KIMIA FISIKA
Disusun Oleh :
NIM : B2C017031
SEMARANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kami kemudahan dan kelancaran sehingga “Laporan Praktikum Pembakaran
Deret Normal Alkohol” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan
praktikum ini dengan baik. Shalawat serta salam juga tak lupa tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan bersama syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami berharap banyak manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari
laporan praktikum ini. Pengetahuan mengenai deret alkohol ini juga diharapkan
dapat menjadi media yang efektif untuk mempelajari ilmu sains dan dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari ditinjau dari kegunaannya bagi
pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Kalor pembakaran suatu zat adalah kalor yang dibebaskan apabila suatu
zat dibakar sempurna dengan menggunakan oksigen. Kalor pembakaran zat
organic dinyatakan segabai banyaknya kalor yang dihasilkan untuk mengoksidasi
zat organic menjadi gas CO dan H2O untuk senyawa yang mengandung C, H dan
O sedangkan untuk zat organic yang mengandung N maka akan menghasilkan
gas N2 (Chang, 1998)
1
memiliki rantai cabang. Sebagai contoh, metanol, etanol, n-propanol dan n-
butanol. Makin panjang rantai karbon makin besar kalor pembakarannya, dengan
kenaikan energi yang sebanding dengan kenaikan panjang rantainya.
2
Kalor pembakaran standar (delta hc) adalah kalor yang terjadi jika satu
mol zat bereaksi sempurna dengan oksigen pada keadaan standar (25 C, 1 atm).
Pembakaran sempurna etanol menghasilkan karbon dioksida dan air. Reaksi
kimia yang umum digunakan untuk menghasilkan energi adalah pembakaran,
yaitu suatu reaksi cepat antara bahan bakar denga oksigen yang disertai
terjadinya api. Bahan bakar utama dewasa ini adalah bahan bakar fosil, yaitu gas
alam, minyak bumi, dan batu bara. Bahan bakar fosil itu berasal dari pelapukan
sisa organisme, baik tumbuhan atau hewan. Pembentukan bahan bakar fosil ini
memerlukan waktu ribuan sampai jutaan tahun.
Percobaan
3
Etanol merupakan zat cair, tidak berwarna, berbau spesifik, mudah
terbakar dan menguap, dapat bercampur dalam air dengan segala perbandingan.
Secara garis besar penggunaan etanol adalah sebagai pelarut untuk zat organik
maupun an organik, bahan dasar industri asam cuka, ester, spirtus, asetaldehid,
antiseptik topical dan sebagai bahan baku pembuatan eter dan etil ester
(D.R.Endah, 2007).
4
BAB II
ISI
Statif
Termometer
5
Kaki tiga dan alas
Lampu Kosong
- Bahan
Metanol
Etanol
Propanol
Butanol
Aquadest
Ulangi percobaan
Catat setiap data Padamkan lampu
diatas dengan
yang diperoleh dari kemudian timbang
mengambil alkohol
praktikum ini kembali
lain
6
2.3 Data Pengamatan
Massa beaker Massa beaker Massa lampu Massa lampu + Massa lampu
Zat kosong + aquadest kosong zat awal + zat akhir
Reaksi – reaksi :
Perhitungan :
Mencari W =
kkal/gram K (314 K)
7
683 kkal = W (314 K) + 113,165 kkal
-569,835 = W (314 K)
W = -1,814 kkal/K
- Metanol
kkal/gram K (320 K)
- Propanol
- Etanol
8
3,6 x10-3 kkal/gram K (314 K)
- Butanol
ΔHc dan Mr
1000
800
600
400
200
0
20 40 60 80
MR ΔHc
9
Mr ΔHc
32 193,86
46 210,85
60 357,96
74 373,67
2.4 Pembahasan
Pada praktikum kali ini akan dibahas mengenai pembakaran deret normal
alkohol. Kalor pembakaran adalah kalor yang dilepaskan atau diserap oleh
pembakaran 1 mol unsur atau senyawa. Pada proses pembakaran ini melibatkan
alkohol dan O2 dari udara dan akan dihasilkan karbon dioksida (CO 2) dan uap air
(H2O). Didalam prosesnya akan terjadi reaksi eksoterm (pelepasan kalor dari
sistem ke lingkungan) dengan nilai perubahan entalphi selalu negatif. Sedangkan
deret alkohol normal adalah deret dari bentuk alkohol yang tidak mempunyai
rantai samping sama sekali. Dalam praktikum ini alkohol yang digunakan adalah
etanol, butanol, methanol dan propanol.
Dari praktikum ini dihasilkan data bahwa urutan ΔHc dari masing alkohol
dimulai dari etanol kemudian metanol kemudian propanol dan yang terakhir
adalah butanol. Salah satu hal yang mempengaruhi hal ini adalah jumlah dari CH 2
10
dari masing masing alkohol. Semakin pendek struktur dari alkohol tersebut makan
akan semakin mudah menguap, sehingga ΔHc yang dihasilkan semakin kecil.
Grafik yang dihasilkan dari data juga menunjukkan peningkatan yang sebanding
dengan jumlah Mr.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa :
1. Kalor pembakaran yang digunakan yaitu etanol, metanol, propanol dan
butanol
2. Aquadest yang dipanaskan sebanyak 200 mL
3. ΔHc etanol = 193,86
4. ΔHc metanol = 210,85
5. ΔHc propanol = 357,96
6. ΔHc butanol = 373,67
7. Urutan pembakaran adalah etanol, metanlol, propanol, butanol
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
11
D.R.Endah., Sperisa.D., Adrian.N., Paryanto., (2007). Pengaruh Kondisi
Fermentasi Terhadap YIELD etanol pada pembuatan bioethanol dari pati
garut. Jurnal Teknik Kimia,Vol 10(II).
LAMPIRAN
12
13
14