Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANORGANIK
“PEMBUATAN KALIUM NITRAT (KNO3)”

OLEH:

NAMA : ARJUN
NIM : A1L119024
JURUSAN : PENDIDKAN KIMIA
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN : REMI AYU PRATIKA

LABORATORIUM JURUSAN PENDIDKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Telah diperiksa dan disetujui oleh Asisten Pembimbing Praktikum Kimia

Anorganik dengan judul percobaan “Pembuatan Kalium Nitrat (KNO 3)” yang

dilaksanakan pada:

Hari/Tanggal : Senin/25 Oktober 2021

Waktu : 13:30 WITA – selesai

Tempat : Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo, Kendari.

Kendari, Oktober2021
Menyetujui,
Asisten Pembimbing

Remi Ayu Pratika


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak sekali reaksi yang digunakan dalam analisis anorganik, salah

satunya adalah analisis kualitatif yang melibatkan pembentukan endapan.

Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari

larutan. Endapan mungkin berupa kristal (kristalin) atau koloid, dan dapat

dikeluarkan dari larutan dengan penyaringan ataupeusingan (centrifuge) Endapan

terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan.

Kelarutan (S) suatu endapan adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan

jenuhnya. Kelarutan bergantung pada nerbagai kondisi seperti suhu, tekanan,

konsentrasi bahan-bahan lain dlam larutan itu, dan pada komposisi pelarutnya.

Contoh kristal yang dapat terbentuk dari reaksi pengendapan adalah kalium nitrat

(KNO3) (Yusuf, 2019).

Kalium Nitrat adalah suatu senyawa garam nitrat dari kalium dengan

rumus molekul KNO3. Senyawa ini dkenal orang dengan istilah sendawan,

sedangkan garam nitrat dari logam natrium dikenal sebagai sendawan chili,

terutama dalam bentuk natrium nitrat. Nitrat adalah salah satu jenis senyawa

kimia yang sering ditemukan di alam, seperti dalam tanaman dan air. Senyawa ini

terdapat dalam tiga bentuk yaitu ion nitrat (ion-NO3), kalium nitrat (KNO3), dan

nitrogen nitrat (NO3-N).


Salah satu penerapan yang paling berguna dari kalium

nitrat ialah dalam produksi asam sendawa, dengan menambahkan asam

sulfat larutan encer kalium nitrat, menghasilkan asam sendawa dan kalium sulfat

yang terpisah melalui distilasi fraksional. yang terkonsentrasi pada Kalium nitrat

juga digunakan sebagai pupuk, sebagai model bahan pembakar rocket, dan dalam

beberapa petasan seperti bom asap, pada yang mana campuran dengan gula

memproduksi jelaga asap 600 kali dari volumnya sendiri.

Dalam proses pengawetan makanan, kalium nitrat merupakan komposisi

umum dari daging yang diasinkan. Kalium Nitrat juga komponen utama dalam

penghilang puntung. Juga telah digunakan dalam pembuatan es krim. Kalium

nitrat dapat dibuat menjadi garam dengan cara mereaksikan kalium klorida (KCl)

dengan natrium nitrat (NaNO3).

Berdasarkan uraian diatas maka dilakukanlah praktikum pembuatan

kalium nitrat dengan mereaksikan kalium clorida (KCl) dengan natrium nitrat

(NaNO3).

1.2 Tujuan Praktikum

Percobaan ini dimaksudkan untuk mempelajari pembuatan garam kalium

nitrat hasil reaksi antara natrium nitrat dengan kalium klorida dan mempelajari

pemisahan garam tersebut dari hasil samping natrium klorida berdasarkan

perbedaan kelarutan.
1.3 Manfaat Praktikum

Untuk mengetahuii pembuatan garam kalium nitrat hasil reaksi antara

natrium nitrat dengan kalium klorida dan mengetahui pemisahan garam tersebut

dari hasil samping natrium klorida berdasarkan perbedaan kelarutan.

1.4 Prinsip Dasar Praktikum

Prinsip dasar dari praktikum ini adalah pemisahan dua garam berdasarkan

perbedaan kelarutannya pada suhu tertentu, terbentuknya kristal KNO 3 pada suhu

rendah, dan pemurnian zat berdasarkan kristalisasi.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kalium Klorida (KCl)

Kalium Klorida senyawa kimia (KCl) adalah garam logam halida terdiri

dari kalium dan kalor. Dalam keadaan murni tidak berbau. Garam kalium klorida

dapat digunakan sebagai pengganti garam biasa pada diet rendah natrium, kalium

iodide ditambahkan dalam garam untuk memasok iodium dalam diet

(Fajarika, 2013).

Kalium dalam bentuk garam dapat larut dalam air. KCl dapat mengatasi

kekurangan / penurunan kadar kalium dalam darah, dan untuk mencegah

terjadinya hipokalemia atau kekurangan kalium (Aswatan, 2009). Kalium

mempunyai rasa yang asin namun juga mempunyai rasa sedikit pahit. Kalium

dapat ditambahkan dalam pengolahan bahan pangan dengan takaran tidak lebih

dari 30% dan KCl memiliki sifat yang sama seperti Garam NaCl sehingga KCl

aman digunakan sebagai pengganti garam dapur (Fajarika, 2013).

2.2 Natrium Nitrat (NaNO3)

Natrium nitrat dengan wujud serbuk berukuran 0,0 5mm, berwarna putih,

tidak berbau, berat molekul 85,01 g/mol dengan rumus molekul NaNO3. Natrium

nitrat (NaNO3) merupakan bahan kimia intermediet dalam pembuatan pupuk

yang mengandung senyawa nitrogen, pembuatan kalium nitrat, pembuatan

dinamit, pembuatan kaca, refrigerant, obat-obatan, korek api sebagai reagen pada
kimia analisa, dan masih banyak lagi. Natrium nitrat memiliki sifat antimicrobial

sehingga dapat juga digunakan sebagai pengawet makanan (Sharwani, 2019)

2.3 Natrium Klorida (NaCl)

Garam NaCl merupakan unsur esensial bagi kehidupan manusia. Garam

memiliki banyak kegunaan dalam industri, pertanian, pengolahan makanan, serta

digunakan dalam produksi obat-obatan dan bahan kimia lainnya. Kualitas garam

produksi petani garam di Indonesia rata-rata masih rendah dan belum semua

produksi garam di Indonesia memenuhi SII, sehingga untuk memenuhi kebutuhan

dalam negeri khususnya garam industri, Indonesia masih harus mengimpor

garam (Gemati, 2013).

Natrium klorida (NaCl) yang dikenal sebagai garam dapur merupakan

kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia, yaitu sebagai bumbu

dan pengawet makanan. Garam menyediakan sekitar 90% dari natrium dalam

makanan. Pada tahun 2010 rata-rata konsumsi natrium global diperkirakan 3,9

g/hari (setara dengan 10 g/hari garam) yang melebihi asupan maksimum yang

disarankan yaitu 2 g/hari natrium atau setara dengan 5 g/hari garam. Selama ini

kebanyakan orang mengkonsumsi makanan hanya memikirkan selera dan rasanya

saja sehingga kurang memperhatikan apa yang dibutuhkan oleh tubuh

(Sumarni, 2017).
2.4 kalium Nitrat

Struktur kalium nitrat memiliki kristal ortorombik pada suhu kamar, yang

berubah menjadi sistem trigonal pada 129 °C. Setelah dipanaskan hingga suhu

antara 550 dan 790 °C di bawah atmosfer oksigen, ia kehilangan oksigen dan

mencapai kesetimbangan yang bergantung pada suhu dengan kalium nitrit. Ini

memiliki cukup larut dalam air, tetapi kelarutan meningkat dengan suhu. Larutan

berair hampir netral, menunjukkan pH 6,2 pada 14 °C untuk larutan 10% bubuk

komersial. Ini tidak terlalu higroskopis, menyerap sekitar 0,03% air dalam

kelembaban relatif 80% selama 50 hari (Joshi, 2015).

KNO3 tidak larut dalam alkohol dan tidak beracun, KNO 3 dapat bereaksi

eksplosif dengan mengurangi agen, tetapi tidak meledak dengan sendirinya.

Kalium nitrat adalah senyawa kimia dengan rumus KNO3. Ini adalah garam ion
+
ion ion K dan nitrat NO3−. Ini terjadi sebagai niter mineral dan merupakan

sumber nitrogen padat alami. Kalium nitrat adalah salah satu dari beberapa

senyawa yang mengandung nitrogen secara kolektif disebut sebagai sendawa atau

sendawa (Joshi, 2015).

2.5 Kristalisasi

Kristalisasi adalah susunan partikel yang kuat dalam tahap yang homogen.

Susunan partikel yang kuat dapat terjadi dari tahap uap, seperti dalam pegangan

pembentukan permata salju atau sebagai penyemenan cairan pada titik

pelunakannya atau sebagai kristalisasi dalam susunan (cairan). Kristalisasi suatu

rangkaian bisa menjadi persiapan yang sangat penting karena ada bermacam-

macam bahan yang dipamerkan dalam bingkai kristal, pada umumnya alasan
kristalisasi adalah untuk mendapatkan barang dengan kemurnian tinggi dan

dengan tingkat penyerahan yang tinggi (Ramadhani, 2021).

Pada prinsipnya kristalisasi ter-bentuk melalui dua tahap yaitu, nukleasi

atau pembentukan inti kristal dan pertumbuhan kristal. Faktor pendorong untuk

laju nukleasi dan laju pertumbuhan kristal ialah supersaturasi. Baik nukleasi

maupun pertumbuhan tidak dapat ber-langsung di dalam larutan jenuh atau tak

jenuh (McCabe, 1999). Inti kristal dapat terbentuk dari beragai jenis partikel:

molekul, atom, atau ion. Karena adanya gerakan dari partikel-partikel tersebut,

beberapa partikel mungkin membentuk suatu gerombol atau klaster, klaster yang

cukup banyak membentuk embrio pada kondisi leat jenuh yang tinggi embrio

tersebut membentuk inti kristal (Pinalia, 2011).


BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum Kimia Anorganik dengan judul Praktikum “Pembuatan Kalium

Nitrat“ dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 25 Oktober 2021, pukul 13:30

WITA-selesai, bertempat di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo, Kendari.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah 2 buah gelas beker

400 ml, 1 buah gelas kimia 600 mL, 1 buah corong gelas, spatula, corong

Buchner, corong pisah, kertas saring, dan 1 buah cawan porselen.

3.2.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah 15 gram kalium

klorida (KCl) dan 17 gram natrium nitrat (NaNO3).

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Pembuatan Garam Kalium Nitrat (KNO3)

Dilarutkan 15 gram KCl dan 17 gram NaNO3 masing-masing dalam 50 mL

air panas. Kemudian, dicampurkan kedua larutan tersebut dan diuapkan sampai

volume larutan menjadi 40 mL, dalam keadaan panas, disaring larutan tersebut
dan diupkan lagi sampai volumenya 20 mL. Kemudian, didinginkan larutan

tersebut dan disaringlah kristal kalium yang terbentuk.

3.3.2 Pemurnian Kristal Kalium Nitrat (KNO3)

Dilarutkan kristal yang dihasilkan dengan sedikit aquades dengan cara

pemanasan. Kemudian didinginkan larutan tersebut dan disaringlah larutan kristal

kalium nitrat bebas ion klorida. Kemudian, ditimbang kristal yang dihasilkan dan

hitung rendemen.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan

4.1.1 Pembuatan Garam Kalium Nitrat


Tabel 4.1.1 Data Pengamatan Pembuatan Garam Kalium Nitrat
No Perlakuan Pengamatan
.
1. 15 gram KCl + 17 gram NaNO3 + air panas Kristal larut
2. Dicampurkan dan diuapkan sampai 40 mL Volume larutan 40 mL
dalam penangas air

3. Disaring larutan dan diuapkan sampai 20 mL Volume larutan 20 mL


4. Didinginkan larutan dan disaring kristal Terbentuk kristal padat
kalium nitrat yang terbentuk KNO3

4.1.2 Pemurnian Kristal Kalium Nitrat


Tabel 4.1.2 Data Pengamatan Pemurnian Kristal Kalium Nitrat
No Perlakuan Pengamatan
.
1. Kristal + aquades dipanaskan Kristal larut
2. Didinginkan kristal dan disaring kristal KNO3 Kristal KNO3
bebas ion klorida

3.. Ditimbang Kristal yang dihasilkan 17,56 gram


4. Dihitung rendemen %

4.2 Pembahasan

Kalium Nitrat adalah suatu senyawa garam nitrat dari kalium dengan

rumus molekul KNO3. Garam kalium nitrat dapat dibuat dengan cara

mereaksikan kalium klorida, KCl yang ditemukan dalam mineral silvi, dengan

natrium nitrat NaNO3. Jikalau larutan jenuh masing-masing reaksi tersebut saling
dicampurkan, maka akan terbentuk garam natrium klorida (NaCl) dan KNO3,

karena larutan NaCl di dalam pelarut air sangat kecil, maka garam tersebut akan

mengalami pengendapan. Dengan melalui penyaringan, larutan KNO3 dapat

dipisahkan dari NaCl. Dengan mendinginkan filtrat tersebut secara perlahan, maka

KNO3(aq) akan mengalami proses kristalisasi, dan untuk memenuhi KNO3 yang

dihasilkan perlu kristalisasi.

Kalium sendiri adalah logam kedua teringan setelah Litium (Li). Kalium

akan teroksidasi dengan cepat dalam udara serta harus disimpan dalam minyak

mineral atau kerosin untuk penyimpanan. Seperti halnya ion logam-logam alkali

yang lain, kalium bereaksi dengan cepat dalam air menghasilkan hidrogen.

Apabila berada dalam air, kalium mungkin akan terbakar. Garamnya sendiri akan

memancarkan warna ungu apabila didekarkan kepada nyala api.

Pada percobaan kali ini kita melakukan pembuatan kalium nitrat. Tahap

pertama yang dilakukan adalah melarutkan KCl dan NaNO3 dalam bentuk

padatan (kristal) dengan air panas. Tujuannya adalah untuk mempercepat proses

kelarutan karena suatu senyawa dengan lebih mudah larut dalam air panas

dibandingkan dalam air dingin.

Tahap kedua adalah pencampuran larutan KCl dan NaNO 3 dalam keadaan

panas yang dimaksudkan agar masing-masing senyawa tetap larut sehingga

mempercepat reaksi yang terjadi karena seperti yang kita ketahui dalam keadaan

larutan pergerakan ion-ion lebih cepat sehingga kemungkinan untuk terjadinya

tumbukan lebih besar dan reaksi dapat berlangsung dengan baik. Serta dalam

keadaan panas KCl dan NaNO3 lebih terurai menjadi ion-ion sehingga pada
pencampuran kedua larutan jenuh tersebut mudah terjadi pertukaran ion

(ion exchange). Pada dasarnya NaNO3 yang bersifat asam adalah reduktor yang

kuat terhadap unsur-unsur logam, seperti kalium. Yang nantinya jika kalium

klorida (KCl) direaksikan dengan asam yang berasal dari senyawa nitrat akan

membentuk aquaregia. Dengan demikian ion klorida akan terkompleks sehingga

menigkatkan efektifitas aquaria sehingga unsur-unsur logam akan teroksidasi oleh

nitrat yang bersifat sama atau secara sederhana dapat kita katakan Ion K+ dari

KCl akan berikatan dengan ion NO3- dari NaNO3 membentuk KNO3 sedangkan

Na+ akan berikatan dengan Cl- membentuk NaCl. Campuran tersebut diuapkan

kembali agar larutan tersebut menjadi lebih pekat atau konsentrasi KNO3 lebih

besar sehingga nantinya mudah diendapkan menjadi kristal.

Kemudian dilakukan penyaringan tujuannya untuk memisahkan KNO3 dan

NaCl yang terbentuk. Secara teori Sifat kalium nitrat (KNO3) yang terbentuk

adalah hidroskopis atau kelarutan kecil. Sedangkan kelarutan NaCl di dalam

pelarut air sedikit lebih besar, maka garam tersebut mengalami pengendapan

sedangkan KNO3 akan tetap berada dalam fasa larutan. Endapan NaCl ini

kemudian dipisahkan dari larutan dengan penyaringan. Kemudian filtrat

didinginkan sehingga diperoleh Kristal KNO3 berwarna putih.

Pada dasarnya kristal KNO3 yang kita peroleh kemungkinan masih

terdapat zat pengotor maka dilakukan rekristalisasi. Rekristalisasi merupakan

salah satu cara pemurnian zat padat yang jamak digunakan, dimana zat-zat

tersebut dilarutkan dalam suatu pelarut kemudian dikristalkan kembali. Cara ini

bergantung pada kelarutan zat dalam pelarut tertentu di kala suhu diperbesar.
Penambahan sedikit aqudes dan pemanasan kristal kembali mencair. tujuan utama

dari rekritlisaisi ini adalah untuk membebaskan KNO3 dari ion Cl yang masih

mungkin masih terdapat pada kristal karena jika dibiarkan Ion Cl dapat berekasi

kembali membentuk KCl. Seperti yang kita ketahui ion Cl memiliki jari-jari yang

lebih besar sehingga pada proses ini dengan menyaring filtrat kita dapat

memperoleh KNO3 yang bebas dari ion Cl dan pengotor lain Dari hasil

kristalisasi dan pengeringan garam KNO3 yang telah menjadi kristal yang murni

dengan berat 17,5763 gram dan rendemennya sebesar 87 %. Setelah dilakukan

perhitungan kembali secara teoritis didapatkan bahwa seharusnya kristal KNO3

yang terbentuk adalah 20,2 gram. Hal ini berarti bahwa 13% nya adalah zat

pengotor (residu ) yang berada dalam sampel garam kalium nitrat yang tercemar.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan pada praktikum ini adalah pembuatan garam kalium nitrat

hasil dari nitrat dan kalium menghasilkan kristal yang berwarna putih dan

pemisahan garam terbentuk dari campuran KCl dan dan NaNO 3 dengan perbedaan

kelarutan garam dalam air pada suhu tertentu.

5.2 Saran

Saran saya pada praktikum kali ini, untuk praktikum selanjutnya dalam

pembuatan garam sebaiknya menggunakan senyawa lain agar mengetahui

pembuatan garam dengan berebagai variasi misalnya senyawa amonium klorida.


DAFTAR PUSTAKA

Fajarika, Rahmat Basuki. 2013. Penambahan Garam Kalium Klorida (KCl) dan
Lama Waktu Pemeraman Dalam Pembuatan Telur Asin Bebek terhadap
Kadar Air, pH, dan Total Mikroba. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Gemati, Akustika, Gunawan, Khabibi. 2013. Pemurnian Garam NaCl melalui


Metode Rekristalisasi Garam Krosok dengan Penambahan Na2CO3,
NaOH dan Polialuminium Klorida untuk Penghilangan Pengotor Ca2 + dan
Mg2+. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi. 16(2).

Joshi, Chirag S., Manish R., Shukla, Krunal Patel, Jigar S. Joshi, Omprakash
Sahu. 2015. Proses Pembuatan Kalium Nitrat Untuk Industri Skala Kecil:
Tinjauan. Physics and Astronomy. 4(1)
Pinalia, Anita. 2011. Kristalisasi Ammonium Perklorat (Ap) dengan Sistem
Pendinginan Terkontrol Untuk Menghasilkan Kristal Berbentuk Bulat.
Jurnal Teknologi Dirgantara. 9(2)

Ramadhani, Farah Nabila , Nadia Asthi Hapsari, Retno Dewati. 2021.


Pemanfaatan Limbah Alkali Industri Rumput Laut Menjadi Pupuk Kalium
Nitrat. Jurnal Teknik Kimia.

Sumarni, Wulan, Dede Suhendar, Eko Prabowo Hadisantoso. 2017. Rekristalisasi


Natrium Klorida dari Larutan Natrium Klorida dalam Beberapa Minyak
yang Dipanaskan. Al-Kimiya. 4(2).

Yusuf, Yusnidar. 2019. Belajar Mudah Kimia Analisis. Jakarta: Edu Center
Indonesia
1.1 Pemurnian Kristal Kalium Nitrat
Kristal KNO3

- Dilarutkan dengan 20 tetes aquades


- Dipanaskan larutan
- Didinginkan larutan
- Disaring kristal KNO3 bebas ion klorida
- Ditimbang Kristal yang dihasilkan
- Dihitung rendemennya

Hasil Pengamatan

2. Analisis Data

Reaksi yang terjadi :

KCl + NaNO3 NaCl + KNO3

Mol KCl ~ mol NaNO3 ~ molKNO3 ~ NaCl

Berat KCl yang ditimbang = 15,0061 gram

Berat NaNO3 yang ditimbang = 17, 0002 gram

Mol KCl = 0,2 mol

Berat teoritis KNO3 = mol x BM

Berat Kristal KNO3 yang diperoleh = 17, 5763 gram


KCl + NaNO3 NaCl + KNO3

M 0,2 0,2 - -

R 0,2 0,2 0,2 0,2

S - - 0,2 0,2

Mol KNO3 = 0,2 mol

Massa KNO3 = 0,2 mol x 101 g/mol

= 20,2 gram

Massa KNO 3 Percobaan


%Ramndemen KNO3 ¿ x 100 %
Massa KNO 3 Teoritis

17,5763 gram
= x 100 %
20,2 gram

= 87%

Anda mungkin juga menyukai