Latar Belakang
BAB II
Data Dasar Perancangan
Ca2+ 0,5200
Mg2+ 0,4800
2
SO⁻ 4 0,5900
K+ 0,8300
HCO3- 0,3000
-
Br 0,2200
-
IO3 0,0067
Asumsi : sisa komponen adalah Cl⁻
3. Caustic Soda
a. Rumus Molekul : NaOH
b. Sifat Fisik
Berat Molekul : 40 g/mol
Spesific Gravity : 2,13 g/cm3
Titik Didih : 1.388°C
Titik Lebur : 318°C
c. Sifat Kimia
Kelarutan dalam air : 1.150 g/L(20°C)
Larut Dalam : Air, Methanol, Ethanol, Larutan
Ammonia, dan Eter
4. Air
a. Rumus molekul : H2O
b. Sifat fisik
Berat molekul : 18 gram/mol
Titik lebur : 0°C
Titik didih : 100°C
Densitas : 1.000 kg/m3
Viskositas : 0,001 Pa.s
c. Sifat kimia
Pada fase liquid, dapat melarutkan zat-zat kimia lain
pH = 7
Keterangan :
In = Perkiraan jumlah impor garam industri di indonesia pada
tahun 2025
I0 = Jumlah impor garam industri di Indonesia pada tahun 2019
k = Persentase peningkatan impor rata-rata
n = Lama waktu dari tahun 2019 sampai tahun 2025
Keterangan :
In = Perkiraan jumlah ekspor garam industri di indonesia pada
tahun 2025
I0 = Jumlah ekspor garam industri di Indonesia pada tahun 2019
k = Persentase peningkatan ekspor rata-rata
n = Lama waktu dari tahun 2019 sampai tahun 2025
Keterangan :
Pn = Perkiraan jumlah produksi garam industri di indonesia pada
tahun 2025
P0 = Jumlah produksi garam industri di Indonesia pada tahun
2019
k = Persentase peningkatan produksi rata-rata
n = Lama waktu dari tahun 2019 sampai tahun 2025
Keterangan :
Bn = Perkiraan jumlah kebutuhan total garam industri di indonesia
pada tahun 2025
B0 = Jumlah kebutuhan total garam industri di Indonesia pada
tahun 2019
k = Persentase peningkatan kebutuhan total garam industri rata-
rata
n = Lama waktu dari tahun 2019 sampai tahun 2025
2. Pasar
Beberapa konsumen terbesar garam Industri yaitu yang
berhubungan dengan Industri Farmasi, Kimia, Bahan Makan,
serta Perminyakan. Sebuah tempat dapat menjadi pilihan lokasi
pabrik karena dekat dengan konsumen (target pasar).
Menurut Kementerian Perindustrian, kebutuhan garam
nasional tahun 2020 sekitar 4.400.000 Ton dengan 84% dari
angka tersebut merupakan kebutuhan industri manufaktur,
ditambah adanya pertumbuhan industri eksisting 5-7% serta
penambahan industri baru,” kata Menteri Perindustrian
(Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, di Jakarta, Jumat
(9/10/2020).
3. Transportasi
Transportasi adalah salah satu faktor penting dalam
pemilihan tempat untuk menjalankan kegiatan di pabrik. Jalur
transportasi yang baik memudahkan proses distribusi bahan baku
dan produk sehingga lebih efisien.
Kota Bima di Pulau Sumbawa berlokasi strategis. Selain
itu, Kota Bima juga memiliki infrastruktur yang mampu
menunjang proses distribusi produk garam industri dari lokasi
pabrik menuju Pulau-pulau lainnya. Hal ini karena kota Bima
ditunjang prasarana jalan raya dan pelabuhan laut. Panjang jalan
raya sekitar 805,02 km yang terdiri dari Jalan Negara (38,56 km),
Jalan Provinsi (52,20 km) dan Jalan Kabupaten (174,26 km)yang
sebagian besar merupakan jalan beraspal dan sebagian lainnya
jalan perkerasan batu dan jalan tanah. Sedangkan transportasi laut
ditunjang oleh 1 pelabuhan laut sebagai pintu gerbang utama
masuknya penumpang, barang dan jasa. Pelabuhan Bima
dibangun pada Tahun 1963, merupakan pelabuhan laut utama di
wilayah pengembangan Pulau Sumbawa Bagian Timur sebagai
Pelabuhan Feeder. Sehubungan dengan fungsinya yang strategis,
pelabuhan laut Bima memiliki dermaga samudera sepanjang 142
m dan luas lantai 2.050 m² serta dermaga pelayaran rakyat
sepanjang 50 m dengan lantai 500 m². Kedalaman air Teluk Bima
12 m, lebar minimum 1000 m dan kedalaman sepanjang 134 m
serta luas lantai 750 m², open strorage 26.097 m², terminal
penumpang 200 m, listrik dengan kekuatan 15 KVA dan 2 buah
Bunker air bersih, masing-masing dengan volume 200 ton.
Pelabuhan laut Bima selain dapat disinggahi kapal-kapal besar
seperti KM AWU, KM Tatamelau, KM Kelimutu, KFC Barito
dan KFC Serayu serta kapal-kapal perintis. Disamping itu juga
menjadi pusat bongkar muat barang ekspedisi dan pelayaran.
Dengan infrastruktur yang menghubungkan secara langsung jalur
darat dan laut antara Pulau Sumbawa dan pulau-pulau lainnya,
tentunya akan berdampak positif bagi pengembangan industri dan
investasi di Kota Bima sesuai dengan potensi yang ada. Kota
Bima secara geografis terletak di ujung timur Pulau Sumbawa.
Kota Bima juga memiliki potensi alam dan berada di posisi
strategis dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, karena
memiliki keragaman jenis fauna laut dan sumber daya migas yang
cukup besar. Selain itu, wilayah ini secara langsung berhadapan
dengan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II, yang dapat
dilalui oleh kapal-kapal asing untuk menyebrangi kepulauan di
Indonesia.
Tenaga Kerja
Pabrik sebaiknya didirikan di lokasi dengan penduduk
berlatar belakang pendidikan yang relative tinggi. Berdasarkan
Badan Pusat Statistik (BPS) Bima, di tahun 2018 sekitar 34.300
penduduk Bima belum memiliki pekerjaan. Penduduk Bima yang
tidak bekerja kebanyakan lulusan SMA dan SMP. Faktor utama
adalah sedikitinya lowongan pekerjaan yang tersedia bagi lulusan
SMP dan SMA di Bima. Hal ini karena industri yang beroperasi
tidak banyak berada di Pulau Sumbawa, yang menyebabkan
rendahnya jumlah tenaga kerja. Pulau Sumbawa sudah terdapat
dua institusi pendidikan yang telah mencetak tenaga kerja dan
terdidik, yaitu Universitas Teknologi Sumbawa, Universitas
Samawa, dan selain itu dapat mengambil tenaga kerja lulusan di
Nusa Tenggara Barat yang lainnya, seperti di kota Mataram,
antara lain Universitas Negeri Mataram, Universitas Islam Negeri
Mataram, dan lain- lain. faktor penunjang tenaga kerja lainnya
adalah upah tenaga kerja. Menurut Peraturan Pemerintah Nusa
Tenggara Barat tentang upah minimum kabupaten/kota di Nusa
Tenggara Barat Tahun 2020, Bima memiliki UMK sebesar Rp
2.225.000.
4. Utilitas
Fasilitas utilitas berupa pasokan air, bahan bakar, dan
listrik dalam memenuhi kebutuhan produksi. Di wilayah
Sumbawa, kebutuhan listrik dipasok oleh listrik dari PT. PLN
Wilayah Nusa Tenggara Barat sebanyak 26.014,85 MW. Untuk
sarana penyedia air diperoleh dari laut dekat Bima, yaitu laut
Flores. Sedangkan bahan bakar industri berupa minyak bumi
dapat diperoleh dari PT Pertamina Persero.
BAB III
SELEKSI DAN URAIAN DPROSES