disusun oleh:
Nuzila Rif’atul Himah
NIM: 20106030012
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan secara jujur bahwa laporan yang saya buat ini
adalah hasil kerja sendiri, tidak menjiplak hasil kerja orang lain dan atau tidak memanipulasi
data. Jika terbukti ada hal-hal sebagai hasil menjiplak karya orang lain dan atau memanipulasi
data, maka saya siap menerima sanksi yang semestinya.
Yang menyatakan.
2
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
A. Tujuan Praktikum............................................................................................................................4
B. Dasar Teori......................................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................6
METODE KERJA...................................................................................................................................6
A. Alat dan Bahan...................................................................................................................................6
B. Cara Kerja.......................................................................................................................................6
BAB III.......................................................................................................................................................9
HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................................................................11
E. Hasil Pengamatan..............................................................................................................................11
F. PEMBAHASAN...............................................................................................................................13
BAB IV PENUTUP...................................................................................................................................15
G. KESIMPULAN................................................................................................................................15
H. SARAN............................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................16
LAMPIRAN…………………………………...…………………………………………………18
3
BAB I PENDAHULUAN
A.Tujuan Praktikum
B. Dasar Teori
Energi kimia adalah energi yang terkandung dalam setiap unsur atau senyawa. Satuan
energi kimia biasanya dinyatakan dalam joule, kalor, dll. Ilmu yang mempelajari hubungan antara
energi kimia dan energi panas disebut termokimia.(Sudarjo 2010) Hukum kekekalan energi
disebut juga hukum pertama termodinamika.
Reaksi atau proses yang menjadi pusat perhatian adalah sistem . Segala sesuatu di sekitar
sistem, yaitu segala sesuatu yang berinteraksi dengan sistem, adalah lingkungan (Sulni 2019).
Metode pengukuran kalor reaksi dengan kalorimeter disebut kalorimetri. Kalorimeter adalah
suatu sistem yang terisolasi (tidak terjadi pertukaran materi atau energi dengan lingkungan di luar
kalorimeter).(Fajar, 2009)
Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur panas yang dilepaskan
selama pembakaran sempurna (melalui O2) senyawa, makanan, dan bahan bakar (2013, bk.
Subhan) Serangkaian sampel ditempatkan dalam tabung yang diperkaya oksigen direndam
dalam media endotermik (kalorimeter), dan sampel dibakar dengan api listrik dengan kawat
logam yang terhubung ke tabung. Menggunakan kalorimeter bom, yaitu alat untuk mengukur
jumlah kalor (kalor) yang dilepaskan oleh suatu senyawa selama pembakaran sempurna. (Hesti
Nikmah 2018).
Dengan mengukur kenaikan suhu kalorimeter, kita dapat menggunakan rumus untuk
menentukan kalor yang diserap oleh air dan kalorimeter yaitu:
qair = m x c x
qbom = C x
dengan, q = jumlah kalor
4
m = massa air (larutan) di dalam kalorimeter
c = kalor jenis air (larutan) di dalam kalorimeter
C = kapasitas kalor dan bom kalorimeter
= kenaikan suhu larutan (kalorimeter)
Karena tidak melepaskan kalor ke lingkungan, kalor reaksi sama dengan kalor yang
diserap air (larutan) dan biomassa, tetapi tanda berbeda.
qreaksi = - (qair + qbom)
Kalorimeter bom terdiri dari tabung baja tebal dengan penutup tertutup, sejumlah zat
yang akan diuji dalam wadah platinum, dan wadah "spiral besi" (juga dibakar) yang diketahui
beratnya dalam komposisi wadah platinum. Menempel pada zat yang akan diuji. (Andhany,
2016).
Perubahan suhu (∆T) kalorimeter yang disebabkan oleh reaksi sebanding dengan energi
yang dilepaskan atau diserap. Oleh karena itu, dengan mengukur T, kita dapat menentukan q
sehingga U diketahui. Konversi dari T ke q tidak lepas dari kapasitas kalor Cv kalorimeter. Cv
adalah rasio antara energi yang diberikan sebagai panas dan kenaikan suhu yang disebabkan oleh.
(Lestari, 2013)
qv = Cv × ∆T
Kalor (Q) adalah proses perpindahan energi dari suatu zat ke zat lain yang disertai dengan
perubahan suhu. (Adit Suganda, 2009) . Besarnya energi kalor (Q) yang diperlukan untuk
menaikkan suhu suatu zat sebanding dengan perubahan suhu dan kapasitas kalor zat tersebut, dan
rumusnya adalah sebagai berikut
Q = mc∆T
proses pembakaran adalah reaksi kimia (oksidasi) secara cepat antara udara dan suatu
bahan bakar disertai dengan pembangkitan panas dan cahaya. Pada dasarnya proses
pembakaran aterjadi apabila ada bahan bakar, udara yang cukup serta adanya sumber
kalor. Hamblang (2016)Unsur yang mudah terbaka Hal yang harus diperhatikan untuk
mengontrol suatu proses pembakaran, yaitu :
1. Temperatur
Temperatur yang digunakan dalam pembakaran yang baik harus cukup untuk
menyalakan dan mempertahankan suatu pembakaran.
2. Turbulensi
Turbulensi adalah suatu keadaan yang terjadi akibat perbedaan tekanan dan temperatur.
3. Waktu
Waktu yang cukup agar pembakaran sempurna dapat tercapai.r dalam setiap bahan bakar ialah
karbon, hidrogen dan sulfur.
5
BAB II
METODE KERJA
B. Cara Kerja
1 gr Asam benzoat
Ditimbang,
Massa Asam benzoat
dikurangi massa
6
Kawat Pembakar
Ditambahkan
Gas Oksigen
Tekanan 15 atm
Bom calorimeter
Dimasukkan ke
Air kran 1,25 L
dalam bak
Pengaduk
Dinyalakan dan
dibiarkan T1 Konstan
Tekan sakelar
T2 Konstan pembakar 3 detik
7
Dibuang Bom Kalorimeter
dibongkar
Panjang kawat nikel
tidak terbakar
1 gr Naftalena
Pelet Naftalena
Kawat nikel 10 cm
Ditimbang,
dikurangi massa 8
Massa Naftalena
Massa Naftalena
9
Bom Kalorimeter
Bom Kalorimeter
Ditambahkan Gas
Tekanan 15 atm
Oksigen
Pengaduk
Di
Dinyalakan
dan Dibiarkan T1 Konstan
10
Dibuang Bom Kalorimeter
dibongkar
kalor pembakaran
volume konstan
11
BAB III
E. Hasil Pengamatan
T1 : 28,35 ˚C
T2 : 33,07 ˚C
Pengolahan data :
b. Berdasarkan literatur, kalor pembakaran kawat nikel per 1 cm yaitu sebesar 2,3
kal/cm. Maka, qkoreksi kawat nikel yaitu sebesar 11,5 kal
c. Panas pembakaran sistem pada volume tetap (qv) merupakan qasam benzoat
ditambah qkoreksi, hasilnya sebesar 6.329,5 kal
d. Berdasarkan data yang ada, dengan menggunakan rumus q = CΔT, diperoleh data
bahwa kapasitas kalor (C) sebesar 1.340,9 kal/℃
T1 : 29,01 ˚C
T2 : 36,12 ˚C
12
Pengolahan data :
a. Berdasarkan data dari percobaan 1, panas pembakaran sistem pada volume tetap
(qv) diperoleh nilainya sebesar 9533,799 kal
b. Berdasarkan literatur, kalor pembakaran kawat nikel per 1 cm yaitu sebesar 2,3
kal/cm. Maka, qkoreksi kawat nikel yaitu sebesar +11,5 kal
d. qnaftalena yang diperoleh sebesar 9.522,229 kal/g = 39.993 J/g = 5.119 kJ/mol Karena pada
percobaan ini reaksinya merupakan reaksi eksotermik, maka qnaftalena = -5.119 kJ/mol
13
F. PEMBAHASAN
Selama percobaan, Kalorimeter ditutup rapat dan ditunggu hingga suhu konstan
agar suhu homogen dan menjadi stabil. Pada proses ini,air dimasukkan ke dalam Kalorimeter
untuk menstabilkan suhu dalam system sehingga panas dalam system tertutup merata pada
seluruh sisi Kalorimeter. Dalam penentuan kalor pembakaran naftalena pada volume
konstan,dilakukan dengan cara menentukan nilai perubahan entalpi pembakaran dari naftalena.
Persamaan reaksi untuk pembakaran naftalena adalah :
Jadi pada percobaan ini tidak ada kerja yang diberikan atau dihasilkan oleh system
karena volume awal dan volume akhir selama proses reaksi nilainya sama dan tidak mengalami
perubahan sehingga diperoleh ∆ V adalah 0 (nol). Oleh karena itu,semua kalor yang diberikan
diubah menjadi energi dalam (∆ U ¿ sistem.Sehingga pada system volume konstan,perubahan
energi dalam(∆U ) sama dengan kalor yang bekerja pada sistem. Dalam termodinamika, dikenal
adanya kerja, kalor, dan energi yang merupakan dasar konsep termodinamika. Didapatkan
rumus kerja yaitu w = -PΔV
Pada ΔV merupakan perubahan volume. Apabila suatu sistem memiliki volume yang konstan,
maka sistem tidak melakukan kerja (w=0), sehingga perubahan energi dalamnya hanya
dipengaruhi oleh kalor (ΔU = qv) karena proses ini berlangsung secara eksotermis dan pada
volume konstan, maka besarnya perubahan energi dalam sama dengan besarnya kalor yang
dilepaskan yaitu 5119 kJ/mol.
14
nilai C sebesar 1340,9 cal/˚C. Nilai kapasitas kalor tersebut selanjutnya digunakan untuk
menentukan kalor pembakaran naftalena. Naftalena yang akan ditentukan kalor pembakarannya
dibakar dengan kondisi sama dengan pembakaran asam benzoat, yaitu menggunakan kalorimeter
bomb pada volume tetap, kemudian diukur perubahan temperaturnya. Dengan menggunakan
rumus q = CΔT, dengan C merupakan kapasitas kalor yang nilainya ditentukan dengan
membakar zat standar asam benzoat, diperoleh nilai kalor pembakaran naftalena sebesar
9533,799 kal/˚C. Pada proses penentuan kalor pembakaran naftalena ini perlu dilakukan koreksi
karena terdapat kalor yang dilepaskan akibat pembakaran kawat nikel. Kawat nikel yang terbakar
pada proses pembakaran naftalena adalah sepanjang 5 cm, dengan kalor pembakaran kawat nikel
per 1 cm yaitu sebesar 2,3 kal/cm, maka qkoreksi kawat nikel yaitu sebesar 11,5 cal. Setelah
didapatkan hasil qkoreksi, diperoleh hasil qnaftalena real untuk pembakaran 1 gram naftalena,
yaitu sebesar 9.522.229 Kal /g atau 5.119 kj/mol.
15
BAB IV PENUTUP
G. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan Panas Pembakaran Naftalena yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa :
1. Perubahan energi yang menyertai suatu reaksi kimia dalam percobaan ini berkaitan
dengan kalor dan perubahan energi dalam. Dlam percobaan pembakaran naftalena
perubahan energi dalam (∆ U) sistem sama dengan kalor yang bekerja pada sistem
mengingat energi dalam (∆ U ¿ pada sistem hanya berubah jika reaksi kerja (w) atau kalor
(g) yang menyertai,sedangkann pada percobaan ini sistem tidak melakukan kerja karena
volume sistem konstan sehingga perubahan energi dalam (∆ U ) pada volume hanya
dipengaruhi oleh kalor 1 panas.dan juga besarnya perubahan energi pada suatu reaksi
kimia dapat ditentukan melalui dua cara, yaitu isobarik (ΔP = 0) dan isokhorik (ΔV = 0).
2. Perubahan energi dalam sistem (∆ U) pembakaran asam benzoat sebesar - 6.329,5 kal.
Perubahan energi dalam sistem (∆ U ¿pada pembakaran naftalena sebesar -9.533,799 kal
3. Kalor pembakaran naftalena (qnaftalena) yang diperoleh yaitu sebesar 5.119 kJ/mol
H. SARAN
1. Untuk Praktikum ini menyarankan di perlihatakan video Alat bom Kalorimeter hingga cara kerja
mesin bom Kalorimeter berlangsung.
1. Untuk Materi dan data yang diberikan sudah cukup lengkap, namun praktikan diharapkan mengolah
data tersebut dengan benar dan teliti.
16
DAFTAR PUSTAKA
Adit Suganda, A. S. (2009). Praktis Belajar Fisika 1 (Vol. Vol2). Pusat Perbukuan
Andhany, B. (2016). Kinerja Bom Kalorimeter Pada Pengukuran Nilai Kalor Biosolar. Undip
Bambang Herlambang. (2016). Modifikasi Sebuah Prototipe Kalorimeter Bahan Bakar (Bomb
Calorimetry) ) Untuk Meningkatkan Akurasi Pengukuran Nilai Kalor Bahan Cair. Vol.1.
Hesti Nikmah Safitri. (2018). Pengembangan Alat Praktikum Kalorimeter Bom pada Pokok
Lestari, F. P. (2013). Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Studi Kimia (S1) dan mencapai gelar Sarjana Sains. 74.
Sulni. (2019). Reaksi Eksoterm dan Endoterm. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 30.
17
LAMPIRAN
a. Data yang diperoleh, diketahui:
Massaasam benzoat = 1 g Massa naftalena = 1 g
T1 = 28,35 ˚C T1 = 29,01℃
T2 = 33,07 ˚C T2 = 36,12 ℃
Panjang kawat terbakar = 5 cm Panjang kawat terbakar = 5 cm
qasam benzoat = 6.318 kal/g q kawat nikel = 2,3 kal/cm
Massanaftalena = 1 g
1.Penetuan kapasitas panas kalorimeter (C)
a. Berdasarkan literatur, qasam benzoat per 1 gram yaitu 6.318 cal/gram. Maka , qasam benzoat
totalnya yaitu 6.318 cal.
q asam benzoat = ∆ Hc asam benzoat x massa as. Benzoate
= 6.318 kal/gram x 1 gram
= 6.318 kal
b. Berdasarkan literatur, kalor pembakaran kawat nikel per 1 cm yaitu sebesar 2,3 kal/cm. Maka,
qkoreksi kawat nikel yaitu sebesar 11,5 cal
q koreksi = ∆ Hc kawat nikel x l
= +2,3 kal/cm x 5 cm
= + 11,5 kal
c. Panas pembakaran sistem pada volume tetap (qv) merupakan qasam benzoat ditambah
qkoreksi, hasilnya sebesar 6.329,5 kal
qv = q asam benzoat + q koreksi
= 6.318 kal + 11,5 kal
= 6.329,5 kal
d.Berdasarkan data yang ada, dengan menggunakan rumus q = CΔT, diperoleh data bahwa
kapasitas kalor (C) sebesar 1.340,9 kal/℃
qv 6.329,5 kal 6.329,5 kal
Cv = = = = 1.340,9 kal/℃
∆T (33,07 ℃−28,35 ℃) 4,72℃
18
2.Penentuan kalor pembakaran naftalena (qnaftalena)
a. Berdasarkan data dari percobaan 1, panas pembakaran sistem pada volume tetap (qv)
diperoleh nilainya sebesar 9533,799 kal
q naftalena = C.∆T
= 1340,9 kal/℃ x (36,12 – 29,01 ) cm
= 1340,9 x 7,11
= 9533,799 kal
b. Berdasarkan literatur, kalor pembakaran kawat nikel per 1 cm yaitu sebesar 2,3 kal/cm. Maka,
qkoreksi kawat nikel yaitu sebesar +11,5 kal
qkoreksi =∆ Hc kawat nikel x l
= +2,3 kal x 5 cm
= +11,5 cal
c. Panas pembakaran naftalena (qnaftalena) total sebanyak 1 gram merupakan qv dikurangi
qkoreksi, hasilnya sebesar 9.522,299 kal
q naftalena total = qv - q koreksi
=9.533,799 – (+ 11,5)
=9.522,299 cal
d. qnaftalena yang diperoleh sebesar 9.522,229 kal/g = 39.993 J/g = 5.119 kJ/mol Karena pada
percobaan ini reaksinya merupakan reaksi eksotermik, maka qnaftalena = -5.119 kJ/mol
q naftalena real = 9533,799 – ( 5 x 2,3 kal/gr)
= 9533,799 – 11,5
= 9522,299 kal
= 9522,481 x 4,2
= 39,993 J = untuk pembakaran 1 gram naftalena
Untuk 1 mol naftalena = 39,993g/0,0078125 mol
= 1/0,078125 x 39,993
=5.119 Kj/mol
= -5.119 Kj/mol (bertanda negatif karena prosesnya berlangsung eksotermis )
e. Karena pada volume tetap ΔU = qv, maka ΔU = -9.533,799 kal
∆U = qv + p.∆v
∆U = qv + P.0
∆U = qv = -9.533,799 kal
19