Disusun Oleh :
Kelas : VA
Fakultas Teknik
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur tercurah kepada Allah SWT atas taufik, hidayah, berkat dan
rahmat-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada suri tauladan
kita Rasulullah SAW, keluarganya, sahabatnya serta para pengikutnya hingga
akhir zaman.
Teknologi Pengolahan Limbah Cair ini adalah mata kuliah dengan bobot 2
SKS yang terdapat pada mata kuliah Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Palembang.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
1. Dosen pembimbing
2. Semua pihak
Penulis
2
DAFTAR ISI
Cover...................................................................................................................... 1
Kata Pengantar......................................................................................................2
Daftar Isi.................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1.Latar Belakang...................................................................................................4
1.2.Rumusan Masalah..............................................................................................4
1.3.Tujuan Masalah..................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
2.1.Pengertian PT.PUSRI.........................................................................................6
2.2. Pengolahan limbah dan Baku mutu PT PUSRI dipalembang...........................7
2.3. Teknologi atau Alat Pengolahan Limbah di PT PUSRI di Palembang...........13
2.4. Sistem Manajemen Lingkungan PT PUSRI Palembang................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................23
3
BAB I
PENDAHULUAN
Kandungan ammonia dan urea dalam limbah cair PT. PUSRI yang cukup
tinggi membuat berbagai pihak khawatir akan dampaknya pada kesehatan
lingkungan maupun kesehatan masyarakat, jika limbah cair tersebut tidak dikelola
dengan baik. Petugas seringkali berangggapan bahwa pengelolaan limbah cairnya
telah didesain dengan baik. Keadaan ini seringkali terlupakan oleh petugas yang
mengelola limbah cair pada sistem Pusri Effluent Treatment dikarenakan petugas
beranggapan bahwa sistem pengelolaan limbah cair PT. PUSRI telah didesain
dengan baik.
4
1.3 Tujuan Masalah
5
BAB II
PEMBAHASAN
Keadaaan sistem dan hasil akhir yang tidak stabil tersebut menyebabkan
petugas cenderung memiliki resiko berperilaku menyalahi aturan standar dalam
pengelolaan limbah. Hal ini seiring dengan hasil praktikum kesehatan masyarakat
sebelumnya yang dilakukan oleh peneliti, dimana petugas yang terlibat langsung
dalam proses pengelolaan limbah cair sistem PET ini beranggapan secara teoritis
sistem telah didesain dengan baik sehingga menyebabkan petugas lalai terhadap
keadaan sistem yang tidak selalu stabil. Sebagai contoh, saat kondisi sistem PET
dan pabrik tidak normal petugas melakukan pembuangan off-gas hasil akhir PET
ke udara (lingkungan), melakukan pembuangan tumpahan limbah cair dari buffer
tank yang mengalami over flow ke sistem pengelolaan limbah cair secara terbuka
6
yang nantinya akan dibuang ke lingkungan, bahkan tidak mendaur ulang kembali
hasil akhir treated water PET saat kandungan ammonia > 50 ppm.
Perilaku petugas yang terlibat dalam sistem pengelolaan limbah cair PET
ini berhubungan dengan beberapa faktor, yaitu faktor predisposisi, pendukung dan
pendorong. Berdasarkan penelitian sebelumnya, faktor predisposisi dan faktor
penguat atau pendorong merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan
petugas IPAL dalam menjalankan pengelolaan limbah cair Rumah Sakit sesuai
dengan prosedur tetap.Sedangkan penelitian lain menyatakan bahwa ada pengaruh
tingkat pendidikan responden dan dukungan lingkungan sosial terhadap praktik
dalam mengolah air limbah industri.
7
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan rata-rata pH pada kanal 32 (K-32) adalah
8,52, sedangkan rata -rata kadar ammonia adalah 58,92 ppm (0,05 dalam kg/ton).
Hasil yang didapat pada proses analisis masih berada dibawah baku mutu
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2014.
Pengolahan limbah merupakan hal yang penting dalam industri. PT. Pupuk
Sriwidjaja Palembang sebagai salah satu perusahaan besar di Indonesia, sangat
memperhatikan keberadaan limbah. Limbah tersebut diolah dengan menggunakan
dua sistem, yakni sistem terbuka dan tertutup. Pengolahan limbah dalam sistem
tebuka melibatkan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah). Hal ini bertujuan
untuk melakukan penetralan, sehingga limbah tersebut memenuhi baku mutu
untuk dibuang ke sungai Musi. Pengolahan yang ada di unit IPAL PT Pupuk
Sriwidjaja Palembang yaitu pengolahan secara fisika, yang melibatkan aerator
sebagai alat pemisah antara limbah yang ada di dalam air. Pengolahan secara
kimia melibatkan senyawa kimia berupa asam sulfat sebagai penetral pH dan
almunium sulfat sebagai penjernih air limbah, serta pengolahan secara biologi
dengan bantuan eceng gondok untuk mengubah zat beracun ammonium menjadi
nitrat melalui proses nitrifikasi.
8
7. 9-7-18 8,5 0,065 65
9
netraliser. Pada unit ini, limbah cair yang memiliki konsentrasi tinggi akan
ditampung, selanjutnya disalurkan menuju unit scrubber untuk dilepaskan ke
udara. Kemudian, hasil analisis rutin akandilaporkan kepada masing-masing
bagian, hingga kepala bagian unit Hydrolizer Stripper dan dicatat pada buku hasil
analisis laboratorium.
Limbah cair dari kanal 32 (K-32) merupakan limbah cair yang berasal dari
pabrik Pusri III. Pengujian limbah cair kanal 32 (K-32) berdasarkan parameter
baku mutu pH dan kadar amonia air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan industri
pupuk, dalam peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5
Tahun 2014, tentang baku mutu air limbah. Pengambilan sampel limbah cair di
kanal 32 (K-32) dilakukan selama 14 hari, mulai dari tanggal 3-Juli-2018 sampai
17- Juli-2018. Sampel limbah cair yang telah diambil, dianalisis dan dicatat dalam
buku laporan. Kegiatan pengambilan dan analisis dilakukan pada hari senin
sampai jumat, khusus hari sabtu dan minggu kegiatan pabrik hanya dilakukan oleh
analis PT Pupuk Sriwidjaja Palembang.
10
operator masing – masing hingga kepala bagian unit hydrolizer-stipper serta
dicatat pada buku hasil analisis laboratorium.
Hal ini berlaku sebagai tindak lanjut dari sistem pengolahan limbah cair di
unit tersebut, apabila terdapat ketidaksesuaian antara hasil dan desain alat maka
dapat segera diberi pengendalian. Analisis selama 14 hari didapatkan kadar rata-
rata amonia dan pH memenuhi standar baku mutu. Nilai rata – rata pH pada kanal
32 (K-32) adalah 8,52. pH tersebut memenuhi standar pH limbah cair.
Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. 5
Tahun 2014 parameter pH limbah cair untuk usaha atau kegaitan industri pupuk
adalah 6.0-10, sedangkan untuk kadar amonia rata -rata adalah 58,92 ppm (0,05
dalam kg/ton). Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. 5
Tahun 2014 menetapkan parameter kadar amonia limbah cair untuk usaha atau
kegiatan industri pupuk adalah 0,75 kg/ton. Adapun Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. 5 Tahun 2014.
11
Tabel 2. Baku Mutu Kadar Amonia Limbah Cair
Hg
12
selain itu metode Nessler tidak membutuhkan waktu yang lama untuk
menganalisis kandungan amonia didalam limbah cair, sedangkan metode Fenat,
membutuhkan waktu beberapa menit untuk membentuk larutan berwara
Fuel Cell
Satu unit fuel cell ini menghasilkan energi kurang lebih 0,7 volt. Karena
itu untuk memenuhi energi satu baterai handphone atau menggerakkan turbin gas
dan mesin mobil, dibutuhkan berlapis-lapis unit fuel cell dikumpulkan menjadi
satu unit besar yang disebut sebagai fuel cell stack.
fuel cell adalah alat konversi energi elektrokimia yang akan mengubah
hidrogen dan oksigen menjadi air, secara bersamaan menghasilkan energi listrik
dan panas dalam prosesnya. fuel cell merupakan suatu bentuk teknologi sederhana
seperti baterai yang dapat diisi bahan bakar untuk mendapatkan energinya
kembali, dalam hal ini yang menjadi bahan bakar adalah oksigen dan hidrogen.
13
handphone atau laptop akan sepuluh kali tahan lebih lama dibandingkan dengan
baterai litium. Dan untuk mengisi kembali energi akan lebih cepat karena energi
yang digunakan bukan listrik, tetapi bahan bakar berbentuk cair atau gas.
Pada satu unit fuel cell terjadi reaksi kimia yang terjadi di anoda dan
katoda. Reaksi yang terjadi pada anoda adalah 2 H2 >-- 4 H+ + 4 e-. Sementara
reaksi yang terjadi pada katoda adalah 2 + 4 H+ + 4e- >-- 2 H2O. Sehingga
keseluruhan reaksi pada fuel cell adalah 2H2 + O2 >-- 2 H2O. Hasil samping
reaksi kimia ini adalah aliran elektron yang menghasilkan arus listrik serta energi
panas dari reaksi.Satu unit fuel cell ini menghasilkan energi kurang lebih 0,7 volt.
Karena itu untuk memenuhi energi satu baterai handphone atau menggerakkan
turbin gas dan mesin mobil, dibutuhkan berlapis-lapis unit fuel cell dikumpulkan
menjadi satu unit besar yang disebut sebagai fuel cell stack.
14
melibatkan seluruh karyawan untuk berperan aktif dalam melakukan
penyempurnaan mutu lingkungan secara terus menerus.
15
Pusri Effluent Treatment
Hydrolizer – Stripper
Merupakan unit peralatan untuk daur ulang limbah cair yang mengandung
Amoniak dan Urea dengan konsentrasi tinggi. Limbah tersebut berasal dari pabrik
Urea Pusri II, III dan IV, yang mengandung Urea 10.000 ppm dan Amoniak 3.500
mg/l yang dikumpulkan melalui sistem tertutup ke collecting pit pada masing-
masing pabrik. Selanjutnya limbah tersebut melalui sistem perpipaan dipompakan
untuk ditampung dalam Buffer Tank. Dari Buffer Tank dipompakan ke dalam
Hydrolizer Stripper. Dalam unit Hydrolizer akan terjadi proses hidrolisa larutan
urea menjadi amoniak dan CO2. Hasil hidrolisa urea dipisahkan dalam Stripper
dengan sistem Steam Sripping, keluaran dari Stripper berupa off gas dan treated
water. Dengan konsentrasi Urea = nil dan Amoniak , 5 ppm.
16
Air yang berasal dari thickener dikeluarkan secara overflow; endapan lumpur
dari bagian bawah thickener dikeluarkan dan dikumpulkan dalam reservoir tank
dan dipompakan ke filter press untuk dipisahkan airnya dan dipadatkan dengan
tekanan 8 Bar, sehingga menghasilkan padatan lumpur yang mengandung 40 %
dray solid.
Berdasarkan hasil studi akhir (Studi Evaluasi dan Basic Design & Engineering
Package) yang dikerjakan bersama-sama konsultan HASKONING dan Tim
Proyek PET, maka sistem peralatan dan modifikasi yang dilaksanakan meliputi,
Hidrolizer-Stripper System, Oil Separator, Biological Waste Water Treatment
System, Sludge Removal Facilities, Waste Reduction Program.
Penanggulanganmasalah
Kombinasi proses Eksternal Membran bioreaktor (MBR) dan Lumpur Aktif
telah dikembangkan untuk mengurangi kadar ammonia (N-NH3) serta
meningkatkan kualitas effluent dari limbah-limbah industri. Lumpur aktif
(activated sludge) adalah proses pertumbuhan mikroba tersuspensi. Proses ini
pada dasarnya merupakan pengolahan aerobik yang mengoksidasi material
organik menjadi CO2 dan H2O, NH4. dan sel biomassa baru. Proses ini
menggunakan udara yang disalurkan melalui pompa blower (diffused) atau
melalui aerasi mekanik. Sel mikroba membentuk flok yang akan mengendap di
tangki penjernihan. Kemampuan bakteri dalam membentuk flok menentukan
keberhasilan pengolahan limbah secara biologi, karena akan memudahkan
pemisahan partikel dan air limbah Membran berbasis polyethersulfone telah
dikembangkan untuk diaplikasikan sebagai eksternal membrane bioreaktor. Pada
proses lumpur aktif (metode konvensional) terdapat beberapa problem yang perlu
dilakukan perbaikan demi memaksimalkan hasil pemisahan seperti apa yang
diharapkan. Misalnya pada proses lumpur aktif terdapat kolam sedimentasi untuk
memisahkan padatan dan cairan pada teknologi konvensional (lumpur aktif)
tersebut. Selain itu pemisahan menggunakan metode konvensional dibatasi oleh
kondisi hidrodinamik lumpur seperti waktu tinggal lumpur (SRT, sludge retention
time), waktu tinggal cairan (HRT, hydraulic retention time) serta laju pembuangan
17
lumpur. Kesederhanaan sistem lumpur aktif juga kurang spesifik dalam
memisahkan kontaminan yang diharapkan.
18
Tujuannya, agar bermanfaat bagi masyarakat dan mencegah pencemaran
terhadap lingkungan. Kepala Departemen Humas dan Hukum PT Pusri, Ir Djakfar
Abdullah MT, mengemukakan hal itu dalam menanggapi keluhan sebagian warga
Kelurahan 1 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II terkait dengan dugaan pencemaran oleh
limbah Pusri. Menurut Djakfar, dalam pengelolaan limbah pabrik, ada empat
prinsip yang diterapkan. Yakni, pengurangan limbah dari sumber, daur ulang,
pengambilan dan pemanfaatan kembali secara berkelanjutan menuju produksi
bersih.
ISO 14001 adalah sertifikasi kelas dunia dalam penerapan sistem manajemen
lingkungan suatu perusahaan. Artinya, baik-buruk sistem manajemen lingkungan
suatu perusahaan dapat dinilai berdasarkan standar ISO 14001.
Hal yang sama ditegaskan oleh Ir H Edi Wibawa, MM, asisten manajer teknik
lingkungan PT Pusri. Sebagai salah satu penggagas Komite Nasional Responsible
Care Indonesia (KNCRI), sebuah lembaga internasional yang peduli dengan
kelestarian lingkungan dalam proses produksi, Edi mengatakan PT Pusri telah
berusaha mengurangi pencemaran udara, air, dan suara.
Sejak 1994, kata dia, Pusri memasang Purge Gas Recovery Unit atau alat
pengolah limbah gas yang dapat menekan bau amonia yang keluar. Pengolahan
limbah itu, membuat PT Pusri mendapatkan peringkat biru atau peringkat tengah
dalam pengelolaan limbah.
PT Pusri juga membangun cerobong asap yang tinggi dan green barrier (sabuk
hijau) seluas 12, 8 (dari target total mencapai 27 ha) untuk menghambat limbah
gas yang tertiup angin ke arah permukiman penduduk. Green barrier ini sekaligus
berfungsi meredam suara yang dihasilkan oleh proses produksi.
19
Menurut Edi, dalam kondisi normal, kandungan amonia di limbah gas kurang
dari 0,09 bagian per juta atau part per million (ppm). Bau amonia memang masih
dapat tercium jika terdapat kerusakan yang tidak terduga dan limbah asap tertiup
angin ke rumah warga. Namun, kandungan amonia yang terbawa ke permukiman
warga berkisar 1-2 ppm, atau masih dalam batas toleransi kesehatan masyarakat.
Selain gas, limbah cair juga menjadi perhatian PT Pusri. Saat ini limbah cair
diolah dengan teknologi "Hidrolizer Stripper" yakni sistem pengolahan yang
memanfaatkan kembali limbah untuk pembuatan pupuk. Limbah cair yang
membawa amoniak dan urea dipisahkan oleh alat tersebut. Amoniak dan urea
yang terbuang dimanfaatkan kembali. Sementara air yang telah bebas dari zat
kimia dialirkan ke kolam penampungan dan kembali dilakukan sterilisasi sebelum
dibuang ke sungai. "Melalui proses pengolahan limbah yang telah mendapat
sertifikasi ISO itu, tidak mungkin limbah yang dibuang ke sungai masih
mengandung zat kimia yang berbahaya," katanya. (mg12/adv)
“PT Pusri Palembang bahkan telah menginvestasikan dana miliaran Rupiah untuk
pengadaan alat-alat pengolah limbah. Mulai unit pengolah limbah cair, pengolah
limbah gas, pengolah limbah minyak, termasuk polusi suara,” ungkap pria yang
sebelumnya pernah menjabat sebagai Manajer Pemasaran Wilayah II, Manajer
Pengendalian & Pelayanan Pelanggan, serta Manajer Keamanan PT Pusri
Palembang itu.
20
“Secara berkelanjutan, PT Pusri Palembang juga terus melaksanakan program-
program CSR yang berkaitan dengan lingkungan,” ujarnya.
Tak hanya itu, lanjut Sulfa Ganie, PT Pusri Palembang juga membantu
pelestarian lingkungan melalui penangkaran satwa, diantaranya penangkaran rusa
dan burung. Disebutkannya, penangkaran rusa dimulai sejak 2008, diawali dengan
mendatangkan tiga pasang rusa dari penangkaran satwa di Cisarua Bogor.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
22
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/38165389/makalah_pt_pupuk_sriwijaya_palembang_b
y_Ninik_poltek_atim.d
https://id.scribd.com/doc/50083036/Pengolahan-Limbah-di-PT-PUSRI-di-
Palembang
https://fr.scribd.com/doc/50083036/Pengolahan-Limbah-di-PT-PUSRI-di-
Palembang
www.pusri.co.id/ina/berita-amp-kegiatan-media-massa/unit-pengelolaan-limbah-
sangat-canggih/
http://www.pusri.org/index0604.php
23