Oleh :
Kelompok 4
Yuyun A1L1 16 0
Lisna A1L1 16 0
Irma Safitri A1L1 16 0
Suciatni Elsa Husnawawi A1L1 16 103
Nurilan A1L1 16 099
A. Latar Belakang
elektrokimia dan hanya menyerang logam, Korosi adalah teroksidasinya suatu logam.
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi dengan lingkungan yang
korosif. Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena
logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Jadi, Korosi
adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam
tidak dikehendaki.
Dalam kehidupan sehari - hari, besi yang teroksidasi disebut dengan karat
logam Fe yang teroksidasi bertindak sebagai anode dan oksigen yang terlarut dalam
manusia. Hal ini dikarenakan logam memiliki sifat mudah dibentuk, serta memiliki
sifat-sifat fisis yang bagus dan mudah diatur sesuai dengan kebutuhan yang meliputi
kekuatan, keuletan, dan kekerasannya. Akan tetapi satu kelemahan yang sering
dialami oleh material logam ini ialah terjadinya korosi yang dapat mengakibatkan
Korosi ini dapat disebabkan oleh material itu sendiri maupun faktor-faktor
dari lingkungan. Faktor dari material itu sendiri meliputi kemurnian bahan, struktur
bahan, unsur- unsur penyusup yang ada dalam bahan, dan sebagainya. Faktor dari
zat-zat kimia yang bersifat korosif. Bahan-bahan korosif terdiri atas asam, basa serta
bahannya. Perencanaan produk yang akan digunakan pada lingkungan asam akan
berbeda dengan perencanaan produk untuk lingkungan basa. Selain tingkat keasaman
lingkungan yang perlu dipertimbangkan, ada beberapa hal yang bisa berpengaruh
terhadap proses terjadinya korosi, yaitu temperatur lingkungan dan jumlah oksigen
sehingga memungkinkan bagi perencana untuk memilih bahan yang cocok dengan
lingkungannya.
pada paku untuk mengetahui perbedaan perkaratan paku berdasarkan lingkugan yang
berbeda.
B. Tujuan
C. Rumusan Masalah
membakar minyak tanah di kompor minyak dan nyala api unggun. Reaksi endoterm
adalah reaksi yang menyerap kalor. Contoh endoterm: asimilasi dan fotosintesis. Pada
reaksi eksoterm, kalor mengalir dari sistem ke lingkungan sehingga entalpi sistem
akan berkurang, artinya entalpi produk (Hp) lebih kecil dari pada entalpi pereaksi
Pada reaksi endoterm, sistem menyerap energi. Oleh karena itu, entalpi sistem
akan bertambah, artinya entalpi produk (Hp) lebih besar dari pada entalpi pereaksi
spontan dengan melepaskan energi. Misalnya, besi berkarat, air mengalir, ledakan
bom, pertunjukan kembang api, dan pembakaran kayu. Rekasi eksoterm buatan
peroksida dengan air, reaksi HCL dan serbuk Zn, pencampuran air dengan asam
pekat, penambahan air kedalam tembaga sulfat anhidrat, dan reaksi besi (III) oksida
∆𝐻 = − 𝑎𝑡𝑎𝑢 ∆𝐻 < 0
energi yang dilepaskan lebih besar daripada energi yang digunakan untuk reaksi.
Gambar diatas adalah bagan dari proses reaksi eksoterm dan proses terjadinya
B. Korosi
Korosi atau perkaratan logam merupakan proses oksidasi logam dengan udara atau
elektrolit lainnya, dimana udara atau elektrolit akan mengami reduksi, sehingga
proses korosi merupakan proses elektrokimia. Korosi dapat terjadi oleh air yang
mengandung garam, karena logam akan bereaksi secara elektrokimia dalam larutan
garam (elektrolit). Proses korosi logam dalam larutan akuatik (mengandung air)
perpindahan muatan. Bila suatu logam dicelupkan dalam larutan elektrolit, terjadi
dua lokasi yang disebut anoda dan katoda. Pada anoda terjadi reaksi oksidasi dan
Korosi ini dapat disebabkan oleh material itu sendiri maupun faktor-faktor dari
lingkungan. Faktor dari material itu sendiri meliputi kemurnian bahan, struktur bahan,
unsur-unsur penyusup yang ada dalam bahan, dan sebagainya. Faktor dari lingkungan
meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, serta keberadaan zat-zat kimia
yang bersifat korosif. Bahan-bahan korosif terdiri atas asam, basa serta garam, baik
C. Jeruk Nipis
Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia S.) merupakan salah satu tanaman obat
keluarga yang banyak terdapat ditengah masyarkat dan banyak digunakan sebagai
ramuan tradisional. Bagian yang sering digunakan adalah air perasannya, dengan
salah satu manfaat dapat digunakan untuk menghilangkan jerawat serta penyembuhan
luka agar tidak terjadi abses. Jerawat dan abses pada luka merupakan salah satu
infeksi yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus (Razak, Dkk, 2013).
D. Detergen
utama dari gabungan tersebut adalah surfaceactive agents atau surfaktan. Pencemaran
hampir semua jenis perairan, seperti danau, sungai, laut,dan air tanah dangkal (Fuad,
Dkk, 2017).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
maret 2019, pukul 13.00 WITA sampai selesai. Bertempat di Laboratorium Jurusan
Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo,
Kendari.
Alat yang digunakan yaitu gelas aqua plastic 10 buah, labu pisau, spatula,
batang pengaduk, gelas kimia 50 mL 2 buah dan waterbath, Sedangkan bahan yang
jeruk nipis, aquades, air keran, dan paku karet gelang dan kantong plastik.
Disiapkan 9 buah gelas aqua plastik yang telah dibersikan. Selajutnya gels aqua
kemudian diberi label masing-masing bertuliskan: gelas 1 air jeruk nipis, gelas 2 air
keran yang dipanaskan, gelas 3 air keran yang tidak dipanaskan, gelas 4 aquades yang
dipanaskan, gelas 5 aquades yang tidak dipanaskan, gelas 6 larutan detergen, gelas 7
larutan garam, gelas 8 padatan garam, dan gelas 9 tanpa campuran. Semua bahan
dimasukkan dalam gelas yang sesuai, kemudian paku dimasukkan dalam masing-
masing gelas sebanyak 1 buah. Empat buah gelas ditutup menggunakan kantong
plastik dan diikat dengan karet gelang agar tak ada udara yang masuk. Campuran
kemudian didiamkan selama 3 hari. Dilakukan pengamatan pada hari pertama dan
A. Hasil Pengamatan
* Tidak berkarat
** Sedikit berkarat
*** Sangat berkarat
**** Sangat berkarat sekali
B. Pembahasan
logam dengan zat-zat yang ada di sekitarnya atau dengan partikel-partikel lain yang
terkandung dalam logam. Korosi merupakan reaksi logam menjadi ion pada
permukaan logam yang kontak langsung dengan lingkungan berair dan oksigen.
yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi
kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur lain yang ada dalam
bahan, dan cara pembuatan bahan. Adapun faktor dari lingkungan meliputi udara (gas
oksigen), suhu, kelembapan (air), dan keasaman zat-zat kimia. Bahan-bahan korosif
terdiri atas asam, basa, dan garam, baik dalam bentuk senyawa anorganik maupun
organik.
proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa dapat mempercepat
yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi
kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam
bahan, teknik pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi
tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat
Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa
serta garam, baik dalam bentuk senyawa maupun anorganik. Penguapan dan
dalam ruangan yang terlalu asam atau basa dapat mepercepat proses korosi peralatan
elektronik yang ada dalam ruangan tersebut. Flour, hidrogen fluorida beserta
bahan kimia yang cukup banyak digunakan dalam kegiatan industri. Pada suhu dan
tekanan normal, bahan ini berada dalam bentuk gas dan sangat mudah terlepas ke
logam yang pada dasarnya merupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan
logam yang kontak langsung dengan lingkungan berair dan oksigen. Contoh yang
paling umum, yaitu kerusakan logam besi dengan terbentuknya karat oksida. Dengan
anodik, yaitu oksidasi logam menjadi ion dengan melepaskan elektron ke dalam
(permukaan) logam dan proses katodik yang mengkonsumsi electron tersebut dengan
laju yang sama. Proses katodik biasanya merupakan reduksi ion hidrogen atau
oksigen dari lingkungan sekitarnya. Untuk contoh korosi logam besi dalam udara
Pengamatan kali ini kelompok kami akan membahas terjadinya korosi pada
paku. Kita memberikan 9 perlakuan berbeda pada masing-masing aqua gelas yaitu
dikelompokkan menjadi aqua gelas tertutup dan terbuka, masing masing ada yang
tidak diberi air,ada yang diberi air biasa, air matang, aquades, aquades matang,
larutan garam, padatan garam, larutan detergen, air jeruk dan terakhir tanpa
perlakuan.
Dari hasil pengamatan selama 3 hari kami mendapati bahwa korosi hanya
terjadi pada gelas 1 yaitu air jeruk + paku karena air jeruk merupakan asam lemah.
pada campuran paku dan detergen tidak terjadi perkaratan karena air detergen bersifat
bassa sehingga. Pada larutan garam dan padatan garam tidak terjadi perkaratan karena
pada garam terdapat kandungan NaCl yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
galionela.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
(kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, dll) dan dari lingkungan
B. Saran
Afifah, Isriyanti Dkk. 2016. Uji kualitatif dan kuantitatif Sargassum sp. Dan
Gracilaria sp. Sebagai inhibitor bio-korosi pada baja karbon. Jurnal kimia
dan pemdidikan. Vol 1(2).
Fuad, M Anwar, Dkk.2017. Detergen dan Diatom Analisis In Selat Air Hitam
Waters Kepulauan Meranti Regency, Riau Provinsi. Jurnal. Universitas
Riau.
Razak, Abdul. Dkk. 2013. Uji Daya Hambat Air Perasan Buah Jeruk Nipis (Citrus
aurantifolia s.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus Aureus Secara
In Vitro. Jurnal Kesehatan Andalas. Vol 2()1.
Sumarji, 2011. Studi Perbandingan Ketahan Korosi Stainless Steel Tipe SS 304
dan SS 201 Menggunakan Metode U-Bend Test secara Siklik dengan
Variasi Suhu dan PH. Jurnal Rotor. Vol 4(1).