GARAM INDUSTRI
Disusun oleh:
1
2
3
4
5
(14/367191/TK/42389)
(14/363414/TK/41541)
(14/363389/TK/41517)
(14/363718/TK/41761)
(14/367061/TK/42313)
GARAM RAKYAT
adalah sealt. Bila kita hilangkan dua huruf terakhir lt, kita akan dapatkan kata sea yang
artinya laut. Mungkin juga maksudnya begitu karena air laut rasanya asin dan garam
berasal dari laut.
Butiran sejarah garam di nusantara ini yang juga pernah disebutkan Denys Lombard
sepertinya masih harus dituliskan karena dalam Encylopaedie Nederlandsch Indie dibawah
entri zout (garam) tidak memberikan keterangan apapun mengenai sejarah garam sebelum
abad ke-19. Padahal, jauh sebelumnya menurut beberapa catatan disamping gula kelapa,
asam, terasi, ikan asin, bawang merah dan bermacam-macam bumbu, garam merupakan
salah satu komoditas makanan dan bumbu-bumbuan yang dibawa para pedagang yang
lebih profesional serta memiliki jangkauan yang lebih luas di Jawa. Hal ini dapat
ditemukan dalam prasasti abad IX-X Masehi. Dalam hal ini garam yang diperoleh dengan
cara kuno erat kaitannya dengan proses pengawetan ikan (ikan asin) pada masa itu
Monopoli pemerintah kolonial tidak hanya di Jawa dan Madura, monopoli meluas ke
beberapa distrik di Sumatra dan hampir seluruh Borneo (Kalimantan). Sementara itu di
barat daya Sulawesi pembuatan garam masih berada di tangan pihak swasta (Handbook of
the Netherlands Indies 1930:121). Pada jaman Jepang ketika produksi garam di Pulau Jawa
berhenti, penduduk Sumatra ramai-ramai merebus air laut untuk mendapatkan garam. Pada
1957 monopoli garam dihapus. Garam negara pun berubah menjadi perusahaan negara
pada 1960 (Cribb 2004: 382).
B
Pengertian garam
Secara fisik, garam adalah benda padatan berwarna putih berbentuk kristal yang
merupakan kumpulan senyawa dengan bagian terbesar natrium klorida (>80%) serta
senyawa lainnya seperti magnesium klorida, magnesium sulfat, kalsium klorida, dan lainlain. Garam mempunyai sifat / karakteristik higroskopis yang berarti mudah menyerap air,
bulk density (tingkat kepadatan) sebesar 0,8 - 0,9 dan titik lebur pada tingkat suhu 8010C.
Garam natrium klorida untuk keperluan masak dan biasanya diperkaya dengan unsur
iodin (dengan menambahkan 5 g NaI per kg NaCl) yang merupakan padatan kristal
berwarna putih, berasa asin, tidak higroskopis dan apabila mengandung MgCl2 menjadi
berasa agak pahit dan higroskopis. Digunakan terutama sebagai bumbu penting untuk
makanan, sebagai bumbu penting untuk makanan, bahan baku pembuatan logam Na dan
NaOH (bahan untuk pembuatan keramik, kaca, dan pupuk), sebagai zat pengawet.
NaCl
Massa molar
58.44 g/mol
Penampilan
Densitas
2.16 g/cm3
Titik lebur
801 C (1074 K)
Titik didih
1465 C (1738 K)
Sumber Garam
Sumber garam yang didapat dialam berasal dari:
a
terdapat di Yordania (Laut Mati), Amerika Serikat (Great Salt Lake) dan
Australia yang mencapai produksi 20 % dari total produk dunia.
Di Indonesia
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki luas perairan (lautan)
mencapai Luas Lautan = 3.544.743,9 km (UNCLOS 1982) terdiri dari:
Kandungan garam dalam air laut rata-rata adalah 3,5 %. Artinya setiap 1000
mL (1 L) air laut mengandung 35 gram garam. Maka massa garam di laut
Indonesia kira-kira:
m garam = (35 gram) x (8,33 x 1018 L)
m garam = 2,9155 x 1020 gram
m garam = 2,9155 x 1014 ton
Kandungan NaCl dalam garam dari air laut kurang lebih adalah 95%. Maka
jumlah NaCl yang ada di laut Indonesia kira-kira:
m NaCl = 95% x ( m garam )
m NaCl = 0,95 x (2,9155 x 1014 ton)
m NaCl = 2,769725 x 1014 ton
Na2CO3, 21% untuk dipakai d jalan raya dan 3% sebagai bahan pengawet dan
makanan.
D Jenis dan Kegunaan Garam
1
Garam Industri
Garam industri yaitu jenis garam dengan kadar NaCl sebesar 97 % dengan
kandungan impurities (sulfat, magnesium dan kalsium serta kotoran lainnya) yang
sangat kecil. Kegunaan garam industri antara lain untuk industri perminyakan,
pembuatan soda dan chlor, penyamakan kulit dan pharmaceutical salt.
Garam Konsumsi
Garam konsumsi merupakan jenis garam dengan kadar NaCl sebesar 97 % atas dasar
bahan
kering
(dry
basis),
kandungan
impuritis
(sulfat,
magnesium
dan
kalsium)sebesar 2%, dan kotoran lainnya (lumpur, pasir) sebesar 1% serta kadar air
maksimal sebesar 7%. Kelompok kebutuhan garam konsumsi antara lain untuk
konsumsi rumah tangga, industri makanan, industri minyak goreng, industri
pengasinan dan pengawaten ikan.
3
Garam Pengawetan
Jenis garam ini biasa ditambahkan pada proses pengolahan pangan tertentu.
Penambahan garam tersebut bertujuan untuk mendapatkan kondisi tertentu yang
memungkinkan enzim atau mikroorganisme yang tahan garam (halotoleran) bereaksi
menghasilkan produk makanan dengan karakteristik tertentu. Kadar garam yang
tinggi menyebabkan mikroorganisme yang tidak tahan terhadap garam akan mati.
Kondisi selektif ini memungkinkan mikroorganisme yang tahan garam dapat tumbuh.
Pada kondisi tertentu penambahan garam berfungsi mengawetkan karena kadar
garam yang tinggi menghasilkan tekanan osmotik yang tinggi dan aktivitas air
rendah. Kondisi ekstrim ini menyebabkan kebanyakan mikroorganisme tidak dapat
hidup. Pengolahan dengan garam biasanya merupakan kombinasi dengan pengolahan
yang lain seperti fermentasi dan enzimatis. Contoh pengolahan pangan dengan garam
adalah pengolahan acar (pickle), pembuatan kecap ikan, pembuatan daging kering,
dan pembuatan keju.
4
Garam Dapur
Garam dapur/laut dibuat melalui penguapan air laut, dengan proses sederhana, dan
meninggalkan sejumlah mineral dan elemen lainnya (tergantung sumber air). Jumlah
mineral yang tidak signifikan menambah cita rasa dan warna pada garam laut.
Sehingga, tekstur garam laut di pasaran lebih bervariasi. Beberapa diantaranya lebih
kasar, namun ada juga yang lebih halus. Garam jenis ini mengandung 0,0016%
yodium.
NaCl
= minimal 94,9 %
Air (H2O)
= maksimal 5 %
Iodium
Fe2O3
SO4
= maksimal 2%
Garam dapur dibuat melalui proses sederhana dari penguapan atau evaporasi
air laut, sehingga dianggap sebagai garam yang paling alamiah dengan tekstur
Kebanyakan dari garam meja di pasaran telah ditambahkan yodium, nutrisi penting
yang terjadi secara alami dalam jumlah kecil dalam garam laut. Garam ini bebas
yodium, Mg, Ca dan K2.
Garam meja merupakan hasil tambang dari dalam tanah, dan diproses secara
lebih rumit untuk menghilangkan mineral lain yang ikut dalam proses penambangan
tersebut. Teksturnya lebih halus sehingga lebih mudah larut dalam air, biasanya
diberi tambahan zat adiktif untuk mencegah penggumpalan dan tambahan zat gizi
lain agar komposisinya menyerupai garam air laut.
E Manfaat garam
1
Minuman kesehatan.
Produk minuman kesehatan terutama dirancang sebagai produk minuman untuk
mengembalikan kesegaran tubuh dan mengganti mineral-mineral yang keluar
bersama keringat dari tubuh selama proses metabolisme atau aktivitas olah raga yang
berat. Pada umumnya produk-produk minuman kesehatan selain mengandung
pemanis dan zat aktif, juga mengandung mineral-mineral dalam bentuk ion seperti
ion natrium (Na+), kalium (K+), magnesium (Mg2+), kalsium (Ca2+), karbonat bikarbonat (CO3 2- dan HCO3 2-), dan klorida (Cl-).
Garam mandi.
Garam mandi didefinisikan sebagai bahan aditif (tambahan) untuk keperluan
mandi yang terdiri dari campuran garam NaCl dengan bahan kimia anorganik lain
yang mudah larut, kemudian diberi bahan pewangi (essentials oil), pewarna, dan
mungkin juga senyawa enzim. Garam mandi ini dirancang untuk menimbulkan
keharuman, efek pewarnaan air, kebugaran, kesehatan dan juga menurunkan
kesadahan air.
Komponen utama garam mandi adalah garam NaCl yaitu sekira 90% - 95%.
Kegunaan garam mandi secara umum sangatlah beraneka ragam, di antaranya adalah
untuk membersihkan tubuh saat berendam, menumbuhkan suasana relaks,
menurunkan rasa stres, dan sebagai sarana refreshing. Suasana relaks terutama akibat
adanya campuran pewangi yang dipercaya dapat memengaruhi emosi serta suasana
hati secara signifikan. Sedangkan fungsi khusus di bidang kesehatan terutama karena
adanya garam NaCl adalah untuk melenturkan otot yang tegang, mengurangi rasa
nyeri pada otot yang sakit, menurunkan gejala inflamasi (peradangan), serta
menyembuhkan infeksi. Untuk fungsi kecantikan, garam mandi antara lain dapat
membantu menghaluskan kulit (cleansing), memacu pertumbuhan sel kulit sekaligus
meremajakannya (rejuvenating).
3
Garam konsumsi.
Garam dapur merupakan media yang telah lama digunakan untuk pemberantasan
gangguan akibat kekurangan iodium (gaki), yaitu dengan proses fortifikasi
(penambahan) garam menggunakan garam iodida atau iodat seperti KIO3, KI, NaI,
dan lainnya. Pemilihan garam sebagai media iodisasi didasarkan data, garam
merupakan bumbu dapur yang pasti digunakan di rumah tangga, serta banyak
digunakan untuk bahan tambahan dalam industri pangan, sehingga diharapkan
keberhasilan program gaki akan tinggi. Selain itu, didukung sifat kelarutan garam
yang mudah larut dalam air, yaitu sekira 24 gram/100 ml.
Cairan Infus
Dikenal beberapa jenis cairan infus yaitu cairan infus glukosa 5%, cairan infus NaCl
0,9 % + KCl 0,3% atau KCl 0,6%, cairan infus natrium karbonat dan cairan infus
natrium laktat. Cairan infus NaCl adalah campuran aquabidest dan garam grade
farmasetis yang berguna untuk memasok nutrisi dan mineral bagi pasen yang dirawat
di rumah sakit.
Cairan dialisat.
Cairan dialisat merupakan cairan yang pekat dengan bahan utama elektrolit (antara
lain garam NaCl) dan glukosa grade farmasi yang membantu dalam proses cuci darah
bagi penderita gagal ginjal. Seperti diketahui pasen gagal ginjal diharuskan
mengganti darah atau proses cuci darah dalam periode tertentu. Dalam proses
pencucian darah tersebut darah yang akan 'dibersihkan' akan dilewatkan pada suatu
alat membran (hemodialisis) dalam media cairan dialisat. Dalam dialiser ini darah
dibersihkan, 'sampah-sampah' metabolisme secara kontinyu menembus membran dan
menyeberang ke kompartemen dialisat.
7
Penyedap rasa
Garam NaCl merupakan ingredient yang paling banyak digunakan di industri
pengolahan daging untuk proses pengawetan.
Pengeringan Lahan
Tahap Pengeringan Lahan untuk pembuatan garam terdiri dari:
sehingga dengan gaya gravitasi air dapat mengalir ke hilir kapan saja
dikehendaki. Kalsium dan magnesium sebagai unsur yang cukup banyak
dikandung dalam air laut selain NaCl perlu diendapkan agar kadar NaCl yang
diperoleh meningkat. Kalsium dan magnesium dapat terendapkan dalam
bentuk garam sulfat, karbonat dan oksalat.
Topografi:
Permeabilitas rendah
Pasir
: Permeabilitas tinggi
Tanah liat
rendah
Untuk peminihan
(kebocoran)
Untuk meja-meja
Gangguan kehidupan:
Tanaman pengganggu
Binatang tanah
Daerah banjir
Gempa
Gelombang pasang
Proses Kristalisasi
a
Proses Pungutan
a
Proses Pencucian
1
Air pencuci garam yang digunakan semakin bersih dari kotoran maka
akan menghasilkan garam cucian lebih baik dan lebih bersih.
Air garam (Brine) dengan kepekatan 20-24 oBe. (Secara kasar, 1 oBe
nilainya 10 gram per liter. Jadi kalau air laut itu 3,0 oBe berarti
kandungan garamnya 30 gram per liter).
Kandungan Mg 10 gr/Liter.
Pada
proses
pengkristalan
apabila
seluruh
zat
yang
terkandung
-->
MgSO4 + 2NaOH
-->
CaCl2 + Na2SO4
->
MgCl2 + 2NaOH
->
CaCl2 + Na2CO3
->
CaCO3
(putih) + 2NaCl
Air Laut
Mutu air laut (terutama dari segi kadar garamnya (termasuk kontaminasi
dengan air sungai), sangat mempengaruhi waktu yang diperlukan untuk
pemekatan (penguapan).
Keadaan Cuaca
Curah hujan (intensitas) dan pola hujan distribusinya dalam setahun ratarata merupakan indikator yang berkaitan erat dengan panjang kemarau
yang kesemuanya mempengaruhi daya penguapan air laut.
Kecepatan
angin,
kelembaban
udara
dan
suhu
udara
sangat
Tanah
Pengaruh air
Pengaturan aliran dan tebal air dari peminihan satu ke berikutnya dalam
kaitannya dengan faktor-faktor arah kecepatan angin dan kelembaban
udara merupakan gabungan penguapan air (koefisien pemindahan
massa).
Kolam Peminihan I
Didalam kolam peminihan I air diendapkan selama 2 4 hari dengan
kedalaman air 40 cm. Selama proses penuaan air di kolam peminihan I air
mengalami penguapan sehingga terjadi peningkatan kepekatan dari 7 derajat
Be menjadi 10 derajat Be. Luas kolam peminihan I sekitar 10 % dari luas lahan
garam.
Kolam Peminihan I
4
Kolam Peminihan II
Kolam Peminihan II
5
Kolam Peminihan IV
Di dalam kolam peminihan IV air diendapkan selama 2 4 hari dengan
kedalaman air 10 cm. Luas kolam peminihan IV sekitar 10 % dari luas lahan
garam. Selama proses penuaan air di kolam peminihan IV air mengalami
penguapan sehingga terjadi peningkatan kepekatan dari 16 - 18 derajat Be
menjadi 20 derajat Be yang disebut air tua. Setelah kepekatan dianggap
mencukupi menjadi air tua (20 derajat Be)maka air tua tersebut dilepas ke
meja Kristal.
Kolam Peminihan IV
7
Meja Kristal
Air tua selanjutnya dialirkan ke meja kristal. Luas meja kristal yakni sekitar 35
% dari luas lahan tambak. Didalam meja Kristal air tua diendapkan selama 5 10 hari dengan kedalaman air 5 cm. seiring dengan lamanya waktu air tua
akan mengkristal menjadi Kristal garam.
Meja Kristal
8
Panen
Garam yang terbentuk di meja kristalisasi selama 5 hari selanjutnya dipanen
dengan cara dikerik menggunakan alat pengerik yang terbuat dari kayu. Garam
hasil panen kemudian dimasukkan kedalam karung dan selanjutnya diangkut ke
gudang penyimpanan.
Panen Garam
9
Perebusan
Proses pembuatan garam dengan metode perebusan yang tradisional biasanya
pertama kali yaitu dengan menggunakan garam yang masih kasar yang sudah
jadi lalu dilarutkan dengan air, setelah air sudah tercampur dan garam sudah
terlarut air tersebut biasanya difilter (disaring) agar air jernih, setelah melalui
proses penyaringan air tersebut direbus dengan menggunakan bara api sekitar 3
4 jam bahkan lebih, setelah itu jadilah garam rebus. Perbedaan garam rebus
dengan pembuatan garam yang mengunakan teknik penguapan panas matahari
ialah jika garam rebus hasilnya lebih halus sedangkan garam dengan
menggunakan pemanasan matahari akan lebih kasar (Kristal garam).
Pendinginan
Larutan yang akan dikristalkan didinginkan sampai terbentuk kristal pada
larutan tersebut. Metode ini digunakan untuk zat yang kelarutan mengecil bila
suhu diturunkan. Pendinginan dilakukan 2x yaitu pendinginan larutan panas
meminimalizir solvent atau zat pelarut sisa yang terdapat pada filtrat.
Evaporasi Adiabatis
Metode ini digunakan dalam ruang vakum, larutan dipanaskan, dimasukkan
dalam tempat vakum yang mana tekanan total lebih rendah dari tekanan uap
solvennya. Pada suhu saat larutan dimasukkan ke ruang vakum solven akan
menguap dengan cepat dan penguapan itu akan menyebabkan pendinginan
secara adiabatis.
d Salting Out
Prinsipnya adalah menambah suatu zat untuk mengurangi zat yang akan
dikristalkan. Pengeluaran garam dari larutan dengan zat baru ke dalam larutan
bertujuan menurunkan daya larut solven terhadap suhu pada pengatur tersebut.
Peningkatan harga k, jika kedalam suatu larutan ditambah dengan zat elektrolit.
(Cahyono, 1998)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kristalisasi adalah diantaranya :
a Laju pembentukan inti (nukleous)
b Laju pembentukan inti dinyatakan dengan jumlah inti yang terbentuk dalam
satuan waktu. Jika laju pembentukan inti tinggi, maka banyak sekali kristal
yang terbentuk, tetapi tak satupun akan tumbuh menjadi besar, jadi yang
terbentuk berupa partikel-partikel koloid.
c Laju pertumbuhan kristal
d Merupakan faktor lain yang mempengaruhi ukuran kristal yang terbentuk
selama pengendapan berlangsung. Jika laju tinggi kristal yang besar akan
e
Memberikan perbedaan kelarutan yang cukup signifikan antara zat yang akan
dengan titik didihnya. Selanjutnya untuk memishkan pengotor atau zat lain dari zat
yang diinginkan dilakukan penyaringan sampai terbentuk kristal. (Cahyono,1991)
Rekristalisasi garam batu adalah sebuah proses yang dilakukan untuk menghasilkan
garam dengan kemurnian yang sangat tinggi dengan menggunakan sedikit energi
panas, sedangkan langkah-langkah prosesnya adalah sebagai berikut :
a
Larutan garam yang sudah bersih dimasukkan ke evaporator tiga tahap. Larutan
garam diuapkan sehingga menghasilkan slurry garam dan larutan brine.
Pada proses ini biasanya digunakan saturated brine (leburan garam jenuh)
alami, yang terkandung didalam tanah atau danau. Saturated brine dapat juga
diperoleh dari hasil samping produksi natrium carbonate dengan proses Solvey.
Pertama-tama saturated brine (leburan garam) dari air dalam tanah dengan
kadar H2S yang terlarut dalam garam NaCl maksimum 0.015%. Perlakuan
pendahuluan dari bahan baku brine adalah dengan aerasi untuk menghilangkan
kandungan hidrogen sulfide. Penambahan sedikit chlorine dimaksudkan untuk
mempercepat penghilangan H2S dalam brine. Brine setelah proses aerasi, kemudian
diumpankan dalam tangki pengendap untuk mengendapkan lumpur atau solid yang
tidak diinginkan seperti kalsium, magnesium dan ion besi. Pengendapan dibantu
dengan penambahan campuran caustic soda, soda ash dan brine sehingga didapat
larutan garam. Setelah proses pengendapan, kemudian larutan garam dipekatkan
pada evaporator multi efek. Larutan garam pekat kemudian dicuci dengan brine
untuk memurnikan garam. Larutan garam kemudian difiltrasi pada filter untuk proses
pemisahan garam dan larutan brine. Garam yang terpisah kemudian ditambahkan
kalium yodat untuk penambahan kandungan yodium pada garam sehingga
dihasilkan sodium chloride. Sodium chloride kemudian dikeringkan pada dryer dan
Umpan yang berupa larutan NaCl 26% dipanaskan terlebih dahulu di preheater.
Uap yang dihasilkan pada proses sebelumnya digunakan lagi untik proses
penguapan di evaporator berikutnya.
Di alat sentrifugasi kristal garam terpisahkan dari air namun masih basah.
Garam yang basah tersebut dikeringkan lalu dipak dan siap dikeringkan.
Pembuatan garam dengan proses open pan ini menggunakan bahan baku brine
yang berasal dari proses pemanasan air laut. Proses ini disebut juga proses Grainer,
dimana air laut dijenuhkan dengan cara memanaskan pada heater pada suhu 230 oF
(110oC). Larutan brine panas kemudian diumpankan pada graveller yang berfungsi
untuk memisahkan calcium sulfate pada larutan brine. Larutan brine kemudian
didinginkan pada flasher dengan suhu yang dijaga agar garam (NaCl) masih dalam
kondisi larut dalam air. Larutan brine dingin kemudian diumpankan ke open pan
yang berfungsi untuk menguapkan air dengan suhu operasi 205oF (96oC) sehingga
dihasilkan kristal garam yang kemudian dipisahkan dari mother liquor pada
centrifuge. Mother liquor kemudian direcycle kembali pada open pan
pan,
sedangkan kristal garam yang terpisah kemudian ditambahkan kalium yodat untuk
penambahan kandungan yodium pada garam sehingga dihasilkan sodium chloride.
Sodium chloride kemudian dikeringkan pada dryer dan kemudian disaring
untuk mendapatkan ukuran yang seragam. Sodium chloride kemudian siap dikemas
dan dipasarkan. Yields yang dihasilkan pada proses ini adalah 99,9%.
(Sumber : http://www.madehow.com/Volume-2/Salt.html)
Di zaman kuno, sumber utama garam adalah garam batu, batu kristal yang
ditambang sama seperti batu bara, dan endapan garam kering yang ditemukan di area
dekat laut, seperti rawa-rawa. Garam batu umum ditemukan di berbagai lokasi di
dunia. Namun, tambang garam tertua di dunia tampaknya yang ada di Lembah
Araxes di Azerbaijan. Dikenal dengan nama area endapan garam Duzdagi, area ini
ditemukan oleh para arkeolog pada tahun 1970-an, sebagai peninggalan milenium
kedua sebelum Masehi.
Batuan garam didapatkan dari hasil penggalian yang kedalamannya tidak
begitu dalam. Batuan garam juga terkenal dengan sebutan karang garam, batuan
garam terbentuk akibat mengeringnya samudra pada jutaan tahun yang lalu.
Cadangan terbesar garam batu ditemukan di Amerika Serikat, Kanada, Jerman, Eropa
timur, dan Cina. Karena adanya tekanan dari dalam bumi maka tebentuklah kubah
garam, kejadian ini bisa ditemukan di Amerika Serikat di sepanjang pantai teluk
Texas dan Lousiana.
Pengolahan garam batu secara umum terdiri dari beberapa tahap mulai dari
penggalian batuan lalu proses crushing, grinding, screening lalu dihasilkan garam.
Berikut ini adalah tahapan secara detail pengolahan garam batu yang dilakukan oleh
beberapa perusahaan tambang garam.
1
menguntungkan.
Ketika sebuah area telah dipilih untuk mulai pertambangan, lubang digali
hingga ke tengah sedimen atau deposit garam. Kemudian mesin bergergaji
digunakan untuk memotong slot dengan tinggi sekitar 6,0 inci (15 cm), lebar
sekitar 66 kaki (20 m, dan kedalaman sekitar 10 kaki (3 m) hingga ke dasar
lapisan. Proses ini dikenal sebagaiundercutting. Serangkaian lubang dibor ke
dalam garam yang telah di-undercut dengan bor listrik yang mengandung
sedikit tungsten karbida. Lubang ini diisi dengan bahan peledak seperti dinamit
atau amonium nitrat. Tutup peledak listrik dipasang dengan kabel panjang, dan
ledakan dilakukan dari jarak yang aman. Pemotongan dan peledakan diulang
dan meninggalkan bentuk pilar garam untuk mendukung daerah atap
GARAM INDUSTRI
Garam adalah benda padat berwarna putih berbentuk Kristal yang merupakan kumpulan
senyawa dengan bagian terbesar Natrium Chlorida (>80%) serta senyawa lainnya, seperti
magnesium Chlorida, Magnesium sulfat, dan Calsium Chlorida. Sumber garam yang didapat di
alam berasal dari air laut, air danau asin, deposit dalam tanah, tambang garam, sumber air dalam
tanah. Konsumsi garam per orang per hari diperkirakan sekitar 5 15 gram atau 3 kilogram per
tahun per orang.
Salah satu jenis garam yang dikenal oleh publik adalah garam industri. Garam industri
yaitu jenis garam dengan kadar NaCl sebesar 97% dengan kandungan impurities (sulfat,
magnesium, dan kalsium serta ketoran lainnya) yang sangat kecil. Kegunaan garam industry
antara lain untuk industri perminyakan, pembuatan soda dan chlor, penyamakan kulit dan
pharmaceutical salt.
Proses pembuatan garam dibagi dalam beberapa tahap yaitu:
1
oksalat.
Lokasi penggaraman
Sifat fisis tanah
Dikehendaki sifat-sifat :
Permeabilitas rendah
Tanah tidak mudah retak
Pasir
: Permeabilitas tinggi
Tanah liat
: Permeabilitas rendah, Retak pada kelembaban rendah
Lalu, garam diangkut dari meja ke menuju timbunan untuk ditiriskan kemudian diangkut
ke gudang atau siap untuk proses pencucian.
Pencucian bertujuan untuk meningkatkan kandungan NaCl dan mengurangi unsur
Mg, Ca, SO4 dan kotoran lainnya. Air pencuci garam yang semakin bersih dari kotoran
akan menghasilkan garam cucian lebih baik atau bersih. Air pencuci tersebut adalah air
garam (Brine) dengan kepekatan 2024Be dimana Kandungan Mg 10 g/liter.
DAFTAR PUSTAKA
1
2
3
praktikum.html
Ketut Arhie. 2010. http://www.scribd.com/doc/76868720/Kristalisasi-garam-Kasar
http://chemedu09.wordpress.com/2011/04/28/pemurnian-garam-dapur/
http://hurahura.wordpress.com/2011/02/23/di-manakah-tambang-garam-pertama-di-dunia/
(Artikel : How salt is made - material, used, processing, procedure, industry, machine, Raw
Materials,
The
Manufacturing
Process
of
salt,
Quality
Control,
Aspectshttp://www.madehow.com/Volume-2/Salt.html#ixzz1wDmb42sc)
9 http://yusufzae.blogspot.com
10 http://irma-teknikkimia.blogspot.co.id/2013/04/pembuatan-garam_9116.html
11 http://seputarduniasains.blogspot.co.id/2014/12/proses-pembuatan-garam.html
12 https://dhamadharma.wordpress.com/2014/08/08/tahukah-kawan-bagaimana-prosespembuatan-garam/
13 http://lalaukan.blogspot.co.id/2013/10/garam-merupakan-salah-satu-pelengkap.html
14 http://ghozaliq.com/2015/07/09/bentang-perairan-laut-indonesia/
15 http://irma-teknikkimia.blogspot.co.id/2013/04/pembuatan-garam_9116.html
Health