Anda di halaman 1dari 14

KIMIA ANALISIS

KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2

1. AINIRAHMAH ISMARANIAH NURHASYIRI


2. DIAN ANISA DESTRIYANTI
3. YUDIS AFRIZAL

KELAS : 1KIA

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

TAHUN AJARAN 2018/2019


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, karena berkat ridho-Nya kami dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “Kimia Analisis : Kromatografi Cair Tingkat Tinggi”.
Dalam menyusun makalah ini, terdapat hambatan yang penulis alami, namun berkat
dukungan, dorongan dan semangat dari rekan-rekan kelas sehingga penulis mampu
menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu penulis tidak lupa pada kesempatan ini
mengaturkan terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Rusdianasari, M.Si selaku dosen
pembimbing.
Kami menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Semoga makalah “Kimia Analisis : Kromatografi Cair Tingkat Tinggi” ini bermanfaat
bagi pembaca dan penulis.

Palembang, Desember 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang.............................................................................……….. 2

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................3

1.3 Tujuan ......................................................................................................3

BAB II. PEMBAHASAN ....................................................................................7

3.1 Pengertian Titrasi Kompleksometri...............................................................7

3.2 EDTA........................................................................................................8

3.3 Indikator Logam………………………………………………………………..10

3.4 Kesetimbangan dalam Titrasi EDTA………………………………….…..…...13

3.5 Kurva Titrasi Kompleksometri…………………………………………………15

3.6 Macam - macam Titrasi Kompleksometri......................................................9

3.7 Penerapan Titrasi Kompleksometri……………………………………............19

3.8 Contoh soal ………………………………………………………………........21

BAB III. PENUTUP...........................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………25

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kromatografi adalah istilah umum untuk berbagai cara pemisahan berdasarkan
partisi cuplikan antara fasa yang bergerak, dapat berupa gas atau zat cair, dan fasa
diam, dapat berupa zat cair atau zat padat. Kita biasanya menganggap Tswett sebagai
penemu kromatografi, yang pada tahun 1903 menguraikan karyanya mengenai
pemakaian kolom kapur untuk memisahkan pigmen dalam daun. Istilah
‘kromatografi’ dipakai oleh Tswett untuk menggambarkan daerah berwarna yang
bergerak ke bagian bawah kolom
Kromatografi merupakan suatu cara pemisahan unsur-unsur yang akan dipisahkan
terdistribusikan antara dua fasa, satu dari fasa-fasa ini membentuk suatu lapisan
stasioner dengan luas permukaan yang besar dan yang lainnya merupakan cairan yang
merembes lewat atau melalui fase yang stasioner. Fasa stasioner mugkin suatu zat
padat atau suatu cairan, dan fasa yang bergerak mungkin suatu cairan atau suatu gas.
Maka semua jenis kromatografi yang dikenal, terbagi menjadi empat golongan: cair-
padat, gas-padat, cair-cair, dan gas-cair.
Pembahasan teknik kromatografi modern, baru lengkap bila disebut kromatografi
cairan kinerja tinggi (HPLC). Kromatografi cairan kolom klasik merupakan prosedur
pemisahan yang sudah mapan dalam mana fase cair yang mobil mengalir lambat-
lambat lewat kolom karena gravitasi. Umumnya metode itu dicirikan oleh efisiensi
kolom yang rendah dan waktu pemisahan yang lama. Namun sejak kira-kira tahun
1969, perhatian dalam teknik kolom cairan hidup kembali dengan sangat menyolok
karena dikembangkannya sistem tekanan tinggi oleh Kirchland dan Huber, yang
bekerja pada tekanan sampai 2,07 x 107 Nm-2 (3000 p.s.i). Dalam metode ini
digunakan kolom berdiameter kecil (1-3 mm) dan eluen dipompakan ke dalamnya
dengan laju alir yang tinggi (sekitar 1-5 cm3m-1). Pemisahan dengan metode ini
dilakukan jauh lebih cepat (sekitar 100 kali lebih cepat) daripada dengan
kromatografi cairan yang biasa. Meskipun peralatan yang tersedia di pasar dewasa ini
agak mahal, HPLC telah terbukti luas penggunaannya dalam kimia organik

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa itu HPLC ?

2. Apa saja jenis-jenis HPLC ?


3. Apa saja instrument HPLC ?
4. Bagaimana prinsip kerja HPLC ?
5. Apa saja aplikasi dari HPLC ?
6. Apa manfaat penggunaan HPLC ?
7. Apa kelebihan dan kekurangan HPLC ?
8. Bagaimana penggunaan HPLC ?
9. Bagaimana analisa data HPLC ?
10. Bagaimana preparasi sampel pada HPLC ?

1.3 TUJUAN
1. Dapat mengetahui Pengertian HPLC

2. Dapat mengetahui Jenis- jenis HPLC


3. Dapat mengetahui Instrument HPLC
4. Dapat mengetahui Prinsip kerja HPLC
5. Dapat mengetahui Aplikasi HPLC
6. Dapat mengetahui Manfaat Penggunaan HPLC
7. Dapat mengetahui Kelebihan dan Kekurangan HPLC
8. Dapat mengetahui cara pengoperasian alat
9. Dapat mengetahui cara pengolahan data

1.4 MANFAAT
1. Mahasiswa dapat memahami Pengertian HPLC

2. Mahasiswa dapat memahami Jenis- jenis HPLC


3. Mahasiswa dapat memahami Instrument HPLC
4. Mahasiswa dapat memahami Prinsip kerja HPLC
5. Mahasiswa dapat memahami Aplikasi HPLC
6. Mahasiswa dapat memahami manfaat Penggunaan HPLC
7. Mahasiswa dapat memahami Kelebihan dan Kekurangan HPLC
8. Mahasiswa dapat memahami cara pengoperasian alat
9. Mahasiswa dapat memahami cara pengolahan data
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) atau High Performance Liquid

Chromatography (HPLC) merupakan salah satu metode fisikokimia berdasarkan pada

teknik kromatografi di mana fase geraknya berupa cairan dan fase diam dapat dalam

bentuk cair atau padat.

Metode ini sangat bermanfaat di bidang farmasi untuk menganalisis secara

simultan beberapa analit dalam martiks sederhana maupun kompleks. Pada akhir

1960-an, semakin banyak usaha untuk pengembangan kromatografi cair sebagai suatu

teknik untuk mengimbangi kromatografi gas. KCKT adalah kromatografi cair kolom

modern, yang dasarnya merupakan pengembangan dari kromatografi kolom menjadi

suatu sistem pemisahan yang cepat dan efisien.

Peningkatan kecepatan dan efisiensi pemisahannya terkait dengan peningkatan

performa kolomnya yang menggunakan kolom dengan ukuran dimensi dan partikel

yang jauh lebih kecil dari kolom yang dipakai pada kromatografi kolom, sehingga

agar fase gerak dapat mengalir pada kolom, fase gerak dipompa dengan tekanan

tinggi. Di samping itu, kinerja tingginya dalam analisis didukung dengan adanya

berbagai sistem deteksi dengan kepekaan tinggi yang dapat diintegrasikan dengan

sistem kromatografinya.

KCKT dapat dipandang sebagai pelengkap Kromatografi gas (KG), keduanya

dapat digunakan untuk menghasilkan efek pemisahan yang sama baiknya. Bila
derivatisasi diperlukan dalam KG, namun pada KCKT zat-zat yang tidak

diderivatisasi dapat dianalisis. Untuk zat-zat yang labil pada pemanasan atau tidak

menguap, KCKT adalah pilihan utama. Namun demikian bukan berarti KCKT

menggantikan KG, tetapi akan memainkan peranan lebih besar dalam analisis.

KCKT menawarkan beberapa keuntungan dibanding dengan metode kromatografi

lainnya, antara lain :

a. Cepat : waktu analisis umumnya kurang dari 1 jam. Banyak analisis yang

dapat diselesaikan sekitar 15-30 menit. Untuk analisis yang uncomplicated

waktu analisis kurang dari 5 menit bisa dicapai.

b. Resolusi tinggi : berbeda dengan KG, interaksi selektif dapat terjadi pada

KCKT karena pengaruh yang besar dari fase diam dan fase geraknya.

c. Sensitivitas detektor : detektor absorbsi UV yang biasa digunakan dalam

KCKT dapat mendeteksi kadar dalam jumlah nanogram (10-9 gram) dari

bermacam-macam zat. Detektor-detektor fluoresensi dan elektrokimia dapat

mendeteksi jumlah sampai picogram (10-12 gram).

d. Kolom dapat digunakan kembali : berbeda dengan kolom kromatografi klasik,

kolom KCKT dapat digunakan kembali. Banyak analisis yang bisa dilakukan

dengan kolom yang sama sehingga satu kolom dapat digunakan berulang kali

untuk berbagai jenis sampel.

e. Ideal untuk zat termolabil dan volatilitas rendah : zat-zat yang tidak bisa

dianalisis dengan KG karena terurai oleh suhu tinggi atau volatilitasnya

rendah dan dapat dianalisis secara KCKT.


f. Mekanisme pemisahan lebih variatif : banyaknya pilihan fase gerak dan fase

diam yang digunakan serta besarnya interaksi analit terhadap fase diam dan

fase gerak memungkinkan terjadinya pemisahan dengan berbagai mekanisme.

g. Mudah rekoveri sampel : umumnya detektor yang digunakan dalam KCKT

tidak menyebabkan kerusakan pada komponen sampel yang diperiksa,

sehingga komponen sampel tersebut dapat dengan mudah dikumpulkan

setelah melewati detektor.

Namun, jika dibandingkan dengan kromatografi lapis tipis kinerja tinggi, KCKT

memiliki beberapa kelemahan, yaitu :

a. Tidak dapat menganalisis lebih dari satu jenis sampel sekaligus

b. Kromatogram tidak dapat disimpan sebagai dokumen otentik

Kromatografi cair kinerja tinggi merupakan suatu metode pemisahan canggih

dalam analisis farmasi yang dapat digunakan sebagai uji identitas, uji kemurnian dan

penetapan kadar. Titik beratnya adalah untuk analisis senyawa-senyawa yang tidak

mudah menguap dan tidak stabil pada suhu tinggi, yang tidak bisa dianalisis dengan

metode KG. Banyak senyawa yang dapat dianalisis dengan KCKT mulai dari senyawa

ion anorganik sampai senyawa organik makromolekul. Untuk analisis dan pemisahan

obat/bahan obat campuran rasemis optis aktif dikembangkan suatu fase pemisahan kiral

yang mampu menetukan rasemis dan isomer aktif.

Walaupun disadari biaya yang dibutuhkan untuk analisis dengan KCKT sangat

mahal, namun metode ini tetap dipilih untuk digunakan menganalisis 277 obat / bahan

obat karena hasil analisis yang memiliki akurasi dan presisi yang tinggi dalam waktu

analisis yang cepat.


Secara umum KCKT digunakan dalam kondisi-kondisi berikut:

1. Pemisahan berbagai senyawa organik maupun anorganik, ataupun spesimen

biologis

2. Analisis ketidakmurnian (impurities)

3. Analisis senyawa-senyawa yang tak mudah menguap (non-volatil)

4. Penentuan molekul-molekul netral, ionik maupun zwitter ion

5. Isolasi dan pemurnian senyawa

6. Pemisahan senyawa-senyawa dengan struktur kimia yang mirip

7. Pemisahan senyawa-senyawa dalam jumlah kecil (trace elements)

2.2 JENIS-JENIS HPLC

Pemisahan dengan HPLC dapat dilakukan dengan fase normal (jika fase diamnya

lebih polar dibanding dengan fase geraknya) atau fase terbalik (jika fase diamnya

kurang non polar dibanding dengan fase geraknya). Berdasarkan pada kedua

pemisahan ini, sering kali HPLC dikelompokkan menjadi HPLC fase normal dan

HPLC fase terbalik. Selain klasifikasi di atas, HPLC juga dapat dikelompokkan

berdasarkan pada sifat fase diam dan atau berdasarkan pada mekanisme sorpsi solut,

dengan jenis-jenis HPLC sebagai berikut:

1. Kromatografi Adsorbsi

Prinsip kromatografi adsorpsi telah diketahui sebagaimana dalam

kromatografi kolom dan kromatografi lapis tipis. Pemisahan kromatografi


adsorbsi biasanya menggunakan fase normal dengan menggunakan fase diam

silika gel dan alumina, meskipun demikian sekitar 90% kromatografi ini memakai

silika sebagai fase diamnya. Pada silika dan alumina terdapat gugus hidroksi yang

akan berinteraksi dengan solut. Gugus silanol pada silika mempunyai reaktifitas

yang berbeda, karenanya solut dapat terikat secara kuat sehingga dapat

menyebabkan puncak yang berekor.

2. Kromatografi fase terikat (Kromatografi Partisi)

Kebanyakan fase diam kromatografi ini adalah silika yang dimodifikasi secara kimiawi

atau fase terikat. Sejauh ini yang digunakan untuk memodifikasi silika adalah

hidrokarbon-hidrokarbon non-polar seperti dengan oktadesilsilana, oktasilana, atau

dengan fenil. Fase diam yang paling populer digunakan adalah oktadesilsilan (ODS atau

C18) dan kebanyakan pemisahannya adalah fase terbalik.

Sebagai fase gerak adalah campuran metanol atau asetonitril dengan air atau dengan

larutan bufer. Untuk solut yang bersifat asam lemah atau basa lemah, peranan pH sangat

krusial karena kalau pH fase gerak tidak diatur maka solut akan mengalami ionisasi atau

protonasi. Terbentuknya spesies yang terionisasi ini menyebabkan ikatannya dengan fase

diam menjadi lebih lemah dibanding jika solut dalam bentuk spesies yang tidak

terionisasi karenanya spesies yang mengalami ionisasi akan terelusi lebih cepat.

3. Kromatografi penukar ion

HPLC penukar ion menggunakan fase diam yang dapat menukar kation atau anion

dengan suatu fase gerak. Ada banyak penukar ion yang beredar di pasaran, meskipun

demikian yang paling luas penggunaannya adalah polistiren resin. Kebanyakan

pemisahan kromatografi ion dilakukan dengan menggunakan media air karena sifat
ionisasinya. Dalam beberapa hal digunakan pelarut campuran misalnya air-alkohol dan

juga pelarut organik. Kromatografi penukar ion dengan fase gerak air, retensi puncak

dipengaruhi oleh kadar garam total atau kekuatan ionik serta oleh pH fase gerak.

Kenaikan kadar garam dalam fase gerak menurunkan retensi solut. Hal ini disebabkan

oleh penurunan kemampuan ion sampel bersaing dengan ion fase gerak untuk gugus

penukar ion pada resin.

4. Kromatografi Pasangan ion

Kromatografi pasangan ion juga dapat digunakan untuk pemisahan sampel-sampel ionik

dan mengatasi masalah-masalah yang melekat pada metode penukaran ion. Sampel ionik

ditutup dengan ion yang mempunyai muatan yang berlawanan.

5. Kromatografi Eksklusi Ukuran

Kromatografi ini disebut juga dengan kromatografi permiasi gel dan dapat digunakan

untuk memisahkan atau menganalisis senyawa dengan berat molekul > 2000 dalton. Fase

diam yang digunakan dapat berupa silika atau polimer yang bersifat porus sehingga solut

dapat melewati porus (lewat diantara partikel), atau berdifusi lewat fase diam. Molekul

solut yang mempunyai BM yang jauh lebih besar, akan terelusi terlebih dahulu, kemudian

molekul-molekul yang ukuran medium, dan terakhir adalah molekul yang jauh lebih

kecil. Hal ini disebabkan solut dengan BM yang besar tidak melewati porus, akan tetapi

lewat diantara partikel fase diam. Dengan demikian, dalam pemisahan dengan eksklusi

ukuran ini tidak terjadi interaksi kimia antara solut dan fase diam seperti tipe

kromatografi yang lain.

6. Kromatografi Afinitas
Dalam kasus ini, pemisahan terjadi karena interaksi-interaksi biokimiawi yang sangat

spesifik. Fase diam mengandung gugus-gugus molekul yang hanya dapat menyerap

sampel jika ada kondisi-kondisi yang terkait dengan muatan dan sterik tertentu pada

sampel yang sesuai (sebagaimana dalam interaksi antara antigen dan

antibodi). Kromatografi jenis ini dapat digunakan untuk mengisolasi

protein (enzim) dari campuran yang sangat kompleks.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Komponen utama dari HPLC yaitu, pompa, injector, elusi gradient, kolom,
detector, pengolahan data. HPLC sebagai suatu metode pemisahan memiliki beberapa
keuntungan yaitu menghasilkan pemisahan yang sangat cepat, dapat memisahkan zat-
zat yang tidak mudah menguap ataupun tak tahan panas, banyak pilihan fasa
geraknya, mudah untuk mendapatkan kembali cuplikan, karena detector pada KCKT
tidak merusak komponen zat yang dianalisis, dan dapat dirangkai dengan instrumen
lain untuk meningkatkan efisiensi pemisahan. Sedangkan kekurangannya adalah
larutan harus dicari fase diamnya terlebih dahulu, hanya bisa digunakan untuk asam
organic, harus mengetahui kombinasi yang optimum antara pelarut, analit, dan
gradient elusi, harganya mahal sehingga penggunaannya dalam lingkup penelitian
yang terbatas. Prinsip dasar HPLC (High Performance Liquid Chromatografi) adalah
pemisahan senyawa-senyawa berdasarkan kepolaran, dimana terdapat fase mobile
(gerak) dan fase stasioner (diam). HPLC sering digunakan antara lain untuk
menetapkan kadar senyawa aktif pada obat, produk hasil samping proses sintesis, atau
produk- produk degradasi dalam sediaan farmasi. Contohnya adalah menganalisis
parasetamol dan kafein dalam suatu campuran.

3.2 SARAN

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan

lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber –

sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.

Anda mungkin juga menyukai