Anda di halaman 1dari 25

PROSES PRODUKSI GARAM KONSUMSI BERYODIUM SESUAI

SNI 3556 TAHUN 2016


Manusia tidak mungkin hidup tanpa garam, mungkin hanya istilah kenapa ?, karena garam berfungsi sebagai
pengatur aliran makanan dalam tubuh manusia. Garam juga mampu menciptakan kontraksi pada hati dan
beberapa jaringan penting dalam tubuh manusia. garam dibutuhkan dalam tubuh manusia kurang lebih 3 Kg
dalam setahun. Garam disamping menjadi bagian penting dari kehidupan manusia ternyata juga menyatu
dalam kehidupan sejarah peradaban manusia. ini berarti garam yang kita kenal sehari hari hari sebagai
bumbu masak atau garam dapur juga memiliki hubungan erat dengan budaya.
Garam adalah benda padatan berbentuk kristal berwarna putih merupakan kumpulan senyawa dengan
bagian terbesar natrium klorida (NaCl) lebih dari 80%; serta senyawa lain seperti magnesium klorida
(MgCl2), magnesium sulfat (Mg.SO4), kalsium klorida (KCl), dan lain-lain; mempunyai sifat/karakteristik
higroskopis yaitu menyerap air. Garam NaCl untuk keperluan masak, biasanya diperkaya unsur iodin, kristal
berwarna putih, berasa asin, tidak higroskopis dan apabila mengandung MgCl2 berasa agak pahit dan
higroskopis.
Garam digunakan terutama sebagai bumbu makanan, bahan baku pembuatan logam Na dan NaOH ( bahan
pembuatan keramik, kaca, dan pupuk ), dan sebagai zat pengawet; bahkan pernah menjadi alat pembayaran
(pengganti mata uang).
Di dalam buku “Food in History” menyebutkan bahwa manusia mulai memproduksi garam pada jaman
neolitikum, dimana manusia hidup menggunakan peralatan batu asah, pertanian menetap, peternakan, dan
pembuatan tembikar (keramik yang terbuat dari tanah liat) Pada jaman millenium awal sebelum masehi,
diperkirakan garam mulai diproduksi secara masal. Pada masa itu, Bangsa Mesir, Cina, dan Persia mulai
memproduksi garam dengan cara menguapkan air laut dengan panas matahari, mendidihkan air yang
mengandung garam, dan melakukan penambangan garam.
Jaman Yunani kuno, Plato menggambarkan garam sebagai sesuatu yang dicintai para dewa: Masa Romawi kuno, harga garam sangat
mahal, pada masa itu para pekerja dan tentara digaji dengan “Salarium” (garam).
Sebagai masyarakat negara kepulauan dan dikelilingi laut tentu yang tinggal di pantai tahu cara-cara membuat garam. Apalagi garam,
khususnya di pulau Jawa tidak berada di dalam tanah, melainkan di atas permukaan tanah yaitu di pantai. Sementara itu orang
Maluku membuat garam dengan menuangkan air laut ke unggunan api di pantai kemudian merebus lagi abunya dengan air laut.
Garam ber”yodium” mengandung senyawa Kalium Iodat (KIO3) nutrisi penting yang harus dikonsumsi secara teratur sebanyak lebih
kurang 9 gram per orang/hari Masyarakat negara berkembang selain untuk memenuhi nutrisi, konsumsi garam juga untuk memenuhi
kebutuhan tubuh akan yodium. Garam beryodium adalah garam konsumsi yang mengandung komponen utama NaCl minimal 94,7%,
air maksimal 5% dan KIO3 sebanyak 30-80 ppm (mg/kg) serta senyawa lain. Penyebaran garam beryodium merupakan upaya paling
efektif dalam rangka penanggulangan masalah GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium).
Pengadaan Garam Beryodium diatur melalui Keputusan Presiden RI No. 69 Tahun 1994 tanggal 13 Oktober 1994 ditindak lanjuti
Persyaratan Teknis Pengolahan, Pengawasan dan Pelabelan Garam Beryodium, dengan SK Menteri Perindustrian dan
Perdagangan No. 77/M/SK/5/1995 tanggal 4 Mei 1995 merangkum prinsip dasar proses produksi dan pengendalian mutu
pengolahan garam serta tata cara perizinan. antara lain : Pertama, memberi gambaran pembuatan garam beryodium utamanya pada
pencucian, pengeringan/penirisan, yodisasi dan pengemasan. Kedua, sistem pengendalian mutu produksi garam beryodium sesuai
Standar Nasional Indonesia (SNI). Ketiga, cara memperoleh perizinan usaha industri. perusahaan garam beryodium maupun calon
investor.
Industri garam nasional berasal dari garam rakyat tradisional (mutu rendah) untuk kemudian diproses menjadi garam briket (untuk
bahan pengawet dan keperluan industri), garam halus (garam meja) dan sangat halus (bahan baku hujan buatan) serta makin bersih
dan baik kualitasnya (tinggi NaCl-nya dan rendah kadar airnya) dihasilkan di sentra garam Cirebon, Pati, Rembang, Gresik, Pulau
Madura, NTB (Bima), NTT dan Sulawesi Selatan (Jeneponto), yang menghasilkan produksi rata-rata satu juta ton/tahun. Produksi
garam rakyat berjalan selama musim kering/kemarau secara efektif kurang-lebih tiga sampai bulan dalam kaitan ini 1,5 bulan
sebelumnya untuk masa persiapan produksi;.untuk keperluan sisa waktu alam satu tahun, perluk ada stok garam cukup banyak.
Kendala peningkatan mutu/kualitas maupun kuantitas produksi garam rakyat antara lain : (1) mutu air laut sebagai bahan baku
pembuatan garam makin buruk (2) kepemilikan per orang/penguasaan lahan terbatas, makin sempit dan petakan adang garam
kecil (3) bersaing dengan penggunaan lahan yang lebih produktif, (4) musim hujan panjang dan curah hujan tinggi pada waktu
tertentu, (5) biaya produksi semakin tinggi di saat harga garam rakyat jatuh.
MANFAAT GARAM DALAM KEHIDUPAN
JENIS GARAM BERDASARKAN PEMANFAATANNYA
berdasarkan Pemanfaatannya garam dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok utama yaitu :
1. Garam Konsumsi
2. Garam Industri
1. Garam Konsumsi berdasarkan Standart SNI 3556 Tahun 2016 kering terdiri atas
pesifikasi sebagai berikut :
- Kandungan NaCl minimal 94 %
- Kadar Air Maks 7 %
- Bagian yang tidak larut dalam air maks 0,5 %
- Iodium sebagai Iodisasi mg/kg minimal 30 ppm
- Cemaran Logam terdiri dari :
• Kadmium (Cd) maks 0.5 mg/kg
• Timbal (Po) Maks 10,00 mg/kg
• Raksa (Hg) Maks 0,1 mg/kg
• Arsen (As) Maks 0,1 mg/kg
2. Garam Industri memerlukan spesifikasi sebagai
berikut :
- NaCl >97 % dan < 100 %
- Sulfat < 0,2 - 0,5 %
- Magnesium < 0,06 - 0,3 %
- Kalsium < 0,1 - 0,2 %
- Kadar Air 3-5 %
PERUNTUKAN GARAM
1. Garam konsumsi :
- Rumah tangga : NaCl min. 94%
- Pengasinan ikan : NaCl<90%
- Pangan (mie, kecap, margarine) NaCl min. 97%.
2. Garam industri (CAP, sabun, detergen, tekstil, pigment, chemical)
NaCl min. 97%
3. Garam Farmasi (Cairan infuse, cairan haemodialisa, garam oralite)
NaCl. min. 99%
4. Garam industri kosmetik : NaCl min. 99%
CARA PEMBUATAN GARAM
Pada dasarnya pembuatan garam dari air laut terdiri dari langkah-langkah proses pemekatan (
dengan menguapkan airnya) dan pemisahaan garamnya (dengan kristalisasi) sehingga mineral-
mineral yang ada di dalamnya mengendap dan mineral mineral yang kurang diinginkan sedapat
mungkin hanya sedikit yang dikandung oleh Garam yang di produksi

• Tahapan Pembuatan/Produksi Garam


a. Pengeringan Lahan
b. Pengolahan Air Peminihan / Waduk
c. Pengolahan dan pelepasan air Be 24 (dan pemampatan Meja kristalisasi
melalui proses kesap)
d. Proses Kristalisasi ( meja garam dengan Geoisolator, tanah, maupun Aflak)
e. Proses Pungutan ( lama tidaknya pungutan berpengaruh pada kualitas)
f. Tempat Penyimpanan ( Ladang sementara dan gudang)
Alur Proses Pembuatan Garam Rakyat
PROSES PRODUKSI GARAM
Gypsum

Air Laut Reservoir Kondensor Pre-Kristallizer Krystallizer

Garam Panen
Pencucian
garam matahari

Produksi Garam adalah kegiatan musiman, produksi tergantung pada sinar matahari.
Dimulai saat permulaan musim panas dan berakhir pada hujan besar pertama.
PROSES PEMANENAN DALAM PRODUKSI GARAM
RAKYAT
PENGELOMPOKAN KUALITAS DAN
PERUNTUKANNYA
1. Kualitas 1 (K1) : NaCl min. 94%
2. Kualitas 2 (K2) : 85%<NaCl<94%
3. Kualitas 3 (K3) : Na Cl < 85%
PERKEMBANGAN HARGA GARAM
Harga Garam Rakyat
Tahun
KP1 KP2 KP3 Keterangan

2006 Rp.200/kg Rp.150/kg 100


2007 Rp.250/kg Rp.190/kg 150
2008 Rp.325/kg Rp.250/kg 200 Mekanisme Pasar

2009 Rp.325/kg Rp.250/kg 200


2010 Rp.325/kg Rp.250/kg 200
2011-2015 Rp.750/kg Rp.550/kg Masih dibawah Diatur Regulasi
HPP Pemerintah (KP1
dan KP2)

2016-2017 Rp.3800/Kg - -
2017-2018 Rp.3500- Rp.3200-1400/Kg - Mekanisme Pasar
1600/Kg
2019 Rp.900-600/Kg Rp.700-600 550
2020-2021 Rp.600-550/Kg Rp.500-450 Rp.400-450
4. Penerapan dan transfer Teknologi dalam upaya peningkatan kualitas dan
kuantitas garam rakyat yang belum memadahi.

5. Akses dukungan permodalan bagi masyarakat petani garam yang sangat


terbatas.

6. Kurang terbuka akses informasi pasar dan lemahnya upaya jaminan


perlindungan pemasaran garam rakyat.

7. Kelembagaan Ekonomi masyarakat petani garam (Koperasi/Badan Usaha


lainnya yang belum berperan dan berfungsi secara maksimal).

8. Tidak adanya lembaga uji mutu garam (Untuk Uji Kualitas hingga saat ini
ditentukan oleh pabrikan yang diragukan independensinya).

9. Peran PT. Garam ( Persero ) yang kurang maksimal karena kurangnya intervensi
pemerintah dalam memberikan penugasan kepada PT. Garam (Persero) sesuai
amanat UU No.7 Tahun 2016

10. Regulasi yang tumpang tindih yang kurang selaras dengan ketentuan UU yang
ada diatasnya khususnya UU No 7 Tahun 2016
MODEL KEMITRAAN

Fasilitasi Jalinan hubungan


1. Pembinaan 1. Kerjasama Usaha
2. Permodalan 2. Kerjasama
3. pemasaran permodalan
4. Pendampingan 3. Pemasaran
5. Pengendalian dan 4. dll
pengawasan
6. dll

Kesejahteraan dan
Swasembada

Anda mungkin juga menyukai