Anda di halaman 1dari 8

61

Bab 8 : Senyawa Organo Halida


8. 1. Struktur Isomer Dan Tatanama.
Senyawa organo halogen atau alkil halida mempunyai rumus umum R – X
yang digunakan sebagai pestisida , herbisida dan insektisida seperti dikloro difenil
kloro etana (DDT) dengan struktur sebagai berikut.

Cl CH Cl
CCl3
DDT
Tatanama adalah dengan mengidentifikasi rantai terpanjang sebagai nama
induknya.
Contoh : CH3-Cl CH2-Cl2 CH-Cl3 C-Cl4
Metil klorida diklorometana Triklorometana Tetrakloro karbon
Metilen klorida Kloroform Karbon tetraklorida

CH3- CH – CH3 I – CH3 – CH2 – CH – CH3


Br F CH 3
2-bromo propana Sikliheksil fluorida 3-metil 1 Iodo butana

Isomer yang umum terjadi adalah isomer struktur dan beberapa senyawa organo
halida bersifat optis aktif (mempunyai atom C khiral). Analog dengan alkohol
maka terdapat klasifikasi berdasarkan jumlah atom C yang terikat pada C dari
halidanya yatu halida primer (1o), sekunder (2o) dan tersier (3o).
CH3 – CH2 – F CH3 – (CH)Cl – CH3 (CH3 )3- C - Br
Halida 1o Halida 2o Halida 3o
Gugus –(CH2)- disebut gugus metilen dan –(CH)- adalah gugus metin. Ada
bebera senyawa organo halogen yang mempunyai nama trivia misalkan vinil
klorida dengan struktur CH2=CH- Cl .

8. 2. Reaksi Substutusi Nukleoflik (Sn).


Senyawa organo halogen paling umum digunakan sebagai pereaksi untuk
reaksi substitusi nukleofilik untuk sintesa berbagai golongan senyawa dengan
reaksi umum sebagai berikut.
62

R – X + Nu- /Nu: R – Nu + X-

Nu/Nu- = nukleofil, gugus masuk (entering group)


X- : gugus pergi (leaving group)

Dengan demikian maka reaksi substitusi nukleofilik (Sn) adalah reaksi


penggantian suatu gugus negatif (nukleofil artinya suka nukleo/positif) dengan
suatu nukleofil lain (spesi bermuatan negatif atau yang mempunyai pasangan
elektron bebas).
Persyaratan yang harus dipenuhi agar reaksi substitusi nukleofilik dapat
berlangsung adalah kekuatan nukleofil (nukleofilitas) dari gugus masuk (Nu -) lebih
kuat dibandingkan dengan gugus pergi (X -). Nukleofilitas adalah setara dengan
sifat basa (basasitas) (konsep Lewis) , namum yang perlu dipahami bahwa
nukleofilitas adalah aktivitas terhadap ion karbonium (C +) sedangkan basasitas
adalah aktivitas terhadap proton (H+). Perhatikan urutan nukleofilitas dari
beberapa nukleofil berikut ini.
CH3COOH < H2O < CH3COO- < C6H5O- < HO- < CH3O-
Asam lemah Basa kuat
Kekuatan nukleofil
HF < H2O < H3N < H2N- dan F- < HO- < H2N-
Nukleofilitas juga dipengaruhi oleh kesesakan (halangan ) ruang atau lebih dikenal
dengan efek sterik.
Contoh :
N: lebih nukleofil dibanding dengan (CH3–CH2– CH2)3N:
Halogen adalah gugus pergi yang sangat baik (nukleofilitas paling rendah) maka
alkil halida umum digunakan sebagai perekasi Sn.
Seperti dijelaskan di atas nukleofil, disamping spesi yang bermuatan negatif juga
adalah spesi yang mempunyai pasangan elektron bebas (n) untuk didonorkan
(basa Lewis). Pada trietil amina pasangan elektron yang akan menyerang ion
karbonium dapat tertutupi oleh gugus etilnya karena terjadinya flipping (membuka
seperti payung), sedangkan pada nukleofil lain gugus pada amina akan terkunci
sehingga pasangan elektron bebasnya tidak tetutup oleh adanya flipping.
63

Reaksi substitusi nukleofilik terdiri dari dua jenis yaitu substitusi nukleofilik
bimolekuler (Sn-2) dan substitusi nukleofilik unimolekuler (Sn-1). Reaktan yang
lazim digunakan untuk reaksi substitusi nukleofilik adalah organo halida karena ion
halogen (X-) adalah merupakan nukleofil yang sangat lemah (gugus pergi) yang
baik.
1. Substitusi Nukleofilik Bimolekuler (Sn-2).
Reaksi umumnya ditulikan sebagai berikut.
R – X + Nu- R – Nu + X-
dengan laju reaksi : r = k [R – X] [ Nu -] atau merupakan reaksi tingkat dua (2).
Mekanisme reaksinya adalah satu tahap atau merupakan reaksi serentak
(concerted reaction) yaitu pemutusan ikatan reaktan dan pembentukan ikatan
pada produk berlangsung secara bersamaan (simultan).
R – X + Nu- [ Nu ……..R…….X] R – Nu + X-
Keadaan peralihan
Diagram (profile) energi reaksinya adalah sebagai berikut.

KP [Nu …..R……X]
E Ea

R-X + Nu- ∆Hrks


R – Nu + X-
Koordinat reaksi
Gambar 8. 1 : Diagram energi reaksi mekanisme Sn-2

Kedua reaktan terlibat dalam keadaan peralihan, sehingga reaksi merupakan


reaksi tingkat dua (2), tanpa melalui intermediet (I)/zat antara dan berlangsung
satu tahap (simultan). Struktur pada KP adalah suatu rekaan (postulat
Hammond), dengan demikian struktur KP tidak nyata (khayal) , sehingga tidak
dapat diisolasi (tidak ada waktu hidup). Ea adalah energi aktivasi yaitu energi
minimum yang harus dicapai antuk berlansungnya syatu reaksi.
64

2. Substitusi Nukleofilik Unimolekuler.


Kecepatan (laju) reaksi Sn-1 hanya dipengaruhi oleh [R-X] , sehingga
reaksi berlangsung dalam dua tahap atau orde satu (1) dengan persamaan laju
reaksi adalah sebagai berikut.
r = k [R – X]
Reaksinya adalah melalui dua tahap sebagai berikut.
1. Pembentukan ion karbonium sebagai Intermediet (I).
R - X R+ + X-
Tahap ini berlangsung lambat karena membentuk spesi yang tidak stabil
(ion karbonium) dan merupakan langkah penentu laju reaksi (rate
determining step = RDS).
2. Serangan nukleofil terhadap ion karbonium.
Reaksi ini berlangsung cepat yang merupakan reaksi asam basa
R+ + Nu- R – Nu
Diagram (propile) energinya adalah sebagai berikut.

Kp1
E KP2
Ea1 Ea2
R+ (I)

Δrks
R – X + Nu- R – Nu + X-
Koordinat reaksi
Gambar 8. 2 : Diagram energi reaksi mekanisme Sn-1

Jenis reaksi apakah berlangsung melalui jenis Sn-2 atau Sn-1 adalah
tergantung dari halangan ruang (efek sterik) dari alkil halida. Bila makin besar
halangan steriknya maka reaksi substitusi mengarah ke mekanisme Sn-1.
Alkil halide : H3C 1o 2o 3o
Makin Sn-1
Makin Sn-2
Secara grafis maka akan terjadi kecendrungan Sn-2 Vs Sn-1 yang dipengaruhi
oleh kesesakan alkil halidanya seperti gambar berikut ini.
65

EksklusipSn2 EksklusipSn1
Jenis
(Sn-1/Sn-2)

Sn-2 Sn-1

H3C+ 1o 2o 3o (alkil halida)


Gambar 8. 3 : Mekanisme Sn-2 versus Sn-1

Pada setiap reaksi substitusi nukleofilik maka selalu terjadi kedua jenis
tersebut (Sn-2 dan Sn-1), namun salah satunya adalah dominan tergantung dari
struktur alkil halida (reaktan) yang diketahui berdasarkan fakta eksperimen.
Contoh : 1. Jenis Sn-2.
CH3 – Cl + HO- CH3-OH + Cl-
Tahapan reaksi
CH3 – Cl + HO- [HO…..CH3……Cl] CH3-OH + Cl-
2. Jenis Sn-1.
(CH3)3 – C – Br + H2N- (CH3)3 – C – NH2 + Br-
Tahapan reaksi:
Tahap 1 : (CH3)3 – C – Br (CH3)3 – C+ + Br-
Tahap 2 : (CH3)3 – C+ + H2N- (CH3)3 – C – NH2 + Br-

Halangan ruang (efek sterik) akan mempengaruhi kecepatan mekanisme Sn-1


dan Sn-2 , dimana bila alkil halidanya makin sterik (makin sesak) reaksinya akan
makin lambat terhadap nukleofil yang sama.

CH3 – CH2 – CH2 – Cl CH3 – CH2 – Cl CH3 – Cl


Laju reaksi Sn-2 makin lambat
(CH3 – CH2 – CH2)3 – Br (CH3 – CH2)3 – Br (CH3)3 – Br
Laju reaksi Sn-1 makin lambat
Sedangkan untuk alkil halida yang sama maka kekuatan nukleofil akan menaikan
kecepatan reaksi Sn-2 dan Sn-1.
CH3COOH < H2O < CH3COO- < C6H5O- < HO- < CH3O-
Kekuatan nukleofil naik (Kecepatan Sn-2 dan Sn-1 naik)
66

Untuk mekanisme Sn-1 sebagaimana halnya pada reaksi adisi maka


langkah penentu laju reaksi (RDS) adalah pembentukan intermediet ion
karbonium. Pada tahap ini dapat terjadi penataan ulang ion karbonium untuk
mencapai ion karbonium paling stabil baik melalui pergeseran hidrida (H -) hydride
shift maupun pergeseran alkil (R-.) alkyl shift
OH
Contoh : CH3 – CH – CH2 – Cl + HO- CH3 – C – CH3 + Cl-
CH3 CH 3

Tahapan reaksinya melalui penataan ulang ion karbonium sebagai


berikut.
CH3 – CH – CH2 – Cl CH3 – CH – CH2+ CH3 – C+ - CH3
CH3 CH3 (1o) CH3 (3o)

OH
CH3 – C+ - CH3 + HO- CH3 – C – CH3
CH3 CH3

8. 3. Pembuatan Senyawa Organo Halida.


Penyebaran senyawa organo halida di alam sangat terbatas misalkan
senyawa organo Iodium terdapat dalam sejenis ganggang laut yang digunakan
untuk pembuatan film. Berikut adalah beberapa contoh dasar reaksi pembuatan
senyawa organo halida.
1. Reaksi radikal bebas terhadap hidrokarbon.
R – H + X2 R – X + HX
Reaksi ini dikatalisis oleh sinar atau panas yang tinggi
Contoh : CH4 + Cl2 CH3 – Cl + HCl

2. Substitusi nukleofilik.
Walapun halida adalah nukleofil yang paling lemah namum pada kondisi
tertentu dapat juga mengganti gugus OH dari suatu alkohol khususnya alkohol
tersier seperti contoh berikut ini.
(CH3)3- C - OH + HBr (CH3)3 – Cl + H 2O
67

3. Halogenasi benzena dan turunannya.


Reaksi ini adalah jenis reaksi substitusi elektrofilik (S E) yang dikatalisis oleh
asam lewis seperti AlX3 atau Fe X3 (lihat BAB VII).
Cl
+ Cl2/AlCl3 +HCl

8. 4. Soal – Soal Latihan.


1. Gambarkan struktur senyawa halida dengan nama sebagai berikut.
a. gas freon (CFC = kloro fluoro karbon) b. Benzenil fluorida
c. n – pentil Iodida d. Allil klorida . e.vinil klorida (PVC)
f. 1,2,3,4,5,6 – heksafluoro benzena
2. Namailah senyawa berikut secara IUPAC dan TRIVIAL kalau ada.
a. CH2 = CH – CH – Cl b. CH2 - Cl c. I
Cl CH 2CH3

d. Cl Cl e. CF3 – CO2H f. CH2 – CH – CH2

C=C Cl Cl Cl
CH3 CH3
3. Selesaikan persamaan reaksi berikut.
a. CH4 + Br2 hv A?
b. CH3 – C(OH) –CH2-CH3 + HCl B?
CH3
c. CH3 – CH2 – Cl + NaNH2 C?
d. CH3 – CH – CH2 – CH3 + NaOCH2-CH3 D?
Cl
e. CH3 + Br2/AlCl3 E?

4. Jelskan dan urutkan nukleofilitas dari nukleofil berikut ini.


Cl- CH3COO- OH- NH2- :NH3 CH3O-
5. Reaksi Sn berikut adalah melalui penataan ulang . Jelaskan hal tersebut.
CH3 CH2– CH2– CH- CH2-Cl + PhO- ?
CH3
68

Anda mungkin juga menyukai