Anda di halaman 1dari 40

PROPOSAL KARYA AKHIR

PERHITUNGAN NERACA MASSA PADA UNIT REAKTOR


114D1 PADA PROSES PEMBUATAN H2 DI PT DOMAS
AGROINTI PRIMA

Diajukan untuk memenuhi persyaratan penulisan Karya Akhir


Pada Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan

Oleh:
ANNISA RAHMAH FITRAH
NIM. 17 01 003

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

2020
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL KARYA AKHIR
PERHITUNGAN NERACA MASSA PADA UNIT REAKTOR 114D1 PADA
PROSES PEMBUATAN H2 DI PT DOMAS AGROINTI PRIMA
Diajukan Oleh :

ANNISA RAHMAH FITRAH


NIM. 17 01 003

Telah Disetujui Oleh:

Pembimbing I

(Maulidna, ST, M.Si) Tanggal :....................................


NIP. 196706201994032001

Pembimbing II

(Ir. Yunianto, MT) Tanggal :....................................


NIP. 196006191990031003

Medan, April 2020


Politeknik Teknologi Kimia Industri
Program Studi Teknik Kimia
Ketua Tim Karya Akhir

(Yenny Sitanggang, ST, MT)


NIP : 197210262001122002
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Akhir ini
yang berjudul :
“PERHITUNGAN NERACA MASSA PADA UNIT REAKTOR 114D1
PADA PROSES PEMBUATAN HIDROGEN DI PT DOMAS AGROINTI
PRIMA”
Dalam menyelesaikan penulisan Karya Akhir ini penulis telah banyak
memperoleh petunjuk dan bantuan yang sangat berharga, oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih
kepada :
1. Bapak Poltak Evencus Hutajulu, ST, MT, selaku Direktur Politeknik Teknologi
Kimia Industri Medan.
2. Pembantu Direktur I, II, dan III Politeknik Teknologi Kimia Industri
3. Ibu Mahyana, SE, selaku Kasubag Administrasi Akademik Kemahasiwaan dan
Kerjasama PTKI Medan.
4. Ibu Yenny Sitanggang, ST, MT, selaku Ketua Program Studi Teknik Kimia dan
Ibu Harmileni, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Teknik Kimia.
5. Ibu Maulidna, ST, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Ir. Yunianto,
MT, selaku Dosen Pembimbing II yang telah membantu penulis dalam
memberikan arahan dan dukungan sehingga penulisan Karya Akhir ini dapat
diselesaikan
6. Ibu Harmileni, M.Si, selaku Dosen Wali yang telah membantu penulis dalam
memberikan arahan dan dukungan sehingga penulisan Karya Akhir ini dapat
diselesaikan.
7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan Pegawai pada Politeknik Teknologi Kimia
Industri Medan
8. Pihak Industri PT. Domas Agrointi Prima Kuala Tanjung yang telah memberi
kesempatan kepada penulis sehingga Karya Akhir ini dapat selesai dengan
baik.

ii
9. Kepada orangtua dan kakak yang saya sayangi dan keluarga lainnya yang telah
memberikan bantuan baik moril maupun materil, semangat dan dukungan serta
doa kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Akhir ini.
10. Kepada teman-teman mahasiswa yang telah berpartisipasi memberikan bantuan
baik moril ataupun materil, dan doanya kepada penulis dalam penyelesaian
Karya Akhir ini.
Penulis berharap semoga Karya Akhir ini dapat bermanfaat untuk
kemajuan ilmu pengetahuan ke depan. Akhir kata penulis mengucapkan
terimakasih Kepada semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu.

Medan, April 2020


Penulis

Annisa Rahmah Fitrah


NIM. 17 01 003

iii
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian.........................................................24
3.2. Pengumpulan Data..........................................................................24
3.2.1. Alat dan Bahan...................................................................24
3.2.2. Metode Kerja......................................................................25
3.2.3. Materi Penelitian................................................................26

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1. Reaktor 114D1 PT. Domas Agrointi Prima.....................................12
Gambar 2.2. Diagram Alir Pembuatan Hidrogen..................................................13
Gambar 2.3. Diagram Alir Proses Steam Reforming............................................14
Gambar 2.4. Kerangka Konseptual.......................................................................23

vi
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1. Sifat Fisika Kimia Metanol............................................................5
Tabel 2.2. Sifat Air..........................................................................................8
Tabel 2.3. Isotop Hidrogen..............................................................................10
Tabel 2.4. Sifat – Sifat Fisik Hidrogen............................................................11
Tabel 2.5. Sumber Energi Untuk Reaksi Kimia..............................................17

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1. Flow Sheet Hydrogen PT. Domas Agrointi Prima............................. 27
2. Surat Keterangan Selesai PKL ........................................................... 28
3. Lembar Asistensi ............................................................................... 29

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Neraca massa adalah cabang keilmuan yang mempelajari


kesetimbangan massa dalam sebuah sistem. Dalam neraca massa, sistem
adalah sesuatu yang diamati atau dikaji. Neraca massa merupakan penerapan
dari hukum kekekalan massa yang menyebutkan bahwa “di alam ini jumlah
total massa adalah kekal tidak dapat dimusnahkan ataupun diciptakan”
Kesetimbangan massa untuk sebuah proses dapat dibuat dengan menentukan
sistem serta batas dari sistem tersebut.
Suatu sistem apapun akan tetap walaupun terjadi perubahan bentuk
ataupun keadaan fisik. Dalam suatu proses pengolahan akan terjadi jumlah
masuk akan sama dengan bahan yang keluar sebagai produk yang di
kehendaki ditambah dengan dengan jumlah yang hilang atau produk samping
(maflahah, 2010).
Unit reaktor 114D1 adalah tempat terjadinya reaksi antara metanol
dengan air bebas mineral yang akan membentuk hidrogen dalam keadaan
bercampur dengan unsur-unsur lainnya. Reaktor yang digunakan berupa suatu
bejana yang berupa vessel tegak lurus dengan ketinggian 8,567 meter yang
memiliki ketebalan 17 cm untuk dapat bertahan dengan reaksi yang
dibutuhkan pada tekanan tinggi. Dalam proses pembuatan hidrogen
dibutuhkan suhu yang tinggi hingga mencapai 256 C dengan tekanan 26 bar.
Produk yang dihasilkan berupa gas yang mudah terbakar serta dapat
menimbullkan ledakan. Proses terjadinya reaksi karena adanya katalis
didalam reaktor yaitu berupa copper 40-50 %, zink oxide 25-30 %,
Aluminium oxide <15 % dan copper oxide 5-18 %.
Untuk menghasilkan jumlah hidrogen yang didapat harus sesuai yang
diharapkan dengan kemurnian 99,99 %, maka harus diperhatikan laju alir
massa masuk reaktor agar dapat menghitung konversi metanol yang

1
2

dibutuhkan. Proses ini juga dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu temperatur,
rasio, level dan tekanan.
Dari uraian diatas, penulis tertarik untuk mengambil judul :

”PERHITUNGAN NERACA MASSA PADA UNIT REAKTOR 114D1


PADA PROSES PEMBUATAN H2 DI PT DOMAS AGROINTI PRIMA”
1.2. Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis
mengajukan rumusan masalah sebagai berikut :
a. Berapa jumlah komposisi bahan yang masuk pada reaktor 114D1 ?
b. Berapa jumlah produk yang terbentuk pada reaktor 114D1 ?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1.3.1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui komposisi bahan yang masuk dengan sistem
neraca massa.
b. Untuk mengetahui produk yang terbentuk dari reaktor 114D1.
1.3.2. Manfaat Penelitian
Manfaat penulisan karya akhir ini adalah untuk memperlihatkan
bahwa umpan masuk dalam reaktor akan sama dengan hasil keluaran
dari reaktor tersebut, yang mana sesuai dengan hukum neraca massa
(Hukum Loavoiser) yaitu dalam suatu reaksi kimia jumlah massa
suatu zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama. Persamaan neraca
massa total adalah : massa yang masuk = massa yang keluar .
BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori


2.1.1. Sejarah Pabrik
PT. Domas Argointi Prima adalah perusahaan dengan
pemodalan milik asing yang pemasaran produknya adalah dalam
negeri dan luar negeri. Produk yang dihasilkan dari perusahaan berupa
fatty acid, fatty alcohol dan glycerin. Untuk produk fatty alcohol
umumnya dibuat dari bahan bahan dasar minyak nabati atau lemak
berkisar antara 8-18 sesuai dengan panjang rantai karbonnya.
Kapasitas produksi rata-rata per hari untuk proses fatty alcohol 100
ton/hari. Untuk memproduksi fatty alcohol tersebut pabrik ini
memiliki 5 section atau unit operasi, diantaranya wax ester
preparation (section 110), wax ester hydrogenation (section 111),
fraksinasi dan destilasi (section 112), carbonyl conversion (section
113), hydrogen generation (section 114) dan oil thermal heater
(section 115).
Gas hidrogen yang akan digunakan pada proses pembuatan fatty
alcohol yaitu memiliki fungsi sebagai salah satu material pendukung
pada proses pembuatan fatty alcohol untuk memutus ikatan rangkap
yang ada pada minyak dengan purity gas H2 99, 99 %. Bahan baku
utama pembuatan gas H2 ini adalah metanol (CH3OH) dan air (H2O).

2.1.2. Metanol (CH3OH)


Metanol juga dikenal sebagai metil alkohol adalah senyawa
kimia dengan rumus CH3OH. Ia merupakan bentuk alkohol paling
sederhana. Pada keadaan atmosfer metanol berbentuk cairan yang
ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun
dengan bau yang khas. Metanol digunakan sebagai bahan pendingin

4
5

anti beku, pelarut, bahan bakar, dan sebagai bahan adiktif bagi industri
etanol. Gugus hidroksil (–OH) pada alkohol mengakibatkan sifat polar
dari molekul alkohol alkanol dan memberikan kemampuan untuk
membentuk ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen yang dimiliki alkanol
memudahkannya larut dalam air. Rantai alkil pada alkohol yang
semakin pendek dan bercabang akan meningkatkan kelarutan. Ikatan
hidrogen antar molekul alkanol meningkatkan titik didih alkohol.
Alkahol yang memiliki alkil pendek dan gugus –OH berwujud cairan
encer pada suhu kamar, semakin banyak gugus –OH yang dimiliki
maka wujudnya semakin mengental atau bahkan berbentuk padatan.
Identifikasi jenis alkohol dapat dilakukan dengan reksi logam
alkali, contohnya dengan menggunakan natrium dan kalium. Reaksi
yang terjadi adalah reaksi reduksi oksidasi. Logam alkali dioksidasi
menjadi ion positif, sedangkan gugus –OH pada alkohol direduksi
menjadi gas H2. Semakin pendek rantai atom karbon pada senyawa
alkanol dapat dilihat pada banyaknya gas hidrogen yang dihasilkan
pada reaksi dengan logam alkali (Rosdiana dkk, 2017).
Tabel 2.1. Sifat Fisika Kimia Metanol
Sifat Keterangan
Fisika Berwujud cair, tidak berwarna, dapat dicampur
dengan air dala segala perbandingan, tidak
membentuk campuran azeotropik dengan air,
lebih beracun daripada etil alkohol, mudah
terbakar dengan nyala yang berwarna biru, dapat
mengakibatkan kematian jika dikonsumsi.

Kimia Metanol menunjukkan reaksi – reaksi umum


dari alkohol dan mempunyai satu atom C.

(Sumber : Riawan, 1990)

2.1.3. Air (H2O)


Air murni merupakan suatu persenyawaan kimia yang sangat
sederhana yang terdiri dari dua atom hidrogen (H) berikatan dengan
satu atom oksigen (O). Secara simbolik air dinyatakan sebagai H2O.
Air serta bahan-bahan dan energi yang dikandung di dalammnya
merupakan lingkungan bagi jasad-jasad air. Pengaruhnya terhadap
kehidupan yang ada di dalamnya, yaitu dengan sifat fisiknya sebagai
medium tempat hidup tumbuh-tumbuhan dan hewan dan sifat
kimianya sebagai pembawa zat-zat hara yang di perlukan bagi
pembentukan bahan-bahan organik oleh tumbuh-tumbuhan dengan
produksi primernya (Ghufran M, 2010).
Sifat-sifat inilah yang memisahkan lingkungan air dari
lingkungan udara. Berat jenis, panas jenis, kekentalan dan permukaan
adalah faktor-faktor yang paling banyak mempengaruhi kehidupan.
Berat jenis air murni adalah 775 kali lebih besar dari pada udara (0 ℃,
760 mn Hg). Demikian pula pengaruhnya terhadap terhadap daya
apung suatu benda. Ini merupakan suatu penghematan energi ang
cukup besar untuk menahan beratnya sendiri dan memungkinkan
reduksi dan jaringan-jaringan penunjang (Ghufran M, 2010).
Berat jenis air danau atau air sungai pada tempat dan waktu
yang berlainan tidak akan sama besar, walaupun perbedaan ini
umumnya kecil, tetapi amat penting pengaruhnya terhadap kejadian-
kejadian dia dalam air. Perbedaan berat jenis air dapat disebabkan
oleh perbedaan tekanan atau bahan-bahan suspensi, tetapi yang lebih
penting disebabkan oleh suhu dan salinitas (kadar garam) (Ghufran M,
2010).
Air mempunyai sifat yang khusus di antara zat-zat cair karena
molekul-molekulnya cenderung membentuk kelompok atau agregasi
akibat sifat-sifat listriknya dan sifat tersebut bergantung pada suhu.
Pada suhu rendah molekul-molekul air tersusun dalam bidang empat,
yaitu salah satu molekul berada di tengah-tengah dan empat molekul
di sudut suatu bidang empat. Struktur seperti ini terdapat dalam
bentuk es. Dalam bentuk cair bidang empat ini rusak dan membentuk
agregasi, yang dengan bertambahnya suhu sedikit demi sedikit
berubah kedalam keadaan peralihan sampai akhirnya pada bentuk bola
yang mempunyai susunan rapat. Susunan bidang empat mempunyai
volume yang terbesar dan berat jenis yang terkecil, sedagkan bentuk
bola yang rapat mempunyai berat jenis yang terbesar. Jika hanya
proses ini yang terjadi maka volume akan berkurang atau berat jenis
akan bertambah pada waktu pemanasan. Akan tetapi penuaian zat cair
juga terjadi pada waktu yang bersamaan (Sumanwidjaya, 1974).
Sifat anomali air ini sangat penting bagi kehidupan. Perairan-
perairan tawar hanya membeku pada permukaannya, sedangkan suhu
di bagian dalamnya umumnya hanya mempunyai sedikit di bawah 4℃
pada musim dingin. Jadi hewan dan tumbuhan yang berada dalam air
dibawah es dipengaruhi oleh perubahan suhu yang kecil daripada
jasad-jasad yang hidup di daratan dan tidak terkena beku yang
mematikan. Pembekuan ini merupakan barrier (penghalang) bagi
penyebaran banyak jasad (Ghufran M, 2010).
Kekentalan (viskositas) air merupakan sifat fisik yang juga tidak
boleh diabaikan. Kekentalan adalah suatu sifat yang dipakai sebagai
pengukur besarnya daya yang diperlukan untuk memisahkan molekul-
molekul zat cair agar dapat dilewati. Ini merupakan akibat dari
tekanan gesekan yang ditimbulkan oleh suatu zat cair pada benda-
benda yang bergerak. Besarnya sebanding dengan luas permukaan
yang berhubungan dengan air, kecepatan, dan konstanta yang
bergantung pada suhu dan sifat zat cair. Pengaruh suhu sangat besar,
jika suhu naik maka kekentalan berkurang.
Kekentalan air pada 0 ℃ adalah dua kali lebih besar daripada
25℃. Jadi pada suhu 25 ℃ dan pada kondisi-kondisi yang sama,
jasad-jasad plankton akan tenggelam dua kali lebh cepat daripada 0 ℃
karena kekentalana air kira-kira 100 kali lebih besar daripada udara
(Ghufran M, 2010).
Tabel 2.2. Sifat Air
Sifat Dibandingkan dengan zat lain
Tegangan permukaan Paling tinggi dari semua zat cair
pada umumnya
Penghataran panas Paling tinggi dari semua zat cair
pada umumnya, kecuali air raksa
Viskositas Relatif rendah untuk suatu zat cair
(menurun dengan meningkatnya
suhu)
Panas laten penguapan, Paling tinggi dari semua zat pada
jumlah pertambahan atau umumnya.
kehilangan panas per satuan
massa oleh persatuan zat dari
fase padat ke cair atau ke
padat tanpa disertai kenaikan
suhu (kal/g).
Panas laten pelebuhan; Paling tinggi dari semua zat cair
jumlah pertambahan atau pada umumnya dan sebagian besar
kehilangan panas per satuan zat padat.
massa oleh perubahan zat
dari fase padat ke cair atau
cair ke padat tanpa disertai
kenaikan suhu (kal/g).
Kapasitas panas; jumlah Paling tinggi dari semua zat padat
kebutuhan untuk menaikkan dan zat cair pada umumnya.
suhu 1 g zat 1 ℃ (kal/℃).
Kerapatan : massa per satuan Berat jenis ditentukan oleh suhu,
volume (gram/cm3 atau salinitas, tekanan. Berat jenis
(gram/ml). maksimum air murni adalah pada 4
℃. Untuk air laut, titik beku
menurun dengan meningkatnya
salinitas.
Kemampuan melarutkan Melarutkan banyak zat dalam
jumlah lebih besar dari pada zat
cair lain pada umumnya.
(Sumber : Ingmanson dan Wallace, 1973)

2.1.4.Hidrogen
Hidrogen (bahasa latin: hydrogenium, dari bahasa Yunani:
hydro : air, genes : membentuk) adalah unsur kimia pada tabel
periodik yang memiliki simbol H dan nomor atom 1. Pada suhu dan
tekanan standar, hidrogen tidak berwarna, berbau, bersifat non-logam,
bervalensi tunggal, dan merupakan gas diatomik yang sangat mudah
terbakar. Dengan massa atom 1,00794 amu, hidrogen adalah unsur
teringan di dunia. Hidrogen adalah salah satu sumber energi sekunder
yang bersih dan bisa diproduksi dari berbagai macam bahan baku.
Pengembangan fuel cell (sel bahan bakar) yang menggunakan
hidrogen sebagai bahan bakar telah menarik perhatian akhir-akhir ini
sebagai energi yang ramah lingkungan. Hidrogen adalah unsur yang
paling sederhana dan paling umum yang ada di bumi. Hidrogen
merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau,
yang mempunyai kandungan energi per unit massa terbesar dibanding
bahan bakar yang lain. Gas hidrogen sangat mudah terbakar dan akan
terbakar pada konsentrasi serendah 4 % H2 di udara bebas. Entalpi
pembakaran hidrogen adalah - 286 kJ/mol. Hidrogen terbakar menurut
persamaan kimia : 2H2(g) + O2(g) → 2H2O(l) + 572 kJ (286 kJ/mol).
Ketika dicampur dengan oksigen dalam berbagai perbandingan,
hidrogen meledak seketika disulut dengan api dan akan meledak
sendiri pada temperatur 560 °C. Lidah api hasil pembakaran hidrogen
– oksigen murni memancarkan gelombang ultraviolet dan hampir
tidak terlihat dengan mata telanjang. Karakteristik lainnya dari api
hidrogen adalah nyala api cenderung menghilang dengan cepat di
udara, sehingga kerusakan akibat ledakan hidrogen lebih ringan dari
ledakan hidrokarbon (Riswan, 2016).
Terdapat 3 isotop hidrogen yang dikenal yaitu 1H, 2H, 3H. Dari
semua atom hidrogen yang terdapat dalam alam yaitu 99,98 % jenis
1
H, sekitar 0,02 % jenis 2H dan 3H tak terhingga sedikitnya. Isotop
hidrogen tidak mirip satu sama lain, tidak seperti isotop-isotop
lainnya, dikarenakan selisih bobotnya besar secara presentase. Karena
alasan ini, isotop hidrogen mempunyai nama sendiri-sendiri,
sedangkan isotop unsur-unsur lain cuku ditandai oleh nomor
massanya. Pada tabel 2.3. memaparkan nama lambang khusus dan
beberapa sifat isotop lainnya.
Tabel 2.3. Isotop Hidrogen
1 2 3
H atau H H atau D H atau T
protium deuterium Tritium
Massa atom 1,0078 2,0141 3,0160
Titik beku oC -259,1 -254,4 -
Titik didih oC -252,7 -249,6 -
Kestabilan inti Stabil Stabil Tidak stabil ;
separuhnya akan
meluruh dalam 12.3
tahun
(Sumber : Keenan, dkk, 1995)
Hidrogen merupakan unsur yang terdapat dialam yang
kelimpahan terbesar, tetapi hanya sedikit tertinggal di bumi. Dari
analisis spectrum sinar yang dipancarkan oleh bintang, disimpulkan
bahwa bintang terutama terdiri dari hidrogen. Hidrogen sangat reaktif
sehingga di bumi hidrogen terdapat sebagai senyawa air mengandung
hidrogen sebanyak 11,1 % berat (11,1 %), hidrokarbon misalnya gas
alam 25 %, minyak bumi 14% dan karbohidrat, misalnya pati 6 %
(Arbie Marwan, 2010).
Menurut American Nuclear Society (Juni 2012), kebutuhan
dunia akan hidrogen sangat besar yaitu sekitar 5 juta ton per tahun.
Hidrogen sebesar ini diperlukan dalam proses kimia seperti mengikat
nitrogen dengan unsur lain dalam proses Haber bosch, produksi
metanol, bahan bakar roket, memproduksi asam hidroklorida,
mereduksi bijih-bijih besi dan sebagai gas pengisi balon, bahan bakar
alternatif, pembentuk amonia, serta bahan oil refining dan oil
upgrading. Hidrogen merupakan elemen paling melimpah di bumi
(sepersepuluh masa bumi), namun sangat jarang ditemukan dalam
bentuk H2. Karena hidrogen di bumi sangat jarang ditemukan dalam
bentuk H2, maka dilakukanlah produksi hidrogen untuk mencukupi
kebutuhan hidrogen dunia. Pada prinsipnya, hidrogen bisa diperoleh
dengan memecah senyawa yang paling banyak mengandung unsur
hidrogen (Taher, 2012:16).
Hidrogen adalah unsur yang terdapat di alam yang kelimpahannya
terbesar, tetapi hanya sedikit tertinggal di bumi. Dari analisi spektrum
sinar yang dipancarkan oleh bintang, disimpulkan bahwa bintang
terutama terdiri dari hidrogen. Hidrogen sangat reaktif sehingga di
bumi hidrogen terdapat sebagai senyawa air mengandung hidrogen
sebanyak 11,1 %, hidrokarbon misalnya gas alam 25 %, minyak bumi
14 % dan karbohidrat misalnya pati 6 % (Hiskia Achmad, 2001).
Tabel 2.4. Sifat-Sifat Fisik Hidrogen

Sifat Fisik Keterangan


Lambang H
Nomor atom 1
Titik didih (K) 20,28
Titik lebur (K) 13,81
Konfigurasi elektron 1S1
Massa atom relative 1,00794
Entalpi penguapan (kj/mol) 0,4581
Massa jenis(g/cm3) 0,0899
Kapasitas panas (Jg-1.K-1) 14,304
Penampilan Tidak berbau dan berwarna
Entalpi pembentukan
0,00585
(Kl/mol)
(Sumber: Harris, 2007 )

2.1.5. Produksi Hidrogen


Hidrogen merupakan bahan bakar yang banyak mendapatkan
perhatian untuk dikembangkan, karena merupakan bahan bakar yang
ramah lingkungan dan berpotensi menggantikan bahan bakar fosi.
Selain sebagai bahan untuk transportasi, hidrogen dapat digunakan
sebagai bahan baku untuk produksi pupuk, produksi fatty alcohol,
pengilangan minyak dan industri lainnya. Dari sisi produksi, hidrogen
merupakan energi sekunder yang dapat diproduksi dengan
menggunakan berbagai sumber energi primer (bahan bakar fosil,
energi nuklir). Sampai saat ini, hidrogen masih mengandalkan pada
penggunaan bahan bakar fosil (gas alam atau bahan bakar fosil
lainnya) sebagai bakan bakunya, meskipun air juga telah digunakan
sebagai bahan baku produksi hidrogen. Pada dasarnya, gas hidrogen
dapat diproduksi dengan beberapa cara, diantaranya elektrolisis, steam
reforming dan termokimia siklus sulfur-iodine (Siti Alimah, 2008).

Gambar 2.1. Reaktor 114D1 PT. Domas Agrointi Prima

Pabrik ini dirancang untuk menghasilkan gas hydrogen murni


sebanyak 1800 Nm3/jam lewat suatu proses yang disebut methanol
cracking yang dapat dituliskan dengan reaksinya sebagai berikut :

CH3OH + H2O CO2 + 3H2


(Metanol) (Air) (Karbondioksida) (Hidrogen)

Metanol yang dicampur dengan air bebas mineral akan


dimasukkan kedalam fixed bed reactor yang berisi katalis copper 40-
50 %, zink oxide 25-30 %, aluminium oxide <15 % dan coper oxide
5-18 %. Lalu dipanaskan hingga mencapai temperatur 265 ℃ dengan
tekanan operasi 26 bar. Kemudian gas yang terbentuk akan dipisahkan
pada alat yang disebut PSA (Pressure Swing Adsorption) sehingga
akan didapatkan kemurnian hingga 99,99 %.
Gambar 2.2. Diagram Alir Pembuatan Hidrogen

Metanol dan air dicampurkan menggunakan rasio yang


ditentukan dan kemudian diberi tekanan. Campuran ini akan melewati
evaporator, pompa, dan pemanas. Kemudian pemanas dimasukkan
kedalam reaktor. Reaksi pembentukan metanol berlangsung didalam
reaktor dengan bantuan katalisator yang akan membentuk H2 dan CO2.
Campuran gas setelah reaksi kemudian melewati penukar panas
yang akan mengalami pertukaran panas dengan gas umpan untuk
memulihkan sebagian panas dan kemudian diumpankan lebih lanjut
kedalam buffer pemisahan gas – cair untuk memisahkan metanol dan
air yang tidak bereaksi. Kemudian dilewatkan ke kondensor dan
pendingin untuk dikondensasi dan memastikan metanol dalam gas
memenuhi kualitas yang telah ditentukan. Cairan dari kondensasi dan
pemisahan adalah campuran metanol dan air yang dikembalikan
kedalam tangki bahan baku untuk digunakan kemabali. Kemudian gas
dimurnikan dengan menggunakan sistem PSA yang akan memisahkan
semua kotoran melalui adsorpsi dan pemisahan dalam satu waktu.

2.1.6. Steam Reforming


Steam Reforming merupakan proses dekomposisi termal yang
secara umum digunakan dalam industri produksi hidrogen. Proses
tersebut terjadi dengan mereaksikan gas alam (metana) dan steam
pada suhu tinggi, serta mempunyai efisiensi termal sekitar 70 %. Gas
alam adalah bahan bakar fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari
metana (CH4), yang merupakan molekul hidrokarbon rantai pendek
dan ringan. Gas alam juga mengandung molekul-molekul hidrokarbon
yang lebih berat seperti etana (C2H6), propana (C3H8) dan butana
(C4H10).

Gambar 2.3. Diagram Alir Proses Steam Reforming

Pada proses ini ada dua reaksi yang terjadi, reaksi pertama
adalah reforming yang merupakan reaksi endotermal dan
menggunakan katalisator pada suhu tinggi. Reaksi reforming
dilakukan dalam suatu reformer yang diisi dengan katalis nikel pada
tekanan sekitar 30 atm. Reaksi kedua adalah reaksi eksotermal (shift
reaction). Selanjutnya dilakukan proses pemisahan untuk memisahkan
karbon dioksida dan pemurnian hidrogen (Siti Alimah, 2008).

2.1.7. Ikatan Hidrogen


Ikatan hidrogen adalah ikatan yang terjadi antar atom hidrogen
pada molekul yang satu dengan salah satu unsur (N,O,F) pada molekul
yang lainnya yang merupakan gaya dipol-dipol yang paling kuat.
Selain itu menurut Prananto (2013), ikatan hidrogen digambarkan
sebagai suatu bentuk interaksi elektrostatik antara atom hidrogen yang
terikat pada atom-atom elektronegatif dengan atom elektronegatif
lainnya. Pada ikatan hidrogen terdapat karakteristik proton penyusun
atomnya, yaitu gerakan-gerakan dinamis proton dalam ikatan. Ikatan
hidrogen yang terjadi antar molekul ini umumnya berbentuk interaksi
dengan gambar putus-putus yang sulit diamati dengan mata telanjang.
Hal ini dikarenakan ikatan tersebut termasuk dalam kajian
mikroskopik. Ikatan hidrogen ini memiliki peranan penting pada
penentuan struktur, sifat, dan fungsi suatu molekul. Hal ini sejalan
dengan apa yang mengatakan bahwa ikatan hidrogen merupakan
ikatan yang berperan penting dalam penentuan struktur dan aktivitas
biologi, selforganization, di dalam ilmu bahan, ilmu fisika, dan ilmu
kimia (Rananda, dkk, 2018).

2.1.8. Metode Pemisahan Kimia


Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang
kimia karena kebanyakan materi yang terdapat dialam berupa
campuran. Untuk memperoleh materi murni dari suatu campuran, kita
harus melakukan pemisahan. Berbagai teknik pemisahan dapat
diterapkan untuk memisahkan campuran. Perusahaan air minum
memperoleh air jernih dari air sungai dengan cara penyaringan pasir
dan arang (Hendayana, 2006:1).
Air murni untuk keperluan laboratorium atau farmasi diperoleh
melalui teknik pemisahan destilasi. Untuk memisahkan minyak bumi
menjadi komponen-komponennya seperti LPG, bensin, minyak tanah
dilakukan dengan metode destilasi bertingkat. Logam aluminium
dipisahkan dari bauksit melalui teknik pemisahan elektrolisis
(Hendayana,2006:1).
Begitu juga dengan gas hidrogen dan oksigen dalam air
dipisahkan dengan cara elektrolisis. Melalui teknik pemisahan,
ternyata menghasilkan materi yang lebih penting dan lebih mahal
harganya (Hendayana, 2006:1).
2.1.9. Reaktor
Reaktor kimia adalah sebuah alat industri kimia yang digunakan
sebagai tepat berlangsungnya reaksi antar reaktan sehingga menjadi
produk yang lebih berharga. Tujuan dari pemilihan rekator adalah
mendapatkan keuntungan yang besar, biaya produksi yang relatif
rendah, modal kecil/volume reaktor minimum, operasinya sederhana
dan murah, keselamatan kerja terjamin, dan polusi terhadap
sekelilingnya (lingkungan) dijaga sekecil-kecilnya. Adapula pemilihan
jenis reaktor dipengaruhi oleh adanya fase zat pereaksi dan hasil
reaksi, tipe reaksi dan persamaan kecepatan reaksi, serta ada tidaknya
reaksi samping, kapasitas produksi, dan kemampuan reaktor untuk
menyediakan luas permukaan yang cukup untuk perpindahan panas
(kusmiyati, 2014).
Ada beberapa tipe umum pada alat reaktor yaitu reaktor batch,
continuous stirred tank, homogenous plug fow dan fixed bed catalyst
reactor. Ukuran dari tipe reaktor memiliki design yang telah
disediakan. Dengan keragaman reaktor yang tersedia beberapa
insinyur berpendapat bahwa klasifikasi reaktor tidak dapat dilakukan.
Akan tetapi klasifikasi yang tidak lengkap banyak membutuhkan
semacam bimbingan. Meskipun ada beberapa tipe reaktor yang tidak
cocok ke dalam klasifikasi apapun. Ada beberapa kriteria untuk
membangun sebuah alat reaktor diantaranya design yang telah
disiapkan, fase kontak, katalis atau nonkatalis, batch atau kontinyu,
dan dikemas sebaik mungkin. Reaksi yang digolongkan menurut
bentuk energi berdasarkan reaksi yaitu thermochemical, biokimia,
electrochemical, fotochemical, plasma, dan sonokimia. Pada tabel
2.3. memberikan contoh dari setiap tipe reaksi yang paling umum
digunakan yaitu termokimia. Contonya seperti campuran alki dan
beberapa campuran harum yang diproduksi secara industri dalam
reaktor fotokimia. Minsalnya reaksi metana dengan klorin.
Tabel 2.5. Sumber Energi Untuk Reaksi Kimia
Sumber Energi Contoh produk
Thermochemical Ammonia
Biochemical Etanol
Electrochemical Asam glukonat
Plasma Asam asetilen
Sonochemical Fumarat
(skala laboratorium)

Berikut pengelompokkan reaktor berdasarkan fase yaitu ada gas-


cair, cair-cair, gas-padat, cair-padat, dan gas-cair-padat. Setelah
menentukan bentuk energi, katalis, dan fase-fase kontak selanjutnya
akan membuat reaksi dalan batch. Dalam hal ini dikelompokkan
rekasi-reaksi meurut metode operasional (batch atau kontinu), tipe
reaktor (tank battery dan tubular) dan jenis aliran (back mixed,
multistage back mixed). Ada beberapa jenis tipe reaktor diantaranya
yaitu :
1. Reactor Batch
Reaktor batch ini sangat penting karena sering kali digunakan
untuk memperoleh data – data kinetika reaksi yang nantinya dapat
discale – up pada skala industri. Serta alat ini sangat penting untuk
mengetahui penurunan persamaan umum yang digunakan dalam
perancanagn reaktor.

2. Stirred Tank Reactor


Cara kerja reaktor stirred tank terdapat kontinu atau
gabungan yang terdiri dari sebuah kapal yang mengandung alat
penukar panas, pengaduk dan dan aliran utntuk terbentuknya
pusaran angin dan peningkatan pencampuran. Untuk memiliki
sebuah STR ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan yaitu
pencampuran, panas transfer, tekanan, dan daya yang cukup
digunakan. Pada proses pencampuran yang tidak memadai
menghasilkan waktu yang lama sehingga volume reaktor lebih
yang besar daripada volume reaktor yang lebih ideal. Untuk
merancang sistem pencampuran dibutuhkan ukuran baling-baling,
buffle, dan motor listrik.

3. Continuous Strred Tank Reactor Sizing


Pengukuran reaktor stirred tank membutuhkan pemilihan tor
standar yang diberikan pada stiap pabrik. Kekuatan pada CTRSs
yaitu ada pada volume, reaksi, area transfer panas, dan
pengadukan. Kepadatan tingkat aliran volumetrik dari reaktor ke
reaktor lainnya sama dengan konstan. Di bagian bawah reaktor
terdapat permukaan silinder hanya 80 % total luas permukaan yang
tersedia untuk mentransfer panas (Silla Harry, 2003).
Dalam proses pembakaran solid – fluid. Maka digunakan
fluid – solid reaktor. Fluid – solid rekator terdiri dari :
a. Fluidized bed reaktor
Fluidized bed reactor adalah jenis reaktor dimana terjadi tumpukan
padatan (solid bed) yang dilewati gas dimana fase solid akan
terfluidisasi karena terlewati oleh gas. Reaktor ini cocok untuk
reaksi dengan range suhu yang sempit karena adanya control suhu
yang baik, penggunaan solid partikel yang kecil dan suhu reaksi
yang tinggi sekitar 600 – 1000 ℃.

b. Enterained bed reactor


Enterained bed reactor adalah jenis reaktor dimana terjadinya
penumpukan soilid di dalamnya. Waktu kontak antra solid dan gas
relatif kecil. Rate solid yang digunakan dapat sangat besar. Rate
udara jauh lebih besa daripada rate solid yang masuk. Suhu operasi
relatif tinggi sekitar 1200 – 1800 ℃.

c. Bed reactor
Bed reactor adalah dimana terjadi penumpukan padatan (solid bed)
yang dilewati gas. Reaktor ini terdiri dari dua jenis yaitu :
1) Moving bed reactor
Dimana bed yang terbentuk bergerak karena adanya aliran gas
yang melalui bed tersebut, tetapi pergerakan fase padat disini
belum bisa dikatakan sebagai fuidisasi. Pada alat reaktor ini
digunakan rate solid dan liquid yang sama – sama rendah.
Secara umum reaktor ini memiliki kriteria yaitu memiliki rate
solid dan udara yang kecil, dapat digunakan untuk mendapatkan
efesiensi kontak yang bagus dan suhu operasi relatif rendah
sekitar 600 ℃.

2) Fixed bed reaktor


Dimana bed yang membentuk tidak bergerak karena adanya gas
yang melalui bed tersebut. Reaktor ini biasanya digunakan
untuk mereaksikan reaktan dengan menggunakan katalis
(Triwibowo Bayu, 2013).

2.1.10. Persamaan Kimia dan Stokiometri


Dari suatu persamaan kita dapat mengetahui data kualitatif dan
kuantitatif yang sangat penting untuk perhitungan proses kimia.
Stokiometri menyangkut perbandingan jumlah unsur dan senyawa
yang bereaksi dengan jumlah yang tepat. Perbandingan identik dengan
perbandingan kosfisien yang diperoleh dari persamaan reaksi. Reaksi-
reaksi dibidang industri jarang sekali yang stokiometri maka sering
digunakana reaktan berlebih. Kelebihan ini keluar bersamaan hasil
reaksi atau terpisah sehingga dapat digunakan kembali.
Walaupun terjadi penambahan reaktan agar reaksi bias
stokiometri, tetep saja reaksi berlangsung tidak secara sempurna
sehingga ada zata yang tidak bereaksi. Besarnya zat yang bereaksi
disebut konversi.
2.1.11. Neraca Massa
Neraca massa adalah suatu perhitungan yang tepat dari semua
bahan – bahan yang masuk, yang terakumulasi dan yang keluar dalam
wakru tertentu. Pernyataan tersebut sesuai dengan hukum kekekalan
massa yakni : massa tak dapat dijelmakan atau dimusnahkan (Sri
Wuryanti, 2016).
Neraca massa merupakan penerapan hukum kekekalan massa
terhadap suatu proses yang menyebut bahwa jumlah total massa
adalah kekal, tidak dapat dimusnahkan ataupun diciptakan.
Kesetimbangan massa untuk sebuah proses dapat dibuat dengan
menentukan sistem serta batas dari sistem tersebut.
Sistem adalah bagian manapun atau keseluruhan proses yang
(open system) adalah sistem dengan materi dipindahkan melalui batas
sistem, yaitu memasuki sistem, meninggalkan sistem atau keduanya.
Sebuah sistem tertupup (close system) adalah sistem yang tidak ada
perpindahan seperti itu selama jangka waktu yang diinginkan (Ditha,
2014).
Suatu sistem apapun akan tetap walaupun terjadi perubahan
bentuk ataupun keadaan fisik. Dalam suatu proses pengolahan akan
terjadi jumlah masuk akan sama dengan bahan yang keluar sebagai
produk yang di kehendaki ditambah dengan dengan jumlah yang
hilang atau produk samping (maflahah, 2010).
Neraca massa dibuat berdasarkan hukum kekekalan massa
(HK.Loavoiser) yaitu dalam suatu reaksi kimia jumlah massa suatu zat
sebelum dan sesudah reaksi adalah sama. Persamaan neraca massa
total adalah :
Massa masuk = massa yang keluar + massa yang terakumulasi
Sistem adalah bagian atau keseluruhan proses yang dianalisis.
Dimana proses merupakan operasi atau perlakuan untuk mendapatkan
hasil (produk). Neraca massa atau neraca bahan suatu proses dalam
industri merupakan perhitungan kuantitatif dari bahan masuk, bahan
keluar dan yang terakumulasi (tersimpan) sistem tersebut. Neraca
massa membahas tentang massa yang masuk dan massa yang keluar.
Dalam neraca massa ada dua jenis proses terhadap variable proses
yang dikenal dengan sebutan steady state dan Unsteady state. Steady
state adalah proses dimana semua variable proses yang ditinjau tidak
berubah terhadap waktu. Unsteady state adalah proses dimana semua
variable proses mengalami perubahan nilai terhadap waktu (Ditha,
2014).
Neraca massa total dan komponen banyak digunakan. Neraca
massa total diperlukan apabila jumlah atau kecepatan aliran suatu fase
berubah sepanjang stage. Jumlah atau kecepatan aliran fase selalu
berubah pada proses pemisahan flash, kondensasi parsial dan
kristalisasi. Neraca komponen adalah neraca massa yang digunakan
untuk konservasi massa sehingga suatu neraca massa (atau mol) untuk
komponen tertentu selalu dipergunakan untuk suatu stage tunggal atau
untuk seluruh sistem yang ditinjau. Neraca massa komponen akan
digunakan dalam penyelesaian semua soal stage tunggal (Purwono
dkk, 2005).

2.2. Kajian Penelitian yang Relevan


Judul : Dekomposisi Air-Metanol Menjadi Hidrogen Pada
Semikonduktor Natrium Tantalum Oksida Dengan
Menggunakan Lantanum Sebagai Doping
Tahun : 2013
Penulis : Husni Husin, Komala Pontas, Hesti Meilina, dan Fikri Hasfita
Hasil :
Dari jurnal ini, dijelaskan bahwa sintesis fotokatalis semikonduktor natrium
tantalum oksida yang didoping lantanum (LaNaTaO3) serta uji kinerja
terhadap dekomposisi air-metanol telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan
untuk melihat pengaruh metanol sebagai donor elektron dalam campuran
reaksi terhadap aktifitas fotokatalik produksi hidrogen. Sampel
semikonduktor dikarakterisasi dengan metode x-ray diffractometer (XRD)
untuk mengetahui komposisinya. Dari hasil analisis XRD terindikasi bahwa
komponen penyusun sampel adalah NaTaO3 dan Ta2O5 . Uji kinerja
dilakukan dengan menyinari air-metanol sebanyak 400 ml dan 1 g fotokatalis
dalam reaktor gelas pyrex selama 4 jam pada suhu 30 C. Larutan metanol
ditambahkan ke dalam air sebanyak 5, 10, dan 15 % volume. Sebagai
pembanding dalam reaksi ini juga digunakan air murni. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa laju fotokatalitik evolusi hidrogen dari air murni adalah
0.3 (mmol/g.jam). Laju generasi hidrogen meningkat secara signifikan ketika
ditambahkan metanol 5 %, 10 %, dan 15 %, yaitu : 2,68; 4,79 dan 8,72
(mmol/g.jam), berturut-turut. Hal ini mengindikasikan peran metanol
bertindak sebagai donor elektron dan mengkonsumsi photogenerated hole
(+) dan atau oksigen, sehingga mengurangi rekombinasi elektron-hole.
Mekanisme reaksi pada partikel semikonduktor NaTaO3 juga dilaporkan.
Kata kunci : Fotokatalis, Semikonduktor, NaTaO3, Hidrogen, Energi bersih.

2.3. Kerangka Konseptual


1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dimaksudkan untuk mempermudah jalannya
penelitian dan pengumpulan data analisis dan penyusunan hasil penelitian.
2. Tahap Pengambilan Data di Lapangan
Metode pengumpulan data diperoleh dari instansi yang berkaitan
misalnya data pada pabrik Domas Agrrointi Prima. Adapun data – data
yang digunakan adalag dat :
1) Data Kemurnian
2) Data Temperatur dan Tekanan
3) Data Laju Alir
3. Mereaksikan Umpan Menggunakan Reaktor
Untuk reaktor, penetapan tekanan dan temperatur pada sistem sangat
penting karena termasuk ke dalam tahap prosedur untuk mereaksikan
senyawa dalam reaktor. Alat ini merupakan suatu unit yang mereaksikan
metanol dan air dari bahan dasar menjadi gas hidrogen. Bahan yang masuk
sebagai umpan pada reaktor (114D1) yang kemudian berguna untuk
menghitung neraca massa mulai dari masuk hingga keluaran reaktor.

4. Kesimpulan
Setelah alat reaktor mereaksikan senyawa selesai, maka di tarik
kesimpulan bahwa produk gas hidrogen yang didapat adalah hasil dari
persenyawaan metanol dan air yang akan di lanjutkan pada tahap PSA.
Tahapan penelitian ini dapat dilihat secara skematis dalam bentuk
bagan alir pada gambar 2.4. berikut :

Tahap persiapan

Observasi Lapangan

Pengamatan Ke unit Operasi

Menentukan Objek

Pengumpulan Data

Perhitungan Neraca Massa

Perumusan Kesimpulan

Gambar 2.4. Kerangka Konseptual


BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat dan waktu penelitian dimulai dari tanggal 09 Juni s/d 09
Agustus 2019 di Hydrogen Generation khususnya di proses produksi PT.
Domas Agrointi Prima, yang beralamatkan di Jl. Raya Acces Road
INALUM Km. 15 Desa Lalang, Kuala Tanjung, Kecamatan Medang Deras,
Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara.

3.2. Pengumpulan Data


3.2.1. Alat dan Bahan
a. Alat
1) Reactor adalah suatu alat proses tempat dimana terjadinya
reaksi secara berlangsung baik itu reaksi kimia atau reaksi
nuklir dan bukan secara fisik.
2) Deoxo adalah alat yang berfungsi untuk menurunkan
kandungan O2 yang terdapat pada sistem maupun yang
terdapat pada N2 yang dilengkapi dengan katalis palladium.
3) PSA (Pressure Swing Adsortion) adalah alat yang digunakan
untuk memurnikan gas H2 pada tekanan tinggi dan
membuang gas yang tidak murni pada tekanan rendah.
4) Separator adalah untuk memisahkan metanol dan air
berdasarkan berat jenis.
5) Pompa pada vessel adalah untuk menghomogen proses
mixing.
6) Pressurize adalah menghasilkan atau mempertahankan
tekanan yang dibangkitkan secara artifisial dalam wadah.
7) Depressurize adalah mengurangi tekanan gas yang terdapat
dalam wadah.

24
25

b. Bahan
1) Metanol
2) Demin water
3) Utility
a. OTH (Oil Thermal Heater)
b. Gas Nitrogen (N2)
c. Energi (Power)

3.2.2. Metode Kerja


1. Melakukan pengamatan langsung ke lapangan besama
pembimbing dengan memperoleh informasi dan data-data yang
dibutuhkan sehubungan dengan permasalahan.
2. Mempelajari proses yang terjadi pada unit reaktor 114D1 dari
awal mulanya CH3OH dan H2O masuk hingga proses keluarnya
gas hidrogen dengan komposisi penyusun lainnya.
3. Melakukan diskusi dengan pembimbing lapangan dan pihak
operator untuk pengambilan data-data yang dibutuhkan baik dari
proses maupun dari laboratorium.
4. Memperhatikan peralatan pengolahan dan perpipaan (jalur
perpipaan) yang terkait dengan pengoperasian serta utilitas
pabrik yang mendukung dalam keadaan baik.
5. Mencatat variabel-variabel proses yang terkait pada proses
pengolahan untuk mengetahui kondisi yang sedang berlangsung.
6. Pengambilan data yang hendak diambil sesuai dengan judul
karya akhir.
7. Pengambilan data yang meliputi :
a) Laju alir
b) Tekanan
c) Temperatur
8. Untuk menghitung Laju alir, Konversi CH3OH dan Neraca total
dari reaktor 114D1 dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
a) Perhitungan Laju Alir Massa CH3OH ke Reaktor (F1)

Laju alir CH3OH × Kemurnian CH3OH

b) Perhitungan Laju Alir Massa H2O ke Reaktor (F2)

Laju alir H2O × Density

Dari keseluruhan perhitungan, maka dapat di tentukan


neraca massa total menggunakan rumus :

Fin = Fout

9. Penyusunan Karya Akhir

3.2.3. Materi Penelitian


a. Fixed bed reactor multitube
1) Tinggi reaktor = 8,567 meter
2) Tebal tangki = 17 cm
3) Diameter reaktor = 1,1 meter
4) Diameter dalam = 0,93 meter
5) Diameter dalam tube = 4,23 meter
6) Tebal tube = 2,65 meter
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia. 2001. Kimia Unsur dan Radio Kimia. Bandung : Citra Aditya
Bakti.
Batubara, Taher.2012. Sistem Produksi Hidrogen Menggunakan Reaktor Glow
Discharge Plasma Electrolysis dalam Larutan KOH-Etanol. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Drs. S, Riawan. 1990. Kimia Organik. Jakarta : Binarupa Aksara.
Ghufran M, dkk. 2010. Pengolahan Kualitas Air Dalam Budidaya Perairan.
Jakarta : Rineka Cipta.
Himmelblau, David M dan James B. Riggs. 1996. Basic Principle and
Calculations in Chemichal Engineering. London : Prentice Hall
International.
Harris, D. 2007. Unsur – Unsur Kimia. Jakarta : Kawan Pustaka.
Hendayana, S. 2006. Kimia Pemisahan Metode Kromatografi dan Elektroforesis
Modern. Bandung : Remaja Rosdakarya Offset.
Harry, Silla. 2003. Chemical Process Engineering Desain and Economics. USA.
Institute of Teknology Hoboken.
Kusmiyati, S.T., M.T., Ph. D. 2014. Kinetika Reaksi Kimia Dan Reaktor.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Keenan, dkk, 1984. Kimia Untuk Universitas Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Maflahah, Iffan. 2010. Analisis Proses Pembuatan Pati Jagung (Maizena)
Berbasis Neraca Massa : Universitas Trunojoyo.
Paramitha, Ditha. 2014. Perhitungan Neraca Massa Gross Di Tangki Gabungan
(T-01) Pada Unit Pusat Pengumpul Produksi (PPP) Di PT. Pertamina EP
Asset 1 Rantau Field. Medan : Politeknik Teknologi Kimia Industri.
Purwono, dkk. 2005. Pengantar Operasi Stage Setimbang. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press.
Putra, Arbie Marwan. 2010. Analisis Produktifitas Gas Hidrogen dan Gas
Oksigen pada Elektrolisis Larutan KOH. Malang: UIN Malik Ibrahim
Malang.
Rosdiana, Moeksin, dkk. 2017. Pengaruh Rasio Metanol dan Tegangan
Arus Elektrolisis Terhadap Yield Biodiesel dari Minyak Jelantah :
Universitas Sriwijaya
Riswan Eko Wahyu Susanto. 2016. Analisa Kuat Arus dan Waktu Reaksi
Terhadap Volume Gas Reaktor Hidrogen. Kediri. Politeknik Kediri.
Rananda, dkk. 2018. Studi Ikatan Hidrogen Sistem Metanol-Metanol dan Etanol-
Etanol Dengan Metode Molekuler. Palembang : Universitas Sriwijaya..
Sri, Wuryanti. 2016. Neraca Massa dan Energi. Bandung : Politeknik Negeri
Bandung.
Siti Alimah dan Erlan Dewita. 2008. Pemilihan Teknologi Produksi Hidrogen
Dengan Memanfaatkan Energi Nuklir. Jakarta : Pusat Pengembangan
Energi Nuklir.

Sumanwidjaya, Kusman. 1974. Limnologi. Bogor. Institut Pertanian Bogor.


Triwibowo, Bayu. 2013. Teori Dasar Simulasi Proses Pembakaran Limbah
Vinase dari Industri Alkohol Berbasis CFD. Semarang : Universitas Negeri
Semarang.
LAMPIRAN
POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
LEMBAR ASISTENSI KARYA AKHIR
No. Dokumen No. Revisi Tanggal Efektif Halaman
FM-TK-05-03 00 5 Juni 2017 01 dari 01

Nama : Annisa Rahmah Fitrah


Juduk Karya Akhir : Perhitungan Neraca Massa Pada Unit Reaktor 114D1 Pada Proses Pembuatan
H2 Di PT. DOMAS AGROINTI PRIMA
NIM/Angkatan : 17 01 003/ 2017
Pembimbing I : Maulidna, ST. M.Si
Pembimbing II : Ir. Yunianto, MT

No Tanggal Rekomendasi Paraf

10

Pembimbing I Pembimbing II

(Maulidna, ST. M.Si) (Ir. Yunianto, MT)


NIP.19670620 199403 2 001 NIP. 1960061 9199003 1 003

Dokumen ini milik Politeknik Teknologi Kimia Industri. Dilarang memperbanyak tanpa izin
dari Management Representative

Anda mungkin juga menyukai