030

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
RINGKASAN

RAJA ADE SAPUTRA. Evaluasi Pemupukan pada Kelapa Sawit


(Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Radang Seko Banjar Balam, PT Tunggal
Perkasa Plantation, Indragiri Hulu, Riau. (Dibimbing oleh ADE
WACHJAR).
Kegiatan magang bertujuan agar penulis memperoleh pengalaman dan
kemampuan kerja baik secara teknis di lapangan maupun manajerial,
meningkatkan keterampilan penulis dalam memahami proses kegiatan kerja di
perkebunan kelapa sawit secara nyata, dan dapat memahami secara khusus aspek
pemupukan tanaman kelapa sawit baik dari segi teknis maupun manajerial.
Kegiatan magang telah dilaksanakan di Kebun Radang Seko Banjar Balam,
PT Tunggal Perkasa Plantation (PT Asra Agro Lestari, Tbk.), Indragiri Hulu,
Riau. Kegiatan magang dilaksanakan selama 4 bulan mulai dari bulan Februari
hingga bulan Juli 2010. Metode yang digunakan dalam kegiatan magang adalah
bekerja langsung di lapangan sebagai karyawan, pendamping mandor, dan
pendamping asisten.
Pengumpulan data dan informasi magang dilakukan dengan metode
langsung dan tidak langsung dalam mencari data primer maupun data sekunder.
Data primer merupakan informasi yang diperoleh secara langsung melalui
pengamatan penulis di lapangan meliputi ketepatan jenis, ketepatan waktu,
ketepatan dosis, ketepatan cara pemupukan, jumlah HK yang dipakai pada
pemupukan, gejala kekurangan hara tanaman, diskusi langsung dengan buruh
harian lepas (BHL) dan staf.
Data sekunder yang mendukung pelaksanaan teknis lapangan adalah sejarah
dan kondisi umum perusahaan, kondisi iklim, peta, kondisi tanaman, organisasi
dan manajemen dan data produksi dari areal perkebunan tersebut, juga data yang
terkait dengan pemupukan yang meliputi realisasi pemupukan kebun, dosis
pemupukan kebun, dan data lainnya yang terkait. Baik data primer maupun data
sekunder dianalisis dengan metode deskriptif.
Kebun Radang Seko Banjar Balam merupakan kebun yang terletak paling
ujung dibandingkan dengan kebun lain yang ada di PT Tunggal Perkasa
Plantations. Sebagian besar tanaman kelapa sawit di kebun ini yaitu tanaman
belum menghasilkan (TBM). Pada tahun 2009 produksi di Kebun Radang Seko
Banjar Balam yaitu sebesar 49.7 ton.
Pemupukan di Kebun Radang Seko Banjar Balam pada semester 1 tahun
2010 dilaksanakan dengan sistem blok ke blok. Kelebihan dari pelaksanaan sistem
tersebut adalah lebih efisien dari segi tenaga kerja, waktu, biaya dan
mempermudah dalam pengawasan.
Kegiatan pemupukan memberikan kontribusi yang sangat luas dalam
meningkatkan produksi dan kualitas produk yang dihasilkan. Salah satu efek
pemupukan yang sangat bermanfaat yaitu meningkatkan kesuburan tanah yang
menyebabkan tingkat produksi tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan
daya tahan tanaman terhadap serangan hama serta penyakit dan pengaruh iklim
yang tidak menguntungkan.
Pelaksanaan pemupukan di Kebun Radang Seko Banjar Balam secara umum
telah mengacu pada prinsip 5 T, yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara, dan
tepat tempat. Pemupukan dilakukan secara manual dengan metode pelansiran pupuk ke
dalam blok secara tuntas terlebih dahulu baru dilanjutkan dengan penaburan.
EVALUASI PEMUPUKAN PADA KELAPA SAWIT (Elaeis
guineensis Jacq.) DI KEBUN RADANG SEKO BANJAR BALAM,
PT TUNGGAL PERKASA PLANTATIONS,
INDRAGIRI HULU, RIAU

Skripsi
sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Raja Ade Saputra


A24060030

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
Judul : EVALUASI METODE PEMUPUKAN PADA KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN RADANG SEKO BANJAR
BALAM, PT TUNGGAL PERKASA PLANTATIONS, INDRAGIRI
HULU, RIAU
Nama : RAJA ADE SAPUTRA
NIM : A24060030

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Dr Ir Ade Wachjar, MS
NIP. 19550109 1980 03 1008

Mengetahui,
Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura
Fakultas Pertanian IPB

Dr Ir Agus Purwito, MSc.Agr


NIP 19611101 1987 03 1 003

Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 15 Januari 1988 di Langgam, Riau. Penulis


merupakan anak pertama dari pasangan Bapak Raja Anis dan Ibu Nurteti.
Tahun 2000 penulis lulus dari SDN 022 Pekanbaru, kemudian pada tahun
2003 penulis menyelesaikan studi di SMPN 10 Pekanbaru. Selanjutnya penulis
lulus dari SMAN 1 Pekanbaru pada tahun 2006.
Tahun 2006 penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor
melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD). Pada tahun 2007 penulis diterima
senagai mahasiswa di Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kekuatan dan hidayahNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi ini dibuat sebagai tugas akhir penulis untuk memenuhi syarat kelulusan S1
pada Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor. Skripsi ini merupakan hasil kerja dan analisis dari kegiatan
magang yang telah dilaksanakan penulis selama 4 bulan di kebun kelapa sawit PT
Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak dan Ibu penulis serta seluruh keluarga besar atas doa dan dukungan yang
diberikan kepada penulis.
2. Bapak Dr Ir Ade Wachjar, MS. selaku pembimbing skripsi yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama pelaksanaan magang dan
penyusunan skripsi.
3. Bapak Ir Supijatno, MSi. dan Bapak Ir Adolf Pieter Lontoh, MS. selaku dosen
penguji.
4. Ibu Prof Dr Ir Sriani Sujiprihati, MS. selaku pembimbing akademik yang telah
membimbing penulis selama menjalani studi.
5. Bapak Ir H. Sembiring dan keluarga besar PT Tunggal Perkasa Plantation,
Indragiri Hulu, Riau, terutama Bapak Tatang sebagai asisten di Afdeling Viktor
yang telah memberi bimbingan dan masukan kepada penulis.
6. Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 43 dan semua pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan
dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Bogor, Januari 2011

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... viii
PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
Latar Belakang .................................................................................... 1
Tujuan ................................................................................................. 4

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 5


Syarat Tumbuh Kelapa sawit ............................................................... 5
Pemupukan .......................................................................................... 6

METODE MAGANG ..................................................................................... 9


Tempat dan Waktu .............................................................................. 9
Metode Pelaksanaan ............................................................................ 9
Pengamatan dan Pengumpulan Data ................................................... 10
Analisis Data dan Informasi ................................................................ 10

KEADAAN UMUM ....................................................................................... 12


Sejarah Perusahaan .............................................................................. 12
Profil Perusahaan ................................................................................. 13
Letak Geografis ................................................................................... 13
Keadaan Iklim dan Tanah ................................................................... 14
Luas Areal dan Tata Guna Lahan ......................................................... 15
Keadaan Tanaman dan Produksi ......................................................... 15
Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan ........................ 16

PELAKSANAAN TEKNIS LAPANGAN ..................................................... 19


Aspek Teknis ....................................................................................... 19
Pembibitan ................................................................................. 19
Perawatan Tanaman ................................................................... 20
Pengambilan Sampel Daun ........................................................ 25
Pengendalian Gulma .................................................................. 26
Pemupukan ................................................................................. 28
Pemanenan ................................................................................. 30
Aspek Manajerial ................................................................................ 34
Karyawan Non Staf .................................................................... 34
Karyawan Staf............................................................................. 37

PEMBAHASAN .............................................................................................. 38

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 55


Kesimpulan........................................................................................... 55
Saran .................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 57
LAMPIRAN ..................................................................................................... 59
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman
1. Produktivitas dan BJR TBS Kebun RSBB Tahun 2005 – 2009 ............. 15
2. Jumlah Staf dan Non Staf di PT Tunggal Perkasa Plantations,
Indragiri Hulu, Riau, Tahun 2009 ............................................................ 17
3. Standar Rotasi Perawatan Mucuna bracteata di PT TPP ...................... 21
4. Norma Standar Pemberian Material Herbisida pada TBM ..................... 27
5. Kriteria Matang Panen Berdasarkan Tingkat Fraksi Buah Kelapa Sawit . 31
6. Alat-alat Panen Kelapa Sawit yang Digunakan di PT Tunggal
Perkasa Plantations .................................................................................. 32
7. Faktor Kualitas Pabrik Kelapa Sawit PT Tunggal Perkasa Plantations .. 34
8. Perbandingan Efisiensi Pemupukan Manual dan Fertilizer Spreader .... 47
9. Ketepatan Dosis Pupuk NPK di Afdeling Viktor PT TPP ..................... 49
10. Waktu Pemupukan Kelapa Sawit di Afdeling Viktor PT TPP ............... 51
11. Ketepatan Penaburan Pupuk NPK di Afdeling Viktor PT TPP .............. 51
12. Kehilangan Pupuk Urea di Afdeling Viktor PT TPP .............................. 53
DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman
1. Penanaman dan Perawatan Mucuna bracteata ....................................... 21
2. Gulma Dominan di Afdeling Viktor ....................................................... 26
3. Susunan Janjangan Kosong pada TBM Kelapa Sawit ............................ 29
4. Pengambilan Pupuk di Gudang ............................................................... 40
5. Pemupukan Secara Mekanis (Fertilizer Spreader) ................................. 41
6. Pemupukan Secara Manual pada Kelapa Sawit TBM ............................ 44
7. Pelaksanaan Pengangkutan dan Pengeceran Pupuk Dengan Truk
dan Sepeda Motor ................................................................................... 45
8. Pelansiran Untilan Pupuk ke Dalam Blok ............................................... 45
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman
1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas
(KHL) di PT Tunggal Perkasa Plantations .......................................... 60
2. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Mandor
di PT Tunggal Perkasa Plantations ....................................................... 63
3. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Asisten/Kepala
Afdeling di PT Tunggal Perkasa Plantations ........................................ 65
4. Curah Hujan dan Hari Hujan di PT Tunggal Perkasa Plantations,
Indragiri Hulu, Riau Periode 2000-2009 .............................................. 67
5. Kelas Kesesuaian Lahan di PT Tunggal Perkasa Plantations,
Indragiri Hulu, Riau .............................................................................. 68
6. Peta PT Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau ................. 69
7. Struktur Organisasi di PT Tunggal Perkasa Plantations,
Indragiri Hulu, Riau ............................................................................... 70
8. Sistem Perhitungan Premi Pemanen PT Tunggal Perkasa Plantations.. 71
9. Kriteria Kelas Pemanen di PT Tunggal Perkasa Plantations.................. 72
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan produsen crude palm oil (CPO) terbesar di dunia


setelah mampu menggeser Malaysia. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) dan
produk turunannya telah menjadi komoditas perdagangan internasional yang
menyumbang devisa terbesar bagi negara dari ekspor non-migas tanaman
perkebunan. Pengusahaan kebun kelapa sawit nasional dilakukan oleh perkebunan
besar swasta (PBS), perkebunan rakyat (PR), dan perkebunan besar negara (PBN)
telah menyebar di 19 provinsi. Selain sumber penyumbang devisa bagi negara,
kelapa sawit juga berperan dalam meningkatkan pendapatan petani sekaligus
memberikan kesempatan kerja yang luas (Yahya, 1990).
Perkembangan areal tanaman kelapa sawit di Indonesia mengalami
peningkatan yang pesat dari tahun ke tahun. Indonesia menjadi negara produsen
kelapa sawit terbesar dengan luas areal sebesar 7.07 juta hektar dan produksi CPO
mencapai 18.46 juta ton dengan perincian 2 565 000 hektar merupakan
perkebunan rakyat (PR) dengan produksi 5 085 000 ton minyak sawit, 687 000
hektar merupakan perkebunan besar Negara (PBN) dengan produksi sebesar
2 314 000 ton minyak sawit, serta 3 358 000 hektar perkebunan besar swasta
(PBS) dengan produksi sebesar 8 990 000 ton minyak sawit (Direktorat Jenderal
Perkebunan, 2009).
Produksi CPO Indonesia mengalami peningkatan cukup pesat. Pada tahun
1998 produksi CPO sebesar 5.9 juta ton meningkat pada tahun 2008 menjadi 17.5
juta ton sehingga menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil CPO terbesar di
dunia. Meskipun demikian, Indonesia belum bisa memenuhi permintaan pasar
terhadap minyak kelapa sawit dunia yang mencapai 33.7 juta ton pada tahun 2008.
Jumlah ekspor untuk produk kelapa sawit Indonesia berupa CPO dan produk
turunannya mencapai lebih dari 18.1 juta ton pada tahun 2008 dan menghasilkan
devisa lebih dari US$ 14 milyar (Direktur Jendral Perkebunan, 2009). Hal ini
menunjukkan bahwa prospek usaha kelapa sawit masih sangat baik.
Pencapaian hasil produksi kelapa sawit yang tinggi dipengaruhi oleh tiga
faktor utama, yaitu : faktor lingkungan, faktor genetik dan teknik budidaya. Faktor
2

lingkungan meliputi iklim, dan kelas kesesuaian lahan. Faktor genetik meliputi
penggunaan bahan tanam/varietas tanaman kelapa sawit yang unggul. Teknik
budidaya kelapa sawit merupakan faktor yang penting dalam memaksimalkan
potensi produksi kelapa sawit. Teknik budidaya yang tidak sesuai dengan standar
rekomendasi dapat mempengaruhi produksi tandan buah segar (TBS). Sebagai
contoh akibat kesalahan pemupukan dapat menurunkan produksi TBS hingga
13 % dari produksi normal (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005). Dengan
produksi yang tinggi, CPO yang dihasilkan juga akan tinggi sehingga dapat
meningkatkan keuntungan perusahaan.
Kelapa sawit adalah penghasil minyak nabati yang dapat diandalkan, karena
minyak yang dihasilkan memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan
minyak yang dihasilkan oleh tanaman lain. Keunggulan tersebut di antaranya
memiliki kadar kolesterol rendah, bahkan tanpa kolesterol. Minyak nabati yang
dihasilkan dari pengolahan buah kelapa sawit berupa minyak sawit mentah (CPO
atau crude palm oil) yang berwarna kuning dan minyak inti sawit (PKO atau palm
kerner oil) yang tidak berwarna. CPO atau PKO banyak digunakan sebagai bahan
industri pangan, industi sabun, industri baja, industri tekstil, kosmetik, dan
sebagai bahan bakar alternatif.
Prospek pasar bagi olahan kelapa sawit cukup baik, karena permintaan dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup besar, tidak hanya di dalam
negeri tetapi juga di luar negeri. Oleh karena itu, sebagai negara tropis yang masih
memiliki lahan cukup luas, Indonesia berpeluang besar untuk mengembangkan
pekebunan kelapa sawit, baik melalui penanaman modal asing maupun skala
perkebunan rakyat.
Melihat besarnya prospek kelapa sawit di Indonesia, maka diperlukan
adanya upaya peningkatan produktivitas untuk meningkatkan produksi tanaman
kelapa sawit. Salah satu upaya peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan
cara pemberian pupuk secara efisien dan efektif.
Pemupukan merupakan faktor yang sangat penting untuk meningkatkan
produktivitas dan kualitas produksi yang dihasilkan. Salah satu efek pemupukan
yang sangat bermanfaat yaitu meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan
tingkat produktivitas tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan
3

tanaman terhadap serangan penyakit dan pengaruh iklim yang tidak


menguntungkan. Selain itu, pemupukan bermanfaat melengkapi penyediaan unsur
hara di dalam tanah sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dan pada akhirnya
tercapai daya hasil (produktivitas) yang maksimal.
Pemupukan pada tanaman kelapa sawit bertujuan untuk menyediakan
kebutuhan hara bagi tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh baik dan mampu
berproduksi maksimal dan menghasilkan minyak berkualitas baik (Adiwiganda
dan Siahaan, 1994). Untuk meningkatkan produksi maksimal kelapa sawit, maka
dalam pelaksanaan pemupukan harus mengacu pada tujuh tepat, yaitu tepat jenis,
dosis, waktu, cara, penempatan, bentuk formulasi, dan rotasi.
Pupuk merupakan salah satu sumber unsur hara utama yang sangat
menentukan tingkat pertumbuhan dan produksi kelapa sawit. Setiap unsur hara
memiliki peranan masing-masing dan dapat menunjukkan gejala tertentu pada
tanaman apabila ketersediaannya dalam tanah sangat kurang. Penyediaan hara
dalam tanah melalui pemupukan harus seimbang, yaitu disesuaikan dengan
kebutuhan tanaman.
Untuk mencapai kondisi tanah yang subur diperlukan kombinasi pemakaian
pupuk organik dan anorganik. Unsur hara utama yang mendapat perhatian dalam
pemupukan tanaman kelapa sawit meliputi N, P, K, Mg, Cu, dan B. Tanaman
memperoleh unsur hara dari beberapa sumber, yaitu tanah, residu bahan organik,
dan pupuk buatan yang diberikan pada tanaman (Sutarta et al., 2003).
Biaya pemupukan menyangkut beberapa komponen langsung, antara lain
harga pupuk, kebutuhan pupuk/ha, transportasi, alat, dan sarana yang digunakan
dalam pelaksanaan pemupukan. Selain itu, beberapa faktor penunjang seperti
gudang, jalan, sistem pengawetan tanah, drainase, dan perawatan tanaman juga
memerlukan cara pengolahan yang tepat. Dengan demikan diperlukan pengkajian
yang lebih jauh mengenai potensi, sumber daya alam dan manusia dalam
menentukan kebijakan pemupukan, terutama di daerah pengembangan mengingat
potensi sumber daya serta sarana yang ada sangat beragam.
4

Tujuan

Kegiatan magang bertujuan agar penulis memperoleh pengalaman dan


kemampuan kerja baik secara teknis di lapangan maupun manajerial,
meningkatkan keterampilan penulis dalam memahami proses kegiatan kerja di
perkebunan kelapa sawit secara nyata, dan dapat memahami secara khusus aspek
pemupukan tanaman kelapa sawit baik dari segi teknis maupun manajerial.
TINJAUAN PUSTAKA

Syarat Tumbuh Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit bisa tumbuh dan berbuah hingga ketinggian tempat
1 000 meter di atas permukaan laut (dpl). Akan tetapi, pertumbuhan tanaman dan
produktivitas yang optimal akan tercapai jika ditanam di lokasi dengan ketinggian
maksimum 400 meter dpl (Sukamto, 2008).
Menurut Pahan (2008), lahan adalah matriks tempat tanaman berada. Tanpa
lahan, tanaman kelapa sawit tidak akan ekonomis untuk diusahakan secara
komersial. Lahan yang optimal untuk kelapa sawit harus mengacu pada tiga faktor
yaitu lingkungan, sifat fisik lahan dan sifat kimia tanah atau kesuburan tanah.
Tanah yang baik digunakan untuk perkebunan kelapa sawit adalah Latosol,
Podzolik, Alluvial, dan Gambut. Untuk memperoleh hasil maksimal dalam
budidaya kelapa sawit perlu memperhatikan sifat fisik dan kimia tanah di
antaranya struktur tanah dan drainase tanah baik, kedalaman solum tanah lebih
dari 80 cm, tekstur tanah ringan serta memiliki reaksi tanah (pH) 4.0 - 6.0.
Jumlah curah hujan dan lamanya penyinaran matahari memiliki korelasi
dengan fluktuasi produksi kelapa sawit. Curah hujan ideal untuk tanaman kelapa
sawit berkisar 2 000 – 2 500 mm per tahun dan tersebar merata sepanjang tahun.
Jumlah penyinaran rata-rata sebaiknya tidak kurang dari 6 jam per hari.
Temperatur optimum untuk tanaman kelapa sawit antara 22 – 23 oC. Keadaan
angin tidak terlalu berpengaruh karena tanaman kelapa sawit lebih tahan terhadap
angin kencang dibandingkan dengan tanaman lainnya.
Kelapa sawit tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti Podsolik, Latosol,
Hidromorfik Kelabu, Regosol, Andosol, Organosol, dan Aluvial. Tanaman kelapa
sawit akan tumbuh baik pada tanah yang gembur, subur, berdrainase baik,
permeabilitas sedang, dan membuat solum yang tebal sekitar 80 cm tanpa lapisan
padas (Fauzi et al., 2006).
Derajat keasaman (pH) tanah sangat terkait dengan ketersediaan hara yang
diserap oleh akar. Kelapa sawit dapat tumbuh pada pH 4.0 – 6.0, tetapi pH
optimumnya berada antara 5.0 – 5.6. Tanah ber-pH rendah dapat ditingkatkan
6

dengan cara pengapuran. Tanah tersebut biasanya dijumpai pada daerah pasang
surut terutama tanah gambut (Lubis, 1992).

Pemupukan

Budidaya kelapa sawit meliputi beberapa tahapan kegiatan yaitu persiapan


areal, pembibitan, penanaman, sensus pokok, penyulaman, pemupukan,
pengendalian hama dan penyakit tanaman (HPT), pengendalian gulma, kastrasi,
penunasan, pemanenan, dan pemanfaatan limbah.
Salah satu dari kegiatan pemeliharaan yang memerlukan perhatian intensif
yaitu pemupukan. Hal tersebut karena biaya pemupukan tergolong tinggi, kurang
lebih 30 % dari total biaya produksi atau 40 – 60 % dari biaya pemeliharaan
sehingga menuntut pihak praktisi perkebunan untuk secara tepat menentukan jenis
dan kualitas pupuk yang akan digunakan dan mengelolanya mulai dari pengadaan
hingga aplikasinya di lapangan baik secara teknis maupun manajerial (Winarna,
Darmosarkoro dan Sutarta, 2003).
Praktik pemupukan memberikan kontribusi yang sangat luas dalam
meningkatkan produksi dan kualitas produk yang dihasilkan. Salah satu efek
pupuk yang bermanfaat yaitu meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan
tingkat produktivitas tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan
tanaman terhadap serangan penyakit dan pengaruh iklim yang tidak
menguntungkan. Selain itu, pemupukan bermanfaat melengkapi persediaan unsur
hara di dalam tanah sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dan pada akhirnya
tercapai daya hasil (produktivitas) yang maksimal. Pupuk juga menggantikan
unsur hara yang hilang karena pencucian dan terangkut melalui hasil panen (TBS)
serta memperbaiki kondisi yang tidak menguntungkan atau mempertahankan
kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan kelapa sawit.
Persiapan pemupukan terbagi menjadi tiga yaitu persiapan pupuk, organisasi
penguntilan dan persiapan lapangan. Karung bekas (bekas pembungkus pupuk)
dikumpulkan oleh tim pengecer dan disusun di tempat untilan. Selanjutnya,
karung tersebut diserahkan ke kantor afdeling guna memastikan jumlah untilan
yang dibawa ke lapangan sekaligus mengecek apakah seluruh pupuk sudah
ditabur dan tidak ada yang hilang (Pahan, 2008).
7

Aspek manajerial pemupukan tanaman kelapa sawit terdiri atas


perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.

Perencanaan
Rencana pemupukan untuk setiap aplikasi dibuat oleh asisten afdeling.
Rencana tersebut dibuat empat rangkap yaitu untuk administratur, asisten kepala,
bagian gedung dan asisten afdeling yang bersangkutan. Lembar rencana
pemupukan berisi afdeling, tahun tanam, blok, luas, jumlah pokok produktif, jenis
pupuk, dosis per pohon, jumlah pupuk dan waktu pemupukan (Winarna et al.,
2003).
Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan asisten afdeling. Asisten afdeling
harus membuat rencana pemupukan mingguan dan harian. Rencana tersebut
merupakan pedoman dalam pelaksanaan di lapangan. Selain itu, asisten juga harus
membuat peta rencana pemupukan harian dan menggambarkan arah pelaksanaan
pemupukan. (Winarna et al., 2003).

Organisasi
Dalam satu afdeling, kegiatan pemupukan dipimpin oleh asisten afdeling
dibantu oleh mandor I dan mandor pupuk. Mandor pupuk membawahi 25 – 60
karyawan bergantung pada luas areal divisi atau afdeling. Kegiatan pemupukan
tersebut menggunakan norma prestasi penabur 2 – 3.5 ha/HK atau 400 – 500
kg/HK, bergantung pada dosis per pokok, topografi areal dan keterampilan
penabur. Sebaiknya, diusahakan agar tidak terjadi penggantian tenaga penabur.
Selain itu, jumlah takaran harus sesuai dengan jumlah penabur (Pahan, 2008).

Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan pemupukan, pupuk diecer ke blok oleh tenaga kerja
yang tersedia. Penaburan pupuk sesuai jalurnya (barisan) masing-masing. Pupuk
ditabur di sekeliling piringan penuh, tidak dibenarkan penaburan yang
terputus-putus. Pada sistem benam, lubang bekas pemupukan ditutup kembali.
Jarak tabur pupuk bergantung pada perkembangan pohon, tepatnya jalur
penaburan harus di bawah proyeksi ujung tajuk (Winarna et al., 2003).
8

Pengawasan
Mengingat biaya pemupukan cukup mahal, maka diperlukan pengawasan di
lapangan dengan intensif dan ketat oleh mandor pupuk, mandor besar, asisten
serta asisten kepala hingga manajer. Kebutuhan unsur hara bagi tanaman kelapa
sawit pada setiap fase pertumbuhannya berbeda-beda. Jumlah unsur hara yang
ditambahkan melalui pupuk harus mempertimbangkan kehilangan hara akibat
pencucian, penguapan, penambahan hara dari tanaman penutup tanah, hara yang
terikat dari udara, serta potensi fisik dan kimia tanah. Menurut Sianturi (2005)
untuk mencapai keseimbangan unsur hara yang optimum pada perkebunan kelapa
sawit dibutuhkan pamupukan yang berdasarkan rekomendasi dari penelitian lebih
lanjut dalam kurun waktu yang relatif lama.
Pupuk merupakan salah satu sarana produksi yang penting dalam kegiatan
produksi tanaman, tetapi dalam pelaksanaannya tidak mudah karena harus
memperhatikan tingkat efisiensi atau penghematan. Hal yang menyangkut
efisiensi meliputi tingkat keefektifan pemupukan (tepat jenis, dosis, waktu, cara,
tempat, formulasi, dan rotasi), perimbangan hara, dan harga pupuk (Leiwakabessy
dan Sutandi, 2004). Selain itu, di dalam pelaksanaan pemupukan harus
memperhitungkan tingkat keefisienan dari segi waktu dan tenaga kerja.
METODE MAGANG

Tempat dan Waktu

Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Radang Seko Banjar Balam, PT


Tunggal Perkasa Plantation, Kecamatan Lirik, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi
Riau, selama empat bulan mulai bulan Februari hingga Juni 2010.

Metode Pelaksanaan

Kegiatan magang meliputi seluruh kegiatan yang menyangkut aspek teknis


di lapangan dan aspek manajerial. Kegiatan pada dua bulan pertama penulis
melaksanakan kegiatan sebagai pekerja harian lepas dengan kegiatan di kebun
yang diikuti meliputi: pembibitan, penanaman sisipan, kastrasi, pengendalian
gulma, pemupukan, rawat parit, penunasan dan pengendalian hama penyakit serta
pemanenan. Penulis akan mencatat prestasi kerja baik yang dapat dicapai mandor
maupun karyawan harian lepas (KHL) lainnya, standar kerja, bahan dan alat yang
digunakan serta jumlah tenaga kerja dalam setiap kegiatan teknis. Kegiatan
penulis sebagai KHL dapat dilihat pada Lampiran 1.
Bulan ketiga penulis melaksanakan kegiatan sebagai pendamping mandor.
Posisi sebagai pendamping mandor memilik tugas manajerial, seperti apel pagi,
menentukan jumlah karyawan yang dibutuhkan, mengorganisir karyawan,
memberikan motivasi dan menghitung biaya operasional dalam setiap kegiatan.
Selain itu, penulis juga melakukan kegiatan administratif seperti membuat rencana
kerja, rincian kerja, mengisi buku mandor serta membuat laporan harian alokasi
tenaga kerja. Kegiatan penulis sebagai pendamping mandor dapat dilihat pada
Lampiran 2.
Bulan keempat yang merupakan bulan terakhir, penulis diberi tanggung
jawab sebagai pendamping asisten divisi yang juga melaksanakan tugas-tugas
menyangkut aspek manajerial yang lebih tinggi di atas mandor. Kegiatan
pendamping asisten antara lain mempelajari kegiatan manajerial tingkat divisi,
membantu mengelola dan mengawasi tenaga kerja serta pembuatan jurnal harian.
Kegiatan penulis sebagai pendamping asisten dapat dilihat pada Lampiran 3.
10

Pengamatan dan Pengumpulan Data

Pengumpulan data dan informasi magang dilakukan dengan metode


langsung dan tidak langsung dalam mencari data primer maupun data sekunder.
Pengumpulan data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung
terhadap semua kegiatan yang berkaitan dengan aspek teknis dari kegiatan-
kegiatan di kebun dan diskusi dengan mandor dan asisten divisi.
Data primer yang diamati pada kegiatan pemupukan meliputi distribusi
pupuk; aplikasi pemupukan secara manual mulai dari penguntilan pupuk,
pengangkutan dan pengeceran pupuk ke lapangan, penaburan pupuk,
pengumpulan karung bekas untilan pupuk; aplikasi pemupukan secara mekanis;
keefektifan pemupukan yaitu tepat jenis, tepat cara dan tepat tempat, tepat dosis,
dan tepat waktu.
Data sekunder yang mendukung pelaksanaan teknis lapangan adalah sejarah
dan kondisi umum perusahaan, kondisi iklim, peta, kondisi tanaman, organisasi
dan manajemen dan data produksi dari areal perkebunan tersebut, juga data yang
terkait dengan pemupukan yang meliputi realisasi pemupukan kebun, dosis
pemupukan kebun, dan data lainnya yang terkait.
Data dan informasi yang didapat setiap harinya ditulis dalam jurnal harian
penulis. Setelah itu, data dipisahkan berdasarkan kegiatan yang dilakukan maupun
berdasarkan status penulis.

Analisis Data dan Informasi


Hasil dari kegiatan magang digunakan sebagai bahan analisis untuk bahan
skripsi yang ditekankan pada aspek kegiatan pemupukan. Hasilnya berupa data
pengamatan, pengumpulan informasi, dan data mengenai segi teknis dan
manajemen di kebun. Data primer diperoleh dengan metode diskusi dan
pengamatan lapangan.
Untuk mengambil data dari pengamatan ketepatan dosis dan ketepatan cara
(jarak penaburan pupuk dari pohon) pada TBM, penulis mengambil 30 sampel
pohon dari 3 orang pemupuk (tiap orang 10 pohon). Pengamatan dilakukan pada
orang yang sama. Alat yang digunakan untuk pengamatan dosis yaitu timbangan
dan ember. Pengamatan dilakukan dengan cara menimbang pupuk yang akan
11

diberikan pada tanaman sampel, lalu dimasukkan ke dalam ember. Setiap kali
jalan pemupuk membawa ember yang berisi pupuk 12 kg. Sedangkan alat yang
digunakan untuk mengukur jarak penaburan pupuk dari pohon yaitu meteran.
Pengumpulan data sekunder diperoleh dari studi literatur dan mempelajari
laporan manajemen (arsip kebun, laporan bulanan, dan laporan tahunan) serta
dokumentasi kebun. Dari data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan
metode deskriptif.
KEADAAN UMUM

Sejarah Perusahaan

Pada tahun 1918 terdapat tiga perusahaan yang bergerak di bidang


perkebunan dengan luas lahan 28 000 ha yang berada di Air Molek, Riau.
Perusahaan tersebut adalah NV Cultur Maatachappij Indragiri milik Swiss,
Indragiri Rubber Limited (IRL) dan Klawat Syndicate yang merupakan joint
venture antara perusahaan Inggris dengan Strut Company Malaysia.
Ketiga perusahaan tersebut dinasionalisasikan oleh pemerintah Republik
Indonesia (RI) pada tahun 1963 dan pengelolaannya diserahkan kepada PT
Perkebunan Indragiri (PT PI) yang kemudian dilikuidasi kembali oleh pemerintah
RI dan diserahkan kepada PT Kulit Aceh Raya Kapten Markam (PT Karkam).
Pada tahun 1964 PT Karkam diserahkan kepada Pemerintah Daerah. Setelah itu,
pada tahun 1966 - 1968 perkebunan tersebut diserahkan kepada PT Aslam
Karkam II (PT Askar II) dan pada tahun 1968 - 1969 perkebunan tersebut
diserahkan kembali kepada PT Perkebunan Indragiri.
Pada Tahun 1969 - 1971 perkebunan PT Karkam dilikuidasi kembali oleh
Pemerintah RI dan diserahkan kepada PT Berdikari Jakarta dengan status Badan
Usaha Milik Negara (BUMN). Pada tahun 1971, PT Berdikari diserahkan kepada
pemilik lama yaitu IRL – CMI (PT Plantagen) yang berpusat di Zurich, Swiss
serta Klawat Syndicate dan diubah namanya menjadi PT Indragiri Raya. Pada
tahun 1973 masa kontrak PT Indragiri Raya telah habis sehingga PT Indragiri
Raya dinasionalisasikan oleh pemerintah Indonesia melalui Departemen Pertanian
pada tahun 1973, dan arealnya dibagi menjadi: (1) PTP IV seluas 11 228 ha, (2)
NES II seluas 2 063 ha, (3) perluasan desa seluas 604 ha, dan (4) PT Tunggal
Investment seluas 9 799 ha.
Pada tahun 1975 PT Tunggal Investmen mulai beroperasi dengan komoditi
olah berupa karet dan kelapa sawit. Pada tahun 1979 nama PT Tunggal
Investmen diubah menjadi PT Tunggal Perkasa Plantations (PT TPP ). Pada bulan
September 1983, Astra Group masuk dalam PT TPP, dan sejak saat itu PT TPP
hanya memfokuskan perusahaan pada pengolahan kelapa sawit dengan kapasitas
produksi 70 ton/hari.
13

Sadang Mas yang merupakan joint venture antara Salim Mas Group dan
Sinar Mas Group juga ikut ambil bagian dalam PT TPP dan kapasitas pabrik
ditingkatkan menjadi 30 ton/jam. Lalu pada bulan Juni 1991, Astra Group melalui
PT Astra Agro Niaga membeli 100 % saham, sehingga sekarang PT TPP resmi
dimiliki secara total oleh Astra Agro Niaga. Pada tahun 1998, PT Astra Agro
Niaga, sebagai holder PT Tunggal Perkasa Plantations mencatatkan sahamnya
pada Bursa Efek Jakarta dan namanya diubah menjadi PT Astra Agro Lestari
Tbk.

Profil Perusahaan

PT Tunggal Perkasa Plantations (PT TPP) merupakan perusahaan yang


bergerak di bidang industri perkebunan kelapa sawit yang berada di bawah
naungan PT Astra Agro Lestari, Tbk. Produk utama yang dihasilkan oleh PT TPP
adalah minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan inti sawit (kernel). PT TPP terletak
di Kecamatan Pasir Penyu, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau. PT TPP
memiliki areal kebun kelapa sawit dengan luas Hak Guna Usaha (HGU) sebesar
14 935.40 ha dengan areal tanam seluas 14 153.56 ha dan memiliki pabrik
pengolahan Crude Plam Oil (CPO) dan kernel dengan kapasitas olah 60 ton/jam.
Jumlah karyawan PT TPP adalah 3 016 orang yang terdiri atas 50 orang staf, 482
orang karyawan bulanan, 1 045 karyawan harian tetap, dan 1 439 karyawan harian
lepas.

Letak Geografis

Secara geografis PT Tunggal Perkasa Plantations berada antara 0°22’12” -


0°12’36” Lintang Selatan dan antara 102°9’36” - 102°19’48” Bujur Timur. PT
TPP terletak di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Lirik dan Kecamatan Pasir
Penyu dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: sebelah barat berbatasan
dengan Desa Sungai Lala dan Jati Rejo, Kecamatan Sungai Lala; sebelah timur
berbatasan dengan Desa Sungai Sagu, Desa Sungai Karas Desa Japura Kecamatan
Lirik, Desa Kongsi Empat Kecamatan Pasir Penyu; sebelah utara berbatasan
dengan Desa Radang Seko, Desa Banjar Balam Kecamatan Lirik, serta sebelah
14

selatan yang berbatasan dengan Desa Kembang Harum, Desa Air Molek
Kecamatan Pasir Penyu.

Keadaan Iklim dan Tanah

PT Tunggal Perkasa Plantations mempunyai dua musim, yaitu musim hujan


dan musim kemarau. Puncak musim hujan terjadi pada bulan Oktober dan
November, sedangkan puncak musim kemarau terjadi pada bulan Juni dan Juli.
Rata-rata curah hujan selama 10 tahun terakhir (2000 – 2009) adalah 2 763.5
mm/tahun dengan rata-rata hari hujan adalah 135 hari/tahun. Rata-rata bulan
kering 1.9 bulan/tahun dan rata-rata bulan basah 9.2 bulan/tahun. Menurut
klasifikasi Schmidth-Ferguson, iklim di PT TPP termasuk tipe iklim B (basah).
Keadaan curah hujan bulanan di PT Tunggal Perkasa Plantation dapat dilihat pada
Lampiran 4. Temperatur udara rata-rata antara 28 - 31 °C.
Jenis tanah PT TPP terdiri atas dua ordo, yang menurunkan lima subgroup,
yaitu Inceptisol (Fluvaquepts, Aquic Dystrudepts) dan Ultisols (Typic,
Hapludults, Typic Kanhapludults, Typic kandiudults) dengan fisiografi pada
sebagian areal berbentuk flat, rolling, dan rendahan.
Sifat-sifat tanah lapisan atas dari kebun kelapa sawit PT TPP semuanya
bereaksi sangat masam dengan pH-H2O (1:5) < 4.5. Keadaan tanah yang sangat
masam tersebut juga disertai dengan kandungan kation-kation basa (Ca, Mg, K,
dan Na) yang sangat rendah, sehingga kapasitas tukar kation (KTK) dan
kejenuhan basanya (KB) juga rendah atau sangat rendah. Kemampuan tanah yang
rendah dalam pertukaran kation tersebut diperburuk oleh adanya tekstur tanah
yang kasar, yaitu tanah pasir (sand) atau tanah berpasir (sandy). Kandungan fosfor
(P) dan Kalium (K) potensial tanah ekstrak HCl 25 % semua contoh tanah
termasuk sangat rendah. Sedangkan P tersedia ekstrak Bray 1 dan K dapat ditukar
bervariasi dari sangat rendah sampai sedang atau tinggi, walaupun demikian
sebagian besar termasuk sangat rendah (Astra Agro Lestari, 2008).
Kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kelapa sawit di PT TPP terdiri atas
dua kelas, yaitu kelas S2 (cukup sesuai) dan kelas S3 (sesuai marjinal). kelas S2
mencakup areal seluas 7 318 ha (49.1 %) dengan pembatas utama retensi hara (pH
masam dan sebagian KTK rendah). Kelas S3 seluas 7 580 ha (50.9 %) dengan
15

pembatas utama adalah lereng agak curam, tekstur agak kasar serta drainase
terhambat. Adapun klasifikasi kelas kesesuaian lahan PT TPP dapat dilihat pada
Lampiran 5.

Luas Areal dan Tata Guna Lahan

Luas hak guna usaha PT Tunggal Perkasa Plantations adalah 14 935.40 ha


dengan areal tanam seluas 14 153.56 ha yang terbagi atas lima kebun, yaitu
Kebun Sei Sagu 3 234.88 ha, Kebun Sei Meranti 3 029.79 ha, Kebun Sei Lala
3 377.48 ha, Kebun Redang Seko 4 511.46 ha, dan kebun Plasma KKPA (Kredit
Koperasi Primer Anggota) 1 393.02 ha. Peta PT Tunggal Perkasa Plantations
dapat dilihat pada Lampiran 6. PT TPP memiliki pabrik pengolahan crude palm
oil (CPO) dan kernel dengan kapasitas 60 ton/jam.

Keadaan Tanaman dan Produksi

Tanaman kelapa sawit yang diusahakan di PT Tunggal Perkasa Plantations


adalah jenis Tenera yang dihasilkan oleh Lembaga Penelitian Perkebunan
Marihat. Jarak tanam yang digunakan adalah 9 m x 9 m x 9 m dengan jarak antar
barisan 7.79 m dan jarak dalam barisan 9 m sehingga populasi per hektarnya 143
pokok. Akan tetapi di lapangan menunjukkan bahwa populasi tanaman rata-rata
lebih rendah dari populasi yang seharusnya. Hal tersebut disebabkan oleh adanya
tanaman yang mati karena terserang hama dan penyakit, kemiringan tempat, dan
sebagainya. Produktivitas dan bobot janjang rata-rata (BJR) TBS kebun Radang
Seko Banjar Balam (RSBB) PT TPP tahun 2005-2009 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Produktivitas dan BJR TBS Kebun RSBB Tahun 2005 - 2009

Tahun Luas Produksi Produktivitas BJR


Areal Jumlah TBS Bobot TBS (ton/ha) (kg/tandan)
(ha) (tandan) (ton)
2005 3 331.25 5 396 710 55 890.56 16.78 10.36
2006 3 331.25 4 833 602 54 380.98 16.32 11.25
2007 3 172.23 4 130 203 57 256.14 18.05 13.86
2008 2 505.50 3 374 427 55 347.46 22.09 16.40
2009 2 505.50 2 704 483 49 711.63 19.84 18.38
Sumber : Kantor Besar PT Tunggal Perkasa Plantations (2010)
16

Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan

Perkebunan Kelapa Sawit PT Tunggal Perkasa Plantations merupakan salah


satu unit usaha dari PT Astra Agro Lestari Tbk (PT AAL). Struktur organisasi
PT AAL berdasarkan susunan garis dan staf dengan kekuasaan tertinggi dipegang
oleh presiden komisaris, sedangkan operasional perusahaan dipegang oleh
presiden direksi, direktur area, dan administratur.
PT Tunggal Perkasa Plantations dipimpin oleh seorang administratur yang
bertanggung jawab kepada dewan direksi. Administratur dibantu oleh seorang
deputi administratur, kepala tata usaha (KTU), kepala pabrik, kepala kebun,
kepala teknik, dan staf administratur. Struktur organisasi PT Tunggal Perkasa
Plantations dapat dilihat pada Lampiran 7.
Administratur bertugas sebagai penjamin kesinambungan pertumbuhan
perusahaan melalui peningkatan produktivitas dan efisiensi kebun dan pabrik,
menjamin operasionalisasi kebun dan pabrik agar berjalan efektif dan efisien guna
mencapai target yang ditetapkan dengan menerapkan aturan yang berlaku, baik
internal maupun eksternal perusahaan atau pemerintah, menjamin keselarasan
operasional kebun dan pabrik dengan lingkungan di sekitarnya termasuk masalah
territorial dan community development, serta menjamin ketersediaan kader
pimpinan di unit organisasinya.
Kepala kebun berperan untuk menjamin kualitas dan kuantitas panen yang
disesuaikan dengan target yang ditetapkan, menjamin aplikasi perawatan,
menjamin terjadinya peningkatan produktivitas tanaman, menjamin operasional
kebun agar berjalan efektif, efisien, dan mengikuti kaidah sistem manajemen yang
berlaku, serta menjamin ketersediaan kader pimpinan dan sumberdaya manusia di
unit organisasinya. Dalam menjalankan tugasnya, kepala kebun dibantu oleh
kepala afdeling yang bertugas menjamin tercapainya target minimal produksi
kebun sesuai dengan kualitas yang ditetapkan, menjamin produksi yang dihasilkan
terangkut ke pabrik, menjamin tercapainya kondisi perawatan standar kebun dan
tanaman bebas hama dan penyakit, menjamin tersedianya tenaga kerja sesuai
dengan kebutuhan produksi serta menjamin produktivitas tenaga kerja, menjamin
keamanan unit kerja, serta menjamin perencanaan dan pemakaian biaya sesuai
dengan kebutuhan atau perencanaan.
17

Kepala afdeling bertugas dan bertanggung jawab untuk mengelola afdeling


secara menyeluruh, baik dalam hal teknis maupun administrasi afdeling.
Pengelolaan teknis meliputi pengarahan dan instruksi kerja kerani afdeling,
mandor satu, mandor, dan pekerja, melakukan pengawasan dan pengontrolan
pelaksanaan pekerjaan serta mengevaluasi hasil kerja lapangan. Pengelolaan
administrasi yang dilakukan oleh asisten divisi meliputi pembuatan rencana kerja
harian, bulanan, dan tahunan, memeriksa dan mengevaluasi laporan kerja mandor,
laporan manajemen dan laporan lainnya, serta membuat bon permintaan dan
pengeluaran barang (BPPB). Dalam melaksanakan tugasnya asisten afdeling
dibantu oleh mandor satu, mandor panen, dan mandor rawat untuk
mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada di lapangan serta kerani afdeling
yang bertugas menangani dan mencatat seluruh kegiatan administrasi dan
keuangan afdeling. Setiap mandor panen memiliki satu orang kerani panen yang
bertugas untuk mencatat seluruh produksi buah matang dan jumlah janjangan
yang didapat oleh setiap pemanen.
Status pegawai di PT Tunggal Perkasa Plantation terdiri atas karyawan tetap
yang disebut serikat karyawan utama (SKU) dan buruh harian lepas (BHL).
Jumlah karyawan staf dan non staf PT Tunggal Perkasa Plantation dapat dilihat
pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Staf dan Non Staf di PT Tunggal Perkasa Plantation,


Indragiri Hulu, Riau, Tahun 2009

No. Status Pegawai Jumlah


(orang)
1. Staf 50
2. Karyawan Bulanan 482
3. Serikat Karyawan Utama (SKU) 1 045
4. Buruh Harian Lepas (BHL) 1 439
Jumlah 3 016
Sumber : Kantor Besar PT Tunggal Perkasa Plantations (2010)

Hari kerja karyawan dalam seminggu adalah 6 hari dengan lama jam kerja
7 jam/hari kecuali hari Sabtu yaitu 5 jam/hari. Buruh harian lepas bekerja sesuai
dengan ada tidaknya pekerjaan atau bergantung pada rotasi kerja suatu kegiatan,
bila pekerjaan telah selesai BHL diliburkan dan akan mulai bekerja kembali pada
rotasi baru.
18

PT Tunggal Perkasa Plantations dalam menunjang kesejahteraan


karyawannya menyediakan perumahan yang dilengkapi sarana air bersih dan
listrik, tempat peribadatan, klinik kesehatan, lapangan olahraga, koperasi, dan
sarana pendidikan. Koperasi yang berada dalam lingkungan perusahaan
menyediakan kebutuhan sehari-hari bagi karyawan. Keberadaan koperasi
diharapkan dapat membantu karyawan dalam memperoleh barang-barang
kebutuhan pokok.
Sarana pendidikan yang berada dalam lingkungan perusahaan adalah taman
kanak-kanak dan sekolah dasar. Perusahaan juga menyediakan kendaraan antar
jemput bagi anak-anak karyawan yang berada pada jenjang sekolah dasar (SD),
sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA).
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Aspek Teknis

Pembibitan

Pembibitan adalah tempat untuk menumbuhkan kecambah hingga menjadi


bibit dan memelihara sampai bibit siap ditanam di lapangan. Kegiatan pembibitan
yang dilaksanakan bertujuan untuk melakukan seleksi sehingga hanya bibit yang
baik yang ditanam di lapangan, untuk memelihara bibit secara intensif sehingga
pertumbuhannya jagur dan seragam, meminimalkan gangguan pada masa
pertumbuhan, menentukan tingkat kematian kecambah dan mengatur penggantian
secara dini.
Pada saat penulis melaksanakan kegiatan magang, di PT Tunggal Perkasa
Plantations sedang tidak melaksanakan kegiatan penanaman kecambah sehingga
penulis hanya melakukan pengawasan, penyiraman, dan pemupukan. Sistem
pembibitan yang digunakan di PT TPP adalah sistem double stage. Luas areal
pembibitan di PT TPP yaitu 23.48 ha.
Penyiraman bibit. Penyiraman pembibitan di PT TPP dilakukan
sebanyak dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari dengan kebutuhan air
sebanyak 1 – 2 liter/hari. Semakin tua umur bibit, semakin besar pula debit air
yang diberikan. Penyiraman tidak mesti dilakukan setiap hari, jika pada malam
hari hujan turun dengan debit air lebih besar dari 8 mm maka penyiraman pagi
hari ditiadakan, sedangkan jika hujan turun pada pagi hari dengan debit air lebih
besar dari 8 mm maka tidak dilakukan penyiraman.
Penyiraman bibit menggunakan dua sistem, yaitu sumi sansui dan drip
irrigation. Mekanisme penyiraman dengan menggunakan sumi sansui, yaitu
dengan memanfaatkan tekanan sehingga air yang masuk ke dalam pipa akan
tersebar melalui lubang kecil yang terdapat pada pipa bagian atas. Pipa sumi
sansui berdiameter 2 inci dengan banyak lubang halus yang dirancang ke arah
kanan kiri secara berselang-seling. Drip irrigation atau irigasi tetes merupakan
sistem penyiraman dengan meletakkan selang infus pada setiap media pembibitan.
20

Sistem ini memiliki kelebihan, yaitu efiseinsi dalam penggunaan air dan
meminimalkan kehilangan media tanam dan pupuk.
Pemupukan bibit. Pemupukan dilakukan sesuai dengan dosis dan umur
bibit yang mengikuti standar rekomendasi pemupukan. Pupuk diaplikasikan
dengan cara menabur pupuk di atas tanah polybag secara melingkar dengan jarak
4 – 5 cm dari pangkal bibit dan tidak boleh mengenai daun atau akar. Akar yang
terbuka terlebih duhulu harus dibumbun dengan tanah halus. Pemupukan
dilakukan dan diselesaikan petak demi petak. Pemupukan dilakukan setelah 1 jam
penyiraman pertama.

Perawatan Tanaman

Perawatan tanaman merupakan suatu usaha untuk meningkatkan atau


menjaga kesuburan tanah dalam lingkungan pertumbuhan tanaman guna
mendapatkan tanaman yang sehat dan berproduksi sesuai yang diharapkan.
Kegiatan pemeliharaan tanaman kelapa sawit dibagi atas dua, yaitu pemeliharaan
tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM).
Pasa fase TBM, pemeliharaan dilakukan untuk mendapatkan tanaman yang
sehat dan jagur (pertumbuhan vegetatif), sedangkan untuk fase TM pemeliharaan
ditujukan untuk memperoleh produksi optimal.
Penanaman dan perawatan legume cover crop (LCC). Di Afdeling V
Kebun Bandar Balam Radang Seko PT Tunggal Perkasa Plantations jenis LCC
yang ditanam adalah Mucuna bracteata. Peningkatan pertumbuhan Mucuna
bracteata merupakan salah satu item project improvement dari Afdeling V. Satu
pohon sawit ditanam empat bibit Mucuna bracteata yang berbentuk ondol-ondol
(bibit stek yang dibungkus media tumbuh dengan menggunakan plastic yang
dibentuk bulat-bulat) sehingga satu hektar membutuhkan 572 bibit Mucuna
bracteata.
Mucuna bracteata memiliki ciri-ciri berdaun lebar yang berwarna hijau,
batang berwarna ungu untuk batang muda dan berwarna hijau dan berbulu untuk
batang tua, serta berkembang biak dengan menggunakan stolon. Seperti halnya
tanaman penutup tanah lainnya, Mucuna bracteata berfungsi sebagai pengikat
nitrogen, menahan terjadinya erosi, menyimpan air, dan menahan pertumbuhan
21

gulma. Standar perawatan Mucuna bracteata di PT TPP dapat dilihat pada Tabel
3.
Tabel 3. Standar Rotasi Perawatan Mucuna bracteata di PT TPP

Umur Rotasi Rawat Gawangan Rotasi Rawat Piringan


(bulan) Chemis Manual Chemis Manual
(kali/bulan) (kali/bulan) (kali/bulan) (kali/bulan)
0-6 1 3 - -
7-12 - - 1 2
12 1 - 1 -
12-36 1.5 3 1.5 -
48 3 4 3 -
Sumber : Kantor Besar PT Tunggal Perkasa Plantations (2010)

Standar perawatan Mucuna bracteata yaitu 4 HK/ha. Pupuk yang


digunakan yaitu Rock Phosphate (RP) dengan dosis 125 kg per hektar. Kegiatan
penanaman dan perawatan Mucuna bracteata di lapangan dapat dilihat pada
Gambar 1.

(a) (b)
Gambar 1. Penanaman (a) dan Perawatan Mucuna bracteata (b)

Rawat parit dan pembuatan parit. Kegiatan rawat parit dilakukan secara
manual dengan norma kerja 20 m/HK. Merawat parit meliputi kegiatan
pembersihan bibir parit, melebarkan bibir parit, dan melancarkan aliran air parit.
Pembersihan dilakukan selebar 1 m dari bibir parit, bibir parit harus bersih dari
gulma dan pelepah yang jatuh, kemudian pelepah tersebut ditumpuk bersama di
gawangan mati. pelebaran bibir parit dilakukan apabila lebar bibir parit yang ada
kurang dari 1.5 m, tanah dicangkul untuk kemudian diletakkan di sekitar bibir
parit. Pelepah dan sampah-sampah yang ada di parit harus dinaikkan sampai parit
tersebut bersih hingga kedalaman 1 m.
22

Pembuatan tapak timbun. Tapak timbun berfungsi untuk melindungi


tanaman dari genangan air saat curah hujan tinggi pada daerah rendah dan areal
pasang surut atau dekat dengan aliran air sungai, menghindari pencucian unsur
hara atau hilangnya pupuk akibat aliran air, dan menghindari pengikisan tanah
oleh air sehingga akan memperkokoh akar tanaman.
Tapak timbun dibuat melingkari tanaman sawit. Standar ukuran dalam
pembuatan tapak timbun yaitu jari-jari 2 m dengan tinggi timbunan mencapai 0.5
m. Pada jarak 0.5 m dari tanaman sawit dibuat cekung ke dalam atau pangkal
tanaman tidak boleh tertimbun, hal ini untuk mempermudah penyerapan air. Alat
yang digunakan untuk pembuatan tapak timbun adalah cangkul. Tanah yang
digunakan menimbun merupakan tanah galian di sekitar tanaman sawit.
Permukaan tapak timbun diratakan dan dipadatkan agar tetap tahan dari hujan dan
aliran air bawah.
Rawat piringan (circle). Piringan adalah areal di sekeliling pohon sawit
yang memberikan ruang untuk pertumbuhan tanaman sehingga harus dibersihkan
untuk mempermudah pengumpulan brondolan sewaktu panen dan tempat untuk
penaburan pupuk. Rawat piringan adalah membersihkan piringan dari gulma-
gulma yang merugikan tanaman dalam hal persaingan unsur hara, pupuk, dan air.
Pada tanaman menghasilkan (TM), jari-jari piringan minimal ditambah 15
cm dari ujung daun terluar. Pengendalian gulma secara manual dilakukan dengan
cara membabad gulma hingga mencapai tinggi 20 – 30 cm dari permukaan tanah,
kemudian sisanya dibersihkan menggunakan cangkul atau dapat langsung
dicangkul tanpa dibabad terlebih dahulu. Pencangkulan gulma dilakukan dari arah
dalam ke luar piringan. Norma kerja pada perawatan piringan secara manual
adalah 0.5 HK/ha.
Pada perawatan piringan secara kimia, dilakukan penyemprotan herbisida
dengan rotasi 90 hari atau 4 kali dalam setahun. Piringan setelah disemprot harus
bebas dari segala jenis gulma dan rumput-rumputan. Untuk memudahkan
penyemprotan, maka cara penyemprotan untuk tanaman menghasilkan (TM)
adalah mengelilingi piringan searah jarum jam (ke kanan). Tangan sebelah kanan
digunakan untuk menyemprot dan tangan sebelah kiri digunakan untuk
menyibakkan daun saat penyemprotan, sehingga bahan kimia tidak mengenai
23

daun yang dapat menyebabkan kematian. Bila pada saat pelaksanaan pekerjaan
pengendalian gulma, dijumpai piringan yang masih bersih sesuai standar maka
piringan tersebut bisa ditinggalkan (perawatan selektif). Norma kerja pada
perawatan piringan secara kimia adalah 0.25 HK/ha.
Rawat pasar pikul (path). Pasar pikul adalah jalan yang berada di tengah-
tengah barisan tanaman yang berfungsi sebagai jalan pekerja rawat dan jalan
pengangkut panen dari dalam blok ke tempat pengumpulan hasil (TPH). Standar
lebar pasar pikul adalah 1.2 – 1.5 m yang letaknya searah barisan tanaman untuk
areal datar dan mengikuti kontur untuk daerah berbukit. Jalan panen harus ada
pada setiap dua barisan tanaman dan harus bebas dari gulma, tunggul/sisa-sisa
kayu, anak kayu, dan kacang-kacangan. Rawat pasar pikul dilakukan secara
manual dan kimia. Perawatan secara kimia untuk jalan panen dilakukan rutin
dengan rotasi 90 hari atau 4 kali setahun dengan norma kerja 0.05 HK/ha.
Rawat tempat pengumpulan hasil (TPH). TPH atau tempat
pengumpulan hasil adalah suatu tempat yang dibuat khusus untuk mengumpulkan
hasil panen (TBS dan brondolan) dari dalam blok, sehingga hasil panen terkumpul
dan dapat diketahui hasil per karyawan pemanen dan mempercepat pengangkutan.
Ukuran TPH umumnya 4 m x 3 m. Perawatan TPH dilakukan rutin secara kimia
dengan rotasi 90 hari atau 4 kali dalam setahun. TPH harus bersih dari segala jenis
gulma. Pekerjaan rawat TPH dilakukan bersama dengan kegiatan rawat piringan
dan rawat jalan panen dengan norma kerja 0.5 HK/ha.
Rawat gawangan. Gawangan adalah areal yang berada di luar piringan
tanaman. Areal tersebut harus dikendalikan dari gulma yang dapat menghambat
pertumbuhan tanaman, serta menciptakan kondisi yang tidak terlalu lembab agar
penyerbukan dapat lebih lancar dan mencegah berkembangnya penyakit tanaman.
Selain itu, pengendalian gulma pada gawangan dapat memberi peluang cahaya
matahari sampai ke permukaan tanah.
Rawat gawangan adalah membersihkan gulma dari sekelompok anak kayu
yang ada di gawangan yang dianggap merugikan tanaman maupun menyulitkan
pekerjaan panen baik di pasar pikul, piringan, dan sekitar parit/sungai. Penyiangan
gawangan bertujuan untuk membuang semua jenis gulma yang merugikan, baik
secara teknis maupun ekonomis. Perawatan gawangan dilakukan dengan weeding
24

manual dan dongkel anak kayu (DAK). Gawangan harus bebas dari gulma
kelompok kayu-kayuan, pakis-pakisan, bambu, kerisan, dan sebagainya. Rotasi
dongkelan umumnya bervariasi antara 50 – 60 hari. Hal ini disebabkan siklus
hidup dari gulma yang pengendaliannya dengan cara didongkel sejak dari biji
hingga tumbuh muda umumya berkisar 45 – 60 hari. Pelaksanaan DAK adalah
dengan membongkar semua gulma yang termasuk anak kayu dan menghindarkan
pembabadan gulma. Pembabadan gulma dapat mengakibatkan tertinggalnya akar
atau sebagian dari batang tanaman yang dapat tumbuh dan bertunas kembali.
Norma kerja pada pekerjaan rawat gawangan secara manual adalah 1.5 HK/ha.
Pemangkasan pelepah (prunning). Pemangkasan pelepah pada tanaman
kelapa sawit adalah pekerjaan memotong pelepah daun tua yang dianggap sudah
kurang produktif. Pemotongan daun tua yang sudah kurang produktif tersebut
bertujuan untuk menjaga keseimbangan pertumbuhan vegetatif dan generatif,
mempermudah pelaksanaan panen, mengurangi salah satu faktor yang
menghalangi penyerbukan secara alami, cahaya dapat masuk lebih merata
sehingga proses asimilasi dan sirkulasi angin dapat lebih baik, mendorong
penyaluran zat hara yang diserap tanaman pada daun yang lebih produktif, dan
mengurangi brondolan yang menyangkut pada cabang.
Untuk menjaga keseimbangan aspek vegetatif dan generatif maka jumlah
cabang optimum disesuaikan dengan unsur tanaman. Selain itu tujuan akhir dari
pemeliharaan cabang adalah untuk mendapatkan produksi yang optimum karena
berkaitan dengan fotosintesis. Pada tanaman muda, pelepah yang harus disisakan
adalah 48 – 56 pelepah, pada tanaman dewasa 40 – 48 pelepah, dan untuk
tanaman tua 32 – 40 pelepah.
Pekerjaan prunning dilakukan secara rutin pada tanaman menghasilkan
(TM). Alat yang digunakan untuk prunning adalah dodos besar atau egrek,
bergantung pada ketinggian tanaman. Prunning maksimum boleh dilakukan
dalam bentuk songgo dua (dua pelepah di bawah tandan paling bawah harus
ditinggalkan). Tujuan pemangkasan pelepah yang dilakukan dengan songgo dua
adalah untuk memudahkan pelaksanaan panen karena tanaman sudah cukup
tinggi, dan memberikan keleluasaan perkembangan tandan untuk menghindari
adanya tandan terjepit. Pemotongan pelepah harus dilakukan sedekat mungkin
25

dengan pohon. Hal dilakukan agar brondolan yang jatuh tidak tersangkut pada
cabang. Semua pelepah yang telah dipotong harus disusun rapi di gawangan mati
dengan posisi telungkup. Penyusunan pelepah tidak boleh mengganggu pasar
pikul dan piringan. Pada areal yang curam, pelepah disusun mengikuti kontur
untuk menahan aliran air. Tujuan penyusunan pelepah adalah untuk menjaga
kelembaban tanah, menekan pertumbuhan gulma, mengurangi erosi, memudahkan
kegiatan perawatan dan panen, merangsang pertumbuhan akar, dan sebagai
sumber bahan organik. Tenaga kerja yang digunakan untuk pemangkasan pelepah
adalah tenaga kerja harian maupun borongan. Rotasi penunasan yang dilakukan
adalah 1 kali per tahun.

Pengambilan Sampel Daun (LSU)

Leaf Sample Unit (LSU) yaitu suatu unit sampel daun yang diambil dari
kelompok lahan dengan tanaman yang diamati mewakili dan homogen. Manfaat
LSU adalah sebagai indikator status hara tanaman yang menggambarkan
kecukupan hara, indikasi kekurangan dan kelebihan hara yang menjadi
pertimbangan dalam pemberian dosis pupuk. Dasar pembagian LSU yaitu umur
tanaman, jenis tanah, keseragaman kultur teknis, topografi lahan, dan varietas
tanaman. Pengambilan LSU sebaiknya pada pagi hari yaitu pukul 06.00 – 12.00
WIB dan tidak dibenarkan sore hari, apabila malam hujan ≥ 20 mm maka LSU
ditunda esok harinya dan apabila pada saat LSU sedang berjalan, turun hujan,
maka ditunda sampai hujan berhenti dan rintik-rintik hujan tidak ada lagi.
Jumlah pokok sampel yang diambil yaitu 33 – 36 pokok per blok LSU.
Penetapan pokok sampel bergantung pada sistem, misalnya 12 x 13, artinya tiap
12 pokok dalam barisan dan tiap 13 baris, mulai diambil pokok ke-3 setiap masuk
barisan LSU, kondisi pokok sampel relatif sama dengan kondisi tanaman di blok
tersebut. Pokok yang tidak boleh dijadikan sampel yaitu pokok sakit atau
abnormal, tumbuh miring, di pinggir jalan, pinggir parit atau sungai, tanaman
sisipan, dan di sekelilingnya ada tanaman kosong atau tidak ditanam.
Pemilihan pelepah untuk LSU yaitu pelepah ke-17 untuk TM 4 tahun ke
atas, pelepah ke-9 untuk TBM 2 – 3 tahun, dihitung dari pelepah satu yaitu
pelepah yang paling muda yang telah membuka sempurna. Cara pengamatan
26

sampel daun yaitu daun disimpan dalam kantong plastik yang bersih dan diberi
label, tidak boleh terkena tanah, kotoran/debu, dan pupuk, tidak boleh terkena
sinar matahari langsung, tidak boleh terkena keringat atau asap rokok.

Pengendalian Gulma

Pengendalian gulama di perkebunan kelapa sawit bertujuan untuk sanitasi,


memudahkan pemeliharaan, taksasi, dan panen. Gulma yang dominan tumbuh di
areal perkebunan PT TPP adalah Nephrolepis biserata, Imperata cylindrica,
Scleria sumatrensis, Mikania micrantha, Borreria alata, Ottochloa nodosa,
Melastoma malabatricum, Ageratum conyzoides. Pengendalian gulma dilakukan
secara manual dan kimiawi. Pada tanaman kelapa sawit belum menghasilkan
pengendalian gulma dilakukan secara manual. Pengendalian gulma secara
kimiawi dilakukan untuk piringan, pasar pikul, dan tempat pengumpulan hasil
(TPH) serta untuk pengendalian ilalang (Imperata cylindrica). Gulma yang
dominan di Afdeling Viktor PT TPP dapat dilihat pada Gambar 2.

(a) (b)
Gambar 2. Gulma Dominan di Afdeling Viktor :
(a) Imperata cylindrica dan (b) Dicranopteris linearis

Pengendalian gulma secara kimia. Pengendalian gulma secara kimia


dilakukan pada circle (piringan), path (pasar pikul), dan tempat pengumpulan
hasil (TPH) atau lebih dikenal dengan sebutan CPT (circle, path, dan TPH).
Circle merupakan areal di sekeliling pohon dengan jari-jari 2 – 2.5 meter dari
pohon. Circle harus dibersihkan dari semua jenis gulma untuk memudahkan
penaburan pupuk, serta untuk memudahkan pemanenan. Pemberantasan gulma di
piringan dikendalikan dengan cara circle weeding chemis (CWC) dan circle
weeding manual (CWM). Penggunaan herbisida disesuaikan dengan jenis gulma
27

yang tumbuh di piringan. Norma standar penggunaan materi herbisida pada TBM
dapat diliht pada Tabel 4.

Tabel 4. Norma Standar Pemberian Material Herbisida pada TBM

TBM 1 TBM 2 TBM 3


Dosis Rotasi l/ha/ Dosis Rotasi l/ha/ Dosis Rotasi l/ha/
No. Deskripsi Material
l/ha/ (kali/ thn l/ha/ (kali/ thn l/ha/ (kali/ thn
rotasi thn) rotasi thn) rotasi thn)
1. CPT:
Cricle Weeding, Round Up 0.500 3 1.500 0.500 4 2.000
Path dan TPH Ally 0.025 3 0.075 0.025 4 0.100
2. Rawat gawangan
a. Weeding Ally 0.025 3 0.075 0.025 3 0.075
Chemist (WC) Gramoxone 0.500 3 1.500 0.500 3 1.500
. b. Lalang
-Spot Lalang Round Up 0.40 3 1.20
-Wiping Lalang Round Up 0.03 12 0.36 0.030 12 0.360 0.030 12 0.360
Sumber: PT Tunggal Perkasa Plantation 2010

Path (jalan angkong atau pasar pikul) merupakan jalan panen di tengah
barisan tanaman yang diperuntukkan bagi pemanen guna memudahkan
pelaksanaan panen, mempermudah pengangkutan hasil, dan juga memudahkan
dalam perawatan. Tempat pengumpulan hasil (TPH) merupakan tempat untuk
mengumpulkan tandan buah segar dan brndolam sehingga memudahkan dalam
pengangkutan buah ke pabrik kelapa sawit. Pengendalian gulma di jalan angkong
dan TPH dilakukan secara kimiawi dengan rotasi 60 hari dan kebutuhan HK
sebesar 0.3 HK/ha.
Pengendalian gulma manual (dongkel anak kayu). Dongkel anak kayu
(DAK) merupakan kegiatan mendongkel gulma baik yang berada di piringan
maupun di gawangan tanaman kelapa sawit dengan menggunakan cangkul. Gulma
atau anak kayu yang didongkel di antaranya Clidemia hirta, teki, putihan, anak
sawit, dan semua jenis tanaman berkayu lainnya yang tumbuh di piringan dan
gawangan kelapa sawit.

Pemupukan

Pemupukan merupakan kegiatan penaburan pupuk di lahan perkebunan


kelapa sawit sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan perusahaan yang
didasarkan pada analisis daun dan analisis tanah. Analisis daun di PT TPP
dilakukan satu tahun sekali yaitu pada akhir semester satu (bulan Juni). Hasil
analisis daun digunakan sebagai rekomendasi pemupukan pada tahun berikutnya.
28

Analisis daun dilakukan per blok tanaman, sehingga dosis pupuk per blok tidak
sama. Pemupukan dilakukan dengan rotasi dua kali setahun. Tujuan dari
pemupukan adalah untuk memacu pertumbuhan vegetatif tanaman pada tanaman
belum menghasilkan (TBM) dan untuk meningkatkan produksi untuk tanaman
menghasilkan (TM).
PT Tunggal Perkasa Plantation melakukan pemupukan dengan dua jenis,
yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pemupukan organik dengan
menggunakan limbah padat berupa tandan kosong (tankos) dan pupuk kandang.
Sedangkan pemupukan anorganik menggunakan pupuk kimia/buatan seperti
pupuk tunggal (ZA, MOP, RP, Kieserit, dan Borat) dan pupuk majemuk (NPK
15:15:15 dan NPK 12:12:17). Pada saat magang penulis hanya melakukan
pengamatan kegiatan pemupukan pada fase TBM.
Pemupukan organik (janjangan kosong dan pupuk kandang).
Janjangan kosong (JJK) merupakan sisa proses pengolahan tandan buah kelapa
sawit oleh pabrik dengan produksi JJK sekitar 23 % dari tandan buah segar (TBS).
Potensi JJK sebagai pupuk organik berkaitan dengan kandungan haranya yang
cukup tinggi. JJK kelapa sawit mengndung unsur hara N, P, K, dan Mg yang
dibutuhkan tanaman. Satu ton JJK kepala sawit setara dengan 3 kg Urea, 0.6 kg
RP, 12 kg MOP, dan 2 kg Kieserit. Di PT Tunggal Perkasa Plantation JJK
diaplikasikan dengan dosis 60 ton/ha.
Aplikasi JJK kelapa sawit banyak mengalami masalah di lapangan, di
antaranya adalah tumpukan JJK menutupi jalan dan menghambat proses pekerjaan
panen dan rawat pada blok tersebut. Selain itu, truk yang mengangkut JJK dari
pabrik sering kali melebihi kapasitas truk. Hal tersebut menyebabkan JJK–JJK
akan berjatuhan dan tercecer di sepanjang jalan yang dilalui.
Alat yang digunakan untuk menyusun JJK adalah gancu/tajok dan
angkong untuk melansir janjangan kosong. JJK disusun rapi di sekeliling pohon
sawit dengan jarak 1 – 2 meter dari batang sawit, seperti terlihat pada Gambar 3.
29

Gambar 3. Susunan Janjangan Kosong pada TBM Kelapa Sawit

Selain janjangan kosong, PT Tunggal Perkasa Plantation jaga


menggunakan pupuk kandang. Pupuk kandang yang diaplikasikan di kebun
merupakan kotoran ayam yang dipasok dari daerah Sumatra Barat. Pada beberapa
kejadian, pupuk kandang yang dikirim ke kebun sudah tidak murni lagi karena
telah dicampur dengan sekam dan tanah. Pupuk kandang mengandung 0.5 % N,
0.25 % P2O5, dan 0.5 % K2O. Pemupukan dilakukan secara manual dengan
menggunakan sistem target, 20 karung/orang/hari. Pupuk kandang dimasukkan ke
dalam rorak yang telah disediakan di dekat pohon sawit dengan dosis 20
kg/rorak. Ukuran rorak panjang 1 m, lebar 20 cm, dan dalam 30 cm.
Pemupukan anorganik. Pemupukan dilakukan sebanyak dua kali dalam
satu tahun yaitu pada semester satu (Januari – Juni) dan semester dua (Juli –
Desember). Jenis pupuk yang digunakan merupakan pilihan berdasarkan
pertimbangan teknis dan ekonomis yang ditetapkan oleh Direktorat
Pengembangan Produksi dan Kontrol PT Astra Agro Lestari, Tbk. Jenis pupuk
yang diberikan adalah pupuk majemuk (NPK), RP, MOP, Urea, Borate, dan
Kieserit. Penaburan pupuk NPK dilakukan pada awal musim hujan dengan
kisaran curah hujan 100 – 200 mm/bulan, sedangkan penaburan pupuk RP, MOP,
Urea, Borate, dan Kieserit dapat dilakukan kapan saja (tidak bergantung pada
musim).
Pemupukan dilakukan secara manual dan mekanis. Pemupukan manual
dilakukan pada daerah bergelombang atau rolling. Pemupukan dilakuan secara
berkelompok yang terdiri atas mandor pupuk, pengumpul karung, pelangsir
pupuk, dan beberapa orang penabur yang disesuaikan dengan jumlah pupuk yang
30

akan ditabur. Peralatan yang digunakan untuk pemupukan secara manual adalah
ember plastik, kain untuk menggendong, dan takaran. Pemupukan secara mekanis
dilakukan dengan menggunakan fertilizer spreader dan hanya dilakukan untuk
daerah datar atau flat.

Pemanenan

Pemanenan adalah pengambilan buah kelapa sawit yang telah memenuhi


kriteria matang panen dari pohonnya, selanjutnya bersama-sama brondolannya
dikumpulkan untuk diangkut ke pabrik. Pemanenan merupakan kegiatan inti dari
operasional kebun kelapa sawit untuk mendapatkan jumlah TBS yang tinggi,
mendapatkan jumlah minyak dan kernel (rendemen) yang tinggi, mendapatkan
mutu minyak yang tinggi, biaya panen efisien, dan eksploitasi berjalan dengan
baik sehingga mencapai umur produktif yang lama.
Kriteria panen. kriteria matang panen merupakan indikasi yang dapat
membantu pemanen memotong buah pada saat yang tepat. Kriteria panen kelapa
sawit dapat ditentukan yaitu buah matang yang telah membrondol, minimal sudah
terdapat 10 brondolan yang lepas dari TBS/janjang atau 2 brondolan/kg berat
janjang. Mutu panen buah yang baik ditentukan oleh derajat kematangan buah
yang akan mempengaruhi rendemen minyak dan ALB. Tingkat kematangan buah
dinyatakan dengan fraksi tandan atau buah luar yang memberondol dapat seperti
tercantum pada Tabel 5.

Tabel 5. Kriteria Matang Panen Berdasarkan Tingkat Fraksi Buah Kelapa Sawit

Fraksi % Brondolan Lepas Derajat Kematangan


00 0 Sangat mentah
0 1 – 12.5 Mentah
1 12.5 – 25 Matang
2 25 – 50 Matang I
3 50 – 75 Matang II
4 75 – 100 Lewat matang I
5 Buah dalam memberondol Lewat matang II
Sumber: PT Tunggal Perkasa Plantation (2010)
31

Kesalahan yang sering dilakukan oleh pemanen adalah memotong buah


mentah dan meninggalkan brondolan di piringan. Untuk menanggulangi hal
tersebut yang paling baik dilakukan adalah kontrol sesering mungkin di TPH dan
ancak panen karena kerugian akibat memotong buah mentah yaitu kehilangan
sebagian potensi produksi minyak, mengganggu kelestarian produksi, dan
merugikan pabrik kelapa sawit. Sedangkan kerugian meninggalkan brondolan
adalah kerugian secara ekonomis bagi perusahaan. Oleh karena itu di PT TPP
pemanen diharuskan berpasangan untuk mengutip semua brondolan yang ada di
piringan dan sekitarnya. Pengawasan panen pada PT TPP dilaksanakan oleh
mandor panen, krani panen, mandor 1, asisten afdeling, dan kepala kebun.
Sistem panen. Sistem panen yang digunakan di PT TPP merupakan
sistem panen hancak tetap. Sistem tersebut sangat baik digunakan pada areal yang
sempit, topografi berbukit atau curam, dan tahun tanam yang berbeda-beda. Pada
sistem tersebut pemanen diberi ancak dengan luas areal 1.5 – 2 ha per orang dan
tidak berpindah-pindah. Luas ancak panen bergantung pada umur tanaman. Pada
tanaman yang masih muda ancak panen lebih besar daripada tanaman yang lebih
tua. Hal tersebut disebabkan tanaman kelapa sawit yang masih muda lebih mudah
dipanen dan lebih mudah dalam pengangkutan.
Rotasi panen. Rotasi panen adalah waktu yang diperlukan antara panen
terakhir sampai panen berikutnya pada tempat yang sama. Di PT TPP rotasi panen
yang digunakan adalah 6/7 artinya areal dibagi 6 seksi dan dipanen selama 6 hari
dalam 7 hari. Rotasi panen yang digunakan adalah rotasi panen yang normal
karena proses pematangan buah adalah ± 7 hari. Akan tetapi sering kali rotasi
panen berubah bergantung pada kondisi kerapatan buah.
Taksasi produksi. Sebelum dilakukan pemanenan, perlu dilakukan
taksasi produksi harian yang dilakukan sehari sebelum panen. Angka kerapatan
panen (taksasi) adalah perkiraan jumlah pohon yang dapat dipanen dari seluruh
pohon yang ada dalam blok, yang dihitung secara acak dari sejumlah pohon
tertentu dari masing-masing blok. Sistem perhitungan yang digunakan adalah
dengan mengamati pokok sampel pada gawangan sampel yang berada pada areal
atau blok yang akan dipanen. Umumnya dari satu areal diambil 10 % sebagai
pokok sampel. Data yang dicatat dalam taksasi produksi harian di antaranya
32

adalah jumlah bunga, buah hitam, buah mengkal, dan buah masak. Data jumlah
bunga digunakan untuk memperkirakan produksi buah 6 bulan yang akan datang.
Jumlah buah hitam digunakan untuk estimasi produksi semester ini. Jumlah buah
mengkal digunakan untuk memperkirakan produksi rotasi panen berikutnya.
Sedangkan data buah masak digunakan untuk taksasi produksi rotasi minggu ini.
Alat-alat panen. Alat-alat panen yang digunakan untuk memotong TBS
dari pokoknya digunakan dodos dan egrek. Dodos digunakan untuk memotong
TBS pada tanaman yang masih pendek dan mudah dijangkau, sedangkan untuk
tanaman yang lebih tinggi (tinggi > 3 m) digunakan egrek. Alat-alat yang sering
digunakan dalam pelaksanan panen di PT TPP tercantun pada Tabel 6.

Tabel 6. Alat-alat Panen Kelapa Sawit yang Digunakan di PT Tunggal


Perkasa Plantations

No. Nama Alat Kegunaan


1. Dodos Pemotong tandan buah pada tanaman yang masih pendek
2. Egrek Pemotong tandan buah pada tanaman yang sudah tinggi
3. Angkong Alat angkut TBS dan brondolan dari pasar pikul ke TPH
4. Gancu Alat angkut TBS dari pokok ke pasar pikul/ke angkong
5. Kapak Tomasun Memotong tandan buah yang panjang
6. Karung Tempat brondolan
7. Batu asah Pengasah dodos, egrek, kapak, dan lain-lain
Sumber: Hasil Pengamatan di Lapangan (2010).

Pelaksanaan panen. pelaksanaan panen dilakukan sesuai dengan ancak


yang telah ditentukan. Satu orang pemanen dapat juga memanen lebih dari satu
ancak dalam satu hari sesuai dengan pembagian hanca. Pemanen dalam
mengerjakan hanca sering kali dibantu oleh satu atau dua orang dan biasa disebut
kenek. Kenek tersebut membantu pemanen dalam mengutip brondolan yang jatuh
di piringan, mengangkut tandan ke TPH, dan sebagai pemanen cadangan.
Pemanen dalam memotong buah matang terlebih dahulu memotong
pelepah yang menyangga buah tersebut atau yang mengganggu pelaksanaan
panen. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah pemotongan tandan buah
yang akan dipanen. Pelepah yang sudah dipotong kemudian disusun membentuk
huruf “U” mengelilingi pokok atau membentuk huruf “I” sebagai gawangan mati
dengan ujung pelepah mengarah utara-selatan. Pemotongan tandan pada TM yang
tinggi dilakukan dengan egrek, sedangkan pada tanaman yang pendek dengan
33

menggunakan dodos. TBS yang sudah dipanen kemudian diangkut ke TPH


dengan menggunakan angkong. Di PT TPP panjang tangkai dari pangkal buah ± 1
cm yang berbentuk huruf “V” (cangkem kodok). Alat yang digunakan untuk
memotong tangkai panjang adalah kampak yang disebut Tomasun. Nama
Tomasun merupakan gabungan dari dua nama pekerja PT TPP Tomi dan Asum
yang menemukan alat tersebut. Kapak tersebut menghasilkan potongan seperti
hurup “V” atau seperti cangkem kodok. Pada tangkai buah diberi nomor sesuai
pemanen di hancak tersebut. Buah yang sudah di TPH disusun rapi dengan
tangkai buah menghadap ke jalan untuk mempermudah pengangkut melihat
nomor panen serta mempermudah krani buah dan mandor panen dalam
melakukan pengecekan buah mentah.
Basis dan premi panen. Pada kegiatan panen di perkebunan kelapa sawit
dikenal istilah basis. Di PT Tunggal Perkasa Plantations untuk panen diterapkan
basis borong. Basis borong adalah target tonase atau jumlah janjang berdasarkan
berat janjang rata-rata (BJR) tertentu yang harus didapatkan oleh seorang
pemanen dalam satu hari sebagai dasar untuk menghitung premi panen. Premi
panen merupakan pemberian pendapatan tambahan di luar gaji pokok yang
disesuaikan dengan prestasi kerja (PK). Sistem perhitungan premi pemanen dapat
dilihat pada Lampiran 8 . Besarnya basis borong ditentukan oleh tahun tanam dan
topografi areal panen. Besarnya pemberian premi ditentukan oleh kriteria tahun
tanam tanaman kelapa sawit dan kriteria kelas pemanen. Kriteria kelas pemanen
dapat dilihat pada Lampiran 9 .
Premi panen selain diberikan kepada pemanen juga diberikan kepada
mandor panen, kerani panen, mandor transportasi, dan mandor satu. Premi
mandor panen adalah 1.5 kali dari rata-rata premi pemanen yang diawasi
dikalikan faktor kualitas; premi mandor satu adalah 1.5 kali dari rata-rata premi
mandor panen yang ada di afdeling dikalikan faktor kualitas; serta premi kerani
panen dan mandor transportasi adalah 1.25 kali dari rata-rata pendapatan premi
pemanen yang ada di wilayahnya dikalikan faktor kualitas. Faktor kualitas
ditentukan berdasarkan rendemen dan kandungan asam lemak bebas (ALB) harian
pabrik, seperti tertera pada Tabel 7.

Tabel 7. Faktor Kualitas Pabrik Kelapa Sawit di PT Tunggal Perkasa


34

Plantations

No. Rendemen (%) ALB (%) Faktor Kualitas (%)


1. > 23.5 <3 125
2. 23 – 23.5 <3 100
3. 22 – 23 <3 75
4. Berapapun >3 50
5. < 22 Berapapun 50
Sumber : Kantor Besar PT Tunggal Perkasa Plantations (2010)

Aspek Manajerial

Karyawan Non staf

Penggerak utama dalam suatu organisasi suatu perusahaan adalah sistem


manajerial. Sistem manajerial yang baik didukung dengan sumber daya manusia
yang handal dapat memberikan pengaruh yang positif bagi suatu perusahaan.
Setelah penulis mengikuti kegiatan-kegiatan secara langsung di lapangan sebagai
BHL, maka selanjutnya penulis berstatus sebagai pendamping mandor. Mandor
adalah manajer tingkat bawah yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan semua
kegiatan di lapangan. Mandor harus mampu memotivasi pekerja untuk bekerja
sesuai dengan standar operasional perusahaan. Pengawasan yang dilakukan oleh
mandor bertujuan untuk meningkatkan keefektifan bekerja. Setiap mandor
bertanggung jawab terhadap hasil kerja yang dikoordinirnya dengan selalu
berpedoman pada Lembar Rencana Kerja (LRK) yang telah ditetapkan kepala
afdeling dan perusahaan.
Setiap hari mandor mengisi buku kerja mandor yang berisi daftar hadir
pekerja setelah selesai kegiatan dan prestasi kerja yang diperolehnya pada hari itu.
Buku kerja mandor merupakan alat yang digunakan dalam pengawasan pekerja.
Mandor harus bisa memberi motivasi dan mengarahkan pekerja dalam melakukan
suatu pekerjaan, karena hal inilah yang menentukan tercapainya target atau tidak
suatu pekerjaan. Jumlah tenaga kerja yang diawasi oleh mandor bervariasi antara
5 – 25 orang.
Seorang mandor mempunyai kegiatan-kegiatan wajib yang harus diikuti,
di antaranya apel pagi bersama BHL, briefing bersama kepala afdeling atau kepala
35

kebun untuk mendapatkan pengarahan tentang pekerjaan yang akan dilaksanakan,


briefing tentang teknik aplikasi pekerjaan yang sesuai dengan ketentuan
perusahaan (SOP), mengisi daftar hadir pekerja sebelum dan sesudah bekerja,
mengawasi pekerjaan secara langsung serta mengarahkan pekerja agar bekerja
lebih efektif, menghitung dan melaporkan hasil pekerjaan meliputi prestasi kerja
pekerja dan kualitas pekerjaan serta masalah yang dihadapi kepada kepala
afdeling. Selain itu, mandor juga mempunyai kewajiban mengurus pengambilan
material dan mempersiapkan tenaga kerja.
Mandor I. Tingkatan yang berada di bawah kepala afdeling adalah
mandor I. Mandor I adalah orang yang mengatur semua kegiatan yang ada di
lapangan. Fungsi dan tanggung jawab seorang mandor I lebih luas dibandingkan
dengan mandor-mandor lainnya. Mandor I mempunyai tugas untuk mengontrol
semua jenis pekerjaan yang dilakukan, sekaligus memberikan penilaian terhadap
hasil kerja tersebut. Mandor I mempunyai hak untuk menegur mandor lain jika
mandor tersebut melakukan kesalahan dalam melakukan suatu pekerjaan. Mandor
I berwenang untuk mengecek semua jenis kegiatan, baik kegiatan administrasi
(permintaan dan penerimaan barang) sebelum mendapat persetujuan dari kepala
afdeling. Selain itu, mandor I menjamin bahwa pekerjaan yang dilakukan selesai
dan sesuai dengan norma/target serta membuat laporan harian hasil kerja dan
melaporkan masalah-masalah yang dihadapi ke kepala afdeling.
Kegiatan yang dilaksanakan penulis selama menjadi pendamping mandor
yaitu sebagai pendamping mandor pupuk, mandor rawat, mandor semprot, dan
mandor panen. Semua mandor tersebut berada di bawah mandor I.
Mandor pupuk. Tugas mandor pupuk adalah membuat perencanaan
blok/petak yang akan dipupuk atas persetujuan asisten afdeling, membuat
permintaan bahan/bon gudang yang disetujui asisten afdeling dan kepala kebun,
meminta kendaraan pengangkutan pupuk ke krani afdeling, menghitung tenaga
kerja yang hadir untuk menentukan luasan yang akan dipupuk, apel pagi dan
memberikan pengarahan kepada keryawan, mengawasi pengambilan pupuk di
gudang, mengikuti dan mengawasi distribusi pupuk dari gudang ke lapangan,
mengontrol dan mengawasi pelaksanaan pemupukan.
36

Mandor rawat. Mandor rawat merupakan karyawan non staf yang termasuk
dalam serikat karyawan utama (SKU). Mandor rawat bertugas merencanakan dan
mengawasi seluruh kegiatan perawatan, mengatur ancak perawatan, mengatur
kebutuhan tenaga kerja dan material yang akan digunakan, dan memeriksa
kualitas pekerjaan. Beberapa kegiatan yang termasuk dalam kegiatan
pemeliharaan adalah pengendalian gulma, pemeliharaan jalan dan jembatan,
pemeliharaan TPH, dan pengendalian hama dan penyakit. Mandor rawat
mengawasi semua kegiatan pengendalian gulma yang dilakukan secara manual.
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan oleh petugas HPT.
Mandor semprot. Penyemprotan merupakan salah satu kegiatan dalam
pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida. Selama berstatus sebagai
mandor semprot kegiatan yang dilakukan penulis adalah melakukan pengawasan
pengambilan herbisida di gudang dan pelaksanaan kegiatan penyemprotan di
lapangan.
Tugas mandor semprot adalah menentukan areal yang akan disemprot atas
persetujuan asisten afdeling, melakukan apel pagi untuk memberikan pengarahan
dan pengabsenan karyawan, mengawasi pekerjaan di lapangan dan mengawasi
penggunaan herbisida. Setelah kegiatan di lapangan, mandor semprot mengisi
absen karyawan, menghitung penggunaan bahan yang dipakai.
Mandor panen. Tugas mandor panen adalah membuat perencanaan
blok/petak yang harus dipanen atas persetujuan kepala afdeling, kemudian
melakukan apel pagi dengan karyawan, sambil memberikan pengarahan tentang
standar pelaksanaan panen dan keselamatan kerja. Pada saat itu dilakukan juga
pengabsenan karyawan untuk mengetahui jumlah tenaga kerja pemanen. Mandor
panen kemudian memberi ancak kepada masing-masing pemanen dan
melaksanakan pengawasan panen. Setelah pelaksanaan pemanenan, mandor panen
menerima laporan hasil panen dari pemanen, menghitung jumlah TBS yang
dipanen pada hari tersebut, mengisi absen karyawan, mengisi krani buah, dan
mengisi Buku Kerja Mandor (BKM). Norma kerja ditentukan oleh berapa banyak
TBS yang dihasilkan pada hari itu. Bagi pemanen yang melebihi basis maka
pemanen tersebut berhak mendapatkan premi.

Karyawan Staf
37

Kepala afdeling (asisten) merupakan orang yang bertanggung jawab


terhadap seluruh kegiatan dan hal-hal penting lainnya dalam suatu luasan areal
tertentu (divisi). Asisten bertanggung jawab kepada asisten senior (kepala kebun)
dan administratur. Asisten bertugas merencanakan dan mengkoordinasikan
program kerja dan target mingguan serta bulanan sesuai program kerja kebun,
mengevaluasi hasil-hasil kegiatan dan mengarahkan pemecahan masalah di
tingkat afdeling, melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan kegiatan lapangan,
melakukan pengawasan dan penilaian terhadap prestasi mandor, dan melakukan
administrasi afdeling dengan dibantu oleh krani kantor. Kegiatan administrasi
tesebut, antara lain membuat Lembar Rencana Kerja (LRK) yaitu rencana kerja
per item pekerjaan yang berisi rencana luas areal yang akan dikerjakan, rencana
tenaga, dan rencana material yang akan digunakan.
PEMBAHASAN

Pemupukan merupakan salah satu faktor pemeliharaan tanaman yang sangat


penting dan sangat menentukan kesehatan, kejaguran dan produktivitas tanaman.
Pemupukan bertujuan untuk menambah zat hara yang dibutuhkan oleh tanaman
pada proses pertumbuhan baik vegetatif maupun generatif.
Keefektifan pemupukan berhubungan dengan tingkat atau persentase hara
pupuk yang diserap tanaman. Pemupukan dikatakan efektif jika sebagian besar
hara pupuk diserap tanaman. Sedangkan efisiensi pemupukan berkaitan dengan
hubungan antara biaya (bahan pupuk, alat kerja, dan upah) dengan tingkat
produksi yang dihasilkan. Efisiensi pemupukan terkait dengan tindakan
rekomendasi pemupukan dan manajemen operasional. Jadi peningkatan
keefektifan dan efisiensi pemupukan dapat dicapai melalui perbaikan manajemen
operasional dan rekomendasi pemupukan.
Di samping itu, pemupukan sangat penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Tanaman menyerap unsur hara dari tanah dan udara.
Hara yang diserap tanaman berasal dari tanah dan dari pupuk yang
diaplikasikan. Beberapa hal yang menjadi alasan dilakukan pemupukan adalah:
(1) tanah tidak mampu menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman; (2)
tanaman kelapa sawit memerlukan hara yang banyak untuk mencapai
pertumbuhan dan produksi yang tinggi; (3) penggunaan varietas unggul
membutuhkan hara yang lebih banyak; (4) unsur hara yang terangkut berupa
produksi tidak seluruhnya dikembalikan ke dalam tanah. Oleh karena itu
pemupukan mempunyai tujuan agar tanaman mampu tumbuh normal dan
berproduksi sesuai dengan potensinya, serta untuk mempertahankan atau
meningkatkan kesuburan tanah.
Pemupukan pada periode TBM bertujuan untuk membangun kerangka
vegetatif tanaman yang kokoh dan jagur untuk menunjang sasaran produksi yang
optimal pada masa TM. Pemupukan dengan dosis yang tepat dan interval yang
teratur bila didukung oleh faktor-faktor pemeliharaan akan memperpendek masa
TBM. Pemupukan pada periode TM bertujuan untuk mencapai status hara tanah
dan tanaman yang optimal untuk menghasilkan produktivitas yang maksimal.
39

Perencanaan Pemupukan

Perencanaan pemupukan harus dibuat sebaik mungkin karena berkaitan


dengan penyediaan biaya, material pupuk, dan tenaga kerja yang jumlahnya relatif
besar. Perencanaan tahunan digunakan untuk mengetahui besarnya biaya
operasional tahunan. Perencanaan semesteran/triwulanan bertujuan untuk
mengetahui waktu penyediaan material pupuk. Perencanaan bulanan/mingguan
bertujuan untuk persiapan tenaga kerja, pembagian pupuk di gudang, kesiapan
unit transportasi, dan kesiapan lapangan.
Dalam pelaksanaan pekerjaan pemupukan ada beberapa hal yang harus
direncanakan/dipersiapkan, antara lain menentukan kebutuhan material pupuk
meliputi jenis pupuk dan jenis pupuk yang akan diaplikasikan, kecukupan tenaga
kerja yang dibutuhkan, waktu pelaksanaan pemupukan, kesiapan lapangan (blok)
dilihat dari keadaan piringan yang bersih dari gulma, sarana dan prasarana (alat
transportasi pupuk, alat takar until, dan alat takar tabor tabur yang telah
dikalibrasi), serta perihal administrasi pemupukan.

Pengelolaan Pemupukan

Pengelolaan pemupukan dimulai sejak pupuk diterima di gudang sampai


dengan diaplikasikan di lapangan. Kehilangan pupuk (hara pupuk) dapat terjadi
pada setiap tahap kegiatan, baik saat di gudang, pengangkutan, pengeceran, dan
saat aplikasi pupuk.

Gudang Pupuk

Di gudang pupuk terdapat 3 kegiatan yaitu penerimaan, penyimpanan, dan


pengeluaran pupuk. Pada saat penerimaan dilakukan pengecekan tentang jenis,
jumlah, dan kondisi pupuk. Penyimpanan pupuk di gudang harus dipastikan
bahwa pupuk tidak terkena air (bocor) dan tidak terekspos sinar matahari langsung
(panas). Penempatannya juga diatur sehingga pada saat pengeluaran pupuk dapat
dilakukan secara first in first out (FIFO) setiap jenis pupuk. Kegiatan
pengambilan pupuk di gudang dapat dilihat pada Gambar 4.
40

Gambar 4. Pengambilan Pupuk di Gudang

Prosedur penerimaan pupuk di gudang yaitu sebelum pupuk diturunkan oleh


petugas gudang maka terlebih dahulu transportir menghitung jumlah pupuk
perbaris di dalam truk; petugas gudang memeriksa kemasan pupuk (keutuhan dan
keaslian kemasan); petugas gudang mengatur penempatan susunan pupuk di
gudang dan menyusun rapi; melakukan uji petik oleh petugas gudang sebanyak ±
5 % dari jumlah pupuk yang diterima untuk menentukan berat rata-rata pupuk;
mencatat penerimaan pupuk ke form rekapitulasi penerimaan pupuk berdasarkan
hasil uji petik.
Prosedur administrasi permintaan pupuk di gudang adalah membuat berita
acara penerimaan barang (BAPB) yang ditandatangani kepala gudang, KTU dan
administratur; menyampaikan konfirmasi penerimaan pupuk dalam waktu tidak
lebih dari 5 hari setelah BAPB ditandatangani kepada Region Head/GM
Treasury/GM Accounting/AVP Purchassing; membuat bukti penerimaan barang;
menandatangani surat jalan dan diserahterimakan kepada kepala gudang melalui
transportir.

Distribusi Pupuk

Distribusi pupuk yang dilakukan di Afdeling Viktor PT Tunggal Perkasa


Plantations yaitu dengan menggunakan dump truck. Distribusi pupuk organik (JJK
dan pupuk kandang) dilaksanakan langsung mengggunakan dump truck. Pupuk
JJK diangkut dari pabrik dan diletakkan di samping jalan kebun untuk kemudian
diaplikasikan sesuai dengan cara yang telah ditentukan perusahaan. Aplikasi
pupuk kandang dilaksanakan dengan pengeceran langsung ke blok-blok yang akan
41

dipupuk tanpa diuntil terlebih dahulu. Distibusi pupuk tersebut terbilang efisien
jika dilihat dari waktu.
Pupuk anorganik diangkut dari gudang PT TPP lalu disimpan di gudang
afdeling untuk diuntil terlebih dahulu sebelum diaplikasikan ke lapangan sesuai
dengan cara yang telah ditentukan perusahaan.

Aplikasi Pemupukan

Aplikasi pemupukan berpedoman pada rekomendasi dan luas areal yang


akan dipupuk. Dari luas areal yang akan dipupuk dapat diketahui jumlah pokok
yang kemudian dapat ditentukan kebutuhan pupuk. Di PT Tunggal Perkasa
Plantation aplikasi pemupukan dilakukan secara manual dan mekanis dengan
menggunakan fertilizer spreader.
Pemupukan secara mekanis (fertilizer spreader). Dalam rangka
meningkatkan produktivitas tanaman kelapa sawit serta untuk meningkatkan
keefektifan pemupukan, PT Tunggal Perkasa Plantation melaksanakan
pemupukan dengan fertilizer spreader. Pemupukan secara manual dilakukan
untuk lahan-lahan yang tidak bisa dilewati fertilizer spreader. Pemupukan
menggunakan fertilizer spreader mulai dilaksanakan di PT TPP pada bulan April
2010. Pemupukan dengan fertilizer spreader tidak dapat diaplikasikan di semua
kebun karena hanya dilakukan untuk daerah datar atau flat. Pemupukan secara
mekanis dengan menggunakan fertilizer spreader dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Pemupukan Secara Mekanis (Fertilizer Spreader)

(1) Persiapan Areal


42

Sebelum dilakukan aplikasi pemupukan dengan menggunakan fertilizer


spreader, sebaiknya diperhatikan kebersihan areal. Persiapan lahan dilakukan
secara mekanik dengan menggunakan buldoser sehingga jalan bebas dari lubang
dan gundukan tanah serta tunggul/atau anak kayu. Selain itu juga penumpukan
pelepah pada gawangan mati agar diatur sehingga tidak menumpuk terlalu tinggi,
disarankan 2-3 tumpukan pelepah serta di dalam blok tidak terlalu banyak parit/titi
panen, sehingga traktor tidak terlalu sering bergerak memutar (belok).
(2) Pelaksanaan pemupukan
Sebelum dilakukan pemupukan, baik manual maupun mekanis harus
diketahui dulu dosis yang digunakan, jumlah pupuk, luas areal yang dipupuk, dan
jumlah pohon per hektar. Khusus untuk pemupukan secara mekanis dengan
fertilizer spreader harus dikalibrasi dulu dosis yang digunakan. Bagian-bagian
fertilizer spreader terdiri atas flow control berfungsi sebagai pengkalibrasi dan
pengatur dosis pupuk, deflector berfungsi sebagai pengatur arah dan jarak sebaran
pupuk, blower berfungsi sebagai tempat pengeluaran pupuk, dan hopper berfungsi
sebagai tempat penampung pupuk.
Aplikasi pemupukan dimulai dengan menyiapkan pupuk di gudang pupuk
yang kemudian dibawa dengan truk untuk diecer ke lahan aplikasi. Traktor dan
emdek digabungkan menjadi satu dengan posisi emdek di bagian belakang traktor.
Setelah pupuk diecer di lahan aplikasi, pupuk kemudian disimpan pada tempat
yang memakai alas supaya pupuk tidak tercecer. Pupuk diletakkan pada jalan
poros atau jalan yang memisahkan antar blok, hal tersebut untuk memudahkan
dalam proses pemupukan dengan menggunakan fertilizer spreader.
Setelah pupuk diecer, pupuk kemudian dimasukkan ke dalam fertilizer
spreader melalui jaringan dari besi untuk menjaga keamanan loader pupuk dan
menyaring pupuk apabila masih ada bongkahan-bongkahan pupuk atau sampah.
Fertilizer spreader Emdek-350 (Turbo Spin) dapat memuat pupuk sebanyak 750
kg akan tetapi pada aplikasi di lapangan pupuk yang dimuat hanya sekitar 500-
650 kg setiap kali sebar. Dengan target supaya pupuk tidak tercecer dan terbuang
percuma.
Setelah fertilizer spreader diisi pupuk maka pemupukan segera dimulai.
Pemupukan dimulai pada areal yang dekat dengan jalan. Traktor bergerak
43

melewati jalan pikul sesuai dengan yang telah ditentukan. Pada saat aplikasi
pemupukan dilaksanakan, operator traktor dibantu oleh seorang helper yang
bertugas mengatur flow control.
(3) Dampak aplikasi pemupukan mekanis (fertilizer spreader)
Pada hasil penerapan pemupukan secara mekanis dengan fertilizer spreader
harus dilakukan pengujian alat terlebih dahulu dan kalibrasi dosis pupuk sesuai
dengan dosis yang digunakan, agar kegiatan pemupukan dapat berjalan dengan
baik. Aplikasi pemupukan yang dilakukan menghasilkan mutu yang lebih baik
karena sebaran pupuknya lebih seragam dan merata di semua tempat, hal tersebut
akan memungkinkan untuk tudung akar lebih leluasa dalam menyerap unsur hara.
Pupuk yang disebar semuanya tidak ada yang berbentuk bongkahan karena
semuanya sudah melewati proses penyaringan, hal tersebut akan mengakibatkan
tanaman lebih efektif lagi dalam penyerapan unsur hara.
Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa hal yang
menghambat sebelum pelaksanaan kegiatan pemupukan dengan fertilizer
spreader. Beberapa hambatan tersebut, yaitu masih terdapat beberapa jalan pikul
yang dipisahkan oleh parit, sehingga menyulitkan traktor untuk mencapai jalur
tersebut. Ada beberapa blok yang jalan pikulnya tidak terlihat karena tertutup oleh
gulma yang sangat rapat, terutama pada daerah yang berada di tengah blok.
Banyak pohon sawit yang berada di daerah rendahan, sehingga pada saat musim
hujan akan tergenang/terendam air. Pohon yang terendam pada saat aplikasi tidak
boleh dipupuk, pohon tersebut dipupuk apabila genangannya sudah surut,
sehingga aplikasi pemupukan dilakukan dengan manual dan dilakukan keesokan
harinya untuk memupuk beberapa pohon yang tergenang.

Pemupukan secara manual. Pemupukan secara manual dilakukan pada


daerah bergelombang atau rolling dan pada tanaman belum menghasilkan (TBM).
Organisasi pemupukan terdiri atas penguntil pupuk, pelansir, penabur, pengumpul
karung, dan mandor untuk mengawasi dan mengarahkan jalannnya pemupukan.
Peralatan yang digunakan untuk pemupukan secara manual adalah ember plastik,
kain untuk menggendong, dan takaran. Pemupukan secara manual pada tanaman
belum menghasilkan (TBM) dapat dilihat pada Gambar 6.
44

Gambar 6. Pemupukan Secara Manual pada Kelapa Sawit TBM

(1) Penguntilan pupuk


Penguntilan pupuk dilakukan di gudang afdeling dan dilakukan sehari
sebelum kegiatan pemupukan dilaksanakan. Sistem penguntilan pupuk yang
dilaksanakan yaitu dari setiap satu sak pupuk yang beratnya rata-rata 50 kg diuntil
menjadi dua bagian sama banyak yaitu setiap until 25 kg. Keterampilan tenaga
kerja penguntil sangat diperlukan karena tidak menggunakan alat takar until. Dari
hasil pengamatan penulis terhadap penimbangan sampel untilan, maka diperoleh
bahwa kegiatan penguntilan mempunyai rata-rata ketepatan 93.5 % per karung
untilan pupuk.
Ketersediaan karung sangat penting dalam penguntilan karena merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi kecepatan penguntilan pupuk selain
dosis/untilan dan tenaga kerja.
(2) Pengangkutan dan pengeceran pupuk
Untilan pupuk yang telah disiapkan diangkut ke blok-blok yang akan
dipupuk dengan menggunakan truk. Selanjutnya pengeceran pupuk dilakukan
dengan kendaraan sepeda motor yang menggunakan keranjang, jika jarak blok
yang akan dipupuk dari gudang tidak terlalu jauh atau kondisi infrastruktur jalan
yang kurang memadai. Kendaraan pengangkut pupuk dari gudang ke lapangan
harus sudah dipastikan kesiapannya sehari sebelum kegiatan pemupukan.
Pengangkutan dan pengeceran pupuk dilakukan setelah apel pagi. Pengeceran
pupuk dilakukan sesuai dengan instruksi dari mandor. Pelaksanaan pengangkutan
dan pengeceran pupuk dapat dilihat pada Gambar 7.
45

(a) (b)
Gambar 7. Pelaksanaan Pengangkutan dan Pengeceran Pupuk dengan Truk (a)
dan Sepeda Motor (b)

(3) Pelangsiran dan penaburan pupuk


Untilan pupuk yang telah tersebar di lapangan atau di pinggir jalan lalu
dilansir oleh beberapa orang ke penabur pupuk seperti pada Gambar 8. Cara
tersebut cukup efisien dari segi waktu karena penabur tidak perlu membawa
untilan tersebut, cukup hanya memanggil pelansir. Pemupukan sudah
menggunakan alat takar yang telah dikalibrasi dengan tepat. Dengan demikian
unsur hara yang didapat masing-masing pohon bisa sesuai dengan rekomendasi
dosis per pohon. Alat tabur yang digunakan adalah mangkok dan gelas plastik.

Gambar 8. Pelansiran Untilan Pupuk ke Dalam Blok

Penaburan pupuk harus dilakukan secara merata dan tipis serta ditaburkan
pada tempat-tempat yang telah ditentukan seperti rumpukan pelepah dan bibir
piringan. Mandor pupuk bertugas mengawasi kerja penabur pupuk, memastikan
bahwa penabur menggunakan takaran yang telah dikalibrasi dan memastikan
46

semua pokok terpupuk dengan dosis yang sama. Sistem pemupukan yang
diterapkan adalah sistem pemupukan tunggal. Sistem pemupukan tunggal yaitu
setiap afdeling yang memupuk tidak boleh ada pekerjaan lain selain kegiatan
pemupukan.

(4) Pengumpulan karung bekas untilan pupuk


Karung bekas pupuk digulung setiap 10 lembar karung. Kegiatan tersebut
berfungsi sebagai kontrol jumlah pupuk yang dibawa ke lapangan, selain itu juga
untuk pemeriksaan apakah seluruh pupuk sudah ditabur dan tidak ada pupuk yang
hilang. Kemudian karung bekas pupuk tersebut diletakkan di gudang dan ditata
rapi. Karung bekas pupuk tersebut biasa digunakan untuk membuat tapak kuda
pada areal-areal miring (meminimalisir erosi dan pencucian pupuk), sebagai
tempat batu (pada perbaikan jalan), maupun sebagai alas brondolan buah sawit
pada TPH.

Efisiensi Aplikasi Pemupukan Mekanis dan Pemupukan Manual

Dari hasil pengamatan di lapangan aplikasi pemupukan dengan fertilizer


spreader memiliki sebaran pupuk yang merata dan seragam. Pada pemupukan
manual seringkali masih ada pupuk yang ditabur dalam bentuk bongkahan,
sedangkan dengan fertilizer spreader tidak ada yang berbentuk bongkahan kerena
semuanya sudah melewati proses penyaringan. Hal ini akan mengakibatkan
tanaman lebih efektif lagi dalam menyerap unsur hara. Losses atau kehilangan
hara pada pemupukan manual lebih besar dibandingkan dengan pemupukan
fertilizer spreader, karena pada pemupukan manual digunakan tenaga kerja yang
cukup banyak sekitar 15 - 25 orang setiap satu kali pemupukan. Sedangkan
kebutuhan tenaga kerja dalam pemupukan mekanis lebih sedikit hanya
membutuhkan 3 orang yaitu 1 orang sebagai operator traktor dan 2 orang sebagai
helper pada fertilizer spreader. Helper bertugas untuk memasukkan pupuk ke
dalam hopper yang berfungsi sebagai tempat penampung pupuk.
Pemupukan mekanis dengan fertilizer spreader membutuhkan biaya
investasi yang lebih besar dari pemupukan manual yaitu untuk pembelian traktor
dan fertilizer spreader, hanya dapat diterapkan pada areal datar sampai landai
dengan kemiringan lereng 0.50, serta terjadi pemadatan tanah pada jalan pikul
47

yang dilewati fertilizer spreader. Selain itu juga pertumbuhan gulma dan
kompetisi penyerapan hara dengan gulma lebih terjadi dibandingkan dengan
pemupukan manual, karena pada pemupukan yang menggunakan Fertilizer
spreader pupuk yang disebar lebih merata ke semua permukaan tanah yang
memungkinkan gulma yang hidup di sana akan lebih cepat untuk hidup. Efisiensi
pemupukan berdasarkan cara aplikasinya dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Perbandingan Efisiensi Pemupukan Manual dan Fertilizer


Spreader

Uraian Manual Fertilizer Spreader


Prestasi kerja 1.58 ha/HK 6.4 ha/HK
Investasi Kecil Besar
Tenaga kerja Banyak Sedikit
Kualitas aplikasi Kurang terjamin Terjamin/seragam
Pengawasan Intensif Tidak intensif
Distribusi Tidak merata Merata
Kehilangan hara Terjadi/ada Terjadi/ada
Pertumbuhan gulma Normal Lebih cepat
Kompetisi penyerapan hara dengan gulma Terjadi Lebih terjadi
Pemadatan tanah Tidak terjadi Terjadi
Areal aplikasi Tidak terbatas Kemiringan 0-50
Optimalisasi Resiko tinggi Resiko minimum
Sumber: Kantor Besar PT Tunggal Perkasa Plantations (2010)

Keefektifan Pemupukan

Pekerjaan pemupukan dinyatakan berhasil dengan baik (tuntas) apabila


pemupukan dilaksanakan secara blok ke blok yang artinya semua blok terpupuk
dengan dosis yang sesuai. Tidak ada pemupukan yang dilakukan pada suatu blok
dalam keadaan tidak tuntas (selesai), kecuali terjadi hujan besar secara tiba-tiba.
Pemupukan yang dilakukan juga harus sesuai dengan prinsip 5 T yaitu tepat jenis,
tepat dosis, tepat waktu, tepat cara, dan tepat tempat agar keefektifan pemupukan
dapat tercapai.
Tepat jenis. Jenis pupuk yang diaplikasikan pada pemupukan di Afdeling
Viktor Kebun Radang Seko Banjar Balam ditetapkan berdasarkan rekomendasi
Function Tanaman, PT Astra Agro Lestari Tbk. Jenis pupuk yang digunakan telah
sesuai dengan kebutuhan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman. Pupuk yang
diaplikasikan adalah pupuk tunggal dan pupuk campuran. Pupuk tunggal yang
48

digunakan yaitu MOP untuk memenuhi kebutuhan unsur K, Rock Phosphate (RP)
untuk memenuhi unsur P, Dolomite dan Kieserite untuk memenuhi kebutuhan
unsur Mg, dan Urea untuk memenuhi kebutuhan unsur N. Pupuk campuran yang
digunakan yaitu NPK 12-12-17.
Nitrogen merupakan unsur hara penting yang diperlukan untuk
pertumbuhan vegetatif tanaman, pembentukan protein, sintesis klorofil, membantu
proses metabolisme, dan pada tanaman muda diperlukan untuk menunjang agar
saat TM batangnya sehat dan kuat. Gejala defisiensi N umumnya dijumpai pada
tanaman di tanah mineral, antara lain daun pada pelepah tua berwarna hijau pucat
sampai kuning.
Fosfor merupakan unsur hara penting yang diperlukan untuk energi pada
proses asimilasi, mendorong pembentukan perakaran pada awal pertumbuhan
tanaman, dan meningkatkan daya absorbsi hara dari dalam tanah. Gejala defisiensi
P yaitu tanaman tumbuh kerdil dengan pelepah yang pendek, tajuk berbentuk
piramida terbalik, dan batang yang meruncing.
Kalium merupakan unsur hara penting yang diperlukan untuk membantu
proses fotosintesis pada daun dan metabolisme tanaman, menjaga keseimbangan
Mg dalam tanaman, penting dalam menentukan jumlah dan pembentukan ukuran
janjangan, serta penting dalam ketahanan tanaman dalam serangan penyakit.
Gejalah defisiensi K yaitu pelepah daun tua pada bagian bawah berwarna
kuningtua kecokelatan dan berbintik orange (orange spot).
Magnesium merupakan unsur hara penting yang dalam penyusunan klorofil
yang berperan dalam proses fotosintesis. Gejala defisiensi Mg yaitu tampak dari
helai daun tua sebagian menguning dan sebagian lagi tetap berwarna hijau. Daun
tampak berwarna kuning khususnya jika terkena sinar matahari.
Tepat dosis. Setiap pupuk yang diaplikasikan harus diupayakan dapat
diserap tanaman secara maksimal. Oleh karena itu perlu ditetapkan dosis yang
tepat untuk masing-masing tanaman. Apabila dosis pemupukannya kurang,
tanaman tidak dapat tumbuh sesuai harapan, demikian juga apabila dosisnya
berlebihan. Dosis adalah jumlah satuan pupuk (biasanya dalam gram atau
kilogram) yang diberikan pada pohon kelapa sawit pada tiap aplikasi.
49

Dosis aplikasi pupuk di kebun PT TPP ditetapkan oleh bagian riset dan
development (R & D) berdasarkan hasil proses analisis tanah, analisis daun,
analisis produksi per blok, dan pemeriksaan visual tiap tahun.
Penulis hanya mengamati ketepatan dosis pupuk NPK pada tanaman belum
menghasilkan (TBM) dengan dosis 500 gram per pohon. Penulis mengambil 30
sampel ember dari 3 orang pemupuk (tiap orang 10 sampel ember). Setiap kali
jalan pemupuk membawa ember yang berisi pupuk 12 kg. Standar perusahaan
yaitu 24 pohon per ember. Hasil pengamatan ketepatan dosis pemupukan NPK
disajikan dalam Tabel 9.

Tabel 9. Ketepatan Dosis Pupuk NPK di Afdeling Viktor PT TPP

Sampel Bobot Standar Pengamatan Ketepatan


Ember Pupuk per Kebun (Penabur ke-) Dosis (%)
Ember (kg) (pohon) 1 2 3 Rata-rata
.…...………(pohon)………….…
1 12 24 24 24 24 24.00 100.00
2 12 24 24 24 24 24.00 100.00
3 12 24 25 24 25 24.67 97.28
4 12 24 24 24 25 24.33 98.64
5 12 24 24 24 24 24.00 100.00
6 12 24 25 24 24 24.33 98.64
7 12 24 24 24 24 24.00 100.00
8 12 24 24 24 24 24.00 100.00
9 12 24 24 24 24 24.00 100.00
10 12 24 24 24 24 24.00 100.00
Rata – rata 242 240 242 241.33 99.44
Sumber: Pengamatan di lapangan (2010)

Berdasarkan Tabel 9 di atas terlihat bahwa rata-rata persen ketepatan dosis


pemupukan secara umum adalah 99.44 persen. Hasil tersebut dapat dikatakan
bahwa penggunaan dosis pemupukan NPK mendekati ketepatan dosis 100 persen.
Pemberian dosis pupuk untuk tiap pohon di Afdeling Viktor ini bisa
dikatakan sudah tepat dosis, karena kebutuhan pupuk tiap blok yang telah
ditentukan afdeling teraplikasi seluruhnya dengan baik tanpa ada kekurangan dan
kelebihan. Pekerja penabur telah menggunakan alat takar pupuk yang telah
dikalibrasi terlebih dahulu, alat tabur yang digunakan yaitu mangkok plastik untuk
dosis 500 gram dan gelas plastik untuk 200 gram.
50

Tepat waktu. Penaburan pupuk NPK dilakukan pada awal musim hujan
dengan kisaran curah hujan 100 – 200 mm/bulan, sedangkan penaburan pupuk
RP, MOP, Borate, dan Kieserit dapat dilakukan kapan saja tidak bergantung pada
musim. Pemupukan dilakukan sebanyak dua kali dalam satu tahun yaitu pada
semester satu (Januari – Juni) dan semester dua (Juli – Desember).
Salah satu faktor yang berpengaruh penting dalam keefektifan pemupukan
adalah curah hujan. Hal tersebut sangat menentukan tingkat penyerapan hara
pupuk oleh tanaman dan kemungkinan kehilangan hara pupuk akibat penguapan
(volatilisasi), pencucian (leaching), aliran permukaan (run off) dan erosi. Waktu
yang tepat untuk pemupukan adalah pada awal dan akhir musim hujan.
Pemupukan dilakukan saat curah hujan rendah, tidak pada musim kemarau (CH <
75 mm) dan curah hujan tinggi (CH > 250 mm). Jika pemupukan dilakukan pada
bulan dengan curah hujan tinggi, akan menyebabkan terjadinya pencucian. Jika
pemupukan dilakukan pada bulan dengan curah hujan yang rendah, maka tanaman
tidak mampu mengabsorbsi unsur hara.
Hasil pengamatan penulis selama magang di perusahaan ini, pelaksanaan
pemupukan sudah sesuai dengan rekomendasi pemupukan yang telah ditetapkan
perusahaan. Waktu pelaksanaan pemupukan tersebut dapat berubah, bergantung
pada ketersediaan jumlah pupuk di gudang dan ketepatan waktu datangnya pupuk
ke gudang. Pengamatan waktu pemupukan untuk Urea, NPK, dan Kieserite di
Afdeling Viktor dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Waktu Pemupukan Kelapa Sawit di Afdeling Viktor PT TPP

Jenis pupuk Bulan Rekomendasi Bulan Realisasi


Urea Februari/Juni Maret/Juni
NPK Februari/Maret/Mei Februari/Maret/Mei
Kieserite Februari/Maret/Mei Februari/Maret/Mei
Sumber: Kantor Afdeling Viktor (2010)

Tepat cara dan tepat tempat. Cara aplikasi pupuk sebagian besar sudah
tepat yaitu dengan cara ditebar secara merata pada piringan pohon, pupuk tidak
menggumpal karena dilakukan penguntilan terlebih dahulu. Jika di lapangan
51

masih ditemukan pupuk yang menggumpal maka sebelum ditabur, pupuk tersebut
dihancurkan terlebih dahulu oleh pelansir pupuk. Penempatan pupuk dilakukan
dengan mempertimbangkan penyebaran akar tanaman yang aktif menyerap unsur
hara dalam tanah (1 - 1.5 meter dari pohon).
Pengamatan ketepatan cara dilakukan oleh penulis dengan mengambil 30
sampel tanaman dari 3 orang pemupuk (masing-masing 10 sampel tanaman).
Penulis hanya mengamati ketepatan cara pada pemupukan NPK di Blok 5, dengan
menghitung rata-rata jarak pupuk yang ditabur dari pokok kemudian dibandingkan
dengan standar perusahaan (150 cm). Hasil pengamatan ketepatan penaburan
pupuk NPK dari pokok kelapa sawit disajikan dalam Tabel 11.

Tabel 11. Ketepatan Penaburan Pupuk NPK di Afdeling Viktor PT TPP

Jarak Standar Penabur ke- Rata-rata jarak Ketepatan


Tanaman Penaburan dari pohon Penaburan
ke- Pupuk dari 1 2 3 (cm) Pupuk dari
Pokok (cm) Pokok (%)
……….(cm)………..
1 150 170 167 180 172.33 87.04
2 150 175 159 164 166.00 90.36
3 150 160 155 173 162.67 92.21
4 150 160 170 158 162.67 92.21
5 150 174 164 170 169.33 88.58
6 150 160 172 160 164.00 91.46
7 150 167 170 159 165.33 90.72
8 150 170 155 163 162.67 92.21
9 150 157 157 173 162.33 92.40
10 150 154 160 158 157.33 95.34
Rata-rata 164.7 162.9 165.8 164.47 91.20
Sumber: Pengamatan di lapangan (2010)

Berdasarkan Tabel 11 terlihat bahwa rata-rata ketepatan penaburan pupuk


NPK dari pokok kelapa sawit adalah 91.20 persen. Hasil tersebut dapat dikatakan
bahwa ketepatan penaburan pupuk NPK dari pokok kelapa sawit mendekati 100
persen.

Kehilangan Pupuk

Kehilangan pupuk dapat terjadi mulai dari penerimaan pupuk di gudang,


penguntilan pupuk, pemuatan untilan ke kendaraan untuk mengecer, pengeceran
untilan ke lapangan, serta penuangan pupuk ke ember dan penaburan pupuk,
52

walaupun kehilangannya pada setiap tahap tersebut sangat sedikit. Kehilangan


pupuk tersebut akan menimbulkan kerugian dalam hal biaya serta berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Pada saat penguntilan, kehilangan pupuk sering terjadi akibat penggunaan
karung yang tidak layak untuk penguntilan dan pengikatan untilan yang tidak kuat
(bocor). Pada saat pemuatan untilan ke kendaraan juga terjadi kehilangan pupuk.
Karyawan pemuat umumnya melemparkan untilan ke dalam kendaraan sehingga
sering menyebabkan karung untilan tersebut bocor lalu pupuknya tercecer.
Pada saat pengeceran pupuk, kehilangan pupuk terjadi saat untilan dari
kendaraan dilemparkan ke tepi jalan. Lemparan tersebut dapat menyebabkan
terbukanya ikatan untilan dan pecahnya karung sehingga pupuk tercecer.
Kehilangan pupuk tersebut dapat diminimalisir dengan adanya kontrol mandor
terhadap karyawan untuk mengikat untilan dengan kuat, penggunaan karung yang
tidak bocor, pemuatan dan pengeceran untilan pupuk dengan hati-hati, serta
penuangan pupuk ke ember harus hati-hati.
Pada saat magang penulis melakukan pengamatan kehilangan pupuk Urea
mulai dari penguntilan pupuk, pengeceran pupuk, penuangan pupuk ke ember, dan
penaburan pupuk dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Kehilangan Pupuk Urea di Afdeling Viktor PT TPP

No. Uraian Kehilangan Pupuk Urea dari Aplikasi 4 ton


(kg) (%)
1 Penguntilan pupuk 1.50 0.04
2 Pengeceran pupuk 3.75 0.09
3 Penuangan pupuk ke ember 1.30 0.03
4 Penaburan pupuk 0.85 0.02
Total kehilangan 7.60 0.19
Sumber: Pengamatan di lapangan (2010)

Berdasarkan Tabel 12 terlihat bahwa kehilangan pupuk tertinggi terjadi saat


pengeceran pupuk ke lapangan dan kehilangan pupuk yang terendah terjadi saat
penaburan pupuk ke pohon kelapa sawit. Hasil tersebut dapat dikatakan bahwa
53

kehilangan pupuk Urea yang terjadi tidak tinggi yaitu hanya 0.19 persen dari 4 ton
Urea.

Faktor Penunjang dan Hambatan Pelaksanaan Pemupukan

Pemupukan merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi status


pertumbuhan tanaman yang pada akhirnya akan menentukan produksi TBS. Oleh
karena itu pelaksanaan pemupukan di lapangan harus dilakukan dengan benar dan
tepat waktu. Faktor penunjang kegiatan pemupukan di lapangan antara lain: (1)
perencanaan yang dilakukan dengan cermat yaitu penentuan rekomendasi pupuk,
jenis pupuk dan penyediaan pupuk yang cukup dan tepat waktu; (2) organisasi
kerja yang meliputi tenaga kerja dan trasportasi; (3) kontrol dan pengawasan.
Kontrol terhadap pekerjaan pemupukan harus dilaksanakan secara seksama guna
menghindari terjadinya kesalahan aplikasi di lapangan.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, banyak sekali permasalahan yang
ditemui selama kegiatan pemupukan. Permasalahan tersebut antara lain kesulitan
dalam penentuan jumlah kebutuhan pupuk secara tepat disebabkan jumlah pohon
saat penentuan rekomendasi yang berdasarkan tegakan perhektar (SPH) berbeda
dengan jumlah dan kondisi pohon yang ada di lapangan, sehingga perlu diadakan
sensus pohon secara rutin untuk menentukan jumlah tanaman dan keadaan blok.
Ketidaksiapan lapangan untuk dilaksanakannya pemupukan, yaitu piringan
belum siap dipupuk karena gulma belum dikendalikan; hambatan karena hujan
lebat, sehingga blok yang akan dipupuk menjadi banjir dan jalan rusak; kesalahan
yang dilakukan tenaga kerja pada saat berlangsungnya kegiatan pemupukan di
lapangan, antara lain masih adanya beberapa pohon yang belum dipupuk,
penaburan pupuk di piringan yang tidak sesuai dengan standar perusahaan.
Ada beberapa hal yang sering menjadi kendala dan penghambat dalam
pelaksanaan pemupukan antara lain karena kondisi infrastruktur yang kurang baik,
seperti jalan rusak sehingga kendaraan yang digunakan untuk pengeceran pupuk
mengalami kesulitan melalui jalan tersebut. Hambatan juga terjadi karena
topografi areal/blok yang bergelombang, areal/blok yang berawa-rawa, serta
jumlah titi panen yang kurang dan tidak layak juga menjadi kendala bagi para
penabur untuk masuk ke dalam blok.
54

Hal yang menjadi kendala di atas perlu mendapat perhatian khusus karena
dapat menimbulkan kerugian dan mempengaruhi keefektifan pemupukan.
Misalnya pemupukan akan membutuhkan waktu yang lama, ada tanaman yang
belum mendapatkan pupuk, dan kehilangan pupuk karena tercecer.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pelaksanaan pemupukan di PT Tunggal Perkasa Plantation secara umum


sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) pemupukan yang baik.
Hal tersebut dapat dilihat dari proses pelaksanaan pemupukan yang menggunakan
metode penguntilan untuk mengemas pupuk. Di Afdeling Viktor Kebun Radang
Seko Banjar Balam menguntilan tidak dilakukan berdasarkan jumlah pohon per
until, tetapi hanya membagi tiap sak pupuk menjadi dua bagian yang sama
banyak. Alat takar pupuk yang baku dan dikalibrasi telah digunakan dengan baik
sesuai dosis dan jenis pupuk. Pemupukan dilakukan dengan metode pelansiran
pupuk ke dalam blok secara tuntas terlebih dahulu baru dilanjutkan dengan
penaburan, serta penaburan pupuk dari tengah blok (pasar tengah). Dengan
demikian pemberian pupuk pada tiap tanaman diharapkan dapat tepat sesuai dosis
per pohon.
Pemupukan secara mekanis dengan fertilizer spreader menjadi prioritas
dalam pemupukan, karena hasil pengamatan menunjukkan bahwa penyebaran
pupuk lebih merata di atas permukaan tanah, sehingga menyebabkan distribusi
unsur hara dapat merata dan perkembangan akar dapat lebih seimbang. Selain itu
tenaga kerja yang dibutuhkan lebih sedikit sehingga memudahkan pengawasan
sehingga pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien.
Pelaksanaan kegiatan magang telah memberikan pengetahuan pada penulis
dalam teknik budidaya tanaman kelapa sawit dan pengetahuan tentang
pengelolaan pemupukan tanaman kelapa sawit. Penulis juga memperoleh
pengalaman kerja dari berbagai posisi kerja, yaitu sebagai buruh harian lepas
(KHL), pendamping mandor, dan pendamping asisten.

Saran

Pelaksanaan pemupukan di PT Tunggal Perkasa Plantation secara umum


telah mengacu pada prinsip 5 T, yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat
cara, dan tepat tempat agar tetap dipertahankan pada pelaksanaan pemupukan
56

selanjutnya. Perlu adanya peningkatan kegiatan infrastruktur, mengingat


pentingnya kegiatan tersebut untuk melancarkan kegiatan kebun seperti
pemupukan. Peningkatan pengawasan pemupukan dan sistem pemupukan juga
harus ditingkatkan untuk memperlancar aplikasi pemupukan di lapangan. Sistem
pemupukan dengan penguntilan dapat membantu meningkatkan ketepatan dosis
pemupukan dan mempermudah operasi di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA

Adiwiganda, R. dan M. M. Siahaan. 1994. Kursus Manajemen Perkebunan Dasar


Bidang Tanaman. Lembaga Pendidikan Perkebunan Kampus Medan.
Medan. 68 hal.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2009. Statistik Perkebunan Indonesia 2008 –


2010 Kelapa Sawit. Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen
Pertanian. Jakarta. 57 hal.

Fauzi, Y., Y. E. Widyastuti, I. Satyawibawa, R. Hartono. 2006. Kelapa Sawit:


Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran.
Edisi revisi. Penebar Swadaya. Jakarta. 163 hal.

Leiwakabessy, F. M. dan A. Sutandi. 2004. Pupuk dan Pemupukan. Departemen


Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 208 hal.

Lubis, A.U. 1992. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Pusat
Penelitian Marihat – Bandar Kuala. Pematang Siantar. 435 hal.

Mangoensoekarjo, S. dan H. Semangun. 2005. Manajemen Agribisnis Kelapa


Sawit. Gajah Mada University Press. Yokyakarta. 605 hal.

Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. 411
hal.

PT Astra Agro Lestari. 2008. Laporan Akhir Survey Tanah dan Evaluasi Lahan
untuk Perkebunan Kelapa Sawit Tingkat Semi Detail Skala 1 : 25 000
Areal Perkebunan PT Tunggal Perkasa Plantations Kabupaten Indragiri
Hulu Provinsi Riau. PT AAL. Jakarta. 310 hal.

Sianturi, R. F. 2005. Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis


Jacq.) di Kebun Inti Pir Trans PT Agrowijaya Sei Tungkal Jambi. Skripsi.
Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor. Bogor. (Tidak Dipublikasikan)

Sukamto. 2008. Lima Puluh Delapan Kiat Meningkatkan Produktivitas dan Mutu
Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. 83 hal.

Sutarta, E. S, S. Rahutomo, W. Darmosarkoro dan Winarna. 2003. Peranan unsur


hara dan sumber hara pada pemupukan tanaman kelapa sawit, hal. 81.
Dalam W. Darmosarkoro, E. S. Sutarta dan Winarna (Eds). Lahan dan
Pemupukan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.
58

Winarna, W. Darmosarkoro dan E. S. Sutarta. 2003. Teknologi pemupukan


tanaman kelapa sawit. hal.113-131. Dalam W. Darmosarkoro, E. S. Sutarta
dan Winarna (Eds). Lahan dan Pemupukan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian
Kelapa Sawit. Medan.

Yahya, S. 1990. Budidaya Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Jurusan


Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. 52 hal.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) di PT Tunggal Perkasa Plantations

Prestasi Kerja
Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi
Penulis Karyawan Standar
...…………….(satuan/HK)………….....
15-02-2010 Tiba di lokasi - - - Mes ATC PT TPP
16-02-2010 Lapor, apel pagi di kantor besar - - - Kantor besar PT TPP
17-02-2010 Pembagian lokasi magang - - - Kantor besar PT TPP
18-02-2010 Menunggu diantarkan ke lokasi magang - - - Mes ATC PT TPP
22-02-2010 Penyulaman Mucuna sp. 30 bibit 150 bibit 150 bibit Blok 2 afd V
23-02-2010 Penyulaman Mucuna sp. 45 bibit 150 bibit - Blok 2 afd V
24-02-2010 Penyulaman Mucuna sp. 40 bibit 150 bibit - Blok 4 afd V
25-02-2010 Penyulaman Mucuna sp. 40 bibit 150 bibit - Blok 4 afd V
27-02-2010 Olahraga - - - Gor TPP
28-02-2010 Libur - - - -
01-03-2010 Pembuatan RTH 1 RTH 2 RTH 2 RTH Blok 9 afd V
02-03-2010 Pembuatan RTH - - - Blok 9 afd V
03-03-2010 Pembuatan RTH - - - Blok 9 afd V
04-03-2010 Pembuatan RTH - - - Blok 9 afd V
05-03-2010 Pemupukan NPK 50 kg 150 kg 150 kg Blok 4 afd V
06-03-2010 Olahraga - - - Gor TPP
07-03-2010 Libur - - - -
08-03-2010 Pemupukan (pupuk kandang) 4 karung 13 karung 20 karung Blok 24 afd V
09-03-2010 Pemupukan (pupuk kandang) 6 karung 20 karung 20 karung Blok 24 afd V
10-03-2010 Pemupukan (pupuk kandang) 4 karung 17 karung 20 karung Blok 24 afd V
11-03-2010 Pemupukan (pupuk kandang) 5 karung 20 karung 20 karung Blok 24 afd V
12-03-2010 Pemupukan (pupuk kandang) 4 karung 16 karung 20 karung Blok 24 afd V
13-03-2010 Olahraga - - - Gor TPP
14-03-2010 Libur - - -
61

Lampiran 1. (Lanjutan)

Prestasi Kerja
Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi
Penulis Karyawan Standar
...…………….(satuan/HK)………….....
15-03-2010 Pemupukan NPK 150 kg 250 kg 250 kg Blok 21 afd V
16-03-2010 Perawatan Mucuna sp. - 0.25 ha 0.25 ha Blok 8 afd V
17-03-2010 Perawatan Mucuna sp. - 0.25 ha - Blok 8 afd V
18-03-2010 Perawatan Mucuna sp. - 0.25 ha - Blok 8 afd V
19-03-2010 Perawatan Mucuna sp. - 0.25 ha - Blok 8 afd V
20-03-2010 Olahraga - - - Gor TPP
21-03-2010 Libur - - - -
22-03-2010 Praktek panen didampingi oleh mandor 4 jjg - 60 jjg Blok 10 afd U
23-03-2010 Praktek panen didampingi oleh mandor 7 jjg - 60 jjg Blok 10 afd U
24-03-2010 Pemupukan Kieserite 100 kg 250 kg 250 kg Blok 21,22 afd V
25-03-2010 Pemupukan Kieserite - - - Blok 19 afd V
26-03-2010 Pemupukan Kieserite - - - Blok 20 afd V
27-03-2010 Olahraga - - - Gor TPP
28-03-2010 Libur - - - -
29-03-2010 Penyemprotan CWC 0.2 ha 0.5 ha 0.5 ha Blok 17 afd V
30-03-2010 Penyemprotan lalang - - - Blok 17 afd V
31-03-2010 Penyembrotan CWC 0.3 ha 0.5 ha 0.5 ha Blok 18 afd V
01-04-2010 Membuat tapak timbun 3 8 - Blok 7 afd V
02-04-2010 Rawat parit - - - Blok 7 afd V
03-04-2010 Olahraga - - - Gor TPP
04-04-2010 Libur - - - -
05-04-2010 Rawat gawangan DAK - 2 ha 2.5 ha Blok 9 afd V
06-04-2010 Rawat gawangan DAK - - - Blok 9 afd V
07-04-2010 Inisial pruning (TM 1) 17 pohon - - Blok 5 afd R
62

Lampiran 1. (Lanjutan)

Prestasi Kerja
Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi
Penulis Karyawan Standar
...…………….(satuan/HK)…………......
08-04-2010 Inisial pruning (TM 1) 20 pohon - - Blok 5 afd R
09-04-2010 Penguntilan pupuk urea - - - Gudang afd V
10-04-2010 Olahraga - - - Gor TPP
11-04-2010 Libur - - - -
12-04-2010 Pemupukan mekanis (Fertilizer spreader) - - 6.4 ha/ jam Blok 4, 5 afd T
13-04-2010 Pemupukan mekanis (Fertilizer spreader) - - - Blok 8,9 afd T
14-04-2010 Memancang untuk penyisipan - - - Blok 7 afd W
15-04-2010 Penyemprotan resam 2 kep 10 kep 10 kep Blok 1 afd V
63

Lampiran 2. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Mandor di PT Tunggal Perkasa Plantations

Prestasi Kerja
Jumlah KHL Luas Areal Lama
Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi
yang Diawasi yang Diawasi Kegiatan
(orang) (ha) (jam)
16-04-2010 Mengawasi penguntilan pupuk urea 4 - 3 Gudang afd V
17-04-2010 Olahraga - - - Gor TPP
18-04-2010 Libur - - - -
19-04-2010 Mengawasi pemupukan urea 11 18.80 7 Blok 25 afd V
20-04-2010 Mengawasi pemupukan NPK 12 12.02 5 Blok 15 afd V
21-04-2010 Perawatan Mucuna sp. 22 34.61 7 Blok 11 afd V
22-04-2010 Perawatan Mucuna sp. 8 34.61 7 Blok 11 afd V
23-04-2010 Membantu persiapan acara pernikahan - - - Pekanbaru
24-04-2010 asisten - - - Pekanbaru
25-04-2010 Membantu persiapan acara pernikahan - - - Pekanbaru
26-04-2010 asisten - - - Gudang TPP
27-04-2010 Membantu persiapan acara pernikahan 15 24.90 7 Blok 12 afd V
28-04-2010 asisten 3 25.27 7 Blok 5 afd V
29-04-2010 Mengambil pupuk di gudang TPP - - 10 ATC TPP
30-04-2010 Mengawasi pemupukan NPK - - 10 ATC TPP
01-05-2010 Pengukuran daun ke 3 dan 9 - - - Gor TPP
02-05-2010 Mengikuti training mandor pupuk - - - -
03-05-2010 Mengikuti training mandor pupuk 19 24.78 7 Blok 22 afd V
04-05-2010 Olahraga 17 19.84 7 Blok 22 afd V
05-05-2010 libur 8 24.88 7 Blok 2 afd V
06-05-2010 Mengawasi pemupukan kieserite 8 24.88 7 Blok 2 afd V
07-05-2010 Mengawasi pemupukan kieserite 8 24.88 7 Blok 2 afd V
Mengawasi penyisipan Mucuna sp.
Mengawasi penyisipan Mucuna sp.
64

Lampiran 2. (Lanjutan)

Prestasi Kerja
Jumlah KHL Luas areal Lama
Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi
yang Diawasi yang Diawasi kegiatan
(orang) (ha) (jam)
08-05-2010 Olahraga - - - Gor TPP
09-05-2010 Libur - - - -
10-05-2010 Mengikuti training pemupukan mekanis - - 10 ATC TPP
11-05-2010 Kunjungan ke pabrik TPP - - 7 Pabrik TPP
12-05-2010 Kunjungan ke pabrik TPP - - 7 Pabrik TPP
13-05-2010 Mengawasi penyemprotan resam 10 22.69 7 Blok 17 afd V
14-05-2010 Mengawasi pemupukan NPK 24 39.67 7 Blok 18 afd V
15-05-2010 Olahraga - - - Gor TPP
65

Lampiran 3. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Asisten/Kepala Afdeling di PT Tunggal Perkasa Plantations

Prestasi Kerja
Jumlah Mandor Luas Areal Lama
Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi
yang Diawasi yang Diawasi Kegiatan
(orang) (ha) (jam)
16-05-2010 Libur - - - -
17-05-2010 Membantu mengerjakan data untuk review - - 6 Kantor afd S
selasa
18-05-2010 Review kantor besar TPP - - 4 Kantor besar TPP
19-05-2010 Memonitoring pemupukan urea 2 35.33 4 Blok 20 afd V
20-05-2010 Mengawasi perbaikan gudang afdeling V - - 3 Gudang afd V
21-05-2010 Memonitoring pengendalian gulma (DAK) 1 39.54 5 Blok 9 afd V
22-05-2010 Olahraga - - - Gor TPP
23-05-2010 Libur - - - -
24-05-2010 Membantu mengerjakan data untuk review - - 8 Kantor afd S
selasa
25-05-2010 Review kantor besar TPP - - 5 Kantor besar TPP
26-05-2010 Kantor afdeling Viktor - -
27-05-2010 Memonitoring pemupukan dolomit 1 36.53 6 Blok 1 afd V
28-05-2010 Libur - - - -
29-05-2010 Olahraga - - - Gor TPP
30-05-2010 Libur - - - -
31-05-2010 Membantu mengerjakan data untuk review - - 8 Kantor afd S
selasa
01-06-2010 Review kantor besar TPP - - 5 Kantor besar TPP
02-06-2010 Alkimatisasi Mucuna sp. 2 - 7 Blok 14 afd R
03-06-2010 Alkimatisasi Mucuna sp. 2 - 7 Blok 14 afd R
66

Lampiran 3. (Lanjutan)

Prestasi Kerja
Jumlah Mandor Luas Areal Lama
Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi
yang Diawasi yang Diawasi kegiatan
(orang) (ha) (jam)
04-06-2010 Alkimatisasi Mucuna sp. 2 - 7 Blok 14 afd R
05-06-2010 Olahraga - - - Gor TPP
06-06-2010 Libur - - - -
07-06-2010 Membantu mengerjakan data untuk review - - 7 Kantor afd S
selasa
08-06-2010 Review kantor besar TPP - - 6 Kantor besar TPP
09-06-2010 Persiapan persentasi - - 7 Kantor afdeling V
10-06-2010 Persiapan persentasi - - 7 Kantor afdeling V
11-06-2010 Persiapan persentasi - - 7 Kantor afdeling V
12-06-2010 Olahraga - - - Gor TPP
13-06-2010 Libur - - - -
14-06-2010 Membantu mengerjakan data untuk review - - 10 Kantor afd S
selasa
15-06-2010 Review kantor besar TPP dan persentasi di - - 6 Kantor besar TPP.
kantor pabrik
67

Lampiran 4. Curah Hujan dan Hari Hujan di PT Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau Periode 2000 - 2009

Bulan 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Rataan
CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH
Januari 227 10 194 14 239 11 315 18 390 17 122 7 326 13 136 7 196 15 205 11 235 12
Februari 98 10 130 10 48 5 226 11 173 9 49 7 162 11 107 12 169 7 196 11 135.8 9
Maret 123 5 75 8 357 10 322 12 260 18 235 17 214 11 150 11 933 19 462 17 313.1 13
April 263 16 249 15 27 11 261 17 272 20 366 14 501 16 618 13 425 13 306 12 328.8 15
Mei 95 6 101 4 18 6 271 12 202 12 409 15 196 8 386 16 146 8 139 5 196.3 9
Juni 210 7 25 2 10 4 86 6 - - 137 8 199 8 91 7 327 13 15 6 110 6
Juli 92 7 70 5 20 5 81 9 303 17 74 10 103 5 154 10 204 14 27 3 112.8 9
agustus 42 7 42 5 13 6 146 10 81 7 418 10 41 4 63 5 113 14 329 9 128.8 8
September 163 9 261 9 18 6 128 11 380 14 270 11 80 5 116 9 283 12 215 10 191.4 10
Oktober 139 8 292 16 276 8 119 9 357 19 410 12 80 10 126 14 468 14 122 9 238.9 12
November 161 17 357 17 358 16 659 18 365 18 324 12 218 14 352 10 1280 16 382 17 445.6 16
Desember 156 10 142 14 346 19 917 30 344 17 201 13 307 14 247 12 152 12 458 20 327 16
Jumlah 1769 112 1938 119 1730 107 3531 163 3127 168 3015 142 2427 119 2546 126 4696 157 2856 130 2763.5 135
BB 8 8 5 10 10 10 9 10 12 10 9.2
BK 1 2 7 0 1 1 1 1 0 2 1.6

Keterangan : CH = Curah Hujan Q =

HH = Hari Hujan =
BB = Bulan Basah = 0.1739 (tipe Iklim B)
BK = Bulan Kering
Q = Nilai untuk menentukan batas-batas tipe iklim berdasarkan klasifikasi Schmidth-Ferguson
Klasifikasi iklim menurut Schmidth-Ferguson
A = Daerah sangat basah F = Daerah kering
B = Daerah basah G = Daerah sangat kering
C = Daerah agak basah H = Daerah ekstrim kering
D = Daerah sedang
E = Daerah agak kering
Lampiran 5. Kelas Kesesuaian Lahan di PT Tunggal Perkasa Plantations,
Indragiri Hulu, Riau

Persyaratan Kelas Kesesuaian Lahan


tumbuh/Karakteristik Lahan S1 S2 S3 N
Suhu (tc)
Suhu tahunan rata-rata (°C) 25 – 28 22 -25 20 - 22 < 20
28 - 32 32 - 35 > 35
Ketersediaan Air (wa)
Curah hujan tahunan rata-rata
(mm) 1700 – 2500 1450 – 1700 1250 – 1450 < 1250
2500 – 3500 3500 – 4000 >4000
Jumlah bulan kering (bulan) <2 2-3 3-4 >4
Ketersediaan Oksigen (oa)
Kelas drainase Baik – Agak Terhambat, Sangat
sedang Terhambat agak cepat terhambat,
cepat
Keadaan Perakaran (rc)
Tekstur tanah (permukaan) Halus, agak - Agak kasar Kasar
halus, sedang
Fraksi kasar (%) < 15 15 – 35 35 – 55 >55
Kedalaman tanah (cm) >100 75 - 100 50 - 75 <50
Gambut:
Kedalaman (cm) < 60 60 – 140 140 – 200 >200
Kedalaman (cm), bila berlapis
dengan bahan < 140 140 – 200 200 – 400 >400
mineral/pengkayaan mineral
Kematangan Sapric* Sapric, hemic* Hemic, Fibric
fibric*
Ketersediaan Hara (nr)
KTK liat (meq(+)/kg) >16 ≤ 16 - -
>20 ≤ 20 - -
Kejenuhan Basa (%) 5.0 – 6.5 1.2 – 5.0 < 4.2 -
6.5 – 7.0 >7.0
pH H2O >0.8 ≤ 0.8 - -
Toksisitas (xc)
Salinitas (ds/m) <2 2-3 3-4 >4
Sodisitas (xn)
Alkalinitas/ESP (%) - - - -
Toksisitas sulfidik (xs)
Kedalaman sulfidik (cm) >125 100 - 125 60 - 100 < 60

Bahaya Erosi (eh) <8 8 – 16 16 – 30 >30


Lereng (%)
Tingkat bahaya erosi (eh) Very low Low -moderat severa Very
severe
Bahaya Banjir (fh)
Banjir F0 F1 F2 >F2
Penyiapan Tanah (lp)
Batuan permukaan (%) <5 5 – 15 15 – 40 >40

Singkapan batuan (%) <5 5 – 15 15 – 25 > 25


Keterangan : * = yang dominan
Sumber : Kantor Besar PT Tunggal Perkasa Plantations (2010)
Lampiran 6. Peta PT Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau

Utara

OA = Afdeling Alfa
OW= Afdeling Wisky
OA = Afdeling Alfa
OW = Afdeling Wisky
70

Lampiran 7. Struktur Organisasi di PT Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau

ADMINISTRATUR
Deputi ADM
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

CDO
Kepala Kebun Kepala Pabrik Kepala Teknik Kepala Tata Usaha

Kerani PIC
Kebun R&D
Asisten Afdeling Asisten Pabrik Asisten Teknik Kepala
Asisten Asisten Bagian
PIC SHE HPT
ATC Asisten
HRGA PPIC
Mandor 1 Mandor 1 Mandor 1 Mandor 1
Mandor 1 Afdeling Transport Pabrik Teknik
Kerani Sekt.
HPT Kerani Administratur
CDO
Kasir HR
Mandor Mandor Asisten bibit
Kepala PIC
Rawat Panen DATA PMS
Poliklinik
Kerani Mandor
Kerani 1 PPIC
Admin ATC Kerani Kerani
Afdeling Pabrik
Panen Mandor Bibit

Kerani HPT

DEO Tanaman DEO Teknik

Keterangan : ------------- = Garis Koordinasi DEO Umum DEO Pabrik


= Garis Komando
71

Lampiran 8. Sistem Perhitungan Premi Pemanen PT Tunggal Perkasa Plantations

Basis Borong Tarif Premi (Rp/kg)


Tahun BJR
No. Datar Rolling/Rawa Kelas Pemanen
Tanam (kg)
(kg) (janjang) (kg) (janjang) C B A
1. 1975 – 1979 > 19 1 300 76 850 40 14.37 16.90 20.28
2. 1980 – 1986 17.1 - 19 1 300 76 1 100 55 14.37 16.90 20.28
3. 1987 – 1992 17.1 - 19 1 300 76 1 100 55 14.37 16.90 20.28
4. 1993 15.1 - 15 1 300 85 1 100 65 14.37 16.90 20.28
5. 1994 13.1 - 15 1 300 85 1 100 70 14.37 16.90 20.28
6. 1995 11.1 - 13 1 200 95 1 000 75 15.56 18.30 21.96
7. 1996 9.1 - 11 1 100 100 900 80 16.92 19.90 23.88
8. 1997 7.1 - 9 1 000 110 900 80 18.62 21.90 26.28
9. 1998 5.1 - 7 850 120 700 100 21.93 25.80 30.96
10. 1999 3.1 - 5 650 130 500 110 28.65 33.70 40.44
11. 2000 <3 450 140 400 130 41.40 48.70 58.44
Sumber: Kantor Besar PT Tunggal Perkasa Plantations
72

Lampiran 9. Kriteria Kelas Pemanen di PT Tunggal Perkasa Plantations

No. Faktor Penilaian Kriteria Penilaian Kategori Nilai Bobot Keterangan


Penilaian
1. Output pemanen > 100 % A 2 2 persen kriteria penilaian diperoleh dari perbandingan tonase yang
didapat dan target basis panen
< 100 % C 1
2. Buah mentah dipanen 0% A 2 10 Persen diperoleh dari perbandingan jumlah janjang buah mentah
dan total jumlah janjang panen
>0% C 1
3. Tangkai panjang 0% A 2 9 Persen diperoleh dari perbnadingan jumlah buah tangkai panjang
dan buah yang dipanen
>0% C 1
4. Brondolan di TPH Semua brondolan di dalam karung A 2 3 Dilihat dari pengamatan di lapangan
Brondolan tidak dikarungi C 1
5. Buah di TPH resmi 100 % A 2 3 Persen diperoleh dari perbandingan jumlah buah di TPH resmi dan
buah yang dipanen
< 100 % C 1
6. Brondolan di piringan ≤ 2 brondolan/tapak panen A 2 6
> 2 brondolan/tapak panen C 1
7. Buah matang tinggal 0% A 6
>0% C
8. Susunan pelepah di gawangan mati A 2 2
tidak di gawangan mati C 1
9 Pemotongan pelepah Tidak over pruning A 2 9
over pruning C 1
Penentuan kelas pemanen: Premi kelas pemanen:
A : ≥ 100 % A = 42.19
B : 100 % < x ≥ 95 % B = 33.75
C : < 95 % C = 28.69

Anda mungkin juga menyukai