KIMIA ORGANIK II
PERCOBAAN III
SINTESIS DAN PEMISAHAN SENYAWA O- DAN P-NITROFENOL
NIM : 1830221001
I. PENDAHULUAN
Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang
memiliki bau khas. Rumus kimia fenol adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus
cincin fenil. Struktur molekul fenol Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3
gram/100 ml. Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion
H+ dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O
− dapat dilarutkan dalam air.
Fenol didapatkan melalui oksidasi sebagian pada benzena maupun asam benzoat
dengan proses Raschig, Fenol juga dapat diperoleh sebagai hasil dari oksidasi batubara.
Titik didih fenol jauh lebih tinggi daripada eter atau hidrokarbon yang bobot molekulnya
serupa. Hal ini disebabkan karena fenol membentuk ikatan hidrogen dengan sesamanya.
Ikatan –OH terpolarisasi oleh tingginya elektronegativitas atom oksigen. Polarisasi ini
menempatkan muatan positif parsial pada atom hidrogen dan muatan negatif parsial pada
atom oksigen. Karena ukurannya yang kecil dan muatannya yang positif parsial, atom
hidrogen dapat berhubungan dengan dua atom elektronegatif seperti oksigen
II. TUJUAN
II.1Mensintesis senyawa o- dan p- nitrafenol melalui reaksi substitusi elektrofilik
II.2Memaisahkan senyawa o- dan p- nitrofenol
II.3Mencirikan senyawa hasil sintesis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. LANDASAN TORI
Pada Gambar 1, resonansi anilina dapat kita lihat bahwa sepasang elektron
non-ikatan pada atom N terlibat dalam resonansi dengan elektron pi pada
cincin benzena. Posisi orto dan para berkesempatan bermuatan negatif,
sehingga pada posisi inilah elektrofil akan terikat.
Pada nitrobenzene terlihat bahwa resonansi pada –NO 2 tidak melibatkan
cincin benzena dan resonansi pada benzena pun tidak memperlihatkan posisi
yang mudah diserang. Pada kenyataannya, nitrobenzena masih dapat
tersubstitusi lagi pada posisi meta walaupun dengan reaksi yang sangat
lambat seperti pada Gambar 2 berikut.
Senyawa fenol yang akan Anda gunakan berlaku sama seperti anilina
dalam reaksi substitusi lanjutan.
Dalam reaksi substitusi aromatik elektrofilik, asam nitrat (HNO 3) yang
boleh bereaksi tidak boleh dipikirkan sebagai H+ dan NO-. Hal ini tidak
mungkin karena NO3- bukanlah elektorfilik melainkan anion yang kaya akan
electron (nukleofilik). Untuk menjadikannya sebagai elektrofilik, diperlukan
katalis asam kuat yaitu biasanya menggunakan asam sulfat.
Pembentukan elektrofil –NO2+
I. HASIL PENGAMATAN
I.1. Sintesis senyawa oto dan para nitrofenol
No Perlakuan Pengamatan
1. Erlenmeyer 1. (A) Tidak berwarna, eksoterm
40 ml air + 14 ml H2SO4 + 15 gr NaNO3.
Didiamkan 5 mnt. (T=20°C)
2. Erlenmeyer 2. (B) Jingga kecoklatan
2 ml air + 9,4 gr Fenol
3. Lar. B dituang ke lar.A Larutan jingga kecoklatan
Dipanaskan 2 jam. Diaduk. (T=20°C)
I.2. Pemisahan senyawa orto dan para nitrofenol
No Perlakuan Pengamatan
1. Hasil (3.1) didekantasi. Didistilasi uap Tidak terbentuk kristal
2. Filtrate didinginkan 2 jam. Disaring Endapan hitam
3. a. Residu destilasi + 100 ml HCl + 1 gr arang
aktif. Didihkan Filtrate jingga kehitaman
b, Endapan hitam + 100 ml HCl + 1 gr arang
aktif. Didihkan Filtrate jingga kehitaman
4. Diamkan semalam. Disaring
a. Residu destilasi Tidak terdapat Kristal
b. Endapan hitam 1.58 gr
II. PEMBAHASAN
Reaksi yang terjadi dalam sintesis senyawa ini adalah reaksi substitusi nukleofilik.
Reaksi ini terjadi karena adanya penggantian atom hidrogen pada benzotriazol dengan fenol
yang dalam hal ini bertindak sebagai nukleofil. Benzotriazol merupakan senyawa yang
memiliki sifat sebagai donor elektron maupun penerima elektron. Hal ini memungkinkan
benzotriazol terionisasi menjadi kation maupun anion. Benzotriazol tersubstitusi memiliki 2
isomer, yakni benzotriazol tersubstitusi pada N-1
Percobaan ini yaitu melakukan sintesa o- dan p-nitrofenol melalui reaksi nitrasi
yaitu dari reaksi antara campuran Asam Sulfat (H2SO4) dan Asam Nitrat (HNO3) dengan
benzene yang kemudian ditentukan persen rendamennya.
Pada percobaan ini dilakukan beberapa pengujian yaitu berupa pencampuran,
pemisahan, pengukuran dan pencucian. sintesis dan pemisahan senyawa o- dan p-
nitrofenol, dengan menggunakan senyawa benzene dan kemudian terjadi subtitusi aromatik
elektrofilik pada cincin aromatik dimana pada tahap nitrasi ,enghasilkan suatu senyawa
nitrobenze.
Pada reaksi yang terjadi No2+ bertindak sebagai elektrofilik . Asam sulfat mampu
merebut suatu gugus hidroksil dari dalam NaNO3 sehingga dihasilkan No2+ yang
merupakan elektrofil, elektrofil ini dapat menyerang electron pi pada suatu cincin benzene
sehingga menghasilkan karbokation yang terstabilkan oleh resonansi dan juga ketika
direaksikan dengan fenol , akan membentuk asam fenol sulfonate ( o - atau p- ). ketika
penambahan asam sulfat pekat hasilnya terlarut dan menghasilkan reaksi hidrasi dengan
menghasilkan panas yang banyak. Setelah asam sulfat larut dengan air lalu tambahkan
NaNO3 sebanyak 15 gr dan simpan pada penangas pada suhu 20ºC. Suhu dijaga 20ºC
berfungsi untuk menjaga tingkat keasaman dalam larutan, dan menjaga agar asam sulfat
( H2SO4) tetap hanya bertindak sebagai katalis saja.
Selanjutnya adalah dengan merekasikan air sebanyak 2ml dengan penambahan
fenol sebanyak 9,4gr, dimana penggunaan fenol fungsinya sebagai pengarah orto dan para
pada substitusi lanjutan yang hasilnya larutan menjadi warna kuning kehitaman. Selain itu
larutan H2SO4 yang telah dibuat sebelumnya kemudian ditambahkan pada larutan fenol,
pencampuran ini dilakukan secara sedikit demi sedikit berat jenis dari asam sulfat lebih
besar dibandingkan natrium nitrat, kemudian disimpan pada penangas selama 2 jam sambil
diaduk dan suhunya harus 20º C/ Suhu kamar. Saat larutan asam ditambahkan pada benzen
dan dikocok, akan timbul panas karena adanya reaksi eksoterm. Pada percobaan ini
temperatur penting diperhatikan, saat pencampuran asam sulfat pekat dengan fenol suhunya
harus sesuai dengan suhu kamar.Jika suhu rendah atau di bawah 50 oC campuran asam tadi
kemungkinan larutan dapat muncrat keluar (reaction mixture), sedangkan jika suhunya
lebih dari 60oC dapat terbentuk m-Nitrobenzena dan senyawa nitro yang lebih tingi.
Adapum jika suhunya tetap meningkat maka kemungkinan akan terjadi ledakan.
Maka reaksi yang terjadi :
Reaksi tersebut terjadi setelah menambahan asam dan NaNO 3 sebagai elektrofil.
Selanjutnya adalah uji selanjutnya yaitu pemisahan senyawa orto dan para nitrofenol.
Dimana larutan sebelumnya didekantasi, dekantasi ialah menuangkan cairan secara hati-
hati tanpa menggangu endapanya, lalu disaring dan dicuci endapannya menggunakan air,
tujuannya yaitu untuk menghilangkan sifat keasamannya.
Lalu larutan tadi didestilasi menggunakan destilasi uap, tujuannya untuk
memisahkan cairan zat padat yang terlarut atau dari zat cair lainnya yang mempunyai
perbedaan titik didih cairan, setelah didestilasi uap hasil uapnya tidak terlihat, kemungkinan
terjadi penyumbatan pada alat destilasi. Larutan ditambahkan asam klorida sebanyak 100
ml dan 1gr arang aktif. Tujuan penambahan HCl adalah untuk memisahkan larutan
nitrofenol dengan air. Asam klorida mempunyai kelarutan lebih tinggi dibandingkan fenol
dan juga agar cepat terpisah fase organiknya. Setelah itu larutan disaring, dan filtrat yang
terbentuk kemudian didiamkan semalaman, yang bertujuan untuk pembentukan dari kristal
orto nitrofenol, sehingga dapat dipisahkan dari para nitrofenol.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
5.1.1 Reaksi subtitusi elektrofilik pada paktikum ini NO2+ bertindak sebagai
elektrofilik
5.1.2 Untuk memisahkan senyawa orto dan nitrofenol dilakukan dengan destilasi,
dimana memisahkan kedua senyawa tersebut berdasarkan perbedaan titik
didihnya.
5.1.3 Pada praktikum yang dilakukan untuk mencirikan senyawa hasil sintesis
adalah dengan melihat filtrat dan residu hasil reaksi
5.2 SARAN