KIMIA FISIKA
KELARUTAN ZAT DALAM PELARUT
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
2019
C. Dasar Teori
Kelarutan merupakan suatu zat yang dapat larut dalam sejumlah pelarut hingga
membentuk suatu larutan yang jenuh atau keruh. Apabila suhu dalam larutan diubah,
maka hasil kali dari kelarutannya juga akan berubah. Larutan memiliki tiga jenis yaitu
larutan jenuh, larutan tidak jenuh, dan lewat jenuh. Bila suatu larutan yang tidak bisa
melarutkan lebih banyak zat terlarut maka bisa dikatakan larutan jenuh yang ada pada
temperatur tertentu. Lalu dikatakan larutan tidak jenuh bila jumlah suatu zat terlarut
kurang dari larutan jenuh,dan dikatakan larutan lewat jenuh jika jumlah zat yang terlarut
lebih dari larutan jenuh. Adapun pada daya larut suatu zat yang ada di dalam zat lain
dapat dipengaruhi oleh jenis zat pelarut, temperatur, dan adanya sedikit tekanan.
Menurut (Day,1998) istilah kelarutan dapat digunakan untuk mengacu pada suatu
konsentrasi sebuah larutan jenuh dari sebuah larutan padat dalam sebuah pelarut pada
temperature tertentu. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pada suatu
kelarutan zat ialah temperatur, sifat dari pelarut, dan juga kehadiran ion-ion lainnya
dalam larutan tersebut.
Pada umumnya larutan merupakan suatu cairan yang berupa suatu zat murni
ataupun campuran. Zat yang terlarut dapat berupa gas, cairan lain, atau padat. Kelarutan
memiliki variasi yaitu mulai dari selalu larut seperti etanol dalam air, hingga sulit terlarut
seperti perak klorida dalam air.
Natrium hidroksida (NaOH) merupakan sejenis basa logam kauslik yang biasa
dikenal sebagai soda kaustik atau soda hidroksida. NaOH biasanya digunakan diberbagai
macam industri yang biasanya digunakan sebagai basa dalam proses tekstil, air minum,
sabun maupun deterjen. Selain di peindustrian NaOH basa biasanya juga digunakan di
laboratorium kimia. NaOH yang murni berebntuk putih padat dan memiliki bentuk
pallet, serpihan, butiran dan juga larutan jenuh sebesar 50%. Larutan ini bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. NaOH sangat larut
dalam air ketika akan melepaskan panas, ia dapat membentuk larutan alkalin yang kuat
ketika dilarutkan kedalam air. Selain itu NaOH juga larut dalam etanol dan metanol.
Indikator merupakan suatu zat petunjuk yang dapat membedakan larutan asam,
basa, ataupun netral. Menurut (Alearts dan Santika, 1984), melampirkan beberapa
indikator dan perubahannya pada trayek pH tertentu, yang memiliki kegunaan untuk
mengetahui beberapa pH pada suatu larutan. Selain itu juga bisa digunakan untuk
mengetahui titik akhir konsentrasi pada beberapa analisa kuantitatif senyawa organik dan
senyawa anorganik.
D. Bahan
Asam Asetat Glacial
Kloroform
Larutan standart NaOH
Indikator PP
Aquadest
E. Alat
Beaker
7) Buret 8) Ring
F. Prosedur Kerja
Pengumpulan data percobaan
G. Data Percobaan
% Gram mL Gram mL mL
40 8,01 4 12 6 6,10
50 10,08 5 10 5 5,00
1. 45 mL - 123,663 128,864
H. Analisis Data
Penimbangan
Pembuatan Larutan Standarisasi NaOH
Volume Rata-Rata = 10,30 mL = 0,0103
BM = 126 gr/mol
Valensi = 2
N NaOH = (0,63 gr x 2)
126 x 0,0103
= 1,26
1.2978
= 0,970 = 0,1
Jadi, normalitas NaOH 0,1 N
Perhitungan Fraksi mol perbandingan massa
n = gram
MR
MR kloroform = 119
MR 119
Jumlah Rata-Rata tiap Erlenmeyer = missal N(A) 1
n(A) + n(B) + n(C)
Perhitungan presentase diagram
n ( A ) ke 1
%XA ¿ x 100
nrata−rata
Berlaku rumus sama untuk Erlenmeyer masing-masing berikutnya
0,016
Misal: %XA x 100 =1
0,871
n ( B ) ke 1
%XB = x 100
nrata −rata
Berlaku rumus sama untuk Erlenmeyer masing-masing
berikutnya
0,055
Misal: %XB = x 100 =63
0,071
n ( C ) ke 1
%XC = x 100
nrata−rata
berlaku rumus sama untuk Erlenmeyer masing-masing
berikutnya
0,3
Misal: x 100 =34
0,071
I. Pembahasan
Yang dimaksud dengan kelarutan dari suatu zat dalam suatu
pelarut adalah banyaknya suatu zat yang dapay larut secara
maksimum dalam suatu pelarut pada kondisi tertentu. Biasanya
dinyatakan dalam satuan mol/liter. Jadi, bila batas kelarutan
tercapai, maka zat yang dilarutkan itu dalam batas kesetimbangan,
artinya bila zat terlarut ditambah, maka akan terjadi larutan yang
belum jenuh. Dan kesetimbangan tergantung pada suhu pelarutan
(Hoedijono, 1990)
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa hasil
pengamatan yang telah dilakukan yaitu:
telah dipisahkan pada lapisan bawah mendapatkan volume
123,663 yang sebnyakk 45 mL dan pada lapisan atas
mendapatkan volume 128,864.
Asam asetat bersifat semi polar, aquadest bersifat polar dan
kloroform bersifat nonpolar, sehingga asam asetat glacial yang
bersifat semi polar berfungsi untuk melarutkan kloroform.
Daftar Pustaka
LAMPIRAN