Anda di halaman 1dari 7

ISSN : 2407 – 1846

TK - 025 e-ISSN : 2460 – 8416


Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek

PENGARUH KONSENTRASI AKTIVATOR NAOH PADA PROSES


PEMBUATAN ARANG AKTIF TERHADAP KUALITAS MINYAK
BEKAS SETELAH PROSES PEMURNIAN
Yustinah1*, Hartini2, dan Zuliani3
Jurusan Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta
Jln Cempaka Putih Tengah 27
*
Yus_tin@yahoo.com

ABSTRAK
Pengolahan limbah pertanian menjadi bioadsorben arang aktif, merupakan salah satu usaha
pemanfaatan limbah pertanian. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh konsentrasi NaOH,
sebagai aktivator dalam proses pembuatan arang aktif, terhadap kualitas minyak goreng bekas setelah
pemurnian. Limbah pertanian yang sudah bersih dan kering kemudian dilakukan karbonisasi di dalam
furnace selama 15 menit dengan suhu pembakaran 400oC. Selanjutnya arang diaktivasi dengan
merendam dalam larutan NaOH selama dua belas jam. Konsentrasi NaOH yang digunakan bervariasi,
yaitu 0,125; 0,25; 0,5; 1 dan 2 N. Setelah itu padatan dicuci sampai netral dan dikeringkan, sehingga
diperoleh bioadsorben arang aktif. Minyak jelantah yang sudah dipanasi dicampur dengan
bioadsorben. Campuran tersebut diaduk selama satu jam pada temperatur 110oC. Selanjutnya
campuran disaring dengan pompa vakum diambil filtratnya yaitu minyak jelantah bersih. Minyak
bekas yang sudah bersih, dianalisa kadar asam lemak bebas, bilangan peroksida dan warna minyak.
Minyak bekas setelah proses pemurnian mempunyai kadar asam lemak bebas 0,25% ; Bilangan
peroksida 6.4027 meq/kg dan warna minyak 30 red lovibond. Hasil optimum diperoleh menggunakan
arang aktif dengan konsentrasi NaOH 1 N. Setelah proses pemurnian, kadar asam lemak bebas
menurun 55.0 % ; bilangan peroksida menurun 44.7 % dibandingkan kondisi mula-mula.

Kata kunci: minyak bekas, adsorbsi, arang aktif

ABSTRACT
Processing agricultural waste into carbon, is one of the utilization of agricultural waste. This
research aims to study the effect of the concentration of NaOH, as activators in the process of making
charcoal, to the quality of used frying oils after purification. Agricultural waste which is clean and dry
then performed carbonization in a furnace for 15 minutes at a temperature of 400 C combustion.
Furthermore charcoal activated by soaking in NaOH solution for twelve hours. Concentration of
NaOH used varies :0.125; 0.25; 0.5; 1 and 2 N. Afterward, the solids are washed until neutral and
dried, to obtain bioadsorben activated carbon. Pre-heated cooking oil mixed with bioadsorben. The
mixture was stirred for one hour at a temperature of 110 C. Furthermore, the mixture was filtered with
vacuum pumps used cooking oil taken the filtrate is clean. The used oil is clean, analyzed levels of
free fatty acids, peroxide value and color of the oil. Used oil after the purification process has the free
fatty acid content of 0.25%; 6.4027 meq peroxide / kg and 30 red oil Lovibond color. The optimum
results obtained using activated carbon at a concentration of NaOH 1 N. After the purification process,
free fatty acid levels decreased 55.0%; peroxide value decreased 44.7% compared to initial conditions.

Keywords : used cooking oil, adsorbtion, activated carbon

PENDAHULUAN lebih 160 miliar ton limbah dari areal pertanian


Indonesia sebagai negara agraris, dan 80 miliar ton limbah dari areal perhutanan.
banyak menghasilkan produk pertanian dan Pada umumnya limbah tersebut mempunyai
perkebunan beserta dengan limbahnya. Limbah kandungan protein yang rendah, tetapi
pertanian dan perkebunan tersedia berlimpah kandungan seratnya tinggi.
sepanjang tahun, setiap tahun terdapat kurang

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2015 1


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2015
ISSN : 2407 – 1846
TK - 025 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek

Limbah pertanian dan perkebunan akan Arang aktif yang disebut juga karbon
menjadi masalah bagi lingkungan, jika tidak aktif dapat dibuat dari berbagai macam bahan.
ditangani dengan baik Selama ini hanya Bahan-bahan yang banyak mengandung
sebagian kecil limbah pertanian digunakan senyawa karbon seperti batu bara, tulang
sebagai pakan ternak, sedangkan sebagian ataupun bahan yang mengandung lignin seperti
besar lainnya dibuang atau dibakar saja. Dalam bagian dari tumbuh-tumbuhan misalnya
usaha meningkatkan pemanfaatan limbah berbagai jenis kayu, kokas sekam padi,
pertanian, maka dilakukan pengolahan limbah tempurung kelapa, tempurung biji kopi, serbuk
pertanian menjadi bioadsorben, yaitu arang gergaji serta kulit ubi kayu dapat dibuat
aktif. Limbah pertanian yang digunakan adalah menjadi karbon aktif jika ditangani secara
limbah kulit pisang. baik. Batu bara dapat menghasilkan karbon
Penduduk Indonesia telah mengenal aktif yang lebih baik dibandingkan bahan-
buah pisang sebagai buah yang lezat dan enak. bahan dari lignin selulosa. Walaupun
Pisang merupakan tanaman yang sangat mudah demikian, pembuatan karbon aktif dari bahan-
tumbuh di negara tropis seperti Indonesia. bahan pertanian ini terus berkembang guna
Sehingga menyebabkan pisang terdapat dalam pemanfaatan dan pengolahan limbah pertanian
jumlah melimpah. Selama ini tanaman pisang yang ada.
hanya dimanfaatkan bagian buah, batang dan Minyak goreng merupakan salah satu
daunnya saja, sedangkan kulit buahnya barang kebutuhan pokok yang sulit dipisahkan
digunakan sebagai makanan ternak dan dari kehidupan masyarakat. Makanan yang
penghasil alcohol. digoreng rasanya lebih lezat dan gurih, tanpa
Produktivitas buah pisang di Indonesia memerlukan tambahan bumbu bermacam-
semakin meningkat dari tahun ke tahun. macam lagi. Sehingga menggoreng makanan
Seiring dengan meningkatnya produktivitas adalah cara paling praktis untuk memasak
buah pisang maka jumlah limbah kulit (Arini, 1999). Pada waktu proses
pisangpun ikut meningkat. penggorengan, minyak goreng berperan
Jumlah dari kulit pisang cukup banyak, sebagai media untuk perpindahan panas yang
yaitu kira-kira 1/3 dari buah pisang yang cepat dan merata di permukaan bahan
belum dikupas. Hal ini mengakibatkan potensi makanan yang digoreng (Maskan, 2003).
limbah kulit pisang yang cukup besar, Selama proses penggorengan minyak
sehingga memerlukan adanya pengolahan pada mengalami reaksi degradasi yang disebabkan
kulit pisang agar memiliki nilai guna lebih. oleh panas, udara dan air, sehingga
Kandungan unsur gizi kulit pisang cukup mengakibatkan terjadinya oksidasi, hidrolisis,
lengkap, seperti karbohidrat, lemak, protein, dan polimerisasi. Reaksi oksidasi juga dapat
kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B, vitamin C terjadi selama masa penyimpanan (Lee et al,
dan air. Kulit pisang juga memiliki kandungan 2002). Produk reaksi oksidasi minyak, seperti
selulosa sebesar 14,4%. peroksida, radikal bebas, aldehid, keton,
Arang adalah produk dari suatu proses hidroperoksida, polimer dan oxidized monomer
yang disebut karbonisasi. Sebagian besar dan berbagai produk oksidasi minyak yang lain
komponen arang merupakan senyawa karbon dilaporkan memberikan pengaruh buruk bagi
dan terbentuk karena penguraian akibat kesehatan (Paul dan Mittal, 1997).
perlakuan panas. Oksidasi juga menyebabkan warna
Arang aktif adalah arang yang minyak menjadi gelap, tetapi mekanisme
mengalami pengolahan lebih lanjut pada suhu terjadinya komponen yang menyebabkan
tinggi dengan menggunakan aktivator gas CO2, warna gelap ini masih belum sepenuhnya
uap air atau bahan-bahan kimia. Setelah diketahui (Moreira, 1999; Maskan, 2003).
mengalami proses aktivasi, pori-pori arang Diprediksikan bahwa senyawa berwarna pada
terbuka dan dapat digunakan sebagai adsorben. bahan yang digoreng terlarut dalam minyak
Kemampuan serap arang aktif disebabkan dan menyebabkan terbentuknya warna gelap.
adanya pori-pori mikro yang sangat besar Komponen bahan yang digoreng juga
jumlahnya, sehingga menimbulkan gejala berinteraksi dengan minyak atau senyawa–
kapiler yang mengakibatkan adanya daya senyawa produk reaksi degradasi dalam
serap. minyak membentuk senyawa berwarna, seperti
misalnya produk reaksi Maillard browning.

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2015 2


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2015
ISSN : 2407 – 1846
TK - 025 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek

Oleh karena itu warna dapat dipakai sebagai gaya-gaya kimia dan diikuti oleh reaksi kimia.
salah satu kriteria kualitas minyak goreng Adsorbsi jenis ini mengakibatkan terbentuknya
(Maskan, 2003). Kadar melanoidin dapat ikatan secara kimia, sehingga diikuti dengan
ditentukan dengan spektrofotometer pada reaksi berupa senyawa baru. Pada kemisorbsi
panjang gelombang 450 – 550 nm, dan permukaan padatan sangat kuat mengikat
absorbansi pada 460 nm dipakai sebagai molekul gas atau cairan sehingga sukar untuk
indeks warna minyak (Miyagi, 2001). dilepas kembali, sehingga proses kemisorbsi
Selama dipanaskan minyak juga sangat sedikit. Adsorbsi fisika (fisiosorbsi)
adalah adsorbsi yang terjadi karena adanya
mengalami reaksi polimerisasi sehingga
gaya-gaya fisika. Adsorbsi ini dicirikan adanya
menjadi semakin kental serta berbuih. Reaksi
kalor adsorbsi yang kecil (10 kkal/mol).
hidrolisis terjadi akibat interaksi antara air Molekul-molekul yang diadsorbsi secara fisik
dengan lemak yang menyebabkan putusnya tidak terikat secara kuat pada permukaan dan
bebrapa asam lemak dari minyak, biasanya terjadi pada proses reversible yang
menghasilkan Free Fatty Acid (FFA) dan cepat, sehingga mudah diganti dengan molekul
gliserol (Lawson, 1985). FFA mudah lain.
mengalami oksidasi dan mengalami Lin dkk, (1998) melakukan penelitian
dekomposisi lebih lanjut melalui reaksi radikal dengan campuran adsorben yeng terdiri atas
bebas (Lin dkk, 2001). 4,5% clay, 0,5%charcoal, 2,5% MgO dan
Walaupun mengakibatkan dampak 2,5% celite dapat menurunkan FFA sebesar
negatif, penggunaan minyak goreng bekas / 74%. Maskan (2003) melaporkan bahwa
jelantah adalah hal yang biasa di masyarakat. campuran yang terdiri dar 2% pekmez
Sebagian orang menganggap makanan yang earth,3% bentonit, dan 3% magnesium silikat
dicampur dengan jelantah lebih sedap rasanya. dapat mengurangi FFA minyak goreng bekas
Sedangkan sebagian lainnya menggunakan dari 0,29% menjadi 0,175%.
jelantah karena keterdesakan ekonomi. Yuliana dkk, (2005) melaporkan dengan
Dalam upaya untuk menghasilkan bahan adsorben Magnesium silikat 10% berat, PV
pangan yang berkualitas, dilakukan penelitian minyak goreng bekas dapat direduksi dari
pemurnian minyak goreng bekas agar minyak 16,4930 meq H2O2/kg minyak menjadi 0,8918
dapat dipakai kembali tanpa mengurangi meq H2O2/kg minyak. Sedangkan kalsium
kualitas bahan yang digoreng. Pemurnian silikat 10% berat dapat mereduksi PV menjadi
minyak goreng bekas merupakan pemisahan 0,7463 meq H2O2/kg minyak. Harga PV yang
produk reaksi degradasi dari minyak. Beberapa dapat dicapai dengan perlakuan adsorben
cara dapat dilakukan untuk pemurnian minyak tersebut lebih kecil daripada PV minyak
goreng bekas, salah satunya adalah pemurnian goreng yang sama dalam keadaan baru dan
dengan menggunakan adsorben. Pemurnian belum dipakai untuk menggoreng, yaitu
minyak goreng bekas dengan adsorben sebesar 7,5280 meq H2O2/kg minyak.
merupakan proses yang sederhana dan efisien Mulyatna, dkk (2003), melakukan
(Maskan, 2003). penelitian yang menghasilkan bahwa
Adsorbsi adalah proses pemisahan bioadsorben dari kulit kacang tanah dapat
komponen tertentu dari satu fasa fluida mengadsorpsi zat warna remazol golden
(larutan) ke permukaan zat padat yang yellow 6. Sedangkan dari penelitian Yustinah
menyerap (adsroben). Pemisahan terjadi (2011) bioadsorben dari kulit kacang tanah
karena perbedaan bobot molekul atau dapat menurunkan kadar FFA dari 0,8153 %
porositas, menyebabkan sebagian molekul menjadi 0,3708 % dan menurunankan
terikat lebih kuat pada permukaan dari pada bilangan peroksida dari 16,116 meq H2O2 /kg
molekul lainnya. Adapun syarat-syarat untuk minyak menjadi 8,532 meq H2O2 /kg minyak
berjalannya suatu proses adsorbsi, yaitu yang terdapat di dalam minyak bekas.
terdapat: 1. Zat yang mengadsorbsi (adsorben), Yustinah, dkk (2012) juga melaporkan,
2. Zat yang teradsorbsi (adsorbat), 3. Waktu bioadsorben dari ampas tebu dapat
pengocokan sampai adsorbsi berjalan menurunkan kadar asam lemak bebas (FFA)
seimbang. dan bilangan peroksida (PV) yang terdapat di
Adsorbsi dapat digolongkan dalam dua dalam minyak sawit mentah (CPO).
jenis, yaitu adsorbsi secara kimia dan secara Pada penelitian ini dilakukan pemurnian
fisika. Adsorbsi secara kimia (kemisorbsi) minyak goreng bekas menggunakan adsorben
adalah adsorbsi yang terjadi karena adanya arang aktif dari kulit pisang. Tujuan penelitian

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2015 3


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2015
ISSN : 2407 – 1846
TK - 025 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek

mempelajari kemampuan arang aktif dari kulit dikeringkan dalam oven untuk mendapatkan
pisang untuk menurunkan Bilangan Peroksida karbon aktif. Sedangkan proses adsorbsi
(PV) dan warna gelap minyak goreng bekas dilakukan sesuai dengan Gambar 1.
dari minyak kelapa sawit.
HASIL DAN PEMBAHASAN
METODE Penelitian ini dilakukan untuk
Bahan dan Alat meningkatkan kualitas minyak goreng bekas
Minyak goreng bekas diperoleh dari dengan metode adsorbsi menggunakan jenis
pedagang gorengan yang banyak terdapat bioadsorben arang aktif dari kulit pisang dan
dipinggir jalan. Limbah pertanian yang mempelajari pengaruh konsentrasi aktivator
digunakan yaitu kulit pisang diperoleh dari NaOH dalam pembuatan arang aktif, pada
penjual pisang goreng di pinggir jalan. proses pemurnian terhadap kualitas minyak
Sedangkan bahan-bahan kimia untuk analisa goreng bekas, sehingga dapat diketahui
diperoleh dari laboratorium Teknik Kimia konsentrasi activator yang optimal untuk
UMJ. Peralatan untuk pembuatan arang aktif memperbaiki kualitas minyak goreng bekas
dan proses adsorbsi yang digunakan adalah : tersebut.
blender, ayakan, motor pengaduk, pemanas, Mutu minyak pangan ditentukan oleh
oven dan alat-alat gelas. Untuk analisa beberapa faktor antara lain, bilangan
digunakan spektrofotometer dan alat-alat gelas. peroksida, kadar asam lemak bebas dan warna
minyak (Ketaren, 1986). Oleh karena itu
Minyak sawit mentah 100 ml analisa yang dilakukan adalah analisa kadar
asam lemak bebas, bilangan peroksida dan
warna minyak.
Pemanasan 110 oC
Hubungan antara Kadar Asam Lemak
Bebas dan Konsentrasi NaOH
Penambahan bioadsorben 10 gr

Pengadukan : 750 rpm ,


t = 1 jam

Penyaringan dengan vakum

Filtrat dianalisa FFA, PV, warna


Gambar 2. Hubungan Konsentrasi NaOH
Aktivator Arang Kulit Pisang dengan
Gambar 1. Blok diagram proses pemurnian
Penurunan Asam Lemak Bebas Minyak
minyak goreng bekas
Goreng Bekas
Rancangan Penelitian
Limbah kulit pisang yang sudah bersih Asam lemak bebas terbentuk pada reaksi
dipotong kecil-kecil dan dikeringkan. hidrolisa, minyak akan dirubah menjadi asam-
Selanjutnya kulit pisang dikarbonisasi dalam asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi
furnace selama 15 menit dengan suhu hidrolisa dapat mengakibatkan terjadinya
pembakaran 400oC, sehingga dihasilkan arang. kerusakan minyak karena terdapatnya
Kemudian arang diaktivasi dengan merendam sejumlah air dalam minyak. Reaksi ini akan
dalam larutan NaOH selama 12 jam. dipercepat dengan adanya faktor-faktor: panas,
Konsentrasi NaOH yang digunakan bervariasi : air, keasaman dan enzim. Semakin lama reaksi
0,125; 0,25; 0,5; 1 dan 2 N. Selanjutnya ini berlangsung, maka semakin banyak kadar
padatan disaring, dicuci dengan aquadest asam lemak bebas yang terbentuk. Reaksi ini
sampai netral. Setelah netral padatan juga mengakibatkan ketengikan hidrolisa yang
menghasilkan flavor dan bau tengik pada

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2015 4


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2015
ISSN : 2407 – 1846
TK - 025 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek

minyak yang disebabkan oleh cracking pada


ikatan rangkap sehingga rantainya semakin
pendek. Kerusakan ini dapat menyebabkan
bahan pangan yang digoreng mempunyai bau
dan rasa yang tidak enak sehingga dapat
menurunkan mutu dan nilai gizi bahan pangan
tersebut.
Gambar 2. menunjukkan penurunan
asam lemak bebas terbesar 55% terdapat pada
konsentrasi aktivator NaOH 1 N,
menghasilkan kadar asam lemak bebas sebesar
0,25%. Sedangkan penurunan terkecil 27,27%
pada konsentrasi 0,125 N, dengan kadar asam Gambar 3. Hubungan Konsentrasi NaOH
lemak bebas 0,40%. Aktivator Arang Kulit Pisang dengan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Penurunan Angka peroksida Minyak Goreng
konsentrasi larutan NaOH sebagai aktivator Bekas
dapat mempengaruhi kadar asam lemak bebas
minyak goreng yang dimurnikan. Hal ini Gambar 3, menunjukkan hasil yang
ditunjukkan dengan penurunan kadar asam diperoleh dari penelitian. Penurunan angka
lemak bebas minyak goreng setelah peroksida terbesar 44,7% pada penggunaan
dimurnikan menggunakan arang dari kulit konsentrasi NaOH 1 N, dengan angka proksida
pisang yang telah diaktivasi dengan NaOH. 6,4027 meq/kg. Sedangkan penurunan angka
Penurunan kadar asam lemak bebas terbesar peroksida terkecil 11,1% pada konsentrasi
pada konsentrasi NaOH 1 N memenuhi standar 0,125 N, dengan angka peroksida 10,2925
mutu minyak goreng yang ditetapkan oleh SNI meq/kg.
yaitu maksimal 0,3%. Hasil penelitian ini menandakan bahwa
Berdasarkan grafik pengaruh interaksi larutan NaOH sebagai aktivator dapat
antara konsentrasi aktivator dengan daya serap menurunkan kadar angka peroksida minyak
karbon aktif terhadap asam lemak bebas pada goreng bekas yang dimurnikan. Angka
minyak goreng bekas didapat persamaan peroksida minyak goreng bekas semakin
regresi polynomial orde dua, yaitu y = - menurun dari konsentrasi NaOH 0,125 N
29.125x2 + 66.125x + 17.624 . dengan R² = sampai 1 N. Meskipun mengalami peningkatan
0.9833. kembali pada konsentrasi NaOH 2 N, tetapi
tidak berbeda nyata penurunan angka
Hubungan antara Bilangan Peroksida dan peroksidanya dibandingkan dengan 1 N.
Konsentrasi NaOH Angka peroksida minyak goreng bekas
Kerusakan minyak atau lemak terutama tanpa ditambahkan arang aktif kulit pisang
adalah karena peristiwa oksidasi dan hidrolisis, (kontrol) sebesar 11,58 meq/kg, sedangkan
baik enzimatik maupun non enzimatik. Angka angka peroksida setelah diberi perlakuan
peroksida merupakan salah satu parameter variasi konsentrasi NaOH berkisar 6,4027–
kualitas minyak goreng.Jika angka peroksida 10,2925meq/kg atau menurun hingga 44.7%.
suatu minyak cukup tinggi, maka dapat Penurunan kadar angka peroksida terbanyak
dikatakan bahwa asam lemak tidak jenuh dari sebesar 44.7% tersebut diperoleh setelah
minyak goreng tersebut telah mengalami minyak goreng bekas dimurnikan
oksidasi. menggunakan arang kulit pisang yang sudah
Uji ketengikan dilakukan untuk diaktivasi dengan aktivator NaOH konsentrasi
menentukan derajat ketengikan dengan 1 N. Namun masih jauh untuk memenuhi
mengukur senyawa-senyawa hasil oksidasi. standar mutu minyak goreng yang telah
Salah satu penentuan derajat ketengikan ini ditetapkan oleh SNI yaitu untuk bilangan
adalah dengan penentuan bilangan peroksida maksimal 2 meq/kg
peroksida.Bilangan peroksida ditentukan Berdasarkan grafik pengaruh interaksi
berdasarkan jumlah iodin yang dibebaskan antara konsentrasi aktivator dengan daya serap
setelah lemak atau minyak ditambahkan karbon aktif terhadap angka peroksida minyak
Kalium Iodida (KI). goreng bekas didapat persamaan regresi

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2015 5


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2015
ISSN : 2407 – 1846
TK - 025 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek

polynomial orde dua, yaitu y = -27.365x2 + Gambar 4. merupakan hasil penetapan


70.085x + 3.4647, dengan R² = 0.987. intensitas warna minyak goreng bekas setelah
mengalami proses adsorpsi dengan
Hubungan Kepekatan Warna dengan menggunakan bioadsorben arang aktif dari
Konsentrasi NaOH kulit pisang pada variasi konsentrasi NaOH.
Pada konsentrasi NaOH 1 N tingkat warna
Warna atau tingkat kejernihan pada pada minyak goreng tersebut turun menjadi 30
minyak goreng merupakan faktor nilai jual pada skala red lovibond.
minyak goreng. Karena kejernihan minyak Semakin tinggi konsentrasi NaOH
goreng merupakan nilai estetika dan tolak ukur semakin besar penurunan kekeruhan warna
kemurnian minyak goreng tersebut.Warna minyak jelantah. Hal ini disebabkan karena
pada minyak disebabkan karena adanya semakin tinggi konsentrasi aktivator daya
pigmen dalam lemak. Warna lemak tergatung serap adsorben semakin baik karena semakin
dari macam pigmennya . banyak partikel–partikel pengotor (koloid)
Adanya karotenoid menyebabkan warna mampu terikat oleh adsorben sehingga warna
kuning kemerahan.Karotenoid sangat larut minyak semakin jernih/nilai Absorbansi makin
dalam minyak dan merupakan hidrokarbon kecil. Hasil regresi grafik di atas di dapatkan:
dengan banyak ikatantidak jenuh. Bila minyak persamaan polinomial orde dua, yaitu y =
dihidrogenasi maka akan terjadi hidrogenasi 18,783x -56,931x+ 68,706 dengan harga R2
karotenoid dan warna merah akan berkurang. sebesar 0,9419.
Selain itu, perlakuan pemanasan juga akan
mengurangi warna pigmen, karena karotenoid SIMPULAN
tidak stabil pada suhu tinggi. Pigmen ini Arang aktif dari kulit pisang dapat
mudah teroksidasi sehingga minyak akan dijadikan sebagai bioadsorben pada pemurnian
mudah tengik. Cara menghilangkan pigmen minyak goreng bekas. Konsentrasi NaOH pada
biasanya dengan bantuan arang aktif seperti proses aktivasi mempengaruhi titik optimum
pada penelitian yang dilakukan kali ini atau hasil adsorbsi minyak goreng bekas. Pada
dengan bleaching earth.Pada minyak kelapa penelitian ini didapatkan konsentrasi optimum
sawit, kandungan karotenoid jarang 1 N. Dari hasil analisa kadar asam lemak
dihilangkan spenuhnya karena merupkan bebas, Bilangan peroksida dan warna minyak
provitamin A. yang optimum secara berturut-turut yaitu : 0.25
%, 6.4027 meq/kg dan 30 red lovibond pada
konsentrasi 1N .

UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada
Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
DIKTI, Kopertis Wilayah III Jakarta dan
Universitas Muhammadiyah Jakarta yang telah
membiayai penelitian ini, melalui hibah penelitian
Gambar 4. Hubungan Konsentrasi NaOH desentralisasi tahun 2015.
Aktivator Arang Kulit Pisang dengan warna
pada Minyak Goreng Bekas . DAFTAR PUSTAKA
Arini. 1999. Minyak Jelantah, Amankah?.
Tokoferol yang merupakan sumber Jurnal LP POM MUI, No. 25
vitamin E sangat aktif terhadap oksidasi, Ketaren, S., 2005. Pengantar Teknologi
sehingga dapat digunakan sebagai antioksidan. Minyak dan Lemak Pangan, Cetakan ke
Tokoferol yang teroksidasi akan menimbulkan lima, UI Press. Jakarta.
warna coklat pada minyak. Warna coklat bisa Lawson, Harry W., 1985, Standards for Fats
juga disebabkan oleh reaksi browning and Oil, hal 12-18. The AVI Publishing
nonenzimatik, yaitu karbohidrat akan bereaksi company, Inc., Weat Port, Connecticut
dengan protein bila ada panas seperti pada Lee, J., Lee, S., Lee, H., Park, K. dan E. Choe,
kasus perubahan warna pada minyak goreng 2002, Spinach (spinacia oleracea) as a
bekas .

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2015 6


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2015
ISSN : 2407 – 1846
TK - 025 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek

Natural Food Grade Antioxidant in Deep Fat Fried Products, Journal of


Agricultural and Food Chemistry, 50, 5664- Paul, S dan G.S. Mittal. 1997. Regulating the
5669 Use of Degraded Oil / Fat in Deep Fat /
Lin, S., dan C. Casimir. 2001. Recovery of Oil Food Frying. Critical Reviews in Food
used Frying Oil with Adsorbent Science and Nutrition 37 : 635-662
Combination : Refrying and Frequent Oil
Replenishment. Journal of Food Research Sudarmadji, S., dkk., 1989. Analisa Bahan
International 34 : 159-166 Makanan dan Pertanian, Liberty,
Maskan, M. dan H.I. Bagci, 2003. Effect of Bandung, hal.111, 115-117.
Different Adsorbents On Purification of Yuliana, dkk., 2005. Penggunaan Adsorben
Used Sunflower Seed Oil Utilized For Untuk Mengurangi Kadar Free Fatty Acid,
Frying, Journal of Food Research Peroxide Value dan Warna Minyak
Technology, 217, 215-218. Goreng Bekas, Jurnal Teknik Kimia
Miyagi, A., et al. 2001. Feasibility Recycling Indonesia, Vol. 4., No. 2., hal.212-218.
Used Frying Oil Using Membrane Yustinah, 2011. Pengaruh Massa Bioadsorben
Process. Journal Lipid Science Tecnology dari Kulit Kacang Tanah pada Pemurnian
103 : 208-215 Minyak Goreng Bekas, Prosiding
Moreira, R.G. 1999. Deep-Fat Frying Seminar Nasional Integrasi Proses 2011,
No ISSN : 2088-6756, Cilegon
Fundamentals and Aplication. Aspen
Yustinah, Hartini dan Yulianti, 2012.
Publishers Inc., Weat Port, Connecticut
Penurunan Kadar Asam Lemak Bebas
Mulyatna, L., dkk., 2003. Pemilihan (FFA) dan Peroksida pada Minyak Sawit
Persamaan Adsorpsi Isoterm pada Mentah (CPO) Menggunakan
Penentuan Kapasitas Adsorpsi Kulit Bioadsorben dari Ampas Tebu, Prosiding
Kacang Tanah terhadap Zat Warna Seminar Tjipto Utomo 2012, No ISSN :
Remozal Golden Yellow 6, Jurnal 1693-1750, Bandung
Infomatek, Vol. 5, No. 3, UNPAS
Bandung.

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2015 7


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2015

Anda mungkin juga menyukai