Anda di halaman 1dari 6

Indonesian Journal of Chemical Analysis , Vol. 1, No. 1, 2018, pp.

xx-xx
ISSN xxxx-xxxx 1

Perbandingan Metode Penentuan Kadar Permanganat


Dalam Air Kran Secara Titrimetri Dan Spektrofotometri
UV-Vis
1,a) 1)
Puji Kurniawati , Hanik Alfanah
1)
Analisis Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia

a) Dosen Pembimbing: puji_kurniawati@uii.ac.id

ABSTRAK

Telah dilakukan perbandingan metode penentuan kadar permanganat dalam air kran
secara titrimetri dan spektrofotometri UV-Vis. Perbandingan ini dilakukan yang bertujuan
untuk membandingkan metode titrasi dengan spektrofotmetri untuk penentuan kadar
permanganat serta dapat menentukan kadar permanganat dalam air kran secara titrasi dan
spektrofotometri UV-Vis. Absorbansi sampel air kran diukur dengan spektrofotometer UV-Vis
pada panjang gelombang maksimum 526 nm dan nilai kadar permanganat dihitung berdasarkan
absorbansi data dan setara mol asam oksalat dengan kalium permanganat. Hasil penelitian uji
kuantitatif hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai kadar permanganat dengan metode
titrasi serbesar adalah 0,5724 mg/L dengan nilai % Recovery sebesar 93,19% sedangkan
dengan metode spektrofotmetri diperoleh konsentrasi 0,1417 mg/L dengan % Recovery sebesar
88,40%. Hasil ini menunjukkan bahwa keduanya keduanya merupakan metode yang sama baik
dalam menentukan nilai permanganat.
Kata kunci : Permanganat, recovery, signifikan, titrimetri

1. Pendahuluan
Zat organik sebagai angka permanganat yaitu banyaknya mg/L KMnO4 yang dibutuhkan
untuk mengoksidasi senyawa organik dalam satu liter air kran dalam suasana asam dan panas.
Kualitas air yang baik bisa dilihat secara fisik yaitu dengan melihat kejernihan dan kekeruhannya.
Kekeruhan air dikatakan bahwa air tersebut banyak mengandung unsur organik yang berasal dari
tumbuhan maupun hewan (Asmadi, 2012).
Titrasi permanganometri digunakan untuk menetapkan kadar reduktor dalam suasana asam
dengan menggunakan kalium permanganat sebagai titran. Dalam suasana netral atau sedikit basa
maka akan terbentuk endapan coklat MnO 2 yang akan mengganggu, oleh karena itu titrasi
dilakukan dalam suasana asam karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasinya
(Darwindra, 2010)
Penetapan metode untuk pengujian kandungan senyawa organik dilakukan dalam suasana
asam. Prinsipnya yaitu sampel yang diduga mengandung senyawa organik (permanganat)
dioksidasi oleh KMnO4 secara berlebih dalam suasana asam dan panas, sisa dari KMnO4 direduksi
oleh asam oksalat berlebih, kelebihan asam oksalat dititrasi kembali menggunakan KMnO4
(Sunawiruddin, 2014).
Air memiliki banyak fungsi, sebagai pelarut umum, air digunakan oleh organisme untuk
reaksi-reaksi kimia dalam proses metabolisme serta menjadi media transportasi nutrisi dan hasil
metabolisme. Bagi manusia air memiliki peranan yang sangat besar bukan hanya untuk kebutuhan
biologisnya, yaitu bertahan hidup. Air tawar diperlukan manusia untuk masa, minum, mencuci,
mengairi tanaman, untuk keperluan industri dan lain sebagainya sehingga tidak terpungkiri
terkadang keterbatasan persediaan air untuk pemenuhan kebutuhan menjadi pemicu timbulnya
konflik sosial di masyarakat (Wiryono, 2013).
Indonesian Journal of Chemical Analysis , Vol. 1, No. 1, 2018, pp. xx-xx
ISSN xxxx-xxxx 2

Tujuan penenlitian ini adalah untuk menentukan kadar permanganat dalam air kran dengan
membandingkan metode spektrofotometer UV-Vis dengan metode Volumetri. Manfaat penelitian
ini adalah untuk memberikan informasi bahwa air yang baik merupakan air yang sedikit
mengandung permanganat (senyawa organik).

2. Bahan dan Metode Pengujian


2.1 Bahan pengujian
Metode penelitian ini bahan yang digunakan yaitu asam sulfat (H 2SO4) bebas zat organik 8
N, asam oksalat (H2C2O4.2H20) 0,01 N, kalium permanganat (KMnO 4) 0,01 N, akuades, sampel
kran. Selanjutnya alat yang digunakan untuk pengujian yaitu erlenmeyer 300 mL, labu ukur 1000
mL; 250 mL; 100 mL, pemanas listrik, gelas ukur 5 mL, pipet ukur 10 mL, gelas piala 100 mL,
buret 25 mL, dan termometer.
2.2 Perlakuan Terhadap Sampel Air
Sampling air kran di Laboratorium DIII Analisis Kimia, awetkan sampel dengan
menambahkan asam sulfat sampai pH <2 kemudian saring sampel dan simpan dalam kulkas.
2.3 Metodologi standarisasi KMnO4 0,1 N
Air suling 100 mL dalam erlenmeyer secara duplo, panaskan air sampai temperatur
700C. Tambahkan 5 mL asam sulfat 8 N yang bebas zat organik dan tambahkan 10 mL larutan
baku asam oksalat 0,01 N. Laukan titrasi dengan kalium permanganat 0,01 N sampai warna
merah muda dan catat volume pemakaian.
2.4 Penentuan kadar permanganat dengan titrasi kompleksometri
Contoh uji 100 mL masukkan dalam erlenmeyer dan tambahkan 3 butir batu didih.
Tambahkan kalium permanganat 0,01 N beberapa tetes kedalam contoh uji hingga terjadi warna
merah muda. Tambahkan 5 mL asam sulfat 8 N bebas zat organik. Panaskan diatas pemanas
listrik pada suhu 700C-800C kemudian pipet 10 mL larutan baku kalium permanganat 0,01 N.
Panaskan hingga mendidih selama 10 menit, kemudian pipet 10 mL larutan baku oksalat 0,01 N.
Titrasi dengan kalium permanganat 0,01 N hingga warna merah muda dan catat volume
pemakaian kalium permanganat. Apabila pemakaian larutan baku kalium permanganat 0,01 N
lebih dari 7 mL, ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh uji.
2.5 Penentuan kadar permanganat dengan spektrofotometer UV-Vis

Larutan standar kalibrasi dengan mengencerkan larutan standar kalium permanganat pada
konsentrasi 0,25 sampai 1,5 mg/L. Nolkan spektrofotometer pada panjang gelombang maksimum
525 nm dengan air suling bebas kalium permanganat. Jika contoh uji merupakan air lunak (contoh
mengandung kesadahan CaCO3<40 mg/L, tambahkan 1 mL CaCl2 untuk 1L contoh dan jika contoh
mengandung suspensi saring contoh dengan kertas saring dan periksa contoh uji dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 525 nm. Kerjakan larutan standar kalibrasi dan blanko
dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 525 nm.

3. Hasil dan Pembahasan


3.1 Penentuan Kadar Permanganat Menggunakan Metode Titrasi
Sampel dititrasi dengan larutan kalium permanganat yang sebelumnya telah
distandarisasi menggunakan asam oksalat. Kalium permanganat dimasukkan dalam buret
50 mL. Sampel ditambahkan dengan asam sulfat sebanyak 5 mL. Fungsi penambahan
asam sulfat adalah untuk memberikan suasana asam. Hal ini dilakukan karena pengamatan
titik akhir titrasi lebih mudah dilakukan bila dalam keadaan asam dan asam sulfat tersebut
tidak menghasilkan produk dan tidak mengganggu titran. Pada suasana asam zat ini akan
mengalami reduksi menjadi Mn2+ yang tidak berwarna sedangkan apabila reaksi dilakukan
dalam suasana netral atau sedikit basa akan terbentuk padatan MnO2 yang berwarna coklat
Indonesian Journal of Chemical Analysis , Vol. 1, No. 1, 2018, pp. xx-xx
ISSN xxxx-xxxx 3

yang dapat mengganggu dalam penentuan titik akhir titrasi. Sebelum larutan dititrasi
dilakukan pemanasan pada suhu 700-800C yang tujuan untuk mempercepat jalannya reaksi
antara kalium permanganat dengan asam oksalat, karena bila dilakukan dengan suhu
ruangan reaksi antara keduanya cenderung lambat dan sehingga akan sulit menentukan
titik akhir titrasi.

TABEL I. Penentuan Kadar Permanganat Metode Titrasi


Konsentrasi
Volume oksalat(mL) Volume titrasi(mL) sampel(mg/L)
10 4,05 0,5745
10 4,045 0,6128
10 4,055 0,5362
10 4,052 0,5592
10 4,05 0,5745
10 4,05 0,5745
10 4,05 0,5745
  konsentrasi rata-rata 0,5723

Penentuan kalium permanganat dengan menggunakan titrasi reduksi oksidasi tidak


membutuhkan indikator sebagai penentu titik akhir titrasi. Hal ini disebabkan kalium
permanganat selain bertidak sebagai titran juga bertindak sebagai indikator. Titik akhir
titrasi ditandai dengan perubahan warna dari tidak berwarna menjadi merah muda. Warna
merah muda timbul akibat kelebihan ion permanganat. Satu tetes kelebihan ioj
permanganat maka akan menimbulkan warna merah muda yang cukup jelas terlihat.
Berikut reaksi yang terjadi:
MnO4+(aq) + 8H+(aq) + 5e- Mn2+(aq) + 4H2O(l)
Hasil yang diperoleh kadar permanganat menggunakan metode titrasi redoks dengan
persamaan sebagai berikut :

Percobaan yang dilakukan sebanyak 7x pengulangan diperoleh kadar permanganat rata-rata


sebesar 0,5723mg/L dengan %Recovery sebesar 93,19% dan presisi yang diperoleh sebesar
3,9939mg/L. Hasil tersebut dikatakan bahwa penentuan kadar permanganat dalam air kran
menggunakan metode titrasi diperoleh hasil yang baik dan metode tersebut layak digunakan.
Indonesian Journal of Chemical Analysis , Vol. 1, No. 1, 2018, pp. xx-xx
ISSN xxxx-xxxx 4

3.2 Penentuan Kadar Permanganat Metode Spektrofotometri UV-Vis


Penentuan konsentrsi kalium permanganat dalam air kran menggunakan metode
spektrofotometri UV-Vis. Ketika cahaya mengenai sampel sebagian akan diserap dan
sebagian lagi akan diteruskan. Sampel air kran diukur dengan spektrofotometer pada
panjang gelombang 525nm. Sebelumnya dibuat larutan deret standar dari 0,25 mg/L
sampai dengan 1,5 mg/L. Pembuatan larutan deret standar berfungsi untuk membuat kurva
kalibrasi sehingga diperoleh persamaan garis kurva kalibrasi yang digunakan untuk
menentukan kadar kalium permanganat.

Gambar 1. Kurva kalibrasi


Persamaan kurva kalibrasi tersebut menunjukkan bahwa nilai keberterimaan kadar
permanganat menggunakan metode spektrofotometer atau secara umum disebut nilai slope sebesar
0,0395 dengan nilai intersep yang diperoleh sebesar 0,0024 dan nilai koefesien determinasi (R 2)
sebesar 0,999 yang artinya bahwa konsentrasi kalium permanganat dengan absorbansi memiliki
hubungan yang sebanding.
Sampel disaring untuk menghilangkan partikel-partikel sehingga pada saat pengujian tidak
mengganggu. Pengecekan adanya kesadahan dalam sampel dilakukan karena jika sampel yang
diukur banyak mengandung ion CaCO3 maka akan mempengaruhi pengujian sehingga bila nilai
kadar CaCO3 lebih dari 40 mg/L maka peru ditambahkan larutan CaCl yang berfungsi untuk
mengikat kadar CaCO3 yang terdapat dalam sampel. Percobaan yang telah dilakukan sampel tidak
memiliki kadar CaCO3 yang tinggi sehingga sampel bisa langsung di uji dengan spektrofotometer
UV-Vis.
TABEL 2. Penentuan Kadar Permanganat Metode Spektrofotometer UV-Vis
Keterangan Absorbansi C standar(mg/L) Absorbansi

sampel 1 0,008 0,25 0,012


sampel 2 0,008 0,5 0,022
sampel 3 0,008 0,75 0,033
sampel 4 0,008 1 0,042
sampel 5 0,008 1,25 0,051
sampel 6 0,008 1,5 0,062
Indonesian Journal of Chemical Analysis , Vol. 1, No. 1, 2018, pp. xx-xx
ISSN xxxx-xxxx 5

Kadar permanganat diperoleh dengan dimasukan absorbansi sampel dalam persamaan


sehigga diperoleh kadar kalium permangat dalam satuan mg/L. Percobaan yang dilakukan
sebanyak 6x pengulangan diperoleh kadar permanganat rata-rata sebesar 0,1417mg/L dengan
%Recovery sebesar 88,40% dan presisi yang diperoleh 0. Hasil tersebut dikatakan bahwa
penentuan kadar permanganat dalam air kran menggunakan metode spektrofotmetri UV-Vis
diperoleh hasil yang baik dan metode tersebut layak digunakan.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan kedua metode tersebut memiliki nilai
%Recovery dan nilai presisi yang baik sehingga dapat dkatakan bahwa kedua metode tersebut
merupakan metode yang baik untuk penentuan kadar permanganat. Banyaknya nilai permanganat
yang terkandung dalam air maka menunjukkan bahwa air tersebut memiliki banyak kandungan zat
organik. Kedua metode yang telah dilakukan kadar permanganat yang terdapat dalam air kran
masih dalam batas normal (1,5 mg/L) sehingga air tersebut baik digunakan dan tidak akan
berbahaya bagi kesehatan.

Kesimpulan
Perbandingan pengujian kadar permanganat dalam air kran memberikan hasil yang
berbeda. Hasil kadar permanganat dengan metode titrasi diperoleh kadar sebesar 0,5724 mg/L
dengan nilai %Recovery 93,19% sedangkan untuk metode spektrofotometer UV-Vis diperoleh
kadar permanganat sebesar 0,1417 mg/L dengan %Recovery 88,40%. Oleh karena itu pengujian
kadar permanganat menggunakan metode titrasi maupun metode spektrofotometri UV-Vis
merupakan metode yang sama-sama baik dalam menentukan kadar permanganat.
Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Puji Kurniyawati, M.Sc atas
bimbingannya selama penelitian hingga selesai. Bapak dan Ibu dosen analisis kimia universitas
islam indonesia atas ilmu dan saran yang telah diberikan. Kedua orang tua dan keluarga serta
teman-teman yang selalu memberikan dukungan dan do’a. Penulis mohon ma’af apabila ada
kekurangan dalam penulisan.
Indonesian Journal of Chemical Analysis , Vol. 1, No. 1, 2018, pp. xx-xx
ISSN xxxx-xxxx 6

Daftar Pustaka

Asmadi, & Suharno. (2012). Dasar-Dasar Teknologi Pengelolahan Air Limbah. Yogyakarta:
Gosyen Pusblising.

Darwindra, H. D. 2010. Titrasi Redoks Permanganat. Jakarta : Erlangga

Depkes RI.2009. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Direktorat Jenderal Pengawasan Obat
dan Makanab.

Haitami, Rakhmina, D., & Fakhridani, S. (2016). Ketepatan Hasil dan Variasi Waktu Pendidihan
Pemeriksaan Zat Organik. Journal Medical Laboratory Technology. Vol 2(2). 61-65.

Harisman, Ferry Riyanto. 2013. Analisis Kadar Total Besi dalam Tablet Multivitamin Penambah
Daah Menggunakan Spektrofotometri UV-Vis . Surabaya: Rancangan Tugas Akhir Kimia
FMIPA ITS.

Hidayati, M., Ana, & Yusrin. (2010). Pengaruh Lama Waktu Simpan pada Suhu Ruang (27-29 0C)
Terhadap Kadar Zat Organik pada Air Minum Isi Ulang. Universitas Muhammadiyah
Semarang.

Krisma, A. (2008). Penyisihan Besi dan Zat Organik dari Air Tanah Menggunakan Ozon (AOP).
Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Putra, A. F., Sugiarso, D. R. (2016). Perbandingan metode Analisis Permanganometri dan


Serimetri dalam Penentuan Kadar Besi(ll). Jurnal Sains dan Seni ITS. Vol 5, No.1, 2337-3520

Sunardi. 2010. Penuntun Prakikum Kimia Analisis Instrumentasi. Depok: Departemen Kimia
Fakultas MIPA Universitas Indonesia.

Sunawiruddin, H., Budijono, & Hasbi, M. (2014). Decrease In Organic Subtances And H2s With
Peat Water Treatment Continuous System For Media Life Gold Fish (Cyprinus Carpio).
Universitas Riau.

Tumin, N.D, A.L. Chuah, Z. Zwani, S.A. Rashid, Journal of Engineering Science and Technology,
3/2 (2008) 180.

Wiryono, 2013. Pengantar Ilmu Lingkugan . Media: Bengkulu

Anda mungkin juga menyukai