Anda di halaman 1dari 29

TITRASI ASAM BASA

NATRIUM HIDROKSIDA DAN NATRIUM BIKARBONAT


FARMASI ANALISIS

ViegaYohana Herman A 151 054


Rozalia Putri Neno A 151 061 Reni Carlina A 151 078 KELOMPOK 2
Adi Firmansyah A 151 065 Zenith Virgina Ababiel A 151 080 REGULER PAGI B 2015
TINJAUAN PUSTAKA
TITRASI ASAM-BASA
(ASIDIMETRI-ALKALIMETRI)
• Titrasi adalah proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi
yang diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap dengan sejumlah
contoh tertentu yang akan dianalisis.
• Asidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa-
senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam
• Alkalimetri merupakan penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat asam
dengan menggunakan baku basa.
LARUTAN STANDAR
• Yaitu larutan yang konsentrasinya telah diketahui
• Konsentrasi dapat dinyatakan dalam molar (mol/L) atau normal (gram
ekuivalen/L)

STANDAR PRIMER STANDAR SEKUNDER

• merupakan larutan yang telah diketahui • Larutan standar sekunder (titran) biasanya
konsentrasinya (molaritas atau normalitas) ditempatkan pada buret yang kemudian
secara pasti melalui pembuatan langsung. ditambahkan ke dalam larutan zat yang
• berfungsi untuk menstandarisasi / telah diketahui konsentrasinya secara
membakukan atau untuk memastikan standar primer).
konsentrasi larutan tertentu, yaitu larutan
yang konsentrasinya belum diketahui secara
pasti (larutan standar sekunder).
SYARAT LARUTAN STANDAR PRIMER
• Harus 100% murni
• Zat tersebut harus stabil baik pada suhu kamar ataupun pada waktu dilakukan
pemanasan, standart primer biasanya dikeringkan terlebih dahulu sebelum
ditimbang.
• Mudah diperoleh
• Harus mempunyai berat ekivalen yang tinggi
• Mudah larut dalam pelarut yang sesuai
• Reaksinya stoichiometri dan berlangsung terus menerus
FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN
DALAM MEMILIH SUATU ASAM UNTUK DIGUNAKAN
DALAM LARUTAN STANDAR
• Asam itu harus kuat, yakni sangat terdisosiasi
• Asam tersebut tidak mudah menguap
• Larutan asam harus stabil
• Garam dari asam tersebut harus mudah larut
• Asam tersebut bukan pengoksidasi yang cukup kuat untuk menghancurkan
senyawa-senyawa organik yang digunakan sebagai indikator
INDIKATOR
• Adalah senyawa yang sensitif (berubah warna) pada saat analit habis atau pada saat
titran berlebih
• Indikator pada asidi-alkalimetri adalah asam lemah atau basa lemah (senyawa organik)
yang dalam larutannya warna molekul-molekulnya berbeda dengan warna ion-ionnya
• Indikator asam-basa terletak pada titik ekivalen dan ukuran dari pH
INDIKATOR YANG DIGUNAKAN DALAM
TITRASI ASAM BASA
Indikator Trayek pH Warna
Asam Basa
Kuning metil 2,4-4,0 Merah Kuning
Biru bromfebol 3,0-4,6 Kuning Biru
Jingga metil 3,1-4,4 Jingga Metil
Hijau bromkresol 3,8-5,4 Kuning Biru

Merah metil 4,2-6,3 Merah Kuning


Ungu bromkresol 5,2-6,8 Kuning Ungu

Biru bromtimol 6,1-7,6 Kuning Biru


Merah fenol 6,8-8,4 Kuning Merah
Merah kresol 7,2-8,8 Kuning Merah
Biru timol 8,0-9,6 Kuning Biru
Fenolftalien 8,2-10 Tak berwarna Merah
Timolftalien 9,3-10,5 Tak berwarna Biru
PRINSIP METODE
• Titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan larutan dengan larutan yang sudah diketahui konsentrasinya.

• Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau sebaliknya.

• Titran ditambahkan titer tetes demi tetes sampai mencapai keadaan ekuivalen

• Keadaan ini merupakan keadaan dimana konsentrasi asam sama dengan konsentrasi basa atau titik dimana jumlah
basa yang ditambahkan sama dengan jumlah asam yang dinetralkan :

[H+] = [OH-]

• Titrasi diakhiri saat warna larutan berubah

• Titik akhir titrasi ini mendekati titik ekuivalen, tapi biasanya titik akhir titrasi melewati titik ekuivalen.

• Pada saat titik ekuivalen ini maka proses titrasi dihentikan

• kemudian catat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut.

• Dengan menggunakan data volume titran, volume dan konsentrasi titer maka bisa dihitung konsentrasi titran
tersebut (Pramono,2012).
TITIK EKUIVALEN DAN TITIK AKHIR TITRASI

TITIK EKUIVALEN TITIK AKHIR TITRASI (TAT)

• adalah titik (saat) dimana jumlah • Titik akhir titrasi adalah saat timbul
ekivalen zat penitrasi sama dengan perubahan warna indikator
jumlah ekivalen zat yang dititrasi
• diketahui dari adanya perubahan
dalam larutan yang disebabkan
karena penambahan indikator
yang dapat menyebabkan
perubahan warna setelah titik
ekuivalen tercapai
TITIK EKUIVALEN DAN TITIK AKHIR TITRASI
REAKSI
REAKSI
• NaOH
NaOH + H2SO4  Na2SO4 + H2O

Adapun untuk reaksi phenophtalein dan NaOH adalah sebagai berikut:


NaOH + C20H14O4 + H2C2O4 → NaOH + C20H14O4 + H2C2O4
46 NaOH + C20H14O4 → 46 Na + 20 H2CO2 + 10 H2O

• NaHCO3
NaHCO3 + HCl  NaCl + H2O +CO2
ALAT DAN BAHAN
ALAT
BAHAN
NATRIUM KARBONAT (Na2HCO3)
• Bikarbonat dapat diubah seluruhnya menjadi karbonat dengan memanaskan zat
itu pada berat tetap pada 270 hingga 300⁰C.
• Natrium karbonat itu agak higroskopis, tetapi dapat ditimbang tanpa kesulitan.
• Karbonat tersebut dapat dititrasi menjadi natrium bikarbonat, dengan
menggunakan indikator fenolftalien dan berat ekivalennya adalah berat
molekulnya, 106.
• Lebih umum lagi, karbonat tersebut dititrasi menjadi asam karbonat
menggunakan indikator metil oranye. Berat ekivalennya dalam kasus ini adalah
separuh berat molekulnya, 53.(underwood & jay, 2002 : 156)
NATRIUM HIDROKSIDA (NaOH)
• Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan
kedalam air
• Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet,
serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%.
• bersifat lembap cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara
bebas
PROSEDUR
PROSEDUR UMUM TITRASI

Pembuatan larutan
(standar primer & Penetapan kadar
sekunder) sampel

Pembakuan
PROSEDUR TITRASI NaOH
• Larutan Baku Primer (KOH)
• Timbang dengan teliti KOH Pembakuan • Timbang kurang lebih 1,5 g,
sebanyak 0,56 gram dari arutkan dalam kurang lebih 40
hasil perhitungan, kemudian ml air bebas karbondioksida,
masukkan kedalam labu dinginkan larutan, tambahkan
ukur 100 ml, larutkan phenophthaein dan titrasi
dengan aquades sampai • Pembakuan KOH-H2SO4 dengan asam sulfat 1 N.
tanda batas, tutup labu ukur • Dimasukkan larutan H2SO4 • pada saat terjadi warna merah
dan kocok sampai kedalam buret, pipet 10 ml muda catat volume asam
homogen. KOH dengan volume pipet yang dibutuhkan, tambahkan
• Larutan Baku Sekunder dimasukkan kedalam metil jingga dan lanjutkan
(H2SO4) erlenmeyer, tambahkan 1-2 titrasi hingga terjadi warna
tetes phenoptalein. Titrasi merah muda yang tetap.
• Larutkan 1,96 gram H2SO4
larutan KOH dengan H2SO4
(dari hasil perhitungan)
sampai terjadi perubahan
dalam 100 ml aquades
warna dari tidak berwarna
sampai tanda batas tutup
menjadi rose muda
labu ukur dan kocok sampai
homogen.
Pembuatan Penetapan
Larutan Kadar NaOH
PROSEDUR TITRASI NaHCO3

Pembakuan •Timbang sejumlah serbuk yang


setara dengan kurang lebih 2 g
•Larutan Baku Primer (KOH)
natrium bikarbonat, larutkan
•Timbang dengan teliti KOH dalam 100 ml air, tambahkan
sebanyak 0,56 gram dari hasil metil jingga, titrasi dengan asam
perhitungan, kemudian klorida 1 N. Tambahkan asam
masukkan kedalam labu ukur • Pembakuan KOH-HCl perlahan-lahan sambil tetpa
100 ml, larutkan dengan • Ditambahkan ke dalam diaduk hingga larutan berwarna
aquades sampai tanda batas, erlenmeyer berisi NaOH merah muda lemah. Panaskan
tutup labu ukur dan kocok larutan hingga mendidih,
sampai homogen. • Larutan HCL dimasukkan
kedalam buret, pipet 10 ml dinginkan dan lanjutkan titrasi
•Larutan Baku Sekunder (HCL) hingga warna larutan merah
KOH dengan volume pipet muda tidak hilang setelah
•Larutkan 0,3 gram HCl (dari
hasil perhitungan) dalam 100 ml dimasukkan kedalam dididihkan
aquades sampai tanda batas erlenmeyer, tambahkan 1-2
tutup labu ukur dan kocok tetes phenoptalein, Titrasi
sampai homogen. larutan KOH dengan HCL
sampai terjadi perubahan
warna dari tidak berwarna
Pembuatan menjadi rose muda Penetapan
Larutan Kadar NaHCO3
PERHITUNGAN
PERHITUNGAN NaOH
• Pembakuan • Konsentrasi H2SO4
Diketahui berat NaOH yang ditimbang adalah 0,4 V1.N1 = V2.N2
gram
10. 0,1= 10,15. X
Konsentrasi H2SO4
X = 10 x 0,1/10,15
N = gram/BE x 1000/ml
X = 0,098 N
N = 0,4/40 x 1000/100
H2SO4 Jumlah
= 0,1 N
I V0 0 10,1

V1 10,1

II V0 10,1 10,2

V1 20,3

X 10,15
a. Konsentrasi sampel NaOH
• Penetapan kadar sampel V1N1 = V2N2

Sampel Jumlah
10,2 x 0,098 = 10 . x
I V0 20,3 10,3 X = 10,2 x 0,098/10 = 0,999 N
V1 30,6
a. Perhitungan bobot sampel NaOH
II V0 30,6 10,1
V1 40,7 N = gram/BE x 1000/100
X 10,2
0,999 = gram/40 x 1000/100
X = 40 x 0,999/10
X = 0,399 gram

% kesalahan = 0,4 – 0,399 /0,4 = x 100%


= 0,25 %
PERHITUNGAN NaHCO3
• Pembakuan • Konsentrasi HCL
Diketahui berat Na2HCO3 yang ditimbang adalah • V1.N1 = V2.N2
1,07 gram
• 11,6 . 0,1= 10 ml. X
Konsentrasi HCL
• X = 11,6 x 0,1/10
N = gram/BE x 1000/ml
• X = 0,116 N
N = 1,07/107 = 0,01 N
HCL Jumlah
I V0 0 11.5
V1 11,5
II V0 11,5 11.7
V1 23,2
X 11,6
a. Konsentrasi sampel Na2HCO3
• Penetapan Kadar Sampel V1N1 = V2N2

Sampel Jumlah 11,45 x 0,116 = 10 . x


I V0 0 11,4 X = 11,45 x 0,116/10 = 0,132 N
V1 11,4
II V0 11,4 11,5 a. Perhitungan bobot sampel Na2HCO3
V1 22,9 N = gram/BE x 1000/100
X 11,45
0,132 = gram/107 x 1000/100
X = 107 x 0,132/10
X = 1,42 gram

% kesalahan = 1,07 - 1,42/1,07 = x 100%


= 32,71 %
REFERENSI
A Day dan underwood, A L . 2002. Analisis Kimia Kinetics. Tersedia pada
Kuantitatif Edisi Keenam.
http://faculty.ccri.edu/aahughes/GenChemII/Lab%2
Jakarta: Erlangga. 0Experiments/Phenolphthalei
Brady, James E. 1987. Kimia Univeritas Asas dan n_NaOH_Kinetics.pdf. Diakses pada tanggal 24
Struktur. Tangerang : Binarupa September 2017.
Aksara. Keenan, Charles W., 1980, Ilmu Kimia untuk
Universitas, Edisi VI, 422,
Clark, Jim. 2007. IndikatorAsam-Basa.
http://www.chem-istry.org/materi kimia/ Erlangga, Jakarta
kimia fisika1/ kesetimbanaganasam-basa/ Khopkar.1984. Konsep Dasar Kimia Analitik.
indikatorasambasa/. Diakses Jakarta: UI-Press
pada 8 Maret 2014. Underwood,A.L.dan R. A. Day Jr.2002 .Analisa
Kimia Kuantiataif. Edisi
Ganjar, dkk. 2012. Yogyakarta : pustaka pelajar
Keempat. Jakarta :Erlangga
Hughes, A. A. 2008. Phenolphthalein-NaOH

Anda mungkin juga menyukai