OLEH :
Telah diperiksa secara teliti dan disetujui oleh Asisten Pembimbing Praktikum
dilaksanakan pada :
Oleo Kendari
OVIN SANDRA
BAB I
PENDAHULUAN
merupakan salah satu negara maritim terbesar di dunia, yang di dalam lautnya
terdapat berbagai kekayaan alam lainnya seperti ikan laut, rumput laut, mineral garam
terlarut, mutiara serta tambang minyak bumi. Namun, kekayaan alam Indonesia yang
melimpah tersebut belum dapat dimanfaatkan dan diolah secara optimal. Indonesia
masih membutuhkan impor produk tertentu dari luar negeri, padahal bahan dasar
produk tersebut telah tersedia secara melimpah di bumi Indonesia. Salah satu contoh
adalah garam.
Garam (NaCl) dapat diperoleh dari bahan baku berupa air laut, batuan garam,
masingmasing negara bergantung pada ketersediaan bahan baku ini. Hal ini pulalah
yang mempengaruhi produksi dan kualitas garam yang dihasilkan. Indonesia sendiri
nasional secara mandiri, baik untuk kebutuhan konsumsi maupun industri. Teknologi
garam dengan kemurnian tinggi (>99%) yang digunakan sebagai reagen dalam
untuk konsumsi rumah tangga (garam dapur) sebagai bahan peningkat rasa makanan.
Untuk konsumsi rumah tangga, garam ditambahkan zat aditif berupa Kalium Iodida
(KI) dan Kalium Iodat (KIO3). Selain digunakan untuk meningkatkan rasa makanan,
garam digunakan pula sebagai pengawet, penguat warna, bahan pembentuk tekstur,
bikarbonat (NaHCO3), dan industri klor alkali, yaitu industri yang menghasilkan
Umumnya NaCl mengandung zat pengotor yang biasanya berasal dari ion
Ca2+, Mg2+, Al3+, Fe3+, SO42-, I-, dan Br- yang kesemuanya mudah larut dalam air.
Untuk memperoleh NaCl dengan tingkat kemurnian tinggi dari garam dapur maka
dapat ditempuh metode rekristalisasi dengan pelarut air. Namun untuk melenyapkan
atau mengurangi kehadiran ion-ion pengotor perlu ditambahkan ion-ion tertentu yang
mampu mengikat ion pengotor menjadi senyawaan dan kelarutannya dalam air
dengan cara mengkristalkan zat tersebut setelah dilarutkan dengan pelarut yang
sesuai. Prinsip dasar dari rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan antara zat yang
disaring, dilarutkan ulang dan diendapkan ulang. Ion pengotor akan hadir dalam
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari salah satu metode pemurnian yaitu
garam dapur kasar berdasarkan daya larutnya dalam suatu pelarut tertentu (air)
Natrium klorida adalah garam dapur yang merupakan suatu senyawa dalam
bentuk ion. Jika kristal garam dapur ditaburkan diatas sepototng kertas dan kemudian
dilihat melalui kaca pembesar, akan terlihat bahwa natrium klorida merupakan kristal
yang berwarna putih. Kristal ini setelah digerus bersifat rapuh dan mudah pecah jika
dibandingkan dengan bubuk. Juga dikenal bahwa natrium klorida mudah larut dalam
air dan mencair pada temperatur tinggi. NaCl meleleh pada temperatur 800℃ dan
mendidih pada temperatur lebih tinggi dari 1400℃ (Brady, 1999). Garam natrium
klorida untuk keperluan memasak biasanya diperkaya dengan unsur iodin (dengan
menambahkan 5 gram Nal per kg NaCl), berasa asin, tidak higroskopis, bila
mengandung MgCl menjadi berasa agak pahit dan higroskopis. Digunakan terutama
sebagai bumbu penting untuk makanan, sebagai zat pengawet, bahan baku pembuatan
Na dan NaOH, bahan untuk pembuatan keramik, kaca, dan pupuk (Manan, 2009).
Garam dapur sebagai garam konsumsi harus memenuhi syarat standar mutu
yang telah ditetapkan. Garam dapur harus mempunyai kenampakan yang bersih,
berwarna putih, tidak berbau, tingkat kelembaban rendah dan tidak terkomtaminasi
2.2 Kristalisasi
dalam bentuk padat. Kristalisasi adalah suatu pembentukan partikel padatan didalam
sebuah fasa homogen. pembentukan partikel padatan dapat terjadi dari fasa uap,
seperti pada proses pembentukan kristal salju atau sebagai pemadatan suatu cairan
pada titik lelehnya atau sebagai kristalisasi dalam suatu larutan (cair). Kristalisasi
dari suatu larutan merupakan proses yang sangat penting karena ada berbagai macam
bahan yang dipasarkan dalam bentuk kristalin, secara umum tujuan kristalisasi adalah
untuk memperoleh produk dengan kemurnian tinggi dan dengan tinggkat pemungutan
Rekristalisasi adalah teknik pemurnian suatu zat padat dari campuran atau
pengotornya yang dilakukan dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah
dilarutkan dalam pelarut (solven) yang sesuai atau cocok. Ada beberapa syarat agar
suatu pelarut dapat digunakan dalam proses kristalisasi yaitu memberikan perbedaan
daya larut yang cukup besar antara zat yang dimurnikan dengan zat pengotor, tidak
meninggalkan zat pengotor pada kristal, dan mudah dipisahkan dari kristalnya. Dalam
kasusu pemurnian garam NaCl dengan teknik rekristalisasi pelarut (solven) yang
digunakan adalah air. Prinsip dasar dari rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan
antara zat yang akan dimurnikan dengan kelarutan zat pencampur atau pencemarnya
terutama ukuran dan bentuknya. Hal ini karen akan mempengaruhi proses pemisahan,
yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil dan kualitas dari fraksi yang
kristalisasi lambat menghasilkan krristal yang lebih besar dengan jumlah yang sedikit
The crystallization technique can change the crystal properties such as habit,
polymorphism and size. The nature and extent of these changes depend on the
crystallization conditions including type of solvent and cooling rate as well as the
presence of impurities. Different crystal forms of the analgesic drug ibuprofen were
prepared and characterized. Various conditions were used for the crystallization: like
solvent change method, the temperature change methods, and solvent evaporation
methods. Crystals were grown from different solvents. Different crystal forms with
different properties were observed: cubic, needle shaped, and plate-shaped crystals
padat, dan lain-lain. Tingkat perubahan sifat ini tergantung pada teknik kristalisasi
termasuk jenis pelarut dan laju pendinginan serta kehadiran impurites. Metode yang
pelarut, metode perubahan suhu, dan metode penguapan. Bentuk kristal berbeda-beda
sehingga memiliki sifat yang berbeda pula seperti kubik, berbentuk jarum, dan kristal
Pengotor yang ada pada kristal terdiri dari dua katagori, yaitu pengotor yang
ada pada permukaan kristal dan pengotor yang ada di dalam kristal. Pengotor yang
ada pada permukaan kristal berasal dari larutan induk yang terbawa pada permukaan
kristal pada saat proses pemisahan padatan dari larutan induknya (retention liquid).
Pengotor pada permukaan kristal ini dapat dipisahkan hanya dengan pencucian.
Adapun pengotor yang berada di dalam kristal tidak dapat dihilangkan dengan cara
pencucian. Salah satu cara untuk menghilangkan pengotor yang ada di dalam kristal
adalah dengan jalan rekristalisasi, yaitu dengan melarutkan kristal tersebut kemudian
dengan proses pemisahan yang lain adalah bahwa pengotor hanya bisa terbawa dalam
kristal jika terorientasi secara bagus dalam kisi kristal (Setyopratomo, dkk, 2003).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan kali ini yaitu gelas kimia 250 mL dan
500 mL, labu takar 250 mL, batang pengaduk, corong kaca, botol semprot, pipet
volume 25 mL, filler, kaca arloji, hotplate, cawan penguap, dan spatula.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu garam dapur pasaran,
serbuk kapur (CaO), larutan Ba(OH)2 encer, larutan (NH4)2CO3, larutan HCl encer,
ditimbang sampai mendidih, ditimbang garam dapur kasar sebanyak 30 gram dan
dimasukan kedalam 250 mL aquades yang telah mendidih sambil diaduk dan
dipanaskan lagi sampai larutan garam mendidih, selanjutnya larutan disaring dan
Satu bagian larutan garam dapur pada perlakuan awal ditambahkan 1 gram
serbuk kapur (CaO), selanjutnya ditambahkan larutan Ba(OH)2 encer setetes demi
setetes larutan (NH4)2CO3 sambil diaduk. Larutan disaring dan filter yang dihasilkan
dinetralkan dengan larutan HCl encer (kenetralan larutan dites dengan kertas pH)
selanjutnya larutan diuapkan sampai kering hingga memperoleh kristal NaCl yang
warnanya lebih putih dari pada garam dapur semula. Ditimbang kristal NaCl yang
CaCO3 + NH4Cl
H2O
Berat kristal NaCl = (berat kristal + gelas kimia) – berat gelas kimia
= 10,47 gram
10,47 gram
%Rendemen = x 100%
30 gram
= 34,9%
4.4 Pembahasan
Garam seperti yang kita kenal sehari-hari dapat didefinisikan sebagai suatu
kumpulan senyawa kimia yang bagian utamanya adalah Natrium Klorida (NaCl)
dengan zat-zat pengotor terdiri dari CaSO4, MgSO4, MgCl2, dan lain-lain. Pembuatan
NaCl nya sebagai unsur utama garam. Pertama penguapan dengan tenaga sinar
matahari di ladang pembuatan garam, penguapan dengan tenaga panas bahan bakar
dalam suatu evaporator, dan kristalisasi garamnya dalam suatu cristallizer. Akan
tetapi, pada percobaan ini akan dilakukan pemurnian garam secara rekristalisasi
dengan tujuan untuk mempelajari salah satu metode pemurnian yaitu rekristalisasi
dan penerapannya pada pemurnian garam dapur. Metode rekristalisasi ini berdasarkan
pada perbedaan daya larut antara zat yang dimurnikan yaitu garam garam dapur
(NaCl) dan zat pengotornya dengan menggunakan suatu pelarut yaitu air.
Perlakuan awal dilakukan dengan melarutkan garam dapur di dalam air yang
mendidih. Perlakuan awal ini bertujuan untuk menghilangkan sebagian zat pengotor
yang terkandung pada garam yang dapat dilihat secara kasat mata. Zat pengotor
yang lebih tinggi karena ion-ionnya semakin dapat bergerak dengan bebas, sehingga
ketika pada suhu tinggi garam dapur dapat larut denggan sempurna namun
pengotornya tidak larut. Oleh karena itu dapat dipisahkan dengan penyaringan ketika
masih dalam keadaan panas. Larutan yang telah dipisahkan dari sebagian
pengotornya kemudian dimurnikan lebih lanjut dengan metode rekristalisasi melalui
penguapan.
berdasarkan perbedaan titik didih pelarut yang lebih kecil dibanding titik leleh
padatan yang bertujuan agar zat yang dilarutkan tidak terurai. Pelarut yang digunakan
adalah air yang memiliki titik didih 100 ℃, sedangkan garam dapur (NaCl) memiliki
titik leleh diatas 800 ℃. Sehingga ketika dilakukan penguapan, maka tidak akan
terjadi penguapan pada NaCl karena yang menguap adalah air. Sebelum dilakukan
penguapan, sebagain zat pengotor yang masih masih tertinggal pada larutan garam
dengan menambahkan beberapa zat atau senyawa kimia kedalam larutan garam yaitu
padatan CaO, larutan Ba(OH)2, larutan (NH4)2C2O4, dan larutan HCl encer.
menghilangkan ion pengotor atau zat pengotor yang masih tertinggal dalam larutan
garam serta untuk menghilangkan endapan yang terbentuk agar larutan menjadi tepat
jenuh. Larutan garam ditambahkan lagi dengan larutan (NH4)2C2O4 yang bertujuan
Setelah penambahan zat-zat tersebut, larutan disaring dan dinetralkan dengan larutan
HCl encer. Penetralan dengan HCl bertujuan untuk memperkecil kelarutan garam
(NaCl) dalam larutan karena efek ion sejenis sehingga akan mudah terbentuk endapan
ketika filtrat yang dihasilkan diupkan sampai kering. Hasil dari penguapan filtrat
akan terbentuk endapan yaitu berupa kristal NaCl yang warnanya lebih putih daripada
garam dapur semula. Setelah dilakukan proses penguapan, kristal NaCl yang
diperoleh berat kristal NaCl sebesar 10,47 gram sehingga rendemennnya adalah
34,9 %.
BAB V
SIMPULAN
adalah salah satu metode pemurnian suatu zat berbentuk kristal yang didasarkan pada
perbedaan daya larut antar zat yang dimurnikan dengan pengotornya dalam suatu
pelarut tertentu. Massa Kristal garam hasil penguapan sebesar 10,47 gram dan persen
direkristalisasi lebih putih dari garam dapur yang masih mengandung pengotor.
DAFTAR PUSTAKA
Brady, Dan James E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binapura Aksara:
Jakarta.
Fachry, A. R., Juliyadi T., Dan Ni Putu E. Y. L. 2008. Pengaruh Waktu Kristalisasi
Dengan Proses Pendinginan Terhadap. Pertumbuhan Kristal Amonium Sulfat
Dari Larutannya. Jurnal Teknik Kimia. 2 (15).
Mahalaxmi, R., Pandey S., Shirwaikar A., Dan Shirwaikar A. S. 2005. Effect Of
Recrystallization On Size, Shape, Polymorph and Dissolution Of
Carbamazepine. International Journal Ofpharm Tech Reserch. 1 (3).
Manan, Mulyono H., Dan Abdul. 2009. Kamus Kimia. PT. Bumi Asara: Jakarta.
Marihati Dan Muryati. 2008. Pemisahan Dan Pemanfaatan Bitern Sebagai Salah Satu
Upaya Peningkatan Pendapatan Petani Garam. Buletin Penelitian Dan
Pengembangan Industri. 2 (2).
Rositawati, A. L., Citra M. T., Dan Danny S. 2013. Rekristalisasi Garam Rakyat Dari
Daerah Demak Untuk Mencapai SNI Garam Industri. Jurnal Teknologi Kimia
Dan Industri. 2 (4).
Setyopratomo, P., Wahyudi S., Dan Heru S. I. 2003. Studi Eksperimental Pemurnian
Garam NaCl Dengan Cara Rekristalisasi. Jurnal Teknik Kimia. 2 (11).