Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FISIKA

KALOR PEMBAKARAN DERET NORMAL ALKOHOL

Dosen Pengampu : Fitria Fatichatul Hidayah, S.Si., M.Pd.

Disusun Oleh :

Nama : Destyana Larasati

NIM : B2C017031

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

SEMARANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kami kemudahan dan kelancaran sehingga “Laporan Praktikum Pembakaran
Deret Normal Alkohol” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan
praktikum ini dengan baik. Shalawat serta salam juga tak lupa tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan bersama syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami juga ingin mengucapkan terimakasih banyak bagi pihak – pihak


yang telah membantu dalam pembuatan laporan praktikum kimia fisika ini dan
berbagai sumber yang telah dipakai sebagai data dan fakta pada laporan praktikum
ini. Kami tentu menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan di dalamnya. Untuk itu kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan praktikum ini, agar
dikemudian hari dapat menjadi lebih baik lagi.

Kami berharap banyak manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari
laporan praktikum ini. Pengetahuan mengenai deret alkohol ini juga diharapkan
dapat menjadi media yang efektif untuk mempelajari ilmu sains dan dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari ditinjau dari kegunaannya bagi
pembaca.

Semarang, 18 Juli 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... ii


DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Tanggal Praktikum ............................................................................. 1
1.2. Tujuan Praktikum ............................................................................... 1
1.3. Dasar Teori ......................................................................................... 1
BAB II ISI
2.1. Alat dan Bahan ................................................................................... 5
2.2. Prosedur Kerja .................................................................................... 6
2.3. Data Pengamatan ................................................................................ 6
2.4. Pembahasan ........................................................................................ 10
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ........................................................................................ 11
3.2. Saran ................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 11
LAMPIRAN ............................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tanggal Praktikum : Rabu, 10 Juli 2019


1.2 Tujuan Praktikum :
- Menentukan kalor pembakaran deret normal alkohol
1.3 Dasar Teori

Kalor pembakaran suatu zat adalah kalor yang dibebaskan apabila suatu
zat dibakar sempurna dengan menggunakan oksigen. Kalor pembakaran zat
organic dinyatakan segabai banyaknya kalor yang dihasilkan untuk mengoksidasi
zat organic menjadi gas CO dan H2O untuk senyawa yang mengandung C, H dan
O sedangkan untuk zat organic yang mengandung N maka akan menghasilkan
gas N2 (Chang, 1998)

Dalam hal pembakaran alkohol dengan oksigen maka akan terjadi


pemecahan alkohol membentuk CO2 dan air yang disertai dengan pembebasan
kalor. Besarnya kalor yang dibebaskan dapat ditentukan, misalnya pembakaran
metanol, dapat ditunjukkan oleh reaksi berikut:

2CH3OH (l) + 3O2 (g) 2 CO2 (g) + 4 H2O (l) + energi

Unsur-unsur karbon dan hidrogen, bila teroksidasi akan menghasilkan CO2


dan air, dan kalor pembentukannya adalah:

H2 (g) + ½ O2 (g) H2O (l) ΔH = -57,8 kkal/mol


C (s) + O2 (g) CO2 (g) ΔH = -94,4 kkal/mol

Kalor pembakaran negatif berarti bahwa untuk membentuk zat tersebut


disertai dengan pembebasan energi atau kalor. Dengan demikian maka pada
pembakaran alkohol akan banyak dihasilkan energi atau kalor. Deret normal
alkohol adalah deret alkohol yang tidak mempunyai rantai cabang, jadi dengan
kata lain semua alkohol jenis ini adalah alkohol primer yang tidak

1
memiliki rantai cabang. Sebagai contoh, metanol, etanol, n-propanol dan n-
butanol. Makin panjang rantai karbon makin besar kalor pembakarannya, dengan
kenaikan energi yang sebanding dengan kenaikan panjang rantainya.

Salah satu contoh senyawa organic yang dapat dioksidasi dan


menghasilkan kalor adalah senyawa golongan alkohol. Normal alkohol dengan
rantai alkil pendek sangat efektif sebagai bahan bakar alternative. Reaksi oksidasi
alkohol dengan oksigen menjadi air dan gas CO2 akan menghasilkan tenaga.
Besarnya kalor yang dihasilkan pada pembakaran alkohol menjadi unsur unsurnya
dan kemudian dari unsur unsur tersebut dengan oksigen terbentuk H 2O dan CO2
dapat ditentukan (Doga, 1990).
Deret alkohol normal adalah deret dari bentuk alkohol yang tidak
mempunyai rantai samping sama sekali, jadi semua alkohol ini merupakan
alkohol primer yang tidak berantai samping, misalnya methanol, etanol, butanol,
propanol, pentanol dan seterusnya (Keenan, 1996).
Kalor reaksi pembakaran dapat ditentukan. Jika kalor pembakaran
negative (delta H negative) berarti untuk membentuk zat tersebut akan
dikeluarkan tenaga atau panas sehingga pada pembakaran alkohol akan
menghasilkan banyak tenaga. Makin panjang rantai CH2 maka semakin besar
kalor pembakarannya, dengan suatu kenaikan tenaga yang seimbang (Chang,
1998).
Pengalaman menunjukkan bahwa kalor memainkan peranan penting dalam
menentukan tingkat reaksi kimia. Kalor dapat mempercepat reaksi dan
memperlambat reaksi lainnya. Hukum termodinamika sendiri tidak dapat
diturunkan atau dibuktikan. Hukum-hukum tersebut merupakan generalisasi yang
dihasilkan dari banyak pengalaman perilaku zat, seperti banyak bidang ilmu
pengetahuan lainnya. Termodinamika merupakan ilmu operasional yang
berhubungan dengan sifat-sifat makroskopik yang ada pada dasar yang dapat
diukur. Tujuan ilmu ini adalah memprediksi jenis-jenis proses kimia dan fisika
yang mungkin dan dalam kondisi yang bagaimana serta menghitung secara
kuantitatif sifat-sifat keadaan keseimbangan yang timbul pada saat proses
berlangsung (Oxtoby, 200).

2
Kalor pembakaran standar (delta hc) adalah kalor yang terjadi jika satu
mol zat bereaksi sempurna dengan oksigen pada keadaan standar (25 C, 1 atm).
Pembakaran sempurna etanol menghasilkan karbon dioksida dan air. Reaksi
kimia yang umum digunakan untuk menghasilkan energi adalah pembakaran,
yaitu suatu reaksi cepat antara bahan bakar denga oksigen yang disertai
terjadinya api. Bahan bakar utama dewasa ini adalah bahan bakar fosil, yaitu gas
alam, minyak bumi, dan batu bara. Bahan bakar fosil itu berasal dari pelapukan
sisa organisme, baik tumbuhan atau hewan. Pembentukan bahan bakar fosil ini
memerlukan waktu ribuan sampai jutaan tahun.

Besarnya entalphi pembakaran deret normal alkohol dapat ditentukan


dengan menggunakan azas black yang menyatakan bahwa jumlah kalor yang
dihasilkan sama dengan jumlah kalor yang diserap :

Untuk menghitung kalor pembakaran deret dapat menggunakan rumus :

Dengan menggunakan asas


Black, diperoleh: (G1/Mr)
ΔHc = W(T2-T1) + G2. Cp
(T2-T1) Keterangan:

- G1 : massa alkohol yang terbakar

- G2 : massa akuades yang dipanaskan

- Mr : massa molekul relatif al,kohol

- ΔH : kalor pembakaran alokohol

- W : harga air dari bejana didih

- Cp : kalor jenis air pada suhu percobaan

- (T2-T1) : selisih suhu akuades mula-mula dengan sesudah

Percobaan

3
Etanol merupakan zat cair, tidak berwarna, berbau spesifik, mudah
terbakar dan menguap, dapat bercampur dalam air dengan segala perbandingan.
Secara garis besar penggunaan etanol adalah sebagai pelarut untuk zat organik
maupun an organik, bahan dasar industri asam cuka, ester, spirtus, asetaldehid,
antiseptik topical dan sebagai bahan baku pembuatan eter dan etil ester
(D.R.Endah, 2007).

Metanol merupakan bentuk Alkohol paling sederhana. Fungsi Metanol


yang telah banyak digunakan pada berbagai industri adalah untuk anti beku,
pelarut, bahan bakar, dan sebagai bahan baku untuk etanol. Fungsi lainnya juga
dapat ditemukan pada proses produksi biodiesel dengan reaksi
Transesterification. Metanol dan Gliserol sebagai sacrificial agent dalam
produksi Hidrogen telah diteliti oleh beberapa penulis. Metanol adalah salah satu
yang terbaik dalam membantu produktivitas produksi Hidrogen Sementara
Gliserol merupakan sacrificial agent yang potensial untuk digunakan karena
diprediksi kuantitasnya yang akan semakin banyak dalam beberapa waktu ke
depan secara lebih spesifik, penggunaan Metanol dalam produksi Hidrogen
ditemukan hampir dua kali lebih besar dibandingkan dengan Gliserol
(Kustiningsih, 2015).

4
BAB II

ISI

2.1 Alat dan Bahan


- Alat

Gelas Beaker Neraca Analitik

Statif
Termometer

5
Kaki tiga dan alas
Lampu Kosong

- Bahan
Metanol
Etanol
Propanol
Butanol
Aquadest

2.2 Prosedur Kerja

Timbang bejana Timbang lampu Nyalakan lampu


didih, kemudian isi kosong, kemudian pembakaran
bejana dengan isi lampu dengan dibawah bejana
aquadest 200 mL propanol (100 mL) didih, aduk dan
kemudian timbang sebagai standar lihat suhu sampai
lagi lalu timbang 70◦C

Ulangi percobaan
Catat setiap data Padamkan lampu
diatas dengan
yang diperoleh dari kemudian timbang
mengambil alkohol
praktikum ini kembali
lain
6
2.3 Data Pengamatan

Dari hasil praktikum yang dilakukan diperoleh data sebagai berikut :

Massa beaker Massa beaker Massa lampu Massa lampu + Massa lampu
Zat kosong + aquadest kosong zat awal + zat akhir

(gram) (gram) (gram) (gram) (gram)

1. Propanol 130,349 230,460 152,843 229,331 157,057

2. Metanol 130,078 230,078 125,174 201,913 195,275

3. Etanol 124,174 223,848 125,674 206,836 199,251

4. N-Butanol 129,975 223,848 129,395 207,512 201,675

Reaksi – reaksi :

 Metanol : 2CH3OH(l) + 3O2(g) → 2CO2(g) + 4H2O(l)


 Etanol : C2H5OH(l) + 3O2(g) → 2CO2(g) + 3H2O(l)
 Propanol : 2C3H7OH(l) + 9O2(g) → 6CO2(g) + 8H2O(l)
 Butanol : C4H9OH(l) + 6O2(g) → 4CO2(g) + 5H2O(l)

Perhitungan :

ΔHc = 536,0 kkal/mol

Cp = 1kal/g◦C = 3,6 x 10-3 kkal/kg K

Mencari W =

(G1/Mr) ΔHc = W (T2 – T1) + G2 .Cp (T2 – T1)

(76,488 gram / 60 gram) x (536,0 kkal/mol) = W(314 K) + 100,111gram . 3,6x10-3

kkal/gram K (314 K)

7
683 kkal = W (314 K) + 113,165 kkal

(683 – 113,165) kkal = W (314 K)

-569,835 = W (314 K)

W = -1,814 kkal/K

- Metanol

(G1/Mr) ΔHc = W (T2 – T1) + G2 .Cp (T2 – T1)

(76,744 gram / 32 gram) ΔHc = -1,814(320 K)+100 gram . 3,6x10-3

kkal/gram K (320 K)

2,4 x ΔHc = -1,814 (320 K) + 115,2 kkal

2,4 x ΔHc = -465,28

ΔHc = -193,86 kkal/mol

- Propanol

(G1/Mr) ΔHc = W (T2 – T1) + G2 .Cp (T2 – T1)

(76,488 gram / 60 gram) ΔHc = -1,814 (314 K) + 100,111gram .

3,6 x10-3 kkal/gram K (314 K)

1,275 x ΔHc = -1,814 (314 K) + 113,165 kkal

1,275 x ΔHc = -456,4

ΔHc = -357,96 kkal/mol

- Etanol

(G1/Mr) ΔHc = W (T2 – T1) + G2 .Cp (T2 – T1)

(99,674 gram / 46 gram) ΔHc = -1,814 (314 K) + 99,674 gram .

8
3,6 x10-3 kkal/gram K (314 K)

2,167 x ΔHc = -1,814 (314 K) + 112,671 kkal

2,167 x ΔHc = -456,92

ΔHc = -210,85 kkal/mol

- Butanol

(G1/Mr) ΔHc = W (T2 – T1) + G2 .Cp (T2 – T1)

(93,873 gram / 74 gram) ΔHc = -1,814 (321 K) + 93,873 gram .

3,6 x10-3 kkal/gram K (321 K)

1,268 x ΔHc = -1,814 (321 K) + 108,479 kkal

1,268 x ΔHc = -473,815

ΔHc = -373,67 kkal/mol

Grafik ΔHc dan Mr kalor pembakaran

ΔHc dan Mr
1000

800

600

400

200

0
20 40 60 80

MR ΔHc

9
Mr ΔHc
32 193,86
46 210,85
60 357,96
74 373,67

2.4 Pembahasan

Pada praktikum kali ini akan dibahas mengenai pembakaran deret normal
alkohol. Kalor pembakaran adalah kalor yang dilepaskan atau diserap oleh
pembakaran 1 mol unsur atau senyawa. Pada proses pembakaran ini melibatkan
alkohol dan O2 dari udara dan akan dihasilkan karbon dioksida (CO 2) dan uap air
(H2O). Didalam prosesnya akan terjadi reaksi eksoterm (pelepasan kalor dari
sistem ke lingkungan) dengan nilai perubahan entalphi selalu negatif. Sedangkan
deret alkohol normal adalah deret dari bentuk alkohol yang tidak mempunyai
rantai samping sama sekali. Dalam praktikum ini alkohol yang digunakan adalah
etanol, butanol, methanol dan propanol.

Langkah pertama yang dilakukan dalam praktikum ini adalah menyiapkan


bahan yang diperlukan kemudian memahami prosedur kerja. Dalam praktikum ini
banyak sekali melakukan proses penimbangan karena berat sebelum dan sesudah
praktikum sangat diperhatikan dan diperlukan untuk kebutuhan menghitung
entalphi pembakaran.

Proses yang dilakukan adalah memanaskan aquadest dengan masing


masing alkohol, proses pemanasan dilakukan sampai aquadest mendidih setelah
itu pemanasan dihentikan. Sebelum dan sesudah pemanasan aquadest dan alkohol
di dalam bunsen ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui perubahannya
(berapa alkohol yang dibutuhkan dalam proses mendidihkan aquadest).

Dari praktikum ini dihasilkan data bahwa urutan ΔHc dari masing alkohol
dimulai dari etanol kemudian metanol kemudian propanol dan yang terakhir
adalah butanol. Salah satu hal yang mempengaruhi hal ini adalah jumlah dari CH 2

10
dari masing masing alkohol. Semakin pendek struktur dari alkohol tersebut makan
akan semakin mudah menguap, sehingga ΔHc yang dihasilkan semakin kecil.
Grafik yang dihasilkan dari data juga menunjukkan peningkatan yang sebanding
dengan jumlah Mr.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa :
1. Kalor pembakaran yang digunakan yaitu etanol, metanol, propanol dan
butanol
2. Aquadest yang dipanaskan sebanyak 200 mL
3. ΔHc etanol = 193,86
4. ΔHc metanol = 210,85
5. ΔHc propanol = 357,96
6. ΔHc butanol = 373,67
7. Urutan pembakaran adalah etanol, metanlol, propanol, butanol
3.2 Saran

Untuk praktikum selanjutnya diharapkan dapat menyiapkan bahan dari


jauh jauh hari agar tidak menghambat praktikum (membuang buang waktu
praktikum).

DAFTAR PUSTAKA

Chang,Raymond. (1998). Kimia dasar II Jilid 3. Erlangga : Jakarta.

11
D.R.Endah., Sperisa.D., Adrian.N., Paryanto., (2007). Pengaruh Kondisi
Fermentasi Terhadap YIELD etanol pada pembuatan bioethanol dari pati
garut. Jurnal Teknik Kimia,Vol 10(II).

Doga.S. (1990). Kimia Fisik dan soal-soal. UI-Pres : Jakarta.

Keenan . (1996). Kimia untuk universitas. Erlangga : Jakarta.

Kustiningsih, Indar., Haryadi.W., Slamet. (2015). studi produksi hidogen


Mengunakan fotokatali Pt (1%) Titawa nanotube dengan sactifical
agentmetanol dan gliseron. jurnal konversi, Vol 4(1)

LAMPIRAN

12
13
14

Anda mungkin juga menyukai