Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PADA PT.SOCIMAS (SINARMAS)
Jl.Pulau Irian No.2 Kawasan Industri Medan
Mabar, Sumatera Utara, Indonesia

Disusun Oleh :
N NAMA NIM JURUSAN
O
1. Sabda Felix Regan Situmorang 17 01 159 Tekinik Kimia
2. Satria Sinulingga 17 01 160 Tekinik Kimia

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R .I.


POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRIMEDAN
JURUSAN TEKNIK KIMIA
2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa yang telah memberikan hidayah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan ini. Pada dasarnya, tujuan
dibuatnya laporan Praktek Kerja Lapangan ini adalah sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III (D-III) Teknik Kimia. Laporan ini
disusun berdasarkan data-data Praktek Kerja Lapangan yang dilaksanakan pada
tanggal 01 juli 2019 sampai 31 juli 2019 di PT. SOCI MAS.

Penyusunan laporan Praktek Keja Lapangan ini tidak terlepas dari


bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dengan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. H. Mansyur, M.Si selaku Direktur Politeknik Teknnologi Kimia
Industri Medan.
2. Bapak Hasbullah Panggabean, ST, MT selaku Pembantu Direktur I Politeknik
Teknologi Kimia Industri Medan.
3. Ibu Maulidna, ST, M.Si selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia Politeknik
Teknologi Kimia Industri Medan.
4. Ibu Mahyana, SE selaku Kasubbag Administrasi Akademik Kemahasiswaan
dan Kerjasama.
5. Bapak Sabar Sitorus selaku Plant Manager di PT. SOCI MAS.
6. Bapak Sukadi Pranata selaku Leadershift Super Intendent di PT. SOCI MAS.
7. Bapak Togar Manik selaku Human Resource Business Partnerdi PT. SOCI
MAS.
8. Ibu Susi Farida Silalahi selaku karyawan Human Resource di PT. SOCI MAS.
9. Team DCS di PT. SOCI MAS.
10. Keluarga besar PT. SOCI MAS.
11. Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian laporan Praktek Kerja
Lapangan ini.

i
Semoga laporan Praktek Kerja Lapangan ini bisa memberikan manfaat
kepada kami serta kepada para pembaca yang budiman. Kami sadar bahwa
laporan ini masih memiliki banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca demi kesempurnaan penyusunan laporan ini dan bermanfaat bagi kita
semua. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Maret 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

COVER LAPORAN
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 4
1.2. Rumusan Masalah 3
1.3. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 3
BAB II. KAJIAN PUSTAKA 4
2.1 Palm Kernel Oil (PKO).......................................................................... 4
2.2 Proses di Unit Fraksinasi #500 PT. SOCI MAS 7
2.3 Asam Lemak (Fatty Acid) 7
2.4 Sifat Kimia-Fisik Asam Lemak 10

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 14


3.1. Tempat dan Waktu 14
3.2. Pengumpulan Data 15
3.3. Alat dan Bahan 15
3.4 Metode................................................................................................. 16
BAB IV. PEMBAHASAN 17
4.1 Data Pengamatan................................................................................ 17
4.2 Analisa dan Perhitungan Data............................................................. 21
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 33
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 34

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Hidrogenasi juga disebut pengerasan, menyebabkan penjenuhan ikatan


rangkap dalam rangkaian asam lemak dari trigliserida. Dua akibat yang
ditimbulkan yaitu titik cair lemak atau minyak akan naik menjadi lebih stabil
terhadap ketengikan oksidatif. (Buckle, K., 1987, hal: 332).

Proses hidrogenasi biasanya melibatkan penggunaan katalis. Katalis yng


digunakan di PT.SOCI adalah katalis Nikel. Katalis adalah suatu zat yang
mengakibatkan reaksi lebih cepat mencapai kesetimbangan. Katalis tidak akan
merubah nilai tetapan kesetimbangan, dan tidak mengalami perubahan apa pun.
(Cottonet al, 1989).

Pada Laporan PKL ini akan dikaji Banyak hydrogen yang dibutuhkan
pada unit Hidrogenasi menghasilkan produk Asam stearat dari pemutusan ikatan
rangkap asam oleat,asam linoleat,dan asam linolenat. Judul Laporan PKL ini
adalah:

“PERHITUNGAN NERACA MASSA PADA UNIT HIDROGENASI 2#200


DI PABRIK PT. SOCI MAS MEDAN”
1.2. Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis
merumuskan suatu pokok permasalahan yang terkait dengan permasalahan
yang ditemukan di lapangan. Adapun rumusan pokok permasalahan yang
didapat adalah sebagai berikut:
1. Banyak hydrogen yang dibutuhkan pada unit Hidrogenasi menghasilkan
produk Asam stearat dari pemutusan ikatan rangkap asam oleat,asam
linoleat,dan asam linolenat?
1.3. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian


1. Untuk mendapatkan kesetimbangan bahan pada umpan yang
masuk dengan produk yang dihasilkan dengan proses hidrogenasi
di section 2#200 PT.SOCIMAS MEDAN.
2. Untuk mendapatkan massa Hidrogen yang dibutuhkan untuk
memutuskan ikatan rangkap di PT.SOCIMAS MEDAN.

1.3.2. Manfaat Penelitian


1. Mengetahui cara-cara pemutusan ikatan rangkap di hidrogensaai
2#200.
2. Mengetahui berbagai jenis peralatan yang diperlukan pada proses
Hidrogenasi.
3. Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai proses
pemutusan ikatan rangkap di unit Hidrogenasi 2#200.
BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1.Kelapa Sawit
Kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ) bukan merupakan tanaman asli
Indonesia,tetapi berasal dari Afrika. Kelapa sawit pada awal mulanya didatangkan
ke Indonesia sebagai tanaman hias di Kebun Raya Bogor. (Teguh W, 2006, hal:
1).Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ) berasal dari Guinea dipesisir
Afrika Barat, kemudian diperkenalkan ke bagian Afrika lainnya, Asia Tenggara
danAmerika Latin. Kelapa sawit tumbuh baik pada daerah iklim tropis. (Rondang
T,2006, hal:21).
Kelapa sawit mempunyai beberapa jenis atau varietas yang dikenal sebagai
Dura, Tenera dan Pisifera. Ketiga jenis ini dapat dibedakan dengan cara
memotong buahnya secara memanjang/melintang. Dura memiliki inti besar dan
bijinya sedikit dikelilingi sabut. Deli dura memiliki inti besar dan cangkang tebal
serta dipakai oleh pusat-pusat penelitian untuk memproduksi jenis Tenera. Tenera
merupakan hasil persilangan antara Dura dan Pisifera, memiliki cangkang tipis
dengan cincin serat di sekeliling biji. Pisifera tidak mempunyai cangkang dengan
inti kecil sehingga tidak dikembangkan sebagai tanaman komersial.
Tanaman kelapa sawit baru dapat berproduksi setelah berumur sekitar 30
bulan setelah ditanam di lapangan. Buah yang duhasilkan disebut tandan buah
segar (TBS) atau fresh fruit bunch (FFB). Produktivitas tanaman kelapa sawit
meningkat mulai umur 3-14 tahun dan akan menurun kembali setelah umur 15-25
tahun. Setiap pohon sawit dapat menghasilkan 10-15 TBS per tahun. TBS diolah
di pabrik kelapa sawit untuk diambil minyak dan intinya. Minyak dan inti yang
dihasilkan dari pabrik kelapa sawit merupakan produk setengah jadi. Minyak
mentah atau crude palm oil (CPO), dan inti harus diolah lebih lanjut untuk
dijadikan produk jadi lainnya. (Iyung, P., 2006, hal: 221-223).
Tanaman kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu bagian
vegetatif dan bagian generatif. Bagian vegetatif kelapa sawit meliputi akar, batang
dan daun, sedangkan bagian generatif yang merupakan alat perkembangbiakan
terdiri dari bunga dan buah. (Yan Fauzi, 2006, hal: 25).
Pada saat ini, perkebunan kelapa sawit telah berkembang lebih jauh sejalan
dengan kebutuhan dunia akan minyak nabati dan produk industri oleochemical.
Produk minyak sawit merupakan komponen penting dalam perdagangan minyak
nabati dunia. (Iyung, P., 2006, hal: 69).
Perkebunan kelapa sawit merupakan jenis usaha jangka panjang. Kelapa
sawit yang ditanam saat ini baru akan dipanen hasilnya beberapa tahun kemudian.
Sebagai tanaman tahunan (perennial crop), pada kelapa sawit dikenal periode
tanaman belum menghasilkan (TBM) yang lamanya bervariasi antara 2-4 tahun.
(Iyung, P., 2006, hal:84).

2.2. Minyak Sawit dan Minyak Inti Sawit


Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80% perikarp dan 20% buah yang
dilapisi kulit yang tipis. Kandungan minyak dalam perikarp sekitar 30%-40%.
Kelapa sawit menghasilkan dua macam minyak yang sangat berlainan sifatnya,
yaitu:
1. Minyak sawit (CPO), yaitu minyak yang berasal dari sabut kelapa sawit.
2. Minyak inti sawit (PKO), yaitu minyak yang berasal dari inti kelapa sawit.
(Rondang T, 2006, hal: 21).
Minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dari inti kelapa sawit dinamakan
minyak inti kelapa sawit (palm kernel oil) dan sebagai hasil samping ialah bungkil
inti kelapa sawit (palm kernel meal atau pellet).Bungkil inti kelapa sawit adalah
inti kelapa sawit yang telah mengalami proses ekstraksi dan pengeringan.
Sedangkan pellet adalah bubuk yang telah dicetak kecil kecil berbentuk bulat
panjang dengan diameter kurang lebih 8 mm. selain itu bungkil kelapa sawit dapat
digunakan sebagai makanan ternak. (Ketaren S, 1986, hal: 251).
Pada umumnya minyak sawit mengandung lebih banyak asam-asam
palmitat,oleat dan linoleat jika dibandingkan dengan minyak inti sawit. Minyak
sawit merupakan gliserida yang terdiri dari berbagai asam lemak, sehingga titik
lebur dari gliserida tersebut tergantung pada kejenuhan asam lemaknya. Semakin
jenuh asam lemaknya semakin tinggi titik lebur dari minyak sawit tersebut.
(Rondang T, 2006,hal: 21-22).
Minyak inti sawit yang baik, berkadar asam lemak bebas yang rendah dan
berwarna kuning terang serta mudah dipucatkan. Bungkil inti sawit diinginkan
berwarna relatif terang dan nilai gizi serta kandungan asam aminonya tidak
berubah.(Ketaren S, 1986, hal: 260).
Komponen penyusun minyak sawit terdiri dari trigliserida dan non
trigliserida.Asam-asam lemak penyusun trigliserida terdiri dari asam lemak jenuh
dan asam lemaktak jenuh. Komponen non trigliserida merupakan komponen yang
menyebabkan rasa,aroma dan warna yang kurang baik. Kandungan minyak sawit
yang terdapat dalam jumlah yang sedikit ini, sering memegang peranan penting
dalam menentukan mutu minyak. (Rondang T, 2006, hal: 22).

2.3. Refined Bleached Deodorized Palm Stearin (RBDPS)


RBDPS adalah fraksi lemak yang diperoleh dari CPO yang telah
mengalami refinasi lengkap. Kadar FFA-nya hanya 0,2% dan titik lunaknya sama
dengan Crude Palm Stearin (480C), namun warnanya lebih kuning. (PT.
International Contact Business System, inc., 1997, hal: 6). Tabel 2.1. Syarat Mutu
Ekspor RBD Palm Stearin (RBDPS) Berdasarkan SP.159.1984. Karakteristik
Syarat Cara pengujian Asam lemak bebas sebagai palmitat, %(b/b) maksimum
0,03 SP-SMP-30-1975 Revisi Maret 1984 Kadar air dan kotoran, %(b/b)-
maksimum Revisi Maret 1984 0,15 SP-SMP-28-1975 & SP-SMP-29-1975
Karakteristik Syarat Cara pengujian Bilangan Iod, (Wijs)minimum Titik
lunak, 0C maksimum 40 48 SP-SMP-333-1984 SP-SMP-333-1984 Warna
-merah/R-maksimum -kuning/Y-maksimum (51/4, cell) 3 30 SP-SMP-72-1975
Revisi Maret 1984 Rasa Normal organoleptik
Ket: yang dimaksud dengan normal adalah rasa khas untuk minyak kelapa sawit
(bland)(PT. International Contact Business System, inc., 1997, hal: 178).
2.4. Lemak dan Minyak
Istilah lemak (fat) biasa digunakan untuk campuran trigliserida yang berbentuk
padat pada suhu ruangan, sedangkan minyak (oil) berarti campuran trigliserida
cair pada suhu ruangan. (Buckle KA, 1987, hal: 328).
Pengertian umum kata lemak (fat) mempunyai arti suatu zat yang tidak larut
dalam air yang dapat dipisahkan dari tanaman atau binatang. Sedangkan perkataan
minyak (oil) dapat mempunyai dua pengertian. Bila digunakan bersama-sama
dengan kata lemak dapat ekspresi fat and oil atau lemak dan minyak maka dapat
diartikan bahwa zat tersebut sebagai lemak, kecuali bila ia merupakan bentuk
cairan yang sempurna pada suhu biasa, maka ia disebut minyak. Minyak sendiri
dapat dibedakan secara fundamental dari berbagai macam cairan lain seperti
minyak tambang (mineral oil) dan minyak atsiri (essential oil). Minyak sering
disebut juga asam lemak (fatty acid). Sekarang penggunaan perkataan fatdiartikan
untuk meliputi lemak dan minyak lemak yang kemudian menjadi lazim.
Dari bentuk strukturnya, trigliserida dapat dipandang sebagai hasil
kondensasi dari suatu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak; dan
daripadanya menghasilkan tiga molekul air dan satu molekul trigliserida.
(Hardjono S, 2005, hal: 98-99)

2.5. Sifat Lemak dan Minyak


Sifat fisikokimia lemak dan minyak berbeda satu sama lain, tergantung pada
sumbernya. Secara umum, bentuk trigliserida lemak dan minyak hampir sama,
tetapi wujudnya berbeda. Dalam pengertian sehari-hari, disebut lemak jika
berbentuk padat pada suhu kamar dan disebut minyak jika berbentuk cair pada
suhu kamar. (Yazid et al, 2006, hal: 43).
Lemak dan minyak mempunyai sifat antara lain:
1. Kelarutan
Lemak dan minyak tidak larut dalam air. Lemak dan minyak larut dalam
pelarut organik seperti minyak tanah, eter dan karbon tetraklorida.
2. Pengaruh Panas
Jika lemak dipanaskan, akan terjadi perubahan nyata pada tiga titik suhu.

(a). Titik cair


Lemak mencair jika dipanaskan. Karena lemak adalah campuran trigliserida
mereka tidak mempunyai titik cair yang jelas tetapi akan mencair pada suatu
rentangan suhu. Suhu pada saat lemak terlihat mulai mencair disebut titik cair.
Kebanyakan lemak mencair pada suhu antara 300C dan 400C. Titik cair untuk
lemak adalah di bawah suhu udara biasa.
(b). Titik asap
Jika lemak atau minyak dipanaskan sampai suhu tertentu, dia akan mulai
mengalami dekomposisi, menghasilkan kabut berwarna biru atau menghasilkan
asap dengan bau karakteristik menusuk. Kebanyakan lemak dan minyak mulai
berasap pada suhu di atas 2000C. Umumnya, minyak nabati mempunyai titik asap
lebih tinggi
daripada lemak hewani. Titik asap bermanfaat dalam menentukan lemak atau
minyak
yang sesuai untuk keperluan menggoreng.
(c). Titik nyala
Jika lemak dipanaskan hingga suhu yang cukup tinggi, dia akan menyala. Suhu
ini dikenal sebagai titik nyala.
3. Plastisasi
Lemak bersifat plastis pada suhu tertentu, lunak dan dapat dioleskan. Plastisasi
lemak disebabkan karena lemak merupakan campuran trigliserida yang masing
masing mempunyai titik cair sendiri-sendiri; ini berarti bahwa pada suatu suhu,
sebagian dari lemak akan cair dan sebagian lagi dalam bentuk kristal-kristal padat.
Lemak yang mengandung kristal-kristal kecil, akibat proses pendinginan cepat
selama proses pengolahannya akan memberikan sifat lebih plastis.
Rentangan suhu di mana lemak menunjukkan watak plastis dikenal
sebagai rentangan suhu plastis (plastic range) lemak tersebut.
4. Ketengikan
Ketengikan adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan rusaknya lemak dan
minyak. Pada dasarnya ada dua tipe reaksi yang berperan pada proses ketengikan,
yaitu oksidasi dan hidrolisis.
(a) Oksidasi
Ini terjadi sebagai hasil reaksi antara trigliserida tidak jenuh dan oksigen dari
udara. Molekul oksigen bergabung pada ikatan ganda molekul trigliserida dan
dapat terbentuk berbagai senyawa yang menimbulkan rasa tengik yang tidak
sedap. Reaksi ini dipercepat oleh panas, cahaya dan logam-logam dalam
konsentrasi amat kecil, khususnya tembaga.
5. Saponifikasi
Trigliserida bereaksi dengan alkali membentuk sabun dan gliserol. Proses ini
dikenal sebagai saponifikasi. (Gamanet al,1981, hal: 77-80).
2.6. Reaksi Lemak dan Minyak
Reaksi yang penting pada minyak dan lemak adalah reaksi hidrolisa, oksidasi,
hidrogenasi dan esterifikasi.
1. Hidrolisa
Dalam reaksi hidrolisa, minyak atau lemak akan diubah menjadi asam-asam
lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisa yang dapat mengakibatkan kerusakan
minyak atau lemak terjadi karena terdapatnya sejumlah air dalam minyak atau
lemak tersebut. Reaksi ini akan mengakibatkan kerusakan ketengikan hidrolisa
yang menghasilkan flavor dan bau tengik pada minyak tersebut.
2. oksidasi
Proses oksidasi dapat berlansung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen
dengan minyak atau lemak. Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan
bau tengik pada minyak dan lemak. Oksidasi biasanya dimulai dengan
pembentukkan peroksida dan hidroperoksida. Tingkat selanjutnya ialah terurainya
asam-asam lemak disertai dengan konversi hidroperoksida menjadi aldehid dan
keton serta asam-asam lemak bebas.
3. Hidrogenasi
Proses hidrogenasi sebagai suatu proses industri bertujuan untuk menjenuhkan
ikatan rangkap dari rantai karbon asam lemak pada minyak atau lemak. Reaksi
hidrogenasi ini dilakukan dengan menggunakan hidrogen murni dan ditambahkan
serbuk nikel sebagai katalisator. Setelah proses hidrogenasi selesai, minyak
didinginkan dan katalisator dipisahkan dengan cara penyaringan. Hasilnya adalah
minyak yang bersifat plastis atau keras tergantung pada derajat kejenuhannya.
Katalis adalah zat yang dapat mempengaruhi laju/kecepatan suatu reaksi dan
diperoleh kembali di akhir reaksi. (Mulyono HAM, 2006).
Reaksi pada proses hidrogenasi terjadi pada permukaan katalis yang
mengakibatkan reaksi antara molekul-molekul minyak dengan gas hidrogen.
Hidrogen akan diikat oleh asam lemak yang tidak jenuh, yaitu pada ikatan
rangkap, membentuk radikal komplek antara hidrogen, nikel dan asam lemak tak
jenuh. Setelah terjadi penguraian nikel dan radikal asam bebas, akan dihasilkan
suatu tingkat kejenuhan yang lebih tinggi. Radikal asam bebas dapat terus
bereaksi dengan hidrogen, membentuk asam lemak yang jenuh. Nikel merupakan
katalis yang sering digunakan dalam proses hidrogenasi, sedangkan palladium,
platina dan copper chromite jarang dipergunakan. Hal ini disebabkan nikel lebih
ekonomis dan lebih efisien daripada logam lainnya. Untuk keperluan minyak
makan, sebelum dilakukan hidrogenasi, minyak harus bebas dari sabun, kering
dan mempunyai kandungan asam lemak bebas dan kandungan fospatida yang
rendah. (Ketaren S, 1986, hal: 26-29).
Nikel adalah logam yang keras, warna putih keabu-abuan, mudah ditempa dan
digulung serta tahan korosi diudara terbuka. (Cooket al,1986, hal: 7).
4. Esterifikasi
Proses esterifikasi bertujuan untuk mengubah asam-asam lemak dari trigliserida
dalam bentuk ester. Reaksi esterifikasi dapat dilakukan melalui reaksi kimia yand
disebutinteresterifikasiatau pertukaran ester yang didasarkan atas prinsip
transesterifikasi friedel-craft. Dengan menggunakan prinsip reaksi ini,
hidrokarbon rantai pendek dalam asam lemak seperti asam butirat dan asam
kaproat yang menyebabkan bau tidak enak, dapat ditukar dengan rantai panjang
yang bersifat tidak menguap. (Ketaren S, 1986, hal: 29)
2.7. Asam Lemak
Asam lemak adalah bagian integral dari biomolekul lipid, jarang ditemukan bebas
di alam karena selalu terikat sebagai ester. Suatu molekul asam lemak dengan
berat molekul tinggi memperlihatkan sifat lipid, karena itu kadang-kadang suatu
asam lemak disamakan dengan lipid. Asam lemak adalah asam karboksilat, suatu
asam organik. Berdasarkan kerangka hidrokarbon, asam lemak dibedakan atas dua
golongan utama, yaitu:
1. asam lemak jenuh (saturated acid): asam lemak yang tidak mempunyai ikatan
rangkap.
Contoh: asam palmitat, asam stearat dan asam kaprat.
Sumber: sebagian besar pada lemak hewan.
2. asam lemak tak jenuh (unsaturated acid): yaitu asam lemak yang mempunyai
satu atau lebih ikatan rangkap.
Contoh: asam palmitat, asam linoleat dan asam linolenat.
Sumber: minyak nabati pada biji-bijian atau kacang-kacangan.
(Yazid, E., 2006, hal: 43).
selain dua golongan diatas, dikenal juga dua golongan lain dari asam lemak yaitu:
1. asam lemak bercabang (branched chain acid)
2. asam lemak siklis (cyclic acid)
(Hawab HM, 2004, hal: 133-135).

2.8. Bilangan Iodin


Bilangan Iod adalah jumlah (gram) iod yang dapat diikat oleh 100 gram
lemak. Ikatan rangkap yang terdapat pada asam lemak yang tidak jenuh akan
bereaksi dengan iod atau senyawa-senyawa iod. Gliserida dengan tingkat
ketidakjenuhan yang tinggi, akan mengikat iod dalam jumlah yang lebih besar.
Karena iodium diserap oleh ikatan rangkap, maka bilangan iodium ini menjadi
ukuran banyaknya ikatan rangkap pada lemak atau minyak. (Girindra, A., 1986,
hal: 64).
Bilangan iod ditetapkan dengan melarutkan sejumlah contoh minyak atau lemak
(0,1 sampai 0,5 gram) dalam kloroform atau karbon tetraklorida. Kemudian
ditambahkan halogen secara berlebihan. Setelah didiamkan pada tempat gelap
dengan periode waktu yang dikontrol, kelebihan iod yang tidak bereaksi diukur
dengan jalan mentitrasi larutan campuran tadi dengan natrium tiosulfat
(Na2S2O3). Pada cara Hanus, larutan standar iod dibuat dalam asam asetat glasial
yang tidak hanya mengandung iod saja, tetapi juga mengandung iodin bromida
yang akan mempercepat jalannya reaksi pengikatan iod oleh ikatan rangkap.
Reaksi dari iod yang berlebihan tersebut adalah sebagai berikut:
2 Na2S2O3 + I2 2NaI + Na2S4O6
Titik akhir titrasi dinyatakan dengan hilangnya warna biru dengan indikator
amilum.Bilangan iod dapat menyatakan derajat ketidakjenuhan dari minyak atau
lemak dan dapat juga dipergunakan untuk menggolongkan jenis minyak
pengering dan minyak bukan pengering. Minyak pengering mempunyai bilangan
iod yang lebih dari 130. Minyak yang mempunyai bilangan iod antara 100 sampai
130 bersifat setengah mengering. (Ketaren S, 1986, hal: 31-32).
2.9. Penentuan Bilangan Iodin
Asam lemak yang tidak jenuh dalam minyak dan lemak mampu menyerap
sejumlah iod dan membentuk senyawa yang jenuh. Besarnya jumlah iod yang
diserap menunjukkan banyaknya ikatan rangkap atau ikatan tidak jenuh. Bilangan
iod dinyatakan sebagai jumlah gram iod yang diserap oleh 100 g minyak atau
lemak.Kecepatan reaksi antara asam lemak tidak jenuh dengan halogen tergantung
pada macam halogen dan struktur dari asam lemak. Dalam urutan iod > brom >
flour>klor, menunjukkan bahwa semakin kekanan reaktivitasnya semakin
bertambah. Penentuan bilangan iod biasanya menggunakan cara Hanus,
Kaufmann dan Wijs dan perhitungan bilangan iod dari masing-masing cara
tersebut adalah sama. Semua cara ini berdasarkan atas prinsip titrasi, di mana
pereaksi halogen berlebih ditambahkan pada contoh yang akan diuji. Setelah
reaksi sempurna, kelebihan pereaksi ditetapkan jumlahnya dengan cara titrasi.
1. Cara Hanus
Pembuatan pereaksi Hanus
Dalam cara Hanus digunakan pereaksi iodium bromida dalam larutan asam asetat
glasial (larutan Hanus). Untuk membuat larutan ini, 20 g Iodium bromide
dilarutkan dalam 1000 ml alkohol murni yang bebas dari asam asetat. Jumlah
contoh
yang ditimbang tergantung dari perkiraan besarnya bilangan iod, yaitu sekitar 0,5
g untuk lemak; 0,25 g untuk minyak; dan 0,1 sampai 0,2 g untuk minyak dengan
derajat ketidakjenuhan yang tinggi. Jika ditambahkan 25 ml pereaksi harus ada
kelebihan pereaksi sekitar 60 persen.
Prosedur
Contoh minyak atau lemak dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 200 atau 300
ml yang bertutup. Kemudian dilarutkan dengan 10 ml kloroform atau karbon
tetraklorida dan ditambahkan 25ml pereaksi. Reaksi dibiarkan selama satu jam di
tempat yang gelap. Sebagian Iodium (I2) akan dibebaskan dari larutan (larutan KI
yang digunakan adalah KI 10 persen atau 10 ml larutan KI 15 persen). Iod yang
dibebaskan dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat 0,1N dengan indikator
larutan pati. Titrasi untuk blanko dilakukan dengan cara yang sama.
2. Cara Kaufmann dan Von Hubl
Pada cara ini digunakan pereaksi Kaufmann yang terdiri dari campuran 5,2 ml
larutan brom murni di dalam 1000 ml methanol dan dijenuhkan dengan natrium
bromida. Contoh yang telah ditimbang dilarutkan dalam 10 ml kloroform
kemudian ditambahkan dalam 25 ml pereaksi. Di dalam pereaksi ini natrium
bromida akan mengendap. Reaksi dilakukan di tempat yang gelap. Larutan ini
dititrasi dengan larutan natrium natrium tiosulfat 0,1N dengan indikator larutan
pati. Blanko dikerjakan dengan cara yang sama. Pada cara Von Hubl digunakan
pereaksi yang terdiri dari larutan 25 g iod di dalam 500 ml etanol dan larutan 30 g
merkuri klorida di dalam 500 ml etanol. Kedua larutan ini baru dicampurkan jika
akan dipergunakan, dan tidak boleh berumur lebih dari 48 jam. Pereaksi ini
mempunyai reaktivitas yang lebih kecil dibandingkan dengan cara-cara lainnya,
sehingga membutuhkan waktu reaksi selama 12 sampai 14 jam.
3. Cara Wijs
Pembuatan larutan Wijs
Pereaksi Wijs yang terdiri dari larutan 16 g iod monoklorida dalam 1000 ml asam
asetat glasial. Cara lain yang lebih baik untuk membuat larutan ini yaitu dengan
melarutkan 13 g iod dalam 1000 ml asam asetat glasial, kemudian dialirkan gas
klor sampai terlihat perubahan warna yang menunjukkan bahwa jumlah gas klor
yang dimasukkan sudah cukup. Pembuatan larutan ini agak sukar dan bersifat
tidak tahan lama. Larutan ini sangat peka terhadap cahaya dan panas serta udara,
sehingga harus disimpan di tempat yang gelap, sejuk dan tertutup rapat.
Prosedur
Contoh minyak yang telah disaring ditimbang sebanyak 0,1 0,5 g di dalam
erlenmeyer 500 ml yang bertutup, kemudian ditambahkan 20 ml karbon
tetraklorida sebagai pelarut. Ditambahkan 25 ml larutan Wijs dengan pipet,
dengan kelebihan volume pereaksi sekitar 50 60 persen. Dengan cara yang sama
dibuat juga larutan blanko. Erlenmeyer disimpan ditempat gelap pada suhu 250 ±
50 C selama 30 menit. Akhirnya ditambahkan 20 ml larutan kalium iodida 15
persen dan 100 ml air, dan botol ditutup serta dikocok dengan hati-hati. Titrasi
dilakukan dengan larutan natrium tiosulfat 0,1N dengan menggunakan indikator
larutan pati. Dari berbagai percobaan ternyata bahwa cara Wijs dan Kaufmann
hasilnya lebih baik dan praktis.
bilanganiod= GxNx SB 12,69 )( 
B = jumlah ml Na2S2O3 untuk titrasi blanko
S = jumlah ml Na2S2O3 untuk titrasi contoh
N = normalitas larutan Na2S2O3
G = bobot contoh (gram)
10 12,69 iodium atom bobot
(Ketaren S, 1986,hal: 53-55).
2.10. Angka Iodin(iodine number)
Adalah angka yang menunjukkan berapa gram yodium yang diserap pada ikatan
rangkap dari 100 gr lemak tak jenuh. Jadi angka ini menunjukkan derajat
kejenuhan suatu asam lemak. Asam lemak yang benar-benar jenuh seperti
tristearin mempunyai angka yodium hampir 0, sedang linseed oil (tak jenuh)
mempunyai angka yodium tinggi yaitu 175-202. (Soeharto P, 1994).
BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu


3.1.1. Tempat
Penelitian ini dilakukan di Unit Fraksinasi di Pabrik PGS PT.
SOCIMAS MEDAN.PT. SOCI MAS MEDAN adalah salah satu perusahaan
yang selama ini fokus bergerak di bidang industri oleochemical atau industri
pengolahan minyak kelapa sawit menjadi bahan-bahan kimia seperti asam
lemak (fatty acid) dan gliserin.
PT. SOCI MAS MEDAN ini beralamatkan di Jl. Pulau Irian,
Kawasan Industri Medan, No. 2, Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang,
Sumatera Utara.

Gambar 3.1.Peta Lokasi PT. SOCI MAS MEDAN


Sumber: (Google Map)
3.1.2. Waktu
Penelitian ini berlangsung selama 1 bulan yang terhitung sejak
tanggal 01 Juli 2019 sampai dengan tanggal 31 Juli 2019.

3.2. Pengumpulan Data


3.2.1. Alat dan Bahan
A. Peralatan Fatty Acid
Peralatan yang digunakan dalam proses hidrogenasi fatty acid adalah
sebagai berikut:
1.2c202
Memiliki 13 tray yang dimana akan di injeksikan hydrogen
bertekanan tinggi

B. Bahan
Bahan baku yang digunakan pada unit hidrogenasi 2#200 adalah
Bahan yang kaya akan ikatan rangkap seperti RBDPS.
3.2.2. Metode
Metode kerja adalah cara kerja yang digunakan untuk memperoleh
data-data yang diperlukan. Cara yang dilakukan untuk memperoleh data di
unit hidrogenasi 2#200 PT. SOCI MAS MEDAN adalah sebagai berikut:
1. Mempelajari dan mengamati secara umum proses hidrogenasi,
melakukan pengenalan terhadap keseluruhan alat yang dimulai dari
bahan baku hingga diperoleh produk dari kolom hidrogenasi.
2. Melakukan pengamatan langsung kelapangan dan orientasi pabrik guna
memperoleh informasi dan data-data yang diperlukan mulai dari awal
hingga akhir proses hidrogenasi.
3. Mencari pokok permasalahan yang terdapat di kolom hidrogenasi pada
pemutusan ikatan rangkap.
4. Mempelajari teori ilmiah yang berkaitan dengan hidrogenasi dan
melakukan diskusi dengan berbagai pihak di pabrik.
5. Mengumpulkan data-data berupa temperatur dan komposisi dari DCS
room (Distributed Control System) selama beberapa kali proses
pengolahan yang berkaitan dengan pembahasan masalah yang
menyangkut proses hidrogenasi.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan

Tabel 4.1.Komposisi Bahan Baku 12500 Kg

Komponen Masuk Kg
C12 38,4
C14 153,6
C16 7552
C₁₈F₁ 3558,4
C₁₈F₂ 678,4
C₁₈F₃ 12,8
C₁₈F0 691,2
C20 51,2
Unknown 64
Berat feed & Fahh 12800

Iv Feed = 34,59

H₂ yg diperlukan = (Iv feed-Iv produk) x Feed


1000
= (34,59 – 0,6) x 12800
1000
= 435,072 Nm3/jam
= 39,10 Kg/jam

Mol Hidrogen =19,55 mol


Menghitung banyak Hidrogen yang Tereaksikan dengan
STOKIOMETRI
Massa
Feed 12800 kg
C₁₈F0 = 5,4% x 12800 = 691,2 kg
BM = 284 kmol/kg MOL = 2,43
C₁₈F₁ = 27,8% x 12800 = 3558,4 kg
BM = 282 kmol/kg MOL = 12,62
C₁₈F₂ = 5,3% x 12800 = 678,4 kg
BM = 280 kmol/kg MOL = 2,43
C₁₈F₃ = 0,1% x 12400 = 12,8 kg
BM = 278 kmol/kg MOL = 0,04

C₁₈H₃₄O₂ + H₂ C₁₈H₃₆O₂

M 12,62 19,55 -
B 12,62 12,62 -

S - 6,93 12,62

C₁₈H₃₂O₂ + 2H₂ C₁₈H₃₆0₂

M 2,43 6,93 -
B 2,43 4,86 -

S - 2,07 2,43
C₁₈H₃₀O₂ + 3H₂ C₁₈H₃₆O₂

M 0,04 2,07 -
B 0,04 0,12 0,045

S - 1,9 0,04

Tabel 4.2.Komposisi MASS Balance C18 12500 Kg

KOMPON BM KELUAR
MASUK
EN

MO MASSA(K Nm3/ja Kmol/ MO MASS Nm3/ja


L g) m Kg L A m

C₁₈F₁ 12,6 3558,4 282 - - -


-
2

C₁₈F₂ 2,43 678,4 - 280 - - -

C₁₈F₃ 0,04 12,8 - 278 - - -

C₁₈F0 2,43 691,2 284 17,5 4975,6 -


-
2 8

H₂ 20,5 39,10 2 2,20 3,8 42,2


435,072
9 5

TOTAL 4979,9 4979,4


9
Tabel 4.3.Komposisi Mass balance keseluruhan
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan pembahasan yang telah dilakukan di
pabrik PT. SOCI MAS MEDAN, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada proses hidrogenasi maka banyak hydrogen yang dibutuhkan pada
pemutusan ikatan rangkap dengan Feed 12,58 ton dengan kandungan Iv
sebesaar 34,59 menjadi 0,6 sebanyak 392,872 Nm3/jam sejalan dengan
secara praktek (350 – 450) Nm3/jam
2. Nilai IV dan feed sebanding dengan banyak konsumsi Hidrogen
3.2. Saran
1. Untuk mencapai kualitas produk asam lemak yang baik maka
komposisi, laju alir,dan proses pengolahan harus benar-benar dijaga
dan diperhatikan dengan baik.
2. Perlu dilakukan perawatan, pembersihan peralatan, pengawasan rutin,
dan cermat dari pihak pabrik, hal itu perlu dilakukan mengingat proses
pengolahan yang terjadi secara terus menerus atau continue.
DAFTAR PUSTAKA

Ketaren S, Lemak dan Minyak pangan,Universitas Indonesia(1986).

Manual Training CAN GAS Generator PSA Nitrogen, PT. Petrotec Air Power.

Nagi, J.; Ahmed S. K.; Nagi F. 2008. Palm Biodiesel an Alternative Green.

Original Intruction Manual, 2012, GEA Westfalia Separator.

Pandey, A. 2009.Handbook of plant-based biofuels. Boca Raton: Taylor and


Francis Group.

Production Technology.National Renewable Energy Laboratory.Vol. SR- 510-3.

Renewable Energy for Energy Demands of Future.ICCBT. Vol. F(07): 79-94.

http://enda-wahyu.blogspot.co.id/p/prinsip-kerja-screw-air-compressor.html

http://serviceairdryer.blogspot.co.id/2012/07/ringkasan-tentang-air-dryer.html

https://www.google.com/search?q=GAMBAR+STRUKTUR+PT+SOCI+
MAS+MEDAN.

Anda mungkin juga menyukai