Anda di halaman 1dari 28

MEKANISME SN2 & SNi

Kelompok 1:
1. Aprilia Kristian (4311417001)
2. Vicka Ardiana (4311417008)
3. Kumala Aris Tanti (4311417025)
4. Akbar Syaifariz (4311417027)
5. Alfiah Yunita C (4311417034)
Mekanisme

Kinetika

Energitika

Stereokimia
Mekanisme Reaksi

 SN2
 Mekanisme reaksi SN2 hanya terjadi pada halida primer dan
sekunder. Jenis nukleofil penyerang disni adalah jenis nukleofil
kuat yaitu –OH, –CN, CH3O–. Dalam mekanisme ini terjadi 2
kejadian sekaligus, yaitu putusnya salah satu ikatan dan
terbentuknya ikatan lain dalam waktu bersamaan.
Contoh reaksi SN2
 SNi
Kepanjangan dari Substitusi Nukleofilik internal adalah suatu
reaksi substitusi dalam kimia organik yang merupakan singkatan
spesifik namun jarang ditemui bagi mekanisme reaksi substitusi
nukleofilik alifatik.
Tionil klorida pertama-tama bereaksi
dengan alkohol untuk membentuk alkil
kloro sulfit, yang sebenarnya
membentuk pasangan ion intim.
Langkah kedua adalah hilangnya
molekul sulfur dioksida bersama
penggantinya oleh klorida, yang
dilekatkan pada gugus sulfit.
Perbedaan antara SN1 dan SNi
sebenarnya adalah bahwa pasangan
ion tidak sepenuhnya terpisah, dan
karena itu tidak ada karbokation nyata
yang terbentuk, yang mana kembali
akan menyebabkan rasemisasi.
Mekanisme reaksi ini didukung oleh
pengamatan bahwa
penambahan piridin pada reaksi
menyebabkan inversi
KINETIKA REAKSI SN2

Kinetika merupakan ukuran berapa cepat reaksi itu


berlangsung, yakni berapa cepat pereaksi itu habis dan
produk terbentuk.

 Kinetika reaksi sendiri mempelajari dan mengukur laju-


laju reaksi.
 Laju reaksi bergantung pada banyak variabel, yaitu
variabel pereaksi dan struktur pereaksi.
Persamaan reaksinya : V = k[RX][Na:- ]

Orde kedua bergantung pada substrat dan pereaksi


 Menambah konsentrasi pereaksi yang mengalami reaksi SN2,
akan menambah laju terbentuknya produk, karena akan
menambah tebrakan antara molekul.
 Laju reaksi SN2 berbanding lurus dengan konsentrasi kedua
pereaksi.
 Jika semua variabel dibuat konstan dan konsentrasi alkil
halida atau konsentrasi nukleofil dilipat duakan, maka laju
pembentukan produk juga berlipat dua.
 Jika salah satu konsentrasi dilipat tigakan, maka laju juga akan berlipat tiga dan
seterusnya.
Laju reaksi SN2 bergantung pada konsentrasi dari dua
partikel (RX dan Nu:- ), maka laju dikatakan order kedua
(second order). Reaksi SN2 merupakan bimolekular,
tidak setiap reaksi bimolekular adalah dari order-kedua
dan tidak tiap reaksi order-kedua adalam bimolekular.
Contoh

Reaksi (s)-2-lodobutana dengan nukleofil OH-


Reaksi (s)-2-Bromooktana
KINETIKA REAKSI SNi

SNi atau Substitusi Nukleofilik internal adalah sebuah reaksi


substitusi dalam kimia organik, yang merupakan singkatan
yang spesifik tapi tidak sering ditemui bagi mekanisme
reaksi substitusi nukleofilik alifatik.

Reaksi substitusi adalah bentuk reaksi kimia, di mana suatu


atom dalam senyawa kimia digantikan dengan atom
lainnya. Reaksi substitusi adalah salah satu reaksi yang
penting dalam kimia organik.
Bentuk umum dari kinetika reaksi sni dituliskan sebagai:

Nuc: + R-LG → R-Nuc + LG:

Pasangan elektron (:) dari nukleofil (Nuc:) menyerang substrat


(R-LG) sehingga membentuk ikatan kovalen yang baru yaitu
Nuc-R-LG. Keadaan bermuatan sebelumnya kembali seperti
semula ketika gugus pergi (LG) lepas dengan suatu pasangan
elektron. Produk dasar pada reaksi tersebut adalah R-Nuc.
Contoh :
hidrolisis suatu alkil bromida (R-Br)

R-Br + OH− → R-OH + Br−

dalam kondisi basa, dimana nukleofil penyerang adalah basa


OH− dan gugus perginya adalah Br−.
Energi dalam suatu SN2

 Molekul yang bergerak dalam suatu larutan memiliki sejumlah energi


potensial tertentu dan energi kinetik tertentu.
 Ep dan Ek secara matematis tidak sama, tetapi digunakan pengertian
energi rata-rata molekul.
 Energi total dari campuran reaksi dapat bertambah dengan memanaskan
larutan.
 Ketika dipanaskan, molekul memperoleh tambahan energi kinetik,
sehingga lebih sering bertabrakan dan bertenaga dan mengubah energi
kinetik menjadi energi potensial.
 Agar dapat tercapai suatu reaksi, molekul-molekul dalam larutan harus
bertabrakan dan harus memiliki energi yang cukup untuk mencapai
keadaan transisi pada saat bertumbukan
sp2
R 2p

HO C Br
activated complex
CH3 H is trigonal planar (sp2 )

configuration
.. R sp3
is inverted
..:
H O R
sp3
C : Br
Ea HO : C
CH3
H CH3
(R)-configuration
H
(S)-configuration
Energi dalam suatu SN2

 Energi potensial yang dibutuhkan untuk mencapai keadaan transisi


membentuk suatu barier energi. Dalam grafik barier energi pada titik
energi maksimum.
 Agar alkil hallida dan nukleofil dapat bereaksi mencapai keadaan transisi,
diperlukan sejumlah energi yang dsebut energi pengaktifan (Ea).
 Selisih antar energi potensial rata-rata pereaksi dan produk ialah
perubahan entalpi pada reaksi tesebut.
Energi dalam suatu SNi

 Sejumlah reaksi dapat berlangsung dengan


konfigurasi tetap terjaga (retensi) yaitu bahan
semula dan produknya berkonfigurasi sama. Salah
satu reaksinya yaitu penggantian OH oleh Cl lewat
perlakuan dengan tionil klorida (SOCl2).
 Klorosulfit terbetuk dengan konfigurasi terjaga
 Produk meningkat jika sifat pengkutuban pelarut
atau karbotion R+ diperbesar dalam pasangan R+ -

OSOCl.
Transisi

Ea

Produk
Stereokimia reaksi SN2
Dalam reaksi SN2 antara bromoetana dan ion hidroksida, oksigen
(dari) ion hidroksida menabrak bagian belakang karbon ujung dan
menggantikan ion bromide :

Bila sebuah nukleofil menabrak sisi belakang suatu atom karbon


tetrahedral yang terikat pada sebuah halogen, dua peristiwa terjadi
sekaligus :
(1) Suatu ikatan baru mulai terbentuk
(2) Ikatan C-X mulai patah. Proses ini disebut proses setahap atau
serempak (concerted)
Jika energi potensial kedua spesi yang bertabrakan cukup tinggi,
tercapai suatu titik, dilihat dari segi energi, pembentukan ikatan baru
dan pematahan ikatan C-X lama dimudahkan. Ketika pereaksi diubah
menjadi produk, mereka harus melewati suatu keadaan-antara, yang
memiliki energi potensial tinggi, dibandingkan dengan energi pereaksi
atau produk. Keadaan-antara ini disebut keadaan transisi atau
kompleks teraktifkan
Karena keadaan transisi melibatkan dua partikel (Nu- dan RX), maka reaksi
SN2 dikatakan bersifat bimolecular, angka “2” dalam SN2 menyatakan
bimolecular)

Suatu keadaan transisi dalam reaksi apa saja adalah penataan berenergi-
tinggi dan sekilas (dari) pereaksi ketika berubah menjadi produk. Suatu
keadaan transisi tak dapat diisolasi dan disimpan dibotol. Keadaan transisi
hanyalah suatu pemerian dari “molekul dalam keadaan berubah”. Disini
tanda kurung siku digunakan terhadap struktur suatu keadaan transisi
Untuk reaksi SN2 itu, keadaan transisi mencakup suatu rehibridisasi sementara
(dari) atom karbon ujung, dari sp3 ke sp2 dan akhirnya kembali ke sp3 lagi.
Dalam keadaan transisi itu, atom karbon tersebut mempunyai tiga ikatan sp2
datar ditambah dua setengah ikatan yang menggunakan orbital .

Ketika nukleofil menyerang dari arah belakang molekul (dilihat dari atom
halogen), ketiga gugus yang terikat pada karbon berubah posisi menjadi rata
dalam keadaan transisi, kemudian membalik ke sisi lain. Peristiwa membalik ini
disebut inversi konfigurasi atau inversi Walden
Adanya inversi sebagai bagian mekanisme suatu reaksi SN2 diperagakan
dengan indahnya, oleh reaksi enantiomer murni (dari) alkil halide sekunder kita.
Misalnya, reaksi SN2 dari ®-2-bromooktana dengan OH- menghasilkan (S)-2-
oktanol secara hamper ekslusif

Kebanyakan reaksi yang melibatkan molekul kiral dilaksanakan dengan


campuran rasemik, yakni campuran ekuimolar reaktan (R) dan (S). Dalam hal-
hal ini produk juga berupa campuran rasemik. Meskipun juga terjadi inversi,
efek ini tak dapat diamati karena separuh molekul-molekul menuju ke satu
arah dan separuh lainya menuju ke arah yang berlawanan
STEREOKIMIA REAKSI S NI
Mekanisme SNi konfigurasi terjaga
Selain yang telah diutarakan diatas perihal reaksi-reaksi penggantian yang
menghasilkan pembalikan konfigurasi, rasemisasi atau campuran keduanya,
sejumlah reaksi dapat berlangsung dengan konfigurasi tetap terjaga (retensi)
yaitu bahan semula dan produknya berkonfigurasi sama. Salah satu reaksi yang
menunjukkan hal itu ialah penggantian OH oleh Cl dengan lewat perlakuan
dengan tionil khlorida, SOCl2 :

Reaksi ini mengikuti persamaan laju derajat kedua, laju=k2[ROH][SOCl2], tetapi


tidak dengan ragam SN2 karena jika demikian akan mengakibatkan pembalikan
konfigurasi pada produk dan hal ini tak teramati
Dengan melakukan reaksi pada keadaan tidak terlalu ekstrem, dapat
diisolasi alkil khlorosulfit ROSOCl (31) dan ini ternyata merupakan zat-antara
yang sebenarnya. Khlorosulfit terbentuk dengan konfigurasi terjaga (retensi),
ikatan RO tidak terputus pada waktu reaksi. Laju pada saat zat antara alkil
khlorosulfit (31) akan mengurai menjadi produk RCl (30a) ternyata meningkat
jika sifat pengutuban pelarut diperbesar, juga jika kemantapan karbokation
R diperbesar: dalam hal ini pasangan ion R+- OSCl (32) pasti terlibat.
Apabila perubahan dari pasangan ion menjadi produk terjadi dengan
cepat, yaitu pada pasangan ion erat-bertautan (33) dengan dikurung oleh
pelarut, maka serangan oleh Cl- cenderung terjadi pada sisi R+ yang sama
dengan sisi -OSOCl, jadi konfigurasi terjaga :
Jika reaksi SOCl2 dengan RDH dilakukan dengan adanya piridina,
produk RCl ternyata mengalami pembalikan konfigurasi (30b). Hal ini
disebabkan HCl yang terjadi selama pembentukan (31) dari ROH dan
SOCl2 diubah oleh piridina ke C5H5NH+Cl- dan Cl- yang merupakan
nukleofil berhasilguna, menyerang (31) dari arah “balik punggung”
dalam reaksi SN2 normal yang disertai pembalikan konfigurasi :
 Feri (02)
Pada keadaan apa terjadi sn2 dan sni, berikan contohnya?
Anita (30)
Cara membedakan antara sn2 dan sni?
Chintya (13)
Dalam persamaan kinetika reaksi sn2 itu dapat darimana?

Anda mungkin juga menyukai