Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH EVALUASI PROSES HASIL BELAJAR

“PENGEMBANGAN TES ESSAY”

Oleh: Kelompok 1

1. Anisa Putri Rambe (4203131075)


2. Daniel Martua Sitorus (4203131055)
3. Lucy Adella (4201131001)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PENDIDIKAN KIMIA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas segala rahmat dan
segala karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Pengembangan Tes Essay”.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Ayi Darmana, M.Si dan ibu
Susilawati Amdayani, S.Si, M.Pd yang telah memberikan dorongan dan saran sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan masih banyak kekurangan, oleh
karena itu kami berharap kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan makalah ini
menjadi lebih baik.

Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan bagi yang
membacanya.

Medan, 02 Maret 2021

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................................................. iii
BAB I ....................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN....................................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang .............................................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................................... 5
C. Tujuan ........................................................................................................................................... 5
BAB II ...................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................ 6
A. Pengertian Tes Essay ...................................................................................................................... 6
B. Jenis-Jenis Tes Essay ....................................................................................................................... 6
C. Kaidah-Kaidah Pembuatan Tes Essay .............................................................................................. 9
D. Metode Pengoreksian Soal Essay.................................................................................................. 10
E. Analisis Tes .................................................................................................................................... 12
F. Kelebihan dan Kekurangan Tes Essay (uraian)............................................................................... 15
BAB III ................................................................................................................................................... 18
PENUTUP .............................................................................................................................................. 18
A. Kesimpulan ................................................................................................................................... 18
B. Saran ............................................................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam proses pembelajaran, terdapat berbagai macam tes yang digunakan. Tes
diberikan sebagai sarana untuk mengetahui apakah materi-materi yang sudah disampaikan
selama proses belajar berlangsung, sudah diterima dan dipahami dengan baik oleh siswa.
Terdapat berbagai macam tes yang dapat digunakan, salah satu bentuk tes itu adalah tes
bentuk essay (uraian) dan multiple choice (pilihan ganda). Dengan digunakannya tes bentuk
essay (uraian) dan multiple choice (pilihan ganda), setidaknya dapat menjadi alat pengukur
kemampuan siswa secara objektif. Dalam pelaksanaannya, ternyata tes bentuk essay (uraian)
dan multiple choice (pilihan ganda) ditemukan banyak kelemahan. Bentuk essay (uraian)
sering disebut bentuk subjektif karena dalam pelaksanaannya sering dipengaruhi oleh faktor
subjektivitas guru. Oleh karena itu, seringkali ditemui permasalahan dalam penilaian
jawaban dari peserta didik. Banyak terjadi kesalahan pemberian nilai kepada peserta didik,
dikarenakan berbagai faktor baik internal maupun eksternal, sedangkan multiple choice
(pilihan ganda) berbentuk objektif karena dalam pelaksanaanya dipengaruhi faktor
objektifitas siswa jika siswa tidak mengerti akan jawaban dari suatu butir soal mereka dapat
menjawab dengan cara menebak.
Namun demikian, tidak berarti bentuk essay (uraian) dan multiple choice (pilihan
ganda) tidak digunakan sebagai alat pengukur kemampuan siswa. Untuk menentukan salah
satu jenis tes yang akan di gunakan untuk mengukur hasil belajar siswa, guru harus
berpedoman pada tujuan pembelajaran. Jika tujuan pembelajaran yang akan diukur lebih
banyak pada ranah kognitif rendah sampai dengan sedang dan jumlah peserta tesnya banyak
maka tes objektif merupakan pilihan yang tepat. Tetapi jika tujuan pembelajaran yang akan
diukur berada pada tingkatan kognitif tingkat tinggi seperti analisis, evaluasi, dan kreasi
maka tes uraian merupakan pilihan yang tepat.
Tes merupakan salah satu cara untuk mengevaluasi proses pembelajaran yang
dianggap mampu memfasilitasi kebutuhan orang-orang di bidang pendidikan tentang
perangkat atau alat yang mampu memberi gambaran tentang proses pembelajaran yang

4
dilaksanakan. Untuk menghasilkan gambaran yang akurat, relevan dan sesuai dengan data
yang sesungguhnya terjadi dilapangan membutuhkan tes yang berkualitas, oleh karena itu
dibutuhkan analisis kualitas tes guna menciptakan kualitas tes yang benar-benar mampu
melaksanakan tugasnya sebagai alat evaluasi. Analisis kualitas tes merupakan suatu tahap
yang harus ditempuh untuk mengetahui derajat kualitas suatu tes, baik tes secara
keseluruhan maupun butir soal yang menjadi bagian dari tes tersebut. Analisis kualitas tes
digunakan untuk menjawab pertanyaan apakah tes sebagai alat ukur benar-benar mampu
mengukur apa yang sebenarnya hendak diukur dan apakah tes tersebut dapat diandalkan dan
berguna bagi dunia pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan tes bentuk essay (uraian)?
2. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari tes bentuk essay (uraian)?
3. Bagaimana cara mengatasi kekurangan dari tes bentuk essay (uraian)?
4. Bagaimana cara untuk melalukan analisis kualitas tes bentuk essay (uraian)?

C. Tujuan
1. Mengetahui tentang tes bentuk essay (uraian).
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari tes bentuk essay (uraian).
3. Mengetahui cara mengetahui kekurangan dari tes bentuk essay (uraian)
4. Mengetahui bagaimana cara melakukan analisis kualitas tes bentuk essay (uraian)

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tes Essay


Secara ontologis tes essay adalah salah satu bentuk tes tertulis, yang susunannya terdiri
atas item-item pertanyaan yang masing-masing mengandung permasalahan dan menuntut
jawaban siswa melalui uraian-uraian kata yang merefleksikan kemampuan berpikir siswa
(Sukardi, 2008). Menurut Suherman (1993) tes essay adalah tes yang menuntut siswa untuk
dapat menyusun dan memadukan gagasan-gagasan tentang hal-hal yang telah dipelajarinya,
dengan cara mengekspresikan atau mengemukakan gagasan tersebut secara tertulis dengan kata-
kata sendiri.

Senada dengan itu, menurut Oemar Hamalik (2001) tes essay adalah salah satu bentuk tes
yang terdiri dari satu atau beberapa pertanyaan essay, yakni pertanyaan yang menuntut jawaban
tertentu oleh siswa secara individu berdasarkan pendapatnya sendiri. Setiap siswa memiliki
kesempatan memberikan jawabannya sendiri yang berbeda dengan jawaban siswa lainnya. Tes
essay juga dapat disebut sebagai tes dengan menggunakan pertanyaan terbuka, dimana dalam tes
tersebut siswa diharuskan menjawab sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.

Selain itu, menurut Suherman, E (1993) tes essay juga sering disebut sebagai tes uraian
karena untuk menjawab soal siswa dituntut untuk menyusun jawaban secara terurai. Jawaban
tidak cukup hanya dengan satu atau dua kata saja, tetapi memerlukan uraian yang lengkap dan
jelas. Selain harus menguasai materi tes, siswa dituntut untuk bisa mengungkapkannya dalam
bahasa tulisan dengan baik. Tes essay yang biasa dipakai di sekolah mempunyai arti yang luas,
yaitu tidak hanya mengukur kemampuan siswa dalam menyajikan pendapat pribadi, melainkan
juga menuntut kemampuan siswa dalam hal menyelesaikan hitungan, menganalisis masalah, dan
mengekspresikan pendapat.

B. Jenis-Jenis Tes Essay


Tes essay dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu essay terbatas (restricted respons
items) dan essay bebas (extended respons items). Tes essay tersebut dibedakan berdasarkan luas
sempitnya materi yang ditanyakan.

1. Tes Essay Bebas (Extended Respons Items)

Pada tes essay bebas (extended respons items) peserta dapat mengemukakan pendapat
sesuai dengan kemampuan mereka tanpa ada batasan-batasan dari pembuat soal, sehingga

6
jawaban setiap peserta akan berbeda satu sama lain. Namun, pembuat soal harus tetap
mempunyai acuan pengoreksi jawaban peserta.

Contoh:

a. Bagaimana peranan pupuk kompos dalam pertanian?

b. Bagaimana peranan komputer dalam dunia pendidikan?

2. Tes Essay Terbatas (Restricted Respons Items)

Pada tes essay terbatas (restricted respons) peserta dapat dengan bebas mengemukakan
pendapat mereka, namun harus ada pokok penting yang terkandung dalam jawabannya sesuai
dengan batas-batas yang telah ditentukan dan dikehendaki dalam soal. Bentuk essay terbatas ini
dapat dipergunakan untuk menguji kemampuan sebab-akibat, menggambarkan prinsip-prinsip,
mengajukan argumentasi yang relevan, merumuskan hipotesis yang tepat, merumuskan asumsi
yang tepat, menggambarkan keterbatasan data, merumuskan kesimpulan yang tepat, menjelaskan
metode dan prosedur, dan hal-hal yang sejenis. Apabila disimpulkan soal essay terbatas dapat
menilai kemampuan-kemampuan peserta yang kompleks.

Contoh:

a. Jelaskan bagaimana cara mancangkok tanaman!

b. Sebutkan komponen yang terdapat untuk mengoperasikan komputer!

Depdikbud sering menyebutkan bentuk-bentuk tes essay dengan sebutan lain, yaitu
Bentuk Essay Objektif (BOU) dan Bentuk Essay Non Objektif (BUNO). BOU dan BUNO
merupakan bagian dari bentuk tes essay terbatas. Penggelompokkan yang dilakukan oleh
Depdikbud berdasarakan pada pendekatan atau cara pemberian skor.

a. Bentuk Essay Objektif (BOU)

Pada BOU rumusan jawabannya lebih pasti sehingga dapat dilakukan penskoran
secara objektif. Jawaban yang benar dapat diberi skor 1 dan yang salah atau tidak dijawab
mendapat skor 0. Pada satu rumusan jawaban terdapat beberapa kata kunci sehingga nilai
maksimar skor dapat lebih dari satu. Kata kunci dapat berupa apa saja seperti kalimat,
kata, gambar, dan angka. Berikut adalah langkah-langkah pemberian skor soal Bentuk
Essay Objektif (BOU):

1) Tuliskan kata kunci atau kemungkinan jawaban benar secara jelas untuk setiap soal.

2) Beri skor 1 untuk jawaban yang benar sempurna dan tidak ada pemberian skor
setengah untuk jawaban yang kurang sempurna.

7
3) Apabila pertanyaan terdiri dari beberapa subpertanyaan, perincilah kata kunci dari
setiap jawaban soal tersebut menjadi beberapa kata kunci subjawaban dan buatkan
skornya.

4)Jumlahkan skor dari semua kata kunci yang telah ditetapkan pada soal tersebut. Hasil
penjumlahan skor ini disebut skor maksimum.

Contoh:

Indikator : Menuliskan keuntungan adanya pembangunan kenampakan buatan

bagi masyarakat

Soal : Sebutkan tujuan dan 4 manfaat adanya pembangunan waduk!

Langkah penskoran:

1) Tujuan waduk = menampung air sungai = 1

2) Manfaat = pengendali banjir = 4

3) Skor maksimum = 5

b. Bentuk Essay Non Objektif (BUNO)

Bentuk Essay Non Objektif (BUNO) mempunyai struktur perumusan jawaban yang sama dengan
essay bebas sehingga memungkinkan terdapat unsur subjektivitas. Bentuk ini dapat menilai hasil
belajar siswa yang berupa kemampuan menghasilkan, menyusun dan menyatakan ide-
ide, memadukan berbagai hasil belajar, mendesain sebuah eksperimen, dan menilai arti makna
sebuah ide. Pada model ini penskoran dijabarkan dengan menggunakan rentang. Rentangnya
skor ditetapkan berdasarkan kompleksitas jawaban. Skor mininal untuk peserta yang tidak
menjawab adalah 0, sedangkan skor maksimum ditentukan oleh penyusunan soal dan jawaban
yang runtut dalam soal tersebut. Langkah-langkah penskoran sebagai berikut:

1) Menuliskan garis besar jawaban sebagai kriteria jawaban untuk dijadikan pegangan dalam
pemberian skor.

2) Menetapkan rentang skor untuk setiap kriteria jawaban.

3) Pemberian skor tergantung pada kualitas jawaban yang diberikan oleh peserta

4) Jumlahkan skor yang diperoleh dari setiap kriteria jawaban.

5) Periksalah soal setiap nomor sebelum beralih kenomor yang lain untuk menghindari
pemberian skor berbeda untuk jawaban yang sama.

8
6) Setelah semua butir soal mendapatkan skor hitunglah skor yang diperoleh peserta, kemudian
hitung nilai dengan rumus:

Nilai tiap soal = Skor perolehan peserta didik x bobot soal

Skor maksimum tiap butir soal

7) Jumlahkan nilai semua soal. Jumlah nilai ini disebut nilai akhir suatu perangkat tes yang
diberikan.

Contoh:

Indikator: Menjelaskan alasan yang membuat kita harus menghormati keragaman di Indonesia

Soal: Jelaskan alasan yang membuat kita harus menghormati keragaman di Indonesia!

Kriteria:

1) Kebanggaan yang berkaitan dengan keragaman suku bangsa = 0-5

2) Kebanggaan yang berkaitan dengan keragaman suku budaya = 0-5

3) Skor maksimum = 10

C. Kaidah-Kaidah Pembuatan Tes Essay


Untuk menghasilkan butir soal tes essay yang baik, bagi penyusun tes diharapkan
memperhatikan hal-hal berikut :
a. Butir soal hendaknya meliputi ide-ide pokok dari materi yang diujikan, dan jika mungkin
disusun soal yang bersifat komprehensif yang mampu mewakili materi pokok dalam mata
pelajaran yang diujikan.
b. Sebaiknya butir soal tidak mengambil kalimat-kalimat yang disalin langsung dari buku atau
catatan. Penyusunan butir soal yang menyalin langsung dari buku atau catatan cenderung
mendorong siswa hanya menghafalkan materi ujian saja. Apabila hal ini terjadi, butir soal tes
essay hanya mengungkap aspek kemampuan kognitif tingkatan yang paling rendah, yaitu
ingatan.
c. Pada waktu menyusun butir soal hendaknya sudah dilengkapi dengan kunci jawaban serta
pedoman penskorannya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan reliabilitas butir soal. Dengan
adanya pedoman tersebut diharapkan ketidakkonsistenan penilai (rater unreliability) dapat
dikurangi.

9
d. Hendaknya diusahakan pertanyaannya bervariasi antara “jelaskan”, “mengapa”, “bagaimana”,
“uraikan”, “bandingkan”, agar dapat diketahui lebih jauh tingkat penguasaan siswa terhadap
bahan ujian.
e. Hendaknya rumusan butir soal disusun sedemikian rupa sehingga mudah dipahami oleh
peserta tes. Hindari penggunaan istilah atau kata-kata yang memiliki makna ganda.

D. Metode Pengoreksian Soal Essay


Terdapat 3 metode yang dapat digunakan oleh guru dalam mengoreksi soal bentuk essay.
Metode-metode tersebut antara lain:
a. Metode per nomor ( Whole method)
Guru mengoreksi hasil jawaban setiap nomor dari peserta didik, misalnya guru
mengoreksi nomor 1 terlebih dahulu dari jawaban seluruh peserta didik, kemudian
dilanjutkan ke nomor 2, dan seterusnya.
b. Metode per lembar (Separated method)
Guru mengoreksi satu lembar jawaban peserta didik mulai dari nomor 1 hingga
nomor terakhir, kemudian setelah selesai mengoreksi satu lembar jawaban dari
peserta didik yang satu, guru mengoreksi lembar jawab peserta didik yang lain,
begitu seterusnya.
c. Metode Bersilang (Cross method)
Guru mengoreksi jawaban peserta didik dengan cara menukarkan hasil koreksi dari
seorang korektor kepada korektor yang lain. Dengan kata lain, lembar jawab yang
telah dikoreksi oleh seorang korektor, kemudian dikoreksi kembali oleh korektor
lain.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Pengoreksian
Jenis
Kelebihan Kekurangan
Metode
Per Pemberian skor yang berbeda Pelaksanaan terlalu berat dan memakan
nomor atas dua jawaban yang banyak waktu.
kualitasnya hampir sama
hampir tidak akan terjadi.
Per Tidak memakan waktu Guru sering memberi skor yang berbeda

10
lembar banyak. atas dua jawaban yang sama kualitasnya.
Bersilang Hasil pengoreksian lebih Membuang waktu dan tenaga yang
objektif. banyak.

Di samping metode-metode di atas, ada juga metode lain untuk mengoreksi jawaban soal bentuk
essay, yaitu:
a. Metode Analisis (Analytical method)
Cara untuk mengoreksi jawaban peserta didik dengan membandingkan jawaban peserta
didik dengan model jawaban yang sudah disiapkan dan sudah dianalisis menjadi beberapa
langkah dan pada setiap langkah tersebut disediakan skor-skor tertentu.Misalnya: ¼ benar
diberikan skor 2,5; ½ benar diberikan skor 5; ¾ benar diberikan skor 7,5; dan benar
semuanya diberikan skor 10 untuk setiap item.
b. Metode Penyortiran (Sorting method)
Cara menskor dengan terlebih dahulu melakukan sortir terhadap keseluruhan pekerjaan
peserta didik. Penyortiran dilakukan dengan mengklasifikasikan jawaban yang ada.Misalnya
mengklasifikasikan skor ke dalam beberapa tingkatan seperti jawaban benar (baik), cukup,
sedang, kurang, dan kurang sekali.Tiap klasifikasi diberikan skor misalnya 9 – 10; 7 – 8; 5 –
6; 3 – 4; dan 1 – 2 dari yang baik hingga ke yang kurang sekali.
c. Metode Poin (Point method)
Dalam metode ini (yang sering disebut sebagai metode poin jawaban), jawaban ideal atau
model jawaban disusun secara mendetail sampai ke poin -poin spesifik setiap jawaban. Nilai
yang akan diberikan kepada seorang siswa tergantung dari jumlah poin-poin isi jawaban
yang disertakan dalam jawabannya, selain itu komponen –komponen bagian seperti
kejelasan ekspresi yang digunakan, cara mengorganisasi pemikiran yang logis, dan bukti
pendukung jawaban juga dipertimbangkan dan diberi nilai. Oleh karena itu, sebuah daftar
periksa sangat berguna untuk dapat memberikan penilaian yangobjektif.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memberikan poin nilai untuk soal-soal
essay tertentu adalah :
1) waktu yang diperlukan untuk menjawab soal tersebut,
2) tingkat kerumitan dari soal tersebut,

11
3) penekanan pada isi yang dibahaspada suatu soal dalam garis-garis besar tes. Jadi, setiap
jawaban siswa dibandingkan dengan jawaban ideal yang telah ditetapkan dalam kunci
jawaban dan skor yang diberikan akan bergantung pada derajat kepadanannya dengan
kunci jawaban. Metode ini cocok untuk bentuk essay terbatas, karena setiap jawaban
sudah dibatasi dengan kriteria tertentu.
d. Metode Rating
Dalam metode penilaian global (juga disebut sebagai metode holistik atau metode rating),
jawaban ideal tidak dibagi -bagi kedadalam poin-poin spesifik dankomponen-komponen
tambahan; jawaban ideal hanya berfungsi sebagai standar. Tulisan siswa yang kurang dari
standar ideal tersebut dan yang melenceng dalam halkualitas digolongkan kedalam standar
diluar standar ideal atau tolok ukur ideal. Para guru atau penilai kemudian diinstruksikan
untuk memeriksa jawaban dengan cepat danmemberikan pendapat globalnya secara
keseluruhan megenai kualitas jawaban.Jadi, jawaban setiap peserta didik ditetapkan dalam
salah satu kelompok yang sudah dipilah-pilah berdasarkan kualitasnya selagi jawaban
tersebut dibaca. Kelompok-kelompok tersebut menggambarkan kualitas dan dan
menentukan berapa skor yang akan diberikan pada setiap jawaban. Misalnya, sebuah soal
akan siberi skor maksimal 8, maka soal tersebut akan dapat dibuat menjadi 9 kelompok
jawaban, mulai dari 0 sampai 8. Metode ini cocok untuk bentuk essay bebas.

E. Analisis Tes
Penganalisisan terhadap butir-butir soal dapat dilakukan dari tiga segi yaitu: teknik
analisis kesukaran item soal, teknik analisis daya pembeda, dan teknik analisis fungsi
distraktor. Berikut penjelasannya:
1. Teknik analisis Kesukaran Item Soal
Bermutu atau tidanya butir-butir soal, pertama-tama dapat diketahui dari derajat
kesukaran atau taraf kesulitan yang dimiliki oleh masing-masing butir item tersebut.
Butir-butir tersebut dapat dinyatakan sebagai butir-butir item yang baik, apabila butir-
butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah dengan kata lain
derajat kesukaran item itu adalah sedang atau cukup. Bilangan yang menunjukan sukar
dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran (difficuly index). Besarnya indeks
kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf

12
kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu
sukar, sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah. Angka indeks
kesukaran item ini dapat diperoleh dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh
Dubois yaitu:
P = Np/N
Keterangan:
P : Angka indeks kesukaran item soal
Np : Banyaknya testee yang dapat menjawab dengan betul terhadap butir item
yang bersangkutan
N : Jumlah testee yang mengikuti tes

Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering di klasifikasikan sebagai
berikut:

 Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar

 Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang

 Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah mudah

2. Teknink Analisis Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang
pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah).
Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat
D (d besar). Seperti halnya indeks kesukaran, indeks diskriminasi (daya pembeda) ini
berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Daya pembeda suatu butir menyatakan seberapa jauh
kemampuan butir tersebut mampu membedakan antara kelompok testi (siswa) pandai
dengan kelompok testi (siswa) lemah. Daya pembedaan (D) butir tes dihitung dengan
rumus :
D = PH - PL

Keterangan
D : Indeks Daya Pembeda

13
PH : Proporsi Siswa kelompok atas yang menjawab benar butir tes
PL : Proporsi siswa kelompok bawah yang menjawab benar butir tes

Daya pembeda ini sekurang-kurangnya harus berkualitas cukup kriteria yang digunakan
untuk menetukan indeks daya pembeda adalah sebagai berikut
Kategori Indeks Daya Pembeda :
 0,40 < D : Butir sangat baik
 0,30 < D ≤ 0,40 : Butir baik
 0,20 < D ≤ 0,30 : Butir cukup
 D ≤ 0,20 : Butir jelek

1. Analisis Fungsi Distraktor (Pengecoh)

Analisis butir juga dilakukan dengan memerhatikan pengecoh. Pengecoh (distractor)


yang juga dikenal dengan istilah penyesat atau penggoda adalah pilihan jawaban yang
bukan merupakan kunci jawaban. Pengecoh bukan sekedar pelengkap pilihan. Pengecoh
diadakan untuk menyesatkan siswa agar idak mememilih kunci jawaban pengecoh
menggoda siswa yang kurang begitu memahami materi pelajaran untuk memilihnya.
Agar dapat melakukan fungsinya untuk mengecoh maka pengecoh harus dibuat semirip
mungkin dengan kunci jawaban.
Pengecoh dikatakan berfungsi efektif apabila paling tidak ada siwa yang terkecoh
memilih.Pengecoh yang sama sekali tidak dipilih tidak dapat melakukan fungsinya
sebagai pengecoh karena terlalu mencolok dan dimengerti oleh semua siswa sebagai
penggecoh soal. Pengecoh yang berdasarkan hasil uji coba tidak efektif
direkomendasikan untuk diganti dengan pengecoh yang lebih menarik.
Pada saat membicarakan tentang tes obyektif bentuk multiple choice item telah
dikemukakan bahwa pada tes obyektif multiple choice item tersebut untuk setiap butir
item yang dikeluarkan dalam tes telah dilengkapi dengan beberapa kemungkian jawab,
atau yang sering dikenal dengan istilah option atau alternatif.
Option atau alternatif itu jumlahnya berkisar antara tiga smpai dengan lima buah, dan dari
kemungkinan – kemungkinan jawab yang terpasang pada setiap pada setiap butir item itu
salah satunya adalah merupakan jawaban betul atu disebut dengan kunci jawaban;

14
sedangakan sisanya adalah merupakan jawaban salah. Jawaban salah itulah yang bisa
dikenal dengan istilah distraktor (distraktor merupakan jawaban pengecoh). Tujuan utama
dari pemasangan distraktor pada setiap butir item itu adalah agar dari sekian banyak
testee yang mengikuti tes ada yang tertarik atau terangsang uuntuk memilihnya, sebab
mereka menyangka bahwa distraktor yang mereka pilih itu merupakan jawaban betul.
Jadi mereka terkecoh, menganggap bahwa distraktor yang terpasang pada item itu
sebagai kunci jawaban item, pada hal bukan. Tentu saja,makin banyak testee yang
terkecoh, maka kita dapat menyatakan bahwa distraktor itu semakin dapat menjalankan
fungsinyadengan sebaik – baiknya. Sebaliknya, apabila distraktor yang dipasang pada
setiap butir item itu tidak laku maksudnya tak ada seorang pun dari sekian banyak testee
yang merasa tertarik atau terangsang untuk memilih distraktor tersebut sebagai jawaban
betul, maka hal ini mengandung makna bahwa distraktor tersebut tidak menjalankan
fungsinya dengan baik.

F. Kelebihan dan Kekurangan Tes Essay (uraian)


 Kelebihan
a. Dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang kompleks, seperti
kemampuan mengaplikasikan prinsip, kemampuan menginterpretasikan
hubungan, kemampuan merumuskan kesimpulan yang sahih dan sebagainya.
Namun demikian, tidak dengan sendirinya tes essay menghasilkan pengukuran
hasil belajar yang kompleks. Hal ini tergantung pada kemampuan pembuat tes
(guru maupun dosen) untuk menyusun butir soal essay. Bahkan, tidak jarang
ditemukan adanya butir soal essay yang menanyakan hal yang sederhana, yang
sebenarnya jauh lebih efektif bila dites dengan menggunakan butir soal objektif.
b. Meningkatkan motivasi peserta tes untuk belajar dibandingkan bentuk tes
objektif. Sesuai dengan sifatnya yang menuntut kemampuan mengekspresikan
dengan kata-kata sendiri, maka bentuk tes essay menuntut penguasaan bahan
secara penuh. Penguasaan bahan yang tanggung dapat dideteksi dengan mudah
melalui jawaban yang ditulis oleh peserta tes. Oleh karena itu, untuk menjawab
tes essay dengan baik peserta tes akan berusaha menguasai bahan yang
diperkirakan akan diujikan dalam tes secara tuntas.

15
c. Mudah disiapkan dan disusun, sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama
bagi guru untuk mempersiapkannya. Kemudahan ini terutama disebabkan oleh
dua hal, pertama jumlah butir soal tidak terlalu banyak, dan kedua guru tidak
harus menyediakan jawaban atau kemungkinan jawaban yang benar.
d. Tidak banyak kesempatan untuk berspekulasi atau untung-untungan. Karena
tidak ada alternatif jawaban yang disiapkan oleh penyusun tes maka peserta tes
dituntut untuk betul-betul memikirkan jawaban yang dibutuhkan.
e. Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusunnya ke
dalam bentuk kalimat yang tepat. Dalam menjawab soal ujian tertulis peserta
dituntut untuk mampu menyusun kalimat yang mudah dipahami oleh pemeriksa
hasil tes. Hal ini akan melatih keberanian dan keterampilan siswa
menyampaikan ide maupun gagasan secara tertulis.
f. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan maksudnya dengan
gaya bahasa dan caranya sendiri. Kemampuan menjawab soal ujian essay
dengan baik akan membantu meningkatkan keterampilan siswa dalam
menyatakan pikiran secara tertulis.

 Kekurangan
Terdapat juga kekurangan yang ada pada tes bentuk essay, yaitu:
a. Reliabilitas tes rendah. Artinya skor yang dicapai oleh peserta tes tidak konsisten
bila tes yang sama atau tes paralel diuji beberapa kali. Ada tiga penyebab
rendahnya reliabilitas tes essay (Asmawi Zaenul dan Noehi Nasution (2005:41)).
Pertama, keterbatasan sampel bahan yang tercakup dalam butir soal tes. Karena
sifat jawaban tes essay menuntut waktu yang relatif banyak, maka tidak mungkin
soal tes essay terdiri dari beberapa butir soal yang banyak jumlahnya sehingga
mewakili seluruh bahan yang diujikan. Hal ini berarti pokok bahasan yang dapat
diambil sebagai bahan tes sangat terbatas. Kedua, batas-batas tugas yang harus
dikerjakan peserta tes sangat longgar, walaupun telah diusahakan untuk
menentukan batasan-batasan yang cukup ketat. Keragaman jawaban antar
peserta tetap saja besar. Keragaman tidak hanya antara peserta tes, tetapi juga
sangat dipengaruhi oleh lingkungan, waktu, bahkan suasana tes yang ada. Tes

16
yang sama diuji pada pagi hari, dimana peserta masih segar akan menghasilkan
skor yang berbeda bila tes dilaksanakan pada siang hari. Dan ketiga, adanya
subjektivitas penskoran yang dilakukan oleh pemeriksa jawaban tes. Berbeda
orang yang memeriksa, maka berbeda juga yang diperoleh peserta. Bahkan,
orang yang sama memeriksa tes yang sama pada waktu yang berbeda akan
menghasilkan skor yang berbeda pula.
b. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memeriksa lembar jawaban dan
tidak dapat diwakilkan kepada orang lain. Adanya berbagai macam
pertimbangan dalam penilaian hasil tes essay serta adanya jawaban yang cukup
panjang menyebabkan pemeriksaan lembar jawaban tes essay membutuhkan
waktu yang relatif lebih lama dibandingkan dengan tes objekif. Begitu adanya
tuntutan bahwa pihak yang mengadakan penilaian juga harus menguasai materi
yang diujikan menyebabkan pemeriksaan terhadap hasil tes essay tidak bisa
diwakilkan kepada orang lain yang tidak menguasai materi.
c. Jawaban peserta tes kadang-kadang disertai dengan bualan. Peserta tes yang
kurang menguasai bahan yang akan diujikan acap kali mencoba menjawab
dengan menguraikan hal lain yang tidak berhubungan dengan hal yang
ditanyakan atau dengan kata lain peserta tes membual. Jawaban yang tidak
berharga ini pun harus dibaca oleh guru dengan teliti.
d. Kemampuan menyatakan pikiran secara tertulis menjadi hal yang paling utama
untuk membedakan prestasi belajar antara siswa. Padahal tidak semua hasil
belajar bisa dikomunikasikan dalam bentuk tulisan. Sebagian besar hasil belajar
lain dinyatakan dalam bentuk tingkah laku atau sikap, bukan dalam bentuk
pernyataan tertulis.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

 Yang dimaksud dengan tes bentuk essay adalah butir soal yang mengandung pertanyaan
atau tugas yang jawaban atau pengerjaan soal tersebut harus dilakukan dengan cara
mengekspresikan pikiran peserta tes.
 Kelebihan dan kekurangan dari tes bentuk essay yaitu mengekspresikan jawaban dari siswa
namun akan sering terjadi subjektifitas dari guru ketika pengoreksian.
 Cara mengatasi kekurangan dari tes bentuk essay yaitu untuk menghilangkan subjektivitas
pada lembar jawaban siswa sebaiknya diberikan kode yang tidak mencirikan siswa.
 Manfaat analisis butir tes hasil belajar Menentukan soal-soal yang cacat atau tidak
berfungsi dengan baik, meningkatkan butir soal melalui tiga komponen analisis yaitu,
tingkat kesukaran, daya pembeda dan pengecoh soal dan merevisi soal yang tidak relevan
degan materi yang diajarkan yang ditandai dengan banyaknya anak yang tidak dapat
menjawab butir soal tertentu.
 Tes hasil belajar biasanya berupa soal-soal yang terdiri dari soal pilihan ganda dan soal
uraian. Penganalisisan terhadap butir-butir soal dapat dilakukan dari tiga segi yaitu Teknik
analisis kesukaran item soal Teknik anallisis daya pembedaTeknik analisis fungsi
distraktor.

B. Saran
Hendaknya kepada setiap guru dalam pembuatan tes essay lebih memperhatikan pada
kemampuan kognitif siswanya masing-masing.

18
DAFTAR PUSTAKA

Beny Kurniawan, Gede. (2011). Mengkonstruksi tes essay.


Jihad, Asep dan Abdul Harir. (2012). Evaluasi pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Presindo.
Suwarno. (2010). Mengungkap karakteristik tes essay.
Adi Suryanto,dkk (2009). Evaluasi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan Ed. Revisi, Cet. II . Jakarta:
Bumi Aksara.
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suprananto, Kusaen. 2012. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan . Yogyakarta: Graha Ilmu.

19

Anda mungkin juga menyukai