Anda di halaman 1dari 79

LAPORAN MAGANG BERSERTIFIKAT

PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA(MBKM)


PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT DOLOK SINUMBAH

Disusun Oleh :
RUMIT SIMANULLANG
208210048

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MEDAN AREA 2023
LAPORAN MAGANG BERSERTIFIKAT MBKM
STRATEGI BUDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

Nama : Rumit Simanullang

NIM : 208210048

Laporan magang ini telah disetujui dan disahkan oleh :

Menyetujui,

Mentor / Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing Lapangan

(Rudi, SP) (Indah Apriliya, SP, M.Si)

Mengetahui,

Pimpinan Unit / Instansi Dekan Fakultas Pertanian


Universitas Medan Area

(Ismail, SP) (Dr.Ir. Zulheri Noer, MP)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MEDAN AREA 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esakarena atas

berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan ini pada waktunya.

Adapun judul dari Laporan ini adalah “Strategi Budidaya Tanaman

Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Dolok Sinumbah” yang

merupakan salah satu syarat untuk memenuhi komponen penilaian pada Kegiatan

Magang di PTPN IV.

Dalam hal ini penulis mendapat banyak bantuan selama mengikuti kegiatan

Magang baik secara Ilmu, moril, maupun materil. Untuk ini saya sebagai penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Dadan Ramdan, M.Eng., M.Sc selaku Rektor Universitas Medan

Area.

2. Dr. Ir. H. Zulhery Noer, MP selaku Dekan Fakultas Pertanian, Universitas

Medan Area .

3. Angga Ade Sahfitra, S.P, M.Sc Selaku Ketua Prodi Agroteknologi Fakultas

Pertanian, Universitas Medan Area.

4. Indah Apriliya S.P, M.Si selaku Dosen Pembimbing Lapangan.

5. Kedua Orang tua dan keluarga saya yang selalu mendoakan dan memberikan

dukungan.

6. Ismail, S.P. selaku Manager Kebun Unit Dolok Sinumbah.

7. Rudi S.H sebagai Mentor Lapangan selama mengikuti kegiatan Magang.

3
8. Semua Asisten, staf, dan karyawan unit Dolok Sinumbah yang telah membantu

dan menjelaskan materi selama penulis mengikuti kegiatan magang di Kebun

Unit Dolok Sinumbah.

Penulis menyadari bahwa dalam melaksanakan Magang dan menyusun

laporan ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan

kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk penulisanlaporan

selanjutnya.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga adanya laporan ini

bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Medan, Juni 2023

Penulis,

4
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN I
KATA PENGANTAR III
DAFTAR ISI IV
I. PENDAHULUAN 5
A. Latar Belakang 5
B. Tujuan Magang 9
C. Manfaat Magang 9

II. PENDAHULUAN 11
A. Sejarah Singkat Perusahaan 11
B. Logo Perusahaan 12
C. Visi dan Misi Perusahaan 13
D. Profil Kebun Dolok Sinumbah 14
E. Struktur Kebun Dolok Sinumbah 15
F. Peta Kebun Dolok Sinumbah 16
G. Data Tanaman Kebun Dolok Sinumbah 17
H. Data Produksi Tanaman Kebun Dolok Sinumbah 18
I. Pemeliharaan TBM Dan TM 19
J. Panenan 22
K. Pabrik Kelapa Sawit 26

III. TATA LAKSANA MAGANG 37


A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan 37
B. Metode Pelaksanaan Magang 37
C. Metode Penulisan 39
D. Teknik Pengumpulan Data 39
E. Output Kegiatan 40

IV. PEMBAHASAN 41
A. Pengenalan Lingkungan Perusahaan 41
B. Pemeliharaan TBM 41
C. Pemeliharaan TM 45

5
D. Pemeliharaan di TBM dan TM 52
E. Panenan 56
F. Pabrik Kelapa Sawit 62

V. PENUTUP 74
DAFTAR PUSTAKA 77
LAMPIRAN 78

6
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelapa sawit adalah tumbuhan industri/ perkebunan yang berguna sebagai

penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar. Pohon Kelapa

Sawit terdiri dari dua spesies yaitu Elaeis guineensis dan Elaeis oleifera yang

digunakan untuk pertanian komersil dalam pengeluaran minyak kelapa sawit.Pohon

Kelapa Sawit Elaeis guineensis, berasal dari Afrika barat diantara Angola dan

Gambia, pohon kelapa sawit Elaeis oleifera, berasal dari Amerika tengah dan

Amerika selatan. Kelapa sawit menjadi populer setelah revolusi industri pada akhir

abad ke-19 yang menyebabkan tingginya permintaan minyak nabati untuk bahan

pangan dan industri sabun (Dinas Perkebunan Indonesia, 2007).

Semua tumbuhan diklasifikasikan untuk memudahkan dalam identifikasi

secara ilmiah. Klasifikasi tanaman kelapa sawit adalah sebagai berikut : Kingdom

: Plantae, Divisi : Embryophyta Siphonagama, Kelas : Angiospermae, Ordo :

Monocotyledone, Famili : Arecaceae, Subfamili : Cocoideae, Genus :

Elaeis,Spesies

: Elaeis guineensis Jacq. (Pahan, 2011).

Indonesia memproduksi kelapa sawit sebanyak 45,58 juta ton pada 2022.

Jumlah tersebut meningkat 1,02% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang

mencapai 45,12 juta ton. Rekor produksi terbanyak dalam satu dekade terakhir

mencapai 47,12 juta ton pada 2019. Secara rinci, kelapa sawit yang berasal dari

perkebunan besar sebanyak 30,06 juta ton pada 2022. Sementara, 15,52 juta ton

kelapa sawit berasal dari perkebunan rakyat. Adapun, produsen kelapa sawit

Indonesia berada di 26 provinsi. Provinsi yang paling banyak memproduksi kelapa

7
sawit adalah Riau yang mencapai 8,97 juta ton pada tahun lalu. Kalimantan Tengah

menyusul di urutan kedua dengan produksi sebanyak 7,04 juta ton. Lalu, Sumatera

Utara memproduksi kelapa sawit sebanyak 5,99 juta ton pada 2022. Di sisi lain,

Kepulauan Riau menjadi provinsi yang paling sedikit memproduksi kelapa sawit,

yakni 16.100 ton. Di atasnya ada Maluku Utara dan Maluku yang masing-masing

memproduksi kelapa sawit sebanyak 16.300 ton dan 17.000 ton ( BPS, 2022).

Kelapa sawit memiliki produk olahan yang berasal dari buah. Bagian daging

buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku

minyak goreng dan berbagai jenis turunannya. Kelebihan minyak nabati dari sawit

adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki kandungan

karotentinggi. Minyak sawit juga diolah menjadi bahan baku margarin. Selain dari

bagianserabut buah atau mesokarp, inti atau kernel buah juga dapat diolah menjadi

minyakinti yang kemudian menjadi bahan baku minyak alkohol dan industri

kosmetika (Hagi et al, 2012).

Produksi yang tinggi tidak terlepas dari pengelolaan tanaman yang tepat.

Pengelolaan tanaman tersebut meliputi kegiatan pembibitan, penanaman,

pemupukan, pemanenan dan pengendalian OPT (Organisme Pengganggu

Tanaman) seperti hama, penyakit tumbuhan dan gulma. Salah satu hal penting pada

budidaya kelapa sawit adalah pengendalian gulma (Hari dan Sofyan, 2016).

Magang adalah proses belajar dari seorang ahli melalui kegiatan dunia

nyata. Selain itu, magang adalah proses mempraktikkan pengetahuan dan

keterampilan untuk menyelesaikan problem nyata di sekitar. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa magang adalah pelatihan atau praktek untuk menguasai

keahlian tertentu dibawah bimbingan dan pengawasan instruktur.

8
1.2 Tujuan Magang
● Untuk memberi kesempatan kepada Mahasiswa untuku memperoleh

pengalaman kerja dengan cara mengenali dan memahami lingkungan kerja

sebenarnya.

● Untuk memperluas pengetahuan dan wawasan Mahasiswa dalam Budidaya

perkebunan Kelapa Sawit

● Untuk melatih Mahasiswa untuk bekerja mandiri dilapangan dan sekaligus

berlatih menyesuaikan diri dengan kondisi lapangan pekerjaanyang nantinya

akan ditekuni oleh para lulusan dan menambah wawasan Mahasiswa.

1.3 Manfaat Magang


1.3.3 Bagi Mahasiswa

● Sebagai wahana meningkatkan wawasan pengetahuan, pengalaman,

kemampuan, dan keterampilan Mahasiswa dalam Teknolohi Budidaya

dan Manajemen Perkebunan.

● Mengembangkan Ilmu yang diperoleh di perkuliahan dan mencoba

menambah Ilmu baru yang belum didapatkan di Perkuliahan.

● Mengenal dinamika dan kondisi nyata dunia kerja khususnya pada

perusahaan Perkebunan.

● Lebih memahami konsep-konsep non akademis dan akademis didunia

kerja nyata.

9
1.3.2 Bagi Perusahaan

● Terjalinya hubungan kerja sama antara Perusahaan tempat Magang

dengan dunia Pendidikan sehingga Perusahaan tersebut akan lebih

dikenal secara akademis.

● Ikut berpartisipasi dalam mencerdaskan anak Bangsa dan memajukan

Perekonomian di Indonesia untuk masa yang akan datang.

1.3.3 Bagi Fakultas Pertanian

● Dapat meningkatkan kualitas lulusan melalui pengalaman Magang.

● Menyempurnakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan di

lingkungan dunia kerja khususnya pekerjaan lapangan.

10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan PTPN IV

PT Perkebunan Nusantara IV Medan merupakan Badan Usaha Milik Negara

bidang perkebunan yang berkedudukan di Medan, Provinsi Sumatera Utara. PT.

Perkebunan Nusantara IV Medan memproduksi tanaman kelapa sawit dan teh.Pada

umumnya perusahaan-perusahaan perkebunan di Sumatera Utara memiliki sejarah

panjang sejak zaman Belanda. Pada awalnya keberadaan perkebuanan ini

merupakan milik Maskapai Belanda yang dinasionalisasi pada tahun 1959, dan

selanjutnya berdasarkan kebijakan pemerintah telah mengalami beberapa kali

perubahan organisasi sebelum rnenjadi PT Perkebunan Nusantara IV Medan.

PT Perkebunan Nusantara lV (Persero) merupakan hasil peleburan dari tiga

Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VI, Perusahaan Perseroan (Persero)

PT Perkebunan VII, dan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VIII yang

berada di wilayah Sumatera Utara. Sedangkan Proyek Pengembangan PTP VI, PTP

VII, dan PTP VIII yang ada di luar Sumatera Utara diserahkan kepada PTPN yang

dibentuk masing-masing Provinsi. Perubahan dari Persero menjadi Anak

Perusahaan BUMN Perkebunan.

Pada tahun 2014 sesuai Anggaran Dasar Perusahaan mengalami perubahan,

berdasarkan akta No. 25 tanggal 23 Oktotrer 2014 dari Nanda Fauz Iwan. S.H.,

M.Kn, mengenai perubahan struktur pemegangan saham dan nama Perusahaan dari

Perusahaan Perseroaan (Persero) PT Perkebunan Nusantara IV rneniadi PT

Perkebunan Nusantara IV. Perubahan anggaran dasar ini telah dilaporkan ke

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik lndonesia sesuai dengan surat

11
penerimaan pemberitahuan NoAHU-08636.40.21.I4, tanggal 19 November 2014.

2.2 Logo Perusahaan

Gambar 1. Logo Perusahaan PTPN IV

Makna dari logo PT Perkebunan Nusantara IV Medan, yaitu bentuk pohon

sebagai gambaran dari pohon/buah yang mendekati bentuh tumbuhan dan

digambarkan dengan tiga pelepah di atas serta dua pelepah di bawah. Tiga pelepah

di atas mempunyai di atas mempunyai arti dua unit perkebunan, yaitu perkebunan

kelapa sawit dan perkebunan teh yang menjadi satu. Kemudian dua pelepah di

bawah selanjutnya memiliki arti sebuah "wadah", maksudnya wadah tersebut

merupakan tempat mengolah dua unit perkebunan di atasnya. Lengkungan

mengarah ke kanan dan ke kiri yang berarti PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)

merupakan industri hulu dan industry hilir dan juga arah pengembanan/ pemasaran

empat bidang ini di analogikan sebagai angkan empat dari PT.Perkebunan

Nusantara IV maka disebut PT Perkebunan Nusantara IV Medan.

Secara keseluruhan bentuk logo ini mengarah ke atas kalau diambil garis lurus

menuju/memusat ke satu titik, yang berarti ketajaman focus usaha dalam mecapai

tujuan demi kesejahteraan Bersama yang berlandaskan Ketuhanan Yang

12
Maha Esa. Mengenai warna yang ada pada logo, menggambarkan lambing dan

unsur etis yaitu warna hijau bersifat sejuk, dingin dan keyakinan. Sedangkan warna

jingga bersifat panas, semangat dan berani.

Hijau pada empat bidang lengkung mengacu pada sifat sejuk dalam

kerukunan kerja antar sesamakaryawan dan atasan sehingga timbul keakraban

timbal balik, tangan dingin serta keyakinan dalam mengelola pekerjaan yang

membawa angin segar bagi keuntungan perusahaan dan kesejahteraan karyawan,

jernih dan dalam pola piker dan keyakinan dalam hasil kerja. Jingga pada wadah

dan bentuk tiga pelepah adalah semangat membara untuk mempertahankan serta

meningkatkan mutu produksi dalam merebut pasar dari para pesaing produk

perusahaan yang ada di pasaran. Dengan tangan dingin serta keyakinan dan

semangat Kerjasama maka keberhasilan akan tercapai karena Karunia dan Rahmat

dari Tuhan Yang Maha Esa. Semua berasal dari satu titik, yaitu Sang Maha Pencipta

maka kita patut untuk mensyukurinya.

2.3 Visi Dan Misi Perusahaan

2.1.1 Visi Perusahaan

● Menjadi perusahaan agribisnis nasional yang unggul dalam usaha

agroindustri yang terintegrasi.

2.1.2 Misi Perusahaan

● Menjalankan usaha dengan prinsip-prinsip usaha terbaik, inovatif, dan

berdaya saing tinggi.

● Menyelenggarakan usaha agroindustri berbasis kelapa sawit, teh serta

mengintegrasikan usaha agroindustri hulu, hilir, dan produk baru,

13
pendukung agroindustri dan pendayagunaan asset dengan preferensi

teknologi terkini yang teruji (proven) dan berwawasan lingkungan.

2.4 Profil Kebun Dolok Sinumbah

Unit Usaha Dolok Sinumbah adalah salah satu Unit Usaha PT. Perkebunan

Nusantara IV yang didirikan pada zaman penjajahan Belanda pada tahun 1928 yang

bernama “Nv. Handle Veroning Amsterdam (N.V.H.V.A)” yang bergerak dibidang

usaha budidaya tanaman kelapa sawit. Sehubungan Peraturan Pemerintah RI No.

13 Tahun 1959 tanggal 2 Mei 1959 semua perusahaan yang tadinya dikelola oleh

Pemerintah Belanda diambil alih oleh Negara termasuk Kebun/PKS Dolok

Sinumbah yang diberi nama Perusahaan Perkebunan Negara Baru (PPN Baru) eks

HVA. Pada tahun 1960 bulan Agustus terjadi reorganisasi dalam lingkungan PPN

Baru eks HVA dan Kebun Unit Dolok Sinumbah masuk kedalam Perusahaan

Perkebunan Persatuan SUMUT III dalam jenis komoditi yang sama yaitu kelapa

sawit. Tanggal 1973 terjadi lagi reorganisasi didalam lingkungan Perusahaan

Persatuan SUMUT III dan Kebun Dolok Sinumbah masuk kedalam Perusahaan

Negara Perkebunan VII (PNP VII) dimana Kebun Dolok Sinumbah diperluas

menjadi 2 rayon yaitu : • Rayon I : Afdeling I s/d VIII Kebun Dolok Sinumbah •

Rayon II : Afdeling IX s/d XI Eks Kebun Tonduhan Tanggal 1 September 1981,

Kebun Dolok Sinumbah dipecah menjadi 3 Afdeling yaitu : 1. Afdeling I s/d

Afdeling V Kebun Dolok Sinumbah 2. Afdeling VI s/d Afdeling VIII Kebun

Bahjambi 3. Afdeling IX s/d Afdeling XI kembali menjadi Kebun Tonduhan

Januari 1985, Perusahaan Negara Perkebunan VII berubah menjadi PT. Perkebunan

VII (Persero), sehingga Kebun Dolok Sinumbah menjadi PT. Perkebunan VII

(Persero) Kebun Dolok Sinumbah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 9

14
Tahun 1996, tanggal 14 Februari 1966 PT. Perkebunan VII (Persero) berubah

menjadi PTPN IV (Persero) dengan akte pendirian perusahaan.

2.5 Struktur Kebun Dolok Sinumbah

Tabel 1. Struktur Organisasi Kebun Dolok Sinumbah

15
2.5 Peta Kebun Dolok Sinumbah

Gambar 2. Peta Kebun Dolok Sinumbah

16
2.2 Data Tanaman Kebun Dolok Sinumbah

202
3
Komposisi Tanaman Luas

(Ha) %

Tanaman Menghasilkan terdiri


dari :
Tanaman Renta (> 25 tahun) - -

Tua (21-25 tahun) - -

Dewasa (14-20 tahun) 1967 47,69

Remaja (9-13 tahun) 153 3,68

Muda (4-8 tahun) 1142 27.45

Jumlah TM 3262 78.42

TBM terdiri dari :

TBM – III (2020) 154 3.7

TBM – II (2021) 290 6.97

TBM – I (2022) 133 3.20

Jumlah TBM 577 13.87

TM + TBM 3.839,00 92.29

Areal Lain-Lain 320.57 7.79

Jumlah Total Area Konsesi 4159.57 100

Tabel 2. Data Tanaman Kebun Dolok Sinumbah

URAIAN TAHUN AFDELING(Ha)


TANAM
Tanaman Menghasilkan I II III IV V
Tanaman 2003 - 293 109 - -
Dewasa(14 2004 - - 130 - -
-
20 tahun) 2005 163 - - - -
2006 - 207 - - -
2007 313 186 - - -
2008 - - 317 - -
2009 20 28 17 - 184
Tanaman 2010 143 - - - -

17
Remaja(9 2012 6 - 4 - -
- 13
tahun)
Tanaman 2015 - - - - 100
Muda(4- 2016 7 4 2 28 380
8 tahun) 2018 5 5 4 0 -
120 88 30 -
Tanaman I II III IV V
Belum
Menghasilkan
TBM-3 2020 - - - 154 -
TBM-2 2021 66 56 - 168 -
TBM-1 2022 - - 99 - 34
Tabel 3. Data Tanaman Kebun Dolok Sinumbah

2.3 Data Produksi Tanaman Kebun Dolok Sinumbah

GrafikTahun2021
9,000
8,000
GrafikTahun2022
7,000
10,000
6,000
9,000
5,000
8,000
4,000
7,000
3,000
6,000
2,000
5,000
1,000
4,000
3,000- JAN FEBMARAPRMEIJUN JUL AGT SEP OKTNOPDES
2,000
2021RKAP4,73 5,096,026,927,007,357,607,777,977,517,216,74
1,000
2021REAL4,33
- 4,717,838,437,337,826,858,007,496,486,926,51
JAN FEBMARAPRMEIJUN JUL AGT SEP OKTNOPDES
2022RKAP4,57 5,908,038,407,349,288,338,488,367,246,716,05
2022REAL3,29 4,636,577,797,367,355,548,088,647,976,258,05

18
GrafikTahun2023
9,000
8,000
7,000
6,000
5,000
4,000
3,000
2,000
1,000
-
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES
2023RKAP 4,46 5,19 6,20 6,43 7,12 7,70 7,53 7,91 8,01 7,80 7,84 7,60
2023REAL 4,02 5,21 5,88 5,89 8,11 - - - - - - -

Tabel 4. Data Produksi Tanaman Kebun Dolok Sinumbah (3 Tahun Terakhir)

2.4 Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan(TBM) dan Tanaman

Menghasilkan(TM)

2.4.1 Pengertian

Pemeliharaan tanaman merupakan bagian penting dari budidaya

tanaman kelapa sawit untuk mencapai produksi yang optimal di masa yang

akan datang. Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)

dilaksanakan setelah penanaman sampai panen pertama sedangkan

pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM) dilaksanakan setelah panen

pertama sampai dengan lama umur produktivitas tanaman tersebut.

2.4.2 Konsodilasi atau Penyisipan

Konsolidasi merupakan kegiatan pemeriksaan pada setiap blok yang

dilakukan setelah penanaman, tujuannya adalah untuk mengetahui

kekurangannya misalnya : teras rusak dan lainnya kemudian

memperbaikinya. Kegiatan konsilidasi sekaligus menginventarisasi tanaman

19
mati, abnormal tumbang maupun terserang hama penyakit. Tujuan utama

kegiatan konsolidasi adalah agar tanaman tumbuh dengan sempurna, tegak

dan sehat/normal.

Penyisipan merupakan kegiatan penggantian tanaman baru apabila dalam

kegiatan konsolidasi ditemukan tanaman mati, tumbuh abnormal ataupun terkena

serangan hama penyakit dengan intensitas yang parah.

2.4.3 Pembuatan TPH

TPH atau Tempat Pengumpulan Hasil adalah tempat buah dan

brondolan dikumpulkan setelah dipanen dari pokok. Pada umumnya, ukuran

TPH adalah 3x4 m dipinggir jalan koleksi (collection road) dengan jarak yang

telah disesuaikan. Jarak antar TPH adalah per empat lorong.

2.4.4 Kastrasi

Kastrasi merupakan kegiatan membuang bunga jantan dan betina pada

tanaman belum menghasilkan (TBM). Kastrasi dilakukan enam bulan

sebelum panen pertama. Tujuannya adalah untuk mengalihkan nutrisi untuk

produksi buah yang tidak ekonomis kemudian dialihkan untuk

memaksimalkan pertumbuhan vegetatif tanaman.

2.4.5 Hama dan Penyakit Tanaman

Hama merupakan organisme yang menyebabkan penurunan

produktivitas tanaman bahkan sampai pada kematian tanaman kelapa sawit.

Penyakit pada tanaman kelapa sawit dapat disebabkan oleh virus maupun

jamur. Hama penyakit tanaman dapat menyebabkan kerugian secara

ekonomis sehingga perlu dikendalikan agar tidak melebihi ambang batas

20
Jenis hama yang biasanya menyerang tanaman kelapa sawit antara lain

: kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros), ulat api (Setora nitens), hama

penggerek buah (Tirathaba mundella),Tikus (Rattus tiomanicus), dan rayap

(Coptotermes curvignathus). Penyakit pada tanaman kelapa sawit umunya

disebabkan oleh jamur dan virus, jenis penyakit yang biasanya menyerang

tanaman kelapa sawit yaitu : penyakit akar (blast disease), busuk pangkal

batang disebabkan oleh jamur ganoderma, garis kuning (Fusarium

oxysporum), anthracnose disebabkan oleh jamur Melanconium sp,

Glomerella cingulata dan Botryodiplodia palmarum.

Pengendalian hama penyakit tanaman dapat dilakukan dengan tiga cara

antara lain : kimiawi, mekanis dan biologis. Pengendalian khemis atau

kimiawi yaitu dengn penyemprotas pestisida, pengendalian mekanis disebut

juga pengendalian manual karena memakai alat manual dan terkesan kurangb

efektif. Pengendalian biologis yaitu dengan cara pemanfaatan musuh alami

seperti memelihara burung hantu (Tyto alba), menanam beneficial plant

seperti bunga pukul Sembilan (Turnera subulata) sebagai inang predator ulat

api.

2.4.6 Tunasan

Pekerjaan tunas merupakan kegiatan pemotongan pelepah pada

tanaman baik TM maupun TBM. Tunas atau pruning bertujuan untuk

memudahkan pekerjaan potong buah dan memperkecil tingkat losses

produksi.

21
2.4.7 Pemupukan

Pupuk adalah material organik maupun non-organik yang ditambahkan

pada media tanam untuk mencukupi kebutuhan unsur hara sehingga tanman

dapat tumbuh dengan optimal. Pemupukan merupakan faktor yang sangat

dibutuhkan dalam pemeliharaan tanaman kelapa sawit agar tanaman dapat

tumbuh dan berkembang dengan baik. Efektivitas dan efisiensi pemupukan

dapat dicapai dengan mengacu pada prinsip 5T yaitu tepat jenis, tepat waktu,

tepat dosis, tepat cara, dan tepat sasaran.

Pemupukan merupakan faktor yang sangat dibutuhkan dalam

perawatan tanaman kelapa sawit agat tanaman dapat tumbuh dan berkembang

dengan baik, karena faktor ini setiap perusahaan perkebunan kelapa sawit

harus menyediakan budget atau anggaran dana yang lebih sekitar > 60%.

Pupuk yang sering digunakan pada tanaman belum menghasilkan (TBM)

adalah Urea, Kieserit TSP, MOP, dan HGFB. (Jefri, 2020)

2.5 Panenan

2.5.1 Pengertian

Pekerjaan panen adalah pekerjaan utama diperkebunan kelapa sawit

dikarenakan hasil dari pekerjaan tersebut langsung menjadi sumber

pemasukan uang bagi perusahaan melalui penjualan Minyak Kelapa Sawit

(MKS) dan Inti Kelapa Sawit (IKS). Panen merupakan suatu kegiatan

memotong tandan buah yang sudah matang kemudian mengutip tandan buah

dan brondolan yang tercecer di dalam dan diluar piringan.Selanjutnya

menyusun tandan buah di Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) (Pahan, 2006).

22
2.5.2 Kriteria Panen

Kriteria panen merupakan suatu tolak ukur dalam menentukan tingkat

kematangan buah sawit yang akan dipanen, dan juga menunjukkan tingkat

kematangan buah secara fisiologis yaitu saat tandan telah terbentuk sempurna

dengan kandungan minyak yang optimal. Kriteria panen juga akan membantu

pemanen agar memotong TBS sesuai dengan waktu yang tepat dan sesuai

dengan standar perusahaan (Fackrurrozi et al. 2018).

2.5.3 Taksasi Panen

Taksasi panen adalah perhitungan perkiraan hasil produksi buah yang

akan dipanen, perhitungan ini dilakukan setelah menghitung persen panen.

Taksasi panen dapat dihitung dengan membagi jumlah tanaman yang

produktif dengan persen panen kemudian dikali dengan Berat Janjang Rata-

rata (BJR) (Fackrurrozi et al. 2018).

2.5.4 Rotasi Panen

Rotasi panen adalah rentan waktu yang dibutuhkan antara panen

sebelumnya dengan panen yang akan dating pada ancak yang sama. Rotasi

panen yang ideal adalah selama 7 hari. Terdapat dua macam rotasi dalam

kegiatan pemanenan yakni 5/7 yang artinya kegiatan panen dilakukan selama

5 hari dalam 7 hari, sedangkan rotasi 6/7 artinya panen dilakukan selama 6

hari dalam satu minggu (PPKS dalam M Irfan Mirza dan Memen Surahman,

2015).

2.5.5 Ancak Panen

Ancak panen adalah luas areal yang telah dibagi dan menjadi tanggung

23
jawab seorang pemanen. Terdapat dua macam ancak panen yakni ancak tetap

dan ancak giring. Pada sistem ancak tetap, pemanen dan luas areal yang

dipanen adalah tetap, sedangkan sistem ancak giring adalah para pemanen

memanen satu blok secara bersamaan dan ketika telah selesai blok tersebut

pindah ke blok lain.

2.5.6 Organisasi Panen

Keberhasilan dalam kegiatan panen tidak terlepas dari peran supervisor

dan juga tenaga kerja panen. Supervisor tersebut terdiri dari asisten afdeling,

mandor 1, krani 1, mandor panen, mandor tunas, mandor pupuk, mandor

HPT, krani produksi, dan krani transport (Fackrurrozi et al. 2018).

2.5.7 Alat Panen

Alat panen adalah alat yang digunakan selama kegiatan panen

dilakukan dimulai dari alat untuk memotong buah, mengangkut buah ke

pengangkutan, dan alat untuk mengangkut buah ke TPH.

2.5.8 Alat Panen

Di TPH buah yang telah dipotong/dipanen diangkut ke tempeh

pengumpulan hasil (TPH) sesuai dengan ancak masing-masing pemanen,

kemudian buah disusun agar memudahkan krani produksi dalam proses

pemeriksaan buah.

2.5.9 Pengangkutan

Pengangkutan dari lapangan menuju pabrik pengolahan menggunakan

kendaraan milik perusahaan, kendaraan yang digunakan adalah jenis dum

truck.

24
2.5.10 Grading

Grading TBS adalah penentuan kualitas TBS yang masuk ke pabrik

kelapa sawit. Fungsi dari grading adalah untuk mengetahui kondisi bauh yang

akan diolah sehingga dapat diperkirakan kualitas hasil yang akan didapat,

proses perebusan bagaimana yang akan dilakukan, dan menyortir buah yang

diluar kriteria. Grading biasanya dilakukan di apron, tempat truk parkir untuk

menuang TBS ke dalam loading ramp. Grading dilakukan oleh petugas

grading dari kisi pabrik, dengan memperhatikan hal – hal sebagai berikut:

1. Areal loading ramp dibersihan dari segala sampah – sampah setiap

hari dan di buang ke tempat sampah yang telah ditentukan.

2. Brondolan dan janjangan (TBS) yang berceceran di lingkungan

loading ramp dikutip dan dimasukan kedalam chute loading ramp.

3. Pada proses grading TBS, buah sesuai dengan pengelompokan sesuai

dengan kriteria buah.

4. Petugas grading menentukan secara acak ± 100 janjang TBS, seperti

mengambil sampel TBS dari tengah, belakang, atau atas bagian truk.

5. TBS yang telah selesai digrading dimasukan kembali ke dalam

kompartemen. Kriteria grading telah ditentukan sebagai berikut :

a. Buah mentah : TBS yang membrondol kurang dari 10 brondolan

b. Buah matang : TBS yang membrondol lebih dari 10 brondolan

c. Buah busuk : TBS yang buah dalamnya ikut membrondol lebih

dari 50 %

d. Tandan kosong : TBS tanpa brondolan

25
e. Tangkai panjang : TBS dengan panjang tangkai lebih dari 5 cm dari

pangkal tandan.

Hasil dari rekap grading digunakan sebagai pembanding akan produk

yang didapatkan. Sebagai contoh bila rendemen CPO turun salah satu

kemungkinan penyebabnya ialah karena buah yang diolah terlalu banyak

mentah, data ini diperoleh dari proses grading. Selain itu juga dapat

digunakan sebagai feedback atau umpan baik kepada kebun atau supplier

tentang mutu.

2.6 PKS (Pabrik Kelapa Sawit)

Pabrik kelapa sawit yaitu tempat mengolah Tandan Buah Segar (TBS) dari

tanaman kelapa sawit untuk diambil minyak dan intinya. Minyak dan inti yang

dihasilkan dari Pabrik Kelapa Sawit merupakan produk setengah jadi. Minyak

mentah atau crude palm oil ( CPO, MKS ) dan inti (kernel, IKS ) harus diolah lebih

lanjut untuk dijadikan produk jadi lainnya (Iyung pahan).

Pabrik kelapa sawit memiliki beberapa stasiun utama yang didukung oleh stasiun

penunjang, yaitu :

1. Stasiun Penerimaan Buah

Stasiun penerimaan buah merupakan tempat penerimaan pertama bagi TBS

yang berasal dari kebun sebelum diolah dalam PKS. Di stasiun ini, TBS akan

ditimbang di jembatan timbang (weight bridge) dan ditampung sementara di

penampungan buah (loading ramp) (Maulana, 2017).

Tandan buah segar yang berasal dari estate akan di angkut dengan

menggunakan truk maupun ponton menuju PKS. Setelah sampai di PKS buah

kelapa sawit akan ditimbang di jembatan timbang (weight bridge) sehingga

26
diketahui beratnya. Menurut Sibuea (2011) Jembatan timbang merupakan alat

ukut berat yang berfungsi untuk menimbang dan mengetahui berat TBS yang

diterima pabrik. Setelah dilakukan penimbangan, TBS dipindahkan ke stasiun

sortasi untuk dilakukan grading sebelum dimasukkan ke loading ramp.

Tujuan sortasi TBS adalah untuk mengetahui tingkat kematangan buah.

Tingkat kematangan ini perlu diketahui untuk mengendalikan mutu karena

kematangan sangat mempengaruhi mutu dan rendemen minyak sawit kasar

yang dihasilkan. Setelah sortasi selesai, TBS dapat langsung diolah dipabrik

dengan terlebih dahulu dipindahkan ke lori rebusan (Sibuea, 2003).

Loading ramp merupakan sebuah bangunan dengan lantai berupa kisi-

kisi pelat besi berjarak sekitar 10 cm dengan kemiringan 45° yang fungsinya

untuk memudahkan memisahkan kotoran yang terikut dengan TBS pada saat

pengangkutan. TBS yang telah ditimbang diangkut ke loading ramp yang

dilengkapi dengan pintu keluaran yang digerakkan secara hidrolik sehingga

memudahkan pengisian TBS ke dalam lorry untuk diangkut ke stasiun

perebusan. Loading ramp terdiri dari sejumlah hopper dengan kapasitas

masing – masing hopper sekitar 15 ton (Sibuea, 2011).

2. Stasiun rebusan (sterilizer)

Stasiun rebusan merupakan stasiun yang melakukan proses perebusan

TBS. Perebusan merupakan proses awal pengolahan kelapa sawit sebelum

menjadi minyak sawit. Proses perebusan sangat menentukan kualitas hasil

pengolahan TBS di PKS. Menurut Sibuea (2011) Tujuan dari proses

perebusan adalah menonaktifkan enzim lipase guna untuk mengurangi proses

dekomposisi asam lemak menjadi asam lemak bebas, melunakkan daging

27
buah sehingga mempermudah proses pelumatan buah pada digester minyak

mudah keluar dari seratnya. Proses perebusan TBS dilakukan dengan

menggunakan tekanan uap sebagai media panasnya (Maulana, 2017).

3. Stasiun pemipilan (Thresser)

TBS yang telah direbus dikirim ke stasiun pemipilan dan dituangkan ke

alat pemipil (thressher) dengan bantuan hoisting crane. Proses pemipilan ini

terjadi akibat tromol berputar pada sumbu mendatar yang membawa TBS ikut

berputar sehingga membanting -banting TBS dan menyebabkan brondolan

terlepas dari tandannya. Tujuan utama proses pemipilan adalah untuk melepas

dan memisahkan brondolan dari tandannya. Proses pelepasan buah dari

tandannya atau pemipilan ini berlangsung oleh kerja sama antara berat tandan

dan gaya sentrifugal yang terjadi karena berputarnya alat pemipil dan dengan

adanya bantuan kisi-kisi yang ada di dalamnya, buah terangkat dan jatuh

terhempas sehingga buah dan brondolan lepas dari tandan. Pada bagian dalam

pemipil, dipasang batang-batang besi perantara sehingga membentuk kisi-kisi

yang memungkinkan brondolan keluar dari pemipil (Sibuea, 2011).

Brondolan yang sudah terlepas dari tandan selanjutnya dibawa

kestasiun pencacahan (digesting) dan pengempaan (pressing). Sementara itu,

tandan yang telah dilepaskan brondolannya atau tandan kosong keluar melalui

ujung tromol dan dibawa oleh empty bunch conveyor menuju tempat

penampungan tandan kosong (Maulana, 2017).

4. Stasiun pencacahan (digester) dan pengempaan (presser)

Brondolan yang telah terpipil dari stasiun pemipilan diangkut ke

digester. Alat yang digunakan untuk pengadukan yaitu tangki vertikal yang

28
dilengkapi dengan pisau pencacah dibagian dalamnya. pisau pencacah ini di

putar oleh motor listrik yang dipasang di bagian atas alat pencacah (digester).

Putaran pisau pengaduk berkisar antara 25 – 26 rpm (Pahan, 2006).

Proses pencacahan brondolan bertujuan mempersiapkan daging buah

untuk proses pengempaan sehingga minyak dengan mudah dapat dipisahkan

dari daging buah dengan kerugian berupa kehilangan minyak yang sekecil-

kecilnya. Proses pengadukan dan pelumatan dapat berlangsung dengan baik

bila isi digester selalu dipertahankan penuh (Sibuea, 2011).

Brondolan yang telah mengalami pencacahan dan keluar melalui bagian

bawah digester sudah berupa bubur. Hasil cacahan tersebut langsung masuk

ke alat pengempaan yang berada persis di bagian bawah digester. Pada pabrik

kelapa sawit, umumnya digunakan jenis screw press sebagai alat pengempaan

untuk memisahkan minyak dari daging buah. Proses pemisahan minyak

terjadi akibat putaran screw mendesak bubur buah, sedangkan dari arah yang

berlawanan tertahan oleh sliding cone. Screw dan sliding cone ini berada di

dalam selubang yang disebut press cage. Dengan demikian, minyak dari

bubur ini akan keluar melalui lubang press cage, sedangkan ampas nya keluar

melalui celah antara sliding cone dan press cage (Pahan, 2006).

Hasil cacahan langsung masuk ke alat pengempaan yang berada persis

di bawah alat pencacah. Proses pengempaan bertujuan untuk memisahkan

minyak dari daging buah. Alat pengempaan yang digunakan adalah screw

press. Minyak kasar hasil pengempaan dialirkan menuju sand trap tank,

sedangkan ampas kering dan biji dibawa oleh cake breaker conveyor (CBC)

menuju stasiun pemisahan biji dan inti (Maulana, 2017).

29
5. Stasiun pemurnian (Clarifier)

Pada stasiun pemurnian, minyak kasar yang diperoleh dari hasil

pengempaan akan dibersihkan dari kotoran (padatan, lumpur, maupun air)

agar diperoleh CPO dengan kualitas sebaik mungkin dan dapat dipasarkan

dengan harga layak. Proses pemurnian mulai dilakukan pada COT. Pada

COT, minyak kasar dijaga pada temperatur 90 untuk memperbesar perbedaan

berat jenis antara minyak, air, dan kotoran sehingga dapat mempermudah

proses pengendapan (Maulana, 2017).

Stasiun pemurnian adalah tahap terakhir pengolahan minyak. Minyak

kasar hasil dari stasiun pengempaan dikirim ke stasiun pemurnian untuk

diproses lebih lanjut. Minyak kasar yang berasal dari stasiun kempa

mengandung sekitar 30% minyak dan 70% kotoran. Kotoran tersebut antara

lain terdiri dari serat, pasir, dan pecahan biji sawit. Oleh karena itu, minyak

tersebut masih perlu dibersihkan di stasiun klarifikasi dari kotoran-kotoran,

seperti padatan, lumpur, dan air. Proses pemisahan minyak dari kotoran dan

air dilakukan dengan sistem penguapan dan pengendapan (Sibuae, 2011).

Secara umum, proses pemurnian minyak berlangsung dengan

mengalirkan minyak ke dalam bak pengendap. Berdasakan perbedaan berat

jenis, bahan baku minyak akan mengendap di bawah dan minyak berada di

bagian atas. Minyak yang sudah terpisah ini dialirkan menuju saringan getar

(vibrating screen) untuk memisahkan kotoran berupa serabut dan bahan -

bahan lainnya. Kotoran dialirkan melalui conveyor kembali ke digester,

sementara itu minyak yang tersaring dialirkan menuju tangki minyak kasar

crude oil tank (COT) yang berada dibagian bawah ayakan getar. Selanjutnya

30
minyak dari COT dikirim ke tangki pengendapan (continuous settling

tank/clarifer tank) (Sibuea, 2011).

Minyak kasar dari COT akan masuk ke clarifier tank, sehingga terpisah

antara minyak dengan sludge karena proses pengendapan. Sludge merupakan

fase campuran yang masih mengandung minyak sehingga masih memerlukan

pengolahan lebih lanjut. Pengolahan sludge pada umumnya menggunakan

alat yang disebut decanter. Proses pengolahan sludge menghasilkan tiga fase,

yakni light phase, heave phase, dan solid phase. Light phase merupakan fase

cairan dengan kandungan minyak yang cukup tinggi sehingga fase ini harus

segera dikembalikan ke COT untuk diproses kembali. Heave phase

merupakan fase cairan dengan sedikit kandungan minyak dan fase ini dikirim

ke bak fat fit untuk kemudian diteruskan ke kolam limbah. Sementara itu, fase

solid yang merupakan padatan yang mengandung minyak maksimum 3,5%

dari berat sampel dan digunakan sebagai pupuk di kebun (Sibuea, 2011).

6. Stasiun Pengolahan Kernel

Proses pemisahan biji dan inti meliputi dua metode, yaitu metode

pemisahan biji dan serabut serta metode pengolahan dan pemisahan inti sawit

(Maulana, 2017).

a. Metode pemisahan biji dan serabut

Cara yang digunakan untuk memisahkan biji dari serabut kelapa sawit

yaitu dengan menggunakan tarikan atau hisapan udara pada sebuah kolom

pemisah (separating column) yang terdapat pada depericarper. Kemudian

biji masuk ke nut polishing drum untuk membersihkan sisa – sisa serabut

yang masih menempel pada biji. Biji yang telah bersih akan terdorong ke

31
ujung nut polishing drum dan selanjutnya dibawa oleh elevator menuju

nut hopper.

b. Metode pengolahan dan pemisahan inti kelapa sawit (kernel)

Proses pengolahan dan pemisahan inti kelapa sawit meliputi pemisahan

biji, pengeringan biji, pemecahan biji, pemisahan inti dan cangkang serta

pengeringan inti. Ada dua metode pemisahan kernel dan cangkang, yaitu

sistem pemisahan kering dan pemisahan basah.

7. Boiler dan Kamar Mesin

Boiler merupakan alat konversi energi yang mengubah energi panas

menjadi tekanan dengan memanfaatkan perubahan wujud air menjadi uap

(steam). Boiler memanfaatkan aliran air pada pipa - pipa (water tubes) yang

dipanaskan dengan suhu tinggi dengan tujuan memperoleh steam bertekanan

untuk turbin (energi listrik) dan steam pengolahan TBS. Boiler memakai fiber

dan cangkang sebagai bahan bakar. Peran boiler sangat vital bagi pabrik

kelapa sawit, karena steam yang dihasilkan merupakan sumber tenaga

penggerak turbin steam yang menyuplai kebutuhan listrik untuk proses PKS

atau pun perumahan dan dipakai untuk proses pengolahan TBS (sterilizer,

digester and press, nut and kernel, serta klarifikasi).

Kamar mesin merupakan stasiun pembangkit dan pendistribusian daya

listrik kesemua beban distribusi listrik baik untuk prosesing maupun domestik

(perumahan), serta membagi steam untuk pengolahan TBS melalui back

pressure vessel (BPV) (Maulana, 2017).

32
8. Stasiun Pengolahan Limbah

Stasiun pengolahan limbah merupakan unit proses untuk mengolah

limbah agar dapat diaplikasikan kembali kelingkungan kebun dan sekitar. Hal

yang perlu diperhatikan adalah memasang dan menyediakan cooling tower,

pa recirculation, surface aerator dan pipa-pipa dari PVC. Pembuatan kolam

- kolam di stasiun pengolahan limbahseperti Anaerobic Pond dan lain-lain,

serta pembuatan parit – parit menjadi tanggung jawab di bawah pengawasan

asisten laboratorium (Maulana, 2017).

Air buangan pabrik merupakan faktor penyebab pencemaran pada

media penerima. Untuk mengatasi pencemaran, air limbah pabrik harus

diproses dan dinetralisir sebelum dibuang ke lingkungan. Pengendalian

pabrik (raw effluent) yang berasal dari stasiun rebusan dan klarifikasi dimulai

dari penampungan limbah tersebut pada fat pit dengan tujuan untuk

mengurangi kadar minyak melalui prinsip pengendapan. Setelah itu, limbah

didinginkan dengan cara mengalirkan limbah ke menara pendingin atau dapat

juga dilakukan melalui aliran panjang dan terbuka, kemudian ditampung di

kolam limbah. Pada kelola ini limbah dikendalikan dngan proses fermentasi

anaerobic maupun aerobik. Sistem ini dikenal dengan ponding system (Pahan,

2006).

Limbah PKS banyak mengandung senyawa anorganik dan organik.

Senyawa organik lebih mudah mengalami pemecahan dibandingkan senyawa

anorganik. Bahan – bahan organik dapat dirombak oleh bakteri secara

anaerobik maupun aerobik (Pahan, 2006).

Pada proses fermentasi anaerobik (tidak memerlukan oksigen), tugas

33
utama bakteri yaitu memecah berbagai macam senyawa organik kompleks

menjadi senyawa yang lebih sederhana. Kemudian, bakteri melanjutkan

perombakan asam organik menjadi gas methane. Bakteri yang aktif dalam

perombakan ini yaitu bakteri metanogenik. Dalam proses perombakan baik

oksidasi dengan katalisator mikroorganisme maupun dengan katalisator

kimia. Oleh sebab itu, pada fermentasi aerobik sebelumnya, dilarutkan

oksigen yang tinggi. Cara melarutkan oksigen dalam air limbah dapat

dilakukan dengan menggunakan kompresor, blade, dan lain-lain (Pahan,

2006).

9. Laboratorium

Laboratorium merupakan tempat yang memiliki fasilitas dengan

kondisi tertentu dan sebagai tempat untuk melakukan analisa yang bersifat

ilmiah, eksperimen atau percobaan dan pengukuran lainnya yang dapat

dilakukan, dengan tujuan untuk quality control CPO serta menganalisa

permasalahan yang berkaitan dengan kualitas produksi CPO, palm kernel,

limbah, serta air untuk proses di PKS. Adapun yang dianalisis yaitu kadar air,

kadar kotoran, dan ALB (Maulana, 2017).

Laboratorium di pabrik kelapa sawit berguna untuk memberikan

informasi kepada management bagaimana proses pengolahan berlangsung.

Informasi tersebut tersaji dalam bentuk data hasil analisa laboratorium.

Laboratorium berfungsi sebagai pusat pengendalian terhadap proses produksi

yang berlangsung dan dapat menentukan hasil analisa yang dapat mewakili

kondisi di lapangan (Pahan, 2006).

Standar Operasional Prosedur (SOP) diperlukan untuk menganalisa

34
sampel sehingga memberikan data yang sesuai dengan kondisi lapangan.

Selain mempersiapkan SOP, management juga berkewajiban menempatkan

tenaga terlatih untuk melakukan analisa serta peralatan yang memandai. Alat

yang memadai sebaiknya di kalibrasi untuk memperoleh angka penyimpanan

yang akurat. Adanya kesalahan kalibrasi menyebabkan salah penyaji data.

Kesalahan membaca angka di peralatan laboratorium harus dapat

dimilimalkan (Pahan, 2006).

Fungsi lain dalam analisa labotarorium produksi yaitu untuk

mengetahui keefektivitasan alat kerja di setiap proses produksi. Laboratorium

juga digunakan untuk menganalisa limbah cair yang akan menjadi biogas atau

land aplication, seperti menganalisa nilai pH, temperature, chemical oxygen

demand (COD), biological oxygen demand (BOD) (Pahan, 2006).

10. Stasiun Pengolahan Air (Water Treatment Plant)

Water treatment (pengolahan air) diperlukan pada pabrik kelapa sawit

dikarenakan air yang digunakan pada proses pengolahan dan air umpan boiler

harus memenuhi standar. Proses water treatment sesungguhnya adalah proses

pengolahan air untuk mengurangi dan menghilangkan pengotor atau

impurities yang terdapat dalam air sehingga air dapat memenuhi syarat –

syarat mutu air yang diperlukan dalam penggunaannya. Pengolahan air

dilakukan untuk mencapai persyaratan mutu air.Pengolahan air berawal dari

air sungai kemudian air ketangki pengendapan (clarifier tank). Sebelum

sampai ketangki pengendapan, bahan kimia (soda ash dan alum) ditambahkan

kedalam air untuk mempercepat pengendapan. Partikel-partikel padat yang

terdapat di dalam air setelah itu, air dikirim kebak pengendapan (water

35
settling basin) untuk dapat pengendapan lebih lanjut. Selanjutnya, air disaring

dengan saringan bertekanan yang disebut sand filter. Hasil penyaringan

dikirim kemenara air (water tower) untuk diolah sesuai keperluan atau untuk

memenuhi syarat – syarat teknis atau punhigienis (Pahan, 2008).

36
BAB III
TATA LAKSANA MAGANG

3.1 Tempat Dan Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan magang ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara

IV Unit Kebun Dolok Sinumbah. Kegiatan Magang dilaksanakan selama 4 bulan

yang dimulai dari tanggal 02 Mei 2023 sampai dengan tanggal 01 September2023.

3.2 Metode Pelaksanaan Magang

Kegiatan Magang Bersertifikat di PTPN IV Unit Kebun Dolok Sinumbah ini

dibimbing oleh dua orang pembimbing, yaitu mentor dari pihak kebun dan dosen

pembimbing lapangan dari pihak kampus. Mentor merupakan Asisten kepala

tanaman yang dipilih oleh perusahaan langsung dan dosen pembimbing lapangan

ditentukan oleh pihak program studi Agroteknologi sendiri. Masing masing

pembimbing memiliki perannya masing-masing.

Adapun peran mentor perusahaan, antara lain:

- Memberikan bimbingan kepada mahasiswa magang selama prose magang

berlangsung.

- Mengawasi mahasiswa magang dan juga memberikan teguran serta arahan

apabila mahasiswa melakukan kesalahan selama proses magangberlangsung.

- Memberikan penilaian terhadap kinerja mahasiswa selama kegiatanmaganag

berlangsung.

Adapun peran dosen pembimbing lapangan, antara lain:

- Membimbing mahasiswa selama proses magang berlangsung sampai dengan

penyusunan laporan magang.

- Memberikan masukan dan saran kepada mahasiswa selama proses magang.

37
Berikut adalah metode pelaksanaan Magang Bersertifikat Mitra USU

1. Persetujuan Dosen Pembimbing Akademik

Calon peserta magang harus meminta persetujuan terhadap dosen

pembimbing akademik untuk mengikuti program Magang Bersertifikat MBKM

Mitra USU dan juga mendiskusikan perusahaan mana yang relevandengan jurusan

agar mudah dalam proses rekognisi nilai.

2. Persetujuan Program Studi

Calon peserta magang harus meminta perseetujuan dari program studi untuk

mengikuti program Magang Bersertifikat MBKM Mitra-USU ini dengan cara

meminta surat rekomendasi mengikuti magang dan juga beberapa berkas

pendukung untuk kelengkapan berkas pendaftaran program ini.

3. Pembekalan

Setelah dinyatakan lulus dan diterima magang di PTPN IV peserta magang

mengikuti pembekalan yang diadakan oleh perusahaan. Pembekalan ini diberikan

kepada peserta magang bertujuan agar dapat mengetahui gambaran umum dari

perusahaan perkebunan PTPN IV tersebut.

4. Praktik Kerja

Peserta magang di tempatkan pada beberapa unit kebun dan pabrik PTPN IV,

diantaranya adalah Unit Kebun Pabatu, Gunung Bayu, Dolok Sinumbah,dan Sei

Kopas. Peserta melakukan kegiatan magangnya di masing-masing unit sesuai

dengan arahan dari pihak perusahaan.

38
3.3 Metode Penulisan

1. Metode Interview

Metode ini merupakan metode penulisan dan pencatatan langsung melalui

diskusi lisan maupun tulisan kepada orang-orang atau pihak terkait yang

terlibat langsung atau tidak langsung dengan objek kegiatan magang.

2. Metode Observasi Langsung

Metode observasi merupakan metode dimana mahasiswa magang mengamati

langsung seluruh kegiatan yang terjadi di lapangan, baik yang bersifat sebagai

pendukung ataupun yang berperan penting terhadap objek kegiatan magang.

3. Dokumentasi

Metode pelaksanaan dokumentasi dilakukan dengan tujuan untuk melengkapi

informasi-informasi yang diperoleh agar lebih lengkap serta mendukung

kebenaran dan keterangan yang diberikan.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data kegiatan magang ini antara lain, (1) studi literatur

yaitu kegiatan yang dilakukan dengan pengumpulan data pustaka. Studi literatur

bertujuan untuk mendapatkan informasi serta sebagai langkah awal untuk pemecah

solusi terhadap permasalahan yang telah dirumuskan. Pada laporan magang ini

studi literatur pada kajian bersumber dari buku, media serta jurnal-jurnal terdahulu

yang relevan. (2) Metode Interview merupakan metode penulisan dan pencatatan

langsung melalui pemberian pertanyaan lisan maupun tulisan kepada orang-orang

atau pihak terkait yang terlibat langsung atau tidak langsung dengan objek

penelitian. (3) Observasi langsung merupakan metode dimana kegiatan mengamati.

39
3.5 Output Kegiatan

Pelaksanaan Magang Bersertifikat dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara IV

Unit Kebun Dolok Sinumbah memusatkan keilmuan mahasiswa magang untuk

mengetahui serangkaian proses pemeliharaan dalam budidaya tanaman kelapasawit

secara praktik langsung sehingga dapat menambah pengetahuan keilmuan,

wawasan, pengalaman, dan keterampilan yang berguna sebagai modal dalam dunia

kerja bagi mahasiswa magang terutama di perusahaan perkebunan. Serta dapat

membandingkan ilmu-ilmu teoritis yang didapat pada perkuliahan dengan keadaan

sebenarnya di lapangan. Kegiatan magang di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit

Kebun Dolok Sinumbah dilakukan selama 4 bulan terhitung dari 02 Mei 2023

sampai dengan 01 September 2023.

40
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pengenalan Lingkungan Perusahaan

Dalam pengenalan lingkungan perusahaan dapat mengetahui visi dan misi

dari perusahaan tersebut selain itu mengetahui letak kantor wilayah, kantor kebun,

kantor afdeling, gudang pupuk, klinik, dan area-area terlarang yang tidak boleh

disinggai.

4.2 Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan

4.2.1 Pemberantasan Oryctes

Hama Oryctes rhinoceros atau yang sering disebut kumbang

tanduk/badak merupakan salah satu hama utama pada tanaman kelapa sawit.

Hama O. rhinocerosmenyerang tanaman kelapa sawit yang baru ditanam

sampai tanaman tua. Pada areal peremajaan (replanting), serangan hama O.

rhinoceros dapat mengakibatkan tertundanya masa produksi kelapa sawit

sampai satu tahun dan kematian tanaman hingga 25 %.

Pengendalian yang dilakukan untuk mengendalikan hama Oryctes

rhinoceros dilakukan dengan cara pencegahan secara biologi, mekanik dan

kimiawi. Dengan cara biologis yaitu dengan cara menanam tanaman penutup

tanah (kacangan) sehingga imago Oryctes yang berkembang dari batang

tanaman kelapasawit sulit keluar karena dihalangi oleh kacang-kacangan.

Adapun pengendalian secara mekanik yaitu dilakukan dengan cara mengutip

larva Oryctes rhinoceros yang terdapat pada tandan kosong kelapa sawit.

Sedangkan pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan insectisida

Capture 50EC dengan bahan aktif sipermetrin 50g/l dengan dosis 75 cc/ha

41
dan dapat 180 pokok tersemprot. Pengaplikasian Capture EC dilakukan

sesuai dengan tingkat serangannya. Norma kegiatan ini adalah 0,3 us/ha atau

3,3 ha/us.

Gambar 3. Semprot Orycthes

4.2.2 Pengendalian Gulma Secara Chemis

Pengendalian gulma adalah mengendalikan gulma yang tumbuh di areal

tanaman yang diusahakan agar persaingan dengan tanaman utama dapat

ditekan dandikurangi. Pengendalian gulma dengan herbisida dilakukan pada

piringan, pasar pikul, tempat pengumpulan hasil (TPH) dan gawangan.

Pemeliharan piringan / pasar pikul secara Khemis dilakukan berguna untuk

efisiensi biaya danmemperkecil pemakaian tenaga kerja.

Jenis Herbisida yang digunakan adalah campuran Bio Up (Ba : Glifosat)

dan Metsulindo (Ba : Metil Metsulfuron 20%) disemprot menggunakan

Knapsack dengan nozzle VLV 100. Khemis dilakukan 6 x dalam 1 tahun

dengan dosis 100 cc/15 L air. Sebelum dilakukan penyemprotan terlebih

dahulu dilakukan kalibrasi yaitu suatu cara yang digunakan untuk mengukur

banyaknya larutan semprot yang dikeluarkan oleh sprayer dalam satuan

waktu.

42
Gambar 4. Chemis Pada TBM

4.2.3 Kastrasi/Ablasi

Kastrasi adalah kegiatan membuang bunga jantan dan bunga betina,

yang masih berbentuk dompet yang muncul dari ketiak pelepah kelapa sawit.

Tujuan dari kastrasi adalah untuk mempercepat fase vegetatif sehingga

tanaman akan lebih jagur, pembuangan pelepah yang menghambatdan untuk

meningkatkan produksi tandan. Bunga yang telah patah kemudiandikeluarkan

dari ketiak daun dan disusun ke gawangan mati. Alat yang digunakan adalah

dodos/chisel. Kegiatan kastrasi dilakukan 1x sebulan dandilakukan saat TBM

berumur 13-18 bulan dan 19-24 bulan.

Gambar 5. Kegiatan Kastrasi

43
4.2.4 Beneficial Plants

Dilakukan pengisian baby polybag sebagai media tanam untuk

menanam bunga Turnera subulata, Cassia tora dan Artigonom leptopus .

Baby polybag ini diisi dengan menggunakan tanah topsoil.

Penanaman bunga dilakukan pada baby polybag yang sudah diisi

dengan topsoil. Bunga tersebut ditanam untuk tempat tinggal predator

Sycanus spp yang dapat membantu mengendalikan hama ulat api.

Gambar 6. Beneficial Plants

4.2.5 Penanaman Kacangan(Legum Cover Crop)

Tanaman kacangan ini fungsinya untuk menjaga kelembaban tanah,

mengurangi penguapan, menghambat pertumbuhan gulma dan menyediakan

unsur nitrogen di dalam tanah yang berguna untuk pertumbuhan tanaman

kelapa sawit. Tanaman kacangan ditanam dan dirawat pada tanaman kelapa

44
sawit yang berumur 1-5 tahun. Perawatan kacangan meliputi pemupukan dan

pengoretan rumput.

Tanaman kacangan jenis MB atau Mucuna bracteata dipilih karena

daya tumbuhnya yang cepat, dengan daun yang lebar dan dapat ditanam pada

lahan yang relative kering.

Gambar 7. Penanaman Kacangan

4.3 Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan

4.3.1 Penyemprotan Herbisida(Chemis)

Chemis adalah penyemprotan gulma dengan menggunakan herbisida

yang dilakukan di gawangan, piringan, maupun pasar pikul dengan

menggunakan alat knapsack. Tujuannya dilakukan khemis untuk

mengendalikan gulma yang ada dilapangan karna akan menjadi persaingan

antara gulma dan tanaman kelapa sawit dalam memperebutkan unsur hara.

Jenis Herbisida yang digunakan adalah campuran Bio Up (Ba : Glifosat)

dan Metsulindo (Ba : Metil Metsulfuron 20%) disemprot menggunakan

Knapsack dengan nozzle VLV 100. Khemis dilakukan 6 x dalam 1 tahun

dengan dosis 100 cc/15 L air. Sebelum dilakukan penyemprotan terlebih

dahulu dilakukan kalibrasi yaitu suatu cara yang digunakan untuk mengukur

banyaknya larutan semprot yang dikeluarkan

45
oleh sprayer dalam satuan waktu.

Dalam pelaksanaan Khemis pasar pikul tanaman menghasilkan (TM)

konsentrasi herbisida yang digunakan ialah:

- Herbisida Konup 480 SL dengan bahan aktif isopropyl amina glifosat 480

g/l dengan dosis 500 cc/ha.

- Ally Metsulindo 20 WP dengan bahan aktif metil metsulfuron 20%

digunakan untuk gulma anak kayuan dengan dosis 75 gr/ha.

- Starane 290 SC dengan bahan aktif fluroksipir metil heptil ester 295 g/l

digunakan untuk Mucuna bracteata (kacangan) yang sudah semak dan

sudahnaik ke batang pokok dengan dosis 30 cc/ha.

Setiap us atau orang rata-rata dapat mengangkut keff sebanyak 10-15

kali angkatdengan setiap kali angkat keff dapat menyemprot 20 pokok. Dalam

1 ha rata-ratadapat disemprot dengan 8 keff, maka satu keff terdapat 62,5 cc

racun, 9,3 gr ally,dan 3,75 cc starane dalam 10 L air. Dikarenakan herbisida

sistemik, maka racunbereaksi 2 jam setelah pengaplikasian dan gulma akan

hangus pada 1 minggu lebih.

Untuk menghitung luas areal yang disemprot tiap us dapat dihitung

dengancara, misal 14 pkk/keff X 10 angkat = 140 pkk -> 140 pkk : 130 pkk/ha

(rata-rata) = 1.07 ha/us. Selanjutnya dapat dikalikan dengan jumlah us yang

bekerja pada haritersebut untuk menghitung luasan areal TM yang di Khemis

pada hari tersebut. Namun, ha tersebut belum mencapai norma 2 ha/us

dikarenakan beberapa hal, seperti:

- Volume semprot nozzle per menit.

- Kecepatan jalan penyemprot.

46
- Lebar semprotan nozzle yang dipakai (nozzle VLV-100 dengan lebar

semprot 1,2-2 meter)

Gambar 8. Chemis Pada TM

4.3.2 Global Telling

Global telling adalah kegiatan pengamatan sampel pokok seluruh blok

pada seluruh tahun tanam untuk mendapatkan informasi yang akurat

mengenai kondisi serangan hama pada tanaman kelapa sawit. Global telling

dilaksanakan setiap harioleh petugas telling masing-masing afdeling. Adapun

sampel 1 pohon per ha dan dilaksanakan berurutan. Kegiatan Global telling

dilaksanakan 1x seminggu pada masing-masing ancak sensus global.

Adapun areal sensus global dibagi menjadi 5 kapveld yang ada dan

disesuaikan dengan jumlah hari sensus dalam seminggu, yaitu 5 hari (hari

Sabtu administrasi). Setiap kapveld kemudian dibagi menjadi 4 bagian

disesuaikan dengan minggu dalam sebulan (4 minggu). Jadi, untuk 1 kapveld

yang terdiri dari beberapa blok dan diperiksa hamanya per blok akan

dikunjungi petugas telling tiap minggunya dengan pokok sampel yang

berbeda. Contoh : Asumsi luas afdeling 500ha, maka setiap harinya petugas

telling harus melakukan pengamatan hama (globaltelling) areal seluas 25

47
ha dengan 25 titik sampel. Agar lebih mudah dipahamaidapat dilihat ilustrasi

berikut:

Senin 25 ha ; Selasa 25 ha ; Rabu 25 ha ; Kamis 25 ha ; Jumat 25 ha.

Petugas telling akan mengambil sampel pohon yaitu 1 pohon sampel

per ha. Apabila kita telaah per harinya (contoh hari senin), maka akan

terdapat 25 titik sampel dengan rincian :

- Minggu 1 : 1-6 TSG (Titik Sampel Global)

- Minggu 2 : 7-12 TSG (Titik Sampel Global)

- Minggu 3 : 13-18 TSG (Titik Sampel Global)

- Minggu 4 : 19-25 TSG (Titik Sampel Global) Pemeriksaan dilakukan

padapelepah nomor 9 atau 17 untuk TBM dan TM yang masih muda

dan pelepahnomor 17 atau 25 untuk TM tua (pokok yang sudah tinggi).

Daun kelapa sawit memiliki rumus daun 1/8, lingkaran atau spiralnya

ada yang berputarke kiri dan ada yang ke kanan. Daun ke 17 berada

pada sumbu yang sama dengan daun no. 1 terletak di pelepah ke tiga

agak ke kanan pada spiral kiridan agak ke kiri pada spiral kanan. Daun

no. 1 adalah daun yang paling muda dan terbuka sempurna.

Dalam global telling perlu diperhatikan penentuan pusat

perhitungan (pp) dan pohon sampel (ps) :

48
Gambar 9. Pusat Perhatian dan Pusat Pada Global telling

- Unit sampel (US) adalah pohon-pohon yang digunakan sebagai sampel

untuk mengetahui tingkat serangan hama pada satuan luas tertentu

(biasanya1 ha). Pada US terdiri pusat perhitungan (pp) dan pohon sampel

(ps).

- Pusat perhitungan (pp) adalah pohon yang digunakan sebagai pusat

perhitungan sampling dari 1 ha luasan tanaman kelapa sawit. Pohon

sampel (ps) adalah pohon yang mengelilingi pp sebanyak 2 lingkaran.

Apabila 1 blok luasnya 25 ha, maka terdapat 25 pp.

- Pp pertama adalah pohon baris ke-6 dan pohon ke-3, pp kedua adalah

pohon baris ke-6 pohon ke-14 (interval 11 pohon) dan seterusnya sampai

blok dalam baris tersebut berakhir. Pp selanjutnya dengan interval baris 13

pohonuntuk pola tanam 143 (baris ke-6, 19, 32, 45, 58) dan 12 pohon

untuk pola tanam 132 (baris ke-6, 18, 30, 42, 54). Apabila US sampai pada batas

ujungblok, maka US selanjutnya ditentukan dengan jarak terdekat pada interval

baris yang sama.

49
Global telling dilakukan pada serangan ringan dan untuk serangan

sedang dilakukan efective telling. Efective telling memiliki konsep yang sama

seperti global telling hanya saja banyaknya sampel yang diperiksa ialah 5

pohon/ha dan jumlah ulat 3-5 ekor per pelepah.

Pada Unit Kebun Sei Kopas saat ini persebaran hama masih di bawah

ambang batas dan termasuk kategori ringan, maka dari itu hanya dilakukan

global telling dalam upaya EWS (early warning system). Apabila terdapat

serangan berat, maka beberapa teknik pengendalian lain dapat dilakukan

seperti teknik pengasapan (fogging), teknik injeksi batang, teknik light trap.

Gambar 10. Kegiatan EWS

50
4.3.3 Polinasi(Aspolan)

Polinasi buatan adalah proses penyerbukan bunga kelapa sawit yang

dilakukan dengan dengan bantuan manusia untuk membantu proses

penyerbukan. Kegiatan hand pollination dimulai dengan melakukan

monitoring dan sensus ketersediaan bunga jantan, kemudian dilakukan

pengambilan bunga jantan anthesis menggunakan tangga lalu bunga Jantan

dipotong menggunakan pisau Selanjutnya, bunga Jantan ditepuk

menggunakan pisau agar polennya jatuh dan dikumpulkan dalam wadah,

kemudian di campur dengan media pembawa talcum powder. Polen yang

telah di campur dengan talcum powder dimasukan kedalam botol semprot

yang selanjutnya botol semprot yang telah diisi dapat digunakan untuk

disemprotkan pada bunga betina reseptif.

Gambar 11. Pengambilan Polen

51
4.4 Kegiatan diTanaman Belum Menghasilkan dan Tanaman Menghasilkan

4.4.1 Tunasan

Tunas pokok (pruning atau pemangkasan) merupakan salah satu

pekerjaan kultur teknis yang diperlukan dalam upaya peningkatan

produktivitas kelapa sawit.Pekerjaan ini mengandung dua aspek yang saling

bertolak belakang, yakni mengusahakan agar pelepah yang masih produktif

(daun masih hijau) tetap dipertahankan, tetapi di lain pihak kadangkala harus

dipotong untuk mempermudah pekerjaan panen dan memperkecil losses

(brondolan tersangkut dipelepah), Kelapa sawit menghasilkan 18-30 pelepah

setiap tahunnya, 8-22 pelepah terdapat buah dansisanya tidak menghasilkan

buah. Produktivitas yang tinggi akan tercapai jika penunasan dilakukan

dengan cara yang benar, tetapi jika tidak dilakukan justru akanmenurunkan

produksi. Jumlah pelepah yang optimum untuk rnenjagakeseimbangan kedua

aspek di atas adalah 48 - 56 pelepah (untuk tananran muda) dan 40 - 48

pelepah (tanaman tua). Dengan demikian pemakaian kapak untuk panendi

tanaman muda tidak dibenarkan dan harus digunakan dodos. Akan tetapi pada

tanaman termuda dan tua (umur > 8 tahun), tidak dapat dihindarkan

penggunaan egrek untuk panen sehingga terpaksa dilakukan pemotongan

pelepah-pelepahproduktitf.

Berikut teknis penunasan kelapa sawit :

- Dilaksanakan secara rutin pada TM berumur >4 tahun.

- Tanaman yang belum mencapai ketinggian tandan matang panen 90

cm daripermukaan tanah tidak dibenarkan ditunas rutin.

- Pemotongan pelepah dilakukan rapat ke pangkal pelepah dan bidang

52
potongan berbentuk tapak kuda yang miring ke luar membentuk sudut

150 s/d 300 terhadap bidang datar.

- Pangkal pelepah bekas tunasan yang menempel pada pohon harus

kurang dari 5 cm untuk menghindari tersangkutnya brondolan di ketiak

pelepah.

- Pelepah yang telah ditunas dipotong 3 bagian lalu dikumpulkan dan

dirumpuk diantara tanaman (dalam barisan) pada areal datar sampai

denganbergelombang.

- Pada areal terasan pelepah tidak dipotong dan dirumpuk diantara

barisan tanaman dengan posisi tegak lurus (melintang) terhadap

kemiringan yang bertujuan untuk mengurangi erosi.

- Standar pelepah yang dipertahankan berdasarkan umur tanaman yaitu:

a. Umur tanaman < 8 tahun jumlah pelepah 54-64 atau songgo 3 yaitu

system pengelolaan pelepah dengan cara mempertahankan minimal 3

pelepah di bawah tandan tertua.

b. Umur tanaman > 8 tahun jumlah pelepah 48-56 atau songgo 2 yaitu

sistempengelolaan pelepah dengan cara mempertahankan dua pelepah

di bawah tandan tertua.

53
Gambar 12. Tunasan

4.4.2 Pemupukan

Pemupukan merupakan faktor yang sangat penting bagi pertumbuhan

dan perkembangan tanaman untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas

produksi yang dihasilkan. Salah satu efek pemupukan yang sangat bermanfaat

yaitu meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat

produktivitas tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan

tanaman terhadap serangan penyakit dan pengaruh iklim yang tidak

menguntungkan. Selain itu, pemupukan bermanfaat melengkapi penyediaan

unsur hara di dalam tanah sehingga kebutuhantanaman terpenuhi dan pada

akhirnya tercapai daya hasil (produktivitas) yang maksimal.

Kegunaan pupuk NPK bagi tanaman kelapa sawit adalah untuk

merangsang pertumbuhan akar, memacu perkembangan jaringan, serta

membuat pertumbuhan tunas dan daun tanaman sawit lebih cepat sehingga

jumlah pelepah daun cukup untuk perkembangan buah, serta memungkinkan

daun menjadi lebih hijau. Cara pemberian pupuk NPK 12.12.17.2 ialah

ditabur di sekeliling pokok dengan jarak sekitar 100 cm dari pangkal batang.

Kegunaan pupuk dolomite bagi tanaman kelapasawit adalah dapat menaikkan

54
nilai pH tanah, memenuhi kebutuhan unsur hara Magnesium (Mg) dan

Kalsium (Ca), serta dapat mempercepat tanaman kelapa sawitdalam

menyerap unsur hara yang terdapat di dalam tanah. Cara pemberian pupuk

dolomite ialah ditabur di sekeliling pokok dengan jarak 1 m dari pangkal

batang. Interval pemberian pupuk NPK dengan dolomite adalah 1 minggu.

Kegunaan pupuk urea bagi tanaman kelapa sawit adalah untuk meningkatkan

produktivitas kelapa sawit dan berperan dalam fotosintesis. Cara pemberian

pupuk urea ialah ditabur di sekeliling pokok dengan jarak 0,5 m dari pangkal

batang. Kegunaan pupuk MOP untuk tanaman kelapa sawit adalah tanaman

lebih kuat, tahan terhadap penyakit, dan kualitas buah lebih baik. Cara

pemberiannya ialah ditabur disekeliling pokok dengan jarak 0,5 m dari

pangkal batang. Kegunaan pupuk boron (borate) ialah membuka ketiak

pelepah lebih lebar agar pertumbuhan buah besar dan baik. Cara

pemberiannya ditabur di sekeliling pokok dengan jarak 150 cm daripangkal

batang. Untuk dosis pemupukan tahun selanjutnya, menunggu hasil dari

kegiatan analisa daun/LSU (leaf sampling unit).

Gambar 13. Pemupukan

55
4.5 Panenan

4.5.1 Persiapan Panen

Persiapan panen merupakan kegiatan yang harus diperhatikan sebelum

melakukan pemanenan TBS. Persiapan panen yang baik akan menunjang

keberhasilan panen. Kegiatan persiapan panen yang dilakukan berupa

pembagian seksi potong buah, menyiapkan alat kerja, mempersiapkan tenaga

kerja panen, dan persen panen. Penjelasan mengenai persiapan panen

dilakukan setiap lingkaran pagi di kantor Afdeling antara Asisten Afdeling

dengan mandor. Setelah selesai lingkaran pagi mandor panen akan melakukan

apel pagi dikebun yang lahan dengan blok yang akan mereka panen bersama

karyawan panen.

Gambar 14. Lingkaran Pagi

a. Alat Panen

Dalam kegiatan panen dibutuhkan alat kerja. Alat-alat kerja panen

dibagi menjadi tiga bagian, yaitu alat untuk memotong TBS, alat untuk

membawa buah ke TPH, dan alat untuk membongkar atau memuat buah.

a) Alat untuk memotong TBS

Alat kerja untuk memotong buah pada panen di Afdeling 1 adalah egrek.

Tanaman yang telah tinggi atau umur 8 tahun keatas menggunakan alat kerja

panen berupa egrek yang disambung dengan sebuah tangkai. Tangkai egrek

56
dipasang pada ujung egrek. Tangkai egrek biasanya terbuat dari pipa logam

atau aluminium. Selain itu, ada kampak,gancu, dan batu asah. Kampak

digunakan untuk memotong tangkai buah yang terlalu panjang dan pelepah

yang jatuh, gancu digunakan untuk membantu mengangkat buah dan

mengorek berondolan di celah pelepah, dan batu asah digunakan untuk

mengasah dodos, egrek, dan kampak.

Gambar 15. Alat Panen

Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan

matang panen sesuai kriteria matang panen, mengumpulkan dan mengutip

brondolan serta menyusun tandan di tempat pengumpulan hasil (TPH)

bersama dengan brondolannya. Tujuan panen adalah untuk memanen seluruh

buah yang sudah matang panen dengan mutu yang baik secara konsisten

sehingga potensi produksi minyak dan inti sawit maksimal dapatdicapai.

Gambar 16. Panen menggunakan Eggrek

57
Buah Kelapa sawit yang dapat dipanen adalah yang memenuhikriteria
matang panen, sebagai berikut :

Gambar 16. Kriteria Matang Panen

Adapun kriteria panen yang berlaku di Unit Kebun Pabatu adalah 5

brondolan yang jatuh secara alami di piringan pokok. Brondolan kering atau

yang sakit tidak bisa dijadikan dasar sebagai kriteria matang panen. Dan

ketentuan bersih panen yang di lakukan pemanen yaitu tidak boleh tandan dan

brondolan tertinggal di piringan dan harus dikumpulkan di tempat

pengumpulan hasil (TPH).

Pemanen biasanya diberikan premi panen. Premi panen merupakan

tambahan upah atau gaji untuk pemanen. Premi diberikan dengan tujuan

untuk meningkatkan prestasi panen, baik dalam kuantitas maupun

kualitasnya. Biasanya premi diberikan apabila jumlah janjang yang dipanen

melebihi basis panen berdasarkan tahun tanam.

Rumus Premi Panen

PK :Premi
B :Kapasitas
NP :BasisBorong
D :NilaiPremi
:Denda

58
Apabila pemanen tidak melakukan tugasnya dengan benar maka akan

diberikan denda panen. Denda diberikan atas penilaian kulialitas lapangan

dan kesalahan panen (di TPH / Loading Ramp ) yang berdampak kepada

mutu lapangan dan mutu produksi penilaian di lapangan (Ancak Panen).

Berikut adalah kesalahan yang sering terjadi saat panen :

1. Brondolan ketinggalan di piringan

2. Buah matang yang tidak dipanen

3. Buah mentah (F00)

4. Tidak Cangkem kodok, tidak disusun rapih di TPH

5. Buah tidak di nomori

6. Pelepah sengkleh kena egrek

7. Pelepah tidak disusun di gawangan mati

8. Brondolan tertinggal di TPH dan lain sebagainya

4.5.2 Cangkem Kodok

Cangkem kodok yang artinya adalah bentuk pemotongan tangkai

tandan buah segar kelapa sawit berbentuk huruf “V”. Tujuan pembuatan

cangkem kodok yaitu karna pada bagian tangkai kelapa sawit mengandung

banyak air, jika tangkai tandan dibiarkan akan menyerap minyak dan

mengurangi produksi minyak dari tandan. Cangkem kodok dibuat

menggunakan kapak.

59
Gambar 17.Cangkem Kodok

4.5.3 Pengumpulan Brondolan

Brondolan merupakan buah-buah kecil yang biasanya jatuh ketika buah

yang dipanen sudah mencapai fraksi 0-6. Brondolan merupakan hasilpanen

yang paling berharga, hal ini dikarenakan brondolan memiliki kadarminyak

yang lebih tinggi karena tidak terikat lagi dengan tandannya, dimanatandan

dapat mengurangi jumlah minyak yang dihasilkan. Dalam pengutipan

brondolan sering terjadi adanya losses ataupun kerugian diakibatkan tidak

terkutipnya brondolan pada ketiak pokok, piringan, dan pasar pikul.

Gambar 18. Brondolan

4.5.4 Penomoran Buah

Apabila tandan kelapa sawit telah dibuat berbentuk cangkem kodok

maka dilakukan penomoran sebagai penanda siapa pemanenan yang telah

memotong buah tersebut. Biasanya nomor yang dibuat telah ditentukan krani

60
Gambar 19. Penomoran Tandan

4.5.5 Pengangkutan Hasil

Tandan buah segar (TBS) yang telah dipanen dan diperiksa, buah

kemudian diangkut menggunakan truk angkut. Pengangkutan diupayakan

dilakukan sore hari sebelum malam tiba agar tidak menyulitkan pengutipan

brondol di TPH. Tandan sawit ini akan dibawa ke pabrik kelapa sawit (PKS)

untuk ditimbang dan diolah.

Gambar 20. Pengangkutan Tandan Buah Segar

61
4.6 Pabrik Kelapa Sawit(PKS)

4.6.1 Jembatan Timbang(Weight Bridge)

Gambar 21. Jembatan Timbangan

Netto =Brutto – Tara


ket:
Netto =Beratbersih
Brutto=Beratkotor(beratkeseluruhantrukbesertamuatan)
Tara =Berattanpamuatan.
Kapasitasberatmaximumjembatantimbangan:40ton.

Rumus perhitungan pada jembatan timbangan adalah :


Pada jembatan timbang juga harus diperhatikan beberapa prosedur, seperti:

- Memposisikan kendaraan tepat pada bagian tengah timbangan.

- Mematikan mesin kendaraan agar tidak mempengaruhi hasil timbangan.

- Supir truk pengantar TBS juga harus turun agar berat truk yang

ditimbang akurat

4.6.2 Loading Ramp

Loading Ramp adalah sebagai tempat penampungan sementara Tandan

Buah Segar sebelum dimasukkan ke dalam lori. Namun, loading ramp bukan

hanya sebagai tempat penampungan sementara melainkan sebagai tempat

penyesortasian buah yang dilakukan petugas sortasi buah. Loading Ramp

pada PKS Dolok Sinumbah memiliki 20 pintu dengan masing-masing

62
berkapasitas 20 ton Tandan Buah Segar.

Gambar 22. Loading Ramp

4.6.3 Stasiun Buah Mentah

a. Lori

Adapun total jumlah lori tersebut yaitu 66 (60 lori beroperasi + 6 lori

sebagai cadangan) untuk kapasitas pabrik 30 ton/jam.

Gambar 23. Lori

b. Transfer Carriage

Alat ini berfungsi untuk memindahkan lori dari satu rel ke satu rel lainnya.

Dalam pemindahan maksimum muatan 3 lori di transfer carriage dengan

kapasitas tekanan pada transfer carriage adalah 3.500 psi / 250 bar.

Gambar 24.
Transfer
carriage

63
c. Caapstand

Capstand adalah penarik lori dengan mekanisasi pada capstand ialah

menggulung tali baja yang disangkut ke lori sehingga lori tersebut bergerak

saat capstand dihidupkan. Rangkaian lori yang berisi TBS tersebut akan

ditarik menggunakan kabel dari baja yang tersambung kepada bollard.

Nantinya guide bollard akan mengarahkan kabel track lier untuk menarik

rangkain lori berisikan TBS. Panjang kabel pada capstand ialah 60 m.

Gambar 25. Capstand

4.6.4 Stasiun Rebusan(Station sterilizer)

a. Sterilizer

Jumlah sterilizier horinzontal pada PT.PN IV PKS Dolok sinumbah adalah

3 unit (2 unit beroperasi + 1 unit stand by atau sebagai cadangan) dengan

kapasitas masing-masing 10 lori atau ± 25 ton TBS dengan waktu

perebusan 90 menit dan untuk 1 siklus perebusan ialah 100 menit. Tekanan

pada stasiun rebusan adalah 2,8 – 3,0 kg/cm2 dan rentang suhu 135 –

140ºC. Perebusan dilakukan dengan mengalirkan steam dari Back

Pressure Vessel.

64
Gambar 26. Sterilizer

4.6.5 Stasiun Penebah(Thressing Station)

a. Hoisting Crane

Hoisting Crane merupakan alat pengangkut yang digunakan untuk

memindahkan lori yang berisikan tandan buah yang telah selesai direbus

di sterilizer dengan mengangkutnya dan menuangnya ke auto feeder, lalu

meletakkan kembali lori yang telah kosong kembali pada rel yang menuju

stasiun buah mentah untuk dimuat kembali. Ketika menuang tandan buah

rebus ke auto feeder diperhatikan tumpukan buah pada auto feeder jangan

terlalu penuh. Terdapat 2 unit Hoisting Crane di PT.PN IV Dolok

Sinumbah dimana 1 unit dioperasikan dan 1 unit lainnya dalam keadaan

stand by atau sebagai cadangan. Bagian terpenting dari Hoisting crane

sendiri adalah joystick yang berfungsi untuk menggerakkan Hoisting

Crane bila terjadi kerusakan pada bagian joystick maka alat ini tidak akan

dapat digunakan. Untuk menjaga keamanan operator maka ketika

mengoperasikan alat hoisting crane dipastikan tidak ada satupun operator

yang berada dibawah hoisting crane baik ketika mengangkat ataupun

menurunkan lori. Dan pengecekan kondisi crane dilakukan rutin terutama

65
pada bagian friction brake, kopling, bolt bearing, beam, gear box, serta

roda dan gigi penempatan rantai.

Gambar 27. Hoisting Crane

b. Auto Feeder

Auto Feeder adalah alat yang digunakan untuk menampung serta

mengatur pemasukan tandan buah rebus yang akan ditebah di thresher.

Auto feeder ini digerakkan oleh elektromotor, dan memiliki kecepatan 2

rpm dengan kapasitas 30 ton/jam.

Gambar 28. Auto Feeder

c. Thresher

Berfungsi untuk melepaskan brondolan dari tandan buah sawit dengan

menggunakan prinsip kerja membanting buah dalam drum berputar-

berputar. Kecepatan putar akan mempengaruhi eifiensi pemipilan.

Gambar 29.
Thresher

66
4.6.6 Stasiun Kempa(pressing station)

a. Digester

Digester adalah alat yang berfungsi untuk melumatkan brondolan.

Digester dilengkapi dengan beberapa macam pisau : (aduk, pisau panjang,

dan pendek , dan pisau lempar) yang digunakan untuk melumatkan

brondolan.

Gambar 30. Pisau Pelumat pada Digester

b. Kempa(Screw press)

Screw press berfungsi untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari

daging buah (mesocarp).

Gambar 31. Kempa

c. Oil-gutter

Oil-gutter adalah tempat penampungan hasil minyak dari proses

pengempaan yang masih berupa minyak kasar dan diteruskan ke sand

trap. Posisi oil-gutter tepat pada bawah screw press.

Gambar 32.
Oil-gutter

67
4.6.7 Stasiun Pemurnian Minyak(clarification station)
Stasiun pemurnian minyak adalah tempat minyak dipisahkan dari air
dan sludge. Setelah melewati proses pemurnian minyak maka minyak
disimpan di storage tank dan siap untuk dijual. Adapun stasiun pemurnian
minyak meliputi:

Gambar 33. Vibro double deck, Bak RO, Continous settling tank

Gambar 34. Oil tank, Vacuum Dryer, Storage tank

Gambar 35. Sludge Tank , Sand Cyclone, Tricanter

Gambar 36. Fat-fit, Vibro single deck

68
4.6.8 Pabrik Pengolahan Biji

Pada PKS Dolok Sinumbah terdapat 2 jenis hasil produksi yaitu CPO

(Crude Palm Oil) dan inti produksi. Nantinya kedua produk hasil olahan

tersebut akan dijual kepada pihak pembeli atau dikirim ke tempat lain untuk

diolah lebih lanjut. Adapun fungsi pabrik pengolahan biji yaitu untuk

mengolah biji sawit hingga memperoleh hasil akhir berupa intinya, cangkang

yang terpisah akan dijadikan sebagai bahan bakar boiler.

Adapun alat pengolahan biji yang terdapat di PKS Dolok Sinumbah

terdiri dari:

1. Cake Breaker Conveyor (CBC)

2. Depericarper

3. Nut Polishing Drum

4. Destoner

5. Nut Grading Drum

6. Nut Silo

7. Ripple Mill

8. Light Tenera Dust Separator (LTDS)

9. Hydrocyclone

10. Kernel Dryer (KD)

11. Bunker Inti

69
4.6.9 Stasiun Pemurniaan Air

Water Treatment (Stasiun Pemurnian Air) merupakan stasiun yang

penting bagi keberlangsungan proses pengolahan di pabrik. Hal ini karena air

yang berasal dari stasiun pemurnian air nantinya akan digunakan pada

stasiun-stasiun pengolahan di pabrik. Selain itu jika tidak dilakukan proses

pemurnian pada air, maka alat-alat dan pipa-pipa yang terdapat di pabrik akan

cepat rusak dan menjadi berkarat. Pada stasiun pemurnian air juga terdapat

norma yang telah ditetapkan dan harus diikuti demi menjaga peralatan serta

hasil produksi pengolahan di pabrik. Air yang telah dimurnikan di stasiun

pemurnian air nantinya akan didistribusikan sebagai air untuk membantu

proses pengolahan dan untuk kepentingan laboratorium, serta air umpan yang

masuk kedalam mesin boiler.

Adapun alat yang terdapat di stasiun pemurnian air terdiri dari:

1. Kolam Pengendapan Lumpur

2. Bak Air Kotor

3. Menara Air Kotor

4. Clarifier Tank

5. Bak Air Bersih

6. Sand Filter

7. Tower Water Tank

8. Anion dan Kation Tank

9. Boiler Feed Water Tank

10. Deaerator

70
Gambar 37. Kolam pengendapan lumpur Bak air kotor, Clarifier tank

Gambar 38. Bak air bersih, Sand filter tank, Tower water tank

Gambar 39. Anion dan cation tank, Boiler feed water tank, Deaerator

4.6.10 Unit Pembangkit Tenaga Listrik dan Sumber Tenaga Panas

Pada unit ini sumber panas berupa uap atau steam dan listrik

dihasilkan, Sering kali pada unit ini disebut sebagai jantung dari PKS.

Gambar 40. Boiler, Turbin, Back pressuer Vessel

71
Gambar 41. Main switch board (Panel kontrol), Genset

4.6.11 Stasiun Pengolahan Limbah

Dalam pengolahan TBS untuk menghasilkan CPO, Pabrik Kelapa sawit

juga menghasilkan limbah, dimana limbah ini dapat dikategorikan menjadi 3

berdasarkan fasenya yaitu limbah padat, cair dan gas. Limbah padat dari PKS

umumnya meliputi tankos, serat, cangkang, abu boiler serta solid decanter.

Penanganan limbah padat ini umumnya tidak terlalu rumit, umumnya limbah

padat dapat digunakan kembali baik sebagai bahan bakar, maupun pupuk.

Limbah berwujud gas yang dihasilkan oleh PKS berasal dari asap

pembakaran boiler.

Limbah yang menjadi perhatian adalah limbah cair atau limbah cair

kelapa sawit. Limbah ini harus diolah terlebih dahulu karena mengandung

bahan pencemar yang dapat merusak lingkungan. Nilai BOD nya yang tinggi

serta PH-nya yang rendah. Limbah cair ini sebenarnya dapat diaplikasikan

pada lahan perkebunan karena mengandung unsur hara makro seperti N, P,

K, dan Mg yang dibutuhkan oleh tanaman. Umumnya pabrik kelapa sawit

menggunakan proses biologis yang melibatkan kolam-kolam dalam

pengolahan limbahnya dengan tahapan sebagai berikut.

a. Deoling Pond

Kolam ini memiliki fungsi untuk mengutip minyak pada limbah.

72
b. Acidification Pond

Untuk Kandungan asam mudah menguap pada tahap ini limbah akan

dirombak/ dirubah menjadi Volatile Fatty Acid (VFA) yaitu asam yang

mudah menguap dari ± 1.000 ppm menjadi ± 5.000 ppm ,ph 4-5 dan suhu

40°C. Kapasitas 3534m³.

c. Anaaerobic Pond

Setelah 1 hari, limbah cair di Acid Fication Pond dialirkan ke kolam

anaerobic, di sini terjadi proses penguraian bahan organik oleh bakteri

anaerobic. Masa tinggal di kolam anaerobic adalah 50 hari. Pada kolam

ini bakteri anaerobik yang aktif akan membentuk asam organik menjadi

metan dan gas CO2. Kapasitas kolam adalah 28,330m³. Kedalaman harus

dipertahankan >3 m (dari kedalaman awal 5,5 m) agar aktivitas bakteri

tidak menurun. Retention time ± 80 hari.

d. Land Application

Pemanfaatan limbah cair dari pabrik untuk meningkatkan kesuburan

tanah dapat dilakukan dengan memompa limbah cair ke area tanaman

kelapa sawit.

73
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang di dapat selama melakukan magang di

PT.Perkebunan Nusantara IV Unit Kebun Dolok Sinumbah bagian tanaman

adalah:

1. Kebun dan PKS Dolok Sinumbah merupakan salah satu unit perusahaan

PT. Perkebunan Nusantara IV yang berada di Kec. Huta Bayu Raja,

Kab.Simalungun

2. Kegiatan yang ada di kebun Dolok Sinumbah adalah kegiatan pada

tanaman belum menghasilkan dan tanaman menghasilkan

3. Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) adalah kegiatan yang dilakukan

pada tanaman kelapa sawit saat tanaman masih berumur 0-3 tahun atau

tanaman belum menghasilkan tandan buah.

4. Tanaman menghasilkan (TM) merupakan tanaman kelapa sawit dengann

kondisi lebih dari 25% sudah menghasilkan TBS (Tandan Buah Segar)

dengan berat lebih dari 3 kg.

5. Hal yang perlu diperhatikan saat panen adalah kriteria matang panen yang

diterapkan di Kebun Dolok Sinumbah adalah 5 brondolan di piringan. Pada

kegiatan pemanenan, sebelum panen para mandor melakukan lingkaran

pagi bersama asisten kemudian mandor panen melakukan apel pagi dilahan

bersama karyawan panen untuk memberikan arahan, absen dan buku hasil

kerja.

6. Pabrik PKS Dolok Sinumbah menghasilkan produk berupa CPO dan PKO.

74
7. Pengolahan kelapa sawit hingga dapat menghasilkan CPO (Crude Palm

Oil) diproses melalui beberapa stasiun, yaitu stasiun timbangan, stasiun

loading ramp, stasiun perebusan, stasiun penebahan, stasiun kempa,

stasiun klarifikasi dan CPO yang didapat akan disimpan pada storage tank.

8. Pengolahan kelapa sawit hingga dapat menghasilkan PKO (Palm Kernel

Oil) diproses melalui beberapa mesin, yaitu Cake Breaker Conveyor

(CBC), Depericarper, Nut Polishing Drum, Destoner, Nut Grading Drum,

Nut Silo, Ripple Mill, Light Tenera Dust Separator (LTDS), Hydrocyclone,

Kernel Dryer (KD), dan Bunker Inti.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dari Pelaksanaan Magang di PT Perkebunan

Nusantara IV Unit Dolok Sinumbah, maka terdapat beberapa saran antara

lain:

1. Untuk mahasiswa yang ingin Magang di PT Perkebunan Nusantara IV

Unit Dolok Sinumbah sebaiknya dapat lebih mempersiapkan diri baik

dari segi Kesehatan maupun mental,karena kita berada di lapangan

sehingga membutuhkan stamina yang sangat kuat.

2. Untuk mahasiswa yang akan melaksanakan Magang selanjutnya di PT

Perkebunan Nusantara IV Unit Dolok Sinumbah sebaiknya menjalin

silahturahmi baik kepada masyarakatnya karena hal ini dapat membantu

kita dalam segala hal

3. Untuk Mahasiswa yang akan melaksanakan magang di PTPN IV unit

Dolok Sinumbah sebaiknya dapat menggunakan Kendaraan bermotor serta

di

75
anjurkan untukpaham dengan tata letak kebun sehingga memudahkan

dalam Terjun Langsung ke Lapangan

4. Tetap menjaga kebersihan selama operasi kerja baik di pabrik maupun di

laboratorium PKS Dolok Sinumbah

5. Mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja bagi operator dan

karyawan yang bekerja di seluruh areal pabrik agar meminimalisir

terjadinya kecelakaan kerja

76
DAFTAR PUSTAKA

Anugrah, P. T., & Wachjar, A. (2018). Pengelolaan Pemanenan dan Transportasi


Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Bangun Bandar Estate, Sumatera
Utara.BuletinAgrohorti,6(2),213–220.
https://doi.org/10.29244/agrob.v6i2.18810

Basri, A. H. H. (2018). Persiapan Lahan Perkebunan kelapa Sawit.

Febrianto, M. R. (2013). Pembukaan Lahan Kelapa Sawit (Elais Guinensis Jack)


diKebun Batang Toru PTPN III. Agroteknologi, 16(22), 119–128.

Ma’ruf, A. (2018a). Pembibitan dan Penanaman Kelapa Sawit di Pre Nursery dan
Main Nursery. Agroteknologi, June.

Massinai, R. (2015). Pemeliharaan dan Perawatan Tanaman Kelapa Sawit Pada


Tanaman Belum Menghasilkan di Lahan Kering. Pemeliharaan, 1, 10–40.

Rizki, M. (2018). TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis


guinensiss Jacq.) PADA TAHAPAN PRE NURSERY DAN MAIN
NURSERY DI PT. SOCFINDO KEBUN MATA PAO. Agroteknologi, 1–
17.

Naibaho. P. M. 1996. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit Medan PT. Perkebunan


Nusantara IV. Medan, Sumatera Utara.

Riska. T. S. 2014. Hubungan Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


dengan Perilaku Aman (Safe Behavior) pada karyawan bagian produksi
pengolahan minyak sawit di PTPN IV Kebun Dolok Ilir. Skripsi. Fakultas
Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara: Medan.

Stephanie. H., N. Tinaprilla., A. Rifin. 2018. Efisiensi Pabrik Kelapa Sawit di


Indonesia. Jurnal Agribisnis Indonesia. 6(1). Hal : 13-22.

Maimun. T., N. Arahman., F. A. Hasibuan., P. Rahayu. 2017. Penghambatan


Peningkatan Kadar Asam Lemak Bebas (Free Fatty Acid). Pada Buah
Kelapa Sawit dengan menggunakan Asap Cair. Jurnal Teknologi dan
Industri Pertanian Indonesia. 9(2). Hal : 44-49.

77
LAMPIRAN

78
79

Anda mungkin juga menyukai