Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

KALOR PEMBAKARAN ALKOHOL

Dosen Pengampu:
Zahrotul Azizah, S.T.,M.T

Oleh:
Bahauddin alqostolani
NIM.13422001

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SIDOARJO
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugerahkan banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun laporan praktikum
Kimia Organik ini dengan baik. Laporan ini berisi tentang kalor pembakaran alkohol
dengan menggunakan larutan metanol.

Laporan ini kami susun secara cepat dengan bantuan dan dukungan berbagai pihak
di antaranya; kakak khilyatul afkar, S.T. dan teman-teman teknik kimia angkatan
2022.Oleh karena itu kami sampaikan terima kasih atas waktu, tenaga dan pikirannya yang
telah diberikan.

Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari bahwa hasil laporan praktikum ini
masih jauh dari kata sempurna. Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata Semoga laporan
praktikum ini dapat memberikan manfaat untuk kami khususnya, dan masyarakat
Indonesia umumnya

Sidoarjo 20 Oktober 2023

ii
penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................iii
KALOR
PEMBAKARAN.....................................................................................................................
...............1
A. Landasan teori.....................................................................................................1
B. Tujuan..................................................................................................................2
C. Prosedur percobaan............................................................................................2
D. Hasil dan pembahasan........................................................................................3
SIMPULAN...........................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA

iii
KALOR PEMBAKARAN ALKOHOL
A. Landasan teori
Kalor pembakaran suatu zat adalah kalor yang dibebaskan apabila suatu zat dibakar
sempurna dengan menggunakan oksigen. Dalam hal pembakaran alkohol dengan oksigen
maka akan terjadi pemecahan alkohol membentuk CO 2 dan H2O yang disertai dengan
pembebasan energi/kalor. Besarnya kalor yang dibebaskan dapat ditentukan, misalnya
pembakaran metanol, dapat ditunjukkan oleh reaksi berikut:

2 CH3OH(l) + 3 O2(g) → 2 CO2(g) + 4 H2O(l) + energi

Unsur-unsur karbon dan hidrogen, bila teroksidasi akan menghasilkan CO 2 dan air, dan
kalor pembentukannya adalah:

H2(g) + ½ O2(g) → H2O(l) ΔH = -57,8 kkal/mol

C(s) + O2(g) → CO2(g) ΔH = -94,4 kkal/mol

Kalor pembakaran negatif berarti bahwa untuk membentuk zat tersebut disertai dengan
pembebasan energi atau kalor, maka pada pembakaran alkohol akan banyak dihasilkan energi
atau kalor. Deret normal alkohol adalah deret alkohol yang tidak mempunyai rantai cabang,
jadi dengan kata lain semua alkohol jenis ini adalah alkohol primer yang tidak memiliki rantai
cabang. Sebagai contoh, metanol, etanol, n-propanol dan n-butanol. Makin panjang rantai
karbon makin besar kalor pembakarannya, dengan kenaikan energi yang sebanding dengan
kenaikan panjang rantainya.

Dengan menggunakan asas Black,


diperoleh: (m1/Mr) ∆Hc = (W × ∆T) + (m2 ×
c × ∆T) dimana
∆Hc : Kalor pembakaran alkohol
m1 : massa alkohol yang terbakar
m2 : massa akuades yang dipanaskan
∆T : Perubahan suhu (T2-T1)
W : harga air dari bejana didih
C : kalor jenis air pada suhu percobaan (4,18 J/gramoC)
Mr : massa molekul relatif alkohol

1
Berdasarkan kalor pembakaran metanol yang telah diketahui (ΔHc = -239,0 kJ/mol),
selanjutnya dapat ditentukan harga kalor pembakaran anggota alkohol yang lain. Berdasarkan
kalor pembakaran metanol tentukan harga air bejana didih (W). 1

B. Tujuan

Menetukan kalor pembakaran deret normal alkohol.

C. Prosedur percobaan
1. Alat dan bahan

Alat: Bahan:

- hotplet - Metanol

- Gelas beaker - Etanol


- Termometer

- Neraca analitik

2. Prosedur

1. Cuci dan keringkan alat -alat yang akan digunakan. Timbang bejana didih,
kemudian isi bejana dengan akuades sebanyak 100 mL pada suhu kamar dan
timbang bejana yang berisi akuades ini, sehingga akan diketahui massa
akuades. Catat suhu kamar (T1) dan massa akuades (m2).
2. Timbang labu kosong, kemudian isilah labu dengan metanol sebagai standar
dan timbang lampu yang berisi metanol ini, sehingga akan diketahui massa
metanol mula-mula.
3. Nyalakan labu pembakaran di bawah bejana didih, aduk bejana yang berisi
akuades dengan termometer sambil dilihat sampai suhunya naik 100 oC. Catat
suhu ini (T2).
4. Padamkan labu, kemudian lampu ditimbang kembali. Dari sini akan diketahui
banyaknya metanol yang terbakar (m 1), yaitu selisih antara massa sebelum
lampu dinyalakan dengan massa sesudah lampu dipadamkan nyalanya.

1
modul_praktikum_kimia_fisika_2023_program_studi_teknik_kimia_UNUSIDA

2
5. Ulangi percobaan di atas dengan mengambil alkohol yang lain, yaitu etanol.

D. Hasil dan pembahasan

Dalam praktikum kali ini kami akan melakukan penentuan kalor pembakaran
terhadap alkohol. Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk
senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil(-OH) yang terikat pada
atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon
lain2. Untuk menentukan kalor pembakaran kami melakukan uji coba dengan cara
menjadikan alkohol sebagai bahan bakar pemanasan aquades.
Kalor pembakaran suatu zat adalah kalor yang dibebaskan apabila suatu zat
dibakar sempurna dengan menggunakan oksigen. Dalam hal pembakaran alkohol dengan
oksigen maka akan terjadi pemecahan alkohol membentuk CO 2 dan H2O yang disertai
dengan pembebasan energi/kalor. Besarnya kalor yang dibebaskan dapat ditentukan,
misalnya pembakaran metanol, dapat ditunjukkan oleh reaksi berikut:

2 CH3OH(l) + 3 O2(g) → 2 CO2(g) + 4 H2O(l) + energi

Unsur-unsur karbon dan hidrogen, bila teroksidasi akan menghasilkan CO 2 dan


air, dan kalor pembentukannya adalah:

H2(g) + ½ O2(g) → H2O(l) ΔH = -57,8 kkal/mol

C(s) + O2(g) → CO2(g) ΔH = -94,4 kkal/mol

Kalor pembakaran negatif berarti bahwa untuk membentuk zat tersebut disertai
dengan pembebasan energi atau kalor, maka pada pembakaran alkohol akan banyak
dihasilkan energi atau kalor. Deret normal alkohol adalah deret alkohol yang tidak
mempunyai rantai cabang, jadi dengan kata lain semua alkohol jenis ini adalah alkohol
primer yang tidak memiliki rantai cabang. Sebagai contoh, metanol, etanol, n-propanol
dan n-butanol. Makin panjang rantai karbon makin besar kalor pembakarannya, dengan
kenaikan energi yang sebanding dengan kenaikan panjang rantainya.

Dengan menggunakan asas Black,


diperoleh: (m1/Mr) ∆Hc = (W × ∆T) +
(m2 × c × ∆T) dimana
2
Admojo, F. T. (2020). Klasifikasi Aroma Alkohol Menggunakan Metode KNN. Indonesian Journal of
Data and Science, 1(2), 34-38.

3
∆Hc : Kalor pembakaran alkohol
m1 : massa alkohol yang terbakar
m2 : massa akuades yang dipanaskan
∆T : Perubahan suhu (T2-T1)
W : harga air dari bejana didih
C : kalor jenis air pada suhu percobaan (4,18 J/gramoC)
Mr : massa molekul relatif alkohol
Berdasarkan kalor pembakaran metanol yang telah diketahui (ΔHc = -239,0 kJ/mol),
selanjutnya dapat ditentukan harga kalor pembakaran anggota alkohol yang lain.
Berdasarkan kalor pembakaran metanol tentukan harga air bejana didih (W).

Langkah awal yang kami lakukan adalah menimbang bejana didih yang
digunakan sebagai wadah aquades yang akan dijadikan sebagain larutan yang
dipanaskan. Kami menggunakan aquades sebanyak 50 ml. Setalah menimbang
aquades dan diketahui bahwasannya massa aquades 50 ml ada 50g kami mencatatnya
sebagai m2 atau massa aquades, kemudian kami mencatat suhu kamar dapa aquades
dan didapatkan suhu kamar sebesar 26°C (T1).

Gambar 1. 1 penimbangan aquades

4
Gambar 1. 2pemansan aquades

Sebelum menuju langkah ke dua kami memanaskan terlebih dahulu aquades


yang sudah ditimbang diatas hotplet dengan suhu 300°C, setelah menunggu beberapa
saat dan didapati bahwasannya suhu mencapai 100°C kami menuju langkah ke dua.
Langkah kedua yang kami lakukan adalah menimbang larutan metanol sebanyak 50ml
dan didapatkan hasil/massa seberat 36,26g setelah mendapatkan massa alkohol mula-
mula(m1) kami memanaskan metanol di atas hotplet dengan menggunakan suhu
300°C

Gambar 1. 3 pengukuran massa mula-mula metanol

5
Gambar 1. 4suhu hotplet

Gambar 1. 5 proses pemanasan

Setelah dipanaskan kami menunggu beberapa saat sampai larutan alkohol


mendidih dan kami mengukur suhu alkohol yang mendidih dengan termometer dan
didapati suhu sebesar 65°C dan mencatatnya sebagai suhu akhir metanol (t2). Setelah
melakukakn pemanasan sampai metanol mendidih dan telah diukur suhunya
kemudian kami menimbang berapa berat metanol yang telah dipanaskan dan didapati
massa sebesar 31,9 g. setelah melakukan langkah diatas kami menghitung kalor
pembakaran menggunakan rumus yang sudah ada yakni:

(m1/Mr) ∆Hc = (W × ∆T) + (m 2 ×


c × ∆T) dimana :
∆Hc : Kalor pembakaran alkohol
m1 : massa alkohol yang terbakar
m2 : massa akuades yang dipanaskan
∆T : Perubahan suhu (T2-T1)
6
W : harga air dari bejana didih
C : kalor jenis air pada suhu percobaan (4,18 J/gramoC)
Mr : massa molekul relatif alkohol
Perhitungan yang kami lakukan adalah sebagai berikut:

(m1/Mr) ∆Hc = (W × ∆T) + (m2 × c × ∆T)

(m1/Mr) ∆Hc = (W x ∆T)+(m2 x c x ∆T)

W= (m1/Mr) ∆Hc - (m2 x c x ∆T)

W= ((36,26-31,9)/32))(-239) – (50x4,18x35)/35

=(4,36/32)(-239)-7,315/35

= -32,56 - 7,315/ 35

= -7347,56//35

= -209,93 J/kal.

Setelah melakukan perhitungan, maka didapatkan nilai kalor pembakaran


sebesar -209,93j/kal.

KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan dapat disimpulkan bahwasannya kalor
pembakaran yang dihasilkan adalah -209,93 J/kal. Hasil ini didapatkan dengan
menggunakan suhu 300°C pada hotplet

DAFTAR PUSTAKA

modul_praktikum_kimia_fisika_2023_program_studi_teknik_kimia_UNUSIDA
Admojo, F. T. (2020). Klasifikasi Aroma Alkohol Menggunakan Metode KNN. Indonesian Journal of
Data and Science, 1(2), 34-38.

Anda mungkin juga menyukai