TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lipid
biomolekul yang tidak larut dalam air, tetapi dapat diekstraksi dengan pelarut
komponen pembentuk membran sel dan bagi hewan juga sebagai sumber energi
dan bantalan di bawah kulit agar suhu badan stabil. Selain itu, lidip juga
Berdasarkan molekulnya, senyawa ini dibagi tiga, yaitu lipid sederhana, lipid
2.1.1 Steroid
Lipid yang tidak mengandung asam lemak dan gliserol, atau yang tidak
dapat disabunkan disebut steroid. Steroid mempunyai struktur umum tiga cincin
enam dan satu cincin lima. Contoh steroid sebagai vitamin adalah ergosterol yang
Minyak adalah ester asam lemak tidak jenuh dengan gliserol (Poedjiadi,
dengan pemanasan tinggi sangatlah tidak sehat, krena minyak tersebut asam
minyak bekas sudah sangat rendah karena adanya kandungan senyawa peroksida
dan asam lemak bebas yang tinggi. Standar Nasional Indonesia (SNI)-3741-1995
yaitu standar maksimal untuk angka peroksida adalah 2 meq/kg (Aisyah dkk.,
2010 dalam Mulasari, 2012). Minyak yang telah rusak mempunyai angka
peroksida serta asam lemak bebas yang tinggi. Apabila dicampurkan dengan
minyak baru maka dapat meningkatkan angka peroksida dan asam lemak bebas
dari minyak tersebut. Angka peroksida yang meningkat dapat menurunkan mutu
dengan cara deep frying dan selama penyimpanan. Kerusakan ini menyebabkan
bahan pangan berlemak mempunyai bau dan rasa yang tidak enak, sehingga dapat
menurunkan mutu dan nilai gizi bahan pangan tersebut. Terjadinya peristiwa
minyak/lemak tinggi, tetapi juga dapat terjadi pada bahan pangan berkadar
menggunakan larutan soda api (NaOH) maupun soda abu (Na2CO3) (Ketaren ,
1986: 195,199), sehingga asam lemak bebas akan terikat oleh ion natrium
menjadi sabun, dan sabun ini dapat dipisahkan dari minyaknya. Minyak goreng
pada umumnya dibuat dari kelapa sawit, yang banyak mengandung lemak jenis
45%. Yang mudah menyebabkan tengik adalah asam oleat karena mengandung
satu ikatan rangkap. Lepasnya asam lemak dari trigliserida atau minyak
disebabkan karena terhidrolisis, yaitu dengan adanya air dan panas. Apabila
terdapat basa ataupun garam basa dalam larutan maka asam lemak dapat bereaksi
menjadi sabun. Adapun reaksi penyabunan pada lemak /minyak adalah sebagai
berikut :
kemasan yang berarti bahwa minyak goreng curah sebelum digunakan banyak
(Prasetyawan, 2007; Aminah dan Isworo, 2009). Salah satu parameter penurunan
mutu minyak goreng adalah bilangan peroksida. Mengingat minyak goreng curah
mutu minyak goreng curah yang digunakan secara berulang, khususnya dari
(Aminah, 2010).
Reagen HubI’s Iod yang berupa larutan iod dalam alkohol dan
berbeda untuk penambahan jenis minyak yang berbeda, karena kandungan ikatan
rangkap setiap jenis minyak memang berbeda. Semakin banyak ikatan rangkap
semakin cepat warna iod hilang, karena berarti seluruh I2 telah digunakan untuk
dimurnikan. Sabun yang terbentuk dari proses ini dapat dipisahkan dengan 30
asam lemak bebas membentuk sabun yang mengendap. Saponifikasi adalah suatu
proses untuk memisahkan asam lemak bebas dari minyak atau lemak dengan cara
mereaksikan asam lemak bebas dengan basa atau pereaksi lainnya sehingga
memmbentuk sabun (soap stock). Sabun yang dibuat dengan NaOH dikenal
dengan sabun keras, sedangkan sabun yang dibuat dengan KOH dikenal dengan
sabun lunak. Sabun dibuat dengan dua cara yaitu proses saponifikasi dan proses
gliserol. Proses saponifikasi terjadi karena reaksi antara trigliserida dengan alkali,
sedangkan proses netralisasi terjadi karena reaksi asam lemak bebas dengan alkali
(Zulkifli, 2014).
DAFTAR PUSTAKA
Aminah. Siti. 2010. Bilangan peroksida minyak goreng curah dan sifat
organoleptik tempe pada pengulangan penggorengan. Jurnal pangan dan
gizi: program studi teknologi pangan fakultas ilmu keperawatan dan
kesehatan universitas Muhammadiyah semarang. 1(1).
Desnelli dan Zainal Fanani. (2009). Kinetika Reaksi Oksidasi Asam Miristat,
Stearat, dan Oleat dalam Medium Minyak Kelapa, Minyak Kelapa Sawit,
serta Tanpa Medium. Jurnal Penelitian Sains, 12 ( 1(C)), 1-6.
Winarni., Wisnu Sunarto, dan Sri Mantini. (2010). Penetralan Dan Adsorbsi
Minyak Goreng Bekas Menjadi Minyak Goreng Layak Konsumsi. Jurnal
Penelitian Sains 8 (1), 46-56.
Zulkifli, Mochamad, dkk. 2014. Sabun dari Distilat Asam Lemak Minyak Sawit.
Jurnal Pangan dan Agroindustri. 2(4). P.170-177