Anda di halaman 1dari 27

INDUSTRI GARAM

PENGERTIAN GARAM

Garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion negatif
(anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan).

Garam adalah salah satu bumbu makanan yang paling tertua di mana-mana.
Penggaraman merupakan metode penting dalam pengawetan makanan. Garam juga
merupakan satu komposisi kimia yang berupaya untuk dijadikan sebagai bahan
dagangan. ini adalah karena garam pada masa kini merupakan satu bahan yang amat
diperlukan.

JENIS GARAM

a. Garam Industri
Garam industri yaitu jenis garam dengan kadar NaCl sebesar 97 % dengan
kandungan impurities (sulfat, magnesium dan kalsium serta kotoran lainnya) yang
sangat kecil. Kegunaan garam industri antara lain untuk industri perminyakan,
pembuatan soda dan chlor, penyamakan kulit danpharmaceutical salt.
b. Garam Konsumsi
Garam konsumsi merupakan jenis garam dengan kadar NaCl sebesar 97 % atas
dasar bahan kering (dry basis), kandungan impuritis (sulfat, magnesium dan
kalsium)sebesar 2%, dan kotoran lainnya (lumpur, pasir) sebesar 1% serta kadar air
maksimal sebesar 7%. Kelompok kebutuhan garam konsumsi antara lain untuk
konsumsi rumah tangga, industri makanan, industri minyak goreng, industri
pengasinan dan pengawaten ikan .
c. Garam Pengawetan
Jenis garam ini biasa ditambahkan pada proses pengolahan pangan tertentu.
Penambahan garam tersebut bertujuan untuk mendapatkan kondisi tertentu
yang memungkinkan enzim atau mikroorganisme yang tahan garam (halotoleran)
bereaksi menghasilkan produk makanan dengan karakteristik tertentu. Kadar garam
yang tinggi menyebabkan mikroorganisme yang tidak tahan terhadap garam akan mati.
Kondisi selektif ini memungkinkan mikroorganisme yang tahan garam dapat tumbuh.
Pada kondisi tertentu penambahan garam berfungsi mengawetkan karena kadar garam
yang tinggi menghasilkan tekanan osmotik yang tinggi dan aktivitas air rendah.
Kondisi ekstrim ini menyebabkan kebanyakan mikroorganisme tidak dapat hidup.
Pengolahan dengan garam biasanya merupakan kombinasi dengan pengolahan yang
lain seperti fermentasi dan enzimatis. Contoh pengolahan pangan dengan garam adalah
pengolahan acar (pickle), pembuatan kecap ikan, pembuatan daging kering, dan
pembuatan keju.
a. Garam Dapur

Garam dapur/laut dibuat melalui penguapan air laut, dengan proses sederhana,
dan meninggalkan sejumlah mineral dan elemen lainnya (tergantung sumber air).
Jumlah mineral yang tidak signifikan menambah cita rasa dan warna pada garam laut.
Sehingga, tekstur garam laut di pasaran lebih bervariasi. Beberapa diantaranya lebih
kasar, namun ada juga yang lebih halus. Garam jenis ini mengandung ± 0,0016%
yodium.
Komposisi rata-rata garam dapur (menurut standar SNI) yaitu:
- NaCl = minimal 94,9 %
- Air (H2O) = maksimal 5 %
- Iodium = 30- 80 mg /kg sebagai KIO3
- Fe2O3 = maksimal 100 mg/kg
- Ca dan Mg = maksimal 1 % dihitung sebagai Ca
- SO4 = maksimal 2%
- Bagian yang tidak larut dalam air = maksimal 0,5%
Ciri-ciri garam dapur :
a. Garam dapur dibuat melalui proses sederhana dari penguapan atau evaporasi air
laut, sehingga dianggap sebagai garam yang paling alamiah dengan tekstur yang
lebih kasar.
b. Mengandung yodium dalam jumlah yang sedikit.
a. Garam Meja

Berbeda dengan garam laut, garam meja ditambang dari cadangan garam di
bawah tanah. Proses pembuatan garam meja lebih berat untuk menghilangkan mineral
dan biasanya mengandung aditif untuk mencegah penggumpalan. Kebanyakan dari
garam meja di pasaran telah ditambahkan yodium, nutrisi penting yang terjadi secara
alami dalam jumlah kecil dalam garam laut. Garam ini bebas yodium, Mg, Ca dan K2.
Ciri-ciri:
Garam meja merupakan hasil tambang dari dalam tanah, dan diproses secara
lebih rumit untuk menghilangkan mineral lain yang ikut dalam proses penambangan
tersebut. Teksturnya lebih halus sehingga lebih mudah larut dalam air, biasanya diberi
tambahan zat adiktif untuk mencegah penggumpalan dan tambahan zat gizi lain agar
komposisinya menyerupai garam air laut.

Perbandingan Garam Dapur dan Garam Meja


Garam dapur dan garam meja memiliki nilai gizi yang sama, dan secara kimiawi
juga mengandung NaCl (sodium klorida) dalam jumlah yang sama pula. Atau dengan
kata lain baik garam meja ataupun garam dapur memiliki kadar sodium dan kadar
klorida yang sama. Kandungan kedua mineral ini di dalam garam dapur/laut pun tidak
ada bedanya dengan garam meja. Namun, secara komersial, garam dapur/laut lebih
alami dan lebih menyehatkan dibandingkan garam meja. Jadi, perbedaan utama garam
dapur/ laut dengan garam meja terletak pada rasa, tekstur dan proses pembuatannya,
bukan pada campuran zat kimianya.

SUMBER GARAM

1. Air laut, air danau asin (3% NaCl)


Yang bersumber air laut terdapat di Mexico, Brazilia, RRC, Australia dan
Indonesia yang mencapai ± 40 %. Adapun yang bersumber dari danau asin terdapat di
Yordania (Laut Mati), Amerika Serikat (Great Salt Lake) dan Australia yang mencapai
produksi ± 20 % dari total produk dunia.

2. Deposit dalam tanah, tambang garam (95-99% NaCl)


Terdapat di Amerika Serikat, Belanda, RRC, Thailand, yang mencapai produksi
± 40 % total produk dunia.
3. Sumber air dalam tanah
Sangat kecil, karena sampai saat ini dinilai kurang ekonomis maka jarang (sama
sekali tidak) dijadikan pilihan usaha. Di Indonesia terdapat sumber air garam di
wilayah Purwodadi, Jawa Tengah (Burhanuddin, 2001)

4. Larutan garam alamiah (20-25% NaCl)


Dari jumlah 41 ton produksi garam di USA bersumber pada batuan garam
(30%), larutan garam alamiah (56%) dan air laut (14%), sedangkan pemakaiannya
adalah : 50% untuk pembuatan NaOH, 6% untuk pembuatan Na2CO3, 21% untuk
dipakai d jalan raya dan 3% sebagai bahan pengawet dan makanan.

SPESIFIKASI BAHAN BAKU

1. NaCl
Natrium klorida, juga dikenal dengan garam dapur, atau halit, adalah senyawa
kimia dengan rumus molekul NaCl. Senyawa ini adalah garam yang paling
memengaruhi salinitas laut dan cairan ekstraselular pada banyak organisme
multiselular. Sebagai komponen utama pada garam dapur, natrium klorida sering
digunakan sebagai bumbu dan pengawet makanan. Suhu kritis (critical point) dari
senyawa NaCl adalah 415oC.

Natrium klorida

Nama IUPAC
Natrium Klorida
Nama lain
Garam dapur; halit
Identifikasi
Nomor CAS [7647-14-5]
Sifat
Rumus molekul NaCl
Massa molar 58.44 g/mol
Tidak berwarna/berbentuk
Penampilan
kristal putih
Densitas 2.16 g/cm3
Titik leleh 801 °C (1074 K)
Titik didih 1465 °C (1738 K)
Kelarutan dalam
35.9 g/100 mL (25 °C)
air
Kecuali dinyatakan sebaliknya, data di atas berlaku
pada temperatur dan tekanan standar (25°C,
100 kPa)
Sangkalan dan referensi

2. Air Laut
Air laut adalah air dari laut atau samudera. Air laut memiliki kadar garam rata-
rata 3,5%. Artinya dalam 1 liter (1000 mL) air laut terdapat 35 gram garam (terutama,
namun tidak seluruhnya, garam dapur/NaCl). Suhu kritis air laut adalah 407oC.
Walaupun kebanyakan air laut di dunia memiliki kadar garam sekitar 3,5 %,
air laut juga berbeda-beda kandungan garamnya. Yang paling tawar adalah di timur
Teluk Finlandia dan di utara Teluk Bothnia, keduanya bagian dari Laut Baltik. Yang
paling asin adalah di Laut Merah, di mana suhu tinggi dan sirkulasi terbatas membuat
penguapan tinggi dan sedikit masukan air dari sungai-sungai. Kadar garam di beberapa
danau dapat lebih tinggi lagi.
Air laut memiliki kadar garam karena bumi dipenuhi dengan garam mineral
yang terdapat di dalam batu-batuan dan tanah. Contohnya natrium, kalium, kalsium,
dll. Apabila air sungai mengalir ke lautan, air tersebut membawa garam. Ombak laut
yang memukul pantai juga dapat menghasilkan garam yang terdapat pada batu-batuan.
Lama-kelamaan air laut menjadi asin karena banyak mengandung garam.

METODE PEMBUATAN GARAM

1. Tradisional
 Penguapan Air Laut (Solar Evaporation)
 Penambangan Batuan Garam (Rock Salt)
2. Industri
 Proses Open Pan
 Multiple Effect Evaporation

PROSES PEMBUATAN GARAM

1. Penguapan Air Laut (Solar Evaporation)


Langkah – langkah yang dibutuhkan dalam pembuatan garam melalui solar
evaporation yakni :
a. Pengeringan Lahan
Tahap Pengeringan Lahan untuk pembuatan garam terdiri dari :
1) Pengeringan Lahan Pemenihan.
2) Pengeringan Lahan Kristalisasi.
Lahan pembuatan garam dibuat secara berpetak-petak secara bertingkat,
sehingga dengan gaya gravitasi air dapat mengalir ke hilir kapan saja
dikehendaki. Kalsium dan magnesium sebagai unsur yang cukup banyak dikand
ung dalam air laut selain NaCl perlu diendapkan agar kadar NaCl yang
diperoleh meningkat. Kalsium dan magnesium dapat terendapkan dalam bentuk garam
sulfat, karbonat dan oksalat. Dalam proses pengendapan ataukristalisasi garam
karbonat dan oksalat mengendap dahulu, menyusul garam sulfat, terakhir bentuk
garam kloridanya.
Tanah untuk penggaraman yang dipilih harus memenuhi kriteria
yang berkaitan dengan ketinggian dari permukaan laut, topografi tanah, sifat fisis tanah,
kehidupan (hewan/ tumbuhan) dan gangguan bencana alam.
1) Letak terhadap permukaan air laut :
 Untuk mempermudah suplai air laut
 Untuk mempermudah pembuangan
2) Topografi :
 Dikehendaki tanah yang landai atau kemiringan kecil.
 Untuk mengatur tata aliran air dan meminimilisasi biaya konstruksi
3) Sifat fisis tanah :
Dikehendaki sifat-sifat :
 Permeabilitas rendah
 Tanah tidak mudah retak
 Pasir : Permeabilitas tinggi
 Tanah liat : Permeabilitas rendah dan Retak pada kelembaban rendah
 Untuk peminihan : tanah liat untuk penekanan resapan air (kebocoran)
 Untuk meja-meja : campuran pasir dan tanah liat guna kualitas dan
kuantitas hasil produksi
Pengujian laborat tanah, yang diperlukan :
 Grain size (ukuran)
 Kelakuan pada pengerasan (proctor test)
Bila diperlukan daya dukung untuk lokasi gudang dan pondasi pompa
4) Gangguan kehidupan :
 Tanaman pengganggu
 Binatang tanah
5) Gangguan bencana alam :
Daerah banjir / gempa / gelombang pasang

b. Pengolahan Air Peminian/ Waduk


1. Pemasukan air laut ke Peminian
2. Pemasukan Air laut ke lahan kristalisasi..
3. Pengaturan air di Peminian
4. Pengeluaran Brine ke meja kristal dan setelah habis dikeringkan selama
seminggu.
5. Pengeluaran Brine ke meja kristal dan setelah habis dikeringkan, untuk
pengeluaran Brine selanjutnya dari peminian tertua melalui Brine Tank.
6. Pengembalian air tua ke waduk. Apabila air peminihan cukup untuk memenuhi
meja kristal, selebihnya dipompa kembali ke waduk.

c. Pengolahan Air dan Tanah


1. Proses Kristalisasi
a) Pemeliharaan meja beragam
b) Aflak (perataan permukaan dasar garam)
2. Proses Pungutan
a) Umur kristal garam 10 hari secara rutin (tergantung intensitas cahaya
matahari).
b) Pengaisan garam dilakukan hati-hati dengan ketebalan air meja cukup atau 3-
5 cm.
c) Angkut garam dari meja ke timbunan membentuk profil (ditiriskan),
kemudian diangkat ke gudang dan siap untuk proses pencucian.
d. Proses Pencucian
1) Pencucian bertujuan untuk meningkatkan kandungan NaCl dan mengurangi
unsur Mg, Ca, SO4 dan kotoran lainnya.
2) Air pencuci garam yang digunakan semakin bersih dari kotoran maka akan
menghasilkan garam cucian lebih baik dan lebih bersih.
3) Air garam (Brine) dengan kepekatan 20-24 oBe. (Secara kasar, 1 oBe nilainya 10
gram per liter. Jadi kalau air laut itu 3,0 oBe berarti kandungan garamnya 30 gram
per liter).
4) Kandungan Mg ≤ 10 gr/Liter.

Gambar 1.1 Flow Sheet Pembuatan Garam Evaporasi


Pada proses pengkristalan apabila seluruh zat yang terkandung
diendapkan/dikristalkan akan terdiri dari campuran bermacam-macam zat yang
terkandung, tidak hanya Natrium Klorida yang terbentuk tetapi juga beberapa zat yang
tidak diinginkan ikut terbawa (impurities). Proses kristalisasi yang demikian disebut
“kristalisasi total”.
Untuk mengurangi impuritis dalam garam dapat dilakukan dengan kombinasi
dari proses pencucian dan pelarutan cepat pada saat pembuatan garam. Sedangkan
penghilangan impuritis dari produk garam dapat dilakukan dengan proses kimia, yaitu
mereaksikannya dengan Na2CO3 dan NaOH sehingga terbentuk endapan CaCO3 dan
Mg(OH)2.
Reaksi kimia yang terjadi adalah sebagai berikut:
CaSO4 + Na2CO3 → CaCO3 (putih) + Na2SO4
MgSO4 + 2NaOH → Mg(OH)2 (putih) + Na2SO4
CaCl2 + Na2SO4 → CaSO4 (putih) + 2NaCl
MgCl2 + 2NaOH → Mg(OH)2 (putih) + 2NaCl
CaCl2 + Na2CO3 → CaCO3 (putih) + 2NaCl
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi garam NaCl melalui penguapan air laut
diantaranya yaitu :
1. Air Laut
Mutu air laut (terutama dari segi kadar garamnya (termasuk kontaminasi dengan air
sungai), sangat mempengaruhi waktu yang diperlukan untuk pemekatan
(penguapan).
2. Keadaan Cuaca
 Panjang kemarau berpengaruh langsung kepada “kesempatan” yang diberikan
kepada kita untuk membuat garam dengan pertolongan sinar matahari.
 Curah hujan (intensitas) dan pola hujan distribusinya dalam setahun rata-rata
merupakan indikator yang berkaitan erat dengan panjang kemarau
yang kesemuanya mempengaruhi daya penguapan air laut.
 Kecepatan angin, kelembaban udara dan suhu udara sangat mempengaruhi
kecepatan penguapan air, dimana makin besar penguapan maka makin besar
jumlah kristal garam yang mengendap.

3. Tanah
 Sifat porositas tanah mempengaruhi kecepatan perembesan (kebocoran) air
laut kedalam tanah yang di peminihan ataupun di meja.
 Bila kecepatan perembesan ini lebih besar daripada kecepatan penguapannya,
apalagi bila terjadi hujan selama pembuatan garam, maka tidak akan dihasilkan
garam.
 Jenis tanah mempengaruhi pula warna dan ketidakmurnian (impurity) yang
terbawa oleh garam yang dihasilkan.
d) Pengaruh air
 Pengaturan aliran dan tebal air dari peminihan satu ke berikutnya dalam
kaitannya dengan faktor-faktor arah kecepatan angin dan kelembaban udara
merupakan gabungan penguapan air (koefisien pemindahan massa).
 Kadar/kepekatan air tua yang masuk ke meja kristalisasi akan mempengaruhi
mutu hasil.
 Pada kristalisasi garam konsentrasi air garam harus antara 25–29°Be.
Bila konsentrasi air tua belum mencapai 25°Be maka gips (Kalsium Sulfat) akan
banyak mengendap, bila konsentrasi air tua lebih dari 29°Be Magnesium akan
banyak mengendap.
e) Cara pungutan garam
Segi ini meliputi jadwal pungutan, umur kristalisasi garam dan jadwal pengerjaan
tanah meja (pengerasan dan pengeringan). Demikian pula kemungkinan dibuatkan
alas meja dari kristal garam yang dikeraskan, makin keras alas meja makin baik.
f) Air Bittern
Air Bittern adalah air sisa kristalisasi yang sudah banyak mengandung garam-garam
magnesium (pahit). Air ini sebaiknya dibuang untuk mengurangi kadar Mg dalam
hasil garam, meskipun masih dapat menghasilkan kristal NaCl. Sebaiknya
kristalisasi garam dimeja terjadi antara 25–29°Be, sisa bittern ≥ 29°Be dibuang.
Gambar : Ladang Garam
Kondisi operasi proses produksi garam dapur dilakukan pada T = 30oC yang
merupakan suhu lingkungan dan tekanan 1 atm karena proses evaporasi air laut
menggunakan tenaga surya dan dilakukan di ruang terbuka. Air laut yang diuapkan
sampai kering mengandung setiap liternya sejumlah 7 mineral seperti CaSO4, MgSO4,
MgCl2, KCl, NaBr, NaCl, dan air dengan berat total 1.025,68 gram. Setelah
dikristalkan pada proses selanjutnya akan diperoleh garam dengan kepekatan 16,75 -
28,5 oBe yang setara dengan 23,3576 gram. Untuk menghasilkan garam dapur hanya
akan diperoleh 40,97 % dari jumlah semula.

2. Penambangan Batuan Garam (Rock Salt)

Di zaman kuno, sumber utama garam adalah garam batu, batu kristal yang
ditambang sama seperti batu bara, dan endapan garam kering yang ditemukan di area
dekat laut, seperti rawa-rawa. Garam batu umum ditemukan di berbagai lokasi di dunia.
Namun, tambang garam tertua di dunia tampaknya yang ada di Lembah Araxes di
Azerbaijan. Dikenal dengan nama area endapan garam Duzdagi, area ini ditemukan
oleh para arkeolog pada tahun 1970-an, sebagai peninggalan milenium kedua sebelum
Masehi.
Batuan garam didapatkan dari hasil penggalian yang kedalamannya tidak
begitu dalam. Batuan garam juga terkenal dengan sebutan karang garam, batuan garam
terbentuk akibat mengeringnya samudra pada jutaan tahun yang lalu. Cadangan
terbesar garam batu ditemukan di Amerika Serikat, Kanada, Jerman, Eropa timur, dan
Cina. Karena adanya tekanan dari dalam bumi maka tebentuklah kubah garam,
kejadian ini bisa ditemukan di Amerika Serikat di sepanjang pantai teluk Texas dan
Lousiana.
Pengolahan garam batu secara umum terdiri dari beberapa tahap mulai dari penggalian
batuan lalu proses crushing, grinding, screening lalu dihasilkan garam. Berikut ini
adalah tahapan secara detail pengolahan garam batu yang dilakukan oleh beberapa
perusahaan tambang garam.
1. Sedimen garam bawah tanah biasanya ditemukan oleh prospectors dengan mencari
air atau minyak. Ketika garam terdeteksi, bor berongga digunakan untuk mengambil
sampel di beberapa lubang teratur di seluruh area sedimen. Sampel ini dianalisis
untuk menentukan apakah pertambangan garam akan menguntungkan.
2. Ketika sebuah area telah dipilih untuk mulai pertambangan, lubang digali hingga ke
tengah sedimen atau deposit garam. Kemudian mesin bergergaji digunakan untuk
memotong slot dengan tinggi sekitar 6,0 inci (15 cm), lebar sekitar 66 kaki (20 m,
dan kedalaman sekitar 10 kaki (3 m) hingga ke dasar lapisan. Proses ini dikenal
sebagai undercutting. Serangkaian lubang dibor ke dalam garam yang telah di-
undercut dengan bor listrik yang mengandung sedikit tungsten karbida. Lubang ini
diisi dengan bahan peledak seperti dinamit atau amonium nitrat. Tutup peledak
listrik dipasang dengan kabel panjang, dan ledakan dilakukan dari jarak yang aman.
Pemotongan dan peledakan diulang dan meninggalkan bentuk pilar garam untuk
mendukung daerah atap pertambangan. Hal ini dikenal sebagai metode ruang-dan-
pilar dan juga digunakan di tambang batubara.
3. Potongan-potongan garam batu yang telah hancur lalu diangkut ke area
penghancuran bawah tanah. Di sini mereka melewati kisi yang dikenal sebagai
grizzly yang akan mengumpulkan potongan-potongan kecil berukuran sekitar 9 inci
(23 cm). Potongan yang lebih besar hancur dalam silinder berputar di antara rahang
dengan logam berduri. Garam tersebut kemudian diangkut ke luar tambang menuju
ke area proses penghancuran sekunder dimana grizzly yang lebih kecil dan crusher
yang lebih kecil akan mengurangi ukuran partikel garam menjadi sekitar 3,2 inci (8
cm). Pada proses ini benda asing sepertik kotoran akan dihapus dari garam, proses
yang dikenal sebagai picking. Logam akan dihapus oleh magnet dan bahan-bahan
lain dengan tangan. Material batuan-batuan juga dapat dihilangkan dalam
Penghancur Bradford, yaitu drum metal yang berputar dengan lubang kecil di bagian
bawah. Garam dimasukkan ke drum, lalu dipecah ketika bertubrukan di bagian
bawah, dan melewati lubang. Batuan-batuan umumnya lebih keras dari garam,
sehingga tidak pecah dan tidak akan melewati alat tersebut. Garam yang lolos
kemudian dipindahkan ke area penghancuran tersier, di mana grizzly paling kecil
dan crusher akan menghasilkan ukuran partikel sekitar 1,0 inci (2,5 cm). Jika
diinginkan partikel garam lebih kecil, maka garam dilewatkan melalui penggiling
terdiri dari dua silinder logam bergulir terhadap satu sama lain. Jika diinginkan
garam murni, maka garam dilarutkan dalam air untuk membentuk air garam untuk
diproses lebih lanjut. Biasanya garam dihancurkan atau ditumbuk lalu dilewatkan
melalui penyaring untuk dipisahkan berdasarkan ukuran, dituangkan ke dalam bag
packing, dan dikirim ke konsumen.
3. Proses Open Pan

Flow sheet Pembuatan Garam dengan Proses Open Pan


Pembuatan garam dengan proses open pan ini menggunakan bahan baku brine
yang berasal dari proses pemanasan air laut. Proses ini disebut juga proses “Grainer”,
dimana air laut dijenuhkan dengan cara memanaskan pada heater pada suhu 230oF
(110oC). Larutan brine panas kemudian diumpankan pada graveller yang berfungsi
untuk memisahkan calcium sulfate pada larutan brine. Larutan brine kemudian
didinginkan pada flasher dengan suhu yang dijaga agar garam (NaCl) masih dalam
kondisi larut dalam air. Larutan brine dingin kemudian diumpankan ke open pan yang
berfungsi untuk menguapkan air dengan suhu operasi 205oF (96oC) sehingga
dihasilkan kristal garam yang kemudian dipisahkan dari mother liquor pada centrifuge.
Mother liquor kemudian direcycle kembali pada open pan pan, sedangkan kristal
garam yang terpisah kemudian ditambahkan kalium yodat untuk penambahan
kandungan yodium pada garam sehingga dihasilkan sodium chloride.
Sodium chloride kemudian dikeringkan pada dryer dan kemudian disaring
untuk mendapatkan ukuran yang seragam. Sodium chloride kemudian siap dikemas
dan dipasarkan. Yields yang dihasilkan pada proses ini adalah 99,9%.
4. Multiple Effect Evaporation

Gambar Flow Sheet Pembuatan garam dengan multiple effect evaporator


Pada proses ini biasanya digunakan saturated brine (leburan garam jenuh)
alami, yang terkandung didalam tanah atau danau. Saturated brine dapat juga
diperoleh dari hasil samping produksi natrium carbonate dengan proses Solvey.
Pertama-tama saturated brine (leburan garam) dari air dalam tanah dengan
kadar H2S yang terlarut dalam garam NaCl maksimum 0.015%. Perlakuan
pendahuluan dari bahan baku brine adalah dengan aerasi untuk menghilangkan
kandungan hidrogen sulfide. Penambahan sedikit chlorine dimaksudkan untuk
mempercepat penghilangan H2S dalam brine. Brine setelah proses aerasi, kemudian
diumpankan dalam tangki pengendap untuk mengendapkan lumpur atau solid yang
tidak diinginkan seperti kalsium, magnesium dan ion besi. Pengendapan dibantu
dengan penambahan campuran caustic soda, soda ash dan brine sehingga didapat
larutan garam. Setelah proses pengendapan, kemudian larutan garam dipekatkan pada
evaporator multi efek. Larutan garam pekat kemudian dicuci dengan brine untuk
memurnikan garam. Larutan garam kemudian difiltrasi pada filter untuk proses
pemisahan garam dan larutan brine. Garam yang terpisah kemudian ditambahkan
kalium yodat untuk penambahan kandungan yodium pada garam sehingga
dihasilkan sodium chloride. Sodium chloride kemudian dikeringkan pada dryer dan
kemudian disaring untuk mendapatkan ukuran yang seragam. Sodium chloride
kemudian siap dikemas dan dipasarkan. Yields yang dihasilkan pada proses ini adalah
99,8%.
Proses dengan multiple effect evaporation merupakan proses yang paling
klasik untuk produksi garam. Jumlah evaporator yang diterapkan bervariasi antara 2,
6, mungkin 7. Sedangkan langkah-langkah prosesnya adalah sebagai berikut :
a. Umpan yang berupa larutan NaCl 26% dipanaskan terlebih dahulu di preheater.
b. Larutan NaCl yang sudah dipanaskan dimasukkan ke dalam evaporator 5 tahap.
Evaporator divakumkam sehingga dari satu evaporator ke evaporator berikutnya
titik didihnya semakin menurun. Di evaporator larutan garam dipanaskan dengan
steam.
c. Uap yang dihasilkan pada proses sebelumnya digunakan lagi untik proses
penguapan di evaporator berikutnya.
d. Dari evaporator dihasilkan slurry garam yang selanjutnya dialirkan ke alat
sentrifugasi.
e. Di alat sentrifugasi kristal garam terpisahkan dari air namun masih basah.
f. Garam yang basah tersebut dikeringkan lalu dipak dan siap dikeringkan.

MANFAAT GARAM

1. Minuman kesehatan.
Produk minuman kesehatan terutama dirancang sebagai produk minuman untuk
mengembalikan kesegaran tubuh dan mengganti mineral-mineral yang keluar bersama
keringat dari tubuh selama proses metabolisme atau aktivitas olah raga yang berat. Pada
umumnya produk-produk minuman kesehatan selain mengandung pemanis dan zat
aktif, juga mengandung mineral-mineral dalam bentuk ion seperti ion natrium (Na+),
kalium (K+), magnesium (Mg2+), kalsium (Ca2+), karbonat - bikarbonat (CO3 2-dan
HCO3 2-), dan klorida (Cl-).
2. Garam mandi.
Garam mandi didefinisikan sebagai bahan aditif (tambahan) untuk keperluan
mandi yang terdiri dari campuran garam NaCl dengan bahan kimia anorganik lain yang
mudah larut, kemudian diberi bahan pewangi (essentials oil), pewarna, dan mungkin
juga senyawa enzim. Garam mandi ini dirancang untuk menimbulkan keharuman, efek
pewarnaan air, kebugaran, kesehatan dan juga menurunkan kesadahan air. Komponen
utama garam mandi adalah garam NaCl yaitu sekira 90% - 95%. Kegunaan garam
mandi secara umum sangatlah beraneka ragam, di antaranya adalah untuk
membersihkan tubuh saat berendam, menumbuhkan suasana relaks, menurunkan rasa
stres, dan sebagai sarana refreshing. suasana relaks terutama akibat adanya campuran
pewangi yang dipercaya dapat memengaruhi emosi serta suasana hati secara signifikan.
Sedangkan fungsi khusus di bidang kesehatan terutama karena adanya garam NaCl
adalah untuk melenturkan otot yang tegang, mengurangi rasa nyeri pada otot yang
sakit, menurunkan gejala inflamasi (peradangan), serta menyembuhkan infeksi. Untuk
fungsi kecantikan, garam mandi antara lain dapat membantu menghaluskan kulit
(cleansing), memacu pertumbuhan sel kulit sekaligus meremajakannya (rejuvenating).
3. Garam konsumsi.
Garam dapur merupakan media yang telah lama digunakan untuk pemberantasan
gangguan akibat kekurangan iodium (gaki), yaitu dengan proses fortifikasi
(penambahan) garam menggunakan garam iodida atau iodat seperti KIO3, KI, NaI, dan
lainnya. Pemilihan garam sebagai media iodisasi didasarkan data, garam merupakan
bumbu dapur yang pasti digunakan di rumah tangga, serta banyak digunakan untuk
bahan tambahan dalam industri pangan, sehingga diharapkan keberhasilan program
gaki akan tinggi. Selain itu, didukung sifat kelarutan garam yang mudah larut dalam
air, yaitu sekira 24 gram/100 ml.
4. Cairan Infus
Dikenal beberapa jenis cairan infus yaitu cairan infus glukosa 5%, cairan infus
NaCl 0,9 % + KCl 0,3% atau KCl 0,6%, cairan infus natrium karbonat dan cairan infus
natrium laktat. Cairan infus NaCl adalah campuran aquabidest dan garam grade
farmasetis yang berguna untuk memasok nutrisi dan mineral bagi pasen yang dirawat
di rumah sakit.
5. Sabun dan sampo.
Sabun dan sampo merupakan bahan kosmetik yang digunakan untuk keperluan
mandi dan mencuci rambut, garam NaCl merupakan satu bahan kimia di antara
beberapa komposisi bahan dalam pembuatan sabun dan sampo.
6. Cairan dialisat.
Cairan dialisat merupakan cairan yang pekat dengan bahan utama elektrolit
(antara lain garam NaCl) dan glukosa grade farmasi yang membantu dalam proses cuci
darah bagi penderita gagal ginjal. Seperti diketahui pasen gagal ginjal diharuskan
mengganti darah atau proses cuci darah dalam periode tertentu. Dalam proses
pencucian darah tersebut darah yang akan 'dibersihkan' akan dilewatkan pada suatu alat
membran (hemodialisis) dalam media cairan dialisat. Dalam dialiser ini darah
dibersihkan, 'sampah-sampah' metabolisme secara kontinyu menembus membran dan
menyeberang ke kompartemen dialisat.
7. Penyedap rasa
Garam NaCl merupakan ingredient yang paling banyak digunakan di industri
pengolahan daging untuk proses pengawetan.

BAHAYA GARAM

Tanpa garam masakan terasa hambar. Akan tetapi dibalik kegurihan garam, kita
harus berhati-hati. Kenikmatan makanan dengan garam juga bisa menimbulkan
beragam penyakit. Kandungan garam normal di dalam tubuh sebesar adalah 500 gram.
Kadar garam yang berlebihan di dalam tubuh akan dikeluarkan, hal ini juga
mengakibatkan kalsium turut keluar. Jika terus berlangsung akan menyebabkan
osteopeni, yaitu kepadatan tulang berkurang. Kondisi ini jika berlangsung terus-
menerus akan menyebabkan osteoporosis. Bahkan, berisiko menyebabkan patah
tulang. Hal senada diungkapkan Profesor Graham MacGregor dari Cash
(Consensus Action on Salt and Health). Menurutnya, asupan garam yang
berlebihan di dalam tubuh akan menyebabkan stroke dan serangan jantung,
bahkan bisa berakibat lebih parah. "Tingginya kadar garam di dalam cairan tubuh akan
mempengaruhi fungsi organ tubuh yang lain atau otak. Kadar garam yang berlebihan
menyebabkan melebarnya pembuluh darah. Kondisi fatal adalah pecahnya
pembuluh darah, dan terjadilah stroke," ujar MacGregor. Lebih lanjut dia
mengungkapkan, ketika level sodium terlalu tinggi tubuh akan menahan terlalu
banyak volume cairan di dalam tubuh yang terus meningkat.

LIMBAH PROSES PRODUKSI GARAM

Proses produksi garampun juga menghasilkan limbah yaitu berupa air bittern
yang merupakan air sisa proses kristalisasi garam. Air bittern ini dapat dimanfaatkan
untuk berbagai keperluan antara lain sebagai pupuk multinutrien, penyelamat jantung,
dsb.

Proses produksi garam rakyat, melalui berbagai tahapan, diantaranya :


penyediaan lahan (tambak), pengaliran air laut kelahan, proses penguapan air laut,
proses kristalisasi garam, pemisahan garam dari airnya sehingga diperoleh garam
rakyat.
Air sisa dari proses produksi garam rakyat ini, berwarna kuning muda, dibuang
(tidak dimanfaatkan), disebut dengan istilah "Air Tua" atau "Bittern". Air tua (bittern)
ini merupakan air limbah dari proses produksi garam rakyat, jumlahnya cukup besar
sehingga dibutuhkan pengelolaan yang dapat dimanfaatkan. Kualitas air limbah
industri garam ini (bittern) :
Kandungan ion magnesium (Mg) : 36,45 gram/L
Kandungan ion kalium (K) : 10,95 gram/L
Kandungan ion kalsium (Ca) : 0,14 gram/L
Kandungan ion sulfat (SO4) : 52,14 gram/L
Berat Jenis : 1,250 gram/ml
Beberapa manfaat dari air limbah garam antara lain :

1. Produksi pupuk multinutrien phosphate-base


Langkah-langkah pembuatan pupuk multinutrien phosphate-base adalah sebagai
berikut :

a. Larutan air limbah (bittern) dimasukan kedalam tangki reaksi


b. Tambahkan Larutan NaH2PO4 (sesuai stoikiometrinya)
c. Tambahkan Larutan NaOH (sesuai stoikiometrinya)
d. Lakukan Pengadukan dengan kecepatan putaran pengaduk 135 rpm, waktu
pengadukan 60 menit
e. Lakukan proses pemisahan produk pupuk dari larutannya dengan proses filtrasi
f. Produk pupuk dilakukan proses pencucian dengan air untuk menghilangkan
kandungan NaCl nya
g. Produk pupuk dilakukan proses pengeringan untuk mengurangi kandungan
airnya
* kondisi temperatur produksi : 30 C.
* kondisi pH : 10
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
4 MgCl2 + KCl + 3NaH2PO4 + 6NaOH → MgKPO4↓ + Mg3(PO4)2 ↓ + 9NaCl + 6H2O
Produk : MgKPO4 dan Mg3(PO4)2·4H2O
Kualitas Produk :
Kandungan ion phosphate (PO4) : 53,92 % berat
Kandungan ion magnesium (Mg) : 19,95 % berat
Kandungan ion kalium (K) : 5,40 % berat
Kandungan ion boron (B) : 0,05 % berat
Kandungan ion kalsium (Ca) : 0,07 % berat

2. Sebagai penyelamat jantung


Masyarakat Jepang lebih beruntung. Mereka terbiasa minum nigari sebagai sumber
magnesium. Nigari alias sari air laut adalah air laut tua atau yang berada di lapisan
teratas, kira-kira setebal 10 cm, dalam pembuatan garam. Sementara lapisan bawah
bakal menjadi garam. Supaya menjadi sari air laut, air tua itu diproses dengan otoklaf
kristalisasi. Biasanya air tua terbuang dalam proses pembuatan garam. Satu ton
produksi garam, membutuhkan 50 m3 air laut. Jumlah air tua yang terbentuk 1,9 m3.
Nigari berupa bubuk magnesium klorida kerap dipakai untuk koagulan (pengeras)
alami dalam pembuatan tofu alias tahu jepang serta bahan pendingin alami ikan.
Di negeri Matahari Terbit itu, nigari yang pahit memang beken. Anak-anak hingga
orang tua terbiasa mengkonsumsinya dalam kehidupan sehari-hari. Meski budaya
memproduksi garam sangat tua di Indonesia, tetapi nigari baru diperkenalkan setahun
terakhir. Dr. Nelson Sembiring periset Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Provinsi Jawa Timur yang memperkenalkannya. Nelson mengetahui khasiat nigari saat
belajar di Jepang.
Limbah air garam kaya mineral seperti magnesium sulfat, natrium klorida,
magensium klorida, dan Kalsium klorida. Kandungan utamanya magnesium, mineral
terbanyak keempat dalam tubuh. Jika limbah itu diekstraksi, sarinya bisa dimanfaatkan
untuk kebutuhan manusia, terutama untuk kecukupan gizi magnesium. Magnesium
berperan menjkesehatan jantung. “Ia mampu mencegah pengendapan lemak pada
dinding pembuluh darah jantung.” kata Prof Dr Bambang Wirjatmadi dari bagian gizi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Surabaya.
Menurut Bambang, kurangnya asupan magnesium bisa mempercepat timbulnya
endapan lemak pada pembuluh darah jantung. “Padahal pembuluh darah jantung itu
kan ukurannya sangat kecil. Endapan lemak bisa menyebabkan pembuluh tersumbat.
Akibatnya, kerja jantung terhambat,” tambah alumnus Fakultas Kedokteran Unair itu.
Untuk mencegah penyakit jantung, Bambang biasa melarutkan 20 tetes nigari dalam
20 liter air minum.
3. Manfaat lain :
 Pelangsing No. 1 di Jepang Ranpa Diet Ketat & Olahraga Berat
Tatsuya Kosaka meriset untuk membuktikannya. Menurut direktur Institut
Penelitian Nigari itu, magnesium dalam sari air laut bisa membakar lemak dan
mengeluarkan cairan tak berguna dalam tubuh. Wajar jika di Jepang, kalangan anak
muda, terutama remaja perempuan, senantiasa membawa sari air laut. Gunanya
menjaga tubuh tetap langsing dan terhindar dari penyakit kolesterol walau memakan
apa pun.
 Kecantikan kulit
Magnesium pada nigari mampu memperlambat proses penuaan sehingga kulit
tidak gampang keriput. Selain itu, kolagen kulit pun bisa diperbaiki, jadi kulit muka
semakin kenyal dan kencang.
 Detoksifikasi: Mengeluarkan Racun Tubuh
 Perawatan Kulit: Mengangkat Kulit Mati, Mengurangi Jerawat, Memperbaiki Kualitas
Kulit, Merangsang Pembentukan Kolagen
 Mencegah Osteoporosis
 Mencegah Kerusakan Gigi, Tulang, & Gusi
Di Selandia Baru, pemerintahnya menyarankan anak-anak usia 3-13 tahun untuk
mengkonsumsi sari air laut. Di negeri kiwi itu pertumbuhan tulang pada usia itu sangat
lambat. Nah, kalsium pada nigari bekerja sama dengan magnesium bisa berperan dalam
pembentukan tulang dan gigi.
 Memblokir Gula
 Memcegah & Mengatasi Diabetes
 Memblokir & Membakar Lemak
 Memblokir pembentukan Trigliseida & Kolesterol
 Mencegah Batu Ginjal & Batu Saluran Kencing
 Mencegah Kejang Otot
 Mengatur Detak Jantung
 Mencegah Jantung Koroner
 Mencegah Hipertensi & Stroke
 Mengatasi Sembelit & Pencernaan

Profil PT. Garam (Persero)


Status : Perseroan Terbatas (Persero)
Didirikan : 1991
Markas : Sumenep, Jawa Timur, Indonesia
Bisnis/Industri : Produksi dan Pemasaran Garam
Alamat : Jl. Arif Rahman Hakim No. 93, Surabaya, Jawa Timur,
Indonesia (Kantor Direksi)
Landasan Hukum : Didirikan berdasarkan PP No. 12 tahun 1991, tentang
Perubahan status dari PERUM (Perusahaan Umum) menjadi
Perusahaan Persero (PT PERSERO) Garam

SEJARAH PT. PERSERO

Garam memiliki sejarah yang panjang dan berwarna-warni. Orang Yunani kuno
berpikir itu begitu berharga bahwa mereka menggunakannya sebagai mata uang.
Garam produksi dan perdagangan adalah bisnis besar dan bahkan penyebab dari
beberapa perang. Sampai tahun 1800-an, pengasinan merupakan metode terbaik untuk
menjaga makanan. Garam terus digunakan dalam makanan untuk mencegah
pertumbuhan bakteri, fermentasi menurun dan untuk mengubah tekstur makanan dan
rasa.
Metode awal produksi garam adalah penguapan air laut oleh panas matahari.
Metode ini sangat cocok untuk daerah panas, daerah kering dan di dekat danau asin
laut. Dua ribu tahun yang lalu Cina mulai menggunakan sumur untuk mencapai kolam
bawah tanah air garam, beberapa di antaranya lebih dari 0,6 mil (1.0 km) dalam.
Di daerah di mana iklim tidak memungkinkan penguapan matahari, air garam
dituang pada pembakaran kayu atau batu dipanaskan sampai mendidih itu. Garam
tertinggal kemudian dikerok. Selama masa kekaisaran Romawi, panci dangkal timbal
digunakan untuk mendidihkan air garam di atas api terbuka. Pada abad ini diganti
dengan besi panci yang dipanaskan dengan batu bara. Pada 1860-an prosedur yang
dikenal sebagai proses Michigan atau proses grainer diciptakan, di mana air garam
dipanaskan oleh uap berjalan melalui pipa direndam dalam air. Proses ini masih
digunakan untuk menghasilkan beberapa jenis garam. Pada akhir 1880-an panci
terbuka digantikan oleh serangkaian panci tertutup, dalam sebuah perangkat yang
dikenal sebagai vacuum evaporator efek ganda, yang telah digunakan dalam industri
gula selama sekitar 50 tahun. Saat ini Amerika Serikat merupakan produsen terbesar di
dunia garam, diikuti oleh China, Rusia, Jerman, Inggris, India, dan Perancis.

PRODUK PT. PERSERO

Memproduksi garam olahan beryodium dan garam kesehatan

1. Garam Karungan
Merupakan garam kasar yang digunakan sebagai bahan baku industry,
maupun bahan baku dari produk LoSoSa ( Low Sodium Salt ) dan garam segitiga
“ G “.
2. Garam LoSoSa ( Low Sodium Salt )
Merupakan produk garam konsumsi yang dikembangkan sebagai solusi atas
maraknya trend masyarakat yang cenderung mengalami “Over
Sodium/Natrium” yang berakibat pada hilangnya keseimbangan sodium-
Potasium dalam tubuh. LoSoSa dapat memelihara kestabilan tekanan darah,
menghambat pengeroposan tulang, menyerap alcohol dan kafein dalam
tubuh dan mencegah serangan jantung mendadak.

3. Garam Cap Segi Tiga “G”


Merupakan garam produksi yang diproses dengan menggunakan teknologi
pengolahan dan kandungan yodium yang cukup, sehingga dapat membantu
mencegah terjadinya penyakit gondok, kretin dan penurunan IQ serta
menambah rasa lezat pada makanan.

4. Bittern
Merupakan bahan baku pembuatan minuman isotonic.

Anda mungkin juga menyukai