Oleh :
Irvan Hamdi
NIM : 1807035866
Koordinator Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik UNRI
ii
PRAKATA
iii
9. Bapak Syahrial Siregar, selaku mentor utama yang sudah banyak
membantu saya dalam keseharian saya melakukan kerja praktek di tempat
ini.
10. Bapak Akmal Hidayat yang telah mengarahkan kegiatan-kegiatan yang
kami lakukan selama kegiatan kerja praktek.
11. Seluruh karyawan dan staff PT. Wilmar Nabati Indonesia pelintung.
12. Teman-teman seperjuangan Kerja Praktek yang telah menemani dan
memberi semangat dalam pelaksanaan dan penyelesaian laporan Kerja
Praktek ini.
Irvan Hamdi
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………...i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
PRAKATA.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR............................................................................................vii
DAFTAR TABEL................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan Kerja Praktik.................................................................................2
1.2.1 Tujuan Umum...........................................................................................2
1.3 Manfaat Kegiatan Praktik..........................................................................3
1.4 Ruang Lingkup Kerja Praktik....................................................................3
v
5.1 Profil Perusahaan.....................................................................................42
5.1.1 Perusahaan – perusahaan PT Wilmar Group...........................................43
5.1.2 Lokasi Perusahaan...................................................................................43
5.2 Struktur Organisasi..................................................................................44
5.3 logo Perusahaan.......................................................................................48
5.4 Visi dan Misi Perusahaan........................................................................48
5.5 Manajemen Perusahaan...........................................................................48
5.5.1 Nilai Perusahaan.....................................................................................49
5.5.2 Ketenagakerjaan......................................................................................50
5.5.3 Pemasaran...............................................................................................50
5.5.4 K3L (Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan).........................50
5.5.5 Fasilitas...................................................................................................51
5.5.6 Program Kesejahteraan Karyawan..........................................................52
5.5.7 Penghargaan Perusahaan.........................................................................53
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................65
LAMPIRAN A PERHITUNGAN.......................................................................66
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3. 1 Diagram Alir pada Proses Pre-heating....................................18
Gambar 3. 2 Diagram Alir pada Proses Degumming Section.......................19
Gambar 3. 3 Diagram Alir pada Proses Bleaching section...........................20
Gambar 3. 4 Diagram Alir pada Proses Niagara filter...................................22
Gambar 3. 5 Filter Leaf.......................................................................................25
Gambar 3. 6 Diagram alir proses deodorization...........................................26
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2. 1 Standar Mutu Minyak Goreng..............................................................11
Tabel 3. 1 Spesifikasi Alat Proses Pada Tahap Fraksinasi.....................................29
Tabel 4. 1 Daya Listrik di PT. Wilmar Nabati Indonesia...................................... 34
Tabel 4. 2 Standar hasil Pengolahan Limbah PT Wilmar Nabati
indonesia............................................................................................40
Tabel 6. 1 Hasil pengamatan Niagara Filter pada Refinary 1................................58
viii
BAB I
PENDAHULUAN
PT. WINA menggunakan CPO (Crude Palm Oil) sebagai bahan baku
utama. Manejemen PT.WINA memutuskan untuk menambah jumlah tangka
timbun untuk bahan baku CPO sebesar 12000 MT, pada awal tahun 2004.
Penambahan tangka timbun tersebut sangat berpengaruh pada perekonomian di
provinsi Riau khususnya akan berdampak positif dalam kemajuan pembangunan
1
2
di Kota Dumai. PT.WINA mampu mengolah CPO (Crude Palm Oil) sebanyak
4100 MT/harinya dan PK Crushing sebanyak 1000 MT/harinya. oleh karena itu,
PT. WINA dijadikan sebagai produsen dan pengekspor minyak sawit terbesar di
Indonesia.
1.Bagi Mahasiswa
a.Sebagai persiapan diri dan bekal dalam terjun kemasyarakat atau dunia
industri pada saat bekerja.
b.Satu kesempatan untuk memperdalam ilmu maupun memahami profesi
dalam kehidupan nyata.
c.Sebagai parameter sejauh mana kemampuan Mahasiswa Teknik Kimia dalam
menerapkan teori di bidang industri secara praktis.
2.Bagi Perusahaan
a.Dapat melaksanakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan
kepada masyarakat.
b.Terbangunnya kerjasama antara dunia pendidikan dan perusahaan atau
instansi.
c.Sebagai sarana peningkatan dan pengembangan kualitas sumber daya
manusia, terutama calon tenaga kerja sehingga memudahkan dalam proses
pencarian tenaga kerja profesional.
B. Minyak zaitun
Minyak zaitun bagus untuk kesehatan jantung, karena mengandung lemak
tak jenuh (monounsaturated fat) atau kolesterol baik. Minyak zaitun tidak
diperkenankan untuk menggoreng karena minyak ini tidak tahan suhu tinggi. Jika
5
5
C. Minyak sawit
Umumnya minyak sawit mengandung lemak jenuh. minyak sawit sangat
bagus untuk memasak atau menggoreng karena tahan suhu tinggi. Meskipun
demikian, sebaiknya jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan yang digoreng
dengan minyak sawit, karena lemak jenuh pada minyak tersebut dapat
mengganggu kesehatan(S. Ketaren 2012).
H. Minyak jagung
Minyak jagung mengandung lemak tak jenuh ganda. Menurut penelitian di
Amerika Serikat, minyak ini lebih efektif untuk mengurangi kolesterol hingga 11
% dibandingkan minyak zaitun. Minyak ini bisa digunakan untuk menggoreng,
menumis atau membuat salad(S. Ketaren 2012).
9) Index Bias Indeks bias adalah derajat penyimpangan dari cahaya yang
dilewatkan pada suatu medium yang cerah. Indeks bias tersebut pada
minyak dan lemak dipakai pada pengenalan unsur kimia dan untuk
pengujian kemurnian minyak(Ketaren, 2012).
B. Sifat Kimia
1) Hidrolisa Dalam reaksi hidrolisa, minyak atau lemak akan diubah
menjadi asam-asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisa yang
dapat mengakibatkan kerusakan minyak atau lemak yang terjadi karena
terdapatnya sejumlah air dalam minyak tersebut.
2) Oksidasi Proses oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara
sejumlah oksigen dengan minyak atau lemak. Terjadinya reaksi oksidasi
ini akan mengakibatkan bau tengik pada minyak atau lemak. Oksidasi
biasanya dimulai dengan pembentukan peroksida dan hidroperoksida.
Tingkat selanjutnya ialah terurainya asam-asam lemak disertai dengan
konversi hidroperoksida menjadi aldehid dan keton serta asam-asam
lemak bebas.
3) Hidrogenasi Proses hidrogenasi bertujuan untuk menjenuhkan ikatan
rangkap dari rantai karbon asam lemak pada minyak atau lemak.
4) Esterifikasi Proses esterifikasi bertujuan untuk mengubah asam lemak
dari trigliserida dalam bentuk ester. Dengan menggunakan prinsip
reaksi ini hidrokarbon rantai pendek dalam asam lemak yang
menyebabkan bau tidak enak, dapat ditukar dengan rantai panjang yang
bersifat tidak menguap (Ketaren, 2012).
Satuan Mutu
1 Keadaan
6 Cemaran logam
jika kadar asam lemak bebasnya tinggi, maka akan timbul bau tengik di samping
juga dapat merusak peralatan karena mengakibatkan timbulnya korosi. Pada
proses pembuatan biodiesel, kandungan asam lemak bebas dalam minyak/lemak
dapat bereaksi dengan katalis basa membentuk sabun(Winarno, 2004).
Asam Sabun
1. Refinery
Terdapat 2 plant pada unit pelintung dengan total kapasitas produksi
6.000 MT/hari, yaitu :
14
15
mengetahui kandungan air dan kadar minyak didalamnya. Dengan demikian akan
diketahui keadaan bahan baku tersebut sebelum diolah.
Minyak mentah CPO yang dihasilkan oleh PKS belum dapat langsung
digunakan karena masih membutuhkan pengolahan lebih lanjut. Pada temperature
tertentu, bahan baku yang digunakan diproses dengan dua tahap yaitu tahap
refinery dan fraksinasi. Dimana tahap fraksinasi merupakan tahap akhir
mendapatkan hasil olahan yang terbagi atas fraksi cair (olein) dan fraksi padat
(stearin).
2. Bleaching Earth
Bleaching Earth berfungsi untuk mengabsorbsi kotoran-kotoran
(impurities) yang telah terikat dari proses degumming seperti kandungan
logam, karoten, kelembapan, bahan tak larut atau zat-zat yang bersifat
koloidal seperti resin, gum, protein, dan fosfotida dalam CPO, dimana
kesemua ini merupakan kandungan dari CPO. Bleaching earth juga
berfungsi sebagai bahan pemuncatan dalam pengambilan warna CPO
dalam Bleaching section. Jumlah pemakaian Bleaching earth antara 0.60
– 1.5 %.
16
3. Citrid Acid
Citrid Acid berfungsi untuk mengikat metal pada proses degumming dan
sebagai anti oksidan. Citrid Acid yang digunakan dalam proses
degumming berkisar antara 100-300 ppm.
1. Pre heating sebagai tahap pemanasan awal pada CPO (Crude Palm Oil).
dari atas. Hal ini bertujuan agar panas merata sehingga proses pertukaran
panas lebih optimal dan plate HE tidak cepat rusak.
sistem vacuum 35-80 torr. CPO yang berada dalam bleacher bercampur
dengan bleaching earth (tanah pemucat) yang bertujuan untuk
mengabsorbsi gum-gum yang telah dinetralisir oleh H3PO4, juga sebagai
penyaring impurities yang terdapat pada CPO, kemudian dialirkan ke
dalam tangki T611.
1. Standby
2. Vacuum
3. Filling
4. Coating
Pada proses ini terjadi penjernihan minyak agar minyak yang keluar
dari niagara filter bebas dari bleaching earth. Minyak dipompakan
melalui pompa niagara filter . Minyak lalu disaring oleh filter leaf
yang dipasang vertikal berjajar dalam niagara filter. Bleaching
earth yang ada di dalam minyak akan tersaring pada leaf filter
sehingga minyak keluar bebas dari bleaching earth.
5. Filtration
6. Circulation
7. Emptying
8. Full emptying
9. Cake drying
11. Venting
udara luar. Selain itu proses ini juga menghindari gasket discharge
valve rusak.
12. Discharge
1. Filter leaf
Lembaran filter leaf sebanyak 18 lembar disusun secara vertical
agar pemisahan lebih efektif. Berikut gambar Filter leaf :
3. Slope tank
pada temperatur 255 – 260 oC adalah titik didih FFA terpisah dari BPO.
Lalu minyak BPO dialirkan kedalam pre-stripper yang bertujuan untuk
memisahkan BPO dan Palm Fatty Acid Destillate (PFAD) dengan metode
destilasi. PFAD dalam tangki dialirkan ke tangki penyimpanan PFAD dan
sebagian lagi disirkulasikan. Sebelum digunakan sebagai spray, PFAD
didinginkan lebih dahulu dengan menggunakan air pendingin di dalam
Excanger Cooler (E 705). BPO yang sudah terpisah dari PFAD akan
masuk kedalam tanki Deodorizer (DEO 710) yang bertujuan untuk
menghilangkan bau yang disebabkan karena adanya kandungan aldehid, keton,
dan asam lemak bebas yang ada dalam minyak melalui kondensasi pada suhu
tinggi.
terlalu tinggi maka akan menyebabkan minyak menjadi gosong. Jika suhu
minyak masih panas, maka didinginkan pada Cooler (E-706) hingga
±50oC kemudian RBDPO difiltrasi lagi dalam Filter Bag (F-784 dan F-
785). Penyaringan dalam bag filter perlu dilakukan berulang kali agar
minyak yang dihasilkan benar-benar bersih dari kotoran. Minyak disimpan
dalam tangki penampungan RBDPO (T-1901) dan siap dilanjutkan ke
dalam proses fraksinasi.
a. Koil, diletakkan model spiral dan vertikal di dalam tanki crystallizer yang
digunakan sebagai alat pendingin dengan menggunakan air colling (28-
33ºC) dan chilling (6-12ºC).
b. Agitator, yang berfungsi untuk mengaduk minyak di dalam
27
tanki criystalizer agar minyak memiliki temperatur yang rata untuk proses
pembentukan kristalisasi, dengan kecepatan pengadukan 22 Rpm.
Setelah proses pemompaan RBDPO kedalam tanki crystallizer (filling)
telah selesai dengan sempurna maka dapat dilakukan start cooling dengan
menggunakan air biasa sampai suhunya mencapai setting temperature minimal
34 oC dan temperatur minyak 45 oC. Setelah temperatur mencapai target maka
secara otomatis proses dilanjutkan dengan menggunakan air chilling sampai
suhunya mencapai suhu setting minimal 29-31oC. Proses start chilling ini
merupakan proses pembentukan kristal dengan sempurna,lama tahap ini dilakukan
bedassarkan IV yang diminta oleh konsumen.
suhu 31 oC minyak mengkristal tidak beraturan dengan bentuk seperti susu dan
susah dilakukan pemisahan sehingga menyebabkan kerusakan squezznya.
Proses filtrasi ini diawali dengan mengalirkan kristal yang telah mencapai
suhu tertentu (suhu tergantung CP) didalam tanki crystallizer menuju filter
press dengan tahap feeding hingga mencapai tekanan yang diinginkan. Untuk
mengalirkan minyak ke filter press dibutuhkan pompa sehingga dapat
menyebabkan valve terbuka otomatis dan minyak langsung mengalir ke filter
press untuk dilakukan tahap pemisahan. Didalam filter press, olein akan mengalir
melalui selang-selang dibagian plate membrane menuju tanki olein sedangkan
crystal akan tertinggal diantara filter cloth.
tengah filter press. Untuk mengeluarkan olein dari sisi-sisi lubang filter
press dilakukan dengan cara mengembus angin dengan tekanan 4-5 bar. Tahap ini
disebut dengan core blowing. Minyak yang keluar tersebut dialirkan
ke cyclone dan kemudian dipompakan menuju tanki RBDPO untuk diproses
kembali.
Spesifikasi alat proses pada tahap fraksinasi dapat dilihat di table berikut
ini.
N Description Fungsional
30
32
32
mendukung proses produksi pada unit refining dan unit fraksinasi. Pada PT.
Wilmar Nabati Indonesia, air pendingin digolongkan menjadi dua yaitu air
pendingin bersuhu 30°C dari cooling tower dan air pendingin bersuhu 10°C dari
chiller. Pada proses produksi di unit refining digunakan air pendingin dari cooling
tower, sedangkan pada proses produksi di unit fraksinasi menggunakan air
pendingin dari cooling tower dan chiller. Air yang digunakan sebagai umpan
boiler adalah air PDAM yang telah diproses terebih dahulu. Air umpan boiler ini
digunakan sebagai bahan pembuatan steam.
Spesifikasi air dibagi menjadi tiga macam yaitu:
1. Air sanitasi
Air untuk sanitasi harus memenuhi persyaratan, yang meliputi:
• Syarat fisik: tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna.
• Syarat kimia: pH 6,5-8,5, kesadahan harus berkisar antara 70- 180
ppm CaCO3, tidak mengandung zat organik, zat anorganik, zat-zat
radioaktif, dan kandungan mineralnya tidak terlalu tinggi.
• Syarat bakteriologi: tidak mengandung bakteri patogen.
2. Air proses
Air untuk proses harus memenuhi persyaratan yang meliputi:
• Syarat kimia: pH 6,5-8,5, kesadahan harus berkisar antara 70-180
ppm CaCO3, tidak mengandung zat organik, zat anorganik, zat-zat
radioaktif, dan kandungan mineralnya tidak terlalu tinggi.
3. Air umpan boiler
Air yang diperlukan untuk menghasilkan steam pada boiler harus
memenuhi beberapa persyaratan pada umumnya karena kualitas air
umpan boiler akan memperngaruhi kerja boiler. Beberapa
persyaratan air umpan boiler yang harus diperhatikan:
• Zat-zat kontaminan yang dapat menyebabkan korosi Korosi yang
terjadi pada boiler disebabkan adanya zat dan gas-gas yang terlarut
dalam air umpan seperti H2S, SO3, NH3, O2. Dissolved oxygen ≤
0,015 ppm.
33
Apabila zeolit (ion exchanger) ini sudah jenuh maka perlu diadakan
pencucian kembali atau backwash (untuk menghilangkan padatan yang
terperangkap di pori-pori resin) dan diikuti dengan regenerasi (pengaktifan zeolit
dengan NaCl/regenerant yang sesuai) dengan cara mengalirkan larutan NaCl,
setelah itu zeolit dibilas untuk menghilangkan sisa NaCl.
CaZ + 2 NaCl Na2Z + CaCl2
MgZ + 2 NaCl Na2Z + MgCl2
• TDS (Total Dissolved Solid)
Untuk mengurangi jumlah padatan yang terlarut maka perlu dilakukan
blowdown yaitu membuang sebagian air pada boiler. Secara umum, TDS dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:
menimbulkan polusi seperti polusi udara maupun polusi suara. Daya listrik ini
untuk memenuhi keperluan proses produksi dan untuk penerangan seluruh pabrik
termasuk kantor. Jika listrik dari PLN secara tiba-tiba padam, maka PT. Wilmar
Nabati Indonesia segera menyalakan genset yang sudah tersedia. Adapun
pembagian daya listrik ini diatur sebagai berikut:
Plant kW
Refining 5000
Fraksinasi 9750
Boiler 100
Fan pada cooling tower 100
Penerangan pabrik dan kantor 50
Tabel 4. 1 Daya Listrik di PT. Wilmar Nabati Indonesia
Air yang digunakan untuk unit penyediaan steam adalah air umpan boiler.
Untuk memenuhi kebutuhan steam, PT. Wilmar Nabati Indonesia menggunakan
satu buah boiler yang bermerk Alstom dengan jenis firetube untuk menghasilkan
saturated steam. Boiler tersebut memiliki spesifikasi sebagai berikut:
a. 1 boiler berkapasitas 6750 kg steam/jam
b. Tekanan maksimal 16 bar (untuk steam dipakai tekanan 13 bar)
c. Suhu steam ± 135°C
Air PDAM yang digunakan untuk air umpan boiler ini tidak dapat
langsung dipergunakan sebagai air umpan boiler karena terkadang air PDAM
masih mengandung pengotor-pengotor dan memiliki kesadahan. Oleh karena itu,
air PDAM ini diproses terlebih dahulu dengan sand filter untuk menghilangkan
pengotor-pengotor yang dapat menyumbat aliran pada boiler.
35
Air PDAM yang telah melalui sand filter kemudian dilunakkan dan
dihilangkan ion-ion Ca2+ dan Mg2+ yang dapat mengakibatkan terbentuknya kerak
pada pipa-pipa aliran steam. Adanya kerak dapat menyebabkan terbentuknya
lapisan isolator panas yang nantinya akan meningkatkan kebutuhan bahan bakar
pada boiler dan dapat mengurangi efisiensi pemanasan. Selain itu, adanya kerak
juga dapat menyebabkan sumbatan pada pipa penyalur uap yang mengakibatkan
kenaikan tekanan uap di dalam ketel sehingga boiler dapat meledak.
Air PDAM dilunakkan dengan cara mengalirkan air tersebut dalam tangki
softener yang berisi resin Purolite yang berfungsi untuk menukar ion-ion Ca 2+ dan
Mg2+ penyebab kerak. Air yang keluar dari tangki softener ini diharapkan sudah
memenuhi standar dimana kesadahan total antara 0-5 ppm. Jika air yang keluar
tersebut tidak memenuhi syarat maka segera dilakukan regenerasi resin dengan
menggunakan larutan NaCl 20% untuk mengaktifkan resin kembali atau jika
masih belum memenuhi syarat maka dilakukan pergantian resin.
Air yang sudah dilunakkan tadi ditampung dalam Feed Water Tank untuk
dilakukan pemanasan sampai suhu 80°C kemudian dialirkan ke dalam boiler
sebagai air umpan boiler. Steam yang dihasilkan pada boiler ini Memiliki suhu
±135°C dipergunakan untuk keperluan proses produksi, yaitu pada proses
pemurnian, proses fraksinasi, dan tangki penyimpanan produk. Untuk steam pada
HP Boiler, steam yang bersuhu ± 135°C ini akan dipanaskan kembali hingga
mencapai suhu ± 275°C. Bahan bakar yang digunakan adalah solar.
berasal dari proses pengolahan limbah cair oleh filter press yang disebut dengan
spent earth ditampung untuk diolah kembali.
b. Limbah Cair
Limbah cair yang dihasilkan PT Wilmar Nabati Indonesia berasal dari
sumber-sumber berikut:
1. Refinery dan Fraksinasi
Limbah cair berasal dari air sisa pendinginan cooling tower dengan pH 10.
2. Boiler
Limbah cair berasal dari proses pretreatment air umpan boiler untuk
menghasilkan steam pH 7-12.
Deskripsi proses:
a. Sumber air limbah berasal dari masing-masing fatrap di semua area PT
Wilmar Nabati Indonesia dan ditampung di Bak Holding dengan kapasitas
bak sebesar 245 m3.
39
Pengolahan Lumpur :
a. Dalam proses pengolahan air limbah akan menghasilkan lumpur yang
sudah dipisahkan dengan bantuan pencampuran bahan kimia dan lainnya.
b. Lumpur yang dipisahkan di DAF System ini akan dikumpulkan di
sludge tank yang berukuran 1.3 x 0.8 x 1.8 m untuk selanjutnya
dikeringkan menggunakan mesin filter press.
c. Lumpur hasil pengeringan tersebut dikumpulkan pada wadah yang
sudah dibuat untuk selanjutnya dimanfaatkan kelingkungan sebagai pupuk
40
tanaman maupun tanah timbun, dan sisa air yang dihasilkan saat
proses pengeringan dikembalikan ke bak holding untuk diproses kembali.
1 pH 6 – 9
No Parameter Keterangan
BAB V
ORGANISASI DAN EKONOMI PERUSAHAAN
45
42
3. Produksi
a. Administrasi
Bidang Administrasi bertugas untuk mengelolah semua kegiatan
administrasi dalam lingkungan pabrik untik mendapatkan data yang benar dan
akurat sehingga menghasilkan laporan dan informasi yang tepat waktu, relevan
dan konsisten sebagai alat pengendalian, serta melakukan pemesanan peralatan
dengan melihat kondisi dari barang atau peralatan.
b. Shift Leader
Shift Leader bertugas membagi pekerjaan yang akan dikerjakan kepada
operator. Mengontrol dan mengawasi jalannya sistem produksi yang berlangsung
di shift tempatnya bekerja.
c. Operator
Operator bertugas untuk mengoperasikan mesin atau peralatan yang ada
di pabrik.
d. Engineering
Mechanic Uraian Tugas: Bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan
maintenance repair mesin dan peralatan mekanik produksi. Melakukan
perbaikan mesin setelah mendapat laporan (Work Order) dari pihak
produksi.
Electrical Uraian Tugas: Bertanggungjawab atas pemeliharaan,
perbaikan dan perencanaan seluruh instalasi listrik perusahaan, AC serta
peralatan listrik lainnya.
e. Genset atau Power
Bertanggung jawab atas pengawasan, pemeliharaan serta pemakaian
genset untuk menjalankan aktivitas perusahaan.
f. PPIC
PPIC bertanggung jawab membantu GM dalam hal perencanaan dan
45
pemeriksaan mutu dan bahan baku untuk kelancaran operasional dan produksi.
h. Acounting
Bagian Acounting dijabat oleh karyawan perusahaan dengan tingkat
superintendent sebagai pembantu GM dibidang keuangan. Bagian ini
bertanggungjawab kepada GM.
i. Security
Bidang security dijabat oleh karyawan yang bertanggung jawab dalam
menjaga keamanan didalam lingkungan perusahaan.
secara periodik didalam unit kerja, antara lain pegawai kantor dan petugas
kebersihan. Jam kerja yang berlaku di PT Wilmar Nabati Indonesia
terbagi atas dua yaitu :
1. General Time (non shift)
Adalah waktu kerja yang berlaku untuk karyawan yang bekerja dikantor
(administrasi). Waktu kerja yang berlaku pada general time adalah:
a. Pada hari senin sampai kamis: Pukul 08.00-12.00 WIB (bekerja) Pukul
12.00-13.00 WIB (istirahat) Pukul 13.00-16.00 WIB (bekerja)
b. Pada hari jum’at : Pukul 08.00-12.00 WIB (bekerja) Pukul 12.00-13.30
WIB (istirahat) Pukul 13.30-16.00 WIB (bekerja)
c. Pada hari sabtu: Pukul 08.00-13.00 WIB (bekerja)
2. Shift Time
Proses produksi di PT WINA berlangsung selama 24 jam, maka waktu
kerja untuk karyawan yang bekerja dilantai pabrik dibagi atas tiga shift kerja.
Karyawan yang bekerja pada shift tersebut dibagi lagi berdasarkan jadwal waktu
kerja pada masing-masing shift tersebut.
Adapun visi dan misi PT. Wilmar Nabati Indonesia adalah sebagai
berikut:
Visi : PT. Wilmar Nabati Indonesia adalah perusahaan kelas dunia yang
dinamis di bisnis agrikultur dan industri terkait dengan pertumbuhan
yang dinamis dengan tetap mempertahankan posisinya sebagai
pemimpin pasar dunia, melalui kemitraan dan manajemen yang
baik.
Misi : PT. Wilmar Nabati Indonesia adalah menjadi Mitra bisnis yang
unggul dan layak dipercaya bagi stakeholder.
tanpa memiliki sistem manajemen yang efektif dan efisien. Berikut penjelasan
mengenai manajemen perusahaan, yaitu:
5.5.2 Ketenagakerjaan
Sistem ketenagakerjaan yang dibuat pada PT Wilmar Nabati Indonesia
Dumai tidak menggunakan sistem kontrak dengan karyawan. Yang meliputi :
5.5.3 Pemasaran
Produk PT. Wilmar Nabati Indonesia Yang berupa olein dan stearin dan
PFAD tidak dipasarkan di pasar dalam negeri, melainkan diekspor ke pasar luar
negeri seperti Cina, India, Eropa, Singapura, dan negara-negara Tetangga
lainnya. PT. Wilmar Nabati Indonesia memasarkan produknya dengan sistem
business to business yang memasarkan produknya kepada industri-industri.
Kecelakaan Kerja adalah suatu kejadian yang tak diduga dan tidak
dikehendaki yang mengacaukan proses suatu aktifitas yang telah diatur, oleh
karena itu APD sebaiknya melengkapi program pengendalian bahaya di
lingkungan kerja dan berguna untuk meningkatkan safety behaviour para tenaga
kerja masing-masing. Menurut Mangkunegara (2002) berpendapat bahwa
keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga
kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk
menuju masyarakat adil dan makmur (Winasis dan Santoso, 2016).
51
5.5.5 Fasilitas
Sejahteraan dari sumber daya manusia adalah salah satu Kunci
keberhasilan sebuah perusahaan. pada PT. Wilmar nabati Indonesia Dumai,
perusahaan menyediakan beberapa fasilitas untuk menunjang kehidupan
karyawannya, yaitu sebagai berikut:
1. Air Minum.
2. Toilet.
3 Tempat Parkir.
4 Mushola.
5 Poliklinik.
6 Loker karyawan dan pantry.
7 Alat transportasi di area kerja seperti mobil dan bus.
8 Perumahan untuk golongan tertentu dan karyawan yang terkena mutasi.
9 Peralatan kerja seperti telepon, handy talky, komputer dan APD (alat
pelindung diri) yang berupa sepatu, rompi, helm, dan sarung tangan.
10 Olahraga yang berupa senam, badminton, basket dan futsal.
11 Pemeriksaan kesehatan atau medical check up yang dilakukan setahun
sekali.
12 Pendidikan berupa training dan seminar serta Beasiswa bagi anak
karyawan yang berprestasi dengan nilai rata-rata 8,5 mulai dari SD SMP
SMA sampai dengan perguruan tinggi.
1. Dana pensiun.
2. Program jaminan sosial Ketenagakerjaan dengan mewajibkan setiap pekerja
52
6.1 Pendahuluan
PT Wilmar Nabati Indonesia merupakan perusahaan yang memproduksi
minyak goreng berbahan dasar CPO (Crude Palm Oil). Proses produksi minyak
goreng berlangsung secara kontinu. Proses pengolahan CPO menjadi minyak
goreng secara umum dapat dilihat bahwa secara garis besar proses pengolahan
minyak goreng terdiri atas empat proses utama yaitu proses degumming,
bleaching, deodorizing, dan fractinantion. Proses degumming merupakan proses
penghilangan getah, bleaching merupakan proses pencerahan warna, proses
deodorizing merupakan proses penghilangan bau, sedangkan proses fractinaton
merupakan proses pemisahan fraksi padat dengan frasksi cair dari CPO menjadi
stearin dan olein. Proses produksi minyak goreng melibatkan beberapa mesin
produksi diantaranya vessel, pump, mixer, membrane press filter, water chiller,
heat exchanger, crystalizer, bleacher, niagara filter dan lain sebagainya.
53
54
1. Filling
Pengisian Niagara Filter oleh minyak, baik yang telah melewati proses
Bleaching ataupun minyak yang dalam proses sirkulasi atau re-filter. Proses ini
dibantu oleh pompa Niagara Filter.
2. Coating
Pembuatan lapisan terluar yang berguna untuk menyaring sehingga
bleaching earth tidak terikut dengan minyak ketika proses filtrasi. Proses ini
bertujuan untuk membuat bleaching earth tertahan di filter leaf dan dilakukan
selama ± 10-15 sampai minyak terlihat bersih.
3. Filtration
Proses penyaringan dan pemisahan minyak dari bleaching earth dengan
ketentuan tekanan pada Niagara Filter maksimal ± 3 Bar. Apabila lebih dari 3 bar
dikhawatirkan saringan pada filter leaf bisa bocor.
4. Circulation
Circulation prinsipnya sama saja dengan coating hanya saja proses ini
dilakukan ketika buffer tank pada section bleaching sedang low atau tangki pada
BPO tank penuh.
5. Empty
Pengosongan minyak dari Niagara Filter. Menggunakan dry steam
bertekanan antara 2-2,5 bar. Tekanan yang terlalu tinggi dapat merusak filter leaf
pada Niagara Filter. Setelah low level dipastikan sudah terpenuhi, proses Empty
Filter telah selesai dan dipastikan dengan melihat sight glass dan dipastikan juga
tidak ada lagi minyak yang keluar dari Niagara Filter.
6. Drying
Proses pemberian steam yang bertujuan mengeringkan cake sehingga cake
tidak mengandung minyak dan mengurangi oil losses. Bersih tidaknya bisa dilihat
pada sight glass steam dan waktu yang diperlukan selama proses ini sekitar 15 –
20 menit.
7. Ventilation
Proses ini bertujuan untuk menghilangkan tekanan di dalam Niagara Filter
agar menghindarkan gasket discharge valve rusak, dan merupakan safety pada
57
2. Metode literature
Pada metode ini penulis mencari referensi yang berhubungan dengan tugas
khusus yang bisa diperoleh dari berbagai sumber seperti control room,
manual operation alat dan laporan yang dipinjamkan pembimbing.
3. Metode survey lapangan
Pada kegiatan survey lapangan bertujuan untuk mengetahui bagaimana
kerja alat dan memahami proses produksi sehingga diharapkan penulis
dapat lebih memahami tentang tugas khusus ini.
Hasil pengamatan kerja praktek di PT. Wilmar dapat dilihat dibawah ini.
6.7.1 Hasil
Hasil yang didapat dari pengamatan pada Niagara Filter pada Refinary 1 di
PT. Wilmar Nabati Indonesia – Pelintung dapat dilihat pada table 6.1
6.7.2 Pembahasan
6.7.2.1 Effisiensi Mesin Niagara Filter
Perhitungan Nilai Effesiensi merupakan suatu ketepatan atau kesesuaian
ketika mengerjakan suatu proses produksi dalam mengukur suatu keberhasilan
59
yang di nilai dari segi besarnya penggunaan waktu untuk mencapai hasil dari
sebuah proses produksi. Dalam hal ini kita dapat melihat semaksimal apa Niagara
filter itu digunakan.
Pada table 6.1 dapat kita lihat berapa lama mesin itu di perkerjakan dalam
sehari (Operation time) dan berapa lama mesin itu beristirahat (Loading time). Hal
ini disebabkan oleh jenis CPO yang akan di produksi dan banyaknya CPO yang
akan di proses pada mesin Niagara filter dalam waktu tersebut, sehingga ada
batasan khusus untuk banyaknya CPO yang akan di produksi pada waktu tersebut.
Dari data hasil pengamatan di atas kita dapat melihat nilai effesiensi pada
Niagara filter berbanding lurus dengan semakin lama mesin digunakan dalam 24
jam/hari maka effesiensi yang dihasilkan semakin tinggi. Dan ini membuktikan
60
dalam sehari mesin bekerja. Hasil dari proses Niagara Filter adalah berupa
RDBPO (Refined Bleaced Deodorized Palm Oil).
6.8 Kesimpulan
Niagara Filter ini merupakan alat untuk memisahkan BPO dari bleaching
earth, gum, H3PO4 dengan prinsip dinamik. Efisiensi alat Niagara Filter yang
paling tinggi yaitu sebesar 91,66 % terjadi pada tanggal 12 Maret 2021,
sedangkan nilai effisiensi yang paling rendah terjadi pada tanggal 13 Maret 2021
yaitu sebesar 75 %.
BAB VII
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. PT. Wilmar Nabati Indonesia adalah salah satu anak perusahaan dari
Wilmar Group yang bergerak dalam bidang pengolahan dan merchandiser
minyak sawit ternama baik di Indonesia maupun luar negeri dan dianggap
telah berhasil bertahan ditengah persaingan pasar yang semakin kuat.
Perusahaan ini mengolah bahan mentah yaitu crude palm oil menjadi
produk setengah jadi (RBDPO) dan produk jadi yaitu RBDPOL dan
RBDPS.
2. Produk yang dihasilkan PT. Wilmar Nabati Indonesia adalah sebagai
berikut:
a. RBDPKO
b. PFAD
c. Olein
d. Sterin
3. Kapasitas pengolahan CPO pada PT. Wilmar Nabati Indonesia Dumai
bagian refinery adalah 6000 MT/hhari dan Fraksinasi sebanyak 4800
MT/hari.
4. Efisiensi alat Niagara Filter yang paling tinggi yaitu sebesar 91,66 %
terjadi pada tanggal 12 Maret 2021, sedangkan nilai effisiensi yang paling
rendah terjadi pada tanggal 13 Maret 2021 yaitu sebesar 75%.
7.2 Saran
Selama proses magang, penulis memperhatikan bahwa banyak pekerja
yang mengangkat barang-barang berat melalui tangga pada perusahaan. Dalam
70
63
kesempatan ini penulis menyarangkan untuk membuat sebuah lift yang dapat
membantu pekerja untuk mengangkat barang yang berat ke lantai yang dituju.
Selain meringankan pekerjaan, pekerja juga dapat menghemat waktu dan energi,
serta mengurangi resiko kecelakaan kerja. Penulis juga menyarankan pembuatan
factory line marking. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan keselamatan pekerja
dan bahkan visitors. Marking line ini juga dapat digunakan sebagai petunjuk arah
dan perpindahan secara general.
DAFTAR PUSTAKA
Risti, I. (2016). Uji Kualitas Minyak Goreng Curah Dan Minyak Goreng
Kemasan Di Manado. Jurnal Ilmiah Farmasi-UNSRAT, 5(4).
71
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN
Data yang akan dipakai nanti dalam perhitungan yaitu data dari Refinery
Plant 1 yang bisa diambil dari log sheet. Berikut contoh perhitungannya.
o p e ration t i me
Availability = x100%
loa dingti me
Dimana:
A. Perhitungan Efisiensi
Data yang didapat:
A. Tanggal 8 Maret 2021
Operation time = 20 jam
Loading time = 24 jam
o p e ration t i me
Availability = x100%
l o a ding t im e
20
= x100%
24
= 83,33 %
72
66
= 79,16 %
= 87,5 %
= 87,5 %
22
= x 100%
24
= 91,66 %
Availability =
a t ion t i me x 10 0 %
lo a dingt i m e
18
= x 100%
24
= 75 %