Anda di halaman 1dari 14

Peningkatan Efisiensi Pemisahan Radioisotop Terbium-161 ISSN 1411 - 3481

Berbasis Kromatografi Kolom Untuk Aplikasi Terapi Kanker EISSN 2503 - 1287
(Azmairit Aziz) https://doi.org/10.17146/jstni.2017.18.2.3586

PENINGKATAN EFISIENSI PEMISAHAN RADIOISOTOP TERBIUM-161


BERBASIS KROMATOGRAFI KOLOM UNTUK APLIKASI TERAPI KANKER

Azmairit Aziz

Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan – Badan Tegaga Nuklir Nasional
Jl. Tamansari No. 71 Bandung, 40132
aaziz@batan.go.id
Diterima: 14-07-2017
Diterima dalam bentuk revisi: 30-08-2017
Disetujui: 19-09-2017

ABSTRAK

PENINGKATAN EFISIENSI PEMISAHAN RADIOISOTOP TERBIUM-161 BERBASIS


KROMATOGRAFI KOLOM UNTUK APLIKASI TERAPI KANKER. Angka kematian akibat
kanker terus meningkat setiap tahun. Endoradioterapi, teknik nuklir menggunakan radionuklida
untuk terapi kanker, merupakan teknik yang kompetitif dalam menangani penyakit kanker.
Terbium-161 (161Tb) adalah radiolantanida pemancar-β- lemah yang potensial untuk terapi
kanker ukuran kecil. Pada penelitian sebelumnya telah diperoleh pemisahan 161Tb dari hasil
iradiasi bahan sasaran Gd2O3 diperkaya isotop 160Gd dengan metode kromatografi ekstraksi.
Akan tetapi yield 161Tb yang diperoleh masih rendah, yaitu ~ 93%. Pada penelitian ini telah
dilakukan upaya untuk meningkatkan efisiensi pemisahan 161Tb dari hasil iradiasi bahan
sasaran Gd2O3 diperkaya isotop 160Gd menggunakan berbagai ukuran dan jenis resin Ln yaitu
kolom resin Ln yang memiliki ukuran partikel 20 – 50, 50 – 100 dan 100 – 150 μm serta catridge
resin Ln, Ln2 dan Ln3 dengan ukuran partikel 50 – 100 μm sebagai fase diam. Sebagai fase
gerak digunakan larutan HNO3 0,8N dan 3N masing-masing untuk memisahkan isotop
gadolinium dan terbium. Pada penelitian ini diperoleh peningkatan efisiensi pemisahan 161Tb
menggunakan catridge resin Ln dengan ukuran partikel 50 – 100 μm (ditandem 2 buah) dengan
yield mencapai 100% dan Gd recovery sebesar 97,65 ± 0,2%. Radioisotop 161Tb hasil
pemisahan memiliki kemurnian radionuklida 99,98 ± 0,01%. Sediaan radioisotop 161TbCl3 yang
dihasilkan memiliki kemurnian radiokimia sebesar 99,92 ± 0,2%.

Kata kunci: terbium-161, diperkaya, kromatografi kolom, kanker, endoradioterapi.

ABSTRACT

THE EFFICIENCY OF SEPARATION TERBIUM-161 IMPROVEMENT BASED ON


COLUMN CHROMATOGRAPHY FOR CANCER THERAPY APPLICATIONS. The mortality
rate due to cancer has been increased every year. Endoradiotherapy, nuclear technique using
radionuclide for cancer therapy, is a competitive technique in cancer treatment. Terbium-161
(161Tb) is a low beta emitter of radiolanthanide which is potential for small cancer therapy. In the
previous study, separation of 161Tb from irradiated 160Gd enriched of Gd2O3 target has been
obtained based on the extraction chromatography method. However, the yield of 161Tb obtained
was still low, i.e ~ 93%. In this study, an effort has been conducted in order to increase the
separation efficiency of 161Tb from irradiated 160Gd enriched of Gd2O3 target using various sizes
and types of Ln resin i.e Ln resin column with particle size of 20 – 50, 50 - 100 and 100 - 150
μm as well as various types of Ln resin cartidge (Ln, Ln2 and Ln3 resin catridge) with particle
size of 50 - 100 μm as the stationary phase. Whereas a mobile phase of 0.8N and 3N HNO 3
solutions were used to separate gadolinium and terbium isotope, respectively. Based on this
study, the improvement for efficiency of separation 161Tb were obtained using Ln resin catridge
50 - 100 μm particle size (double tandem column) with the yield up to 100% and Gd recovery of
97.65 ± 0.2%. The separated 161Tb was obtained with radionuclide purity of 99.98 ± 0.01%.
161TbCl radioisotope solution has a radiochemical purity of 99.92 ± 0.2%.
3

Keywords: terbium-161, enriched, column chromatography, cancer, endoradiotherapy.

95
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia ISSN 1411 – 3481
Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology EISSN 2503 - 1287
Vol. 18, No. 2, Agustus 2017: 95-108

1. PENDAHULUAN meningkatkan kemampuan terapi dengan


Penderita kanker terus mengalami cara endoradioterapi (8). Radionuklida yang
peningkatan setiap tahun, termasuk di dapat digunakan untuk terapi merupakan
Indonesia. Kanker merupakan salah satu pemancar partikel alfa, beta dan elektron
penyebab utama kematian di seluruh dunia Auger (1,9). Elektron berenergi rendah,
(1,2). Terapi kanker dengan cara operasi, seperti elektron Auger dan elektron konversi
kemoterapi dan radiasi eksternal merupakan internal dapat menimbulkan dampak
metode terapi utama yang sudah digunakan sitotoksisitas yang sangat tinggi pada
selama ini untuk mengatasi kanker. jaringan. Hal ini disebabkan jarak
Kemoterapi memiliki selektivitas terhadap tembusnya yang relatif pendek pada
tumor sangat rendah, sehingga sistemik jaringan, sehingga mengakibatkan
kemoterapi sering menjadi terbatas karena kerusakan lokal yang tinggi. Elektron Auger
efek samping serius yang ditimbulkannya dan elektron konversi internal sangat
terhadap sel normal. Konsekuensi dari efek menjanjikan untuk peningkatan keberhasilan
samping ini adalah penggunaan dosis dalam endoradioterapi (10).
suboptimal yang dapat menyebabkan Terbium-161 (161Tb) merupakan radio-
kegagalan terapeutik dan juga resistensi lantanida pemancar-β- lemah (Eβ- rata-rata =
terhadap obat (3). 0,150 MeV, t1/2 = 6,9 hari) yang mirip dengan
Teknik nuklir menggunakan radiolantanida 177Lu dari sifat nuklirnya
radionuklida merupakan teknik yang (Eβ- rata-rata =0,140 MeV, t1/2 = 6,7 hari), yaitu
kompetitif dalam mengatasi kanker. Terapi baik dari segi waktu paro dan energi beta
kanker menggunakan radionuklida 131I telah juga dari sifat kimianya (7). Sebagaimana
berhasil diaplikasikan untuk mengatasi 177Lu, radioisotop 161Tb juga memancarkan
kanker tiroid selama lebih dari 65 tahun (4). foton berenergi rendah (Eγ = 45 keV) yang
Teknik nuklir untuk terapi kanker yang berguna untuk pencitraan menggunakan
dikenal dengan istilah endoradioterapi kamera gamma (7,11).
(targeted radionuclide therapy) sangat Di samping waktu paro dan energi
menjanjikan untuk mengatasi permasalahan beta yang dimilikinya yang sangat cocok
kanker ini. Berbagai jenis tumor–targeted untuk keperluan terapi, 161Tb ternyata
biomolecules yaitu peptida, antibodi dan memiliki sifat nuklir yang lebih unggul untuk
fragmen antibodi telah digunakan untuk terapi di banding 177Lu karena selain
ditandai dengan radionuklida yang sesuai, merupakan pemancar partikel β-, 161Tb juga
sehingga dihasilkan radiofarmaka yang melepaskan elektron Auger dan elektron
secara selektif mengirimkan dosis terapi ke konversi internal yang dapat mengakibatkan
jaringan target (3,5-7). radiositotoksisitas yang lebih besar pada
Radionuklida/radioisotop merupakan jaringan. Berdasarkan kelebihan sifat nuklir
prekursor dalam pembuatan suatu yang dimilikinya, maka 161Tb akan
radiofarmaka. Pemilihan radionuklida memberikan hasil terapi yang lebih baik
dengan tepat sangat menjanjikan untuk dibanding 177Lu (7,8).

96
Peningkatan Efisiensi Pemisahan Radioisotop Terbium-161 ISSN 1411 - 3481
Berbasis Kromatografi Kolom Untuk Aplikasi Terapi Kanker EISSN 2503 - 1287
(Azmairit Aziz)

Radioisotop 161Tb dapat dibuat dalam diperkaya (160Gd 98,2%) dengan cara
bentuk bebas pengemban (carrier free), memvariasi jumlah resin Ln dan diperoleh
sehingga memungkinkan diperoleh sediaan kondisi optimum hasil pemisahan
radioisotop 161Tb dengan aktivitas jenis radioisotop 161Tb menggunakan 2 gram
tinggi yang dapat digunakan dalam resin Ln dengan yield sekitar 93% (15).
penandaan biomolekul sebagai Dalam upaya peningkatan efisiensi
radiofarmaka spesifik target untuk terapi pemisahan radioisotop 161Tb berbasis
kanker. Hasil evaluasi dosimetri terhadap kromatografi ekstraksi ini, maka pada
efisiensi terapeutik radiolantanida pemancar penelitian ini dilanjutkan dengan
elektron menunjukkan bahwa radioisotop menggunakan berbagai ukuran partikel dan
161Tb dapat mentransfer energinya 2 sampai jenis resin Ln untuk pemisahan radioisotop
3 kali lebih tinggi dibanding 177Lu karena 161Tb hasil iradiasi bahan sasaran Gd2O3
161Tb memancarkan elektron konversi dan diperkaya isotop 160Gd (98,4%).
elektron Auger yang tinggi (7). Oleh karena Tujuan dari penelitian ini adalah
itu, maka 161Tb dapat digunakan sebagai memperoleh data pemisahan radioisotop
alternatif radioisotop 177Lu untuk terapi 161Tb hasil iradiasi bahan sasaran
tumor/kanker ukuran kecil (7,12). gadolinium oksida diperkaya isotop 160Gd

Radioisotop 161Tb bebas pengemban (98,4%) menggunakan berbagai ukuran


(carrier-free) dapat dibuat dengan cara tidak partikel dan jenis resin Ln. Dari penelitian
langsung melalui reaksi inti (n,γ) di reaktor ini diharapkan diperoleh peningkatan
nuklir dengan menggunakan bahan sasaran efisiensi pemisahan radioisotop 161Tb.
isotop gadolinium-160 (160Gd) menghasilkan
radioisotop induk 161Gd yang selanjutnya 2. TATA KERJA
meluruh menjadi radioisotop anak 161Tb 2.1. Bahan dan Peralatan
(7,10). Bahan utama yang digunakan pada
Pada penelitian sebelumnya telah penelitian ini adalah gadolinium oksida
dilakukan studi awal pemisahan radioisotop (Gd2O3) diperkaya isotop 160Gd 98,4%
161Tb hasil iradiasi bahan sasaran Gd2O3 buatan Trace Science, resin Ln (=HDEHP)
alam menggunakan 1 gram resin Ln (13), dengan ukuran partikel 20 – 50, 50 – 100
yang mengacu pada penelitian yang dan 100 – 150 μm buatan Eichrom, kolom
dikemukakan oleh Guzman dengan catridge resin Ln (=HDEHP) 2 mL, catridge
informasi data kondisi pemisahan yang resin Ln2 (=HEH[EHP]) 2 mL dan catridge
sangat terbatas (14). Untuk memperoleh resin Ln3 (=H[TMPeP]) 2 mL masing-masing
radioisotop 161Tb dengan aktivitas jenis dengan ukuran partikel 50 – 100 μm buatan
tinggi, maka dibutuhkan bahan sasaran Eichrom, asam nitrat, asam klorida dan
Gd2O3 diperkaya isotop 160Gd. Kemudian asam asetat buatan E.Merck, serta
penelitian dilanjutkan untuk optimasi hasil akuabides steril buatan IPHA. Bahan
menggunakan bahan sasaran Gd2O3 penunjang yang digunakan adalah kertas

97
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia ISSN 1411 – 3481
Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology EISSN 2503 - 1287
Vol. 18, No. 2, Agustus 2017: 95-108

kromatografi Whatman 3 MM dan kertas iradiasi dikeluarkan dari teras reaktor.


indikator pH. Peralatan yang digunakan Kemudian dilakukan proses pendinginan
adalah alat pencacah γ saluran tunggal (cooling) selama ± 1 hari.
(SCA) dengan detektor NaI-Tl (Ortec), alat
spektrometer γ dengan detektor HP-Ge 2.4 Pelarutan bahan sasaran hasil
iradiasi
yang dilengkapi dengan multichannel
Proses pelarutan bahan sasaran hasil
analyzer (Canberra) yang dikalibrasi
iradiasi dilakukan di dalam boks proses
menggunakan sumber standar campuran
radioisotop yang dilengkapi dengan
radionuklida pemancar sinar-γ (241Am, 137Cs

60Co)
penahan (shielding) untuk radiasi
dan dengan Eγ mulai dari 26,34 keV
241Am)
pemancar-β- dan sinar-γ. Bahan sasaran
(Eγ radionuklida sampai 1332 keV
Gd2O3 hasil iradiasi dimasukkan ke dalam
(Eγ radionuklida 60Co), neraca analitik
vial gelas berukuran 50 mL. Kemudian
(Mettler Toledo), alat pemanas dan
dilarutkan dalam 3 mL larutan HCl 2 N
pengaduk magnetik (Thermolyne), kolom
sambil dipanaskan perlahan-lahan di atas
gelas (diameter 1,5 cm, panjang 15 cm),
alat pemanas dan pengaduk magnetik
pipet mikro (Thermo Scientific), seperangkat
sampai larut sempurna. Kemudian larutan
alat kromatografi kertas dan peralatan gelas.
dikisatkan sampai hampir kering dan
dilarutkan kembali dalam 2 mL akuabides
2.2. Penyiapan bahan sasaran untuk
diiradiasi steril.

Sebanyak 5 mg bahan sasaran


gadolinium oksida (Gd2O3) diperkaya isotop 2.5. Penyiapan kolom
160Gd 98,4% dimasukkan ke dalam tabung Pada penelitian ini digunakan resin Ln

kuarsa, lalu ditutup dengan cara pengelasan (HDEHP= asam di(2-etilheksil ortofosfat)

alat gelas. Setelah lolos uji kebocoran, dengan ukuran partikel 20 – 50, 50 – 100

tabung berisi bahan sasaran tersebut dan 100 – 150 μm serta berbagai jenis resin

dimasukkan ke dalam inner capsule lantanida masing-masing dengan ukuran

aluminium dan ditutup lagi dengan cara partikel 50 – 100 μm sebagai fase diam,

pengelasan. Setelah lolos uji kebocoran, yaitu resin Ln (HDEHP = asam di(2-etilheksil

inner capsule dimasukkan ke dalam outer ortofosfat) dalam bentuk kolom gelas dan

capsule aluminium. catridge, serta resin Ln2 (HEH[EHP] = asam


2-etilheksil 2-etilheksilfosfat) dan resin Ln3

2.3. Iradiasi bahan sasaran Gd2O (H[TMPeP] = asam di(2,4,4-trimetil

Bahan sasaran Gd2O3 yang telah pentilfosfat) dalam bentuk kolom catridge

disiapkan dalam capsule aluminium sebagai upaya untuk memperoleh

diiradiasi di central irradiation position (CIP) peningkatan efisiensi pemisahan radioisotop


161Tb dari bahan sasaran Gd2O3 hasil
RSG-G.A. Siwabessy selama ± 4 hari pada
fluks neutron termal ~ 1014 n.cm-2.s-1. iradiasi. Penyiapan kolom dalam bentuk

Setelah selesai iradiasi, bahan sasaran hasil kolom gelas, yaitu sejumlah resin Ln

98
Peningkatan Efisiensi Pemisahan Radioisotop Terbium-161 ISSN 1411 - 3481
Berbasis Kromatografi Kolom Untuk Aplikasi Terapi Kanker EISSN 2503 - 1287
(Azmairit Aziz)

ditimbang dan direndam dalam larutan asam yang telah dilengkapi dengan multichannel
nitrat 0,15N selama ± 1 jam. Kemudian analyzer (MCA). Selanjutnya hasil cacahan
dimasukkan ke dalam kolom gelas yang dianalisis menggunakan software Genie
telah diberi glass wool pada bagian 2000.
dasarnya. Pada bagian atas resin dilapisi
lagi dengan glass wool. Kemudian kolom 2.8. Penyiapan larutan radioisotop 161Tb
dalam bentuk senyawa 161TbCl3
dibilas dengan larutan asam nitrat 0,15N
sampai jernih dan tingkat keasaman (pH)
Semua eluat yang mengandung fraksi
larutan tetesan pada ujung kolom gelas 161Tb dikumpulkan dan dikisatkan sampai
sama dengan pH larutan asam nitrat 0,15N.
hampir kering untuk menguapkan nitrat yang
Sedangkan penyiapan kolom dalam bentuk
terkandung di dalam larutan. Kemudian
catridge, yaitu resin dalam catridge dibilas
residu dilarutkan kembali dalam larutan HCl
dengan larutan asam nitrat 0,15N sampai
0,1N untuk menghasilkan larutan radioisotop
pH larutan tetesan pada ujung kolom 161Tb dalam bentuk senyawa kimia 161TbCl3.
catridge sama dengan pH larutan asam
nitrat 0,15N. Setelah itu, kolom dan catridge
2.9. Penentuan kemurnian radiokimia
dibiarkan semalaman dan dijaga tetap larutan radioisotop 161TbCl3
terendam dalam larutan asam nitrat 0,15N.
Produk akhir sediaan radioisotop
161TbCl ditentukan kemurnian radiokimianya
3
2.6. Pemisahan radioisotop 161Tb dari
matriks Gd/Tb dengan metode kromatografi kertas
Sebanyak 100 - 300 μL (2 – 5 mCi) menggunakan kertas kromatografi Whatman
larutan 161Tb yang mengandung campuran 3 MM (2 x 10 cm) sebagai fase diam serta
radioisotop Gd/Tb hasil iradiasi bahan larutan asam asetat 50% sebagai fase
sasaran Gd2O3 diperkaya isotop 160Gd gerak. Kemudian kromatogram dikeringkan,
(98,4%) dimasukkan dengan hati hati ke dipotong-potong sepanjang 1 cm dan
dalam kolom. Kemudian kolom dielusi dicacah menggunakan alat pencacah γ
berturut-turut menggunakan larutan HNO3 saluran tunggal dengan detektor NaI-Tl.
0,15 N (fraksi 1-6), larutan HNO3 0,8N (fraksi
7-28) dan HNO3 3N (fraksi 29-50). Setiap 1 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
mL eluat ditampung di dalam vial gelas. Radioisotop 161Tb dapat diproduksi di
reaktor nuklir secara tidak langsung melalui
2.7. Penentuan kemurnian radionuklida reaksi inti . Hasil
dan radioaktivitas hasil pemisahan
iradiasi di reaktor nuklir terhadap bahan
Setiap 1 mL eluat dianalisis untuk 160Gd
sasaran Gd2O3 diperkaya isotop
mengetahui radioaktivitas dan jenis
98,4%, setelah dianalisis menggunakan
radionuklida yang terkandung di dalamnya
spektrometer-γ tidak terlihat adanya
yaitu dengan cara dicacah menggunakan 161Gd
keberadaan radionuklida induk seperti
alat spektrometer-γ dengan detektor HP-Ge
ditunjukkan oleh spektrum sinar-γ pada

99
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia ISSN 1411 – 3481
Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology EISSN 2503 - 1287
Vol. 18, No. 2, Agustus 2017: 95-108

Gambar 1. Hal ini disebabkan radionuklida dengan nilai kemurnian radionuklida


161Gd memiliki waktu paro yang sangat sebesar 99,84 ± 0,15% (15).
singkat yaitu selama 3,66 menit, sehingga
dengan pendinginan selama ± 1 hari
sebelum proses pemisahan maka
radionuklida induk (161Gd) telah meluruh
semuanya menjadi radionuklida anak
(161Tb).
Pada spektrum sinar-γ terlihat bahwa
selain radionuklida 161Tb sebagai
radionuklida yang diharapkan, juga terdapat
beberapa radionuklida lain sebagai pengotor
radionuklida yaitu 153Gd dan 160Tb. Hal ini
dibuktikan dengan munculnya berbagai
puncak energi-γ (Eγ) yang dimiliki kedua
radionuklida tersebut pada spektrum sinar-γ Gambar 1. Spektrum sinar-γ larutan radioisotop
hasil iradiasi Gd2O3 diperkaya (160Gd
yang diperoleh. Pengotor radionuklida 160Tb
98,4%).
merupakan hasil reaksi inti 159Tb(n,γ)160Tb

dari pengotor isotop 159Tb yang terdapat di Pada penelitian sebelumnya juga telah
diperoleh data hasil pemisahan 161Tb dari
dalam bahan sasaran (10).
Radionuklida 153Gd dan 160Tb memiliki hasil iradiasi bahan sasaran Gd2O3

waktu paro (t1/2) yang cukup panjang yaitu diperkaya (160Gd 98,2%) dengan metode

masing-masing selama 241,6 dan 72,3 hari, kromatografi ekstraksi menggunakan 2 gram
resin Ln. Akan tetapi yield 161Tb yang
sehingga kedua radionuklida tersebut
merupakan pengotor radionuklida utama di diperoleh masih rendah, yaitu sekitar 93%

dalam larutan radioisotop 161Tb. Persentase (15). Untuk itu, pada penelitian lanjutan ini

kemurnian radionuklida 161Tb dari 5 kali dilakukan upaya peningkatan efisiensi


pemisahan radioisotop 161Tb berbasis
iradiasi bahan sasaran Gd2O3 diperkaya
isotop 160Gd 98,4% diperoleh sebesar 99,82 kromatografi ekstraksi yaitu dengan

± 0,01%. menggunakan berbagai ukuran partikel dan

Nilai kemurnian radionuklida 161Tb jenis resin Ln.

dalam matriks Gd/Tb yang diperoleh dari Pada penelitian lanjutan ini diawali
dengan proses pemisahan radioisotop 161Tb
hasil iradiasi bahan sasaran Gd2O3
diperkaya isotop 160Gd 98,4% buatan Trace dari matriks Gd/Tb menggunakan metode

Science ini tidak berbeda secara signifikan kromatografi ekstraksi dalam kolom gelas

dengan hasil iradiasi bahan sasaran Gd2O3 berisi resin Ln (=HDEHP) masing-masing

diperkaya isotop 160Gd 98,2% buatan ORNL sebanyak 2 gram yang memiliki ukuran

yang diperoleh pada penelitian sebelumnya partikel 20 – 50 μm, 50 – 100 μm dan


100 – 150 μm sebagai fase diam serta

100
Peningkatan Efisiensi Pemisahan Radioisotop Terbium-161 ISSN 1411 - 3481
Berbasis Kromatografi Kolom Untuk Aplikasi Terapi Kanker EISSN 2503 - 1287
(Azmairit Aziz)

larutan asam nitrat (HNO3) dengan berbagai konsentrasi sebagai fase gerak.
Tabel 1. Hasil pemisahan 161Tb menggunakan kolom gelas dengan berbagai ukuran resin Ln.
No Jenis Ukuran Jumlah Yield 161Tb Gd recovery Kemurnian
resin partikel resin (%) (%) radionuklida 161Tb
(µm) (g) (%)
1 Ln 20-50 2 91,3 ± 2,1 85,7 ± 0,7 99,70 ± 0,2
2 Ln 50-100 2 93,4 ± 2,5 98,11 ± 0,9 99,92 ± 0,1
3 Ln 100-150 2 90,3 ± 1,7 89,5 ± 0,6 99,62 ± 0,4

Dari penelitian ini diperoleh yield pemisahan telah diperoleh pada penelitian sebelumnya
radioisotop 161Tb menggunakan berbagai sebesar 98,11 ± 1,2% (15).
ukuran partikel resin Ln seperti ditunjukkan Selain yield pemisahan, nilai
pada Tabel 1. Pada Tabel 1 terlihat bahwa kemurnian radionuklida juga merupakan
proses pemisahan menggunakan resin Ln faktor yang sangat penting dari hasil
dari ketiga jenis ukuran partikel diperoleh pemisahan. Penentuan kemurnian
yield pemisahan radioisotop 161Tb yang radionuklida dari radioisotop 161Tb hasil
cukup tinggi. Akan tetapi yield pemisahan pemisahan dilakukan menggunakan alat
tertinggi diperoleh dengan menggunakan spektrometer-γ (MCA) dengan detektor
resin Ln dengan ukuran partikel 50-100 µm, HP-Ge. Dari penelitian ini diperoleh nilai
yaitu sebesar 93,4 ± 2,5%. Yield yang kemurnian radionuklida dari radioisotop
diperoleh mirip dengan yang telah diperoleh 161Tb hasil pemisahan menggunakan
pada penelitian sebelumnya yaitu 93,2 ± berbagai ukuran partikel resin Ln (Tabel 1).
2,1% (15). Pada Tabel 1 terlihat bahwa proses
Dalam produksi radioisotop 161Tb pemisahan menggunakan resin Ln dari
menggunakan bahan sasaran Gd2O3 yang ketiga jenis ukuran partikel diperoleh nilai
diperkaya isotop 160Gd (98,4%) karena kemurnian radionuklida 161Tb yang tertinggi
harga isotop diperkaya sangat mahal, maka menggunakan resin Ln dengan ukuran
bahan sasaran isotop Gd yang tidak partikel 50 – 100 μm, yaitu sebesar 99,92 ±
teriradiasi diharapkan dapat diperoleh 0,1%. Kemurnian radionuklida yang
kembali (recovery). Pada penelitian ini juga diperoleh mirip dengan yang telah diperoleh
diperoleh Gd recovery (dalam bentuk pada penelitian sebelumnya sebesar
senyawa Gd(NO3)3) hasil pemisahan 99,92 ± 0,5% (15).
menggunakan berbagai ukuran partikel resin Berdasarkan hasil yang diperoleh
Ln (Tabel 1). Pada Tabel 1 terlihat bahwa pada Tabel 1 menunjukkan bahwa proses
proses pemisahan menggunakan resin Ln pemisahan menggunakan kolom gelas berisi
dari ketiga jenis ukuran partikel diperoleh Gd resin Ln sebanyak 2 g dengan ukuran
recovery yang tinggi. Akan tetapi, Gd partikel 50 – 100 μm memiliki kriteria
recovery tertinggi diperoleh menggunakan pemisahan yang lebih baik dibanding kedua
resin Ln dengan ukuran partikel 50 – 100 jenis ukuran partikel resin Ln lainnya, baik
μm, yaitu sebesar 98,11 ± 0,9%. Gd dari segi yield pemisahan, Gd recovery
recovery yang diperoleh mirip dengan yang maupun kemurnian radionuklida dari

101
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia ISSN 1411 – 3481
Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology EISSN 2503 - 1287
Vol. 18, No. 2, Agustus 2017: 95-108

radioisotop 161Tb yang dihasilkan. Hal ini besar sehingga analit sulit teradsobsi/
disebabkan proses pemisahan terekstraksi pada resin. Jadi analit akan
menggunakan resin Ln yang mengandung mudah lolos dan sulit mengalami
ekstraktan asam di(2-etilheksil)orto fosfat kesetimbangan dinamis dengan baik dalam
(HDEHP) dengan ukuran partikel yang lebih resin sehingga pemisahan analit menjadi
kecil yaitu 20 – 50 μm memiliki porositas kurang sempurna.
yang kecil sehingga luas permukaan resin Pada penelitian ini selanjutnya
menjadi lebih besar. Jadi bidang sentuh dilakukan upaya proses pemisahan
resin dengan analit akan lebih besar radioisotop 161Tb dari matriks Gd/Tb dengan
sehingga analit lebih mudah teradsorbsi metode kromatografi ekstraksi dalam bentuk
dalam hal ini juga terekstraksi karena resin kolom cartridge dengan menggunakan
Ln merupakan ekstraktan HDEHP dan berbagai jenis kolom catridge resin lantanida,
mengalami kesetimbangan dinamis dalam yaitu kolom catridge resin Ln (=HDEHP) 2
resin. Akan tetapi karena ukuran resinnya mL; kolom catridge resin Ln2 (=HEH[EHP])
lebih kecil, maka analit sulit untuk 2 mL dan kolom catridge resin Ln3
terdistribusi ke dalam eluen dan keluar dari (=H[TMPeP]) 2 mL masing-masing
kolom pada saat proses elusi menggunakan memiliki ukuran partikel 50 – 100 μm
eluen yang sesuai. Hal sebaliknya terjadi sebagai fase diam. Adapun berbagai jenis
pada proses pemisahan menggunakan resin resin lantanida yang digunakan merupakan
Ln dengan ukuran partikel lebih besar yaitu turunan dari resin Ln yang memiliki struktur
100 – 150 μm yang memiliki porositas lebih kimia seperti diperlihatkan pada Gambar 2.

Tabel 2. Hasil pemisahan radioisotop 161Tb menggunakan berbagai jenis catridge resin lantanida masing-
masing dengan volume 2 mL per catridge dan ukuran partikel 50 – 100 μm.
No Jenis resin Ukuran Jumlah Yield 161Tb Gd recovery Kemurnian
partikel catridge (%) (%) radionuklida 161Tb
(µm) (buah) (%)
1 Catridge Ln 50 - 100 1 97 ± 0,4 76,72 ± 0,6 99,91 ± 0,02
2 Catridge Ln 50 - 100 2 100 97,65 ± 0,2 99,98 ± 0,01
3 Catridge Ln 50 - 100 3 98,5 ± 0,5 82,15 ± 0,8 99,95 ± 0,03
4 Catridge Ln2 50 - 100 1 t.t t.t 99,81 ± 0,01
5 Catridge Ln2 50 - 100 2 t.t t.t 99,82 ± 0,01
6 Catridge Ln2 50 - 100 3 t.t t.t 99,81 ± 0,02
7 Catridge Ln3 50 - 100 1 t.t t.t 99,82 ± 0,02
8 Catridge Ln3 50 - 100 2 t.t t.t 99,83 ± 0,01
9 Catridge Ln3 50 - 100 3 t.t t.t 99,82 ± 0,02
Keterangan: t.t = tidak terpisah, yaitu isotop Gd dan Tb hasil elusi tidak dapat dipisahkan.

Ln Ln2 Ln3

Gambar 2. Berbagai jenis resin lantanida.

102
Peningkatan Efisiensi Pemisahan Radioisotop Terbium-161 ISSN 1411 - 3481
Berbasis Kromatografi Kolom Untuk Aplikasi Terapi Kanker EISSN 2503 - 1287
(Azmairit Aziz)

Jumlah kolom catridge yang digunakan resin Ln untuk mengalami kesetimbangan


untuk masing-masing jenis resin divariasikan dinamis dengan analit dikelilingi oleh atom
sebanyak 1, 2 dan 3 buah. Sedangkan oksigen dengan jumlah yang lebih banyak
sebagai fase gerak digunakan larutan asam dibandingkan pada resin Ln2 dan Ln3, maka
nitrat (HNO3) dengan berbagai konsentrasi. keelektronegatifan atom oksigen pada
Dari penelitian ini diperoleh yield pemisahan hidroksida tersebut pada resin Ln lebih
radioisotop 161Tb menggunakan berbagai besar dibandingkan resin Ln2 dan Ln 3,
jenis kolom catridge resin lantanida, yaitu sehingga awan elektron di sekitar atom
catridge resin Ln, Ln2 dan Ln3 masing- hidrogen pada hidroksida akan semakin
masing dengan ukuran partikel 50 – 100 μm mudah ditarik oleh atom oksigen tersebut.
seperti ditunjukkan pada Tabel 2. Pada Jadi atom hidrogen akan mudah lepas dan
Tabel 2 terlihat bahwa pada proses digantikan oleh adsobsi campuran ion analit
pemisahan radioisotop 161Tb dengan dalam membentuk kesetimbangan dinamis
menggunakan kolom catridge resin Ln dalam resin. Hal ini mengakibatkan
sebanyak 1, 2 dan 3 buah dengan ukuran campuran ion analit juga dapat dilepaskan
partikel 50 – 100 μm terjadi pemisahan 161Tb dengan mudah dari resin tetapi sulit untuk
dari matriks Gd/Tb dan diperoleh yield dipisahkan dari campurannya oleh eluen
pemisahan radioisotop 161Tb yang tinggi. yang sesuai pada saat elusi. Adapun
Akan tetapi yield tertinggi diperoleh dengan pertukaran kesetimbangan yang terjadi
menggunakan kolom catridge resin Ln diasumsikan sebagai berikut:
sebanyak 2 buah (ditandem), yaitu
mencapai 100% (99,9 sampai 100%). Yield
Hal ini juga dibuktikan dari profil elusi yang
radioisotop 161Tb yang diperoleh mirip
diperoleh pada Gambar 3 dan Gambar 4.
dengan hasil yang diperoleh oleh Guzman 161Tb
Proses pemisahan radioisotop dari
dkk dengan yield sebesar 100% (16,17).
matriks Gd/Tb menggunakan kolom catridge
Sedangkan pada proses pemisahan
resin Ln 2 (50-100 µm) lebih lambat keluar
radioisotop 161Tb dengan menggunakan
dari kolom dibanding menggunakan kolom
kolom catridge resin Ln2 dan Ln3 masing-
catridge resin Ln 3 (50-100 µm). Pada
masing sebanyak 1, 2 dan 3 buah,
Gambar 3 yaitu proses pemisahan
radioisotop Tb dapat terelusi dari kolom
menggunakan kolom cartridge Ln2 terlihat
tetapi tidak dapat terpisahkan dari matriks
bahwa campuran Gd/Tb yang tidak berhasil
Gd/Tb. Jadi radioisotop Tb keluar bersama-
dipisahkan mulai ke luar dari kolom pada
sama dengan radioisotop Gd seperti terlihat
fraksi ke 7, sedangkan pada Gambar 4 yaitu
pada Gambar 3 dan Gambar 4. Hal ini
proses pemisahan menggunakan kolom
disebabkan berdasarkan perbedaan struktur
cartridge Ln3 terlihat bahwa campuran
kimia yang dimiliki ketiga jenis resin tersebut
Gd/Tb yang tidak berhasil dipisahkan
seperti terlihat pada Gambar 2. Hidroksida
langsung ke luar dari kolom pada fraksi
(OH) pada gugus fosfat yang terdapat pada
ke 1.

103
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia ISSN 1411 – 3481
Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology EISSN 2503 - 1287
Vol. 18, No. 2, Agustus 2017: 95-108

C
C

Gambar 3. Profil elusi pemisahan radioisotop Gambar 4. Profil elusi pemisahan radioisotop
161Tb hasil iradiasi Gd O diperkaya
161Tb hasil iradiasi Gd O diperkaya 2 3
2 3
(160Gd 98,4%) menggunakan kolom (160Gd 98,4%) menggunakan kolom
catridge resin Ln 2 (50-100 µm) 1 catridge resin Ln 3 (50-100 µm) 1
buah (A), ditandem 2 buah (B) dan buah (A), ditandem 2 buah (B) dan
ditandem 3 buah (C). ditandem 3 buah (C).

Pada Gambar 3 dan Gambar 4 juga semakin bertambah sehingga analit makin
terlihat bahwa dengan bertambahnya jumlah sulit dikeluarkan dari kolom.
tandem pada kolom cartridge resin maka Pada penelitian ini juga diperoleh Gd
campuran Gd/Tb yang tidak berhasil recovery hasil proses pemisahan
dipisahkan akan makin lambat ke luar dari menggunakan berbagai jenis kolom catridge
kolom. Hal ini disebabkan jumlah resin resin lantanida, yaitu resin Ln, Ln2 dan Ln3
masing-masing dengan ukuran partikel 50 –

104
Peningkatan Efisiensi Pemisahan Radioisotop Terbium-161 ISSN 1411 - 3481
Berbasis Kromatografi Kolom Untuk Aplikasi Terapi Kanker EISSN 2503 - 1287
(Azmairit Aziz)

100 μm (Tabel 2). Pada Tabel 2 terlihat 99,98 ± 0,01%. Proses pemisahan
bahwa pemisahan radioisotop 161Tb dengan radioisotop 161Tb dengan menggunakan
menggunakan kolom catridge resin Ln kolom catridge resin Ln2 dan Ln3 masing-
sebanyak 1, 2 dan 3 buah dengan ukuran masing sebanyak 1, 2 dan 3 buah, nilai
partikel 50 – 100 μm diperoleh Gd recovery kemurnian radionuklida dari radioisotop
yang cukup tinggi. Akan tetapi, nilai Gd 161Tb yang diperoleh masih rendah yaitu
recovery yang tertinggi diperoleh mirip dengan nilai kemurnian radionuklida
menggunakan kolom catridge resin Ln radioisotop 161Tb sebelum proses
sebanyak 2 buah (ditandem) yaitu sebesar pemisahan yaitu sekitar 99,82%. Hal ini
97,65 ± 0,2%, sedangkan pemisahan disebabkan radioisotop Tb walaupun dapat
radioisotop 161Tb dengan menggunakan terelusi dari kolom, tetapi tidak dapat
kolom catridge resin Ln2 dan Ln3 masing- dipisahkan dari radioisotop Gd.
masing sebanyak 1, 2 dan 3 buah, Gd Berdasarkan hasil yang diperoleh
recovery tidak berhasil diperoleh karena pada Tabel 2 menunjukkan bahwa kolom
walaupun radioisotop Gd dapat terelusi dari catridge resin Ln dengan ukuran partikel
kolom, tetapi tidak dapat dipisahkan dari 50 – 100 μm yang ditandem sebanyak
radioisotop Tb (radioisotop Gd keluar 2 buah memiliki kriteria pemisahan yang
bersama-sama dengan radioisotop Tb). lebih baik dibanding kedua jenis kolom
Selain yield pemisahan, nilai catridge resin Ln lainnya, baik dari segi yield
kemurnian radionuklida juga merupakan pemisahan, Gd recovery maupun kemurnian
faktor yang sangat penting dari hasil radionuklida dari radioisotop 161Tb yang
pemisahan menggunakan kolom cartridge dihasilkan. Dengan membandingkan hasil
berbagai jenis resin lantanida. Nilai yang diperoleh pada Tabel 1 dan Tabel 2
kemurnian radionuklida dari radioisotop menunjukkan bahwa penggunaan kolom
161Tb hasil pemisahan menggunakan catridge resin Ln dengan ukuran partikel 50
berbagai jenis kolom catridge resin lantanida, – 100 μm yang ditandem sebanyak 2 buah
yaitu kolom catridge resin Ln, Ln2 dan Ln3 dapat meningkatkan yield pemisahan serta
masing-masing dengan ukuran partikel nilai kemurnian radionuklida dari radioisotop
50 – 100 μm ditunjukkan pada Tabel 2. 161Tb. Di samping itu, penggunaan kolom
Proses pemisahan radioisotop 161Tb dengan catridge resin Ln juga lebih mudah dan
menggunakan kolom catridge resin Ln cepat dalam preparasinya dibanding
sebanyak 1, 2 dan 3 buah dengan ukuran menggunakan kolom gelas seperti yang
partikel 50 – 100 μm diperoleh nilai telah dilakukan pada penelitian sebelumnya
kemurnian radionuklida 161Tb yang tinggi. (15), sehingga hal ini dapat meminimalkan
Akan tetapi nilai kemurnian radionuklida dari kehilangan radioaktivitas selama proses dan
radioisotop 161Tb yang tertinggi diperoleh menekan biaya produksi. Kemudahan dalam
menggunakan kolom catridge resin Ln proses pembuatan merupakan salah satu
sebanyak 2 buah (ditandem), yaitu

105
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia ISSN 1411 – 3481
Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology EISSN 2503 - 1287
Vol. 18, No. 2, Agustus 2017: 95-108

kriteria yang harus dipertimbangkan dalam


produksi radioisotop.
Profil elusi pemisahan radioisotop
161Tb hasil iradiasi bahan sasaran Gd2O3
diperkaya isotop 160Gd 98,4% menggunakan
larutan HNO3 0,15 N (fraksi 1-6), HNO3 0,8N
(fraksi 7-28) dan HNO3 3N (fraksi 29-50)
ditunjukkan pada Gambar 5. Radionuklida
153Gd terelusi setelah fraksi ke-10. Puncak
radioaktivitas 153Gd diperoleh pada fraksi
Gambar 6. Spektrum sinar-γ fraksi radioisotop
11 – 16 dengan total volume 6 mL. 161Tb hasil pemisahan menggunakan

Sedangkan 161Tb terelusi setelah fraksi kolom catridge resin Ln (50-100 µm)
ditandem 2 buah.
ke-29. Puncak radioaktivitas 161Tb diperoleh
pada fraksi 30 – 33 dengan total volume 4 Pada Gambar 6 terlihat bahwa 161Tb

mL. Hasil yang diperoleh menunjukkan dapat dipisahkan dari 153Gd dengan baik.
bahwa 161Tb hasil pemisahan memiliki Hal ini dibuktikan dengan munculnya
volume yang kecil, sehingga 161Tb dengan berbagai puncak energi gamma yang dimiliki
konsentrasi radioaktif tinggi dapat oleh radionuklida 161Tb pada spektrum sinar-
dihasilkan. γ yang diperoleh. Radionuklida 161Tb hasil
Spektrum sinar-γ fraksi Tb hasil pemisahan diperoleh dengan kemurnian
pemisahan radioisotop 161Tb dari iradiasi radionuklida sebesar 99,98 ± 0,01%.
Gd2O3 diperkaya (160Gd 98,4%) Produk akhir sediaan radioisotop 161Tb
menggunakan kolom catridge resin yang dihasilkan diharapkan berada dalam
Ln (50-100 µm) ditandem 2 buah bentuk kimia 161TbCl
3 (7). Kemurnian
ditunjukkan pada Gambar 6. radiokimia larutan radioisotop 161TbCl
3

ditentukan dengan metode kromatografi


kertas. Sistem kromatografi kertas yang
digunakan pada penelitian ini mengacu
pada sistem kromatografi kertas yang telah
diperoleh pada penelitian sebelumnya
dalam penentuan kemurnian radiokimia
larutan radioisotop 161TbCl hasil iradiasi
3

bahan sasaran Gd2O3 alam yaitu


menggunakan kertas kromatografi Whatman
3 MM (2 x 10 cm) sebagai fase diam serta
Gambar 5. Profil elusi pemisahan radioisotop
161 larutan asam asetat 50% sebagai fase gerak
Tb hasil iradiasi Gd2O3 diperkaya
(160Gd 98,4%) menggunakan kolom (18). Sistem kromatografi kertas yang
catridge resin Ln (50-100 µm)
ditandem 2 buah dengan eluen digunakan seperti terlihat pada Gambar 7
HNO3 0,15N; 0,8N dan 3N. 161TbCl
dapat memisahkan senyawa 3 dari

106
Peningkatan Efisiensi Pemisahan Radioisotop Terbium-161 ISSN 1411 - 3481
Berbasis Kromatografi Kolom Untuk Aplikasi Terapi Kanker EISSN 2503 - 1287
(Azmairit Aziz)

senyawa 161Tb(OH) sebagai pengotor berada dalam bentuk senyawa 161TbCl


3 3

radiokimianya yang mungkin berada di dengan kemurnian radiokimia sebesar 99,92


dalam larutan radioisotop tersebut. ± 0,2%.
Penentuan kemurnian radiokimia larutan
radioisotop 161TbCl
3 menggunakan sistem 5. UCAPAN TERIMAKASIH

kromatografi kertas Whatman 3 MM dengan Penelitian ini didanai oleh DIPA

eluen asam asetat 50% menghasilkan Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan –

puncak tunggal, yaitu senyawa 161TbCl


3
Badan Tenaga Nuklir Nasional. Penulis

yang bermigrasi ke arah fase gerak dengan mengucapkan terima kasih kepada

Rf = 0,8-0,9. Hasil penentuan kemurnian mahasiswa Kerja Praktek dari Universitas

radiokimia radioisotop 161Tb menggunakan Pendidikan Indonesia, Universitas Negeri

sistem kromatografi tersebut diperoleh Malang dan Universitas Islam Negeri Sunan

produk akhir 161Tb dalam bentuk senyawa Gunung Djati Bandung yang telah

kimia 161TbCl
3 dengan kemurnian radiokimia membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.

sebesar 99,92 ± 0,2%.


6. DAFTAR PUSTAKA
1. Zhang L, Chen H, Wang L, Liu T, Yeh
J, Lu G, Yang L, Mao H. Delivery of
therapeutic radioisotopes using nano
particle platforms: Potential benefit in
systemic radiation therapy. Nanotech
Sci Appl 2010;3:159-70.
2. Luo TY, Tang IC, Wu YL, Hsu KL, Liu
SW, Kung HC, Lai PS, Lin WJ.

Gambar 7. Kromatogram 161TbCl3 menggunakan Evaluating the potential of 188Re-


fase diam kertas kromatografi SOCTA-trastuzumab as a new
Whatman 3 MM dan fase gerak
eluen asam asetat 50%. radioimmunoagent for breast cancer
treatment. J Nucl Med Biol
4. KESIMPULAN
2009;36:81-8.
Peningkatan yield pemisahan
3. Saranti E, Study of radiolabeling of
radioisotop 161Tb berhasil diperoleh
chemically modified bombesin. Thesis.
menggunakan kolom catridge resin Ln
Charles University in Parague.
(50 – 100 µm) dengan cara ditandem 2
2013:1-52.
buah. Hasil pemisahan radioisotop 161Tb
4. Pillai MRA, Dash A, Knapp FF.
memiliki yield sebesar 100 ± 0,1% dan Gd
Rhenium-188: Availability from the
recovery sebesar 97,65 ± 0,2%. Fraksi 161Tb
188W/188Re Generator and status of
hasil pemisahan memiliki kemurnian
current applications. Curr Radiopharm
radionuklida 99,98 ± 0,01%. Produk akhir
2012;5:228-43.
larutan radioisotop 161Tb yang diperoleh
5. Ersahin D, Doddamane I, Cheng D.

107
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia ISSN 1411 – 3481
Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology EISSN 2503 - 1287
Vol. 18, No. 2, Agustus 2017: 95-108

Targeted radionuclide therapy. 12. Roesch F. Therapeutic


Cancers 2011;3:3838-55. radiolanthanides and the dosimetry by
6. Sadeghi M, Enferadi M, Shirazi A. using PET. Seventh International
External and internal radiation Conference on Nuclear and
therapy: Past and future directions. J Radiochemistry, Hungary, 24-29
Canc Res Ther 2010;6(3):239-48. August 2008.
7. Lehenberger S, Barkhausen C, Cohrs 13. Aziz A, Artha WT. Radiochemical
S, Fischer E, Grunberg J, Hohn A, separation of 161Tb from Gd/Tb matrix
Koster U, Schibli R, Turler A, using Ln resin column. Indones J
Zhernosekov K. The low energy β- and Chem 2016;16(3):283-8.
electron emitter 161Tb as an alternative 14. Guzman FM, Morales JA, Chapter 5,
to 177Lu for targeted radionuclide Radioisotope production for health
therapy. J Nucl Med Biol 2011;38:917- applications, 2010.
24. 15. Aziz A, Nuryadin R. Pemisahan
8. Muller C, Reber J, Haller S, Dorrer H, radioisotop 161Tb hasil iradiasi bahan
Koster U, Johnston K, Zhernosekov K, sasaran gadolinium oksida diperkaya
Turler A, Schibli R. Folate receptor isotop 160Gd menggunakan metode
targeted alpha therapy using terbium- kromatografi ekstraksi. Jurnal Sains
149. Pharmaceuticals 2014;7:353-65. dan Teknologi Nuklir Indonesia
9. Roesch F. Radiolanthanides in 2016;17(2)83-96.
endoradiotherapy: An overview. 16. Guzman FM, Salinas EJ. Separation
Radiochim Acta 2007;95:303-11. of micro-macrocomponent system:
10. Lehenberger SM, Evaluation and 149Pm-Nd, 161Tb-Gd, 166Ho-Dy and
application of the low energy electron 177Lu-Yb by extraction chromatography.
emitter 161Tb, Dissertation 2010:1-140. J Mex Chem Soc 2015;59(2):143-50.
11. Muller C, Zhernosekov K, Koster U, 17. Guzman FM, Barreiro FJ, Salinas EJ,
Johnston K, Dorrer H, Hohn A, Trevino ALV. Radiolanthanides device
Walt NT, Turler A, Schibli R. production. World J Nucl Scie Tech
A unique matched quadruplet of 2015;5:111-9.
terbium radioisotopes for PET and 18. Aziz A, Suherman N. Karakterisasi
SPECT and for α- and β- - fisiko-kimia radioisotop terbium-161-
radionuclide therapy: An in vivo proof- klorida (161TbCl3) hasil iradiasi bahan
of-concept study with a new receptor- sasaran gadolinium oksida alam.
targeted folate derivative. J Nucl Med J Iptek Nuklir Ganendra
2012;53: 1-9. 2015;18(1):45-54.

108

Anda mungkin juga menyukai