INDUSTRI GARAM
DISUSUN OLEH :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS FAJAR MAKASSAR
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan jaman, pembangunan di segala bidang makin harus
diperhatikan. Salah satu jalan untuk meningkatkan taraf hidup bangsa adalah dengan
pembangunan industri, termasuk diantaranya adalah industri kimia, baik yang menghasilkan
suatu produk jadi maupun produk belum jadi untuk diolah lebih lanjut.
Pembangunan industri kimia yang menghasilkan produk ini sangat penting, karena
dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap industri luar negeri, yang pada
akhirnya akan dapat mengurangi pengeluaran devisa untuk mengimpor bahan tersebut,
termasuk diantaranya garam dapur.
Garam merupakan salah satu kebutuhan yang merupakan pelengkap dari kebutuhan
pangan dan merupakan sumber elektrolit bagi tubuh manusia. Walaupun Indonesia termasuk
negara maritim, namun usaha meningkatkan produksi garam belum diminati, termasuk dalam
usaha meningkatkan kualitasnya. Di lain pihak untuk kebutuhan garam dengan kualitas baik
kandungan kalsium dan magnesium kurang banyak diimpor dari luar negeri, terutama dalam
hal ini garam beryodium serta garam industri.
Kualitas garam yang dikelola secara tradisional pada umumnya harus diolah kembali
untuk dijadikan garam konsumsi maupun untuk garam industri. Pembuatan garam dapat
dilakukan dengan beberapa kategori berdasarkan perbedaan kandungan NaCl nya sebagai
unsur utama garam. Jenis garam dapat dibagi dalam beberapa kategori seperti; kategori baik
sekali, baik dan sedang. Dikatakan berkisar baik sekali jika mengandung kadar NaCl >95%,
baik kadar NaCl 90–95%, dan sedang kadar NaCl antara 80–90% tetapi yang diutamakan
adalah yang kandungan garamnya di atas 95%.
Garam industri dengan kadar NaCl >95% yaitu sekitar 1.200.000 ton sampai saat ini
seluruhnya masih diimpor, hal ini dapat dihindari mengingat Indonesia sebagai negara
kepulauan.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan pokok yang dibahas dalam makalah ini adalah diantaranya sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah awal ditemukannya garam?
2. Apa sifat dan spesifikasi dari garam serta bahan baku ataupun produk yang dihasilkan
dalam pembuatan garam?
3. Apa saja metoda-metoda yang digunakan dalam produksi garam?
4. Bagaimana suatu garam dapur dapat dimodifikasi menjadi garam meja?
5. Apa saja limbah yang dihaslikan dalam proses produksi garam?
C. Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini yaitu diantaranya adalah:
1. Mendeskripsikan informasi sejarah awal ditemukannya garam.
2. Memberikan pengetahuan tentang sifat dan spesifikasi dari garam serta bahan baku
ataupun produk yang dihasilkan dalam pembuatan garam.
3. Menjelaskan metoda-metoda serta tahapan produksi garam.
4. Menjelaskan tahapan modifikasi garam dapur menjadi garam meja.
5. Memberikan pengetahuan akan limbah yang dihasilkan dari produksi garam.
BAB II
INDUSTRI GARAM
A. Sejarah Garam
a. Sejarah garam konsumsi
Garam adalah bahan/bumbu masakan yang ditemukan hampir di semua
peradaban. Diperkirakan awal munculnya adalah sejak jaman neolitikum. Reay Tannahill
dalam bukunya Food in History menyebutkan bahwa produksi garam sudah dilakukan
manusia pada jaman neolitikum yaitu fase atau tingkat kebudayaan pada zaman
prasejarah yang mempunyai ciri-ciri berupa unsur kebudayaan, seperti peralatan dari batu
yang diasah, pertanian menetap, peternakan, dan pembuatan tembikar. Tapi penggunaan
'rasa asin' pada makanan sudah dilakukan manusia seribu abad sebelum manusia
memproduksinya pada jaman neolitikum tersebut.
Sebelum ditemukan cara memproduksi garam, manusia memberikan rasa asin
pada makanannya dengan cara diantaranya dengan menggunakan air laut, akan tetapi rasa
tersebut akan segera hilang saat selesai dimasak (dibakar). Garam mulai diproduksi
secara masal diperkirakan dilakukan pada milenium pertama sebelum Masehi, di mana
pada saat itu sudah berdiri pemerintahan Administratif di China, Dinasti Ptolemy di
Mesir dan Dinasti Sekulus di Persia. Dalam buku Cambridge World History of Food,
Kenneth F. Kiple dan Kriemhild Conee Ornelas menuliskan bahwa pada masa awal
produksi garam yang sekarang kita kenal, yaitu Natrium Klorida (NaCl) dilakukan
dengan beberapa metode seperti dengan menguapkan air laut dengan bantuan sinar
matahari, mendidihkan air yang mengandung garam sehingga terbentuk lapisan garam
sampai ke penambangan garam yang sudah membatu karena proses alam di sumber-
sumber air garam.
Pada jaman yunani kuno Sebegitu pentingnya garam dalam kehidupan, Plato
menggambarkan garam sebagai "Sebuah material yang dicintai dewa", Aristoteles
menulis bahwa garam adalah hadiah musim semi yang berasal dari dewa dan homer
menyebut garam sebagai "wahyu Ilahi". Pada masa Romawi Kuno, harga garam sangat
mahal. Oleh karena mahalnya garam pada masa itu lalu dipakai untuk membayar gaji
para pekerja dan prajurit dengan salarium (garam). Istilah salarium (Latin) yang
maksudnya ‘garam’ itu dipakai untuk gaji yang kemudian diambil dalam bahasa Inggris
salary. Lucunya garam dalam bahasa Inggris kuno adalah ‘sealt’. Bila kita hilangkan dua
huruf terakhir –lt, kita akan dapatkan kata ‘sea’ yang artinya laut. Mungkin juga
maksudnya begitu karena air laut rasanya asin dan garam berasal dari laut.
b. Sejarah garam di nusantara
Butiran sejarah garam di nusantara ini yang juga pernah disebutkan Denys
Lombard sepertinya masih harus dituliskan karena dalam Encylopaedie Nederlandsch
Indie dibawah entri zout (garam) tidak memberikan keterangan apa pun mengenai sejarah
garam sebelum abad ke-19. Padahal, jauh sebelumnya menurut beberapa catatan
disamping gula kelapa, asam, terasi, ikan asin, bawang merah dan bermacam-macam
bumbu, garam merupakan salah satu komoditas makanan dan bumbu-bumbuan yang
dibawa para pedagang yang lebih profesional serta memiliki jangkauan yang lebih luas di
Jawa. Hal ini dapat ditemukan dalam prasasti abad IX-X Masehi. Dalam hal ini garam
yang diperoleh dengan cara kuno erat kaitannya dengan proses pengawetan ikan (ikan
asin) pada masa itu Monopoli pemerintah kolonial tidak hanya di Jawa dan Madura,
monopoli meluas ke beberapa distrik di Sumatra dan hampir seluruh Borneo
(Kalimantan). Sementara itu di barat daya Sulawesi pembuatan garam masih berada di
tangan pihak swasta (Handbook of the Netherlands Indies 1930:121). Pada jaman Jepang
ketika produksi garam di Pulau Jawa berhenti, penduduk Sumatra ramai-ramai merebus
air laut untuk mendapatkan garam. Pada 1957 monopoli garam dihapus. Garam negara
pun berubah menjadi perusahaan negara pada 1960 (Cribb 2004: 382).
B. Pengertian garam
Secara fisik, garam adalah benda padatan berwarna putih berbentuk kristal yang
merupakan kumpulan senyawa dengan bagian terbesar natrium klorida (>80%) serta senyawa
lainnya seperti magnesium klorida, magnesium sulfat, kalsium klorida, dan lain-lain. Garam
mempunyai sifat / karakteristik higroskopis yang berarti mudah menyerap air, bulk density
(tingkat kepadatan) sebesar 0,8 - 0,9 dan titik lebur pada tingkat suhu 8010C.
Garam natrium klorida untuk keperluan masak dan biasanya diperkaya dengan unsur
iodin (dengan menambahkan 5 g NaI per kg NaCl) yang merupakan padatan kristal berwarna
putih, berasa asin, tidak higroskopis dan apabila mengandung MgCl 2 menjadi berasa agak
pahit dan higroskopis. Digunakan terutama sebagai bumbu penting untuk makanan, sebagai
bumbu penting untuk makanan, bahan baku pembuatan logam Na dan NaOH ( bahan untuk
pembuatan keramik, kaca, dan pupuk ), sebagai zat pengawet.
Nama lain
Garam dapur
Sifat
D. Sumber Garam
Sumber garam yang didapat dialam berasal dari:
1. Air laut, air danau asin (3% NaCl)
Yang bersumber air laut terdapat di Mexico, Brazilia, RRC, Australia dan
Indonesia yang mencapai ± 40 %. Adapun yang bersumber dari danau asin terdapat di
Yordania (Laut Mati), Amerika Serikat (Great Salt Lake) dan Australia yang mencapai
produksi ± 20 % dari total produk dunia.
2. Deposit dalam tanah, tambang garam (95-99% NaCl)
Terdapat di Amerika Serikat, Belanda, RRC, Thailand, yang mencapai produksi ±
40 % total produk dunia.
3. Sumber air dalam tanah
Sangat kecil, karena sampai saat ini dinilai kurang ekonomis maka jarang (sama
sekali tidak) dijadikan pilihan usaha. Di Indonesia terdapat sumber air garam di wilayah
Purwodadi, Jawa Tengah (Burhanuddin, 2001)
4. Larutan garam alamiah (20-25% NaCl)
Dari jumlah 41 ton produksi garam d USA bersumber pada batuan garam (30%),
larutan garam alamiah (56%) dan air laut (14%), sedangkan pemakaiannya adalah : 50%
untuk pembuatan NaOH, 6% untuk pembuatan Na 2CO3, 21% untuk dipakai d jalan raya
dan 3% sebagai bahan pengawet dan makanan.
F. Manfaat garam
1. Minuman kesehatan
Produk minuman kesehatan terutama dirancang sebagai produk minuman untuk
mengembalikan kesegaran tubuh dan mengganti mineral-mineral yang keluar bersama
keringat dari tubuh selama proses metabolisme atau aktivitas olah raga yang berat. Pada
umumnya produk-produk minuman kesehatan selain mengandung pemanis dan zat aktif,
juga mengandung mineral-mineral dalam bentuk ion seperti ion natrium (Na +), kalium
(K+), magnesium (Mg2+), kalsium (Ca2+), karbonat - bikarbonat (CO3 2- dan HCO3 2-), dan
klorida (Cl-).
2. Garam mandi
Garam mandi didefinisikan sebagai bahan aditif (tambahan) untuk keperluan
mandi yang terdiri dari campuran garam NaCl dengan bahan kimia anorganik lain yang
mudah larut, kemudian diberi bahan pewangi (essentials oil), pewarna, dan mungkin juga
senyawa enzim. Garam mandi ini dirancang untuk menimbulkan keharuman, efek
pewarnaan air, kebugaran, kesehatan dan juga menurunkan kesadahan air. Komponen
utama garam mandi adalah garam NaCl yaitu sekira 90% - 95%. Kegunaan garam mandi
secara umum sangatlah beraneka ragam, di antaranya adalah untuk membersihkan tubuh
saat berendam, menumbuhkan suasana relaks, menurunkan rasa stres, dan sebagai sarana
refreshing. suasana relaks terutama akibat adanya campuran pewangi yang dipercaya
dapat memengaruhi emosi serta suasana hati secara signifikan. Sedangkan fungsi khusus
di bidang kesehatan terutama karena adanya garam NaCl adalah untuk melenturkan otot
yang tegang, mengurangi rasa nyeri pada otot yang sakit, menurunkan gejala inflamasi
(peradangan), serta menyembuhkan infeksi. Untuk fungsi kecantikan, garam mandi
antara lain dapat membantu menghaluskan kulit (cleansing), memacu pertumbuhan sel
kulit sekaligus meremajakannya (rejuvenating).
3. Garam konsumsi
Garam dapur merupakan media yang telah lama digunakan untuk pemberantasan
gangguan akibat kekurangan iodium (gaki), yaitu dengan proses fortifikasi (penambahan)
garam menggunakan garam iodida atau iodat seperti KIO3, KI, NaI, dan lainnya.
Pemilihan garam sebagai media iodisasi didasarkan data, garam merupakan bumbu dapur
yang pasti digunakan di rumah tangga, serta banyak digunakan untuk bahan tambahan
dalam industri pangan, sehingga diharapkan keberhasilan program gaki akan tinggi.
Selain itu, didukung sifat kelarutan garam yang mudah larut dalam air, yaitu sekira 24
gram/100 ml.
4. Cairan Infus
Dikenal beberapa jenis cairan infus yaitu cairan infus glukosa 5%, cairan infus
NaCl 0,9 % + KCl 0,3% atau KCl 0,6%, cairan infus natrium karbonat dan cairan infus
natrium laktat. Cairan infus NaCl adalah campuran aquabidest dan garam grade
farmasetis yang berguna untuk memasok nutrisi dan mineral bagi pasien yang dirawat di
rumah sakit.
5. Sabun dan shampo
Sabun dan sampo merupakan bahan kosmetik yang digunakan untuk keperluan
mandi dan mencuci rambut, garam NaCl merupakan satu bahan kimia di antara beberapa
komposisi bahan dalam pembuatan sabun dan sampo.
6. Cairan dialisat
Cairan dialisat merupakan cairan yang pekat dengan bahan utama elektrolit
(antara lain garam NaCl) dan glukosa grade farmasi yang membantu dalam proses cuci
darah bagi penderita gagal ginjal. Seperti diketahui pasen gagal ginjal diharuskan
mengganti darah atau proses cuci darah dalam periode tertentu. Dalam proses pencucian
darah tersebut darah yang akan 'dibersihkan' akan dilewatkan pada suatu alat membran
(hemodialisis) dalam media cairan dialisat. Dalam dialiser ini darah dibersihkan,
'sampah-sampah' metabolisme secara kontinyu menembus membran dan menyeberang ke
kompartemen dialidsat.
7. Penyedap rasa
Garam NaCl merupakan ingredient yang paling banyak digunakan di industri
pengolahan daging untuk proses pengawetan.