Anda di halaman 1dari 36

SIMULASI

PERALATAN
PENGENDALI
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
TAHUN AKADEMIK 2017-2018
“ KELOMPOK 10
INSTRUMENTASI DAN KONTROL
Ayu Dzakiroh (061740411836)

Emha Isnan Alfajri (061740411841)

Dosen Pemb. : Ida Febriana, S.Si., M.T.


Programmable Logic Control (PLC)
INSTRUMENTASI DAN KONTROL
SEJARAH PLC
 Pertama kali dibuat pada 1968 oleh General Motor Corp.
Saat ini kemampuan PLC sudah semakin tinggi yaitu high
reliability dan high availability dengna standar PLC adalah
IEC 1131.
 Pekerjaan yang dilakukan sebelum adanya PLC :
1. Contractors and relay yang disambung bersama-sama.
2. Rangkaian harus dirancang dan digambar.
3. Menentukan komponen dan memasangnya.
4. Tukang listrik memasang kawat pada semua komponen.
SEJARAH PLC
 Setelah adanya PLC pekerjaan lebih mudah seperti :
1. PLC dibuat seperti perkawatan antar komponen.
2. Pengawatan antara field device dan kontak relay
dilaksanakn di dalam PLC.
3. Tidak memerlukan tempat yang luas.
4. Fungsi yang bisa dilaksanakan lebih kompleks.
KEUNGGULAN PLC
 Lebih cepat dan lebih sedikit duplikasi aplikasi.
 Lebih mudah dan cepat apabilaada perubahan sistem.
 Memiliki kemampuan memeriksa kesehatan diri sendiri
(diagnostic).
 Memiliki kemampuan fungsi paksa (override force).
 Memiliki kemudahan membuat dokumentasi.
 Ukuran lebih kecil.
PERANGKAT PLC
 Perangkat keras PLC
1. Input modul
2. Mikroprosesor unit atau Centra Processing Unit (CPU),
didalamnya terdapat memori/register untuk manipulasi
data.
3. Output modul
4. Power Supply
 Perangkat lunak PLC
1. PLC memerlukan Diagram Ladder agar bisa beroperasi
sesuai keinginan manusia.
CARA KERJA PLC
Secara garis besar PLC dapat bekerja dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
 Mambaca input dari field device (berupa diskrit atau
analog).
 Melaksanakan program seperti, timer, counter, manipulasi
data, dll.
 Melakukan evaluasi sesuai hukum logiccontrol yang telah
diprogramkan.
 Menghasilkan output control ke field device (berupa diskrit
atau analog).
Diagram Komponen PLC
MODUL INPUT/OUTPUT
1. Modul Input
 Diskrit Input
Input ini hanya mengenal kondisi On dan Off. Setiap
input diisolasi secara elektris dari CPU, sehingga jika timbul
tegangan kejut tidak aka merusak CPU. Tegangan yang
bisa ditermia yakni TTL (0-5 Volt DC), 24-230 Vilt AC/DC.
 Analog Input
PLC mampu bekerja dengan sinyak kontinyu/analog. Modul
ini mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital. Tingkat
ketelitian bergantung pada modul (8 bit atau 12 bit). Biasanya
untuk menyatakan kecepatan, suhu, berat, tinggi permukaan,
dll. Batas sinyal berkisar 4-20 mA atau 0-10 VDC.
MODUL INPUT/OUTPUT
1. Modul Output
 Diskrit Output
Bekerja seperti sebuah saklar.
 Analog Output
Modul ini mengubah sinyal digital menjadi sinyal analog
untuk mengontrol peralatan luar (field device) seperti selenoid
valve, servo motor, dsb.
Modul Input/Output
Output PLC
SIMBOL KONTAK
DIAGRAM LADDER
 Merupakan diagram berupa logika yang dimengerti PLC
yang berisi carauntuk menyatakan rangkaian logik atau
relay.
 Digram ladder akan membuat PLC dapat beroperasi sesuai
keinginan manusia.
 Terlebih dahulu membuat flowchart atau diagram alir.
 Flowchart dikombinasi dengan perangkat logika agar
mudah dipahami atau dijelaskan.
 Diagram disusun dari beberapa tingkat yang disebut Rung.
 Setiap Rung menyatakan operasi logik, bisa terdiri dari
komponen seperti input, timer, counter, relay, dll.
Contoh Diagram Ladder
DIAGRAM LADDER
Jenis-jenis instruksi program :
 Instruksi Standar
Banyak ditemui pada setiap program seperti : timer,
counter, operasi matematik, increment, decrement,
enversi, move, dll/
 Instruksi Khusus
Dipakai untuk memanipulasi data seperti : shift, find,
conversion, for/next, dll.
 Instruksi Berkecepatan Tinggi
Istruksi ini punya banyak kemampuan interrupt
terhadap scanning PLC.
DIAGRAM LADDER
 Digram ladder yang canggih biasanya program dibagi 2 :
1. Main Program Block
Merupakan program utama yang menjadi pokok
dalam pengoperasian.
2. Program Blok Hitung
Merupakan subprogram yang diberi nama “Hitung”.
 Jenis bilangan dalam diagram ladder :
1. Bit : unit memori terkecil yang memiliki kondisi ‘1’ atau ‘0’
2. Unsigned Integer (unit) : bilangan integer positif nilainya
0-65535 (FFFF hex) memakai memori 16 bit.
DIAGRAM LADDER
 Jenis-jenis memori yang digunakan dalam diagram ladder :
1. % R : Tempat menyimpan data hasil perhitungan.
2. % AI : Input Analog.
3. % I : Acuan input sebagai tempat menyimpan
kondisi input yang diterima dari modul input.
4. % Q : Acuan output fisik.
5. % M : Acuan internal.
DIAGRAM LADDER
 Membuat diagram ladder dapat memasukkannya dalam
PLC dengan salah satu cara yakni :
1. Menggunakan handheld PLC

2. Menggunakan Personal Computer (PC)


Control Regulator Flow (CRF)
INSRUMENTASI DAN KONTROL
CARA KERJA CRF
 Peralatan CRF memungkinkan air dari tangki dipompa
dengan pompa sentrifugal dan dialirkan ke sistem setelah
melewati katup kontrol pneumatik proporsional.
 Aliran diukur oleh turbin kecil.
 Hasil pengukuran diberikan ke controller yang telah
mengevaluasi harga pengukuran dan set point.
 Controller memberi input pada katup kontrol untuk
memperbesar atau memperkecil aliran air.
AKSI PROPORSIONAL CRF
 Aksi yang sebanding dengan error antara set-point dan
kontrol point.
 Aksi proporsional mempunyai ciri yaitu harga konstanta
proporsional (Kp) atau proporsional gain/controller, dengan
Kp = 1/proporsional band.
 Proporsional Band (PB) adalah interval error yang diizinkan
dimana sinyal kontrol masih dapat memberi harga regulasi
pada range 0% - 100%.
 Persamaannya dapat ditulis :
X=e.100/PB atau X=e.Kp
AKSI INTEGRAL CRF
 Aksi ini akan mengurangi error residu yang diakibatkan aksi
proporsional saja. Kondisi kesetimbangan dicirikan dengan
error = nol.
 Mode pengendalian proporsional dan integral digunakan
apabila diinginkan variasi perubahan yang lambat dari
variabel kontrol.
 Aksi ini menghasilkan variabel regulasi sebgai jumlah dari
aksi proporsional dan aksi proporsional integral terhadap
error dalam waktu (xt).
 Persamaannya dapat ditulis :
xt = Kp.e(t) + Ki.e(x) dx
AKSI DERIVATIF CRF
 Aksi ini digunakan bersama dengan proporsional atau
proporsional integral.
 Dalam unit CRF digunakan secara bersamaan dengan P
dan I.
 Persamaannya dapat ditulis :
x(t) = KP.e(t) + Ki.e(x) + Kd d/dt.e(t)
 Aksi derivatif sering disebut “laju” terhadap error
mempunyai efek antisipasi terhadap keseluruhan aksi
controller.
 Aksi ini sebaiknya digunka untuk situasi dimana terjadi
beban proses yang cepat.
Diagram Peralatan Simulasi CRF
Control Regulator pH (CRpH)
INSTRUMENTASI DAN KONTROL
PENGENDALIAN pH
 Hal ini bertujuan untuk mengendalikan pH larutan yang terdapat
pada tangki utama.
 Peralatan proses pengendalian pH terdiri dari dua tangki yang
berada di atas dan dasar peralatan.
 Tangki atas terdapat dua jenis (tangki A dan tangki B) yang berisi
larutan umpan berupa larutan asam.
 Tangki bawah atau pada dasar peralatan sebagai tangki
penampungan.
 Pengukuran pH berdasar pada tekanan galvanik dari dua
elektroda (reference dan kerja) yang dicelupkan dalam
campuran atau cairan yang tidak diketahui.
 Beda potensial tergantung dari konsentrasi ion hidrogen yang
dihasilkan elektroda kerja.
CARA KERJA CRpH
 Pengendalian terdapat pada tangki utama yang mengalir
ke bawak menuju tangki pencampur (Jumlah larutan yang
masuk dapat dikethui dengan mengatur katup dan
mengukur laju alir dengan flowmeter).
 Aliran pada tangki pencampur diaduk oleh stirrer.
 Kondisi dalam tangki pencampur diukur oleh elektroda.
 Hasil pengukuran elektroda diberikan kepada controller
yang terhubung dengan komputer.
 Controller mengeluarkan output kepada pompa peristaltik
dan memompa sejumlah larutan koreksi.
 Hal ini akan membuat pH di dalam tangki akan sama atau
mendekati set-point.
Sel Pengukuran pH
Skema Peralatan Pengendalian pH
Control Regulator Level (CRL)
INSTRUMENTASI DAN KONTROL
PENGENDALIAN DISKONTINYU (ON-OFF)
 Pada unit CRL diasumsikan katup berada pada posisi membuka
dan menutup.
 Katup akan terbuka bila level air berada di bawah set-point.
 Katup akan menutup bila level air berada di atas set-point.
 Untuk mengatasi masalah dan mencegahnya dapat biberi dua
batasan level yakni :
1. Batasan atas dilampaui bila level meningkat, katup
menutup.
2. Batasan bawah dilampauin bila level berkurang, katup
membuka.
 Selain pengendalian on-off dapat juga dengan pengendalian
‘resistive probes’
PENGENDALIAN KONTINYU
Untuk pengendalian level dapat dilakukan dengan cara :
 Pengendalian Proporsional (P)
 Pengendalian Proporsional-Integral (PI)
 Pengendalian Proporsional-Integral-Derivatif (PID)
Skema Simulasi Peralatan CRL
“ THANK YOU
INATUMENTASI DAN KONTROL

Any Question ????

Anda mungkin juga menyukai