KELAS : 1KIA
Segala puji bagi Allah SWT, karena berkat ridho-Nya kami dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “Kimia Analisis : Kromatografi Cair Tingkat Tinggi”.
Dalam menyusun makalah ini, terdapat hambatan yang penulis alami, namun berkat
dukungan, dorongan dan semangat dari rekan-rekan kelas sehingga penulis mampu
menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu penulis tidak lupa pada kesempatan ini
mengaturkan terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Rusdianasari, M.Si selaku dosen
pembimbing.
Kami menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Semoga makalah “Kimia Analisis : Kromatografi Cair Tingkat Tinggi” ini bermanfaat
bagi pembaca dan penulis.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
3.2 EDTA........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………25
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1. Dapat mengetahui Pengertian HPLC
1.4 MANFAAT
1. Mahasiswa dapat memahami Pengertian HPLC
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
teknik kromatografi di mana fase geraknya berupa cairan dan fase diam dapat dalam
simultan beberapa analit dalam martiks sederhana maupun kompleks. Pada akhir
1960-an, semakin banyak usaha untuk pengembangan kromatografi cair sebagai suatu
teknik untuk mengimbangi kromatografi gas. KCKT adalah kromatografi cair kolom
performa kolomnya yang menggunakan kolom dengan ukuran dimensi dan partikel
yang jauh lebih kecil dari kolom yang dipakai pada kromatografi kolom, sehingga
agar fase gerak dapat mengalir pada kolom, fase gerak dipompa dengan tekanan
tinggi. Di samping itu, kinerja tingginya dalam analisis didukung dengan adanya
berbagai sistem deteksi dengan kepekaan tinggi yang dapat diintegrasikan dengan
sistem kromatografinya.
dapat digunakan untuk menghasilkan efek pemisahan yang sama baiknya. Bila
derivatisasi diperlukan dalam KG, namun pada KCKT zat-zat yang tidak
diderivatisasi dapat dianalisis. Untuk zat-zat yang labil pada pemanasan atau tidak
menguap, KCKT adalah pilihan utama. Namun demikian bukan berarti KCKT
menggantikan KG, tetapi akan memainkan peranan lebih besar dalam analisis.
a. Cepat : waktu analisis umumnya kurang dari 1 jam. Banyak analisis yang
b. Resolusi tinggi : berbeda dengan KG, interaksi selektif dapat terjadi pada
KCKT karena pengaruh yang besar dari fase diam dan fase geraknya.
KCKT dapat mendeteksi kadar dalam jumlah nanogram (10-9 gram) dari
kolom KCKT dapat digunakan kembali. Banyak analisis yang bisa dilakukan
dengan kolom yang sama sehingga satu kolom dapat digunakan berulang kali
e. Ideal untuk zat termolabil dan volatilitas rendah : zat-zat yang tidak bisa
diam yang digunakan serta besarnya interaksi analit terhadap fase diam dan
Namun, jika dibandingkan dengan kromatografi lapis tipis kinerja tinggi, KCKT
dalam analisis farmasi yang dapat digunakan sebagai uji identitas, uji kemurnian dan
penetapan kadar. Titik beratnya adalah untuk analisis senyawa-senyawa yang tidak
mudah menguap dan tidak stabil pada suhu tinggi, yang tidak bisa dianalisis dengan
metode KG. Banyak senyawa yang dapat dianalisis dengan KCKT mulai dari senyawa
ion anorganik sampai senyawa organik makromolekul. Untuk analisis dan pemisahan
obat/bahan obat campuran rasemis optis aktif dikembangkan suatu fase pemisahan kiral
Walaupun disadari biaya yang dibutuhkan untuk analisis dengan KCKT sangat
mahal, namun metode ini tetap dipilih untuk digunakan menganalisis 277 obat / bahan
obat karena hasil analisis yang memiliki akurasi dan presisi yang tinggi dalam waktu
biologis
Pemisahan dengan HPLC dapat dilakukan dengan fase normal (jika fase diamnya
lebih polar dibanding dengan fase geraknya) atau fase terbalik (jika fase diamnya
kurang non polar dibanding dengan fase geraknya). Berdasarkan pada kedua
pemisahan ini, sering kali HPLC dikelompokkan menjadi HPLC fase normal dan
HPLC fase terbalik. Selain klasifikasi di atas, HPLC juga dapat dikelompokkan
berdasarkan pada sifat fase diam dan atau berdasarkan pada mekanisme sorpsi solut,
1. Kromatografi Adsorbsi
silika gel dan alumina, meskipun demikian sekitar 90% kromatografi ini memakai
silika sebagai fase diamnya. Pada silika dan alumina terdapat gugus hidroksi yang
akan berinteraksi dengan solut. Gugus silanol pada silika mempunyai reaktifitas
yang berbeda, karenanya solut dapat terikat secara kuat sehingga dapat
Kebanyakan fase diam kromatografi ini adalah silika yang dimodifikasi secara kimiawi
atau fase terikat. Sejauh ini yang digunakan untuk memodifikasi silika adalah
dengan fenil. Fase diam yang paling populer digunakan adalah oktadesilsilan (ODS atau
Sebagai fase gerak adalah campuran metanol atau asetonitril dengan air atau dengan
larutan bufer. Untuk solut yang bersifat asam lemah atau basa lemah, peranan pH sangat
krusial karena kalau pH fase gerak tidak diatur maka solut akan mengalami ionisasi atau
protonasi. Terbentuknya spesies yang terionisasi ini menyebabkan ikatannya dengan fase
diam menjadi lebih lemah dibanding jika solut dalam bentuk spesies yang tidak
terionisasi karenanya spesies yang mengalami ionisasi akan terelusi lebih cepat.
HPLC penukar ion menggunakan fase diam yang dapat menukar kation atau anion
dengan suatu fase gerak. Ada banyak penukar ion yang beredar di pasaran, meskipun
pemisahan kromatografi ion dilakukan dengan menggunakan media air karena sifat
ionisasinya. Dalam beberapa hal digunakan pelarut campuran misalnya air-alkohol dan
juga pelarut organik. Kromatografi penukar ion dengan fase gerak air, retensi puncak
dipengaruhi oleh kadar garam total atau kekuatan ionik serta oleh pH fase gerak.
Kenaikan kadar garam dalam fase gerak menurunkan retensi solut. Hal ini disebabkan
oleh penurunan kemampuan ion sampel bersaing dengan ion fase gerak untuk gugus
Kromatografi pasangan ion juga dapat digunakan untuk pemisahan sampel-sampel ionik
dan mengatasi masalah-masalah yang melekat pada metode penukaran ion. Sampel ionik
Kromatografi ini disebut juga dengan kromatografi permiasi gel dan dapat digunakan
untuk memisahkan atau menganalisis senyawa dengan berat molekul > 2000 dalton. Fase
diam yang digunakan dapat berupa silika atau polimer yang bersifat porus sehingga solut
dapat melewati porus (lewat diantara partikel), atau berdifusi lewat fase diam. Molekul
solut yang mempunyai BM yang jauh lebih besar, akan terelusi terlebih dahulu, kemudian
molekul-molekul yang ukuran medium, dan terakhir adalah molekul yang jauh lebih
kecil. Hal ini disebabkan solut dengan BM yang besar tidak melewati porus, akan tetapi
lewat diantara partikel fase diam. Dengan demikian, dalam pemisahan dengan eksklusi
ukuran ini tidak terjadi interaksi kimia antara solut dan fase diam seperti tipe
6. Kromatografi Afinitas
Dalam kasus ini, pemisahan terjadi karena interaksi-interaksi biokimiawi yang sangat
spesifik. Fase diam mengandung gugus-gugus molekul yang hanya dapat menyerap
sampel jika ada kondisi-kondisi yang terkait dengan muatan dan sterik tertentu pada
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Komponen utama dari HPLC yaitu, pompa, injector, elusi gradient, kolom,
detector, pengolahan data. HPLC sebagai suatu metode pemisahan memiliki beberapa
keuntungan yaitu menghasilkan pemisahan yang sangat cepat, dapat memisahkan zat-
zat yang tidak mudah menguap ataupun tak tahan panas, banyak pilihan fasa
geraknya, mudah untuk mendapatkan kembali cuplikan, karena detector pada KCKT
tidak merusak komponen zat yang dianalisis, dan dapat dirangkai dengan instrumen
lain untuk meningkatkan efisiensi pemisahan. Sedangkan kekurangannya adalah
larutan harus dicari fase diamnya terlebih dahulu, hanya bisa digunakan untuk asam
organic, harus mengetahui kombinasi yang optimum antara pelarut, analit, dan
gradient elusi, harganya mahal sehingga penggunaannya dalam lingkup penelitian
yang terbatas. Prinsip dasar HPLC (High Performance Liquid Chromatografi) adalah
pemisahan senyawa-senyawa berdasarkan kepolaran, dimana terdapat fase mobile
(gerak) dan fase stasioner (diam). HPLC sering digunakan antara lain untuk
menetapkan kadar senyawa aktif pada obat, produk hasil samping proses sintesis, atau
produk- produk degradasi dalam sediaan farmasi. Contohnya adalah menganalisis
parasetamol dan kafein dalam suatu campuran.
3.2 SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber –