Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

PRAKTIKUM TERMODINAMIKA KIMIA


Percobaan : I
Bom Kalorimeter
Pelaksanaan Praktikum
Hari : Selasa Tanggal : 26 September 2017 Jam: 13.00-16.30

Oleh :
Afil Qurrota A’yuni
NRP : 1211640000044

Dosen Pembimbing : Dr. Hendro Juwono, M.Si. (196106061988031001)


Asisten Pendamping : Randy Yusuf Kurniawan

LABORATORIUM FUNDAMENTAL KIMIA


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS ILMU ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bom kalorimeter berkaitan dengan pengukuran besaran energi suatu materi.
Besaran-besaran energi mencakup sifat termodinamika sistem, nilai kalor biasanya
dinyatakan dalam kalori/gram. Bom kalorimeter khusus digunakan untuk menentukan
kalor dari reaksi-reaksi pembakaran. Reaksi pembakaran yang terjadi dalam bom akan
menghasilkan kalor dan diserap oleh air dan bom, oleh karena itu tidak ada kalor yang
akan terbuang ke lingkungan. (
Asam Benzoat (C6H5-COOH) merupakan senyawa hidrokarbon asam yang
memiliki rantai benzene di dalamnya. Asam benzoat berbentuk padatan kristal
berwarna putih dan merupakan asam karboksilat aromatik yang paling sederhana. Nilai
kalor asam benzoat dijadikan nilai standar dalam pengukuran nilai kalor bahan
menggunakan kalorimeter bom.
Pelumas merupakan hasil bahan tambang minyak mentah yang terdiri dari
alkana, atau yang disebut paraffin, alkena, hidrokarbon aromatik dan senyawablain
dengan persentase kecil.peluman merupakan hasil destilasi pabrik minyak bumi pada
fraksi tujuh yang merupakan fraksi residu.
Batu bara adalah bahan bakar hidrokarbon padat yang terbentuk dari tumbuh-
tumbuhan dalam lingkungan bebas oksigen dan terkena pengaruh temperatur serta
tekanan yang berlangsung sangat lama.

2.1 Rumusan Masalah


1.1.1 Bagaimana cara menggunakan bom kalorimeter?
1.1.2 Bagaimana cara menghitung kalor pembakaran bahan dengan cara bom
kalorimeter?

3.1 Tujuan
2.1.1 Mampu menggunakan alat bom kalorimeter
2.2.2 Mampu menghitung kalor pembakaran bahan dengan cara bom calorimeter
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kalor
Nilai Kalor
Nilai kalor atau heating velue adalah jumlah energi yang dilepaskan pada
proses pembakaran persatuan volume atau persatuan massanya. Nilai kalor bahan bakar
menentukan jumlah konsumsi bahan bakar tiap satuan waktu. Makin tinggi nilai kalor
bahan bakar menunjukkan bahan bakar tersebut semakin sedikit pemakaian bahan bakar.
Nilai kalor bahan bakar ditentukan berdasarkan hasil pengukuran dengan kalorimeter
dilakukan dengan membakar bahan bakar dan udara pada temperature normal, sementara
itu dilakukan pengukuran jumlah kalor yang terjadi sampai temperatur dari gas hasil
pembakaran turun kembali ketemperatur normal. (Giancolli, 1998)

Kalor
Jika benda menerima kalor, maka kalor itu digunakannya untuk menaikkan
suhu benda, atau berubah wujud. Benda yang berubah wujud dapat berubah wujud
dapat berupa mencair, atau menguap. Pada penelitian ini kalor hasil pembakaran
sempurna disebut sebagai kalor bakar. Perubahan kalor pada suatu reaksi dapat diukur
melalui pengukuran perubahan suhu yang terjadi pada reaksi tersebut. Persamaanya
sebagai berikut :
q=mxcxT
q calorimeter = C x T
dimana q = jumlah kalor ( J ). m = massa zat ( g ). T = perubahan suhu (/ K ). c = kalor
jenis ( J / g). C = kapasitas kalor ( J / °C )
( Brady, James E. 1999)

2.2 Bom Kalorimeter


Bom kalorimeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang
dibebaskan pada pembakaran sempurna suatu bahan makanan, senyawa, bahan bakar, atau
khusus digunakan untuk menentukan kalor dari reaksi-reaksi pembakaran. (Atkins, 2010)
Prinsip percobaan bom Kalorimeter menggunakan prinsip Hukum Termodinamika I
yang menyatakan hubungan perubahan energy dalam suatu zat dalam proses
termodinamika dengan jumlah kerja yang dilakukan pada system dan jumlah kalor yang
dipindahkan ke system.
Prinsip dari kalorimeter memanfaatkan perubahan suhu dari sifat fisik suatu zat untuk
membandingkan kapasitas penerimaan kalor dari zat-zat yang berbeda. Pada kalorimeter
terjadi aliran listrik pada kumparan kawat penghantar yang dimasukkan ke air suling. Saat
arus listrik mengalir dalam kawat penghantar akibat perbedaan potensial yang membawa
muatan yang bertumbukan dengan atom logam dan kehilangan energi. Akibatnya pembawa
muatan bertumbukan dengan kecepatan konstan yang sebanding dengan kuat medan
listriknya. Tumbukan oleh pembawa muatan akan menyebabkan logam yang dialiri arus
listrik memperoleh energi yaitu energi kalor atau panas. Semakin besar nilai tegangan
listrik dan arus listrik pada suatu bahan maka tara panas listrik yang dimiliki bahan itu
semakin kecil. (Oxtoby, dkk. 2012)
Pada percobaan bom kalorimeter terjadi reaksi pembakaran asam benzoat 0,5303 gram.
Pada proses standarisasi bom kalorimeter dengan menentukan energi kalorimeter (Cv).
nilai kalor dari suatu bahan bakar menunjukkan energi yang terkandung di
dalam bahan bakar setiap satuan massa.

Gambar 2.2 Bomb Kalorimeter

2.3 Hukum 1 Termodinamika


Hukum 1 termodinamika berisi pernyataan tentang kekekalan energi. Hukum ini
menggambarkan percobaan yang menghubungkan usaha yang dilakukan pada sistem (w),
panas yang ditambahkan atau dikurangi pada sistem (Q), dan energi internal sistem (U)
(Oxtoby,dkk. 2012). Secara matematis dituliskan:
ΔU = Qv + W
ΔU = Qv - P.ΔV
QV = CV.T
ΔH = ΔU + P.ΔV
Pada bomb kalorimeter ΔV = 0 (volume tetap)
QV=ΔH = Kalor panas yang dihasilkan
CV = Kalor panas bahan standar
T = Suhu lingkungan terbaca (pada termometer)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Percobaan ini dilakukan pada 26 September 2017 di Laboratorium Fundamental
Kimia Departemen KIMIA Institut Teknologi Sepuluh Nopember

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
1. Kaca arloji 9. Neraca analitik
2. Mangkok pembakaran 10. Stopwatch
3. Rangkaian kawat 11. Spatula
4. Elektroda 12. Termometer digital
5. Bom kalorimeter 13.Alat parr pellet
6. Bejana 14. Tabung oksigen
7. Penggaris 15. Kawat
8. Corong

3.2.2 Bahan
1. Asam Benzoat 4. Oksigen
2. Aquades 5. Pelumas
3. Batubara

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Standarisasi Bomb Kalorimeter dengan menentukan cara energi kalorimeter ( CV)
1. Timbang asam benzoat ± 1 g, bentuk menjadi pil menggunakan alat parr pellet.
2. Kemudian timbang kembali asam benzoat yang telah berbentuk pil pada neraca analitik
untuk menentukan berat asam benzoat sesungguhnya.
3. Potong kawat dan ukur kawat. Hubungkan ujung-ujung kawat dengan ujung elektroda.
4. Masukkan pil asam benzoat ke dalam mangkok pembakaran tepat di bawah kawat
sumbu pembakar.
5. Masukkan aquades sebanyak 1 mL ke dalam bomb.
6. Mangkok beserta rangkaian kawat (1 dan 2) dimasukkan ke dalam Bomb, kemudian
tutup rapat.
7. Bomb diisi dengan oksigen hingga tekanan 30 atm menggunakan tabung yang berisi
oksigen.
8. Masukkan Bomb ke dalam bejana yang telah diisi aquades pada volume tertentu.
9. Tutup dan jalankan pengaduk, amati temperatur selang 1 menit ( pengamatan
temperatur min. 5 menit ).
10. Gunakan stopwatch untuk menentukan waktu dan gunakan termometer untuk
mengukur suhu.
11. Awal menit ke-6 catat temperatur awal (Ta).
12. Catat perubahan temperatur selang setengah menit hingga temperatur konstan (berarti
pembakaran telah selesai/berhenti ).
13. Gas dalam Bomb dikeluarkan perlahan-lahan, sisa kawat yang tidak terbakar diukur.

3.3.2 Menentukan panas pembakaran cuplikan dari pelumas

1. Tuangkan pelumas kedalam mangkok pembakaran sebanyak setengah dari volume


mangkok pembakaran yang terukur ± 0,8 mL.
2. Potong kawat dan ukur kawat. Hubungkan ujung-ujung kawat dengan ujung elektroda.
3. Celupkan bagian tengah kawat kedaam pelumas sampai ada bagian kawat yang
tercelup yang telah terhubung dengan elekroda.
4. Masukkan aquades sebanyak 1 mL ke dalam bomb.
5. Mangkok beserta rangkaian kawat (1 dan 2) dimasukkan ke dalam Bomb, kemudian
tutup rapat.
6. Bomb diisi dengan oksigen hingga tekanan 30 atm menggunakan tabung yang berisi
oksigen.
7. Masukkan Bomb ke dalam bejana yang telah diisi aquades pada volume tertentu.
8. Tutup dan jalankan pengaduk, amati temperatur selang 1 menit ( pengamatan
temperatur min. 5 menit ).
9. Gunakan stopwatch untuk menentukan waktu dan gunakan termometer untuk
mengukur suhu.
10. Awal menit ke-6 catat temperatur awal (T1).
11. Catat perubahan temperatur selang setengah menit hingga temperatur konstan (berarti
pembakaran telah selesai/berhenti ).
12. Gas dalam Bomb dikeluarkan perlahan-lahan, sisa kawat yang tidak terbakar diukur.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


4.1.1 Standarisasi Bomb Kalorimeter dengan menentukan cara energi kalorimeter
(CV)
a) Tabel Pengamatan

No Waktu (menit ) Suhu (°C)

1. 6 31,7

2. 7.10 42,2

3. 9.20 43,3

b) Analisa Data
Massa Asam benzoate = 0,6301 gram (serbuk).
Massa Asam benzoate = 0,5303 gram (pil)
Panjang awal = 10 cm.
Sisa kawat yang tidak terbakar = 4,5 cm
T1 = 30,7 °C
T2 = 33,3 °C
QV asam benzoat = 6318 kal/g (standar)
QV asam benzoat = 6318 kal/g × 0,5303 g = 3350,435 kal
Q kawat terbakar = ( 10 - 4,5 ) cm × 2,3 cal/cm = 12,65 kal
QV = QV asam benzoat - Q kawat terbakar = 3350,435 kal – 12,65 kal =
3337,785 kal
ΔT = T2 – T1 = 33,3 °C - 30,7°C = 2,6 °C
Cv = QV : ΔT = 3337,785 kal : 2,6 °C = 1283,76 kal/°C

4.1.2 Menentukan Kalor Pembakaran Cuplikan pada Pelumas


a. Tabel Pengamatan

No Waktu (menit ) Suhu (°C)

1. 6 31,7

2. 7.10 42,2

3. 9.20 43,3

b. Analisa Data
Volume Pelumas = ± 0,8 mL
Panjang awal kawat = 10 cm.
Sisa kawat yang tidak terbakar = 1,8 cm.
T1 = 31.7 °C
T2 = 43,3 °C
QV kawat terbakar = ( 10 – 1,8 ) cm × 2,3 kal/cm = 18,86 kal
ΔT = T2 – T1 = ( 43,3 - 31,7 )°C = 11,6 °C
CV = 1283,76 kal/°C
Qpelumas = QV kawat terbakar + CV ΔT
Qpelumas = 18,86 kal + (1283,76 kal/°C × 11,6 °C )
= 18,86 kal + 14891,6 kal
= 14910,46 kal

4.2 Pembahasan
Percobaan ini dilakukan dua kali dengan percobaan pertama melakukan standarisasi
bom kalorimeter dengan asam benzoat dan percobaan kedua mengenai penentuan kalor
pembakaran pelumas.

Percobaan pertama bertujuan untuk menghitung pembakaran asam benzoat dengan


menggunakan kalorimeter bom. Percobaan ini dilakukan untuk mengkalibarsi kalorimeter
terlebih dahulu. Kalibrasi ini dilakukan untuk menstandardisasikan alat kalorimeter bom dan
untuk menentukan harga Cv (kapasitas kalor kalorimeter) karena setiap kalorimeter memiliki
nilai Cv yang berbeda.

Dalam penentuan harga Cv ini dilakukan pembakaran asam benzoat karena kalor
pembakaran asam benzoat sudah diketahui nilainya yaitu 6318 kal/g. Selain itu, asam
benzoat merupakan bahan yang stabil, sehingga sulit bereaksi dengan senyawa-senyawa lain
dan ditemukan dalam keadaan murni tanpa ada pengotor lain.

Asam benzoat dibuat dalam bentuk pelet agar memperudah percobaan. Massa pelet
asam benzoat 0,5303 gram. Pelet digantungkan dengan kawat yang dihubungkan pada
elektroda yang berfungsi sebagai penghantar arus listrik. Setelah alat bom ditutup rapat,
dimasukan gas oksigen 30 atm karena standar pembakaran batu bara adalah 30 atm. Pengisian
gas oksigen yang berfungsi sebagai pembakar asam benzoat.

Pada percobaan ini diperlukan air dingin yang bertujuan agar alat bom terendam
seluruhnya dan suhu yang diamati saat proses pembakaran akan terukur secara merata.
Digunakan air dingin karena air dingin memiliki kapasitas kalor yang besar sehingga dapat
menetralkan kalor antara bom kalorimeter dan lingkungan dalam kalorimeter. Terjadi
penerapan asas black yaitu Qterima = Qlepas yang terjadi pada bom kalorimeter yang
melepaskan kalor dan air dingin yang menerima kalor.

Pengukuran suhu dilakukan selama 4 menit melalui termometer. Setelah tombol


penyulut dinyalakan, suhu berubah secara signifikan. Diperoleh T1 = 30,7oC dan T2 = 33,3 oC
Hal ini dikarenakan reaksi pembakaran bersifat eksoterm dan kalor reaksi yang terbentuk
diserap oleh air dan kalorimeter bom, sehingga suhu air dalam bejana kalorimeter menjadi
naik. Saat pembacaan suhu dimungkinkan terjadi kesalahan karena kurang teliti melihat
skala thermometer yang terbaca. Hal tersebut dapat memengaruhi harga Cv pada hasil
percobaan. Dari perubahan suhu terhadap waktu, didapatkan ∆T sebesar 2.6°C.
Kemudian pengamatan dilakukan pada bagian elektroda yang dikaitkan dengan kawat,
asam benzoat tidak terbakar seluruhnya. Hal ini dilihat dari masih terdapat sisa kawat.
Sehingga reaksi pembakaran asam benzoat tidak sempurna. Hal ini terjadi karena gas
oksigen yang digunakan sudah habis sebelum reaksi pembakaran sempurna selesai dan juga
bisa terjadi karena massa sampel asam benzoate terlalu sedikit. Sisa kawat yang tidak terbakar
ditimbang dan diukur panjangnya sehingga dapat diketahui bobot dan panjang kawat yang
terpakai. Pada percobaan ini, panjang kawat yang terpakai adalah 5,5 cm. Pengukuran
panjang kawat dimungkinkan terjadi kesalahan. Karena kawat yang tersisa bentuknya sudah
tidak lurus lagi sehingga sulit untuk menentukan panjang kawat yang tersisa secara tepat.
Dari hasil perhitungan didapat harga Cv kalorimeter bom sebesar 1283,76 kal/°C
Pada percobaan ini persamaan reaksi kimianya:

C6H5COOH(s) + 15
2
O2(g) → 7 CO2(g) + 3H2O(l)

Percobaan selanjutnya adalah menentukan dari kalor pembakaran pada pelumas dan
kemudian dibandingkan dengan kalor pembakaran hasil perhitungan dari stadarPelumas
digunakan digunakan sebagai sampel karena sifatnya yang mudah terbakar, sehingga tidak
memerlukan proses pembakaran yang cukup lama.

Bom kalorimeter adalah system terisolasi sehingga reaksi berjalan tanpa pengaruh dari
luar. Dalam hal ini disebut proses adiabatic dimana tidak ada kalor dan matei yang berpindah
antara sistem dan lingkungan.

Air yang digunakan adalah air dingin karena memiliki kapasitas kalor yang besar
sehingga dapat menetralkan kalor antara bom dalam calorimeter. Terjadi penerapan asas black
yaitu Qterima = Qlepas yang terjadi pada bom kalorimeter yang melepaskan kalor dan air
dingin yang menerima kalor.

Kalor pembakaran terukur sebesar 14910,46 kal yang merupakan kalor yang terjadi
karena pelepasan kalor dari bom atau kalor yang diserap air yang menyebabkan kenaikan
temperatur di air.

Kemudian pengamatan dilakukan pada bagian elektroda yang diberi kawat, didapat
kawat tidak terbakar seluruhnya. Hal ini dilihat dari masih terdapat sisa kawat. Sehingga reaksi
pembakaran asam benzoat tidak sempurna. Hal ini terjadi karena gas oksigen yang digunakan
sudah habis sebelum reaksi pembakaran sempurna selesai dan juga bisa terjadi karena massa
sampel pelumas terlalu sedikit. Sisa kawat yang tidak terbakar ditimbang dan diukur
panjangnya sehingga dapat diketahui bobot dan panjang kawat yang terpakai. Pengukuran
panjang kawat dimungkinkan terjadi kesalahan. Karena kawat yang tersisa bentuknya sudah
tidak lurus lagi sehingga sulit untuk menentukan panjang kawat yang tersisa secara tepat.

Pada percobaan ini tidak dilakukan percobaan pengukuran kalor pembakaran batu bara
dikarenakan waktu yang dibatasi. Akan tetapi, berdasarkan literature, diperoleh kalor
pembakaran dari batu bara sebesar 5482 kal/g (Rendy Permadi, 2012)
BAB V
KESIMPULAN

1. Cara menggunakan bom calorimeter yakni memasukkan bahan bakar yang akan diukur
kedalam bejana logam yang kemudian diisi oksigen pada tekanan tinggi. Bom
ditempatkan di dalam bejana berisi air dan bahan bakar dan dinyalakan dengan
memberi arus listrik. Suhu diukur sebagai fungsi waktu setelah penyalaan. Pada saat
pembakaran berlangsung, suhu bom akan menjadi tinggi sehingga keseragaman suhu
air di sekeliling bom juga harus dijaga dengan memberi pengaduk, selain itu diberikan
pemanasan dari luar bom melalui selubung air untuk menjaga suhu seragam sehingga
kondisi bejana adiabatik.
2. Kalor pembakaran pil asam benzoat Q = 3337,785 kal
3. Kalor pembakaran cuplikan pelumas Q = 14910,46 kal
4. Kapasitas kalor asam benzoat CV = 1283,76 kal/°C
5. Kapasitas kalor cuplikan benzoat Cv = 1283,76 kal/°C
DAFTAR PUSTAKA

Brady, James E. 1999. Kimia Universitas Azas dan Struktur Jilid I Edisi ke-5. Jakarta :
Bina Rupa Aksara.
Giancoli, D.C. 1998. Fisika Jilid I Edisi ke-5. Jakarta : Erlangga.

Atkins, Peter dan Julio de Paula. 2010. “Physical Chemistry ninth edition.” New York : W.H.
Freeman and Company
Oxtoby, David W., 1999. “Principles of Modern Chemistry.” USA: University of Chicago.

Permadi, Rendy.,dkk 2012. Analisis Batubara dalam Penentuan Kualitas Batubara untuk
Pembakaran Bahan Baku Semen di P T Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Palimanan-Cirebon
LAMPIRAN

Pil asam benzoate pengisian oksigen 25-30 bar ke dalam bom tablet press untuk membuat pil

Proses pembuatan pil asam benzoat kawat yang dikaitkan pada elektroda tombol on/off pengaduk pada kalorimeter

Anda mungkin juga menyukai