KIMIA FISIKA
PANAS REAKSI
Tanggal Praktikum : 22 Mei 2021
DISUSUN OLEH :
1. ALMA THALIA OKTAVIANI NPM : 08.2019.1.01848
2. KATHERINE PUTRI IM NPM : 08.2019.1.01851
3. RAMDHAN ANGGARA PUTRA NPM : 08.2019.1.018 43
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM BERJUDUL :
PANAS REAKSI
Oleh :
Mengetahui,
Kepala Laboratorium Dasar Teknik Kimia
ABSTRAK
Termokimia merupakan ilmu yang mempelajari perubahan kalor yang
disertai dengan reaksi kimia. Reaksi hubungan antara sistem dan lingkungan dibagi
menjadi dua yaitu reaksi eksotermik dan reaksi endotermik. Tujuan dari percobaan
adalah untuk mengetahui perpindahan kalor dari percobaan sederhana dengan
menggunakan kalorimeter termos. Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang
dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki
oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Besar kecilnya kalor
yang dibutuhkan suatu benda (zat) bergantung pada 3 faktor yaitu : massa zat, jenis
zat (kalor jenis), dan perubahan suhu. Pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap
atau dilepaskan pada suatu reaksi kimia dengan eksperimen disebut kalorimetri.
Sedangkan alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor (nilai kalori) yang
dibebaskan adalah kalorimeter.
Kata kunci : Termokimia, Kalorimeter, Kalor
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ........................................................................................ii
ABSTRAK ...........................................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................iv
DAFTAR ISI........................................................................................................v
DAFTAR TABEL................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
1.1 Latar Belakang...........................................................................................
1.2 Tujuan Percobaan......................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................
2.1 Kalorimeter................................................................................................
2.2 Reaksi Eksoterm dan Endoterm.................................................................
2.3 Panas Kelarutan.........................................................................................
2.4 Panas Netralisasi........................................................................................
2.5 Kalor..........................................................................................................
BAB III METODE PERCOBAAN....................................................................
3.1 Skema Percobaan Pembuatan Tape Singkong..........................................
3.2 Alat dan Bahan..........................................................................................
3.2.1 Alat..................................................................................................
3.2.2 Bahan...............................................................................................
3.3 Gambar Alat..............................................................................................
BAB IV DATA HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN......................
4.1 Data Hasil Percobaan................................................................................
4.3 Pembahasan...............................................................................................
BAB V PENUTUP...............................................................................................
5.1 Kesimpulan................................................................................................
5.2 Saran..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Hasil Penentuan Kapasitas Panas Kalorimeter............................
Tabel 4.2 Data Hasil Penentuan Panas Pelarutan.................................................
Tabel 4.3 Data Hasil Penentuan Panas Reaksi Netralisasi...................................
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Skema Penentuan Panas Kalorimeter..............................................
Gambar 3.2 Penentuan Panas Pelarut..................................................................
Gambar 3.3 Penentuan Panas Netralisasi.............................................................
Gambar 3.4 Kalorimeter .....................................................................................
Gambar 3.5 Pengaduk..........................................................................................
Gambar 3.6 Beaker Glass 250 mL.......................................................................
Gambar 3.7 Gelas Ukur 50 mL............................................................................
Gambar 3.8 Termometer......................................................................................
Gambar 3.9 Pemanas...........................................................................................
Gambar 3.10 Neraca Analitik..............................................................................
Gambar 3.11 Labu Ukur 250 mL.........................................................................
Gambar 3.12 Botol Semprot................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Termokimia adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan kalor dalam
reaksi kimia. Kalor merupakan salah satu bentuk energi, energi didefinisikan
sebagai kemampuan untuk melakukan kerja. Beberapa istilah dalam
termokimia yang harus diketahui adalah sistem dan lingkungan. Sistem adalah
sekumpulan elemen atau unsur yang saling memengaruhi antara satu dengan
yang lain. Misalnya tabung reaksi yang berisi larutan yang bereaksi.
Lingkungan adalah segala sesuatu di luar sistem. Hukum Thermo I: “energi
tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan, namun hanya bisa diubah
menjadi bentuk energi lain”. Hukum ini juga menyatakan bahwa setiap sistem
memiliki energi total (Foliatini, 2008).
Pada umumnya reaksi kimia disertai dengan efek panas pada reaksi
eksoterm kalor dilepaskan, sedangkan pada reaksi endoterm kalor diserap.
Jumlah kalor yang berkaitan dengan suatu reaksi bergantung pada jenis reaksi,
pada jumlah zat yang bereaksi, pada keadaan fisik zat-zat pereaksi dan hasil
reaksi, dan pada suhu. Secara eksperimen kalor reaksi dapat ditentukan dengan
kalorimeter.
Dalam termokimia terdapat suatu fenomena energi, yaitu hukum kekekalan
energi yang menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
juga dimusnahkan. Sehingga energi dijagad raya ini tetap, yang mengalami
perubahan hanya bentuknya saja. Ilmu yang mempelajari tentang termokimia
dapat kita lihat dalam keseharian kita seperti proses yang sangat sederhana
yaitu pemanasan air. (Bresnick, Stephen. 2002)
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum panas reaksi adalah:
1. Untuk menentukan kapasitas panas kalorimeter dengan prinsip neraca
panas.
2. Untuk menentukan panas pelarutan HCl dan NaOH.
3. Untuk menentukan panas reaksi HCl dan NaOH.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kalorimeter
Kalorimeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor
yang terlibat dalam suatu perubahan atau reaksi kimia. Pada kalorimeter terjadi
perubahan energi dari energi listrik menjadi energi kalor sesuai dengan hukum
kekekalan energi yang menyatakan energi tidak dapat diciptakan dan energi
tidak dapat dimusnahkan (Purwati, 2011). Pengukuran kalor reaksi selain kalor
reaksi pembakaran dapat dilakukan dengan menggunakan kalorimeter pada
tekanan tetap yaitu dengan kalorimeter sederhana yang dibuat dari gelas
styrofoam . Dalam proses ini berlaku Azas Black yaitu:
q lepas = q terima
2.5 Kalor
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimilik oleh suatu zat. Secara
umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu
dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang
dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhu rendah
maka kalor yang dikandung sedikit.
Besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda (zat) tergantung pada 3
faktor:
1. Massa zat
2. Jenis zat (kalor jenis)
3. Perubahan suhu
Sehingga secara matematis dapat dirumuskan:
Q = m . c . ∆T
Dimana:
Q = Kalor yang dibutuhkan [J]
m = Massa [gr]
c = Kalor jenis [J/gr oC]
∆T = Perubahansuhu [oC]
BAB III
METODE PERCOBAAN
Mengamati dan mencatat suhu air yang ada di dalam kalorimeter setiap 10
detik dengan menggunakan termometer (melakukan pengamatan ± 2 menit)
sampai suhu yang ditunjukkan tidak berubah
Mengukur suhu air 100 mL, setelah itu melarutkan NaOH ke dalam 100 mL
air tadi dan memasukkan kedalam kalorimeter
Mengulangi langkah diatas dengan mengganti larutan HCl dan NaOH menjadi
konsentrasi 1 M, 0,5 M, 0,3 M dan 0,1 M
3.2.1 Alat:
1. Kalorimeter 1 buah
2. Pengaduk 1 buah
5. Termometer 1 buah
6. Pemanas 1 buah
3.2.2 Bahan:
1. NaOH
2. HCl
3. Aquadest
BAB IV
DATA HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Percobaan
4.1.1 Penentuan Kapasitas Panas Kalorimeter
Suhu awal : 30℃
Suhu panas : 70℃
Tabel 4.1 Data Hasil Penentuan Kapasitas Panas Kalorimeter
No Waktu Suhu (℃)
. (detik) Percobaan
1. 10 51
2. 20 51
3. 30 51
4. 40 50
5. 50 50
6. 60 50
7. 70 49
8. 80 49
9. 90 48
10. 100 48
11. 110 48
12. 120 48
17. 160-170 31 34 35 35 42
18. 170-180 31 34 35 36 42
19. 180-190 32 34 35 36 43
20. 190-200 32 34 35 36 43
21. 200-210 32 34 35 36 43
22. 210-220 32 34 35 36 43
23. 220-230 32 34 35 36 43
24. 230-240 32 34 35 36 43
25. 240-250 32 34 35 37 44
26. 250-260 32 34 35 37 44
27. 260-270 32 34 35 37 44
28. 270-280 32 34 35 38 44
29. 280-290 32 34 35 38 44
30. 290-300 32 34 35 38 44
26. 250-260 43 36 34 32 32
27. 260-270 43 36 34 32 32
28. 270-280 43 36 34 32 32
29. 280-290 43 36 34 32 32
30. 290-300 43 36 34 32 32
∆H Pelarut
8865490
8865480
Laporan
8865470 Praktikum Panas Reaksi
8865460
8865450
1 2 3 5 10 detik menjadi 50 °C dan konstan
Berat NaOH pada suhu 48 °C di menit 120
sampai pada waktu 2 menit.
∆H pelarut Linear (∆H pelarut)
2 Tahap kedua yaitu menentukan
0 Panas Reaksi
0,3 M Netralisasi panas pelarutan, langkah pertama
∆H Netralisasi
2M 1M 0,5 M 0,1 M
-2
Linear (Panas
-4 Reaksi yaitu menimbang kristal NaOH
Netralisasi)
-6 sebanyak 1gram dan jangan lupa
-8 Panas Reaksi
Netralisasi untuk di temaptkan kedalam botol
-10
Panas Reaksi
Konsentrasi Netralisasi timbang yang sudah tertutup rapat
lalu masukkan 100 mL air ke
kalorimeter dan ukur suhu air di dalam kalorimeter sebagai suhu awal (T 0) setelah
itumasukkan kristal NaOH ke kalorimeter , aduk pelan sampai dengan larut. Jika sudah larut
catat suhu tiap 10 detik mulai dari kristal NaOH masuk sampai kurang lebih 5 menit atau
sampai suhu yang di tunjukkan tidak banyak beubah dan ulangi langkah tersebut dengan
mengganti berat kristal NaOH menjadi 2, 3, 5 dan 10 gram.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum panas reaksi adalah :
1. Kapasitas panas kalorimeter dihitung menggunakan neraca panas dan didapatkan panas
kalorimetrinya adalah ……..
2. Semakin besar massa NaOH yang diperoleh maka semakin kecil panas pelarutnya dan
sebaliknya. Sehingga massa NaOH berbanding terbalik dengan panas pelarutannya dan
reaksi yang terjadi adalah reaksi endotermik sehingga nilai panas pelarutannya adalag
positif.
3. Semakin kecil konsentrasi NaOH dan HCl maka akan semakin besar panas reaksi
netralisasinya. Sehingga konsentrasi NaOH dan HCl berbanding terbalik dengan panas
reaksi netralisasi dan reaksi yang terjdi adalah endotermik sehingga nilainnya adalah
positif.
DAFTAR PUSTAKA
Bird, T. 1993. Kimia Fisik Untuk Univesritas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Purwati, Eni. 2011. Makalah Fisika Kalorimeter. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Denpasar: Universitas Mahasaraswati
LAMPIRAN
Appendiks
1. Perhitungan pembuatan larutan
HCl 1 M
HCl 2 N dalam 250 ml
massa jenis x % x 10
M=
BM
1,19 x 37 x 10
M=
36,5
M= 12,06 M
HCl 2M 250 ml
V1 M1 = V2 M2
V1 x 12,06 = 250 x 2M
V1 = 41,5 ml
HCl 1 M dalam 50 ml
V1 M1 = V2 M2
V1 x 12,06 = 50 x 1M
V1 = 4,1 ml
Neraca Panas
Q terima = Q lepas
ΔH= 8.863.843,91 J
ΔH = m x Cp x ΔT
8863843,91
Cp =
99,568 x(48−30)
Cp = 228,314 J/g.°C
= 0,025 mol
99,596
Mol H2O =
18
= 5,53311 mol
Massa Larutan = massa NaOH + massa H2O
= 1+ 99,596
= 100, 596 gram
100,596
Mol larutan =
58
= 1,735 mol
mol NaOH
Fraksi mol NaOH =
mol NaOH +mol H 2O
0,025
=
0,025+5,53311
= 0,0045
5,53311
Fraksi mol H2O =
5,53311+0,025
= 0,9955
ΔH =