KIMIA FISIKA
PANAS REAKSI
22 MEI 2021
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2 :
1. RAMDHAN ANGGARA P. NPM : 08.2019.1.01843
2. ALMA THALIA OKTAVIANI NPM : 08.2019.1.01848
3. KATHERINE PUTRI IM. NPM : 08.2019.1.01851
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
Kelompok 2
Mengetahui,
Kepala Laboratorium Dasar Teknik Kimia
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat Nya dan atas
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Kimia Fisika yang
berjudul Panas Reaksi. Laporan praktikum ini dibuat untuk memenuhi tugas
Praktikum Kimia Fisika. Di samping itu, kami juga berharap laporan praktikum
ini mampu memberikan kontribusi dalam menunjang pengetahuan para
mahasiswa khususnya dan pihak lain pada umumnya.
Dalam penyusunan laporan praktikum ini, kami tidak dapat menyelesaikannya
dengan baik dan benar tanpa adanya bantuan dorongan dari berbagai pihak yang
berupa petunjuk, bimbingan, pengarahan maupun fasilitas yang di peroleh. Untuk
itu pada kesempatan kali ini dengan segala kerendahan hati dan ketulusan hati
penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ibu Erlinda Ningsih, S.T., M.T. selaku dosen pengampu.
2. Asisten laboratorium kimia fisika 2021.
3. Teman-teman yang membantu kami baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam menyelesaikan laporan praktikum ini.
Untuk lebih menyempurnakan laporan praktikum ini, kami memerlukan kritik
dan saran dari pembacanya, sehingga dapat digunakan untuk membantu
memperbaiki laporan praktikum ini. Akhir kata, kami mohon maaf apabila dalam
penyusunan laporan praktikum ini terdapat kesalahan dan harapan kami semoga
laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penyusun
ABSTRAK
Termokimia merupakan ilmu yang mempelajari perubahan kalor yang disertai dengan reaksi
kimia. Reaksi hubungan antara sistem dan lingkungan dibagi menjadi dua yaitu reaksi eksotermik
dan reaksi endotermik. Tujuan dari praktikum panas reaksi adalah untuk menentukan kapasitas
panas kalorimeter dengan prinsip neraca panas, untuk menentukan panas pelarutan NaOH dan
untuk menentukan panas reaksi netralisasi HCl dan NaOH. Metode percobaan dimulai dengan
memasukkan 100 mL air ke dalam kalorimeter, aduk dan biarkan 5 menit sampai suhu kalorimeter
merata. Memanaskan 100 mL air sampai suhunya 70°C. Memasukkan 100 mL air panas dan
pindah ke dalam kalorimeter yang berisi air. Mengamati dan mencatat suhu air. Penentuan panas
pelarutan, menimbang 1 gram kristal NaOH. Memasukkan 100 mL air ke dalam kalorimeter.
Memasukkan kristal NaoH ke dalam kalorimeter. Mencatat suhu campuran. Tahap penentuan
panas reaksi netralisasi, memasukkan 50 mL larutan HCl 2 M ke dalam kalorimeter. Menuangkan
50 mL larutan NaOH 2 M ke dalam kalorimeter. Mengukur suhu campuran dalam kalorimeter.
Hasil dari percobaan pada praktikum panas reaksi ini, yaitu pada penentuan kapasitas panas
kalorimeter diperoleh ΔH sebesar 8.863.843,91 J. Pada tahap penentuan panas pelarutan diperoleh
ΔH sebesar 8865601,723 J dan pada tahap penentuan panas reaksi netralisasi diperoleh ΔH sebesar
0,032293 J.
Kata kunci : Termokimia, Kalorimeter, Kalor
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
ABSTRAK ........................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan Percobaan ..................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 2
2.1 Kalorimeter .............................................................................................. 2
2.2 Reaksi Eksoterm dan Endoterm ............................................................... 3
2.3 Panas Kelarutan........................................................................................ 3
2.4 Panas Netralisasi ...................................................................................... 3
BAB III METODE PERCOBAAN .................................................................... 4
3.1 Skema Penentuan Kapasitas Panas Kalorimeter ...................................... 4
3.2 Skema Penentuan Panas Pelarut .............................................................. 5
3.3 Skema Penentuan Panas Reaksi Netralisasi ............................................. 6
3.4 Alat dan Bahan Pecobaan ........................................................................ 6
3.5 Gambar Alat ............................................................................................. 7
BAB IV DATA HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN ...................... 8
4.1 Data Hasil Percobaan ............................................................................... 10
4.2 Data Hasil Perhitungan ............................................................................ 14
4.3 Pembahasan dan Diskusi.......................................................................... 15
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 19
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 19
5.2 Saran ........................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 20
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan Penentuan Kapasitas Panas Kalorimeter........... 10
Tabel 4.2 Data Hasil Percobaan Penentuan Panas Pelarutan ............................... 11
Tabel 4.3 Data Hasil Percobaan Penentuan Panas Reaksi Netralisasi ................. 12
Tabel 4.4 Data Hasil Perhitungan ......................................................................... 14
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Skema Penentuan Panas Kalorimeter ............................................ 4
Gambar 3.2 Skema Penentuan Panas Pelarut .................................................... 5
Gambar 3.3 Skema Penentuan Panas Netralisasi .............................................. 6
Gambar 3.4 Beaker Glass 250 mL .................................................................... 7
Gambar 3.5 Gelas Ukur 50 mL ......................................................................... 7
Gambar 3.6 Kalorimeter .................................................................................... 7
Gambar 3.7 Kompor .......................................................................................... 7
Gambar 3.8 Pengaduk ....................................................................................... 8
Gambar 3.9 Termometer ................................................................................... 8
Gambar 3.10 Neraca Analitik .............................................................................. 8
Gambar 3.11 Labu Ukur 250 mL ........................................................................ 8
Gambar 3.12 Botol Semprot ................................................................................ 8
Gambar 3.13 Sendok ........................................................................................... 8
Gambar 4.1 Grafik Hubungan antara massa NaOH dengan ΔHPelarutan ............. 16
Gambar 4.2 Grafik Hubungan Antara Konsentrasi NaCl dengan ΔHNetralisasi ... 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Termokimia adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan kalor dalam
reaksi kimia. Kalor merupakan salah satu bentuk energi, energi didefinisikan
sebagai kemampuan untuk melakukan kerja. Beberapa istilah dalam termokimia
yang harus diketahui adalah sistem dan lingkungan. Sistem adalah sekumpulan
elemen atau unsur yang saling memengaruhi antara satu dengan yang lain.
Misalnya tabung reaksi yang berisi larutan yang bereaksi. Lingkungan adalah
segala sesuatu di luar sistem. Hukum Thermo I: “energi tidak dapat diciptakan
maupun dimusnahkan, namun hanya bisa diubah menjadi bentuk energi lain”.
Hukum ini juga menyatakan bahwa setiap sistem memiliki energi total (Foliatini,
2008).
Untuk memahami teori hukum termokimia ini dapat dilakukan praktikum
panas reaksi sebagai media pembelajaran. Pembuktian dilakukan dengan
menggunakan air panas dan air dingin sebagai media yang digunakan dalam
percobaan, dibantu dengan menggunakan termos sebagai alat peraga kalorimeter.
Dengan demikian mahasiswa dapat membandingkan apakah data yang diperoleh
pada praktikum sudah sesuai denga teori atau tidak. Reaksi termo kimia dibagi
menjadi rekasi eksoterm dan endoterm. Saat melakukan reaksi kimia terdapat dua
kemungkinan yaitu membutuhkan panas atau menghasilkan panas tergantung
pada lingkungan dan sitemnya.
Umumnya reaksi kimia disertai dengan efek panas pada reaksi eksoterm dan
pada reaksi endoterm membutuhkan panas selama reaksi tersebut berlangsung.
Praktikum panas reaksi dilakukan bertujuan sebagai media pembelajaran dalam
memahami teori hukum termokimia. Proses kalorimeter terjadi secara adiabatik,
dimana tidak terdapat energi yang masuk ataupun keluar dari kelorimeter. Bahan
yang digunakan dalam praktikum panas reaksi adalah NaOH dan HCl. Dengan
adanya praktikum panas reaksi diharapkan mahasiswa dapat mengetahui panas
pelarutan dan panas reaksi netralisasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kalorimeter
Kalorimeter adalah alat untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat pada
suatu perubahan atau reaksi kimia. Proses dalam kalorimeter berlangsung secara
adiabatik, yaitu tidak ada kalor yang keluar atau masuk dari kalorimeter.
Kalorimetri adalah proses pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau
dilepaskan pada suatu reaksi kimia dalam suatu eksperimen. Prinsip kerja
kalorimeter berdasarkan azas black yang berbunyi “kalor yang dilepas oleh benda
panas sama dengan kalor yang diterima oleh benda dingin”. Jadi ketika dua buah
benda didekatkan satu sama lainnya maka akan terjadi perpindahan kalor dari
benda panas ke benda dingin hingga mencapai suatu kesetimbangan termal atau
mencapai suhu setimbang. Dalam kasus kalorimeter, bagian benda yang panas
adalah wadah penampung sampel yang akan memberikan panas, sedangkan
bagian benda dingin adalah benda yang akan menerima panas tersebut, biasanya
berupa air.
q lepas = q terima
q air panas = q air dingin + q kalorimeter
m1 c (Tp – Tc) = m2 c (Tc – Td) + C(Tc – Td) (1)
keterangan:
m1= massa air panas
m2 = massa air dingin
c = kalor jenis air
C = kapasitas kalorimeter
Tp = suhu air panas
Td = suhu air dingin
T = suhu air campuran
Jika harga kapasitas kalor kalorimeter sangat kecil maka dapat diabaikan jadi
perubahan kalor dapat dianggap hanya berakibat pada kenaikan suhu larutan
dalam kalorimeter (Bird, 1993).
Qreaksi = – Qlarutan
Qlarutan = m x c x ∆T (2)
dengan :
m = massa larutan dalam kalorimeter (g)
c = kalor jenis larutan dalam kalorimeter (J/g.°C) atau (J/g.°K)
∆T = perubahan suhu (°C atau °K)
2.2 Reaksi Eksoterm dan Endoterm
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang melepas panas. Jika reaksi berlangsung
pada suhu tetap, berdasarkan perjanjian ∆H akan bernilai negatif karena
kandungan panas dari sistem akan menurun. Sebaliknya, pada reaksi endoterm
yaitu reaksi yang membutuhkan panas, berdasarkan perjanjian ∆H akan bernilai
positif. (Bird, 1993).
2.3 Panas Pelarutan
Panas yang timbul atau diserap pada pelarutan suatu zat dalam suatu pelarut
disebut panas pelarutan. Panas pelarutan terbagi menjadi dua yaitu panas
pelarutan integral dan panas pelarutan diferensial. Panas pelarutan integral
didefenisikan sebagai perubahan entalpi jika 1 mol zat dilarutkan dalam n mol
pelarut. Panas pelarutan diferensial didefenisikan sebagai perubahan entalpi jika 1
mol zat terlarut dilarutkan dalam jumlah larutan yang tidak terhingga, sehingga
konsentrasinya tidak berubah dengan penambahan 1 mol zat terlarut (Sukardjo,
2004).
2.4 Panas Netralisasi
Panas netralisasi dapat didefinisikan sebagai jumlah panas yang dilepas ketika
1 mol air terbentuk akibat reaksi netralisasi asam oleh basa atau sebaliknya. Panas
netralisasi terjadi dalam larutan asam kuat dan basa kuat dengan sedikit air
ternyata berharga konstan. Hal ini disebabkan karena asam kuat dan basa kuat
akan mudah terdisosiasi sempurna dalam bentuk ion di dalam larutan
(Purwandari, Endhah.2013).
BAB III
METODE PERCOBAAN
Ditempat lain, air sebanyak 110 mL dipanaskan dalam beaker glass dengan
menggunakan kompor sampai suhunya 70℃
Dimasukkan 100 mL air panas ke dalam gelas ukur, kemudian diukur kembali
suhunya dan dipindahkan ke dalam kalorimeter yang telah berisi 100 mL air
Diamati suhu yang ada di dalam kalorimeter dan dicatat setiap 10 detik
dengan menggunakan termometer, (dilakukan pengamatan selama ± 2 menit)
Diamati suhu campuran dan dicatat setiap 10 detik, mulai dari NaOH yang
dimasukkan sampai 5 menit atau suhu yang ditunjukkan tidak banyak berubah
Diaduk dan dicatat setiap 10 detik sampai 5 menit atau suhu yang ditunjukkan
tidak banyak berubah
Langkah 1-5 diulangi dengan mengganti larutan HCl dan NaOH menjadi 1 M,
0,5 M, 0,3 M dan 0,1 M
3.4.1 Alat:
1. Kalorimeter 1 buah
2. Pengaduk 1 buah
5. Termometer 1 buah
6. Pemanas 1 buah
3.4.2 Bahan:
1. NaOH
2. HCl
3. Aquadest
3.5 Gambar Alat
BAB IV
DATA HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Percobaan
4.1.1 Penentuan Kapasitas Panas Kalorimeter
Suhu awal : 30℃
Suhu panas : 70℃
Tabel 4.1 Data Hasil Penentuan Kapasitas Panas Kalorimeter
1. 10 51
2. 20 51
3. 30 51
4. 40 50
5. 50 50
6. 60 50
7. 70 49
8. 80 49
9. 90 48
10. 100 48
11. 110 48
12. 120 48
Suhu (℃)
Waktu
No.
(detik) 1 2 3 5 10
gram gram gram gram gram
1. 0-10 29 30 30 30 35
2. 10-20 29 31 32 32 35
3. 20-30 29 32 33 33 35
4. 30-40 30 32 34 33 37
5. 40-50 30 32 34 33 37
6. 50-60 30 33 34 33 37
7. 60-70 30 33 34 34 38
8. 70-80 30 33 34 34 38
9. 80-90 30 33 34 34 38
10. 90-100 30 33 34 34 40
11. 100-110 30 34 34 34 40
12. 110-120 30 34 34 34 40
13. 120-130 31 34 35 35 41
14. 130-140 31 34 35 35 41
15. 140-150 31 34 35 35 41
16. 150-160 31 34 35 35 42
17. 160-170 31 34 35 35 42
18. 170-180 31 34 35 36 42
19. 180-190 32 34 35 36 43
20. 190-200 32 34 35 36 43
21. 200-210 32 34 35 36 43
22. 210-220 32 34 35 36 43
23. 220-230 32 34 35 36 43
24. 230-240 32 34 35 36 43
25. 240-250 32 34 35 37 44
26. 250-260 32 34 35 37 44
27. 260-270 32 34 35 37 44
28. 270-280 32 34 35 38 44
29. 280-290 32 34 35 38 44
30. 290-300 32 34 35 38 44
1. 0-10 44 35 33 31 31
2. 10-20 44 35 33 31 31
3. 20-30 44 35 33 31 31
4. 30-40 44 35 33 31 31
5. 40-50 44 35 33 31 31
6. 50-60 44 35 33 31 31
7. 60-70 43 36 34 32 32
8. 70-80 43 36 34 32 32
9. 80-90 43 36 34 32 32
10. 90-100 43 36 34 32 32
11. 100-110 43 36 34 32 32
12. 110-120 43 36 34 32 32
13. 120-130 43 36 34 32 32
14. 130-140 43 36 34 32 32
15. 140-150 43 36 34 32 32
16. 150-160 43 36 34 32 32
17. 160-170 43 36 34 32 32
18. 170-180 43 36 34 32 32
19. 180-190 43 36 34 32 32
20. 190-200 43 36 34 32 32
21. 200-210 43 36 34 32 32
22. 210-220 43 36 34 32 32
23. 220-230 43 36 34 32 32
24. 230-240 43 36 34 32 32
25. 240-250 43 36 34 32 32
26. 250-260 43 36 34 32 32
27. 260-270 43 36 34 32 32
28. 270-280 43 36 34 32 32
29. 280-290 43 36 34 32 32
30. 290-300 43 36 34 32 32
Massa V
Mol Massa Mol Massa Mol
NaOH H2 O
NaOH H2 O H2 O camp camp
(gr) (mL)
4.3 Pembahasan
Pada praktikum yang berjudul panas reaksi bertujuan untuk menentukan kalor
reaksi dan kalor pelarutan dengan menggunakan kalorimeter. Prinsip dari
praktikum panas reaksi ini adalah Asas Black, dimana bunyi hukum Asas Black
adalah jika dua buah benda dengan suhu yang berbeda dicampurkan, maka benda
yang lebih panas akan memberi kalor pada benda yang lebih dingin hingga
suhunya sama.(Abdillah,2020)
Pada praktikum panas reaksi ini, kami menentukan kapasitas panas
kalorimeter, panas pelarutan, dan panas reaksi netralisasi. Penentuan panas
kalorimeter dilakukan dengan cara mencampurkan air dingin dengan air panas.
Suhu pada praktikum panas reaksi beryujuan untuk digunakan dalam penentuan
nilai panas kalorimeter. Perhitungan dlakukan yaitu untuk menentukan jumlah
panas yang dilepas oleh air panas untuk mencapau suhu campuran dan air dingin
digunakan untuk menaikkan suhu awal menjadi suhu campuran. Berdasarkan
persamaan neraca panas di atas dan mengambil dari data yang telah diperoleh,
hasil dari percobaan penentuan kapasitas panas kalorimeter atau ΔHkalorimeter
adalah 8863843,91 J.
H Pelarut
8865500
8865480
8865460
8865440
∆ 4 1 2 3 5 10
2 Berat NaOH
Panas Reaksi
∆H Netralisasi
0 Netralisasi
∆H pelarut Linear (∆H pelarut)
2M 1 M 0,5 M 0,3 M 0,1 M
-2
-4
-6
-8 Linear (Panas Reaksi
Netralisasi)
-10
Konsentrasi
Berdasarkan Gambar 4.1 dapat disimpulkan bahwa semakin besar massa dari
larutan NaOH, makan nilai dari ΔHpelarutan akan semakin kecil. Berdasarkan
pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa massa dari larutan NaOH
berbanding terbalik dengan ΔHpelarutan. Hal ini dapat terjadi karena massa
larutan semakin besar, maka jumlah partikel yang ada dalam larutan juga semakin
Gambarpanas
banyak. Sehingga 4.1 Grafik Hubungan Antara Massa NaOH
yang dilepaskan akan semakin banyak dan pa nas yang
diserap akan semakin sedikitDengan ΔHPelarutan
(Bird, 1993).
Pada praktikum panas reaksi dilakukan dengan mereaksikan larutan NaOH
dengan HCl pada berbagai konsentrasi dengan tujuan untuk menentukan nilai
panas reaksi netralisasi pada masing-masing variasi konsentrasi NaOH dengan
HCl, serta untuk mengetahui pengaruh konsentrasi reaktan terhadap panas
pelarutan. Geafik hubungan tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.2 bahwa
FTI - ITATS
17
FTI - ITATS
17
konsentrasi larutan NaOH dan HCl berpengaruh terhadap panas penetralan hasil
reaksi. Dimana semakin tinggi konsentrasi larutan reaktan juga semakin kecil (−)
negatif nilai panas pelarutan.
Percobaan penentuan panas reaksi netralisasi ini, Qlepas yang berfungsi
untuk melepaskan energi panas adalah HCl dan NaOH, sedangkan Qterima yang
berfungsi untuk menerima energi panas adalah NaCl dan netralisasi.
Sedangkan menurut (Raj, 2004), ΔH netralisasi asam pada suhu tertentu dapat
didefinisikan sebagai perubahan entalpi yang menyertai netralisasi satu gram basa
dengan asam dalam larutan encer pada suhu tersebut. Sehingga, semakin besar
konsentrasi suatu larutan, maka nilai ΔH netralisasi juga semakin besar.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa konsentrasi suatu
larutan berbanding lurus dengan ΔH netralisasi atau panas penetralan. Hal ini
dapat terjadi karena semakin besar konsentrasi dari suatu larutan, maka jumlah
partikel yang ada dalam larutan tersebut juga semakin banyak, sehingga nilai
panas penetralannya juga semakin besar.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum panas reaksi adalah :
1. Kapasitas panas kalorimeter dihitung menggunakan neraca panas dan
didapatkan panas kalorimetrinya adalah −8.863.970,92 J
2. Massa NaOH dan konsentrasi NaOH berbanding terbalik dengan nilai dari
panas pelarutnya. Hasil dari panas pelarutan paling kecil dari massa NaOH
adalah 0,50778 J dan panas pelarutan paling besar adalah 4,309633 J.
3. Konsentrasi reaktan berbanding terbalik terhadap nilai penetralan antara NaOH
dan HCl. Hasil dari panas reaksi netralisasi paling kecil adalah 2,45693 J dan
panas reaksi netralisasi paling besar adalah 6,73427 J.
5.2 Saran
1. Sebaiknya variabel massa dan konsentrasi NaOH menggunakan yang lebih
besar agar perubahan suhunya bisa diamati dengan jelas.
2. Sebaiknya menggunakan neraca analitik dengan ketelitian samapi 0,1 mg dan
kalorimeter digital agar hasil yang didapatkan lebih akurat.
3. Sebaiknya menggunakan termometer digital agar perubahan suhu yang kecil
tetap bisa diamati.
DAFTAR PUSTAKA
Bird, T. 1993. Kimia Fisik Untuk Univesritas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Purwati, Eni. 2011. Makalah Fisika Kalorimeter. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Denpasar: Universitas Mahasaraswati
Brady, James E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jilid 1. Jakarta:
Binarupa Aksara.
APPENDIKS
1. Perhitungan pembuatan larutan
HCl 1 M
HCl 2 N dalam 250 mL
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 j𝑒𝑛i𝑠 𝑥 % 𝑥 10
M= 𝐵𝑀
1,19 𝑥 37 𝑥 10
M=
36,5
M = 12,06 M
HCl 2M 250 mL
V1 M1 = V2 M2
V1 x 12,06 = 250 x 2M
V1 = 41,5 mL
HCl 1 M dalam 50 mL
V1 M1 = V2 M2
V1 x 12,06 = 50 x 1M
V1 = 4,1 ml
= 99,568 gram
Q terima = Q lepas
= 1+ 99,596
= 100, 596 gram
100,596
Mol larutan =
58
= 1,735 mol
𝑚𝑜𝑙 𝑁𝑎0𝐻
Fraksi mol NaOH =
𝑚𝑜𝑙 𝑁𝑎0𝐻+𝑚𝑜𝑙 𝐻20
0,025
=
0,025+5,53311
= 0,0045
5,53311
Fraksi mol H2O =
5,53311+0,025
= 0,9955
𝑇2
ΔH = ∫𝑇1 𝐶𝑝 𝑑𝑇
305,15
ΔH = 0,025 ∫298,15 0,121+ 16,316x 10-3T+ 1,948x105T2 dT
ΔH = 0,50778 J
Menetukan ΔH pelarut
𝑀𝗑𝑉
n =
1000
0,1 𝗑 100
n =
1000
n = 0,1 mol
Mencari mol NaOH 1 M
𝑔𝑟 1000
M = x
𝐵𝑀 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
𝑀𝗑𝑉
n =
1000
0,1 𝗑 100
n =
1000
n = 0,1 mol
Mencari Panas Reaksi HCl pada Suhu 320C (305,15 K)
𝑇2 𝑇2
ΔH = 𝑛 ∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇 = n ∫ A + BT+ CT-2 dT
𝑇1 𝑇1
305,15
ΔH = 0,1 ∫298,15 3,156+ 0,623x 10-3T+ 0,151x105T-2 dT
ΔH = 2,45693 J
304,15
ΔH = 0,1 ∫298,15 0,121+ 16,316x 10-3T+ 1,948x105T-2 dT
ΔH = 4,309633 J
309,15
ΔH = 0,1 ∫298,15 5,526+ 1,963x 10-3T dT
ΔH = 6,73427 J
Faisal Huda
dst
Nama Asslab