Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil pengamatan sintesis senyawa kompleks


Kristal Pengamatan
Pertumbuhan 1 hari
Warna Ungu
Bentuk Tidak beraturan/butiran
Berat endapan 4,70 gram
Rendamen 102,822 %

Tabel 2. Identifikasi senyawa kompleks


Identifikasi Pengamatan
Kadar Ni(II) 23 %
Panjang gelombang maks 340

4.2 Reaksi

4.3 Perhitungan

H2O
NiCl2.6H2O + 2 C2H4(NH2)2 [Ni(NH2C2H4NH2)2Cl2].2H2O

A: 0,016 mol 0,032 mol -

R: 0,016 mol 0,016 mol 0,016 mol

S: - 0,016 mol 0,016 mol


Berat NiCl2.6H2O = 4,00 gram

Mr [Ni(NH2C2H4NH2)2Cl2].2H2O = 285,17 g/mol

Berat kertas saring = 1,31 gram

Berat kertas saring + Kristal = 6,01 gram

Berat Kristal (praktek) = 4,70 gram

Berat Teori = 0,016 mol x 285,7 g/mol

= 4,571 gram

Berat praktek = (Berat kertas saring + endapan) – berat kertas saring kosong

= (6,01 – 1,31) gram

= 4,70 gram

berat praktek
% Rendamen = ×100%
berat teori
4,70 gram
= ×100%
4,571 gram
= 102,822%

4.3 Pembahasan

Percobaan ini bertujuan untuk menyintesis senyawa kompleks. Langkah

pertama adalah dilarutkan padatan NiCl2.6H2O dalam etanol sehingga menghasilkan

larutan berwarna hijau, lalu dipanaskan. Kemudian campuran didinginkan pada suhu

ruang. Setelah itu, ditambahkan etilendiamin tetes demi setetes sambil diaduk.

Selama penambahan etilendiamin ini terjadi perubahan warna dari hijau menjadi

ungu. Penambahan etilendiamin ini berfungsi sebagai pengompleks. Kemudian

didinginkan campuran di atas penangas yang berisi es batu selama 15-30 menit,

dengan tujuan supaya terbetuk kristal. Setelah itu, dikumpulkan kristalnya dan

disaring dengan menggunakan corong, lalu endapannya dicuci dengan 10 mL etanol.


Pemilihan etanol karena ligan etilendiamin larut dalam pelarut polar dan semipolar.

Hal ini berdasarkan prinsip like dissolve like yaitu senyawa yang bersifat polar akan

larut dalam pelarut polar juga. Kemudian endapan dikeringkan dalam desikator

untuk menghilangkan kadar airnya.

Setelah kering, endapan direkristalisasi dengan cara dilarutkan dalam etanol

yang telah dipanaskan sampai suhu 80 oC selama 5 menit, setelah itu larutan

didiamkan pada suhu kamar sampai terbentuk kembali endapan kristal. Proses

rekristalisasi dilakukan untuk mengetahui bahwa kristal yang telah terbentuk

sebelumnya merupakan kristal yang mengandung logam nikel. Endapan kristal

kemudian disaring dengan kertas saring yang telah diketahui bobotnya, lalu

didinginkan di dalam desikator. Proses rekristalisasi ini adalah proses pemurnian

suatu zat padat dari campuran atau zat pengotornya dengan cara mengkristalkan

kembali zat tersebut setelah dilarutkan dalam pelarut yang cocok. Prinsip

rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan antara zat yang akan dimurnikan dengan

kelarutan zat pencampur atau pencemarnya. Larutan yang terjadi dipisahkan satu

sama lain, kemudian larutan zat yang diinginkan dikristalkan dengan cara

menjenuhkannya. Setelah kering, kristal kemudian ditimbang dan dihitung

rendamennya.

Berdasarkan hasil percobaan, senyawa [Ni(NH2C2H4NH2)2Cl2].2H2O berhasil

disintesis dengan berat praktek sebesar 4,70 gram, sehingga diketahui persentase

rendamennya sebesar 102,822 %. Penurunan konsentrasi yang terjadi diasumsikan

bahwa logam Ni sudah berikatan dengan ligan pada senyawa kompleks. Hasil

sintesis logam Ni dengan ligan etilendiamin dalam etanol menghasilkan endapan

berwarna ungu.
Adaupun pada proses identifikasi senyawa kompleks, didapatkn kadar Ni

sebesar 23% dengan panjang gelombang 340 nm. Hasil ini membuktikan bahwa

senyawa kompleks yang yang terbentuk murni mengandung logam nikel. Oleh

karena itu, dapat dikatakan bahwa percobaan yang dilakukan berhasil.

Anda mungkin juga menyukai