Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KEGIATAN BULANAN ON THE JOB TRAINING

DI KEBUN KELAPA SAWIT GUNUNG PARA

PRAMIDANTA GUSRANDI SARAGIH


Calon Karyawan Pimpinan
Bidang Tanaman

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)


2018

i
Lembar Pengesahan

Judul : Laporan Kegiatan Bulanan On The Job Training di Kebun Kelapa


Sawit Gunung Para (01-31 Mei 2018)
Nama : Pramidanta Gusrandi Saragih
Bidang : Tanaman

Pembimbing Pembimbing Lapangan

Yoga Prasetya Damanik, SP Irwan Siallagan, SP, M.Si


Plt. Asisten Afdeling VI Askep Kebun Gunung Para

Diketahui oleh

Ir. Sangap R.O. Harianja


Manajer Kebun Kebun Gunung Para

ii
Kata Pengantar
Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada
waktunya.
Dalam periode OJT yang pertama (penulis menjalankan masa OJT
Lapangan di Kebun PTPN III Gunung Para (KGPAR), dengan komoditi kelapa
sawit. OJT merupakan poses terpenting dalam pembentukan karakter CKP dan
penyetaraan budaya perkebunan terkhusus untuk kebun di PT. Perkebunan
Nusantara III (Persero).
Selama menjalani OJT di Kebun Gunung Para penulis banyak
mendapatkan bantuan berupa bimbingan, masukan, dan arahan dari berbagai
pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak Sangap RO Harianja, Manager Kebun Aek Torop.
2. Bapak Irwan Siallagan, M.Si, Pembimbing dan Asisten Kepala Kebun
Gunung Para.
3. Bapak Filliano Ari Akbar, Asisten Personalia Kebun Gunung Para.
4. Bapak Yoga Prasetya Damanik, Asisten Pembibitan Kelapa Sawit Kebun
Gunung Para dan PJ. Asisten Afdeling 6.
5. Bapak Muhdian, Mandor I Afd. 6 Kebun Gunung Para.
6. Bapak Julfian, Krani I Afd. 6 Kebun Gunung Para.
7. Bapak Ponimin, Mandor Panen A Kebun Gunung Para.
8. Bapak Edi Mahmud Sipayung, Mandor Panen B Kebun Gunung Para.
9. Bapak Rasyanto, Krani Produksi Kebun Gunung Para.
10. Seluruh Karyawan Pimpinan yang ada di Kebun Gunung Para.
11. Seluruh Karyawan Pelaksana Kebun Gunung Para.
12. Seluruh pihak yang turut andil dan tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa hasil dari laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu saran dan masukan dari semua pihak yang bersifat
membangun sangat diharapkan untuk menambah wawasan dan pengetahuan di
masa yang akan datang. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya dan semoga laporan On The Job Training (OJT) ini dapat
diterima dan bermanfaat.

Gunung Para, 30 Mei 2018


Hormat saya

Pramidanta Gusrandi Saragih

iii
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ii
Kata Pengantar iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR GAMBAR v
DAFTAR TABEL v
DAFTAR LAMPIRAN v
BAB I. Pendahuluan 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan 1
1.3. Tempat 1
1.4. Metode 2
BAB II. Keadaan Umum Kebun/Unit 3
2.1. Sejarah dan Perkembangan Kebun/Unit 3
2.2. Lokasi dan Letak Geografis 4
2.3. Tujuan Perusahaan 4
2.4. Struktur Organisasi Kebun/Unit 5
2.5. Ketenagakerjaan 5
BAB III. Hasil Kegiatan 6
BAB IV. Kesimpulan dan Saran 13
4.1. Kesimpulan 13
4.2. Saran 13
LAMPIRAN 14

iv
DAFTAR GAMBAR

Kegiatan Panen Kelapa Sawit 7


Form Kap Inspeksi 9
Rekapitulasi Kap Inspeksi 9
Aplikasi Pemupukan 10
Pupuk Dolomite 10
Gambar Ulat Api 11
Aplikasi Fogging 12

DAFTAR TABEL

Areal Statement Kebun Gunung Para 1

DAFTAR LAMPIRAN

Peta Afdeling VI Kebun Gunung Para 15


Kapveld Panen Afdeling VI Kebun Gunung Para 16

v
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri kelapa sawit merupakan salah satu sektor industri strategis

yang bergerak pada sektor pertanian yang banyak berkembang di negara-

negara tropis seperti Indonesia, Malaysia dan Thailand. Permintaan dunia

akan minyak sawit telah melonjak dalam dua dasawarsa terakhir, untuk

penggunaannya dalam industri makanan, kimia, kosmetika dan produk

konsumen lainnya yang menjadi bahan baku sehari-hari.

Disetiap industri perkebunan terdapat organisasi yang harus diolah

secara berkelanjutan demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

Afdeling merupakan organisasi terbawah pada manajemen perkebunan

namun berperan sangat penting dalam menjalankan semua roda manajemen.

Afdeling merupakan organisasi yang menentukan suatu industri perkebunan

mendapatkan profit atau tidak karena afdeling sebagai penghasil produksi

yang berakhir pada keuntungan untuk menjalankan setiap lini pada industri

tersebut.

1.2 Tujuan

1.2.1 Dapat mengindetifikasi suatu masalah sehingga didapatkan

sebuah metode untuk menemukan solusi yang dapat dijalankan.

1.2.2 Mengetahui dan memahami budaya perkebunan di PTPN 3 dan

dapat mengimplementasikannya.

1
1.3 Tempat

Afdeling 6 Kebun Gunung Para, DSER-1, Kecamatan Dolok

Merawan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara.

1.4 Metode

Metode yang digunakan yaitu melalui pendekatan profesional dan

personal pada saat Morning Muster (Apel Pagi) dan dilapangan dengan

melihat situasi dan kondisi lapangan.

2
BAB II. KEADAAN UMUM KEBUN

2.1 Sejarah dan Perkembangan Kebun


Bergerak dalam usaha Perkebunan Karet (5 Afdeling), Kelapa Sawit (1
Afdeling), Bibitan Kelapa Sawit, Pabrik Pengolahan Karet Ribbed Smoked Sheet
dan Pabrik Pengolahan Crumb Rubber. Perkebunan ini berasal dari milik
Perusahaan Belanda CMO (Cultur Myde Ooskut) yang diambil alih oleh negara
pada tanggal 10 Desember 1957 (Nasionalis), dalam perjalanannya perusahaan ini
telah beberapa kali berganti nama:
Tahun 1957-1960 Bernama : PPN Baru
Tahun 1961-1962 Bernama : PPN Sumut VII
Tahun 1963-1968 Bernama : PPN Karet IV
Tahun 1969-1976 Bernama : PNP-IV
Tahun 1977-1994 Bernama : PTP-IV
Tahun 1994-1996 Bernama : PTP. III, IV, V
11 Maret 1996 s/d Sekarang Bernama : PT. Perkebunan Nusantara
Kebun Gunung Para mempunyai Luas Areal Statement secara
kelseluruhan sebagai berikut :
Uraian Ha %

TM Karet 2.096,18 52,01


TBM Karet 646,05 16,03
TU Karet 187,60 4,66
Kebun Entrys 5,00 0,12
Jumlah Tanaman Karet 2.934,83 72,82
TM K. Sawit 552,44 13,70
Bibitan Kelapa Sawit 12,10 0,30
Jumlah Tan. K.Sawit 564,54 14,00
Jumlah Tan. Karet + Sawit 3.499,37 86,82
Lain – Lain 530,63 13,18
Jumlah 4.030,00 100,00
Tabel 1. Luas Areal Statement KGPAR

3
2.2 Lokasi dan Letak Geografis
Kebun Gunung Para terletak di Kecamatan Dolok Merawan, Kabupaten
Serdang Bedagai, Propinsi Sumatera Utara ± 112 km dari Kota Medan.
Kebun Gunung Para berada diantara 03°09’52” LU dan 99°06’27” BT dengan
ketinggian ± 114 meter diatas permukaan laut, dengan jenis tanah Yellow
Podsolic, Topografi berbukit sampai dengan bergelombang.
Batas areal Kebun Gunung Para:
 Sisi Timur : Desa Limbong, Rebah, Dolok Merawan.
 Sisi Barat : Kebun Gunung Pamela.
 Sisi Utara : Perkebunan BridgeStone Desa Limbong dan Naga Raja
 Sisi Selatan : Perkebunan PTPN IV Desa Gunung Para I dan Pabatu,
Kab. Serdang Bedagai

2.3 Tujuan Perusahaan


Visi perusahaan adalah Menjadi perusahaan agribisnis kelas dunia dengan
kinerja prima dan melaksanakan tata kelola bisnis terbaik. Dengan misi dari
perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara
berkesinambungan.
2. Menghasilkan produk yang berkualitas untuk pelanggan.
3. Memperlakukan karyawan sebagai asset strategi dan mengembangkannya
secara optimal.
4. Berupaya menjadi perusahaan yang terpilih yang memberikan imbal hasil
yang terbaik bagi investor.
5. Menjadi perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis.
6. Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan
komunitas.
7. Melaksanakan seluruh aktifitas perusahaan yang berwawasan lingkungan.
Visi dan misi PTPN tersebut juga merupakan tujuan yang akan dicapai oleh
kebun gunung para pada berbagai aspek kegiatan.

4
2.4 Struktur Organisasi Kebun

MANAJER

MASINIS ASISTEN

KEPALA KEPAL
A

AS ASISTEN ASIST ASI ASIS Ka.P


IS LABORA EN STE TEN
TE ASI N PERS
STE

2.5 Ketenagakerjaan

URAIAN KARYAWAN

PRIA WANITA JUMLA


H
Karyawan 16 - 16
Pimpinan
Karyawan 708 22 730
Pelaksana
Jumlah 724 22 746
Tabel 1.2 Jumlah Tenaga Kerja Kebun Gunung Para

5
Bab III. Hasil Kegiatan

3.1 Sikap terhadap suatu masalah

Mengidentifikasi masalah merupakan sesuatu yang penting dalam suatu

manajemen karna setiap proses pasti akan mengalami suatu masalah dan wajib

untuk ditemukan suatu solusi. Berdasarkan kegiatan On the Job Ttraining selama

di Kebun Gunung Para maka diperoleh beberapa cara, yaitu :

 Identifikasi masalah : identifikasi masalah didapat dari berbagai sumber

sehingga didapat suatu akar permasalahan. Identifikasi tersebut melihat

beberapa aspek pendukung yaitu : lingkungan, manusia dan manajemen

 Solusi : Menemukan cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah sesuai

dengan kondisi lapangan.

 Tindak Lanjut : Melihat kembali hasil dari solusi yang telah dilakukan

agar ide dan solusi tersebut dapat berkesinambungan.

Beberapa kegiatan yang diikuti oleh CKP selama proses OJT berlangsung

yaitu :

3.2 Panen

Panen merupakan perkerjaan mengambil tandan buah segar lalu diangkut

ke TPH (Tempat Pengumpulan Hasil) dan akan dikirim ke pabrik kurang lebih

dari 24jam untuk diolah menjadi CPO (Crude Palm Oil). Tujuan panen adalah

mengoptimalkan seluruh potensi tandan buah segar yang sesuai dengan kriteria

6
matang panen dan kemudian dioleh menjadi CPO (Crude Palm Oil) dan PKO

(Palm Kernel Oil) sehungga dapat diperoleh hasil ekstraksi yang premium.

Gambar 1. Kegiatan Panen

Sebelum memanen tandan buah segar, yang harus dilakukan adalah

perhitungan Angka Kerapatan Panen (AKP). AKP bertujuan untuk :

1. Estimasi produksi esok hari.

2. Merencanakan jumlah tenaga panen yang dibutuhkan esok hari.

3. Merencanakan jumlah pengangkutan yang dibutuhkan esok hari.

Dengan melakukan AKP, asisten afdeling dapat membuat rencana harian

untuk mendapatkan data estimasi yang akurat dan dapat mengoptimalisasi jumlah

tenaga kerja pada tiap pekerjaan yang akan dilakukan. AKP dilakukan dengan

cara menghitung jumlah pokok sampel (3-5%) pada satu kapveld pada tiap tahun

tanam.

Contoh :

Luas Kapveld I : 53.07 Ha RBT : 22Kg

Jumlah pokok : 6584 PMR : 1400Kg/Hk

7
Jumlah pokok sampel 5% x 6584 = 329 pokok

jumlah pokok sampel


:1
jumlah tandan matang siap panen

(329/82 :1) = 4 :1

Maka, dalam 4 pohon terdapat 1 buah matang

3.2.2 Pengangkutan TBS

Pengangkutan TBS merupakan proses pengangkutan TBS dari TPH

( Tempat Pengumpulan Hasil) dan kemudian dikirim ke pabrik untuk diolah.

Pengangkutan TBS yang dilakukan di Afd. 6 Kebun Gunung Para merupakan

pengangkutan yang mengutamakan “nol restan” sehingga TBS yang terangkut

berada dalam kondisi yang segar dan dapat menekan Asam Lemak Bebas (ALB)

pada angka yang dinginkan.

Pengangkutan dilakukan setelah TBS dihitung oleh Krani Panen, dan

kemudian truk akan diarahkan untuk mengangkut TBS yang telah ditentukan.

Setelah proses pengangkutan selesai krani akan membuat PB-25 yang berisi

jumlah TBS yang diangkut beserta dengan taksasi tonase.

3.2.3. Kap Inspeksi

Kap Inspeksi adalah proses pengecekan ancak yang telah dipanen pada

sutu kapveld panen. Kap inspeksi bertujuan untuk memastikan kondisi buah yang

dipanen adalah buah yang sesuai dengan kriteria matang panen. Selain itu, kap

inspeksi dilakukan juga untuk memperkecil jumlah losses yang ada dilapangan

sehingga angka kerugian dapat ditekan. Form kap inspeksi diisi oleh petugas kap

inspeksi, form tersebut berisi jumlah losses yang dilakukan oleh pemanen.

8
Gambar 1.2 Form Kap Inspeksi

Gambar 1.3 Rekapitulasi Hasil Kap Inspeksi

3.3 Pemupukan

Pupuk adalah unsur atau senyawa yang diberikan kepada tanaman sebagai

stimulan untuk tanaman tumbuh dan berkembang lebih baik. Dari hal tersebut

dapat disimpulkan bahwa pemupukan adalah proses pemberian unsur hara yang

9
menguntukan bagi tanaman utama untuk dapat berkembang secara optimal.

Pemupukan bertujuan menciptakan produktivitas yang ideal bagi tanaman tanpa

mengurangi kondisi fisik, kimia dan biologi tanah.

Gambar 2. Aplikasi Pupuk Dolomite

Terdapat dua jenis unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman yaitu

unsur hara makro, contohnya : N,P,K dan Mg serta unsur hara mikro,

contohnya : Bo dan Cu.

Pada afdeling 6 Kebun Gunung Para di bulan Mei melakukan

pemupukan Dolomite. Dolomite merupakan pupuk dengan kandungan Mg

(Magnesium) yang membantu proses fotosintesis dan CaCO3 (Kapur) yang

berguna untuk

meningkatkan pH tanah.

10
Gambar 2.1 Pupuk Dolomite

Pemupukan dilakukan setelah afdeling mendapat dosis rekomendasi pada

tiap blok dan pupuk telah diteliti oleh PPKS untuk mengetahui kandungan dari

pupuk tersebut. Setelah mendapatkan hasil yang akurat, maka afdeling akan

melakukan pemupukan dengan membuat AU-58 (Bon Permintaan Barang)

sebagai syarat untuk pengambilan pupuk digudang. Lalu afdeling akan membuat

monitoring sebagai dasar untuk mengetahui rencana dan realisasi setiap jenis

pupuk yang dipupukkan.

3.4 Pengendalian Hama UPDKS (Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit)

Hama adalah hewan yang merugikan bagi tanaman atau tumbuhan utama.

Di afdeling 6 Kebun Gunung Para terdapat ulat api dengan jenis Sethotosea

asigna (gambar ...), ulat api merupakan hama yang merugikan bagi tanaman

kelapa sawit karena ulat tersebut memakan daun kelapa sawit yang berguna bagi

proses fotosintesis. Jika proses fotosintesis terhambat maka produktivitas yang

diinginkan pun juga tidak akan optimal.

11
Gambar 3. (Sethotosea asigna)

Pada afdeling 6 Kebun Gunung Para, pengendalian ulat api dilakukan

dengan cara fogging atau pengasapan. Fogging dilakukan dengan dengan racun

yang berbahan aktif Deltametrin.

Adapun formulasi bahan fogging yang digunakan di kebun gunung para

adalah (kapasitas tanki alat fogging = 10 liter) :

 Agristik (Alkilaril Poliglikol Eter) = 200ml

 Air = 2,8Liter

 Decis (Deltametrin) = 1Liter

 Solar = 6Liter

Gambar 3.1 Aplikasi Fogging Blok 21

12
Setelah semua bahan tercampur dengan baik maka fogging akan dilakukan

pada sore menjelang malam hari (pukul 18.30). Fogging dilakukan pada jam

tersebut karna kondisi angin lebih stabil dibandingkan saat pagi atau siang hari,

sehingga optimalisasi penggunaan bahan dan aplikasi pekerjaan lebih baik

dibandingkan pagi atau sore hari.

13
Bab IV. Kesimpulan dan Saran

4.1 Kesimpulan

Kegiatan On the Job Training adalah kegiatan yang yang penting karena

penulis mendapatkan arahan untuk menjadi asisten afedling baik dan dapat

diandalkan. Dari kegiatan OJT di Kebun Gunung Para, penulis mendapatkan

beberapa kesimpulan yaitu :

1. Setiap masalah yang terdapat di afdeling harus diidentifikasi secara

keseluruhan dan melihatnya dari berbagai sisi serta menemukan solusi

yang paling tepat untuk menyelesaikannya.

2. Profesionalisme kerja merupakan hal yang menjadi kunci dalam sikap

kepemimpinan dan menggali informasi untuk pemecahan masalah.

3. Pengawasan dan disiplin kerja merupakan hal wajib dilakukan untuk

memastikan setiap pekerjaan berjalan sesuai yang diharapkan.

4.2 Saran

1. Tim yang solid perlu dibangun kembali agar setiap permasalahan dapat

diselesaikan secara baik dan tuntas.

2. Komunikasi adalah hal yang mungkin sepele pada setiap lini, namun hal

tersebut berperan penting dalam membangun tim yang solid terutama pada

lini terbawah demi membentuk afdeling yang baik.

14
LAMPIRAN I

15
LAMPIRAN II

16

Anda mungkin juga menyukai