Anda di halaman 1dari 15

KIMIA FISIKA

TRANSPORTASI PROPERTIES

DISUSUN OLEH:

AYU SRIWAHYUNI ( 122017027 )


AISYAH AMINI RI ( 122017032 )
ECI DWI SEPTIARANISA ( 122017029 )
DIMAS AJI ALFARISI ( 122017018 )
LASKAR JIHAD ( 122017044 )
M.DZAKY MUZHAFFAR ( 122017028 )

DOSEN PEMBIMBING : Netty Herawati ST,MT.


KELAS : II A

PRODI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur tercurah kepada Allah SWT atas taufik, hidayah, berkat dan rahmat-Nya.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada suri tauladan kita Rasulullah SAW,
keluarganya, sahabatnya serta para pengikutnya hingga akhir zaman.

Kimia Fisika ini adalah mata kuliah dengan bobot 2 SKS yang terdapat pada mata
kuliah Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.

Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dosen pembimbing

2. Semua pihak

Palembang,5 April 2018

Penulis

2
Daftar Isi

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I
Pendahuluan
1. Latar belakang....................................................................................................................4
2. Rumusan Masalah .............................................................................................................4
3. Tujuan................................................................................................................................4
BAB II
Pembahasan
1.1 Pengertian perpindahan kalor..............................................................................................5
1.2 Macam – macam perpindahan kalor....................................................................................5
 Konduksi
1. Pengertian konduksi..............................................................................................................5
2.Contoh komduksi...................................................................................................................5
3.Faktor yang mempengaruhi konduksi...................................................................................5
 Konveksi
1.pengertian konveksi..............................................................................................................8
2.Jenis Konveksi......................................................................................................................8
3.Faktor yang mempengaruhi Konveksi..................................................................................9
4.Contoh Konveksi..................................................................................................................9
 Radiasi
1.Pengertian Radiasi...............................................................................................................10
2.Jenis Radiasi........................................................................................................................11
3.Contoh Radiasi....................................................................................................................11
BAB III
Penutup
A.Kesimpulan.......................................................................................................................14
B.Saran..................................................................................................................................14
Daftar pustaka

3
BAB I

Pendahuluan

1. Latar Belakang

Perpindahan panas adalah salah satu faktor yang sangat menentukan operasional suatu
pabrik Kimia.Penyelesaian soal-soal perpindahan kalor secara kuantitatif biasanya didasarkan
pada neraca energi dan perkiraan lajuperpindahan kalor. Perpindahan panas akan terjadi
apabila ada perbedaan temperatur antara 2 bagian benda. Panas akan berpindah dari
temperaturetinggi ke temperatur yang lebih rendah. Panas dapat berpindah dengan 3cara,
yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi

Pada peristiwa konduksi, panasakan berpindah tanpa diiukti aliran medium


perpindahan panas. Panas akanberpindah secara estafet dari satu partikel ke partikel yang
lainnya dalammedium tersebut. Pada peristiwa konveksi, perpindahan panas terjadi karena
terbawa aliran fluida.Secara termodinamika, konveksi dinyatakan sebagaialiran entalpi,
bukan aliran panas.Pada peristiwa radiasi, energi berpindah melalui gelombang
elektromagnetik.Heat Exchanger adalah alat penukar kalor yang berfungsi
untukmengubahtemperatur dan fasa suatu jenis fluida. Proses tersebut terjadi dengan
memanfaatkan proses perpindahan kalor dari fluida bersuhu tinggimenuju fluida bersuhu
rendah.

2. Rumusan Masalah
a) Apa pengertian konveksi konduksi dan radiasi?
b) Apa saja contoh dari konveksi konduksi dan radiasi?
c) Bagaimana perpindahan kalor dengan konduksi konveksi dan radiasi?
d) Apa saja faktor yang mempengaruhi konveksi konduksi dan radiasi?

3. Tujuan Masalah
a) Untuk mengetahui pengertian konveksi kondusi dan radiasi
b) Untuk mengetahui contoh dari konveksi konduksi dan radiasi
c) Untuk mengetahui perpindahan kalor dengan konduksi konveksi dan radiasi
d) Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi konduksi konveksi dan radiasi

4
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 pengertian perpindahan kalor

Perpindahan kalor dari satu zat kezat lain seringkali terjadi dalam industri. Pada
kebanyakan pengerjaan dibutuhkan pemasukan dan pengeluaran kalor, untuk mencapai dan
mempertahankan keadaan yang dibutuhkan sewaktu proses berlangsung.

1.2 Macam – Macam perpindahan kalor

 KONDUKSI
1. Pengertian Konduksi
Konduksi adalah perpindahan kalor melalui zat penghantar tanpa disertai perpindahan
bagian-bagian zat itu. Perpindahan kalor dengan cara konduksi pada umumnya terjadi pada
zat padat. Suatu zat dapat menghantar kalor disebut konduktor, seperti berbagai jenis logam.
Sedangkan zat penghantar kalor yang buruk disebut isolator, pada umumnya benda-benda
non logam.
2. Contoh konduksi
 Besi yang dipanaskan menjadi panas merata
 Rasa panas memegang gelas yang disi air panas
 Panasnya seluruh permukaan wajan ketika memasak
 Sendok terasa panas ketika makan makanan panas
 Gagang panci terasa hangat ketika memasak
 Ujung logam terasa panas ketika ujung lain dipanaskan
 Tutup panci terasa panas saat diletakkan di atas kompor
 Alas setrika menjadi panas menyeluruh ketika dicolokkan ke listrik
 Mangkok menjadi panas ketika dituang nasi panas
 Tempe menjadi gosong ketika digoreng terlalu lama
 Pakaian menjadi bolong ketika tertindih setrika terlalu lama
3. Faktor Yang Memengaruhi konduksi.
Faktor yang MempengaruhiKecepatan kalor berpindah dengan cara konduksi disebut laju
kalor konduksi. Laju kalor konduksi melalui sebuah dinding bergantung pada lima faktor
(besaran) yaitu :

5
 Beda suhu (∆T = T panas – T dingin) di antara kedua permukaan, satuannya ºC atau
Kelvin.
 Ketebalan dinding (d)/ panjang potongan (l) satuannya meter.
 Luas permukaan (A) satuannya meter.
 Konduktivitas termal zat (k) yaitu ukuran kemampuan zat menghantarkan kalor
(tergantung pada jenis batang) satuannya W/m.K.
 Sebanding dengan selang waktu lamanya kalor mengalir (∆t) satuannya sekon
dinyatakan sebagai berikut.

Keterangan:
Q:kalor(J)atau(kal)
k :konduktivitastermal(W/mK)
A:luaspenampang(m2)
ΔT:perubahansuhu(K)
L:panjang(m)
H:kaloryangmerambatpersatuanwaktu(J/satauwatt)
t : waktu (sekon)

Dalam peristiwa dua batang logam berbeda jenisyang disambungkan berlaku bahwa
laju aliran kalor dalam kedua batang adalah sama besarnya ditulis sebagai berikut.

Contoh soal :

Batang baja dan batang kuningan luas penampang dan panangnya sama. Salah satu
ujung masing-masing batang dilekatkan. Suhu ujung batang baja yang bebas 250°C,
sedangkan suhu ujung batang kuningan yang bebas 100°C. Jika koefisien konduksi termal
baja dan kuningan masing-masing 0,12 kal/s cm°C dan 0,24 kal/s cm°C, berapakah suhu
pada persambungan kedua batang tersebut?

6
Penyelesaian:

Berikut ini nilai konduktivitas termal beberapa benda yang diperoleh melalui
percobaan:

Jenis benda Konduktivitas Termal (k)

J/m.s.Co Kkal/m.s.Co

Perak 420 1000 x 10-4

Tembaga 380 920 x 10-4

Aluminium 200 500 x 10-4

Baja 40 110 x 10-4

Es 2 5 x 10-4

Kaca (biasa) 0,84 2 x 10-4

Bata 0,84 2 x 10-4

Air 0,56 1,4 x 10-4

Tubuh manusia 0,2 0,5 x 10-4

Kayu 0,08 – 0,16 0,2 x 10-4 – 0,4 x 10-4

7
Gabus 0,042 0,1 x 10-4

Wol 0,040 0,1 x 10-4

Busa 0,024 0,06 x 10-4

Udara 0,023 0,055 x 10-4

Benda yang memiliki konduktivitas termal (k) besar merupakan penghantar kalor
yang baik (konduktor termal yang baik). Sebaliknya, benda yang memiliki konduktivitas
termal yang kecil merupakan merupakan penghantar kalor yang buruk (konduktor termal
yang buruk).

Para insinyur biasanya menggunakan konsep tahanan termal (R = resistansi termal)


untuk menyatakan kemampuan suatu bahan dalam menghambat aliran kalor. Tahanan termal
merupakan perbandingan antara ketebalan suatu bahan dengan konduktivitas termal bahan
tersebut.

 KONVEKSI
1. Pengertian Konveksi
perpindahan kalor melalui zat penghantar yang disertai dengan perpindahan bagian-
bagian zat itu. Pada umumnya zat penghantar yang dipakai berupa zat cair dan gas. Kalor
berpindah karena adanya aliran zat yang dipanaskan akibat adanya perbedaan massa jenis
(berat jenis). Massa jenis bagian yang dipanaskan lebih kecil daripada massa jenis bagian zat
yang tidak dipanaskan.
2. Jenis-Jenis Konveksi
a. Konveksi Alami.
proses Perpindahan kalor melalui zat yang disertai dengan perpindahan partikel –
partikel zat tersebut akibat perbedaan massa jenis. Contoh : Pemanasan Air
b. Konveksi Paksa.
proses Perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai dengan perpindahan partikel
–partikel zat tersebut akibat suatu paksaan terhadap partikel bersuhu tinggi tersebut.
Contoh : Pendinginan Mesin Mobil

8
3. Faktor yang mempengaruhi besaran konveksi :

Besarnya konveksi tergantung pada :

a. Luas permukaan benda yang bersinggungan dengan fluida (A).


b. Perbedaan suhu antara permukaan benda dengan fluida
c. Koefisien konveksi (h), yang tergantung pada :

 viscositas fluida
 kecepatan fluida
 perbedaan temperatur antara permukaan dan fluida
 kapasitas panas fluida
 rapat massa fluida
 bentuk permukaan kontak

4. Contoh Konveksi
 Air yang mendidih merara ketika dipanaskan
 Memasak bubur kacang hijau dalam panci
 Terjarjadinya angin darat dan angin laut
 Asap pada cerobong asap yang bergerak naik
 Daging menjadi gosong ketikaketika dipanggang di atas asap

Pemanfaatan konveksi terjadi pada cerobong asap, sistem suplai air panas, dan lemari es.
Laju kalor Q/t sebuah panas memindahkan kalor ke fluida sekitarnya secara konveksi
sebanding dengan luas permukaan benda Ayang bersentuhan dengan fluida dan beda suhu di
antara benda dan fluida. Hal tersebut dapat ditulis sebagai berikut.

Keterangan:
H: laju kalor (kal/s atau J/s)

9
Contoh Soal:

Suatu panci pemanas air terbuat dari bahan tertentu mempunyai luas permukaan yang
bersentuhan dengan air 200 cm2. Jika suhu bahan tersebut 90°C dan suhu air 80°C dan
menghasilkan jumlah kalor yang dipindahkan secara konveksi per sekonnya sebesar 0,8 J/s
maka hitunglah besar nilai koefisien konveksi bahan tersebut.

Penyelesaian:
Diketahui:
A = 200 cm2 = 0,02 m2
ΔT = 90°C – 80°C = 10K
Q/t = 0,8 J/s = 0,8 W
Ditanyakan: h = ?
Jawab:
Q/t = h.A.ΔT
0,8 J/s = h. 0,02 m2. 10K
h = 4 W/m2K

 RADIASI
1. Pengertian Radiasi
Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas,
partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber radiasi. Ada beberapa
sumber radiasi yang kita kenal di sekitar kehidupan kita, contohnya adalah televisi, lampu
penerangan, alat pemanas makanan (microwave oven), komputer, dan lain-lain.
Radiasi dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau disebut juga dengan foton
adalah jenis radiasi yang tidak mempunyai massa dan muatan listrik. Misalnya adalah gamma
dan sinar-X, dan juga termasuk radiasi tampak seperti sinar lampu, sinar matahari,
gelombang microwave, radar dan handphone.

Selain berpindah dari tempat yang memiliki suhu lebih tinggi menuju tempat yang
memiliki suhu lebih rendah dengan cara konduksi dan konveksi, kalor juga bisa berpindah
tempat dengan cara radiasi. Bedanya, perpindahan kalor dengan cara konduksi dan konveksi
membutuhkan medium. Sebaliknya, perpindahan kalor dengan cara radiasi tidak
membutuhkan medium.

10
2. Jenis Radiasi

a. Radiasi Pengion
Radiasi pengion adalah jenis radiasi yang dapat menyebabkan proses ionisasi
(terbentuknya ion positif dan ion negatif) apabila berinteraksi dengan materi. Yang termasuk
dalam jenis radiasi pengion adalah partikel alpha, partikel beta, sinar gamma, sinar-X dan
neutron. Setiap jenis radiasi memiliki karakteristik khusus. Yang termasuk radiasi pengion
adalah partikel alfa (α), partikel beta (β), sinar gamma (γ), sinar-X, partikel neutron.

b. Radiasi Non Pengion

Radiasi non-pengion adalah jenis radiasi yang tidak akan menyebabkan efek ionisasi
apabila berinteraksi dengan materi. Radiasi non-pengion tersebut berada di sekeliling
kehidupan kita. Yang termasuk dalam jenis radiasi non-pengion antara lain: gelombang
radio (yang membawa informasi dan hiburan melalui radio dan televisi),gelombang mikro
(yang digunakan dalam microwave oven dan transmisi seluler handphone),sinar inframerah
(yang memberikan energi dalam bentuk panas), cahaya tampak (yang bisa kita lihat),sinar
ultraviolet (yang dipancarkan matahari).

3. Contoh Radiasi
 Sinar matahari sampai ke bumi
 Petani mengeringkan padi dengan sinar matahari
 Udara terasa panas ketika membakar sampah
 Rasa panas di dekat api unggun
 Dinding rumah terasa hangat karena sinar matahari
 Pakaian yang kering ketika dijemur
 Udara terasa panas saat berada di dekat kompor yang menyala
 Ikan asin menjadi kering ketika di letakkan dibawah terik matahari
 Tubuh menjadi berkeringat ketika kepanasan di lapangan terbuka

Radiasi atau pancaran adalah perpindahan energi kalor dalam bentuk gelombang
elektromagnetik. Pada tahun 1897, Joseph Stefan melakukan pengukuran daya total yang
dipancarkan oleh benda hitam sempurna. Dia menyatakan bahwa daya total itu sebanding
dengan pangkatempatsuhu mutlaknya. Lima tahun kemudian Ludwig Boltzmann
menurunkan hubungan yang sama. Persamaan yang didapat sama dari hubungan ini dikenal
sebagai hukum Stefan-Boltzmann yang berbunyi “Energi yang dipancarkan oleh suhu

11
permukaan (A) dan sebanding dengan pangkat empat suhu mutlak permukaan itu (T4)” dan
ditulis sebagai berikut.

dengan σ dikenal sebagai tetapan Stefan-Boltzmann yang mempunyai nilai 5,67 x 10-8 Wm-
2
K-4. Karena tidak semua benda dianggap sebagai benda hitam sempurna maka persamaan
Stefan- Boltzman untuk benda dapat ditulis sebagai berikut.

Dengan e adalah koefisien yang disebut emisivitas, nilainya di antara 0 dan 1 serta
bergantung pada jenis zat dan keadaan permukaan. Untuk benda hitam sempurna, e = 1.

Penerapan peristiwa radiasi dalam kehidupan separi-hari, misalnya pada penghangat


rumah, pengeringan kopi, pembakaran pada alat pemanggang (oven), dan rumah kaca.

1. Panel surya (solar panel) digunakan untuk menyerap dan memancarkan radiasi sinar
matahari, desainnya pada bidang logam berongga yang diberi wama hitam. Energi
kalor radiasi dimanfaatkan untuk memanaskan air
2. Mobil-mobil tangki pengangkut minyak. Pada bagian atas tangki dicat dengan wama
putih. Hal tersebut dimaksudkan guna menghindari penyerapan energi panas secara
konveksi oleh minyak.
3. Penghangat rumah dijumpai pada daerah beriklim dingin. Gas bekas yang dihasilkan
dari pembakaran mengalir ke atas melalui cerobong asap secara konveksi selama
pembakaran berlangsung. Adapun energi kalor radiasi merambat ke segala arah dalam
bentuk gelombang elektromagnetik sehingga tubuh kita akan terasa lebih hangat.

Rumah kaca adalah suatu bangunan khusus di mana dinding dan atapnya terbuat dari
kaca. Bangunan ini dibuat untuk melindungi tanaman dari pengaruh abiotik yang merugikan,
misalnya suhu yang terlalu panas atau dingin. Selain suhu, kelembapan udara juga dapat
diatur. Rumah kaca dibangun untuk keperluan budi daya tanaman.

12
Contoh Soal :

Sebuah bola tembaga memiliki luas 20 cm2 selanjutnya dipanaskan sampai berpijar pada suhu
127o Apabila emisivitas bahan adalah 0,4 dan tetapan Stefan adalah 5,67 x 10 -8 W/m2K4,
maka hitunglah energi radiasi yang dipancarkan oleh bola tersebut setiap sekonnya.

Penyelesaian:

Diketahui:

A = 20 cm2 = 2 x 10-3 m2

T = (127 + 273) = 400 K

e = 0,4

σ = 5,67 x 10-8 W/m2K4

Ditanya: P:…?

Jawab:

P = eσAT4

P = (0,4).(5,67 x 10-8).(2 x 10-3).(400)4

P = (0,4).(5,67 x 10-8).(2 x 10-3).(256 x 108)

P = 1161,23 x 10-3 W

P = 1,61123 W ≈ 1,2 W

Jadi, energi radiasi yang dipancarkan oleh suatu bola tersebut pada setiap sekon adalah 1,2
watt

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ada tiga cara pemindahan panas yakni:

1. Konduksi
Konduksi ialah pemindahan panas yang dihasilkan dari kontak langsung antara
permukaan-permukaan benda. Konduksi terjadi hanya dengan menyentuh atau
menghubungkan permukaan-permukaanyang mengandung panas.

2. Konveksi
Pemindahan panas berdasarkan gerakan fluida disebut konveksi. Dalam hal ini
fluidanya adalah udara di dalam ruangan.

3. Radiasi

Radiasi ialah pemindahan panas atas dasar gelombang-gelombang elektromagnetik.


Misalnya tubuh manusia akan mendapat panas pancaran dari setiap permukaan dari suhu
yang lebih tinggi dan ia akan kehilangan panas atau memancarkan panas kepada setiap obyek
atau permukaan yang lebih sejuk dari tubuh manusia itu.

B. Saran

Semoga penulis dan pembaca dapat mengetahui dan memahami materi Transportasi
properties ini terutama pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari. Jika ada kesalahan
dalam penulisan makalah ini penulis mengharapkan kritikan atau saran dari pembaca.

14
DAFTAR PUSTAKA

Asyari D. Yunus.2009.Perpindahan Panas dan Massa Teknik Mesin, Universitas Darma


Persada – Jakarta.

Muslim, dkk. (2006). Konsep Dasar Fisika. Bandung. UPI Press

Parabelem T. D. Rompas. 2011. Perpindahan Panas. Universitas Negeri Manado – Sulawesi


Utara ,Indonesia

Prasodjo, Budi, dkk. 2006. Teori dan Aplikasi Fisika Kelas VIII. Jakarta : Yudhistira

Rosella, Erica. 2009. Rumus Pocket FISIKA SMP. Penerbit : Indonesia Cerdas.

Serway, R.A & John W. Jewett. (2004). Physics for Scientists and Engineers. Thomson
Brooks/Cole

Yunus A. Cengel and Michael A. Boles,Thermodynamics: An Engineering Approach 7th


Edition, , McGraw-Hill, 2010

15

Anda mungkin juga menyukai