Anda di halaman 1dari 24

TKAB2216 KIMIA ANALITIK

TITRASI VOLUMETRI
Langkah Dalam Menganalisa
1. Pengambilan cuplikan yang representatif

2. Merobah unsur/ komponen dalam cuplikan yang beratnya tertentu ke dalam


bentuk yang memudahkan penentuannya
Misal : pelarutan cuplikan, pengerjaan pendahuluan : mengatur pH

3. Memisahkan komponen yang dicari dari komponen lain yang dapat


mengganggu pada penentuan berikutnya
Contoh : presipitasi, khromatografi, pertukaran ion

4.Pemilihan cara analisa, yang harus diperhatikan


- Macam cuplikan yang dianalisa dan jumlah komponen didalamnya yang harus
ditentukan
- Perkiraan kadar macam komponen di dalamnya
- Ketelitian yang harus dicapai
- Jumlah cuplikan yang harus dianalisa
Pemilihan metoda analisa

1. Keandalan metoda

A. Ketepatan ( akurasi) hasil analisa yang diberikan


Hasil pengukuran yang didapatkan mendekati nilai sesungguhnya
Recovery : nilai terukur nilai sesungguhnya x 100 %
nilai sesungguhnya
Recovery : 100 10 %

B . Ketelitian analisis
Kedekatan hasil pengukuran dengan perlakuan yang sama

2. Kecepatan analisis

3. Untuk analisis
- Zat kimia
- Tenaga
- waktu
Kriteria lain yang perlu untuk dipertimbangkan dalam
pemilihan metode analisis:
1. Kecepatan analisis
2. Kemudahan metode analisis
3. Tingkat kemahiran operator
4. Biaya dan ketersediaan peralatan (instrumen)
5. Biaya analisis per sampel
VOLUMETRI
Metoda berdasarkan penentuan volume suatu larutan yang
konsentrasinya telah diketahui dengan teliti yang bereaksi
secara kuantitatif dengan larutan dari suatu zat yang
diselidiki

Oleh karena itu dalam analisa volumetri memerlukan :


- Pengukuran volume yang tepat
- alatnya mempunyai ketelitian yang tinggi

Cara kerja dalam analisa volumetri : TITRASI


- Zat pentitrasi : buret
- Zat yang dititrasi + indikator : erlenmeyer
TITRASI
Cara pengukuran volume larutan standar yang bereaksi dengan
analit dengan penambahan sedikit demi sedikit sampai reaksi
sempurna ditandai dengan perobahan warna indikator

Beberapa Istilah Dalam Volumetri


1. Larutan Standar
Larutan yang sudah diketahui konsentrasinya
dengan tepat
Syarat larutan Standar
1. Stabil
2. Bereaksi cepat dengan analit
3. Bereaksi sempurna dengan analit
4. Bereaksi selektif dengan analit

a. Bahan Baku Primer


-Zat murni digunakan untuk pembanding dalam titrasi
-Bila dijadikan larutan, konsentrasinya dapat ditentukan dengan teliti dari
massanya yang ditimbang dan volume larutan
Larutan baku /larutan standar primer ini dapat disimpan beberapa
lama tanpa mengalami perubahan dalam normalitasnya. Zat yang
dipakai harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

Zat tersebut harus murni dan memiliki rumus molekul


yang pasti.

Zat tersebut harus dikeringkan, tidak menyerap H2O/CO2 dari


udara dan mudah ditimbang.

Zat tersebut harus mempunyai BE yang tinggi sehingga


kesalahan yang disebabkan dalam penimbangan sedikit
sekali.

Larutan zat tersebut harus stabil. Larutan baku primer ini dapat dipakai
untuk menentukan konsentrasi /normalitas larutan baku sekunder yang
kemudian dapat dipakai lagi untuk menentukan kadar kelarutan yang
telah diketahui
b. Bahan Baku Sekunder.

Bila kita melarutkan sejumlah tertentu bahan baku sekunder dalam volume
tertentu, maka konsentrasi tidak dapat ditentukan secara tepat, secara
teoritis. Hal ini disebabkan bahan baku sekunder :

Menarik CO2 :NaOH,KOH.


Menarik uap air :H2SO4 pekat, NaOH.

Mudah menguap :HCl pekat.

c. Titik Ekivalen (setara)

Titik (mmol ekivalen ) dimana jumlah titran dan titrat yang secara
stoikhiometri sudah ekivalen (setara).
( NV) pentitrasi = (NV) zat yang dititrasi
d. Titik akhir.

Titik ml dimana penitaran harus diakhiri sesuai dengan indikator yang


digunakan. Secara teoritis titik akhir harus sama dengan titik setara,
sehingga kesalahan sekecil mungkin. Selisih antara keduanya disebut
kesalahan titrasi.

e. Indikator (Penunjuk).

Suatu bahan kimia yang ditambahkan dalam suatu penitaran


yang memberikan perubahan warna/kekeruhan pada waktu
titik akhir tercapai.
STANDARISASI

Cara menentukan konsentrasi tepat dari suatu larutan standar


dengan cara mentitrasi dengan larutan standar lainnya yang
konsentrasinya tepat

Mis : standarisasi NaOH dengan asam oksalat

Larutan standar sekunder : mengencerkan dengangelas ukur/


gelas piala
menimbang dengan neraca kasar
Larutan standar primer :
Menggunakan neraca analitik/ listerik dan diencerkan
harus dalam labu ukur
Untuk menyatakan titik akhir diamati perubahan
sifat larutan dekat titik ekivalensi

Perubahan warna larutan /indikator yang


ditambahkan
Terjadinya kekeruhan

Perubahan potensial elektroda yang dicelupkan


dalam larutan (titrasi potensiometri).

Perubahan konduktivitas larutan (titrasi konduktometri).

Perubahan arus listrik dalam


larutan
Titrasi Asam - Basa
Titran merupakan asam atau basa kuat
titrasi asam kuat - basa kuat
titrasi basa kuat - asam kuat
titrasi asam lemah - basa kuat
titrasi basa lemah - asam kuat
Indikator: zat yang ditambahkan ke dalam
larutan analit untuk mengetahui titik akhir
titrasi
Penentuan titik akhir titrasi

Perhatikan
perubahan
warna
Perubahan warna pada fenolftalien

Perubahan warna terjadi pada pH 8,3 - 10


Perubahan warna pada biru bromtimol

Perubahan warna terjadi pada pH 6 - 7,6


Perubahan warna pada merah metil

Perubahan warna terjadi pada pH 4,2 - 6,3

Anda mungkin juga menyukai