KIMIA DASAR
NIM/GRUP : 2041910009/IV
2.1 Semen
Kata semen banyak dikenal sejak abad pertengahan, dan sejak saat itu sifat
semen telah menjadi objek oleh banyak peneliti. Semen ditemukan oleh Smeaton
bahwa mortar yang biasanya digunakan untuk membangun tembok tahan air
terdiri dari kapur (CaO). Semen merupakan bahan yang bersifat hirolis apabila
dicampur air akan berubah menjadi bahan yang memiliki sifat perekat. Semen
digunakan sebagai beton, plesteran, bahan penambal, adukan mortar, adukan
encer dan lain sebagainya. Ada beberapa jenis semen dan tipe semen yang berada
dipasaran, yaitu semen portland dan semen beralumina tinggi
(Prodjosaantoso, 2010).
Penemuan semen portland merupakan kapur hidrolik artifisial yang dibuat
dengan cara kalsinasi campuran basah batu kapur dan tanah liat. Semen portland
ini melibatkan reaksi pada suhu tinggi garam kalsium dengan campuran silikat
dan aliminat yang diperoleh dari tanah liat. Sedangkan semen beralumina tinggi
diperoleh dengan memanggang batuan beralumina dan berkalsium tinggi pada
suhu 1700ᵒC. Ketika menggiling produk yang dihasilkan menjadi serbuk yang
halus. Bahan baku utama yang digunakan pada semen alumina tinggi adalah batu
kapur dan bauksit (Prodjosaantoso, 2010).
2.4.2 Etanol
Etanol memiliki cairan tak berwarna yang mudah menguap dengan aroma
yang khas. Memiliki densitas 0,7893 gr/ml, memiliki titik didih 78,4°C.
Merupakan pelarut yang baik untuk senyawa organik. Mudah menguap dan
mudah terbakar. Etanol ini sebuah produk yang bisa digunakan dalam metode
fermentasi. Cairan ini apabila terkena mata langsung bilas menyebabkan iritasi
mata. Menyebabkan iritasi saluran pernapasan. Jika tertelan menyebabkan pusing,
kantuk, dan perasaan muak.Hindarkan dari kulit dan pakaian, jangan menghirup
uapnya, wadah harus tertutup, gunakan ventilasi yang cukup, cuci tangan setelah
menangani bahan (www.labchem.com).
2.4.5 NaOH
NaOH merupakan senyawa yang cukup berbahaya karena bersifat korosif
sehingga tidak cocok sebagai bahan makanan, NaOH di rekomendasi kan hanya
penggunaan untuk Lab Kimia. Apabila kulit terkena bahaya maka segera basuh
dengan air. Apabila terkena mata langsung bilas dengan air. Apabila cairan ini
terhirup langsung mencari udara segar. Jika tidak bernafas, berikan nafas buatan.
Apabila sulit bernafas berikan oksigen. Lalu, langsung hubungi dokter
(www.labchem.com).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.2 Bahan
Berikut bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini:
1. Gliserin-Etanol 60 ml
2. Stronsium nitrat anhidrat 2 gram
3. NaOH 3 butir
4. Bubuk semen 1 gram
5. Indikator PP 17 tetes
6. Amonia asetat 20 gram
2. - Menambahakan 2 gram
stronsium nitrat anhidrat ke
dalam erlenmeyer
-Menambahkan indikator PP
sebanyak 17 tetes,sehingga
warna dapat berubah menjadi
sedikit merah muda
4
Menimbang 1 gram padatan
.
contoh dan dimasukkan
kedalam erlenmeyer
-Menimbang semen di neraca
analitik sebanyak 1
gram,selanjutnya setelah
ditimbang dimasukkan
kedalam erlenmeyer
5
-Meletakkan erlenmeyer diatas
.
stirer plate
4.3 Pembahasan
Pada praktikum ini menggunakan metode volumetri, dengan menghitung
massa semen dari jenis OPC. Percobaan pertama yang dilakukan mengambil
sampel semen dengan massa 1 gram. Ditimbang terlebih dahulu menggunakan
neraca analitik. Kemudian, menambahkan larutan gliserin-etanol sebanyak 60 ml.
Larutan ini digunakan untuk melarutkan kapur bebas yang terkandung pada
semen. Lalu, ditambahkan 2 gram stronsium nitrat anhidrat pada erlenmeyer
menambahkan NaOH dan indikator PP sebanyak 17 tetes. Untuk penambahan
indikator PP ini agar mengetahui sifat basa yang ada di larutan tersebut dan
merubah warna menjadi merah muda.
Kemudian, hotplate dipanaskan sekitar 120° dan distare sekitar 5 dan ditunggu
sampai panas. Menggunakan suhu 120° karena air itu titik didih optimalnya 100°.
Jadi, suhu ini dapat melarutkan partikel-partikel yang ada dalam larutan yang
dicampur semen tadi. Setelah itu, melakukan titrasi menggunakan larutan
amonium asetat hingga terjadi perubahan warna dari merah muda menjadi bening
atau tidak berwarna. Penitrasi dihentikan ketika larutan tersebut menunjukkan ada
cincin putih atau warna putih dipermukaan larutan. Setelah itu mencuci dan
mengeringkan alat laboratorium yang telah digunakan ketikan praktikum.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat mengetahui kandungan
kapur bebas (Free Lime) dalam contoh semen dengan menitrasi larutan semen
dengan amonium asetat sampai terjadi perubahan warna putih keabu-abuan. Dapat
disimpulkan apabila didalam semen terlalu banyak mengandung kapur bebas
berakibat semen tidak kuat dan rapuh. Adanya kapur bebas didalam semen akan
menjadikan ketidakstabilan pada proses pengerasan pasta semen.
TUGAS PENDAHULUAN
Free lime merupakan kapur(CaO) komponen paling penting di semua jenis semen,
dan sebagian besar berasal dari kalsium karbonat (CaCO3). Kadar free lime yang
tinggi membuat beton memiliki kekuatan tekanan yang rendah akibat adanya
ekspansi kapur bebas.Membentuk gel yang akan mengembang (swelling) dalam
keadaan basah dapat menimbulkan adanya keretakan pada beton
3.Metode apa yang digunakan pada pengujian free lime pada semen?
Menghitung massa semen dari jenis OPC. Percobaan pertama yang dilakukan
mengambil sampel semen dengan massa 1 gram. Ditimbang terlebih dahulu
menggunakan neraca analitik. Kemudian, menambahkan larutan gliserin-etanol
sebanyak 60 ml. Larutan ini digunakan untuk melarutkan kapur bebas yang
terkandung pada semen. Lalu, ditambahkan 2 gram stronsium nitrat anhidrat pada
erlenmeyer menambahkan NaOH dan indikator PP sebanyak 17 tetes. Untuk
penambahan indikator PP ini agar mengetahui sifat basa yang ada di larutan
tersebut dan merubah warna menjadi merah muda. Kemudian, hotplate
dipanaskan sekitar 120° dan distare sekitar 5 dan ditunggu sampai panas. Lalu
4. Mengapa larutan perlu berubah warna menjadi merah muda ketika penambahan
NaOH?
Karena saat menitrasi larutan yang sudah ditambahkan oleh indikator PP akan
mengetahui sifat asam atau basa dari larutan tersebut. Karena kepekatan warna
merah muda menunjukkan basa kuat atau basa lemah yang terkandung di larutan
itu.
5.Apa perbedaan dari titran dan titrat?jelaskan aplikasinya pada praktikum free
lime ini!
Titran adalah larutan standar atau baku yang sudah diketahui konsentrasinya dan
ditempatkan dalam buret. (Larutan amonium asetat yang di titrasi dengan
campuran zat yang ada di dalam erlenmeyer yang telah di letakkan diatas hot plate
selama 30 menit) sedangkan, titrat adalah larutan yang akan ditentukan atau
dihitung konsentrasinya dan ditempatkan dalam labu erlenmeyer. (Pelarut
gliserin-etanol sebanyak 60 mL dan dicampur dengan stronsium nitrat anhidrat
sebanyak 2 gram, lalu NaOH sebanyak 3 butir yang dicampur dengan aquades
dan ditambahkan indikator PP sebanyak 17 tetes, dan menambahkan semen
sebanyak 1 gram).
DAFTAR PUSTAKA
Bambang. 2017. Analisis Semen Portland. Dalam e-jurnal. Hal 18 (13 November
2019).
Laboratorium Kimia. 2018. Material Safety Data Sheet Chemical. Dalam website
www. Labchem.com. Hal 1 ( 13 November 2019).
Romli, Ate. 2010. Pemanfaatan fly ash batu bara untuk pembuatan semen portland
pozzolan. Surabaya: Perpustakaan ITS. Hal 13 (13 November 2019).
PT. Dua Kuda Indonesia. 2017. Material Safety Data Sheet Glycerin. Dalam
website ark.chem.co.jp (14 November 2019).
SKEMA KERJA
FREE LIME
se
HASIL
TIME SCHEDULE