Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

JUDUL PERCOBAAN : FREE LIME

NAMA PRAKTIKAN : MUKHAMMAD SAIFUDIN. M

NIM/GRUP : 2031910037 / III

TANGGAL PRAKTIKUM : 26 NOVEMBER 2019

ASISTEN : SELLA OCTAVIA WIJAYA

LABORATORIUM KIMIA-FISIKA DASAR


UNIVERSITAS INTERNASIONAL SEMEN
INDONESIA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada globalisasi saat ini, pertumbuhan dan perkembangan mempunyai
kemajuan sangat pesat. Diikuti pula modernisasi terdapat dampak terhadap sektor
pembangunan yang berdampak pada tingginya permintaan kebutuhan semen yang
berpengaruh pada peningkatan produktifitas. Peningkatan produktifitas yang tinggi
berdampak pada pemanfaatan dan ekspolitasi alam yang berlebihan. Kondisi
tersebut akan berpengaruh pada kelangkaan bahan bahan baku di massa akan
datang. Semen terdiri dari campuran beberapa bahan, salah satunya ialah kapur
bebas atau yang biasa disebut dengan calium oxide.
Semen juga disebut hidrolis, karena apabila suatu bahan dicampur dengan air
dalam jumlah tertentu akan mengikat bahan-bahan lain menjadi satu kesatuan.
Massa dan komponen yang terdapat pada semen akan memadat dan mengeras serta
tidak larut. Di dalam semen kandungan dari kapur bebas tersebut sangat,
berpengruh. Dalam percobaan praktikum free lime ini, praktikan akan menguji
kandingan kapur bebas pada semen opc. Pada praktikum kali ini praktikan ingin
mengetahui pengaruh kadar kapur bebas terhadap kualitas sebuah semen.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka didapati sebuah
rumusan masalah yaitu bagaimanakah cara untuk mengetahui kandungan kapur
bebas pada contoh semen?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, maka tujuan dari
percobaan ini adalah untuk mengetahui kandungan kapur bebas pada contoh semen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Semen
Semen (caementum) yang berasa dari baahsa latin yang artinya memotong
menjadi bagian-bagian kecil yang tidak beraturan. Seorang ilmuan inggris
Joseph Aspdin, mematenkan temuannya dan menamainya dengan semen
Portland. Hal ini dikarenakan warna dari hasil olahan semen ini sama dengan
tanah liat yang sering dijumpai di pulau Portland. Bahan baku utama dari
pembuatan semen ini adalah kapur (CaO), silica (SiO₂), alumina (Al₂O), dan
besi oksida (Fe₂O₃). Sumber kapur diperoleh dari limestone, chalk dan marl.
Clay dan shale adalah sumberdari silica dan alumina, sedangan besi oksida
diperolh dari penambangan pasir besi (Hidayat, 2009).

2.2 Komposisi Kimia Semen


Bahan baku utama dari pembuatan semen ini adalah kapur (CaO), silica
(SiO₂), alumina (Al₂O), dan besi oksida(Fe₂O₃). Sumber kapur diperoleh dari
limestone, chalk dan marl. Clay dan shale adalah sumber dari silica dan
alumina, sedangan besi oksida diperoleh dari penambangan pasir besi. Batu
kapur (± 81%), merupakan sumber utama oksida yang memiliki rumus CaCO₃
(calcium carbonat), batu kapur yang baik dalam pembuatan semen memiliki
kadar air ± 5%. Pasir silica (±9%), memiliki rumus SiO₂ (silicon dioxide),
biasanya pasir silica terapat bersama oksida logam lainnya, jika semakin murni
kadar SiO₂ maka akan semakin putih warna pasir nya. Pasir silica yang baik
memiliki kadar SiO₂ ± 90% . Tanah liat (± 9%), rumus kimia dari tanah liat
yang digunakan dalam produksi semen adalah SiO₂Al₂O₃2H₂O tanah yang baik
memiliki kadar air 20%, kadar SiO yamg tidak terlalu tinggi 46%.
(Mahfud, 2018)

2.3 Free Lime


Free lime (kapur bebas) merupakan hasil pembakaran dari batu kapur
dengan suhu tertentu. Kalsium oksida yang bertahan selama pemrosesan tanpa
bereaksi dalam produk bangunan seperti semen disebut kapur bebas. Memiliki
fungsi dalam proses perekatan/pengikatan. Kapur bebas adalah zat yang
berbahaya bahaya, dan tidak mudah terbakar. Kalsium oksida biasanya dibuat
melalui pelapukan termal bahan-bahan seperti batu gamping , atau cangkang
kerang yang mengandung kalsium karbonat (CaCO3) (Halim.dkk. 2017). Free
lime sendiri merupakan kapur kalsium oksida (CaO). Kandungan dari CaO di
dalam semen ini maksimal berkadar sebesar 2%. Berdasarkan pengamatan free
lime dari kadar pada semen ini bertujuan untuk mengetahui kadar free lime atau
kadar kapur bebas yang tidak mengalami pembakaran pada klinker. Pada
praktikum ini, gliserol dan etanol digunakan sebagai pelarut dengan prosentase
2 :1 . kemudian, untuk mengetahui adanya terdapatnya kandungan free lime
pada semen inimenggunakan proses titrasi dengan ammonium asetat sebagai
titran (Puspitasari, dkk, 2014).

2.4 Pengaruh Free Lime


Free lime berpengaruh pada proses pembuatan semen. Apabila prosentase
kandungan free lime di dalam semen melebihi melebihi batas ambang, kekuatan
dari semen yang diproduksi akan berkurang. Ini diakibatkan oleh terjadinya
ekspansi pada kapur bebas, sehingga terbentuklah gel yang dapat mengembang
pada saat keadaan basa. Oleh karena itu, semen yang diproduksi akan mudah
mengalami keretakan. Sehingga, pada semen tersebut memiliki kekuatan
tekanan yang rendah (Puspitasari, dkk, 2014).

2.5 Material Safety Data Sheet (MSDS)


2.5.1 Gliserin
Gliserin adalah cairan berwarna bening dan tidak berbau. Fungsi dari
gliserin adalah bahan pembuat deterjen (sabun cuci), namun itu juga bisa
digunakan sebagai pembuatan cat, resin, dan kertas. Bahaya utama dari
gliserin, antara lain yaitu iritasi kulit (sciencelab.com).

2.5.2 Etanol
Etanol merupakan zat yang memiliki karakteristik yang mudah terbakar.
Rumus senyawa dari etanol adalah C2H5OH. Dampak dari etanol jika terkena
kulit adalah iritasi. Bilas dengan air jika terkena kulit. Jika cairan etanol
terhirup , maka segeralah menghirup udara segar. Jika tertelan, maka segera
meminum air putih sebanyak 2 gelas. Jika terkena mata, maka bilas dengan air
selama 15 menit (sciencelab.com).

2.5.3 Stronsium Nitrat Anhidrat


Stronsium nitrat adalah senyawa dengan rumus kimia Sr(NO3)2.
Senyawa padat tak berwarna ini digunakan sebagai pewarna (merah. Stronsium
nitrat anhidrat dapat larut dalam anomia, selain itu sedikit larut dalam etanol,
akan tetapi tidak dapat larut dalam asam nitrat. Dampak dari Stronsium nitrat
anhidrat adalah dapat menyebabkan iritasi. Stronsium nitrat anhidrat tidak
mudah terbakar (Regulatory Affairs, 2010).

2.5.4 Natrium Hidroksida


Dengan massa molar 40 g/mol.Titik didihnya 13,38 dan titi leburnya
323˚C. Bersifat berbahaya jika terkena kulit untuk menanganinya adalah
basuh dengan air 15 menit. NaOH merupakan nama senyawa dari caustic
soda atau sodium hydroxide. Jika terkena kulit, segera bilas menggunakan air.
Jika terkena mata, bilas menggunakan air dengan cara buka tutup mata. Jika
terhirup, segera pindah keluar ruangan untuk menghirup udara segar. Jika
tertelan, segera minum air atau susu (sciencelab.com).

2.5.5 Amonium Asetat


Amonium asetat adalah senyawa kimia dengan rumus HH4CH3CO2.
Amonium asetat ini berupa padatan putih. Amonium asetat membentuk ion
amonium bergantung pada pH larutan. Jika pH rendah, maka kesetimbangan
bergeser ke kanan sehingga lebih banyak ion amonium yang terbentuk. Jika pH
tinggi (konsentrasi ion hidrogen rendah), maka kesetimbangan bergeser ke kiri
sehingga ion hidroksida menarik proton dari ion amonium, menghasilkan
amonia. Contoh penggunaan amonium asetat adalah reagen untuk analisis
(Peraturan UE. 2006).

2.5.6 Indikator PP
Indikator pp (Phenolphthalein) atau dikenal sebagai sebagai fenolftalein
adalah sebuah pewarna yang digunakan sebagai indikator pada percobaan
titrasi asam-basa. Suatu larutan tak berwarna yang bersifat asam akan berubah
menjadi warna merah muda dalam keadaan basa jika dicampur dengan
indikator fenolftalein. apabila terkena mata, segera dibilas menggunakan air.
Apa bila terkena kulit, segera bilas menggunakan air. Indikator fenolftalein
mudah terbakar. apabila terhirup, segera menghirup udara segar. Dan apabila
tertelan, segera minum air putih sebanyak 2 gelas (sciencelab.com).

2.5.7 Semen
Nama lain dari semen adalah Semen Portland, Semen, dan Semen Hidrolik.
Komponen yang terkandung dalam semen adalah gypsum, kalsium silikat, kalsium
yang mengandung besi dan alumunium. Penanganan ketika terkena kulit, segera
melepas baju dan sepatu. Ketika terkena mata, bilas menggunakan air. Jika tertelan,
minum air putih sebanyak 4-8 gelas. Dan ketika terhirup, segera keluar ruangan lalu
menghirup udara segar (aplus.com).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan


3.1.1. Alat
Berikut adalah alat yang digunakan untuk praktikum free lime:
1. Erlenmeyer 250 mL 1 buah
2. Timbangan analit 1 buah
3. Pipet tetes 1 buah
4. Magnetic stirrer 1 buah
5. Kaca arloji 1 buah
6. Hot plate 1 buah
7. Buret 1 buah
8. Statif 1 buah

3.1.2. Bahan
Berikut adalah bahan yang digunakan untuk praktikum free lime:
1. Gliserin
2. Etanol
3. Stronsium nitrat anhidrat 2 gram
4. NaOH
5. Amonium asetat 25 mL
6. Indikator phenolphthalein 4 tetes
7. Semen 1 gram

3.1.3. Cara Kerja


Berikut adalah langkah-langkah untuk melakukan praktikum free lime.
1. Menempatkan 60 mL pelarut gliserin-etanol ke dalam erlenmeyer.
2. Menambahkan 2 gram stronsium nitrat anhidrat ke dalam erlenmeyer.
3. Menambahkan tetes demi tetes NaOH encer dan segar ke dalam etanol
hingga warna larutan menjadi sedikit merah muda.
4. Menimbang 1 gram semen dan memasukkan ke dalam erlenmeyer.
5. Menempatkan erlenmeyer di atas stirrer plate.
6. Mencampurkan larutan dengan menggunakan stirrer dan memanaskan
larutan selama 30 menit dengan suhu 120℃
7. Menitrasi larutan dengan amonium asetat hingga larutan menjadi tidak
berwarna.
8. Menghitung persentase kalsium oksida.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Syarif. 2009. Semen : Jenis & Aplikasinya. Jakarta : Kawan Pustaka.
Mahfud & Zakir, Sabara. 2018. Industri Kimia Indonesia. Sleman. Deepublish
Puspitasari, Fitri, 2014. Laporan Kerja Praktek PT Semen Indonesia (Persero)
Tbk. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri UPN : Jawa Timur
Science.com diakses pada tanggal 22 November 2019
Zabidi, dkk, 2017. Pengujian Compressive Strength DAN Thickening Time Pada
Semen Pemboran Kelas G Dengan Penambahan Additif Retader. Universitas
Trisakti : Jakarta.

Commented [b1]:
LAMPIRAN

 Skema Kerja
Free lime

Diambil larutan gliserin-etanol 60 ml


ditempatkan pada erlenmeyer untuk melarutkan
kapur bebas dalam semen.
Diambil stronsium nitrat anhidrat 2 gram
dimasukkan ke dalam erlenmeyer.
Ditambahkan indikator PP sebanyak 4 kali tetes.
Ditambahkan NaOH encer dan segar dalam
etanol hingga berwarna merah muda.
Ditimbang semen dengan kaca arloji sebanyak 1
gram, setelah itu dimasukkan ke dalam
erlenmeyer.
Di stirer dan dipanaskan dengan suhu 1200
selama 30 menit.
Didiamkan beberapa saat agar tidak terlalu
panas.
Di tiitrasi larutan dengan amonium asetat hingga
tidak berwarna.

Hasil
TUGAS PENDAHULUAN

1. Apa itu free lime?


2. Batas free lime dalam semen dan dampaknya?
3. Metode yang digunakan pada percobaan free lime? Perbedaan titrat dan titran ?
4. Mengapa larutan perlu berubah warna menjadi merah muda ketika penambahan
NaOH?
Jawab:
1. Free lime (kapur bebas) merupakan hasil pembakaran dari batu kapur dengan
suhu tertentu. Kalsium oksida yang bertahan selama pemrosesan tanpa bereaksi
dalam produk bangunan seperti semen disebut kapur bebas. Memiliki fungsi
dalam proses perekatan/pengikatan. Kapur bebas adalah zat yang berbahaya
bahaya, dan tidak mudah terbakar. Kalsium oksida biasanya dibuat melalui
pelapukan termal bahan-bahan seperti batu gamping , atau cangkang kerang
yang mengandung kalsium karbonat (CaCO3). Free lime sendiri merupakan
kapur kalsium oksida (CaO). Kandungan dari CaO di dalam semen ini
maksimal berkadar sebesar 2%. Berdasarkan pengamatan free lime dari kadar
pada semen ini bertujuan untuk mengetahui kadar free lime atau kadar kapur
bebas yang tidak mengalami pembakaran pada klinker. Pada praktikum ini,
gliserol dan etanol digunakan sebagai pelarut dengan prosentase 2 :1 .
kemudian, untuk mengetahui adanya terdapatnya kandungan free lime pada
semen inimenggunakan proses titrasi dengan ammonium asetat sebagai titran
2. Batas dari Free lime adalah 2% apa bila berlebih maka akan mengakibatkan
retakan retakan saat kering
3. Metode yang digunakan pada percobaan free lime adalah metode titrasi dengan
amonium asetat.
Titrat adalah larutan yang akan ditentukan atau dihitung konsentrasinya dan
ditempatkan dalam labu erlenmeyer. Sedangkan, titran adalah larutan standar
atau baku yang sudah diketahui konsentrasinya ditempatkan dalam buret.
4. Agar, prose titrasi tersebut dapat diamati dan jika berubahwarna menjadi merah
muda maka artinya proses titrasi tersebut selesai. Untuk menghitung konsentrasi
larutan NaOH, dilihat beberapa banyak NaOH yang dibutuhkan untuk merubah
larutan asam oksalat dari yang berwarna bening menjadi warna merah muda.
Setelah didapatkan beberapa volume yang dibutuhkan, angka tersebut
dimasukkan ke dalam rumus W1= V2.M2
TIME SCHEDULE

Time Real Time Keterangan PJ


07.30-07.45 Briefing awal Aslab
Meminjam alat laboratorium untuk
07.45-07.50 Nanda
percobaan
Menyusun alat untuk percobaan
07.50-08.00 Saifudin
free lime
Mengambil 60 mL pelarut
gliserin-etanol dan menempatkan
08.00-08.05 Fara
pelarut gliserin-etanol ke dalam
erlenmeyer
Mengambil 2 gram stronsium
08.05-08.10 nitrat anhidrat dan memasukkan Angga
ke dalam erlenmeyer
Menambahkan indikator PP
08.10-08.15 Nanda
sebanyak 4 tetes
Menambahkan naoh encer dan
08.15-08.20 segar ke dalam etanol hingga Saifudin
warna merah muda
Menimbang 1 gram semen dengan
08.20-08.25 kaca arloji dan memasukkan ke Fara
dalam erlenmeyer
Menempatkan erlenmeyer diatas
08.25-08.30 Angga
stirrer plate
Stirrer dan memanaskan larutan
08.30-09.00 dengan suhu 120℃ selama 30 Nanda
menit
Menitrasi larutan dengan
09.00-09.05 ammonium asetat hingga tidak Saifudin
berwarna
Menghitung persentase kalsium
09.05-09.15 Fara
oksida
Membersihkan alat laboratorium
09.15-09.20 Angga
dan mengembalikannya
Evaluasi, absen meninggalkan
09.20-10.30 Aslab
laboratorium

Anda mungkin juga menyukai