Anda di halaman 1dari 51

MAKALAH

PROSES INDUSTRI KIMIA I


INDUSTRI AMONIA DAN ASAM NITRAT

Disusun oleh :
Mega Nurvidya Pratiwi
0609 3040 0373

Dosen Pembimbing : Ir Erlinawati, M.T

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
TAHUN AKADEMIK
2010

BAB IV
INDUSTRI AMONIA,ASAM NITRAT,UREA,AMONIUM NITRAT

I.

Industri Amonia

1.1 Pendahuluan.
Ammonia adalah gas beracun dan tak bewarna dengan bau mengiritasi yang khas.
Walaupun gas ini digunakan dalam banyak kasus sebagai larutan amonia dalam air, yakni
dengan dilarutkan dalam air, amonia cair juga digunakan sebagai pelarut non-air untuk
reaksi khusus. Sejak dikembangkannya proses Harber-Bosch untuk sintesis amonia di
tahun 1913, amonia telah menjadi senyawa yang paling penting dalam industri kimia dan
digunakan sebagai bahan baku banyak senyawa yang mengandung nitrogen.
Dasar teori pembuatan amonia dari nitrogen dan hydrogen ditemukan oleh Fritz
Haber (1908), seorang ahli kimia dari Jerman. Sedangkan proses industri pembuatan
amonia untuk produksi secara besar-besaran ditemukan oleh Carl Bosch, seorang insinyur
kimia juga dari Jerman.
1.2 Klasifikasi Proses Industri Ammonia.
Proses amonia sintetik berdasarkan pada reaksi katalitik dari N 2 dan H 2 .
1.3 Data Kuantitatif.
a. Basis : 1 ton NH- 85% yield
H2

: 0,21 ton atau 2000 Nm 3

N2

: 0,96 ton atau 1400 Nm 3

Katais sintetis

: 0,2 Kg

Kekuatan

: 850 KWH

Bahan bakar gas untuk kompresor

: 3800 Kcal

Air dingin

: 12 ton

b. kapasitas : 100-1500 ton per hari dari amonia


Data kuantitatif pada PT. Pusri
1. Basis : per m/ton NH3
Kadar Nitrogen min 46,0% (berat)
Methane (CH4) sekitar 70 %
Carbon Dioksida (CO2) sekitar 10 %

Kadar air max : 0,3% (berat)


Kadar Besi max : 1 ppm
Tambahan air pendingin : 3,0 m/ton
Tenaga Listrik : 75 Kwh
2. Kapasitas 500 m/ton per jam dari amonia
1.4 Sifat Fisik dan Sifat Kimia Bahan Baku dan Produk.
Bahan baku ammonia :
H 2 dari sintesis gas
N 2 dari udara pada sintesis gas
Produk utama yang dihasilkan :
Amonia
1.4.1 Sifat fisik dan sifat kimia bahan baku.
a. Nitrogen.
Sifat Fisik :
- Rumus molekul : N2
- Berat molekul : 28.02 g/mol
- Titik didih : -195.8 C
- Titik lebur : -209.86 C
- Tekanan kritis : 33.05 atm
- Temperatur kritis : 126 C
Sifat Kimia :
- Ikatan rangkap tiga tiga nitrogen yang sangat kuat menyebabkan N 2 cenderung
inert.
- Nitrogen dapat diproduksi dari pencairan dan fraksinasi udara. Hasil yang
diperoleh masih mengandung argon dan oksigen. Sedangkan N2 murni dapat
diperoleh dengan cara dekomposisi thermal dan larutan Natrium azide atau
Barium azide.
2NaN3 2Na +3N2
b. Hidrogen.
Sifat Fisik :
- Rumus molekul : H2
- Berat Molekul : 2.016 g/mol
- Titik didih : -252.6 C
- Titik lebur : -259.2 C

- Densitas : 0.08988 g/cm3


Sifat Kimia :
- Entalpi pembakaran hidrogen adalah -286 kJ/mol. Hidrogen terbakar menurut
persamaan kimia:
2 H2(g) + O2(g) 2 H2O(l) + 572 kJ (286 kJ/mol)
- Reaksi dengan halogen
H2 (g) + Cl2 (g) 2 HCl (g)
HCl (g) + air H+ (aq) + Cl- (aq)
Dengan Logam Golongan Alkali
2 Na (s) + H2 (g) 2 Na+H- (s) + energi
Na+H- (s) + H2O NaOH (aq) + H2 (g)

1.4.2 Sifat fisik dan sifat kimia produk.


Amonia.

Sifat fisik:
- Rumus molekul : NH3
- Berat molekul : 17.03 g/mol
- Temperatur kritis : 132.40 C
- Tekanan kritis : 111.3 atm
- Titik didih : 33.15 C

- Titik leleh : -77.7 C


- Spesific gravity pada acuan udara : 0.5971
- Kelarutan dalam air dingin (0 C) : 89.9/100
- Kelarutan dalam air panas (100 C) : 7.4/100
- Viskositas (25 C) : 13.35 Cp
Sifat kimia :
- Reaksi amonisasi
Missal pada senyawa halogen
NH3 + HX NH4+ + X- Amonia mengalami disosiasi mulai pertama kali pada 400-500 C, pada tekanan 1
atm
- Oksidasi pada suhu yang tinggi dari NH3 akan menghasilkan N2 + H2O
2NH3 + 2 KMnO4 2KOH + MnO2 + 2H2O + N2
1.5 Reaksi Kimia.
N2 + 3H2

2NH3 H= -22,0 Kcal

1.6 Uraian Proses.


Proses pembuatan amonia ini dibuat dengan perbandingan bahan bakunya 1 mol N2
dan 3 mol H2. Kemudian di alirkan oleh kompresor menuju oil filter untuk disaring, dimana
zat zat yang tidak dibutuhkan misalnya zat pengotor tidak ikut masuk ke dalam proses
selanjutnya. Setelah itu umpan masuk ke converter untuk dimampatkan atau ditekan hingga
tekanannya menjadi 100 1000 atm. Lalu menuju ke reactor yang dinding luarnya berupa
cold gas (dilapisi gas pendingin), umpan yang msuk ke dalam reactor dijaga suhunya 500600oC dengan tekanan 100-1000 atm. Kemudian ditambahkan katalis untuk meningkatkan
reaksi Fe atau besi. Di reaktor ini terjadi reaksi N+ 3H

2NH 3. Setelah itu amonia

didinginkan di water chiler dengan bantuan air dingin. Amonia mengalirkan ke separator
untuk dipisahkan antara gas dan liquid, yang berupa liquid akan masuk ke dalam spherical
tank storage dan yang berupa gas akan masuk ke dalam amonia refrigerent untuk
didinginkan sampai suhu -15oC. Amonia liquid akan ditampung ke dalam amonia storage dan
yang masih berupa gas dimengalir ke dalam centrifugal reciqulator untuk di recycle kembali
masuk ke reaktor sehingga akan dihasilkan produk amonia dengan dengan persentase yield
85-90 % dan persentase konversinya 8-30 %.

Uraian Proses pada flowsheet di Pusri.


Bahan baku pembuatan amoniak adalah gas bumi yang diperoleh dari Pertamina
dengan komposisi utama Methane (CH4) sekitar 70 % dan Carbon Dioksida (CO2) sekitar 10
%. Steam atau uap air diperoleh dari air sungai Musi setelah mengalami suatu Proses
Pengolahan tertentu di Pabrik Utility. Sedangkan udara diperoleh dari lingkungan, dimana
sebelum udara ini digunakan sebagai udara proses, ditekan terlebih dahulu oleh kompressor
udara.
Gas alam yang masih mengandung kotoran (impurities), terutama senyawa belerang
sebelum masuk ke Reforming Unit harus dibersihkan dahulu di unit ini, agar tidak
menimbulkan keracunan pada Katalisator di Reforming Unit. Untuk menghilangkan senyawa
belerang yang terkandung dalam gas alam, maka gas alam tersebut dilewatkan dalam suatu
bejana yang disebut Desulfurizer.Gas alam yang bebas sulfur ini selanjutnya dikirim ke
Reforming Unit.
Di Reforming Unit gas alam yang sudah bersih dicampur dengan uap air, dipanaskan,
kemudian direaksikan di Primary Reformer, hasil reaksi yang berupa gas-gas Hydrogen dan
Carbon Dioksida dikirim ke Secondary Reformer dan direaksikan dengan udara sehingga
dihasilkan gas-gas sebagai berikut : Hidrogen, Nitrogen, Karbon Dioksida. Gas-gas hasil
reaksi ini dikirim ke Unit Purifikasi dan Methanasi untuk dipisahkan gas karbon dioksidanya.
Karbon dioksida yang ada dalam gas hasil reaksi Reforming Unit dipisahkan dahulu
di Unit Purification, Karbon dioksida yang telah dipisahkan dikirim sebagai bahan baku
Pabrik Urea. Sisa Karbon dioksida yang terbawa dalam gas proses, akan menimbulkan racun
pada katalisator Ammonia Converter, oleh karena itu sebelum gas proses ini dikirim ke Unit
Synloop & Refrigeration terlebih dahulu masuk ke Methanator.
Gas proses yang keluar dari Methanator dengan perbandingan Gas Hidrogen dan
Nitrogen = 3 : 1, ditekan atau dimampatkan untuk mencapai tekanan yang diinginkan oleh
Ammonia Converter agar terjadi reaksi pembentukan, uap ini kemudian masuk ke Unit
Refrigerasi sehingga didapatkan amoniak dalam fasa cair yang selanjutnya digunakan sebagai
bahan baku pembuatan urea.

1.7 Flowsheet.

Gambar 4.2 Blok diagram ammonia di PT. PUSRI

Flowsheet pada PT. Pusri

1.8 Kegunaan Produk.


1. Ammonia juga digunakan dalam pembuatan polimer dan bahan letupan.
2. Kegunaan dari amonia adalah pembuatan es, membuat HNO3, garam-garam
amonium, dan sabun amonia.

1.9 Fungsi Alat.


Kompresor merupakan alat yang digunakan untuk mengalirkan bahan menuju proses

selanjutnya.
Oil filter adalah alat untuk memisahkan zat zat yang tidak diperlukan dalam proses,
Converter merupakan alat untuk memampatkan atau menekan N2 dan H2.
Reaktor merupakan tempat bereaksi N2 dan H2 menjadi NH3.
Water chiller merupakan alat untuk mendinginkan ammonia dengan bantuan air

dingin.
Separator merupakan tempat untuk memisahkan liquid dan gas.
Spherical tank storage merupakan tempat untuk menampung liquid yang dihasilkan

dari setelah dipisahkan dari separator.


Amonia refrigerent merupakan tempat untuk menampung gas yang dihasilkan dari

proses setelah dipisahkan dari separator.


Storage merupakan tempat untuk menampung dan menyimpan ammonia liquid.

Centrifugal reciqulator merupakan tempat untuk menampung ammoia yang masih


berupa gas untuk direcycle kembali masuk ke reaktor.

1.10 Kesimpulan.
1. Amonia merupakan gas yang beracun dan tak bewarna yang mempunyai bau yang
khas. Amonia cair dapat digunakan sebagai pelarut non air untuk reaksi khusus.
2. Bahan baku pembuatan ammonia yaitu N2 dan H2.
3. Reaksi kimia yang terjadi yaitu :
N + 3H
2NH H= -22,0 Kcal
4. Amonia digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk, pembuatan es dan sabun
ammonia.
Daftar Pustaka
http://nureka.blog.uns.ac.id/2010/04/13/ini-tugas-ku/
http://ms.wikipedia.org/wiki/Fail:Ammonia-3D-vdW.png
http://pusri.com

Erlinawati, dkk. 2010. Modul Proses Industri Kimia. Palembang : Politeknik Negeri
Sriwijaya.

II.
1.11

Industri Asam Nitrat.


Pendahuluan.

Senyawa kimia asam nitrat (HNO3) adalah sejenis cairan korosif yang tak berwarna, dan merupakan
asam beracun yang dapat menyebabkan luka bakar. Larutan asam nitrat dengan kandungan asam nitrat
lebih dari 86% disebut sebagai asam nitrat berasap, dan dapat dibagi menjadi dua jenis asam, yaitu
asam nitrat berasap putih dan asam nitrat berasap merah.
Nitrat (garam dari asam nitrat) sejak zaman dulu dibutuhkan banyak sebagai bahan baku
serbuk mesiu. Namun, persediaannya terbatas, dan kalium nitrat yang ada secara alami adalah bahan
baku utama yang tersedia. Di abad 19 ketika skala perang menjadi besar, kebutuhan nitrat menjadi
membesar, dan kalium nitrat yang ada secara alami tidak dapat memenuhi permintaan.
Selain itu, nitrat diperlukan sebagai bahan baku pupuk buatan. Di akhir pertengahan abad 19
kimiawan Jerman Justus von Liebig (1803-1873) membuktikan kefektifan dan pentingnya pupuk
buatan. Masalah yang menghalangi pemakaian besar-besaran pupuk buatan adalah harganya yang
tinggi, khususnya pupuk nitrogen.
1.12

Klasifikasi Proses Industri Asam Nitrat.

1. Proses oksidasi amonia


Untuk produk 90%. Proses ini mempunyai 4 tahap:
a. Oksidasi dari NH ke NO
b. Oksidasi dari NO ke NO
c. Absorpsi dari NO dalam air
d. Konsentrasi dari HNO
Variasinya adalah pada pengukuran tingkatan reaksi oksidasi dan absorpsi,
kekuatan pemulihan dan metode dari 60%

dehidrasi asam yang terbentuk oleh

absorpsi
2. Proses NaNO + HSO
Proses ini telah lama digunakan pada tahun 1920
3. Fiksasi N dari udara (proses Wisconsin)
Produksi dari NO dan NO pada temperatur reaksi 2200 C dengan menggunakan udara
gas api, koral sebagai alas pemanas agar mempercepat penurunan.
4. Fiksasi Amonia,Asam Nitrat,Urea,Amonium Nitrat oleh nuclear fision fragment
Radiasi menunjukan udara di dalam reaktor nuklir ke bentuk NO.

1.13

Data Kuantitatif.

Basis 1 ton HNO (100%)


Anhydrous NH

: 0,287-0,290 ton

Udara

: 3000 Nm

Platinum (2-10%)

: 0,1 gm

Air

: 20 ton

Power

: 10-30 KWH

kapasitas plant: 50-250 ton per hari


1.14

Sifat Fisik dan Sifat Kimia Bahan Baku dan Produk.


1. NH dari proses sintetik amonia
2. Udara
3. Platinum-rhodium katalis
1.4.1

Sifat fisik dan sifat kimia bahan baku.


1. NH dari proses sintetik amonia.
Amonia.

Sifat fisik:
- Rumus molekul : NH3
- Berat molekul : 17.03 g/mol
- Temperatur kritis : 132.40 C
- Tekanan kritis : 111.3 atm
- Titik didih : 33.15 C
- Titik leleh : -77.7 C
- Spesific gravity pada acuan udara : 0.5971
- Kelarutan dalam air dingin (0 C) : 89.9/100
- Kelarutan dalam air panas (100 C) : 7.4/100
- Viskositas (25 C) : 13.35 Cp
Sifat kimia :
- Reaksi amonisasi
Missal pada senyawa halogen

NH3 + HX NH4+ + X- Amonia mengalami disosiasi mulai pertama kali pada 400-500 C, pada tekanan 1
atm
- Oksidasi pada suhu yang tinggi dari NH3 akan menghasilkan N2 + H2O
2NH3 + 2 KMnO4 2KOH + MnO2 + 2H2O + N2
2. Udara.
Sifat Fisik:
- Density : 1,429 g/L
- Kalor Peleburan : 0,444 kJ/mol
- Kalor Penguapan : 6,82 kJ/mol
- Kapasitas Kalor (25 C) : 29,378 J/(molK)

1.4.2 Sifat fisik dan sifat kimia produk.


Asam Nitrat .

Sifat Fisika.
- Rumus Molekul : HNO3
- Berat jenis : 1.522 kg/m
-Titik beku : -42 C
-Titik didih : 83 C
Sifat Kimia.
- Sebagai mana asam pada umumnya, asam nitrat bereaksi dengan alkali, oksida basa, dan
karbonat untuk membentuk garam, seperti amonium nitrat. Karena memiliki sifat
mengoksidasi, asam nitrat pada umumnya tidak menyumbangkan protonnya (yakni, ia
tidak membebaskan hidrogen) pada reaksi dengan logam dan garam yang dihasilkan
biasanya berada dalam keadaan teroksidasi yang lebih tinggi.Karenanya, perkaratan
(korosi) tingkat berat bisa terjadi. Perkaratan bisa dicegah dengan penggunaan logam
ataupun aloi anti karat yang tepat.

Sebagai sebuah oksidator yang kuat, asam nitrat bereaksi dengan hebat dengan
sebagian besar bahan-bahan organik dan reaksinya dapat bersifat eksplosif.
Produk akhirnya bisa bervariasi tergantung pada konsentrasi asam, suhu, serta
reduktor. Reaksi dapat terjadi dengan semua logam kecuali deret logam mulia dan
aloi tertentu. Karakteristik ini membuat asam nitrat menjadi agen yang umumnya

digunakan dalam uji asam. Sebagai kaidah yang umum, reaksi oksidasi utamanya
terjadi dengan asam pekat, memfavoritkan pembentukan nitrogen dioksida (NO2).
Cu + 4H+ + 2NO3- Cu+2 + 2NO2 + 2H2O
Sifat-sifat asam cenderung mendominasi pada asam nitrat encer, diikuti
dengan pembentukan nitrogen oksida (NO) yang lebih diutamakan.
3Cu + 8HNO3 3Cu(NO3)2 + 2NO + 4H2O
Karena asam nitrat merupakan oksidator, hidrogen (H2) jarang terbentuk.
Hanya magnesium (Mg), mangan (Mn), dan kalsium (Ca) yang bereaksi dengan
asam nitrat dingin dan encer yang dapat menghasilkan hidrogen:
Mg(s) + 2HNO3(aq) Mg(NO3)2(aq) + H2(g)
Asam nitrat mampu menyerang dan melarutkan semua logam yang ada pada
tabel periodik, kecuali emas dan platina.
1.15 Reaksi Kimia.
Oksidasi amonia reaksi utama
(a). NH3 + O2

NO + H2O

H= -54,0 Kcal

(b). 2NO + O2
2NO2
H= - 27,2 Kcal
- Oksidasi amonia reaksi sampingan
(c). NH3 +

O2

(d). NH3
(e). NH3 + O2
(f). NH3 + NO

N2 +

H2O

N2+ H2

H= - 75,7 Kcal
H= -11 Kcal

N2 + H2O
N2 + H2O

H= -107,9 Kcal

- Nitro oksidasi dan absorpsi


(g). 2NO + O2
2NO2
H= -27,2 Kcal
(h). 3NO2 + H2O
2 HNO3+ NO H= _32,2 Kcal
(i). 2NO2
N2O4
H= -11,46 Kcal
(j). 2NO2 + H2O
HNO3 + HNO2
(k). 2HNO2
H2O + NO + NO2
1.16

Uraian Proses.

Bahan baku berupa NHdari NHstorage diumpankan masuk ke converter dengan kandungan
10 % Volume NH, 90 % volume udara, pada tekanan 3,5 atm pada suhu 800 C dan terjadi reaksi

NH3 +

O2

NO + H2O disini, terjadi pemanasan dan akan mengalir ke catalis

recovery boiler dan selanjutnya dipanaskan di tail gas heater lalu dipanaskan di steam
economizer. Kemudian dimasukkan ke tangki, di dalam tangki disemprotkan

H2O.

Cairan yang mengandung asam atau dilute acid dengan 9-10% dikeluarkan. Selanjutnya
dari tangki ini produk akan mengalir masuk ke oksidasi absorpsi tower dengan dijaga
suhunya suhunya 40-50 C dan terjadi reaksi 3NO2 +

H 2O

2 HNO 3 + NO. Pada

tower ini bagian luarnya diberi air dingin dan diperoleh produk dengan persentase yieldnya 93-96
% dan HNO konsentrasi 95 %. Gas panas kemudian dikeluarkan untuk memanaskan tail heater
selanjutnya dialirkan ke pemanas.

1.17

Flowsheet.

1.18

Kegunaan Produk.

1. Asam nitrat digunakan untuk membuat pupuk-pupuk buatan NH4NO3 dan Ca(NO3)2.

2. Asam nitrat digunakan sebagai bahan baku pembuatan berbagai bahan peledak,
diantaranya trinitrotoluena atau TNT.
3. Digunakan pula dalam proses pemurnian logam. Sebagai contoh platina, emas dan
perak.
4. HNO3 digunakan dalam proses desain barang-barang berbahan tembaga, perunggu dan
kuningan.
5. Campuran antara asam klorida pekat dan asam nitrat pekat, dengan perbandingan 3:1,
biasa digunakan sebagai pelarut logam mulia, yaitu emas dan platina. Campuran
tersebut biasa disebut dengan Aqua Regia atau air raja.
6. HNO3 digunakan pula untuk menghilangkan atau membersihkan peralatan proses dari
kerak kalsium dan magnesium yang menempel di dalamnya.
1.19

Fungsi Alat.

1. Storage merupakan tempat penyimpanan ammonia (NH3).

2. Converter untuk mengkonversikan temperature.


3. Catalis recovery boiler merupakan tempat untuk pemanasan guna mempercepat reaksi.
4. Catalis recovery filter merupakan tempat untuk penyaringan setelah melalui proses
pemanasan.
5. Tail Gas Heater adalah tempat untuk pemanasan gas.
6. Steam economizer merupakan tempat untuk memanaskan gas selanjutnya.
7. Dilute acid merupakan tempat penampungan cairan asam.
8. Tangki oksidasi dan absorbsi merupakan tempat terjadinya reaksi oksidasi dan
penyerapan.
9. Kompresor untuk mengalirkan gas panas menuju ke pemanas.
Kesimpulan.
1. Asam nitrat cairan korosif yang tak berwarna, dan merupakan asam beracun yang dapat

1.20

menyebabkan luka bakar.

2. Bahan baku pembuatan asam nitrat yaitu ammonia, udara. Dan katalis yang
digunakan yaitu platinum rhodium.

3. Reaksi yang terjadi yaitu


NH + O

NO + HO

3NO + HO
2 HNO + NO
4. Asam nitrat digunakan untuk membuat pupuk-pupuk buatan NH 4NO3 dan Ca(NO3)2, bahan
baku peledak, pemurnian logam, proses desain barang-barang berbahan tembaga,

perunggu dan kuningan, dan untuk menghilangkan atau membersihkan peralatan


proses dari kerak kalsium dan magnesium yang menempel di dalamnya.
Daftar Pustaka
http://community.um.ac.id/showthread.php?73937-Amonia-dan-asam-nitrat
http://anekailmu.blogspot.com/2009/10/penggunaan-asam-nitrat-hno3-pada-bidang.html
Erlinawati, dkk. 2010. Modul Proses Industri Kimia. Palembang : Politeknik Negeri
Sriwijaya.

Lampiran.

INDUSTRI AMONIA
A. Latar Belakang Pembuatan Industri Amonia
Amonia, NH3, adalah gas beracun dan tak bewarna dengan bau mengiritasi yang khas.
Walaupun gas ini digunakan dalam banyak kasus sebagai larutan amonia dalam air, yakni
dengan dilarutkan dalam air, amonia cair juga digunakan sebagai pelarut non-air untuk reaksi
khusus. Sejak dikembangkannya proses Harber-Bosch untuk sintesis amonia di tahun 1913,
amonia telah menjadi senyawa yang paling penting dalam industri kimia dan digunakan
sebagai bahan baku banyak senyawa yang mengandung nitrogen. Amonia juga digunakan

sebagai refrigeran (di lemari pendingin), selain itu dalam pembuatan polimer dan bahan
letupan.
Gas yang tidak bewarna ini bau yang menyengat dapat dengan mudah dicairkan. Bahkan
bentuk cair senyawa ini digunakan sebagai pupuk nitrogen. Amonia juga digunakan untuk
memproduksi urea (NH2CONH2), yang juga digunakan sebagai pupuk dalam industri plastik,
dan dalam industri peternakan sebagai suplemen makanan ternak. Amonia sering merupakan
senyawa pertama untuk banyak senyawa nitrogen.
Dasar teori pembuatan amonia dari nitrogen dan hydrogen ditemukan oleh Fritz Haber
(1908), seorang ahli kimia dari Jerman. Sedangkan proses industri pembuatan amonia untuk
produksi secara besar-besaran ditemukan oleh Carl Bosch, seorang insinyur kimia juga dari
Jerman. Persamaan termokimia reaksi sintesis amonia adalah :
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) H = -92,22 Kj Pada 25oC : Kp = 6,2105
Pada awal pengembangan industri amonia, Fritz Haber bekerja sama dengan Carl Bosch
mendesain suatu pabrik amonia untuk memproduksi amonia dalam skala besar. Carl Bosch
menyarankan Fritz Haber agar tidak menggunakan temperatur reaksi yang terlalu rendah. Jika
temperatur reaksi terlalu rendah maka reaksi akan berjalan dengan lambat dan tentunya hal
ini tidak efisien dalam industri kimia. Bosch juga mengusulkan untuk menggunakan tekanan
yang tidak terlalu tinggi. Tekanan yang terlalu tinggi dapat meningkatkan resiko kecelakaan
akibat ledakan dan meningkatkan biaya konstruksi pabrik. Karena itu Bosch berusaha
merancang pabrik yang dapat memproduksi amonia dengan tekanan 10 sampai 100 Mpa dan
suhu 100-500oC. Setelah lima tahun bekerja sama, mereka berhasil membuat desain industri
amonia yang diserahkan kepada perusahaan BASF. Sayangnya pembuatan industri amonia itu
bertepatan dengan dimulainya Perang Dunia I. Di bawah tekanan dan blokade pihak sekutu,
suplai Natrium Nitrat dari Chili terhenti. Akhirnya industri amonia Jerman lebih diarahkan
untuk memproduksi bahan peledak daripada pupuk buatan. Tanpa industri amonia Haberbosch, pasukan Jerman dan Austro-Hungaria pastilah sudah menyerah di awal 1918 karena
kehabisan bahan peledak.
B. Sifat Fisis dan Kimia Bahan Baku dan Produk
Sifat Fisis dan Kimia Bahan Baku
1. Metana
Sifat Fisik :
- Rumus molekul : CH4
- Berat molekul : 16 g/mol
- Titik leleh : -182 C
- Titik didih : -162 C
- Densitas : 0.423 g/cm3
- Fase pada 250 C : gas
Sifat Kimia :
- Pada umumnya alkana sukar bereaksi dengan senyawa lainnya.
- Dalam oksigen berlebih, alkana dapat terbakar menghasilkan kalor,
Karbondioksida dan uap air.

- Jika alkana direaksikan dengan unsur-unsur halogen (F2, Cl2, Br2, I2), atom atom
H pada alkana akan digantikan oleh atom-atom halogen.
CH4 + Cl2 CH3Cl + HCl
2. Nitrogen
Sifat Fisik :
- Rumus molekul : N2
- Berat molekul : 28.02 g/mol
- Titik didih : -195.8 C
- Titik lebur : -209.86 C
- Tekanan kritis : 33.05 atm
- Temperatur kritis : 126 C
Sifat Kimia :
- Ikatan rangkap tiga tiga nitrogen yang sangat kuat menyebabkan N 2 cenderung
inert.
- Nitrogen dapat diproduksi dari pencairan dan fraksinasi udara. Hasil yang
diperoleh masih mengandung argon dan oksigen. Sedangkan N2 murni dapat
diperoleh dengan cara dekomposisi thermal dan larutan Natrium azide atau
Barium azide.
2NaN3 2Na +3N2
3. Hidrogen
Sifat Fisik :
- Rumus molekul : H2
- Berat Molekul : 2.016 g/mol
- Titik didih : -252.6 C
- Titik lebur : -259.2 C
- Densitas : 0.08988 g/cm3
Sifat Kimia :
- Entalpi pembakaran hidrogen adalah -286 kJ/mol. Hidrogen terbakar menurut
persamaan kimia:
2 H2(g) + O2(g) 2 H2O(l) + 572 kJ (286 kJ/mol)
- Reaksi dengan halogen
H2 (g) + Cl2 (g) 2 HCl (g)
HCl (g) + air H+ (aq) + Cl- (aq)
Dengan Logam Golongan Alkali
2 Na (s) + H2 (g) 2 Na+H- (s) + energi
Na+H- (s) + H2O NaOH (aq) + H2 (g)
Sifat Fisis dan Kimia Katalis
1. Besi

Sifat Fisik dan Kimia :


- Logam murni besi sangat reaktif secara kimiawi dan mudah terkorosi
- Memiliki 4 bentuk allotroik ferit, yakni alfa, beta, gamma dan omega dengan
suhu transisi 700, 928, dan 1530 oC.
- Besi bersifat keras, rapuh, dan umumnya mudah dicampur
- Besi tempa yang mengandung kurang dari 0.1% karbon, sangat kuat, dapat
dibentuk, tidak mudah campur dan biasanya memiliki struktur berserat.
Sifat Fisis dan Kimia Produk Utama
Amonia :
- Rumus molekul : NH3
- Berat molekul : 17.03 g/mol
- Temperatur kritis : 132.40 C
- Tekanan kritis : 111.3 atm
- Titik didih : 33.15 C
- Titik leleh : -77.7 C
- Spesific gravity pada acuan udara : 0.5971
- Kelarutan dalam air dingin (0 C) : 89.9/100
- Kelarutan dalam air panas (100 C) : 7.4/100
- Viskositas (25 C) : 13.35 Cp
Sifat Kimia :
- Reaksi amonisasi
Missal pada senyawa halogen
NH3 + HX NH4+ + X- Amonia mengalami disosiasi mulai pertama kali pada 400-500 C, pada tekanan 1
atm
- Oksidasi pada suhu yang tinggi dari NH3 akan menghasilkan N2 + H2O
2NH3 + 2 KMnO4 2KOH + MnO2 + 2H2O + N2
C. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk
Bahan Baku :
1. Gas Alam
Bentuk : gas
Komposisi rata-rata gas alam (fraksi mol) :
CH4 : 0.8370
C2H6 : 0.0495
C3H8 : 0.0330
C4H10 : 0.0150
C5H12 : 0.0580

Sulfur : 25 ppmv (maksimum)


Hg : 188 ppbw(maksimum)
Tekanan : 40 atm
Temperature : 30 o C
HHV : 950-1200 Btu/SCF
MW : 19659
SG : 0.6-0.8
2. Udara
Komposisi rata-rata udara (fraksi mol) :
N2 : 0.78084
O2 : 0.20946
Ar : 0.00940
CO2 : 0.00030
Tekanan : 1 atm
Suhu : 30 o C
Humidity : 83%
Produk
1. Amonia (NH3)
Bentuk : cair
Kadar ammonia : 99.5% berat (minimum)
Kadar air : 0.5% berat (maksimum)
Minyak : 5 ppm (b/b) (maksimum)
Tekanan : 1.25 atm
Temperature :-33 o C
Bahan Pendukung
1. Katalis

Jenis : besi oksida (FeO, Fe2O3) dengan multi promoter


Bentuk : granular
Ukuran partikel : 6-10 mm
Berat jenis (bulk) : 2.80 kg/L
D. Tinjauan Proses secara umum
Pada proses pembuatan Amonia (NH3) menggunakan proses Haber. Gas natural (metana,
CH4) bereaksi dengan uap panas untuk memproduksi karbon dioksida dan gas hidrogen (H2)
dalam proses dua langkah. Gas hidrogen dan gas nitrogen lantas direaksikan dalam proses
Haber untuk memproduksi amonia.
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)
Berdasarkan prinsip kesetimbangan kondisi yang menguntungkan untuk ketuntasan reaksi ke
kanan (pembentukan NH3) adalah suhu rendah dan tekanan tinggi. Akan tetapi, reaksi
tersebut berlangsung sangat lambat pada suhu rendah, bahkan pada suhu 500 oC sekalipun.
Dipihak lain, karena reaksi ke kanan eksoterm, penambahan suhu akan mengurangi
rendemen. Proses Haber-Bosch semula dilangsungkan pada suhu sekitar 500 oC dan tekanan
sekitar 150-350 atm dengan katalisator, yaitu serbuk besi dicampur dengan Al2O3, MgO,
CaO, dan K2O.
Reaksi kekanan pada pembuatan amonia adalah reaksi eksoterm. Reaksi eksoterm lebih baik
jika suhu diturunkan, tetapi jika suhu diturunkan maka reaksi berjalan sangat lambat .
Amonia punya berat molekul 17.03. Amonia ditekanan atmosfer fasanya gas. Titik didih
Amonia -33.35 oC, titik bekunya -77.7 oC, temperatur & tekanan kritiknya 133 oC & 1657 psi.
Kondisi optimum untuk dapat bereaksi dengan suhu 400-600 oC, dengan tekanan 150-300
atm. Konversi reaksi 10-40 % dengan perbandingan mol ratio N2 dan H2 adalah 1:3 dengan
fase reaksi gas. Kondisi optimum pembuatan amonia (NH 3) dapat digambarkan pada tabel
berikut :
Tabel Kondisi Optimum Pembuatan NH3
No Faktor

Reaksi : N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) H= -92.22 kJ Kondisi Optimum

1.

1. Reaksi bersifat eksoterm

Suhu

400-600oC

2. Suhu rendah akan menggeser kesetimbangan


kekanan.

2.

Tekanan

3. Kendala:Reaksi berjalan lambat


1. Jumlah mol pereaksi lebih besar dibanding 150-300 atm
dengan jumlah mol produk.
2. Memperbesar tekanan
kesetimbangan kekanan.
3.

Kendala

Tekanan

akan

sistem

menggeser

dibatasi

oleh

3.

Konsentrasi

4.

Katalis

kemampuan alat dan faktor keselamatan.


Pengambilan NH3 secara terus menerus akan_
menggeser kesetimbangan kearah kanan
Katalis tidak menggeser kesetimbangan kekanan,Fe
dengan
tetapi mempercepat laju reaksi secara keseluruhan campuran Al2O3
KOH dan garam
lainnya

Pengaruh katalis pada sistem kesetimbangan adalah dapat mempercepat terjadinya reaksi
kekanan atau kekiri, keadaan kesetimbangan akan tercapai lebih cepat tetapi katalis tidak
mengubah jumlah kesetimbangan dari spesies-spesies yang bereaksi atau dengan kata lain
katalis tidak mengubah nilai numeris dalam tetapan kesetimbangan. Peranan katalis adalah
mengubah mekanisme reaksi kimia agar cepat tercapai suatu produk.
E. Tinjauan Termodinamika
Untuk mengetahui apakah sifat reaksi berjalan eksotermis atau endotermis, maka perlu
pembuktian dengan menggunakan panas pembentukan standar, Hf. Pada tekanan 1 atm
dengan suhu sebesar 298.15 K.
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)
H = Hf (produk)- Hf (rekatan)
Jika H reaksi = (-) maka reaksi berjalan secara eksotermis
Jika H reaksi = (+) maka reaksi berjalan secara endotermis
Diketahui data Hf masing-masing komponen pada 298.15 K adalah :
Hf N2 = 0
Hf H2 = 0
Hf NH3 = -46.110 kJ/mol
H = Hf NH3 - ( Hf N2 + Hf H2 )
= 2x(-46.110 kJ/mol) (0 + 3(0))
= -92.22 kJ/mol
Panas reaksi bernilai negatif sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa reaksi pembentukan
ammonia merupakan reaksi eksotermis.
Sedangkan untuk mengetahui apakah reaksi pembentukan ammonia searah (reversible) atau
tidak searah (irreversible) berdasarkan tinjauan termodinamika dengan persamaan vant Hoff
sebagai berikut :
d(G/RT)dT=-HRT
Dengan
GRT=-lnK
Sehingga :
d(G/RT)dT=-HRT
dlnKdT=HRT
Dengan :

G = Energi gibbs standar


R = Tetapan gas umum
T = Temperature reaksi
K = Konstanta kesetimbangan reaksi
Apabila K 1. Maka reaksi tersebut bolak-balik (reversible)
Apabila K 1, maka reaksi tersebut searah (irreversible)
Diketahui data-data G untuk mengetahui masing-masing komponen pada 298.15 K adalah
Gf N2 = 0
Gf H2 = 0
Gf NH3 = -16.450 kJ/mol
G = Gf NH3 - ( Gf N2 + Gf H2)
= 2x(-16.450 kJ/mol) (0 + 3(0))
= -32.9 kJ/mol
Dari
persamaan
ini
:
GRT=-lnK
K=e-G/RT
K298.15 = exp(-32.9/0,008314.298.15)
K298.15 = 5.81 x 105
Jika delta H merupakan perubahan entalpi standar ( panas reaksi ) dan dapat diasumsikan
konstan terhadap suhu, maka persamaan ini dapat diintegralkan menjadi :
lnKoperasi/K298.15 =-HR(1/T1-1/T2)
Ln K723.15 = 6.94
K723.15 = 1032.77
Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa konstanta kesetimbangan reaksi (K)
pembentukan ammonia merupakan reaksi bolak-balik (reversible)

Ammonia
Dari Wikipedia Bahasa Melayu, ensiklopedia bebas.
Lompat ke: pandu arah, gelintar
Ammonia

Am
Nama Ammon
sistema ia
tik
Azana
(Lihat
rencan
a)

Na Hi
ma dro
- ge
na n
ma nit
lai rid
n a
Nit
ros
il
Va
por
ol

For NH
mu 3
la
mo
lek
ul

Jisi 17.
m 03
mo 04
lar g/
mo
l

Ru Ga
pa s
tak
be

rw
ar
na
ya
ng
be
rb
au
se
ngi
t

No Te
mbmp
or lat:
CA CA
S SR
EF

Sifat-sifat
Ketumpat 0.681
an dan
3 g/L,
fasa
gas.

Ket89.
erl 9
ar g/1
ut 00
an ml
dal at
am 0
Air C.

Takat 77.
leb 73
ur C
(1
95.
42
K)

Takat 33.
did 34
ih C
(2
39.
81
K)

Ke 3
asi 4
da
n
(p
Ka)

Ke 4.7
be 5
sa
n
(p
Kb)

Struktur
Bentu Termin
k
us
molek
ul

Mo 1.4
me 2
n D
dw
iku
tu
b

Su 10
du 7.5

t
ika
ta
n

Bahay
a
MSD MSD
S
S
Luara
n

Ba Tok
ha sik
ya da
ut n
am me
a ng
aki
s.

1
NFPA
704

3
0

Takat
kilat

11 C

R: Templat:R10,
Templat:R23,
Penyata Templat:R34, Templat:R50
R/K
S: S1/2, Templat:S16,
S36/37/39,
S45, Templat:S61
Nombor BO0875000

RTECS
Halama
n data
tamba
han

Struktur
dan
sifat-sifat

n, r, dsb.

Data
Sifat fasa
termodina Pepejal, cecair,
mik
gas
Data
spektrum

UU, IM, RMN,


SJS

Sebatiansebatian
berkaitan

Ammonium (NH4+)
Ion-ion
lain

hidroksida
(NH4OH)
klorida (NH4Cl)

Sebatia
nsebatia
n
berkait
an
Kecuali
dinyatak
an
sebalikn
ya, data
yang
diberika
n adalah
untuk
bahan
pada
keadaan

Hidrazina
Asid hidrazoik
Hidroksilamina
Kloroamina

piawai
(pada
25C,
100 kPa)
Rujukan
dan
penafian
Infobox

Ammonia adalah bahan kimia dengan formula kimia NH3. Molekul ammonia mempunyai
bentuk segi tiga.
Ammonia terdapat di atmosfera dalam kuantiti yang kecil akibat pereputan bahan organik.
Ammonia juga dijumpai di dalam tanah, dan di tempat berdekatan dengan gunung berapi.
Oleh itu, ammonia juga terdapat di planet dan satelit semulajadi planet lain.
Pada suhu dan tekanan piawai, ammonia adalah gas yang tidak mempunyai warna (lutsinar)
dan lebih ringan daripada udara (0.589 ketumpatan udara). Takat leburnya ialah -75 C
manakala takat didihnya ialah -33.7 C. 10% larutan ammonia dalam air mempunyai pH 12.
Ammonia dalam bentuk cair mempunyai muatan haba yang sangat tinggi.
Ammonia cair terkenal dengan sifat keterlarutannya. Ia boleh melarutkan logam alkali
dengan mudah untuk membentuk larutan yang berwarna dan boleh mengalirkan elektrik
dengan baik.
Ammonia boleh larut dalam air. Larutan ammonia dengan air mempunyai sedikit ammonium
hidroksida (NH4OH). Ketumpatan maksimum bagi ammonia yang larut dalam air untuk
membentuk larutan tepu adalah 880 kg m-3. 100 dm3 boleh berpadu dengan 100 cm3 air.
Ammonia tidak menyokong pembakaran, dan tidak akan terbakar kecuali dicampur dengan
oksigen, di mana ammonia terbakar dengan nyalaan hijau kekuningan muda. Ammonia boleh
meletup jika dicampur dengan udara.

Is
[so
rok
]

[sunting] Sejarah
Oleh sebab kegunaan ammonia yang banyak, ammonia adalah antara bahan kimia yang
paling banyak dihasilkan. Sebelum mulanya Perang Dunia Pertama, ammonia diperoleh
dengan menyulingkan sayur dan haiwan bernitrogen, atau pereputan garam-garam
ammonium dengan hidrooksida alkali. Ammonia juga diperoleh dengan tindak balas
magnesium nitrik, Mg3N2, dengan air.
Mg3N2 + 6H2O 3Mg(OH)2 + 2NH3

[sunting] Produksi
Proses Haber (dikenali sebagi Haber-Bosch Process dalam Bahasa Inggeris) dicipta oleh
dua orang ahli sains Jerman, Fritz Haber dan Carl Bosch pada 1909. Pada Perang Dunia
Pertama, tentera Jerman menggunakan cara ini untuk menghasilkan ammonia. Ammonia
kemudiannya digunakan untuk menghasilkan asid nitrik, yang digunakan untuk menghasilkan
bahan letupan. Proces ini menggunakan sedikit belanja sahaja. Bahan tindak balasnya,
hidrogen serta nitrogen, boleh didapat di atmosfera dan gas asli.
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) +
Tindak balas ini dilakukan dalam keadaan 200 atm (152000 mmHg), pada suhu tinggi 723 K
(450 C).
Proses Haber boleh berlaku dalam dua arah. Jika tindak balas ini dilakukan dalam suhu
rendah, nitrogen, N2, dan hidrogen, H2, akan berpadu menjadi ammonia, NH3 dan
membebaskan haba. Kalau tindak balas ini dilakukan dalam suhu tinggi, ammonia, NH3, akan
terlerai setelah menyerap haba serta membentuk , nitrogen, N2, dan hidrogen, H2. Walau
bagaimanapun, jika suhu terlalu rendah, kadar tindak balas menurun. Jadi, suhu yang sesuai
adalah suhu yang membenarkan penghasilan ammonia, dan pada masa yang sama
menyokong tindak balas. Tekanan tinggi menggalakkan penghasilan molekul ammonia.
Pada mulanya, mangkin osmium dan uranium digunakan. Sekarang, mangkin magnetit
digunakan. Mangkin kalsium dan aluminium oksida serta kalium digunakan bersama
mangkin magnetit untuk melindungi mangkin magnetit.

[sunting] Keselamatan

Ammonia mudah terbakar. Jika ditelan, ammonia boleh menghakis dan menyebabkan ciritbirit dan pening. Wap ammonia sangat merangsangkan dan boleh menghakis. Larutan padat
ammonia boleh menyebabkan kerosakan mata dan kulit.

[sunting] Kegunaan
Larutan ammonia boleh digunakan untuk membersih, memutih dan mengurangkan bau
busuk. Larutan pembersih yang dijual kepada konsumer menggunakan larutan ammonia
hidroksida cair sebagai agen pembersih utama. Tetapi, pengguna haruslah berhati-hati kerana
penggunaan untuk tempoh yang lama mungkin boleh merangsangkan.
Ammonia sangat sesuai digunakan sebagai bahan penyejuk udara, kerana ammonia mudah
menukar bentuk menjadi cecair dalam tekanan. Oleh itu, ammonia digunakan dalam hampir
semua penyejuk udara sebelum penciptaan penyejuk udara yang menggunakan freon. Freon
tidak merangsangkan dan tidak toksik, tetapi ia boleh menyebabkan hakisan lapisan ozon.
Sekarang, penggunaan ammonia sebagai bahan penyejuk udara meningkat semula.
Ammonia membentuk baja semula jadi ketika dicampur dengan air, dan boleh digunakan
begitu sahaja tanpa mencampurkan bahan kimia. Baja ini sesuai untuk penanaman tumbuhan
yang bergantung kepada nitrogen, seperti jagung, tetapi memburukkan keadaan tanah.
Ammonia juga digunakan dalam pembuatan polimer dan bahan letupan.
Diambil daripada "http://ms.wikipedia.org/wiki/Ammonia"
Kategori: Kimia

Minggu, 28 Juni 2009


Pembuatan Amonia dengan Proses Haber Bosch
Dasar teori pembuatan amonia dari nitrogen dan hydrogen ditemukan oleh Fritz
Haber (1908), seorang ahli kimia dari Jerman. Sedangkan proses industri
pembuatan amonia untuk produksi secara besar-besaran ditemukan oleh Carl
Bosch, seorang insinyur kimia juga dari Jerman. Persamaan termokimia reaksi
sintesis amonia adalah :

N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) H = -92,4Kj Pada 25oC : Kp = 6,2105


Berdasarkan prinsip kesetimbangan kondisi yang menguntungkan untuk ketuntasan reaksi ke
kanan (pembentukanNH3) adalah suhu rendah dan tekanan tinggi. Akan tetapi, reaksi tersebut
berlangsung sangat lambat pada suhu rendah, bahkan pada suhu 500oC sekalipun. Dipihak
lain, karena reaksi ke kanan eksoterm, penambahan suhu akan mengurangi rendemen. Proses
Haber-Bosch semula dilangsungkan pada suhu sekitar 500oC dan tekanan sekitar 150-350
atm dengan katalisator, yaitu serbuk besi dicampur dengan Al2O3, MgO, CaO, dan K2O.
Reaksi kekanan pada pembuatan amonia adalah reaksi eksoterm. Reaksi eksoterm lebih baik
jika suhu diturunkan, tetapi jika suhu diturunkan maka reaksi berjalan sangat lambat .

Amonia punya berat molekul 17,03. Amonia ditekanan atmosfer fasanya gas. Titik didih
Amonia -33,35 oC, titik bekunya -77,7 oC, temperatur & tekanan kritiknya 133 oC & 1657 psi.
Entalpi pembentukan (H), kkal/mol NH3(g) pada 0oC, -9,368; 25 oC, -11,04. Pada proses
sintesis pd suhu 700-1000oF, akan dilepaskan panas sebesar 13 kkal/mol. Kondisi optimum
untuk dapat bereaksi dengan suhu 400- 600oC, dengan tekanan 150-300 atm. Kondisi
optimum pembuatan amonia (NH3) dapat digambarkan pada tabel berikut :
Tabel : Kondisi Optimum Pembuatan NH3
Re
No Fakak Ko
tor si : ndi
N2( si
g) Opt
+ im
3H um
2(g
)
2N
H3(
g)
H
=
-92
4
kJ

1.
1. Su Re 400
hu ak si 600
o
be C
rsif
at
ek
sot
er
m

2.
Su
hu
ren
dah
aka
n
me

ngg
ese
r
kes
eti
mb
ang
an
kek
ana
n.
3.
Ke
nda
la:
Re
aks
i
ber
jala
n
lam
bat
1.

2. TekJu 150
ana ml n ah 300
mo atm
l
pe
rea
ksi
leb
ih
be
sar
dib
an
din
g
de
ng
an
ju
ml

ah
mo
l
pro
du
k.

2.
Me
mp
erb
esa
r
tek
ana
n
aka
n
me
ngg
ese
r
kes
eti
mb
ang
an
kek
ana
n.
3.
Ke
nda
la
Tek
ana
n
sist
em
dib
ata
si
ole
h
ke
ma
mp
uan
alat

dan
fak
tor
kes
ela
mat
an.
Pe
3. Ko ng _
nse am
ntr bil
asi an
NH
3

se
car
a
ter
us
me
ne
rus
ak
an
me
ng
ge
ser
ke
set
im
ba
ng
an
ke
ar
ah
ka
na
n

Ka Fe
4. Kattali de
alis s ng

tid an
ak ca
me mp
ng ur
ge an
ser Al2
ke O3
set KO
im H
ba da
ng n
an ga
ke ra
ka m
na lai
n, nn
tet ya
api
me
mp
erc
ep
at
laj
u
rea
ksi
se
car
a
ke
sel
ur
uh
an

Pengaruh katalis pada sistem kesetimbangan adalah dapat mempercepat terjadinya reaksi
kekanan atau kekiri, keadaan kesetimbangan akan tercapai lebih cepat tetapi katalis tidak
mengubah jumlah kesetimbangan dari spesies-spesies yang bereaksi atau dengan kata lain
katalis tidak mengubah nilai numeris dalam tetapan kesetimbangan. Peranan katalis adalah
mengubah mekanisme reaksi kimia agar cepat tercapai suatu produk.
Katalis yang dipergunakan untuk mempercepat reaksi memberikan mekanisme suatu reaksi
yang lebih rendah dibandingkan reaksi yang tanpa katalis. Dengan energi aktivasi lebih
rendah menyebabkan maka lebih banyak partikel yang memiliki energi kinetik yang cukup
untuk mengatasi halangan energi aktivasi sehingga jumlah tumbukan efektif akan bertambah

sehingga laju meningkat. Perbandingan reaksi dengan katalis dan tanpa katalis dapat dilihat
pada gambar dihalaman berikut:

Gambar 1 : Perbandingan mekanisme reaksi menggunakan katalis dan tanpa katalis

Dengan kemajuan teknologi sekarang digunakan tekanan yang jauh lebih besar, bahkan
mencapai 700 atm. Untuk mengurangi reaksi balik, maka amonia yang terbentuk segera
dipisahkan. Mula-mula campuran gas nitrogen dan hidrogen dikompresi (dimampatkan)
hingga mencapai tekanan yang diinginkan. Kemudian campuran gas dipanaskan dalam suatu
ruangan yang bersama katalisator sehingga terbentuk amonia. Diagram alur dari proses
Haber-bosch untuk sintesis amonia
diberikan pada Gambar 1 berikut ini :

A notional flow-sheet for the cyanamide process.


The first step in the process is to make lime from limestone:
CaCO3 + heat CaO + CO2
this is then heated with Coal in an an anoxic environment to make Calcium Carbide:
CaO + 3C + heat CaC2 + CO
The actual nitrogen fixing comes from reacting Calcium Carbide with pure Nitrogen, thus for
this process to be industrially practical it required the Linde process of fractionation of liquid

air. The reaction takes place at 2atm or ~0.2MPa, heated by through the Ohmic heating of a
Carbon rod:
CaC2 + N2 CaCN2 + C
Finally in the quest to make Ammonia, the Calcium Cyanamide is mixed with water and
NaOH (as a catalyst) for hydrolysis:
CaCN2 + H2O 2NH3 + CaCO3
The Calcium Carbonate can easily be separated as it is a solid, and the Ammonia can be
distilled, allowing the NaOH to be recycled back for more hydrolysis.
Contrast this with the Haber-Bosch process for making Ammonia, which at the time required
the same costly liquid air seperator as well as an electrolytic seperator for producing
hydrogen and higher pressure catalytic reactor:

A notional flow-sheet for an early Haber-Bosh process.


By simply glaring at it one sees that, as a way of making Ammonia, the Haber-Bosh process
is by far simpler. Since it doesnt require multiple furnaces and the intermediary steps of
producing Cyanamide its operating costs should be lower (assuming one has an efficient
electrolysis system for hydrogen). Of course the Ammonia reactor requires an expensive
catalyst and recycle system since a single pass is not particularly efficient.

Lampiran.

Asam nitrat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Ha
la
m
an
ini
be
lu
m
at
au
ba
ru
dit
erj
e
m
ah
ka

n
se
ba
gi
an
da
ri
ba
ha
sa
In
gg
ris
.
Ba
ntu
lah
Wi
kip
edi
a
unt
uk
me
lan
jut
ka
nn
ya.
Lih
at
pa
nd
ua
n
pe
ner
je
ma
ha
n
Wi
kip
edi
a.

As
a

m
ni
tr
at

Na
m
a
IU
PA
C[s
em
bu
nyi
ka
n]
[se
mb
un
yik
an]
As
am
nit
rat

Na
ma
lai
n[s
em
bu
nyi
ka
n]
[se
mb
un
yik

an]
Hi
dr
og
en
Nit
rat

Identifikasi
Nomor CAS

[7697-37-2]

No QU
mo 57
r 75
RT 00
EC 0
S

SMILES

O[N+](=O)[O-]

Sifat
Rumu HN
s
O3
molek
ul

Ma 63,
ssa 01
mo 2
lar g/
mo
l

Pe Cai
na ran
mp be
ila nin
n g
tid
ak
ber
wa

rna

De 1,5
nsi 1
tas g/c
m,
cai
ran
tid
ak
ber
wa
rna

Titi
k
lel
eh

Titi (12
k 0.5
C
did (la
ih rut
an
68%
))
Kel ter
aru ca
tan mp
dal urk
am an
air

Vis ?
kos cP
ita at
s ?
C

Momen
dipol

2,17 0,02 D

Bahaya
Klasifikasi Oksidan (O)
EU
Korosif (C)
NFPA
704

0
4
0
OX

Fra Te
sa- mp
R lat:
R8,
R3
5

Frasa-S

(S1/2), S23, S26, S36, S45

Titik tidak
nyal tersed
a
ia

Se
ny
aw
a
ter
kai
t

Senyawa terkait

Asam nitrit
Dinitrogen oksida
Dinitrogen pentoksida

Kecuali dinyatakan sebaliknya, data di atas berlaku


pada temperatur dan tekanan standar (25C, 100 kPa)
Sangkalan dan referensi

Senyawa kimia asam nitrat (HNO3) adalah sejenis cairan korosif yang tak berwarna, dan
merupakan asam beracun yang dapat menyebabkan luka bakar. Larutan asam nitrat dengan
kandungan asam nitrat lebih dari 86% disebut sebagai asam nitrat berasap, dan dapat dibagi
menjadi dua jenis asam, yaitu asam nitrat berasap putih dan asam nitrat berasap merah.

Daftar isi
[sembunyikan]

1 Sejarah
2 Sifat
o

2.1 Sifat-sifat asam

2.2 Sifat-sifat oksidasi

2.2.1 Reaksi dengan logam

2.2.2 Pemasifan

2.2.3 Reaksi dengan non-logam

3 Sintesis dan produksi

4 Referensi

5 Pranala luar

[sunting] Sejarah
Asam nitrat pertama kali disintesis sekitar 800 M oleh alkimiawan Jabir ibnu Hayyan, yang
juga menemukan distilasi modern dan proses kimiawi dasar lainnya yang masih digunakan
sekarang ini.

[sunting] Sifat
Asam nitrat murni (100%) merupakan cairan tak berwarna dengan berat jenis 1.522 kg/m. Ia
membeku pada suhu -42 C, membentuk kristal-kristal putih, dan mendidih pada 83 C.
Ketika mendidih pada suhu kamar, terdapat dekomposisi (penguraian) sebagian dengan
pembentukan nitrogen dioksida sesudah reaksi:
4HNO3 2H2O + 4NO2 + O2 (72 C)

yang berarti bahwa asam nitrat anhidrat sebaiknya disimpan di bawah 0 C untuk
menghindari penguraian. Nitrogen dioksida (NO2) tetap larut dalam asam nitrat yang
membuatnya berwarna kuning, atau merah pada suhu yang lebih tinggi. Manakala asam
murni cenderung mengeluarkan asap putih ketika terpapar ke udara, asam dengan nitrogen
dioksida terlarut mengeluarkan uap berwarna coklat kemerah-merahan, yang membuatnya
dijuluki "asam berasap merah" atau "asan nitrat berasap". Asam nitrat berasap juga dirujuk
sebagai asam nitrat 16 molar (bentuk paling pekat asam nitrat pada temperatur dan tekanan
standar).

Asam nitrat bercampur dengan air dalam berbagai proporsi dan distilasi menghasilkan
azeotrop dengan konsentrasi 68% HNO3 dan titik didih 120,5 C pada 1 atm. Terdapat dua
hidrat padat yang diketahui, yaitu monohidrat (HNO3H2O) dan trihidrat (HNO33H2O).
Nitrogen oksida (NOx) larut dalam asam nitrat dan sifat ini mempengaruhi semua sifat fisik
asam nitrat yang tergantung pada konsentrasi oksida (seperti tekanan uap di atas cair, suhu
didih, dan warna yang dijelaskan di atas).
Peningkatan konsentrasi asam nitrat dipengaruhi oleh dekomposisi termal maupun cahaya,
dan hal ini dapat menimbulkan sejumlah variasi yang tak dapat diabaikan pada tekanan uap di
atas cairan karena nitrogen oksida yang diproduksi akan terlarut sebagian atau sepenuhnya di
dalam asam.
[sunting] Sifat-sifat asam

Sebagai mana asam pada umumnya, asam nitrat bereaksi dengan alkali, oksida basa, dan
karbonat untuk membentuk garam, seperti amonium nitrat. Karena memiliki sifat
mengoksidasi, asam nitrat pada umumnya tidak menyumbangkan protonnya (yakni, ia tidak
membebaskan hidrogen) pada reaksi dengan logam dan garam yang dihasilkan biasanya
berada dalam keadaan teroksidasi yang lebih tinggi.Karenanya, perkaratan (korosi) tingkat
berat bisa terjadi. Perkaratan bisa dicegah dengan penggunaan logam ataupun aloi anti karat
yang tepat.
Asam nitrat memiliki tetapan disosiasi asam (pKa) 1,4: dalam larutan akuatik, asam nitrat
hampir sepenuhnya (93% pada 0.1 mol/L) terionisasi menjadi ion nitrat NO3 dan proton
terhidrasi yang dikenal sebagai ion hidronium, H3O+.
HNO3 + H2O H3O+ + NO3[sunting] Sifat-sifat oksidasi
[sunting] Reaksi dengan logam

Sebagai sebuah oksidator yang kuat, asam nitrat bereaksi dengan hebat dengan sebagian
besar bahan-bahan organik dan reaksinya dapat bersifat eksplosif. Produk akhirnya bisa
bervariasi tergantung pada konsentrasi asam, suhu, serta reduktor. Reaksi dapat terjadi
dengan semua logam kecuali deret logam mulia dan aloi tertentu. Karakteristik ini membuat
asam nitrat menjadi agen yang umumnya digunakan dalam uji asam. Sebagai kaidah yang
umum, reaksi oksidasi utamanya terjadi dengan asam pekat, memfavoritkan pembentukan
nitrogen dioksida (NO2).
Cu + 4H+ + 2NO3- Cu+2 + 2NO2 + 2H2O
Sifat-sifat asam cenderung mendominasi pada asam nitrat encer, diikuti dengan pembentukan
nitrogen oksida (NO) yang lebih diutamakan.
3Cu + 8HNO3 3Cu(NO3)2 + 2NO + 4H2O

Karena asam nitrat merupakan oksidator, hidrogen (H2) jarang terbentuk. Hanya magnesium
(Mg), mangan (Mn), dan kalsium (Ca) yang bereaksi dengan asam nitrat dingin dan encer
yang dapat menghasilkan hidrogen:
Mg(s) + 2HNO3(aq) Mg(NO3)2(aq) + H2(g)
Asam nitrat mampu menyerang dan melarutkan semua logam yang ada pada tabel periodik,
kecuali emas dan platina.
[sunting] Pemasifan

Kendati kromium (Cr), besi (Fe), dan aluminium (Al) akan terlarut dalam asam nitrat yang
encer, asam pekat akan membentuk sebuah lapisan logam oksida yang melindungi logam dari
oksidasi lebih lanjut. Hal ini disebut dengan pemasifan. Konsentrasi pemasifan yang umum
berkisar dari 18% sampai 22% berat.
[sunting] Reaksi dengan non-logam

Ketika asam nitrat bereaksi dengan berbagai unsur non-logam, terkecuali silikon serta
halogen, biasanya ia akan mengoksidasi non-logam tersebut ke keadaan oksidasi tertinggi
dengan asam nitrat menjadi nitrogen dioksida untuk asam pekat dan nitrogen monoksida
untuk asam encer.
C + 4HNO3 CO2 + 4NO2 + 2H2O
ataupun
3C + 4HNO3 3CO2 + 4NO + 2H2O

[sunting] Sintesis dan produksi


Asam nitrat dibuat dengan mencampur nitrogen dioksida (NO2) dengan air. Menghasilkan
asam nitrat yang sangat murni biasanya melibatkan distilasi dengan asam sulfat, karena asam
nitrat membentuk sebuah azeotrop dengan air dengan komposisi 68% asam nitrat dan 32%
air. Asam nitrat kualitas komersial biasanya memiliki konsentrasi antara 52% dan 68% asam
nitrat. Produksi komersial dari asam nitrat melalui proses Ostwald yang ditemukan oleh
Wilhelm Ostwald.

[sunting] Referensi
[sunting] Pranala luar

International Chemical Safety Card 0183


NIOSH Pocket Guide to Chemical Hazards

Templat:Ecb

National Pollutant Inventory - Nitric Acid Fact Sheet

Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_nitrat"


Kategori: Biokimia | Senyawa kimia | Nitrat | Asam
Kategori tersembunyi: Artikel yang perlu diterjemahkan dari bahasa Inggris |
Artikel yang perlu diterjemahkan dari bahasa Inggris Juli 2010

Penggunaan Asam Nitrat (HNO3) Pada Bidang Industri


Monday, October 26, 2009
Asam nitrat atau nitric acid atau aqua fortis, dengan rumus kimia HNO3 adalah asam kuat
yang sangat korosif. Berdasarkan sifatnya, asam nitrat dikelompokkan sebagai salah satu
bahan kimia berbahaya atau B3.
Asam nitrat memiliki banyak kegunaan di bidang industri. Berdasarkan pengalaman saya
selama hampir 10 tahun bekerja di pabrik kimia, salah satu kegunaan utama HNO3 adalah
untuk passivation baja atau stainless steel setelah proses fabrikasi selesai, sebelum digunakan
untuk menyimpan bahan kimia tertentu.
Dengan proses passivation ini oksida logam yang terbentuk selama pengelasan (welding),
kontaminan dan partikel logam lain dibersihkan dari permukaan baja. Nantinya akan
terbentuk pula lapisan tipis (film) oksida logam yang akan melindungi baja dari proses
oksidasi lanjutan.
Nah, berikut ini adalah kegunaan lain dari asam nitrat di bidang industri.
1. Asam nitrat digunakan sebagai bahan baku pembuatan berbagai bahan peledak,
diantaranya trinitrotoluena atau TNT.

2. Digunakan pula dalam proses pemurnian logam. Sebagai contoh platina, emas dan
perak.

3. HNO3 digunakan dalam proses desain barang-barang berbahan tembaga, perunggu


dan kuningan.

4. Campuran antara asam klorida pekat dan asam nitrat pekat, dengan perbandingan 3:1,
biasa digunakan sebagai pelarut logam mulia, yaitu emas dan platina. Campuran
tersebut biasa disebut dengan Aqua Regia atau air raja.

5. HNO3 digunakan pula untuk menghilangkan atau membersihkan peralatan proses dari
kerak kalsium dan magnesium yang menempel di dalamnya.

Amonia dan asam nitrat


Nitrat (garam dari asam nitrat) sejak zaman dulu dibutuhkan banyak sebagai bahan baku
serbuk mesiu. Namun, persediaannya terbatas, dan kalium nitrat yang ada secara alami adalah
bahan baku utama yang tersedia. Di abad 19 ketika skala perang menjadi besar, kebutuhan
nitrat menjadi membesar, dan kalium nitrat yang ada secara alami tidak dapat memenuhi
permintaan.
Selain itu, nitrat diperlukan sebagai bahan baku pupuk buatan. Di akhir pertengahan abad 19
kimiawan Jerman Justus von Liebig (1803-1873) membuktikan kefektifan dan pentingnya
pupuk buatan. Masalah yang menghalangi pemakaian bear-besaran pupuk buatan adalah
harganya yang tinggi, khususnya pupuk nitrogen.
Di akhir abad 19, fisikawan Inggris William Crookes (1832-1919) meramalkan peningkatan
jumlah makanan yang diproduksi tidak dapat mengejar peningkatan populasi dunia dan dunia
akan berakhir menjadi katastropi.
Situasi semacam memicu ilmuwan untuk menyelidiki fiksasi nitrogen artifisial atau
menemukan proses untuk mengubah nitrogen yang tidak terbatas persediaanya di udara
menjadi senyawa yang dapat digunakan. Jelas diperlukan cara untuk melakukan fiksasi dalam
skala besar. Jadi, percobaannya harus dimulai di skala laboratorium untuk dapat diperbesar ke
skala pabrik.
Fiksasi nitrogen berhasil dilakukan oleh kimiawan Jerman Fritz Haber (1868-1934) dan
insinyur kimia Jerman, yang bekerja untuk BASF, Carl Bosch (1874-1940)??ersamaan reaksi
untuk
proses Haber-Bosch sangat sederhana, tetapi secara teknis terdapat berbagai kesukaran.
Prosesnya dielaborasi sehingga reaksi eksoterm ini akan berlangsung ke sisi kanan dengan
mulus.
N2 + 3H2 > 2NH3 + 22,1 kkal (11.11)
Dalam praktek, beberapa modifikasi dibuat. Misalnya, rasio molar nitrogen : hidrogen bukan
1:3, tetapi 1:3.3. Kondisi reaksi yang dipilih adalah 300C pada 500 atm. Hidrogen
digunakan berlebih pada tekanan tinggi sehingga kesetimbangannya bergeser ke kanan.
Karena reaksinya eksoterm, reaksi ini lebih baik dilakukan pada temperatur yang lebih
rendah sesuai dengan azas Le Chatelier. Di pihak lain, laju reaksi akan terlalu rendah pada
temperatur rendah. Jadi suhunya dibuat agak tinggi ( yakni, dengan tetap mempertimbangkan
agar dekomposisi NH3 tidak terjadi). Katalis yang dibuat dari besi digunakan dengan
ekstensif.
Proses Haber-Bosch menjadi terkenal sebagai contoh pertama teori kesetimbangan
diaplikasikan dalam produksi. Di satu sisi fiksasi nitrogen dengan proses Haber-Bosch

membawa banyak manfaat karena kemudahan mendapat pupuk. Di sisi lain amonia berarti
bahan baku mesiu dapayt diperoleh dengan mudah pula.
Proses modern untuk menghasilkan asam nitrat HNO3 adalah okidasi amonia di udara.
Dalam proses ini, amonia dicampur dengan udara berlebih, dan campurannya dipanaskan
sampai temperatur tinggi dengan katalis platina. Amonia akan diubah menjadi nitrogen
oksida NO, yang kemudian dioksidasi lebih lanjut di udara menjadi nitrogen dioksida NO2.
Nitrogen dioksida direaksikan dengan air menghasilkan asam nitrat. Metoda ini
dikembangkan oleh Ostwald, kimiawan yang banyak memberikan kimia katalis, dan disebut
proses Ostwald.

Anda mungkin juga menyukai