KIMIA ANORGANIK
“STOIKIOMETRI REAKSI LOGAM DENGAN GARAM”
OLEH:
NAMA : ARJUN
NIM : A1L119024
JURUSAN : PENDIDKAN KIMIA
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN : MARDIN, S.Pd
Mardin, S.Pd
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu Kimia mempelajari tentang sifat dan struktur zat, perubahan dan
zat, serta konsep-konsep dan teori-teori yang saling berkaitan. Salah satu materi
dalam ilmu Kimia yang penting adalah stoikiometri. Konsep-konsep dasar yang
hukum kekekalan massa pada persamaan reaksi, hukum Gay Lussac, Avogadro,
pengetahuan dan pemahaman peserta didik yang telah dicapai dalam mengikuti
tembaga dengan larutan gram besi (III) dalam suasana asam dengan menganalisa
hasil reaksi secara volumetri. Secara teoritis, ion tembaga monovalen, Cu+ dan ion
tembaga bivalen Cu2+ merupakan dua spesies yang dapat dihasilkan dari logam
standar untuk setiap spesies, dapat diperkirakan spesies mana yang secara
antara logam tembaga dengan larutan besi (III) dan meramalkan komposisi ion
tembaga dalam larutan besi (III) dengan meramalkan komposisi ion tembaga yang
dihasilkan berdasarkan harga perbandingna jumlah mol antara ion Fe2+ yang
antara logam Cu dengan larutan besi Fe (III) dan mampu meramalkan komposisi
ion Cu yang dihasilkan berdasarkan harga perbandingan jumlah mol antara ion Fe
Stoikiometri
(Maghfiroh, 2016).
mampu mengikat lebih dari satu gugus hidroksil. Asam ini mempunyai bentuk
kristal rombis pyramid, tidak berwarna dan transparan, tidak berbau dan
higroskopis. Asam oksalat mudah teroksidasi total dan oleh pengaruh panas yang
tinggi akan terurai menjadi CO2 dan asam formiat (Mastuti, dkk 2005)
rombik, tidak berbau, higioskopis, dan berwarna putih. Secara komersial, sebagai
produk lebih umum dijumpai pada bentuk derivatnya terdiri dari p-isma
monoklin, tidak berbau Berta mengandung 71,42% asam oksalat anhidrat dan
28,58% asam oksalat dehidrit. Dipasaran asam oksalat dikernas dari mulai bubuk
sampai butiranbutiran kasar. Asam oksalat sebagaimana asam-asam organik yang
lain juga Mengalarni reaksi penggaraman dengan basa dan esterifikiasi dengan
2.3 KMnO4
KMnO4 adalah garam kalium dari asam permanganate (HMnO4) yang tidak
kuat.Ini digunakan dalam proses industri dan pertanian dan dalam sintesis
kimia.Sifat pengoksidsi yang kuat dari KMnO4 ini digunakan dalam berbagai
proses industry termasuk dekontaminasi/ disenfeksi air, sebagai suatu algicide dan
suatu senyawa kimia anorganik yang dapat digunakan sebagai obat obatan.Kalium
luka dan dermatis. Kalium Permanganat memiliki rumus kimia KMnO4 dan
H2SO4 merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut dalam
reagen atau pereaksi yang umumnya digunakan dalam suatu reaksi asam basa atau
reaksi lainnya. Berbahaya bila kontak dengan kulit dan mata. (Saila, 2016).
2.5 FeCl3
FeCl3 digunakan sebagai kaulagen karena sifatnya yang akan mengion didalam air
menjadi kation. Jika FeCl3 dilarutkan dalam air mengalami hidrolisis yang
bahan utama maupun paduan untuk pembuatan komponen elektronik dan listrik
karena memiliki sifat konduktivitas listrik yang sangat baik. Selain itu, serbuk
tembaga juga digunakan untuk bahan antiseptik & anti foulingkarena sifat anti
yang banyak digunakan untuk pelapisan permukaan luar lambung kapal laut.
Serbuk tembaga dan tembaga oksida juga digunakan sebagai bahan campuran
kristal dengan warna kemerahan dan di alam dapat ditemukan dalam bentuk
logam bebas, akan tetapi lebih banyak ditemukan dalam bentuk persenyawaan
atau sebagai senyawa padat dalam bentuk mineral. Dalam tabel periodik unsur-
unsur kimia tembaga menempati posisi dengan nomor atom 29 dan mempunyai
bobot 63.456.Tembaga adalah logam merah muda yang lunak, dapat ditempa, liat,
dan melebur pada suhu 1038°C. Senyawasenyawa yang dibentuk oleh logam
dinamakan cupro untuk yang bervalensi +1 dan cupri yang bervalensi +2. Garam-
garam tembaga (II) umumnya berwarna biru, baik dalam bentuk hidrat, padat,
3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah1 buah labu takar
100 mL, 2 buah erlenmeyer 100 mL, 2 buah gelas beker 250 mL, 1 buah gelas
beker 50 mL, buret, klem dan statif, pipet gondok 25 mL, pipet tetes, cawan petri,
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah 0,63 gram
asam oksalat (H2 C2 O4 .2 H2 O), Fe(NH4)(SO4)2 0,2 M, H2 SO4 2,5 M , KMn O4 0,1
Ditimbang 0,63 gram asam oksalat (H2 C2 O 4 .2 H 2 O), lalu dilarutkan dalam
labu takar 100 mL, Kemudian diencerkan dengan aquades sampai tanda tera.
diisi dengan asam oksalat tadi. Kemudian dimasukkan larutan standar KMn O4
pada buret yang selanjutnya dilakukan standarisasi. Diulang titrasi ini sebanyak
dua (2) kali dan dihitung molaritas rata-rata larutan standar KMn O 4 .
3.3.2.1 Metode I
petri. Disiapkan 2 gelas beker 50 mL dan 250 mL. Pada gelas beker 250 mL diisi
2,5M, Sedangkan pada gelas beker 50 mL diisi dengan serbuk logam tembaga.
Kemudian gelas beker yang berisi serbuk tembaga tersebut dimasukkan ke dalam
gelas beker 250 mL yang selanjutnya ditutup menggunakan gelas arloji lalu
dilakukan, serbuk tembaga tidak larut dan terjadi kegagalan pada proses tersebut
3.3.2.2 Metode II
larutan Fe(NH4)(SO4)2 0,2 M dan 15 mL H 2 SO4 2,5M lalu aduk dan dipanaskan
hingga tembaga larut sempurna dan terjadi perubahan warna pada larutan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.3 Pembahasan
Stoikiometri merupakan salah satu cabang ilmu kimia yang mempelajari
berbagai aspek yang menyangkut kesetaraan massa antara zat yang terlibat dalam
reaksi kimia, baik dalam skala molekuler maupun dalam skala eksperimental.
Pengetahuan tentan kesetaraan massa antar zat yang bereaksi merupakan dasar
dalamproses itu.
percobaan kali ini kita akan mempelajari stoikiometri reaksi antara logam
dengan garam besi (III) dalam suasana asam dengan menganalisa hasil reaksi
standar kalium permanganat, asam oksalat digunakan sebagai zat baku primer.
Asam oksalat dikatakan zat baku primer disebabkan asam oksalat merupakan zat
yang stabil, memiliki Mr tinggi dan memiliki kriteria lainnya sebagai standar
asam oksalat (H2C2O4.2H2O) dengan katalis asam sulfat (H2SO4) 2,5 M sebanyak
dengan konsentrasi 2,5 M. Larutan yang mulanya bening menjadi ungu setelah
tercapai titik ekivalen. Penggunaan asam sulfat dalam proses standarisasi KMnO 4
disebabkan asam sulfat yang paling sesuai digunakan, karena tidak bereaksi
terhadap permanganat dalam larutan encer sedangkan asam lain seperti asam
klorida kemungkinan mengalami reaksi dengan kalium permanganat. Titrasi
5.1 Kesimpulan
berbagai aspek yang menyangkut kesetaraan massa antara zat yang terlibat dalam
reaksi kimia, baik dalam skala molekuler maupun dalam skala eksperimental.
solusi baku dalam memilih reaksi anatara logam dengan garam besi (III) dengan
metode titrasi. Berdasarkan hasil standarisasi KMnO4 dan logam tembaga dengan
5.2 Saran
Saran yang dapat saya berikan yaitu, kita bisa lebih memperhatikan
Andaka, G,. 2008. Penurunan Kadar Tembaga Pada Limba Cair Industri
Kerajinan Perak Dengan Presipitasi Menggunakan Natrium Hidroksida.
Jurnal Teknilogi. 1(1)
Agustina, T,. 2014. Kontaminasi Logam Berat Pada Makanan Dan Dampaknya.
Jurnal Teknobuga. 1(1)
Dewati, R,. 2010. Kinetika Reaksi Asam Oksalat Dari Sabut Siwalan Dengan
Oksidator H2O2. Jurnal Penelitian Ilmu Teknik. 10(1)
Mastuti, E,. 2005. Pembuatan Asam Oksalat Dari Sekam Padi. Jurnal Ekuilibra.
4(1)
Putra, A,. 2010. Analisis Produktifitas Gas Hidrogen Dan Gas Oksigen Pada
Elekrolisis Larutan KOH. Jurnal Neutrino. 2(2)
Sulastri,. Khaldun, I,. Wahyuni, E,. 2017. Analisis Soal-Soal Ujian M ateri
Stoikiometri SMA Negri Kota Bada Aceh. Jurnal Pendidikan Sains
Indonesia. 5(1)
Wahyudi, S,. Aji,. L,. Mubarok, Z,. Sintesis Serbuk Tembaga Dengean Metode
Elekrolisis: Studi Perilaku Elekrokimia Dan Karakaterisasi Serbuk.
Jurnal Seminar Nasional Metalurgi Dan Material. 1(1)