Anda di halaman 1dari 62

PERHITUNGAN NERACA MASSA PADA UNIT REAKTOR

114D1 PADA PROSES PEMBUATAN H2 DI PT DOMAS


AGROINTI PRIMA

KARYA AKHIR

Diajukan untuk memenuhi persyaratan penulisan karya akhir guna


mendapatkan gelar Ahlimadya Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan

Oleh :

ANNISA RAHMAH FITRAH


NIM. 17 01 003

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
2021
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa : :,

1' Karya tulis say4 Karya Akhir dengan


Judul 'perhitungan Neraca Massa pada
unit Reaktor 1l4Dl pada proses pembuatan H2 pr
Di Domas Agrointi prima,,
adalah asli dan behun pemah diajukan
untuk mendapatkan gerar akademflq
baik di politeknik Teknologi Kimia tndusti Medan, maupun
di perguruan
Tinggl lainnya.
2' Karya tulis ini mumi gagasan, penilaian,
dan rumusan saya sendiri , taflpfl
bantuan tidak sah dari pihak lain, kecuari
arahan tim pembimbing.
3' Di dalam karya tulis ini tidak terdapat hasil
karya atau pendapat yang telah
ditulis atau dipublikasikan orang rain, kecuali
dikutip secara terHrris dengan
jelas dan dicantumkan pada daftar
pustaka.
4' Peroyataan ini saya buat dengan sesturgg,rrnya
dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran pemyataffi
fu, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik, berupa pencabutan
gerar yang telah saya peroleh
kare'na karya turis ini, serta sanrsi rainnya sesuai dengan norma
dan ketentuan
hukum yang berlaku.

Medan, Maret2l2l
Saya yang menyatakan,

ul
BIODATA MAHASISWA

A. DATA PRIBADI
1. Nama/NIM : Annisa Rahmah Fitrah/ 17 01 003
2. NIK : 1207274110990001
3. NISN : 9996811551
4. Tempat, Tanggal Lahir : Batang Kuis, 01 Oktober 1999
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Agama : Islam
7. Program Studi : Teknik Kimia
8. Jalur Pendaftaran : Undangan
9. Kewarnegaraan : Indonesia
10. Mulai Semester : 1 (satu)
11. Alamat : Gg. Bidan No. 54, Desa Tanjung Sari, Dusun VI
Kec. Batang Kuis, Kab. Deli Serdang, Prov.
Sumatera Utara 20372
12. Nomor Telepon : 081264365291
13. Email : annisarahmah5397@gmail.com
14. Jenis Tinggal : Bersama Orang Tua
15. Transportasi : Sepeda Motor

B. DATA ORANG TUA


1. Ayah
a. Nama : Alm. Ngadiman
b. NIK : 1207270706700002
c. Tempat, Tanggal Lahir : Batang Kuis, 06 Juli 1970
d. Pendidikan : SMA
e. Pekerjaan : Wiraswasta
2. Ibu
a. Nama : Suriati
b. NIK : 1207274911710001
c. Tempat, Tanggal Lahir : Galang, 09 November 1971
d. Pendidikan : SMA
e. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

iv
ABSTRAK

Unit reaktor 114D1 adalah tempat terjadinya reaksi antara metanol dengan air bebas
mineral yang akan membentuk gas hidrogen dalam keadaan bercampur dengan unsur-
unsur lainnya. Jenis reaktor yang digunakan yaitu reaktor fixed bed multitube. Gas
hidrogen yang akan digunakan pada proses pembuatan fatty alcohol yang memiliki
fungsi sebagai salah satu materian pendukung pada proses pembuatan fatty alcohol
untuk memutuskan ikatan rangkap yang ada pada minyak dengan purity gas H2 pada
kemurnian 99,99 %. Bahan baku utama pembuatan gas H2 adalah metanol (CH3OH)
dan air (H2O). Dimana metanol yang dicampur dengan air bebas mineral akan
dimasukkan ke dalam fixed bed reactor yang berisi katalis dengan temperatur 265 °C
dan pada tekanan operasi 26 bar. Yang kemudian gas terbentuk akan dipisahkan pada
alat yang disebut PSA (pressure swing adsorption) hingga didapatkan kemurnian
99,99 %. Reaksi pembentukan metanol berlangsung didalam reaktor dengan bantuan
katalisator yang akan membentuk H2 dan CO2. Penelitian ini bertujuan untuk
menghitung bahan yang masuk kedalam reaktor 114D1 dan bahan yang terbentuk
sebagai pengeluaran pada reakktor 114D1 dengan menggunakan sistem neraca massa
bereaksi. Berdasarkan data pengamatan hasil praktek kerja lapangan dan dengan
melakukan pengolahan data serta perhitungan secara kuantitatif dengan laju alir
campuran antara metanol dan air sebesar 2401,76 L/jam, density campuran 0,908 kg/l
dan konversi metanol sebesar 98%. Maka hasil yang masuk ke dalam reaktor antara
metanol dan air sebesar 2180,7979 kg/jam dan hasil keluaran reaktor sebanding
dengan reaktan yang masuk kedalam reaktor yaitu sebesar 2180,7932 kg/jam. Selisih
dari hasil jumlah bahan masuk dan bahan keluar reaktor 114D1 dipengaruhi adanya
usia katalis, rasio, tekanan, jenis katalis dan temperatur.

Kata Kunci : Air, fixed Bed Multitube, gas hidrogen, katalis, konversi, metanol,
neraca massa dan reaktor

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah-Nya, dan ucapan terima kasih kepada Ayahanda Alm.
Ngadiman dan Ibunda Suriati serta fadillah selaku orang tua dan kakak sehingga
penulis dapat menyelesaikan Karya Akhir ini yang berjudul :
“PERHITUNGAN NERACA MASSA PADA UNIT REAKTOR 114D1
PADA PROSES PEMBUATAN H2 DI PT DOMAS AGROINTI PRIMA”
Dalam menyelesaikan penulisan Karya Akhir ini penulis telah banyak
memperoleh petunjuk dan bantuan yang sangat berharga, oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih
kepada :
1. Bapak Poltak Evencus Hutajulu, ST, MT, selaku Direktur Politeknik Teknologi
Kimia Industri Medan.
2. Pembantu Direktur I, II, dan III Politeknik Teknologi Kimia Industri
3. Ibu Mahyana, SE, selaku Kasubag Administrasi Akademik Kemahasiwaan dan
Kerjasama PTKI Medan.
4. Ibu Yenny Sitanggang, ST, MT, selaku Ketua Program Studi Teknik Kimia dan
Ibu Harmileni, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Teknik Kimia dan Dosen
Wali
5. Ibu Dr. Maulidna, ST, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Ir.
Yunianto, MT, selaku Dosen Pembimbing II yang telah membantu penulis
dalam memberikan arahan dan dukungan sehingga penulisan Karya Akhir ini
dapat diselesaikan
6. Bapak/Ibu Dewan Penguji Sidang Komprehensif Karya Akhir penulis.
7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan Pegawai pada Politeknik Teknologi Kimia
Industri Medan
8. Pihak Industri PT. Domas Agrointi Prima Kuala Tanjung yang telah memberi
kesempatan kepada penulis sehingga Karya Akhir ini dapat selesai dengan
baik.

vi
9. Kepada seluruh keluarga lainnya yang telah memberikan bantuan baik moril
maupun materil, semangat dan dukungan serta doa kepada penulis dalam
menyelesaikan Karya Akhir ini.
10. Kepada Pasindra yang telah memberikan semangat, motivasi, arahan, perhatian
dan doa serta dukungan dalam keadaan apapun kepada penulis sehingga dapat
penyelesaikan Karya Akhir ini dengan baik.
11. Kepada Endah Ayu Ning Tyas yang telah banyak memberikan arahan dan
membantu dalam menyelesaikan analisa data sehingga penulis sah
mendapatkan gelar A.Md.
12. Kepada Dwi Arfilla, Erra, Reza yang telah membantu baik moril maupun
materil serta doanya kepada penulis dalam penyelesaian Karya Akhir ini.
13. Dan kepada teman-teman mahasiswa terutama TKA (Hidrogen) dan teman-
teman mahasiswa lainnya yang telah berpartisipasi memberikan bantuan,
dukungan dan doanya kepada penulis dalam penyelesaian Karya Akhir ini.
Penulis berharap Karya Akhir ini dapat bermanfaat bagi siapa saja dan
untuk kemajuan ilmu pengetahuan ke depan. Akhir kata penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi semoga seluruh
kebaikan yang diberikan kepada penulis dibalas oleh Allah SWT

Medan, Maret 2021


Penulis

Annisa Rahmah Fitrah


NIM. 17 01 003

vii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................iii
BIODATA MAHASISWA ...............................................................................iv
ABSTRAK........................................................................................................v
KATA PENGANTAR .....................................................................................vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................x
DAFTAR TABEL ..........................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ................................................................... 3
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 3
1.3.1. Tujuan Penelitian ............................................................ 3
1.3.2. Manfaat Penelitian .......................................................... 3
BAB 2. KAJIAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori ........................................................................... 4
2.1.1. Sejarah Pabrik .................................................................. 4
2.1.2. Metanol ........................................................................... 4
2.1.3. Air ................................................................................... 5
2.1.4. Hidrogen.......................................................................... 8
2.1.5. Produksi Hidrogen ........................................................... 11
2.1.6. Proses Cracking ............................................................... 15
2.1.7. Ikatan Hidrogen ............................................................... 16
2.1.8. Metode Pemisahan Kimia ................................................ 16
2.1.9. Reaktor ........................................................................... 17
2.1.10. Katalis ............................................................................. 23

viii
DAFTAR ISI (Lanjutan)
Halaman
2.1.11. Persamaan Kimia dan Stokiometri ................................... 26
2.1.12. Neraca Massa .................................................................. 26
2.2. Kajian Penelitian yang Relevan .................................................. 28
2.3. Kerangka Konseptual ................................................................. 29
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 31
3.2. Pengumpulan Data ...................................................................... 31
3.2.1. Alat dan Bahan ................................................................ 31
3.2.2. Metode Kerja ................................................................... 32
3.2.3. Materi Penelitian..............................................................33
BAB 4. DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Pengamatan........................................................................34
4.2. Analisa data ...............................................................................36
4.2.1. Jumlah Bahan Yang Masuk Kedalam Rekator 114D1 ..... 37
4.2.2. Menghitung Laku Reaksi ................................................ 38
4.2.3. Jumlah Produk Yang Keluar Dari Alat Reaktor 114D1 ... 39
4.2.4. Tabulasi Data Perhitungan Neraca Massa Pada Unit
Reaktor 114D1 Pada Proses Pembuatan H2 ..................... 41
4.3. Pembahasan ...............................................................................42
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ................................................................................44
5.2. Saran .........................................................................................44

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1. Blok Diagram Alcohol Plant PT. Domas Agrointi Prima ................12
Gambar 2.2. Diagram Alir Hidrogen Plant (Hydrogen Generation) Di PT.
Domas Agrointi Prima ...................................................................13
Gambar 2.3. Diagram alir Proses Steam Reforming ............................................15
Gambar 2.4. Adibatic Fixed Bed ........................................................................19
Gambar 2.5. Fixed Bed Dengan Pemanas/Pendingin ..........................................19
Gambar 2.6. Fixed Bed Catalytic Reactor Dengan Pendingin/Pemanas
Tidak Langsung ............................................................................20
Gambar 2.7. Reaktor Fixed Bed Multi Tube ......................................................22
Gambar 4.2. Sistem Neraca Massa Pada Reaktor ....................................................... 35

x
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1. Sifat Fisika Kimia Metanol.............................................................. 5
Tabel 2.2. Sifat Air .................................................................................................. 8
Tabel 2.3. Sifat – Sifat Fisik Hidrogen ........................................................... 11
Tabel 4.1. Data Flow Masuk Reaktor 114D1 .................................................. 34
Tabel 4.2. Komposisi Senyawa Dan Berat Molekul ........................................ 34
Tabel 4.3. Total Bahan Yang Masuk Pada Alat Reaktor 114D1...................... 38
Tabel 4.4. Total Produk Yang Keluar Pada Alat Reaktor 114D1 .................... 40

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1. Flow Sheet Hydrogen PT. Domas Agrointi Prima ............................ 45
2. Lembar Asistensi ............................................................................ 46
3. Surat Selesai PKL ........................................................................... 47

xii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hidrogen adalah unsur yang ditemukan Hendry Cavendish (1731- 1810)


dan merupakan unsur yang atomnya paling kecil dan ringan. Unsur ini paling
banyak di alam semesta, yaitu sekitar 93%, karena bintang-bintang
mengandung hidrogen sebagai bahan bakar nuklir untuk menghasilkan
cahaya. Jumlah atom hidrogen dibumi sekitar 3% atau 0,14% massa, dalam
bentuk senyawa anorganik (seperti air dan asam) dan organik. Air
mengandung 11% massa hidrogen karena molekulnya mengandung dua atom
hidrogen dan satu oksigen (Syukri, 1999).
Manfaat penting hidrogen berikutnya (sekitar 38%) ialah dalam
pemurnian minyak bumi, dimana hidrogen diproduksi dalam beberapa operasi
dan dikonsumsi dalam operasi lainnya. Pada reaksi serupa yang disebut reaksi
hidrogenasi (hydrogenation reaction), atom hidrogen, dengan bantuan katalis,
dapat diadisikan pada ikatan rangkap-dua dan rangkap-tiga dalam molekul
lain. Reaksi yang serupa bertindak sebagai dasar untuk mengkonversi minyak
yang mengandung ikatan rangkap-dua karbon – karbon, seperti minyak
nabati, menjadi lemak padat atau semipadat (Petrucci, 2011).
Neraca massa adalah cabang keilmuan yang mempelajari kesetimbangan
massa dalam sebuah sistem. Dalam neraca massa, sistem adalah sesuatu yang
diamati atau dikaji. Neraca massa merupakan penerapan dari hukum
kekekalan massa yang menyebutkan bahwa “dialam ini jumlah total massa
adalah kekal tidak dapat dimusnahkan ataupun diciptakan” Kesetimbangan
massa untuk sebuah proses dapat dibuat dengan menentukan sistem serta
batas dari sistem tersebut.
Suatu sistem apapun akan tetap walaupun terjadi perubahan bentuk
ataupun keadaan fisik. Dalam suatu proses pengolahan akan terjadi jumlah
masuk akan sama dengan bahan yang keluar sebagai produk yang

1
2

dikehendaki ditambah dengan dengan jumlah yang hilang atau produk


samping (maflahah, 2010).
Unit reaktor 114D1 adalah tempat terjadinya reaksi antara metanol
dengan air bebas mineral yang akan membentuk hidrogen dalam keadaan
bercampur dengan unsur-unsur lainnya. Reaktor yang digunakan berupa suatu
bejana yang berupa vessel tegak lurus dengan ketinggian 8,567 meter yang
memiliki ketebalan 17 cm untuk dapat bertahan dengan reaksi yang
dibutuhkan pada tekanan tinggi. Dalam proses pembuatan hidrogen
dibutuhkan suhu yang tinggi hingga mencapai 265 C dengan tekanan 26 bar.
Produk yang dihasilkan berupa gas yang mudah terbakar serta dapat
menimbulkan ledakan. Proses terjadinya reaksi karena adanya katalis didalam
reaktor yaitu berupa copper 40-50%, zink oxide 25-30%, Aluminium oxide
<15% dan copper oxide 5-18%.
Untuk menghasilkan jumlah hidrogen yang didapat harus sesuai yang
diharapkan dengan kemurnian 99,99%, maka harus diperhatikan laju alir
campuran yang masuk kedalam reaktor agar dapat menghitung konversi
metanol yang dibutuhkan. Proses ini juga dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu
temperatur, rasio, level dan tekanan.
Dari uraian diatas, penulis tertarik untuk mengambil judul :

“PERHITUNGAN NERACA MASSA PADA UNIT REAKTOR 114D1


PADA PROSES PEMBUATAN H2 DI PT DOMAS AGROINTI
PRIMA”
3

1.1. Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis
mengajukan rumusan masalah sebagai berikut :
a. Berapa jumlah bahan yang masuk ke dalam reaktor 114D1 ?
b. Berapa jumlah produk yang terbentuk sebagai pengeluaran pada reaktor
114D1 ?

1.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui jumlah bahan yang masuk ke dalam reaktor


114D1.

b. Untuk mengetahui jumlah produk yang terbentuk sebagai


pengeluaran pada reaktor 114D1.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Manfaat penulisan karya akhir ini adalah untuk memperlihatkan


bahwa umpan masuk dalam reaktor akan sama dengan hasil keluaran
dari reaktor tersebut, yang mana sesuai dengan hukum neraca massa
(Hukum Loavoiser) yaitu dalam suatu reaksi kimia jumlah massa
suatu zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.

1
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori


2.1.1. Sejarah Pabrik
PT. Domas Argointi Prima adalah perusahaan dengan
pemodalan milik asing yang pemasaran produknya adalah dalam
negeri dan luar negeri. Produk yang dihasilkan dari perusahaan berupa
fatty acid, fatty alcohol dan glycerin. Untuk produk fatty alcohol
umumnya dibuat dari bahan bahan dasar minyak nabati atau lemak
berkisar antara 8-18 sesuai dengan panjang rantai karbonnya.
Kapasitas produksi rata-rata per hari untuk proses fatty alcohol 100
ton/hari. Untuk memproduksi fatty alcohol tersebut pabrik ini
memiliki 5 section atau unit operasi, diantaranya wax ester
preparation (section 110), wax ester hydrogenation (section 111),
fraksinasi dan destilasi (section 112), carbonyl conversion (section
113), hydrogen generation (section 114) dan oil thermal heater
(section 115).
Gas hidrogen yang akan digunakan pada proses pembuatan fatty
alcohol yaitu memiliki fungsi sebagai salah satu material pendukung
pada proses pembuatan fatty alcohol untuk memutus ikatan rangkap
yang ada pada minyak dengan purity gas H2 99, 99 %. Bahan baku
utama pembuatan gas H2 ini adalah metanol (CH3OH) dan air (H2O).

2.1.2. Metanol (CH3OH)


Metanol juga dikenal sebagai metil alkohol adalah senyawa
kimia dengan rumus CH3OH. Ia merupakan bentuk alkohol paling
sederhana. Pada keadaan atmosfer metanol berbentuk cairan yang
ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun
dengan bau yang khas. Metanol digunakan sebagai bahan pendingin
anti beku, pelarut, bahan bakar, dan sebagai bahan adiktif bagi industri

4
5

etanol. Gugus hidroksil (–OH) pada alkohol mengakibatkan sifat polar


dari molekul alkohol alkanol dan memberikan kemampuan untuk
membentuk ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen yang dimiliki alkanol
memudahkannya larut dalam air. Rantai alkil pada alkohol yang
semakin pendek dan bercabang akan meningkatkan kelarutan. Ikatan
hidrogen antar molekul alkanol meningkatkan titik didih alkohol.
Alkahol yang memiliki alkil pendek dan gugus –OH berwujud cairan
encer pada suhu kamar, semakin banyak gugus –OH yang dimiliki
maka wujudnya semakin mengental atau bahkan berbentuk padatan.
Identifikasi jenis alkohol dapat dilakukan dengan reksi logam
alkali, contohnya dengan menggunakan natrium dan kalium. Reaksi
yang terjadi adalah reaksi reduksi oksidasi. Logam alkali dioksidasi
menjadi ion positif, sedangkan gugus –OH pada alkohol direduksi
menjadi gas H2. Semakin pendek rantai atom karbon pada senyawa
alkanol dapat dilihat pada banyaknya gas hidrogen yang dihasilkan
pada reaksi dengan logam alkali (Rosdiana dkk, 2017).
Tabel 2.1. Sifat Fisika Kimia Metanol
Sifat Keterangan
Fisika Berwujud cair, tidak berwarna, dapat dicampur
dengan air dala segala perbandingan, tidak
membentuk campuran azeotropik dengan air,
lebih beracun daripada etil alkohol, mudah
terbakar dengan nyala yang berwarna biru, dapat
mengakibatkan kematian jika dikonsumsi.

Kimia Metanol menunjukkan reaksi – reaksi umum


dari alkohol dan mempunyai satu atom C.

(Sumber : Riawan, 1990)

2.1.3. Air (H2O)

Air murni merupakan suatu persenyawaan kimia yang sangat


sederhana yang terdiri dari dua atom hidrogen (H) berikatan dengan
satu atom oksigen (O). Secara simbolik air dinyatakan sebagai H 2O.
6

Air serta bahan-bahan dan energi yang dikandung di dalamnya


merupakan lingkungan bagi jasad-jasad air. Pengaruhnya terhadap
kehidupan yang ada di dalamnya, yaitu dengan sifat fisiknya sebagai
medium tempat hidup tumbuh-tumbuhan dan hewan dan sifat
kimianya sebagai pembawa zat-zat hara yang di perlukan bagi
pembentukan bahan-bahan organik oleh tumbuh-tumbuhan dengan
produksi primernya (Ghufran M, 2010).

Sifat-sifat inilah yang memisahkan lingkungan air dari


lingkungan udara. Berat jenis, panas jenis, kekentalan dan permukaan
adalah faktor-faktor yang paling banyak mempengaruhi kehidupan.

Berat jenis air murni adalah 775 kali lebih besar dari pada udara (0° C ,
760 mmHg). Demikian pula pengaruhnya terhadap terhadap daya
apung suatu benda. Ini merupakan suatu penghematan energi ang
cukup besar untuk menahan beratnya sendiri dan memungkinkan
reduksi dan jaringan-jaringan penunjang (Ghufran M, 2010).
Berat jenis air danau atau air sungai pada tempat dan waktu
yang berlainan tidak akan sama besar, walaupun perbedaan ini
umumnya kecil, tetapi amat penting pengaruhnya terhadap kejadian-
kejadian dia dalam air. Perbedaan berat jenis air dapat disebabkan
oleh perbedaan tekanan atau bahan-bahan suspensi, tetapi yang lebih
penting disebabkan oleh suhu dan salinitas (kadar garam) (Ghufran M,
2010).
Air mempunyai sifat yang khusus di antara zat-zat cair karena
molekul-molekulnya cenderung membentuk kelompok atau agregasi
akibat sifat-sifat listriknya dan sifat tersebut bergantung pada suhu.
Pada suhu rendah molekul-molekul air tersusun dalam bidang empat,
yaitu salah satu molekul berada di tengah-tengah dan empat molekul
di sudut suatu bidang empat. Struktur seperti ini terdapat dalam
bentuk es. Dalam bentuk cair bidang empat ini rusak dan membentuk
agregasi, yang dengan bertambahnya suhu sedikit demi sedikit
7

berubah kedalam keadaan peralihan sampai akhirnya pada bentuk bola


yang mempunyai susunan rapat. Susunan bidang empat mempunyai
volume yang terbesar dan berat jenis yang terkecil, sedagkan bentuk
bola yang rapat mempunyai berat jenis yang terbesar. Jika hanya
proses ini yang terjadi maka volume akan berkurang atau berat jenis
akan bertambah pada waktu pemanasan. Akan tetapi penuaian zat cair
juga terjadi pada waktu yang bersamaan (Sumanwidjaya, 1974).
Sifat anomali air ini sangat penting bagi kehidupan. Perairan-
perairan tawar hanya membeku pada permukaannya, sedangkan suhu
di bagian dalamnya umumnya hanya mempunyai sedikit di bawah
4°C pada musim dingin. Jadi hewan dan tumbuhan yang berada dalam
air dibawah es dipengaruhi oleh perubahan suhu yang kecil daripada
jasad-jasad yang hidup di daratan dan tidak terkena beku yang
mematikan. Pembekuan ini merupakan barrier (penghalang) bagi
penyebaran banyak jasad (Ghufran M, 2010).
Kekentalan (viskositas) air merupakan sifat fisik yang juga tidak
boleh diabaikan. Kekentalan adalah suatu sifat yang dipakai sebagai
pengukur besarnya daya yang diperlukan untuk memisahkan molekul-
molekul zat cair agar dapat dilewati. Ini merupakan akibat dari
tekanan gesekan yang ditimbulkan oleh suatu zat cair pada benda-
benda yang bergerak. Besarnya sebanding dengan luas permukaan
yang berhubungan dengan air, kecepatan, dan konstanta yang
bergantung pada suhu dan sifat zat cair. Pengaruh suhu sangat besar,
jika suhu naik maka kekentalan berkurang.
Kekentalan air pada 0°C adalah dua kali lebih besar daripada
25°C. Jadi pada suhu 25°C dan pada kondisi-kondisi yang sama,
jasad-jasad plankton akan tenggelam dua kali lebh cepat daripada 0°C
karena kekentalana air kira-kira 100 kali lebih besar daripada udara
(Ghufran M, 2010).
8

Tabel 2.2. Sifat Air


Sifat Dibandingkan dengan zat lain
Tegangan permukaan Paling tinggi dari semua zat cair
pada umumnya
Penghataran panas Paling tinggi dari semua zat cair
pada umumnya, kecuali air raksa
Viskositas Relatif rendah untuk suatu zat cair
(menurun dengan meningkatnya
suhu)
Panas laten penguapan, Paling tinggi dari semua zat pada
jumlah pertambahan atau umumnya.
kehilangan panas per satuan
massa oleh persatuan zat dari
fase padat ke cair atau ke
padat tanpa disertai kenaikan
suhu.
Panas laten pelebuhan; Paling tinggi dari semua zat cair
jumlah pertambahan atau pada umumnya dan sebagian besar
kehilangan panas per satuan zat padat.
massa oleh perubahan zat dari
fase padat ke cair atau cair ke
padat tanpa disertai
kenaikan suhu (kal/g).
Kapasitas panas; jumlah Paling tinggi dari semua zat padat
kebutuhan untuk menaikkan dan zat cair pada umumnya.
suhu 1 g zat 1°C (kal/°C ).
Kerapatan : massa per satuan Berat jenis ditentukan oleh suhu,
volume (gram/cm3 atau salinitas, tekanan. Berat jenis
(gram/ml). maksimum air murni adalah pada 4
°C . Untuk air laut, titik beku
menurun dengan meningkatnya
salinitas.
Kemampuan melarutkan Melarutkan banyak zat dalam
jumlah lebih besar dari pada zat
cair lain pada umumnya.
(Sumber : Ingmanson dan Wallace, 1973)

2.1.4. Hidrogen
Hidrogen (bahasa latin: hydrogenium, dari bahasa Yunani:
hydro : air, genes : membentuk) adalah unsur kimia pada tabel
periodik yang memiliki simbol H dan nomor atom 1. Pada suhu dan
tekanan standar, hidrogen tidak berwarna, berbau, bersifat non-logam,
bervalensi tunggal, dan merupakan gas diatomik yang sangat mudah
9

terbakar. Dengan massa atom 1,00794 amu, hidrogen adalah unsur


teringan di dunia. Hidrogen adalah salah satu sumber energi sekunder
yang bersih dan bisa diproduksi dari berbagai macam bahan baku.
Pengembangan fuel cell (sel bahan bakar) yang menggunakan
hidrogen sebagai bahan bakar telah menarik perhatian akhir-akhir ini
sebagai energi yang ramah lingkungan. Hidrogen adalah unsur yang
paling sederhana dan paling umum yang ada dibumi. Hidrogen
merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau,
yang mempunyai kandungan energi per unit massa terbesar dibanding
bahan bakar yang lain. Gas hidrogen sangat mudah terbakar dan akan
terbakar pada konsentrasi serendah 4% H2 diudara bebas. Entalpi
pembakaran hidrogen adalah - 286 kJ/mol. Hidrogen terbakar menurut
persamaan kimia : 2H2(g) + O2(g) → 2H2O(l) + 572 kJ (286 kJ/mol).
Ketika dicampur dengan oksigen dalam berbagai perbandingan,
hidrogen meledak seketika disulut dengan api dan akan meledak
sendiri pada temperatur 560°C. Lidah api hasil pembakaran hydrogen
– oksigen murni memancarkan gelombang ultraviolet dan hampir
tidak terlihat dengan mata telanjang. Karakteristik lainnya dari api
hidrogen adalah nyala api cenderung menghilang dengan cepat di
udara, sehingga kerusakan akibat ledakan hidrogen lebih ringan dari
ledakan hidrokarbon (Riswan, 2016).
Dalam sistem periodik, hidrogen adalah nomor satu dan terletak
pada golongan IA, karena mempunyai satu elektron. Tetapi
kecenderungannya sama dengan golongan VIIA, yaitu menerima satu
elektron, dan tidak seperti unsur IA lainnya yang cenderung melepas
satu elektron. Selain itu, elektron hidrogen dapat ditarik oleh atom lain
sehingga menjadi ion H+, seperti oleh natrium. Karena itu, hidrogen
tidak dapat dimasukkan baik dalam golongan IA maupun golongan
VIIA. Hidrogen dalam keadaan bebas berupa molekul gas diatom
dengan titik didih dan titik beku yang sangat rendah (masing-masing -
253˚C dan -259˚C), karena gaya London antara molekul sangat kecil.
10

Akibatnya, cukup sulit membuat hidrogen cair dan padat yang makin
dibutuhkan dalam teknologi (Syukri, 1999).

Hidrogen merupakan unsur yang terdapat dialam yang


kelimpahan terbesar, tetapi hanya sedikit tertinggal dibumi. Dari
analisis spectrum sinar yang dipancarkan oleh bintang, disimpulkan
bahwa bintang terutama terdiri dari hidrogen. Hidrogen sangat reaktif
sehingga di bumi hidrogen terdapat sebagai senyawa air mengandung
hidrogen sebanyak 11,1% berat (11,1%), hidrokarbon misalnya gas
alam 25%, minyak bumi 14% dan karbohidrat, misalnya pati 6%
(Arbie Marwan, 2010).

Menurut American Nuclear Society (Juni 2012), kebutuhan


dunia akan hidrogen sangat besar yaitu sekitar 5 juta ton per tahun.
Hidrogen sebesar ini diperlukan dalam proses kimia seperti mengikat
nitrogen dengan unsur lain dalam proses Haber bosch, produksi
metanol, bahan bakar roket, memproduksi asam hidroklorida,
mereduksi bijih-bijih besi dan sebagai gas pengisi balon, bahan bakar
alternatif, pembentuk amonia, serta bahan oil refining dan oil
upgrading. Hidrogen merupakan elemen paling melimpah dibumi
(sepersepuluh masa bumi), namun sangat jarang ditemukan dalam
bentuk H2. Karena hidrogen di bumi sangat jarang ditemukan dalam
bentuk H2, maka dilakukanlah produksi hidrogen untuk mencukupi
kebutuhan hidrogen dunia. Pada prinsipnya, hidrogen bisa diperoleh
dengan memecah senyawa yang paling banyak mengandung unsur
hidrogen (Taher, 2012:16).

Hidrogen adalah unsur yang terdapat dialam yang


kelimpahannya terbesar, tetapi hanya sedikit tertinggal dibumi. Dari
analisi spektrum sinar yang dipancarkan oleh bintang, disimpulkan
bahwa bintang terutama terdiri dari hidrogen. Hidrogen sangat reaktif
sehingga di bumi hidrogen terdapat sebagai senyawa air mengandung
hidrogen sebanyak 11,1%, hidrokarbon misalnya gas alam 25%,
11

minyak bumi 14% dan karbohidrat misalnya pati 6% (Hiskia Achmad,


2001).
Tabel 2.3. Sifat-Sifat Fisik Hidrogen

Sifat Fisik Keterangan


Lambang H
Nomor atom 1
Titik didih 20,28
Titik lebur 13,81
Konfigurasi electron 1S1
Massa atom relative 1,00794
Entalpi penguapan (kJ/mol) 0,4581
Massa jenis (g/cm3) 0,0899
Kapasitas panas 14,304
Penampilan Tidak berbau dan berwarna
Entalpi pembentukan
0,00585
(Sumber: Harris, 2007 )

2.1.5. Produksi Hidrogen


Hidrogen merupakan bahan bakar yang banyak mendapatkan
perhatian untuk dikembangkan, karena merupakan bahan bakar yang
ramah lingkungan dan berpotensi menggantikan bahan bakar fosil.
Selain sebagai bahan untuk transportasi, hidrogen dapat digunakan
sebagai bahan baku untuk produksi pupuk, produksi fatty alcohol,
pengilangan minyak dan industri lainnya. Dari sisi produksi, hidrogen
merupakan energi sekunder yang dapat diproduksi dengan
menggunakan berbagai sumber energi primer (bahan bakar fosil,
energi nuklir). Sampai saat ini, hidrogen masih mengandalkan pada
penggunaan bahan bakar fosil (gas alam atau bahan bakar fosil
lainnya) sebagai bakan bakunya, meskipun air juga telah digunakan
sebagai bahan baku produksi hidrogen. Pada dasarnya, gas hidrogen
dapat diproduksi dengan beberapa cara, diantaranya elektrolisis, steam
12

reforming dan termokimia siklus sulfur-iodine (Siti Alimah, 2008).

Di PT. Agrointi Prima Kuala Tanjung ini memiliki Hydrogen


Plant (Hydrogen Generation) yang memproduksi gas hidrogen murni
sebanyak 1800 Nm3/h. Hidrogen murni yang dihasilkan digunakan
untuk hidrogenasi pada proses Wax Ester Hydrogenation dan proses
Carbonyl Conversion pada Alcohol Plant. Produksi Fatty Alcohol
pabrik ini memiliki 5 section atau unit operasi diantaranya, Wax Ester
Preperation (section 110), Wax Ester Hydrogenation (section 111),
Fraksinasi dan Destilasi (section 112), Carbonyl Conversion (section
113), Hydrogen Generation (section 114) dan Oil Thermal Heater
(section 115).

Gambar 2.1. Blok Diagram Alcohol Plant Di PT. Domas


Agrointi Prima
13

Gambar 2.2. Diagram Alir Hydrogen Plant (Hydrogen


Generation) di PT. Domas Agrointi Prima

Pabrik ini dirancang untuk menghasilkan gas hydrogen murni


sebanyak 1800 Nm3/jam lewat suatu proses yang disebut methanol
steam reforming. Awalnya metanol dan air bebas mineral dimasukkan
kedalam vessel mixing 114D2 dalam 1 aliran. Kemudian dimixing
menggunakan agiator dan pompa sirkulasi di 114G5 yang bertujuan
untuk mengasilkan density campuran sebesar 0,908 kg/l dari kedua
reaktan. Setelah density tercapai kedua reaktan dipompakan
menggunakan pompa piston (torak) di 114G1 hingga mencapai
tekanan 26 bar.
Kemudian aliran keluar melalui control valve yang dipanaskan
di 114E1 sebagai heater dengan bantuan N2 yang dipanaskan dengan
melewati 114E2. Lalu aliran masuk kedalam reaktor 114D1 dimana
tempat terjadinya reaksi antara methanol dan air bebas mineral dengan
bantuan katalisator hingga tercapai density 265°C dengan
menggunakan pemanas OTH dan tekanan 26 bar selama ± 3 jam.
CH3OH CO + 2H2 (endotherm)

CO + H2O CO2 + H2 (exotherm)

CH3OH + H2O CO2 + 3H2 (endotherm)

Setelah terjadinya reaksi aliran keluar melalui 114E1 yang akan


14

didinginkan menggunakan alat pre-heater dengan bantuan cooling


water hingga temperatur turun mencapai 40°C. Kemudian masuk
kedalam alat separator yang berfungsi untuk memisahkan cairan dan
gas yang terbentuk berdasarkan berat jenis.
Selanjutnya proses yang terakhir yaitu gas yang terbentuk
masuk kedalam alat yang biasa disebut dengan PSA (Pressure Swing
Adsorption) yang berfungsi untuk mencapai kemurnian gas hingga
99%. Didalam alat PSA untuk menghilangkan kadar senyawa yang
tidak diinginkan yaitu dengan menggunakan alat yang terdiri dari
adsorber sebagai penyerap, pressurize yg digunakan untuk menaikkan
tekanan dari 0 – 26 bar, kemudian purging yang berfungsi untuk
menghilangkan kadar O2 didalam reaktor 114D1 dengan bantuan N2
dan deppresurize sebagai alat untuk menurunkan tekan dari 26 – 0 bar.
Kemurnian dari metanol yang dipergunakan haruslah sesuai
dengan standard yang diinginkan, demikian juga dengan air bebas
mineral yang akan dipakai, serta temperatur pun merupakan hal yang
sangat penting. Setelah beroperasi beberapa waktu, usia katalis juga
merupakan hal yang harus diperhatikan sebab menyangkut dengan
efektifitasnya. pastikan bahwa semua jalur pipa yang akan dilalui gas
juga absorbernya harus benar-benar telah bebas dari udara maupun
oksigen. Gas yang basah dapat menimbulkan kerusakan yang serius
terhadap molecular sieve yang terdapat didalam absorber, itu
sebabnya pemisahan cairan dari gas harus benar dari gas yang masuk
dan yang keluar dan ini akan sangat mengganggu proses pemurnian
gas hidrogennya (PT. Domas Agrointri Prima).
Manfaat Hidrogen tidak termasuk dalam daftar teratas bahan
kimia yang diproduksi, sebab hanya sedikit yang dijual ke pelanggan.
Sebagian besar hidrogen diproduksi dan digunakan ditempat. Pada
reaksi yang disebut reaksi hidrogenasi (hydrogenation reaction), atom
hidrogen, dengan bantuan katalis, dapat diadisikan pada ikatan
rangkap-dua dan rangkap-tiga dalam molekul lain (Petrucci, 2011).
15

2.1.6. Proses Cracking

Gas hidrogen diperoleh melalui proses cracking atau biasa


disebut dengan Steam Reforming antara gas alam dengan steam
dengan bantuan katalis didalam reaktor. Cracking adalah suatu proses
yang dilakukan untuk mereduksi berat molekuler senyawa
hidrokarbon dengan cara memecahkan ikatan molekul – molekul
dengan berbagai metode yaitu metode thermal, catalytic dan
hydrocracking. Steam Reforming merupakan proses dekomposisi
termal yang secara umum digunakan dalam industri produksi
hidrogen. Proses tersebut terjadi dengan mereaksikan gas alam
(metana) dan steam pada suhu tinggi, serta mempunyai efisiensi
termal sekitar 70%. Gas alam adalah bahan bakar fosil berbentuk gas
yang terutama terdiri dari metana (CH4), yang merupakan molekul
hidrokarbon rantai pendek dan ringan. Gas alam juga mengandung
molekul-molekul hidrokarbon yang lebih berat seperti etana (C2H6),
propana (C3H8) dan butana (C4H10).

Gambar 2.3. Diagram Alir Proses Steam Reforming

Pada proses ini ada dua reaksi yang terjadi, reaksi pertama
adalah reforming yang merupakan reaksi endotermal dan
menggunakan katalisator pada suhu tinggi. Reaksi reforming
16

dilakukan dalam suatu reformer yang diisi dengan katalis nikel pada
tekanan sekitar 30 atm. Reaksi kedua adalah reaksi eksotermal (shift
reaction). Selanjutnya dilakukan proses pemisahan untuk memisahkan
karbon dioksida dan pemurnian hidrogen (Siti Alimah, 2008).

2.1.7. Ikatan Hidrogen


Ikatan hidrogen adalah ikatan yang terjadi antar atom hidrogen
pada molekul yang satu dengan salah satu unsur (N,O,F) pada molekul
yang lainnya yang merupakan gaya dipol-dipol yang paling kuat.
Selain itu menurut Prananto (2013), ikatan hidrogen digambarkan
sebagai suatu bentuk interaksi elektrostatik antara atom hidrogen yang
terikat pada atom-atom elektronegatif dengan atom elektronegatif
lainnya. Pada ikatan hidrogen terdapat karakteristik proton penyusun
atomnya, yaitu gerakan-gerakan dinamis proton dalam ikatan. Ikatan
hidrogen yang terjadi antar molekul ini umumnya berbentuk interaksi
dengan gambar putus-putus yang sulit diamati dengan mata telanjang.
Hal ini dikarenakan ikatan tersebut termasuk dalam kajian
mikroskopik. Ikatan hidrogen ini memiliki peranan penting pada
penentuan struktur, sifat, dan fungsi suatu molekul. Hal ini sejalan
dengan apa yang mengatakan bahwa ikatan hidrogen merupakan
ikatan yang berperan penting dalam penentuan struktur dan aktivitas
biologi, selforganization, didalam ilmu bahan, ilmu fisika, dan ilmu
kimia (Rananda, dkk, 2018).

2.1.8. Metode Pemisahan Kimia


Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang
kimia karena kebanyakan materi yang terdapat dialam berupa
campuran. Untuk memperoleh materi murni dari suatu campuran, kita
harus melakukan pemisahan. Berbagai teknik pemisahan dapat
diterapkan untuk memisahkan campuran. Perusahaan air minum
memperoleh air jernih dari air sungai dengan cara penyaringan pasir
17

dan arang (Hendayana, 2006:1).


Air murni untuk keperluan laboratorium atau farmasi diperoleh
melalui teknik pemisahan destilasi. Untuk memisahkan minyak bumi
menjadi komponen-komponennya seperti LPG, bensin, minyak tanah
dilakukan dengan metode destilasi bertingkat. Logam aluminium
dipisahkan dari bauksit melalui teknik pemisahan elektrolisis
(Hendayana,2006:1).
Begitu juga dengan gas hidrogen dan oksigen dalam air
dipisahkan dengan cara elektrolisis. Melalui teknik pemisahan,
ternyata menghasilkan materi yang lebih penting dan lebih mahal
harganya (Hendayana, 2006:1).

2.1.9. Reaktor
Reaktor kimia adalah sebuah alat industri kimia yang digunakan
sebagai tepat berlangsungnya reaksi antar reaktan sehingga menjadi
produk yang lebih berharga. Tujuan dari pemilihan reaktor adalah
mendapatkan keuntungan yang besar, biaya produksi yang relatif
rendah, modal kecil/volume reaktor minimum, operasinya sederhana
dan murah, keselamatan kerja terjamin, dan polusi terhadap
sekelilingnya (lingkungan) dijaga sekecil-kecilnya. Adapula pemilihan
jenis reaktor dipengaruhi oleh adanya fase zat pereaksi dan hasil
reaksi, tipe reaksi dan persamaan kecepatan reaksi, serta ada tidaknya
reaksi samping, kapasitas produksi, dan kemampuan reaktor untuk
menyediakan luas permukaan yang cukup untuk perpindahan panas
(kusmiyati, 2014).

Reaktor dapat secara luas diklasifikaskan sebagai kimia atau


biokimia. Sebagian besar reaktor baik kimia atau biokimia memiliki
katalis. Strateginya adalah dalam memilih katalis, jika digunakan dan
karakteristik ideal serta kondisi operasi yang diperlukan untuk sistem
reaksi. Masalah yang harus diatasi untuk mendesain reaktor yaitu
terdiri dari tipe reaktor, katalis, ukuran reaktor, kondisi operasi
18

(temperatur dan tekanan, fase dan kondisi umpan (konsentrasi dan


temperatur) (Robbin Smith, 2005).

Desain reaktor baik operasi maupun peralatan dapat dilakukan


dengan mengetahui terlebih dahulu tentang kinerja reaktor yang
meliputi pola kontak material, reaksi serta persamaan yang
menggambarkan kinerja reaktor yang berkaitan dengan aliran masuk
dan keluar reaktor. Reaktor merupakan peralatan yang didalamnya
terjadi reaksi kimia, sehingga untuk dapat melakukan desain reaktor
perlu ada pemahaman yang baik terkait reaksi kimia (Rama Oktavian,
2017).

Beberapa jenis-jenis konfigurasi reaktor dan penggunaanya


adalah sebagai berikut:
1. Reaktor Fixed-Bed
Reaktor Fixed Bed merupakan suatu reaktor yang mana
katalis berdiam didalam reaktor bed. Didalam reaktor, katalis
ditopang oleh suatu struktur catalyst support berupa perforated tray
dengan tambahan lapisan inert semacam ceramic balls dengan
diameter bervariasi sesuai dengan ukuran partikel katalis baik di
sisi terbawah maupun dilapisan atas bed katalisator. Secara
spesifik, reaktor fixed bed yang ada diunit pengolahan minyak bumi
dirancang oleh vendor berdasarkan kebutuhan proses. Struktur
internal reaktor pun berbeda dari vendor satu dengan lainnya.
Karena sifatnya yang sangat spesifik, perancangan reaktor itu
sendiri biasanya juga terkait dengan prosesnya, misalnya
perancangan reaktor fixed bed untuk unit cracking akan berbeda
dengan perancangan reaktor fixed bed untuk MSDW Lube
Catalytic Dewaxing. Hal ini terkait dengan kebutuhan proses,
terutama terkait dengan kebutuhan katalis yang sangat spesifik
tergantung pada vendornya masing-masing. Meskipun secara
umum bagian internal reaktor tetap sama, hanya saja tiap lisensor
19

proses maupun vendor reaktor tersebut memiliki tipikal desain


masing-masing yang diharapkan mampu mengoptimalkan fungsi
dari reaktor tersebut (Muhammad Yasir, 2019).
Reaktor dikemas dengan partikel-partikel katalis padat.
Sebagian besar desain mendekati perilaku plug-flow. Bentuk paling
sederhana dari reaktor katalitik fixed-bed menggunakan pengaturan
adiabatik, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4. Adibatic Fixed Bed


(Robbin Smith, 2005).

Gambar 2.5. Fixed Bed Dengan Pemanas/Pendingin


Sumber: Robbin Smith, 2005.

Pemanasan atau pendinginan dapat dicapai oleh penukar panas


internal atau eksternal. Media pemanas atau pendingin bersirkulasi
disekitar bagian luar tabung. Reaktor berbentuk tabung yang mirip
20

dengan penukar panas shell dan tube dapat digunakan, dimana tabung
dikemas dengan katalis seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2.6.

Gambar 2.6. Fixed Bed Catalytic Reactor Dengan Pendingin/


Pemanas Tidak Langsung
Sumber: Robbin Smith, 2005.

Adapun kelebihan dan kekurangan reaktor fixed bed


sebagai berikut :
Kelebihan Reaktor Fixed Bed :
1. Dapat digunakan untuk mereaksikan dua macam gas sekaligus.
2. Kapasitas produksi cukup tinggi.
3. Pemakaian tidak terbatas pada kondisi reaksi tertentu (eksoterm
atau endoterm) sehingga pemakaian lebih fleksibel.
4. Aliran fluida mendekati plug flow sehingga dapat diperoleh hasil
konversi yang tinggi.
5. Fixed rendah.
6. Oleh karena adanya hold-up yang tinggi, maka menghasilkan
pencampuran radial yang lebih baik dan tidak ditemukan
pembentukansaluran (channeling).
7. Pemasokan katalis per unit volume reaktor besar.
8. Hold up liquid tinggi, katalis benar-benar dibasahi, kontrol
temperatur lebih baik.
21

9. Transfer massa gas-liquid lebih tinggi daripada reaktor lainnya


karena interaksi gas-liquid lebih besar.
Kekurangan Reaktor Fixed Bed :
1. Resistansi difusi intra partikel sangat besar
2. Nilai transfer massa dan transfer panas rendah.
3. Pemindahan katalis sangat sulit dan memerlukan shut down alat.
4. Konversi lebih rendah, ada kemungkinan terjadi reaksi samping
homogen pada liquid (Muhammad Yasir, 2019).
Bentuk reaktor fixed bed dapat dibagi menjadi :
1. Single Bed
Sebagai penyangga katalisator dipakai butir-butir alumunia
(bersifat inert terhadap zat pereaksi) dan pada dasar reaktor disusun
dari butir yang besar makin keatas makin kecil, tetapi pada bagian
atas katalisator disusun dari butir kecil makin keatas makin besar.

2. Multi Tube

Katalisator diisi lebih dari satu tumpuk katalisator fixed bed


dengan katalisator lebih dari satu tumpuk banyak dipakai dalam
proses adiabatik. Jika reaksi yang terjadi sangat eksotermis pada
konversi yang masih kecil suhu gas sudah naik sampai lebih tinggi
dari suhu maksimum yang diperbolehkan untuk katalisator, maka
gas harus didinginkan terlebih dahulu kedalam alat penukar panas
diluar reaktor untuk didinginkan dan selanjutnya dialirkan kembali
kereaktor melalui tumpukan katalisator kedua, jika konversi gas
yang keluar dari tumpukan kedua belum mencapai yang
direncanakan, tetapi suhu gas sudah lebih tinggi dari yang
diperbolehkan maka dilakukan pendinginan lagi dengan
mengalirkan gas ke alat penukar panas kedua kemudian
dikembalikan kereaktor yang masuk melalui tumpukan katalisator
ketiga dan seterusnya sampai diperoleh konversi yang diinginkan.
Jika reaksi bersifat endotermis maka penukar panas diluar reaktor
22

dapat digunakan untuk pemanas gas reaksi (Muhammad Yasir,


2019).

Gambar 2.7. Reaktor Fixed Bed Multi Tube


Sumber: Muhammad Yasir, 2019.

3. Reaktor Tubular
Reaktor tersebut dapat berupa reaktor yang bergerak stabil
hanya dalam satu arah. Jika panas perlu ditambahkan atau
dihilangkan saat reaksi berlangsung, tabung dapat disusun secara
paralel dalam kontruksi yang mirip dengan penukar panas shell dan
tube.
4. Reaktor Tangki Berpengaduk
Reaktor tangki berpengaduk dapat dioperasikan dalam mode
batch, semi-batch atau kontinu.
5. Reaktor Nonkatalitik Fixed-bed
Reaktor nonkatalitik fixed-bed dapat digunakan untuk bereaksi
gas dan padatan. Misalnya, hidrogen sulfida dapat dihilangkan dari
23

gas bahan bakar melalui reaksi dengan oksida besi.

6. Reaktor Katalitik Moving-Bed


Jika katalis padat mengalami penurunan kinerja, laju degradasi
dalam hed tetap mungkin tidak dapat diterima. Dalam hal ini,
reaktor unggun bergerak dapat digunakan. Katalis digerakkan oleh
umpan kereaktor dan produk. Ini memungkinkan untuk
menghilangkan katalis secara terus menerus untuk regenerasi.
7. Reaktor Katalitik Fluidized-Bed
Dalam reaktor fluidized-bed, bahan padat dalam bentuk
partikel halus ditahan dalam suspensi oleh aliran keatas fluida yang
bereaksi. Efek dari gerak cepat partikel adalah perpindahan panas
yang baik dan keseragaman suhu. Ini mencegah pembentukan hot
spot yang dapat terjadi dengan reaktor unggun tetap. Kinerja
reaktor unggun terfluidisasi tidak diperkirakan oleh model ideal
aliran campuran atau plug- aliran.
8. Reaktor Nonkatalitik Fluidized-Bed.
Lapisan terfluidisasi juga cocok untuk reaksi nonkatalitik gas-
padatan. Semua keuntungan yang dijelaskan sebelumnya untuk
reaksi katalitik gas-padat berlaku disini. Sebagai contoh, batu kapur
(terutama, kalsium karbonat) dapat dipanaskan untuk menghasilkan
kalsium oksida dalam reaktor unggun terfluidisasi menurut panas
reaksi untuk menghasilkan suhu tinggi yang diperlukan untuk
reaksi. (Robbin Smith, 2005).

2.1.10. Katalis`
Reaksi kimia yang memiliki suatu barrier energi-energi
pengaktifan yang besar baru dapat memulai reaksinya bila barrier
energi itu telah terlampaui. Salah satu cara melampaui barrier energi
tersebut adalah dengan menaikkan temperatur reaksi, cara untuk
menurunkan barrier energi adalah dengan menggunakan katalis.
Katalis dapat mempercepat reaksi kimia tanpa dirinya mengalami
24

perubahan kimia yang permanen. Disamping itu keberadaan katalis


akan menyebabkan suatu reaksi kimia dapat berjalan di bawah kondisi
temperatur operasinya dan sangat penting untuk mengurangi
rendemen dari produk-produk yang tidak diinginkan (Fajar, 2013).
Katalis merupakan suatu zat yang dapat meningkatkan kecepatan
reaksi terhadap suatu kesetimbangan tanpa adanya zat katalis yang
dikonsumsi, setelah proses selesai katalis dapat diperoleh kembali.
Katalis bersifat mempengaruhi kecepatan reaksi, tanpa mengalami
perubahan secara kimiawi pada akhir reaksi. Katalis berperan untuk
meningkatkan selektivitas suatu reaktan agar menghasilkan produk
sesuai yang diinginkan. Peristiwa atau fenomena yang dilakukan oleh
katalis ini disebut katalisis. Adapun parameter yang perlu diperhatikan
untuk menilai kualitas katalis yang baik sebagai berikut
1. Aktivitas yang tinggi, yaitu kemampuan katalis untuk
mengkonversi reaktan menjadi produk yang diinginkan.
2. Selektivitas yang baik, yaitu kemampuan mempercepat suatu
reaksi sehingga menghasilkan produk yang diinginkan (dalam
jumlah tinggi) dan produk samping seminimal mungkin.
3. Stabilitas atau lifetime, yaitu kemampuan menahan hal-hal yang
dapat mengarahkan terjadinya deaktivitas katalis (Mukhamad,
2017).
Sebagian besar proses kimia menggunakan katalis dimana katalis
untuk mengetahui suatu reaksi. Pemilihan dari katalis sangat penting
dalam sebuah reaksi. Katalis meningkatkan laju reaksi tetapi idealnya
tidak mengubah dalam jumlah dan komposisi kimia pada akhir reaksi.
Jika katalis digunakan untuk mempercepat reaksi reversibel, katalis
tidak dengan sendirinya mengubah posisi kesetimbangan. Katalis
dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu:
1. Katalis Homogen
Katalis homogen merupakan katalis yang memiliki fasa
yang sama dengan bahan pereaksi dan produk reaksinya. Karena
25

fasa katalis dan pereaksinya sama, proses pemisahan yang


dilakukan untuk memperoleh kembali katalis diakhir reaksi cukup
rumit. Sehingga penggunaan katalis homogen kurang
menguntungkan apabila diaplikasikan diindustri karena
diperlukan biaya yang cukup tinggi untuk proses pemisahan
katalis, reaktan, dan produk. Sistem katalis homogen hanya
dijumpai pada industri-industri tertentu saja, misalnya industri
bahan kimia, obat-obatan, dan makanan. Beberapa industri
petrokimia seperti produksi asam asetat, hidroformilasi juga
menggunakan sistem katalis (Mukhamad, 2017).
2. Katalis Heterogen
Katalis heterogen merupakan katalis yang memiliki fasa
yang berbeda dengan bahan pereaksi dan produk reaksinya. Pada
umumnya katalis heterogen terdiri atas komponen aktif dan bahan
penyangga (support). Mekanisme yang terjadi pada katalis
heterogen, melibatkan proses adsorpsi dan desorpsi. Katalis
biasanya diaktivasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Katalis
heterogen ini banyak diaplikasikan pada industri karena katalis
dalam bentuk pelet mudah dibuat, sehingga konstruksi sederhana.
Penyimpanan katalis dalam tabung reaktor juga mudah diletakkan
sehingga katalis dapat beradaptasi dengan reaktan yang mengalir
direaktor (Mukhamad, 2017).
3. Katalis Biokimia
Beberapa reaksi dapat dikatalisis oleh enzim. Daya tarik
dalam menggunakan enzim daripada mikroorganisme dalam
peningkatan laju yang sangat besar yang dapat diperoleh tanpa
adanya mikroorganisme. Selain itu reaksi kimia tidak harus
memenuhi persyaratan khusus sel hidup. namun sama seperti
mikroorganisme, enzim adalah sensitif, dan perawatan harus
dilakukan dalam keadaan baik (Robin Smith, 2005).
26

2.1.11. Persamaan Kimia dan Stokiometri


Dari suatu persamaan kita dapat mengetahui data kualitatif dan
kuantitatif yang sangat penting untuk perhitungan proses kimia.
Stokiometri menyangkut perbandingan jumlah unsur dan senyawa
yang bereaksi dengan jumlah yang tepat. Perbandingan identik dengan
perbandingan koefisien yang diperoleh dari persamaan reaksi. Reaksi-
reaksi dibidang industri jarang sekali yang stokiometri maka sering
digunakana reaktan berlebih. Kelebihan ini keluar bersamaan hasil
reaksi atau terpisah sehingga dapat digunakan kembali.

Walaupun terjadi penambahan reaktan agar reaksi bias


stokiometri, tetep saja reaksi berlangsung tidak secara sempurna
sehingga ada zat yang tidak bereaksi. Besarnya zat yang bereaksi
disebut konversi.

2.1.12. Neraca Massa


Neraca massa adalah suatu perhitungan yang tepat dari semua
bahan – bahan yang masuk, yang terakumulasi dan yang keluar dalam
wakru tertentu. Pernyataan tersebut sesuai dengan hukum kekekalan
massa yakni massa tak dapat dijelmakan atau dimusnahkan (Sri
Wuryanti, 2016).
Neraca massa merupakan penerapan hukum kekekalan massa
terhadap suatu proses yang menyebut bahwa jumlah total massa
adalah kekal, tidak dapat dimusnahkan ataupun diciptakan.
Kesetimbangan massa untuk sebuah proses dapat dibuat dengan
menentukan sistem serta batas dari sistem tersebut.
Sistem adalah bagian manapun atau keseluruhan proses yang
(open system) adalah sistem dengan materi dipindahkan melalui batas
sistem, yaitu memasuki sistem, meninggalkan sistem atau keduanya.
Sebuah sistem tertupup (close system) adalah sistem yang tidak ada
perpindahan seperti itu selama jangka waktu yang diinginkan (Ditha,
2014).
27

Suatu sistem apapun akan tetap walaupun terjadi perubahan


bentuk ataupun keadaan fisik. Dalam suatu proses pengolahan akan
terjadi jumlah masuk akan sama dengan bahan yang keluar sebagai
produk yang dikehendaki ditambah dengan dengan jumlah yang hilang
atau produk samping (maflahah, 2010).

Neraca massa dibuat berdasarkan hukum kekekalan massa


(HK.Loavoiser) yaitu dalam suatu reaksi kimia jumlah massa suatu zat
sebelum dan sesudah reaksi adalah sama. Persamaan neraca massa
total adalah :
Massa masuk = massa yang keluar + massa yang terakumulasi
Sistem adalah bagian atau keseluruhan proses yang dianalisis.
Dimana proses merupakan operasi atau perlakuan untuk mendapatkan
hasil (produk). Neraca massa atau neraca bahan suatu proses dalam
industri merupakan perhitungan kuantitatif dari bahan masuk, bahan
keluar dan yang terakumulasi (tersimpan) sistem tersebut. Neraca
massa membahas tentang massa yang masuk dan massa yang keluar.
Dalam neraca massa ada dua jenis proses terhadap variabel proses
yang dikenal dengan sebutan steady state dan Unsteady state. Steady
state adalah proses dimana semua variabel proses yang ditinjau tidak
berubah terhadap waktu. Unsteady state adalah proses dimana semua
variable proses mengalami perubahan nilai terhadap waktu (Ditha,
2014).

Neraca massa total dan komponen banyak digunakan. Neraca


massa total diperlukan apabila jumlah atau kecepatan aliran suatu fase
berubah sepanjang stage. Jumlah atau kecepatan aliran fase selalu
berubah pada proses pemisahan flash, kondensasi parsial dan
kristalisasi. Neraca komponen adalah neraca massa yang digunakan
untuk konservasi massa sehingga suatu neraca massa (atau mol) untuk
komponen tertentu selalu dipergunakan untuk suatu stage tunggal atau
untuk seluruh sistem yang ditinjau (Purwono dkk, 2005).
28

2.2. Kajian Penelitian yang Relevan


Judul : Dekomposisi Air-Metanol Menjadi Hidrogen Pada
Semikonduktor Natrium Tantalum Oksida Dengan
Menggunakan Lantanum Sebagai Doping
Tahun : 2013
Penulis : Husni Husin, Komala Pontas, Hesti Meilina, dan Fikri
Hasil :
Dari jurnal ini, dijelaskan bahwa sintesis fotokatalis semikonduktor
natrium tantalum oksida yang didoping lantanum (LaNaTaO3) serta
uji kinerja terhadap dekomposisi air-metanol telah dilakukan.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh metanol sebagai
donor elektron dalam campuran reaksi terhadap aktifitas fotokatalik
produksi hidrogen. Sampel semikonduktor dikarakterisasi dengan
metode x-ray diffractometer (XRD) untuk mengetahui komposisinya.
Dari hasil analisis XRD terindikasi bahwa komponen penyusun
sampel adalah NaTaO3 dan Ta2O5 . Uji kinerja dilakukan dengan
menyinari air-metanol sebanyak 400 ml dan 1g fotokatalis dalam
reaktor gelas pyrex selama 4 jam pada suhu 30°C. Larutan metanol
ditambahkan ke dalam air sebanyak 5, 10, dan 15% volume. Sebagai
pembanding dalam reaksi ini juga digunakan air murni. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa laju fotokatalitik evolusi hidrogen dari
air murni adalah 0.3 (mmol/g.jam). Laju generasi hidrogen meningkat
secara signifikan ketika ditambahkan metanol 5%, 10%, dan 15%,
yaitu : 2,68; 4,79 dan 8,72 (mmol/g.jam), berturut-turut. Hal ini
mengindikasikan peran metanol bertindak sebagai donor elektron dan
mengkonsumsi photogenerated hole (+) dan atau oksigen, sehingga
mengurangi rekombinasi elektron-hole. Mekanisme reaksi pada
partikel semikonduktor NaTaO3 juga dilaporkan. Kata kunci :
Fotokatalis, Semikonduktor, NaTaO3, Hidrogen, Energi bersih.
29

2.3. Kerangka Konseptual


1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dimaksudkan untuk mempermudah jalannya
penelitian dan pengumpulan data analisis dan penyusunan hasil
penelitian.
2. Tahap Pengambilan Data di Lapangan
Metode pengumpulan data diperoleh dari instansi yang
berkaitan yaitu pada data pabrik PT Domas Agrointi Prima.
Adapun data – data yang digunakan adalah :
1) Data Kemurnian
2) Data Temperatur dan Tekanan
3) Data Laju Alir
3. Mereaksikan Umpan Menggunakan Reaktor
Untuk reaktor, penetapan tekanan dan temperatur pada sistem
sangat penting karena termasuk ke dalam tahap prosedur untuk
mereaksikan senyawa dalam reaktor. Alat ini merupakan suatu unit
yang mereaksikan metanol dan air dari bahan dasar menjadi gas
hidrogen. Bahan yang masuk sebagai umpan pada reaktor (114D1)
yang kemudian berguna untuk menghitung neraca massa mulai dari
masuk hingga keluaran reaktor.
4. Kesimpulan
Setelah alat reaktor mereaksikan senyawa selesai, maka di
tarik kesimpulan bahwa produk gas hidrogen yang didapat adalah
hasil dari persenyawaan metanol dan air yang akan di lanjutkan
pada tahap PSA.
30

Tahapan penelitian ini dapat dilihat secara skematis dalam


bentuk bagan alir berikut :

Mulai

Identifikasi masalah

Pengumpulan Data dan Proses

Metanol Air

Reaktor 114D1

Perhitungan komposisi Perhitungan komposisi


senyawa yang masuk ke senyawa yang keluar pada
dalam reaktor 114D1 reaktor 114D1

Analisa Data

Hasil dan Pembahasan

Selesai
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat dan waktu penelitian dimulai dari tanggal 09 Juni s/d 09
Agustus 2019 di Hydrogen Generation khususnya di proses produksi PT.
Domas Agrointi Prima, yang beralamatkan di Jl. Raya Acces Road
INALUM Km. 15 Desa Lalang, Kuala Tanjung, Kecamatan Medang Deras,
Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara.

3.2. Pengumpulan Data


3.2.1. Alat dan Bahan
a. Alat
1) Reaktor adalah suatu alat proses tempat dimana terjadinya
reaksi secara berlangsung baik itu reaksi kimia atau reaksi
nuklir dan bukan secara fisik.
2) Deoxo adalah alat yang berfungsi untuk menurunkan
kandungan O2 yang terdapat pada sistem maupun yang
terdapat pada N2 yang dilengkapi dengan katalis palladium.
3) PSA (Pressure Swing Adsortion) adalah alat yang
digunakan untuk memurnikan gas H2 pada tekanan tinggi
dan membuang gas yang tidak murni pada tekanan rendah.
4) Separator adalah untuk memisahkan metanol dan air
berdasarkan berat jenis.
5) Pompa pada vessel adalah untuk menghomogen proses
mixing.
6) Pressurize adalah menghasilkan atau mempertahankan
tekanan yang dibangkitkan secara artifisial dalam wadah.
7) Depressurize adalah mengurangi tekanan gas yang terdapat
dalam wadah.

31
32

b. Bahan
1) Metanol
2) Demin water
3) Utility
a. OTH (Oil Thermal Heater)
b. Gas Nitrogen (N2)
c. Energi (Power)

3.2.2. Metode Kerja


1. Melakukan pengamatan langsung ke lapangan besama
pembimbing dengan memperoleh informasi dan data-data yang
dibutuhkan sehubungan dengan permasalahan.
2. Mempelajari proses yang terjadi pada unit reaktor 114D1 dari
awal mulanya CH3OH dan H2O masuk hingga proses keluarnya
gas hidrogen dengan komposisi penyusun lainnya.
3. Melakukan diskusi dengan pembimbing lapangan dan pihak
operator untuk pengambilan data-data yang dibutuhkan baik dari
proses maupun dari laboratorium.
4. Memperhatikan peralatan pengolahan dan perpipaan (jalur
perpipaan) yang terkait dengan pengoperasian serta utilitas
pabrik yang mendukung dalam keadaan baik.
5. Mencatat variabel-variabel proses yang terkait pada proses
pengolahan untuk mengetahui kondisi yang sedang berlangsung.
6. Pengambilan data yang hendak diambil sesuai dengan judul
karya akhir.
7. Pengambilan data yang meliputi :
a) Laju alir
b) Tekanan
c) Temperatur
33

8. Untuk menghitung laju alir, komposisi bahan yang masuk


kedalam Reaktor dan keluaran dari reaktor 114D1 dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :

Nsout = Nsin + 𝜏s . 𝑟

Keterangan:
Nsout : Jumlah bahan yang keluar dari sistem
(kmol/jam) Nsin : Jumlah bahan yang masuk ke sistem
(kmol/jam)
𝜏𝑠 : Koefisien senyawa
𝑟 : Laju reaksi (kmol/jam)
9. Penyusunan Karya Akhir.

3.2.3. Materi Penelitian


a. Fixed bed reactor multitube
1) Tinggi reaktor = 8,567 meter
2) Tebal tangki = 17 cm
3) Diameter reaktor = 1,1 meter
4) Diameter dalam = 0,93 meter
5) Diameter dalam tube = 4,23 meter
6) Tebal tube = 2,65 meter
BAB 4

DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Pengamatan

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan selama melakukan


praktek kerja lapangan (PKL) di PT. Domas Agrointi Prima pada unit
reaktor 114D1, maka didapat data sebagai berikut :

Tabel 4.1. Data Flow Masuk Reaktor 114D1 Tanggal 20 Juni 2019

Komponen Laju Alir Density Campuran Konversi metanol


(ρ) (Xs)
(L/jam) (kg/l) (%)
CH3OH 1701,76
0,908 98
H2O 700

Tabel 4.2. Komposisi Senyawa dan Berat Molekul

Komponen Rumus Komposisi Berat


kimia (% Berat) Molekul
Metanol CH3OH 54% 32

Air H2O 46% 18


Karbondioksida CO2 - 44

Hidrogen H2 - 2

34
35

1 2
X11 CH3OH = 54 %
X21 H2O = 46 % F2 = ?.

F = 2401,76 L/h 114D1 N12 = ?


ρ = 0,908 Kg/l o
N22 = ?
T = 265 C
N32 = ?
P = 26 Bar zz N42 = ?

CH3OH + H2O CO2 + 3H2

Gambar 4.2. Sistem Neraca Massa Pada Reaktor

Keterangan simbol :
Simbol umum :
WBA : N = Variabel komponen dalam neraca massa bereaksi (kmol/jam).
A = Variabel yang menyatakan nomor aliran.
B = Variabel yang menyatakan jenis senyawa yang terdapat pada
suatu aliran.

Keterangan komponen :
1. CH3OH
2. H2O
3. CO2
4. H2
Keterangan aliran :
F1 = Laju umpan yang masuk ke reaktor
F2 = Laju yang keluar dari reaktor
36

Keterangan pada gambar :


X11 = Umpan CH3OH dan H2O yang masuk kedalam reaktor
N12 = Metanol 54 % yang terdapat pada aliran 2
N22 = Air 46 %
N32 = CO2
N42 = H2
ρ = Density Campuran

4.2. Analisa Data

CH3OH CO + 2H2

CO + H2O CO2 + H2

CH3OH + H2O 265 oC CO2 + 3H2

Reaksi yang terjadi pada proses pembuatan hidrogen :

CH3OH + H2O CO2 + 3H2

Persamaan Neraca Massa :

Ns out = Ns in + 𝜏𝑠 . 𝑟 ............................................................................................. (1)

1. Metanol
N12 = N11 – r ....................................................................... (2)
2. Air
N22 = N21 – r ....................................................................... (3)
3. CO2
N32 = N31 + r ....................................................................... (4)
4. H2
N42 = N41 + 3r ....................................................................... (5)
37

Diketahui bahwa laju alir campuran (CH3OH dan H2O) pada keadaan
penuh adalah 2401,76 L/jam dengan density campuran sebesar 0,908 kg/L.
maka masing-masing ketinggian umpan pada tangki reaktor dapat dihitung
untuk mengetahui jumlah umpan yang masuk kedalam alat.

F1 = Laju alir campuran × ρ

= 2401,76 L/jam × 0,908 kg/L

F1 = 2180,7980 kg/jam

4.2.1. Jumlah Bahan Yang Masuk Ke Dalam Reaktor 114D1

Pada alat reaktor ada 1 aliran masuk. Aliran tersebut terdiri


dari methanol dan air yang sudah bercampur sebagai umpan. Pada
aliran tersebut mengandung persen berat methanol sebesar 54%
sebagai metanol dan persen berat air 46% sebagai air.

1. CH3OHumpan (N11)

CH3OHumpan (N11) = F1 × X11

= 2180,7980 kg/jam × 54%


N11 = 1177,6309 kg/jam

𝐶𝐻3𝑂𝐻 𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛
CH3OHumpan (N11) = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑀𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙
1177,6309 kg/jam
= 32 𝑘𝑔 /𝑘𝑚𝑜𝑙

N11 = 36,8009 kmol/jam

2. H2O umpan (N21)

H2O umpan (N21) = F1 × X21

= 2180,7980 kg/jam × 46%


N21 = 1003,1670 kg/jam
38

𝐻2 𝑂 umpan
H2O umpan (N21) = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑀𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙

1003,1670 kg/jam
=
18 𝑘𝑔/𝑘𝑚𝑜𝑙

N21 = 55,7315 kmol/jam

Tabel 4.3. Total Bahan Yang Masuk Pada Alat Reaktor 114D1

Jumlah Yang Masuk


Komponen
Kg/jam Kmol/jam
CH3OH 1177,6309 36,8009
H2O 1003,1670 55,7315
CO2 - -
H2 - -
Jumlah 2180,7979 92,5324

4.2.2. Menghitung Laju Reaksi (r)


Laju reaksi merupakan laju penurunan reaktan (pereaksi) atau
laju bertambahnya produk (hasil reaksi). Laju reaksi ini juga
menggambarkan cepat lambatnya suatu reaksi kimia, sedangkan
reaksi kimia merupakan proses mengubah suatu zat (pereaksi)
menjadi zat baru yang disebut produk. Dalam hal ini kita akan
menghitung laju reaksi dari umpan (CH3OH) sehingga membentuk
produk baru yaitu karbondioksida (CO2) dan hidrogen (H2) dengan
persen konversi 98%.

Rumus menghitung laju reaksi:

𝑁𝑠 𝑖𝑛 .Xs
r= – τs .r
39

Keterangan :

r : Laju reaksi senyawa (kmol/jam)


Nsin : Jumlah umpan yang masuk (kmol/jam)
Xs : Persen konversi reaktan CH3OH menjadi gas H2
– τs : Koefisien senyawa

𝑁𝑠 𝑖𝑛 . Xs
r= – τs

𝑘𝑚𝑜𝑙
36,8009 𝑗𝑎𝑚
×98 %
=
–(–1)

= 36,0648 kmol/jam

4.2.3. Jumlah Produk Yang Keluar Dari Alat Reaktor 114D1

Ns out = Ns in + 𝜏𝑠 . 𝑟

1. N12 = N11 – r
= (36,8009 – 36,0648) kmol/jam
N12 = 0,7361 kmol/jam

N12 = 0,7361 kmol/jam × 32 kg/kmol


N12 = 23,5552 kg/jam

2. N22 = N21 – r
= (55,7315 – 36,0648) kmol/jam
N22 = 19,6667 kmol/jam

N22 = 19,6667 kmol/jam × 18 kg/kmol


N22 = 354,0006 kg/jam
40

3. N32 = N31 + r
= (0 + 36,0648) kmol/jam
N32 = 36,0648 kmol/jam

N32 = 36,0648 kmol/jam × 44 kg/kmol


N32 = 1586,8512 kg/jam

4. N42 = N41 + 3r
= (0 + ((3) 36,0648) kmol/jam
N42 = 108,1944 kmol/jam

N42 = 108,1944 kmol/jam × 2 kg/kmol


N42 = 216,3888 kg/jam

Tabel 4.4. Total Produk Yang Keluar Pada Alat Reaktor 114D1

Jumlah Yang Keluar


Komponen
Kmol/jam Kg/jam
CH3OH 0,7361 23,5526
H2O 19,6667 354,0006
CO2 36,0648 1586,8512
H2 108,1944 216,3888
Jumlah 164,6618 2180,7979
41

4.2.4. Tabulasi Data Perhitungan Neraca Massa Pada Unit Reaktor 114D1 Pada Proses Pembuatan H2

Jumlah Yang Masuk Jumlah Yang Keluar


Komponen
Konversi Methanol
Kmol/jam Kg/jam % (%) Kmol/jam Kg/jam %

CH3OH 36,8009 1177,6309 54 0,7361 23,5526 1,08

H2O 46
55,7315 1003,1670 19,6667 354,0006 16,23

CO2 - -
- 98 % 36,0648 1586,8512 72,77

H2 -
- - 108,1944 216,3888 9,92

JUMLAH 100
92,5324 2180,7979 164,6618 2180,7932 100
42

4.3. Pembahasan
Neraca massa terbagi atas dua yaitu neraca massa dengan sistem
tidak bereaksi dan yang kedua neraca massa dengan sistem bereaksi.
Neraca massa dengan sistem tidak bereaksi artinya adala neraca massa
tanpa disertai munculnya zat baru yang artinya komposisi bahan yang
masuk sama dengan komposisi bahan yang keluar. Pada penelitian ini
digunakan neraca massa sistem bereaksi yaitu neraca massa yang
disertai munculnya zat baru akibat reaksi yang terjadi pada sistem.
Dalam hal ini metanol (CH3OH) dan air (H2O) masuk kedalam tangki
reaktor 114D1 sehingga terurai menjadi CH3OH, H2O, CO2 dan H2.

CH3OH + H2O CO2 + 3H2

Reaktor adalah sebuah alat industri kimia yang digunakan


sebagai tepat berlangsungnya reaksi antar reaktan sehingga menjadi
produk yang lebih berharga. Unit reaktor adalah suatu unit yang
berfungsi sebagai unit pembentukan gas hidrogen yang masih belum
murni dengan penambahan katalis untuk mempercepat reaksi antara
methanol dengan air bebas mineral yang akan membentuk hidrogen
dalam keadaan bercampur dengan unsur- unsur lainnya. Alat yang
digunakan sebagai pembentukan gas hidrogen adalah reaktor. Reaktor
114D1 yang disambung oleh pipa sebagai masukkan cairan methanol
dan pipa sebagai masukkan air, reaksi ini berlangsung dalam
temperatur 265oC dengan mencapai tekanan 26 bar. Reaksi
pembentukan dilanjutkan dengan penambahan katalis sebagai
masukan yang akan mempercepat proses pembentukan reaksi. Hasil
produk dalam reaktor kemudian di alirkan ke unit PSA untuk proses
pemurnian secara kontinu hingga mencapai kemurnian 99%.
Pada karya akhir ini perhitungan neraca massa digunakan
untuk mengetahui laju alir produk sebagai hasil keluaran reaktor dan
laju alir pada masing masing komponen dalam produk yang dihasilkan
oleh unit reaktor
43

114D1. Setelah dilakukan perhitungan pada proses pembentukan gas


hidrogen di reaktor 114D1, maka dapat diperoleh laju alir produk
sebesar 2180,7932 kg/jam dari konversi reaksi (konversi reaksi
methanol sebesar 98%).
BAB 5

KESMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan data yang didapatkan dari praktek kerja lapangan dan
analisa data, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Jumlah bahan yang masuk dengan sistem neraca massa bereaksi pada
reaktor 114D1 dengan komponen CH3OH sebesar 1177,6309 kg/jam dan
H2O sebesar 1003,1670 kg/jam.
2. Jumlah produk yang terbentuk pada reaktor 114D1 sebagai pengeluaran
dengan konversi metanol sebesar 98% terdiri dari CH3OH sebesar
23,5526 kg/jam, H2O sebesar 354,0006 kg/jam, CO2 sebesar 1586,8512
kg/jam, H2 sebesar 216,3888 kg/jam.

5.2. Saran

Dengan hasil pengamatan dan pembahasan data yang didapat,


diharapkan kedepannya dapat meningkatkan kinerja serta hasil produksi
dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi
hidrogen. Serta pengontrolan dan pemantauan dalam pemberian suhu pada
reaktor sesuai dengan design yang telah diracang agar hasil yang didapat
lebih akurat.
Serta dari hasil perhitungan untuk kedepannya dapat digunakan
sistem neraca energi agar hasil yang didapat lebih akurat dan detail dengan
menggunakan temperatur yang berbeda.

44
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia. 2001. Kimia Unsur dan Radio Kimia. Bandung : Citra Aditya
Bakti.

Afif, Mukhamad Deny Reza dan Teresia Dyah 2017). Pembuatan Dietil Eter
Dengan Katalis Berbasis γ-Al2O3 Dipromote Dengan Logam Cr Dan Co
Dalam Reaktor Fixed Bed. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November.

Batubara, Taher.2012. Sistem Produksi Hidrogen Menggunakan Reaktor Glow


Discharge Plasma Electrolysis dalam Larutan KOH-Etanol. Jakarta:
Universitas Indonesia.

Drs. S, Riawan. 1990. Kimia Organik. Jakarta : Binarupa Aksara.

Ghufran M, dkk. 2010. Pengolahan Kualitas Air Dalam Budidaya Perairan.


Jakarta : Rineka Cipta.

Himmelblau, David M dan James B. Riggs. 1996. Basic Principle and


Calculations in Chemichal Engineering. London : Prentice Hall
International.

Harris, D. 2007. Unsur – Unsur Kimia. Jakarta : Kawan Pustaka.

Hendayana, S. 2006. Kimia Pemisahan Metode Kromatografi dan Elektroforesis


Modern. Bandung : Remaja Rosdakarya Offset.

Harry, Silla. 2003. Chemical Process Engineering Desain and Economics. USA.
Institute of Teknology Hoboken.

Iswahyudhi, Fajar, dkk. 2013. Pra-Rancangan Pabrik Formaldehid Dengan


Proses Haldor Topsoe Kapasitas 50.000 Ton/Tahun. Fakultas Teknologi
Industri: Universitas Jayabaya.

Kusmiyati, S.T., M.T., Ph. D. 2014. Kinetika Reaksi Kimia Dan Reaktor.
Yogyakarta : Graha Ilmu.

Keenan, dkk, 1984. Kimia Untuk Universitas Jilid I. Jakarta : Erlangga.

Maflahah, Iffan. 2010. Analisis Proses Pembuatan Pati Jagung (Maizena)


Berbasis Neraca Massa : Universitas Trunojoyo.

Oktavian, Rama dan Dwi Saptati. 2017. Aplikasi Spreadsheet Untuk Perhitungan
Teknik Kimia Sederhana. Malang: UB Press.

Paramitha, Ditha. 2014. Perhitungan Neraca Massa Gross Di Tangki Gabungan


(T-01) Pada Unit Pusat Pengumpul Produksi (PPP) Di PT. Pertamina EP
Asset 1 Rantau Field. Medan : Politeknik Teknologi Kimia Industri.
Purwono, dkk. 2005. Pengantar Operasi Stage Setimbang. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press.

Putra, Arbie Marwan. 2010. Analisis Produktifitas Gas Hidrogen dan Gas
Oksigen pada Elektrolisis Larutan KOH. Malang: UIN Malik Ibrahim
Malang.

Rosdiana, Moeksin, dkk. 2017. Pengaruh Rasio Metanol dan Tegangan Arus
Elektrolisis Terhadap Yield Biodiesel dari Minyak Jelantah : Universitas
Sriwijaya

Riswan Eko Wahyu Susanto. 2016. Analisa Kuat Arus dan Waktu Reaksi
Terhadap Volume Gas Reaktor Hidrogen. Kediri. Politeknik Kediri.

Rananda, dkk. 2018. Studi Ikatan Hidrogen Sistem Metanol-Metanol dan Etanol-
Etanol Dengan Metode Molekuler. Palembang : Universitas Sriwijaya.

Sri, Wuryanti. 2016. Neraca Massa dan Energi. Bandung : Politeknik Negeri
Bandung.

Siti Alimah dan Erlan Dewita. 2008. Pemilihan Teknologi Produksi Hidrogen
Dengan Memanfaatkan Energi Nuklir. Jakarta : Pusat Pengembangan
Energi Nuklir.

Sumanwidjaya, Kusman. 1974. Limnologi. Bogor. Institut Pertanian Bogor.


Smith, Robbin. 2005. Chemical Process Design And Integration. Australia:
British Library

Triwibowo, Bayu. 2013. Teori Dasar Simulasi Proses Pembakaran Limbah


Vinase dari Industri Alkohol Berbasis CFD. Semarang : Universitas Negeri
Semarang.

Yasir, Muhammad 2019. Skripsi Reactor Design Pada Pabrik Sorbitol Melalui
Proses Hidrogensi Katalitik Dengan Bantuan Katalis Nikel. Fakultas
Teknik: Universitas Negeri Semarang.
LAMPIRAN
Lampiran 1

Flow Sheet Hydrogen PT. Domas Agrointi Prima

Anda mungkin juga menyukai