Anda di halaman 1dari 7

I.

JUDUL PRAKTIKUM :REAKSI ADISI


II. TUJUAN PRAKTIKUM :
1) Mengetahui fungsi penambahan aquades pada percobaan
2) Mengatahui fungsi penambahan indikator amilum
3) Mengetahui fungsi penambahan reagen wijs pada percobaan

III. TINJAUAN TEORITIS:


Semua persenyawaan hidrokarbon bersifat non polar, sehingga ikatan antar
molekulnya sangat lemah. Karena itu hidrokarbon yang berat ikatan molekulnya rendah
berbentuk gas. Karena sifat nonpolarnya, maka hidrokarbon akan mudah larut dalam
pelarut-pelarut berpolarisasi rendah, seperti karbontetraklorida, kloroform, benzene dan
eter. Selain itu hidrokarbon mempunyai kepolaran yang lebih kecil dari air.
Hirokarbon yang paling sederhana adalah alkane, yaitu hidrokarbon yang
mengandung satu ikatan kovaalen. Alkane  termasuk senyawa alifatik jenuh, rumusnya
CnH2n+2.
Alkane merupakan senyawa nonpolar , sehingga sukar larut dalam air, tetapi
cenderung larut dalam pelarut-pelarut yang non polar, seperti ester. Jika alkane
ditambahkan air, maka ia akan berada dilapisan atas. Hal ini disebabkan karena
perbedaan masa jenis antara air dan alkane.
Untuk alkane rantai lurus titik didih dan titik leleh makin tinggi seiring bertambahnya
masa molekul. Alkane sebagian besar pereaksi, hal ini disebabkan karena alkane
memiliki sigma yang kuat antar atom karbon. Pada kondisi tertentu alkane dapat bereaksi
dengan oksigen dan unsur-unsur halogen.
Molekul yang paling sederhana dari alkane adalah metana. Ikatan karbon-karbon pada
alkane dan sikloalkana adalah ikatan tunggal, tetapi sesame karbon dapat pula
membentuk ikatan ganda, senyawa organic yang mengandung ikatan ganda dua karbon-
karbon dinamakan alkena.
Alkena dalam kimia organic adalah hidrokarbon tidak jenuh dengan sebuah ikatan
rangkap dua antara atom karbon. Rumus umumnya adalah CnH2n. dalam struktur
molekulnya , alkena mengandung hydrogen lebih sedikit , sehingga sering disebut
sebagai senyawa tak jenuh. Alkane rantai lurus dan cabangnya sering disebut sebagai
senyawa jenuh.
Alkena merupakan senyawa nonpolar yang tidak larut dalam air dan memiliki masa
lebih kecil dari air. Alkena dapat larut dalam alkena lain, pelarut nonpolar dan etanol.
Pada temperature kamar alkena yang memiliki atom karbon c1-c4 berwujud gas.
Sedangkan alkena dengan berat molekul lebih tinggi dapat berwujud cair  atau padatan.
Reaksi yang terjadi pada ikatan rangkap alkena adalah reaksi adisi yang ditandai
dengan pemutusan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal. Alkuna merupakan golongan
senyawa hidrokarbon alifatik yang mempunyai gugus fungsi ikatan ganda tiga  karbon-
karbon. Ikatan pada alkuna adalah ikatan tak jenuh. Tetapi  ikatan kejenuhan alkuna
lebih tinggidibanding alkena.
Alkuna-alkuna suku rendah pada suhu kamar berwujud gas, sedangkan yang
mengandung 5 atau lebih atom C  berwujud cair. Alkuna memiliki masa yang lebih kecil
dari air. Ia tidak larut dalam air tapi larut dalam pelarut organic nonpolar seperti eter,
benzene, dan karbontetraklorida. Titik didih alkuna semakin tinggi dengan bertambahnya
rantai.
Hidrokarbon aromatic berhubungan dengan benzene , yang sifatnya tidak lazim.
Benzene adalah rantai karbon beranggota enam yag mempunyai ikatan rangkap ganda
yang saling selang seling. Tapi sebenarnya ikatan ganda pada benzene berada antara
ikatan tunggal dan ganda dua . sifatnya kurang reaktif tehadap alkuna sehubungan
dengan ikatan aromatic ini.
Hidrokarbon alifatik berasal dari minyak bumi, sedangkan hidrokarbon aromatic
berasal dari batu bara. Semua hidrokarbon alifatik dan aromatic mempunyai sifat umum
tidak larut dalam air, lebih ringan dalam air dan terbakar diudara.
Reaksi-reaksi senyawa hidrokarbon:
1) Reaksi oksidasi
Senyawa alkana yang bereaksi dengan oksigen menghasilkan karbon dioksida dan air
dan disebut reaksi pembakaran.
2) Reaksi subtitusi
Merupakan reaksi penggantian gugus fungsi yang terikat pada atom C senyawa
hidrokarbon.
3) Reaksi adisi
Merupakan reaksi pengurangna rangkap
4) Reaksi eliminasi
Merupakan reaksi penambahan rangkap.
IV. ALAT DAN BAHAN:
 ALAT

N NAMA ALAT UKURAN JUMLAH


O
1 Gelas Ukur 200ml 1 buah
2 Buret 1 buah
3 Labu ukur 1 buah
4 Erlenmeyer 1 buah

 BAHAN

No Nama R.kimia Kon Warna Wuju Msds Jumlah


Bahan s d
1 Minyak Kuning Cair Minyak makan 0,50gr
nabati
2 Reagen Bening cair Mudah 10ml
wijs menguap
3 Kalium KI 15% Bening Cair Mudah terbakar 5 ml
Iodida
4 Natrium Na2S2O3 0,1N Bening Cair Mudah menguap 28 ml
tiosulfat
5 Amilum Bening Cair Mengidentifikasi 5 tetes
6 Kloroform CHCl3 Bening Cair Mudah menguap 2 ml
7 Aquades H2O Bening Cair Tidak berbau 10 ml

V. PROSEDUR KERJA:
 STANDARISASI NATRIUM TIOSULFAT
1) Menimbang 10 ml KI
2) Menambahkan 50ml aquades
3) Menimbang 0,2 gram ki dan 1 ml Hcl hingga berwarna orange
4) Mentitrasi larutan sampai kkuning jernih
5) Menambahkan indikator pp
6) Dititrasi kembali

 PEMBUATAN BIL.IODIUM BERBAGAI LEMAK


1) Menimbangkan 0,5 gram minyak
2) Menambahan kloroform pada larutan
3) Menambahkan reagen wijs
4) Disimpan ditempat gelap selama 30 menit
5) Menambahkan KI 15%
6) Menambahkan aquades
7) Dititrasi dengan natrium tiosulfat sampai kuning
8) Menambah indikator amilum sampai bening.

VI. HASIL PENGAMATAN/REAKSI-REAKSI/PEMBAHASAN:


 HASIL PENGAMATAN

No Perlakuan Hasil Pengamatan


1 Standarisasi Natrium Tiosulfat
10 ml KI + 5O ml aquades +1 Larutan yang awalnya berwarna bening
ml HCl dicampurkan dengan KI, aquades dan juga
HCl warnanya tetap bening.
(+) indikator pp Larutan yang semula bening berubah
menjadi berwarna orange.
(+) titrasi dengan Na2S2O3 Larutan yang berwarna orange berubah
menjadi kuning jernih yang diperoleh
sebanyak 7 ml.
2 Pembuatan Bil. Iodium Berbagai
Lemak.
0,5 gr minyak+ CHCl3 + Reagen Larutan minyak dengan warna kuning
Wijs berubah menjadi orange kemudian
disimpan di tempat gelap selama 30
menit.
(+) dititrasi Larutan berubah warna dari orange
menjadi kuning jernih. Vol=21,5 ml
(+) indikator amilum Penambahan indikator amilum membuat
berubah menjadi lembayung kemudian
menjadi bening sempurna.

 REAKSI-REAKSI
 2 Na2 S 2 O 3+ I 2 →2 NaI + Na2 S 4 O 6
 R−OOH+ 2 KI + H 2 O→ R−OH + I 2+ KOH

 PEMBAHASAN
 Apakah yang dimaksud dengan reaksi adisi?
Reaksi adisi adalah reaksi pemutusan ikatan rangkap (pengubahan ikatan rangkap
menjadi ikatan kovalen tunggal), reaksi adisi antara lain digunakan untuk
membedakan alkana dengan alkena. Reaksi pengenalan ini digunakan untuk
penambahan bromium yang berwarna merah coklat.

 Fungsi penambahan kloroform


Penambahan kloroform pada minyak untuk melarutkan cairan tak berwarna,
melarutkan secara sempurna dan warna larutan berubah menjadi kuning muda.
Kloroform berfungsi sebagai pelarut.

 Fungsi penambahan KI 15%


Fungsi penambahan KI jenuh yang berwujud cair, kuning jernih dari larutan
menjadi kuning. Fungsi penambahan KI adalah untuk membebaskan iodin yang
ditandai terbentuknya warna kuning pada sampel. Pada tahap ini terjadi reaksi:
 R−OOH+ 2 KI + H 2 O→ R−OH + I 2+ KOH

 Fungsi penambahan aquades


Penambahan aquades sebanyak 50 ml pada larutan bertujuan untuk larutan bisa
bercampur dengan merata sebelum dititrasi dengan natrium tiosulfat.

 Fungsi penambahan amilum


Sebelum dilakukannya titrasi dengan natrium tiosulfat ditambahkan indikator
amilum terlebih dahulu. Penambahan amilum berfungsi sebagai indikator adanya
I2 . melakukan titrasi sampai titik ekuivalen hingga berwarna bening. Ternyata
setelah ditambahkan larutan amilum, larutan tidak berubah warna. Reaksi:
 2 Na2 S 2 O 3+ I 2 →2 NaI + Na2 S 4 O 6

 Fungsi penambahan reagen wijs


Fungsi penambahan reagen wijs pada percobaan untuk mengalisa ikatan rangkap
kemudian ikatan rangkap bereaksi dengan i2 sehingga ikatan rangkapnya putus.

 Larutan harus disimpan tempat gelap


Hal ini disebabkan karena bilangan peroksida mudah terurai oleh adanya cahaya
yang mengakibatkan bilangan peroksida tersebut kehilangan fungsinya.

 Harus dititrasi dengan natrium tiosulfat


Karena natrium tiosulfat merupakan larutan baku sekunder untuk standarisai
iodium. Selain itu, natrium tiosulfat dapat diperoleh dengan mudah dalam
kemurniannya yang tingga hingga ketidakpastian dan konsentrasi selalu ada buat
kita.
VII. KESIMPULAN
1) Dari percobaan yang kami lakukan, kami mengetahui fungsi penambahan aquades
pada percobaan Penambahan aquades sebanyak 50 ml pada larutan bertujuan untuk
larutan bisa bercampur dengan merata sebelum dititrasi dengan natrium tiosulfat.
2) Dari percobaan yang kami lakukan kami mengetahui fungsi penambahan reagen wijs
pada percobaaan Fungsi penambahan reagen wijs pada percobaan untuk mengalisa
ikatan rangkap kemudian ikatan rangkap bereaksi dengan i2 sehingga ikatan
rangkapnya putus.
3) Dari percobaan yang kami lakukan kami mengetahui fungsi penambahan indikator
amilum pada percobaan yaitu Sebelum dilakukannya titrasi dengan natrium tiosulfat
ditambahkan indikator amilum terlebih dahulu. Penambahan amilum berfungsi
sebagai indikator adanya I2 . melakukan titrasi sampai titik ekuivalen hingga
berwarna bening.

VIII. JAWABAN PERTANYAAN


1) Reaksi iodinasi dilakukan ditempat gelap karena larutan yang digunakan (larutan
wijs) sangat peka terhadap cahaya. Selain itu untuk mempercepat reaksi
pembentukan iodida dan agar larutan tidak teroksidasi
2) Hukum markovnikov : atom hidrogen dari asam halida (Hx atau alkil halida) akan
terikat pada atom c berikatan rangkap sehingga mengikat atom H yang lebih banyak
3) Adisi asam probilitik tidak dapat/ sulit dilakukan terhadap lemak jenuh karena lemak
probilitik ini tidak dapat mengubah ikatan rangkap pada lemak.
4) Esensialitas dihubungkan dengan ketidakjenuhan esensialitas suatu lemak/ minyak
ditentukan dan ketidakjenuhan maka esensialitas semakin baik.
5) Alkena (c=c) lebih reaktif terhadap reaksi adisi daripada karbonil (c=o) karena atom
H dan gugul alil mempunyai sifat elektron yang lebih kecil daripada suatu atom H.
Reaksi karbonil dimana semakin besar gugus alkilnya semakin kuat daya dorong
elektron untuk terpolarisasi.

IX. DAFTAR PUSTAKA:


Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik. Jakarta.
Bina Aksara.
Hart, Harold. 1990. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.
Willbraham, and Michael S. Matta. 1992. Kimia Organik dan Hayati. Bandung : ITB

Anda mungkin juga menyukai