Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

KOROSI PADA PAKU

OLEH
Nama Anggota :1. Arif Tirtana Wijaya
2. Arlinda Irma Yunita
3. Maulina Nur Azizah
4. Rizky Aprilia Putri
5. Silvia Wahyu Dwi Putri
Kelas : XII IPA 3

MAN 2 SITUBONDO
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
bimbingan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini.
Semoga laporan praktikum dengan judul “Korosi pada Paku” ini dapat
menambah wawasan pengetahuan serta dapat digunakan sebagai acuan dan
petunjuk bagi pembaca dalam penelitian.
Selain itu proposal ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan
tentunya ada banyak pihak yang terlibat dalam pembuatan laporan praktikum
ini. Untuk itu, tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu. Namun tidak lepas dari semua itu, kami juga menyadari bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa maupun segi lainnya.
Harapan kami yaitu semoga laporan praktikum ini dapat menambah
pengalaman dan wawasan bagi para pembaca. Kritik dan saran sangat kami
butuhkan agar kami dapat memperbaiki laporan praktikum ini lebih baik lagi ke
depannya.
Situbondo, 31 Agustus 2022

Penyusun,
DAFTAR ISI
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Korosi adalah peristiwa rusaknya benda-benda logam akibat pengaruh
lingkungan. Korosi sendiri termasuk dalam proses elektrokimia. Hasil
dari korosi adalah karat. Benda logam akan mengalami kerusakan apabila
bereaksi dengan lingkungan. Benda logam yang bereaksi dengan
lingkungan (baik bereaksi dengan udara, tanah, maupun air) akan
mengalami proses pengaratan sehingga menyebabkan struktur pada benda
logam rusak. Kerusakan inilah yang disebut dengan karat.
Peristiwa pengaratan atau korosi ini sering ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari. Contohnya pengaratan pada paku. Peku merupakan benda
logam dengan banyak kegunaan. Paku sering digunakan untuk
pembangunan properti dan produk lainnya. Meskipun memiliki kelebihan
dari segi kegunaan, paku sebagai benda logam juga memiliki kelemahan.
Benda logam seperti paku memiliki sifat mudah mengalami korosi.
Pengaratan atau korosi ini dapat menghilangkan nilai jual paku itu
sendiri. Tak hanya dari segi ekonomi, namun dari segi kesehatan pun
pengaratan pada benda logam ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan.
Melalui penjabaran latar belakang praktikum korosi pada paku, maka
sangat penting untuk mengetahui sifat korosi dan bagaimana proses
korosi dapat terjadi. Selain itu, dapat mengetahui zat apa saja yang dapat
mempengaruhi korosi pada paku.

B. Rumusan Masalah
 Adakah pengaruh lingkungan terhadap korosi pada paku?
 Bagaimanakah pengaruh lingkungan terhadap korosi pada paku?
 Bagaimanakah perbedaan kondisi antara paku yang mendapatkan
sedikit interaksi lingkungan dengan paku yang tidak mendapatkan
interaksi lingkungan?
 Apa saja faktor yang dapat menyebabkan korosi pada paku?

C. Tujuan
 Tujuan umum:
Memenuhi tugas kimia yang diberikan oleh guru pengajar.
 Tujuan khusus:
Mengetahui pengaruh lingkungan terhadap proses korosi atau
pengaratan pada paku.
Mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi proses
korosi pada paku.

D. Manfaat Penelitian
 Bagi Peneliti
Melatih serta mengukur sifat ilmiah peneliti.
 Bagi pembaca
Menambah wawasan mengenai korosi atau proses pengaratan pada
logam (khususnya paku).
 Bagi lembaga pendidikan (Madrasah Aliyah Negeri 2 Situbondo)
Menambah khazanah kepustakaan dan dapat dijadikan sebagai
bahan kajian lebih lanjut.

E. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat ditarik hipotesis
sebagai berikut:
 Hi:
Kondisi lingkungan dapat berpengaruh terhadap proses korosi atau
pengaratan pada paku.
 H0:
Kondisi lingkungan tidak berpengaruh terhadap proses korosi atau
pengaratan pada paku.

F. Variabel Penelitian
 Variabel bebas = cairan/larutan (air, larutan garam, perasan air
jeruk)
 Variabel kontrol = gelas, kondisi lingkungan, paku, dan waktu
 Variabel terikat = karat pada paku (ditunjukkan melalui perubahan
warna pada larutan)
BAB II
STUDI PUSTAKA
A. Korosi
Korosi merupakan suatu peristiwa kerusakan atau penurunan kualitas suatu bahan
logam yang disebabkan terjadinya reaksi logam dengan lingkungan. Korosi umumnya
terjadi pada benda logam seperti besi. Hasil korosi disebut dengan karat. Karat
ditandai dengan perubahan warna pada benda logam menjadi jingga kekuningan.
Korosi menyebabkan benda-benda logam menjadi keropos, penampilannya tidak
menarik, bahkan tidak dapat digunakan kembali.
Korosi dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:
1) Mekanisme Korosi
Korosi terjadi akibat reaksi elektrokimia benda logam dengan
lingkungannya. Dalam peristiwa korosi, benda logam mengalami oksidasi,
sedangkan oksigen mengalami reduksi. Besi (Fe) bertindak sebagai
reduktor (pereduksi) dan oksigen (O2) bertindak sebagai oksidator
(pengoksidasi). Peristiwa reaksi reduksi oksidasi tersebut, menghasilkan
karat. Karat yang dihasilkan dari proses korosi biasanya berupa oksida atau
karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O.

Berdasarkan nilai potensial reaksinya, besi merupakan logam


yang mudah mengalami korosi. Logam-logam lain yang
memiliki nilai potensial lebih besar dari 0,4 V akan sulit
mengalami korosi, karena dengan potensial tersebut akan
menghasilkan Eoreaksi < 0 (negatif) ketika kontak dengan
oksigen di udara. Logam-logam perak, platina, dan emas
mempunyai potensial elektrode lebih besar dari 0,4 V sehingga
sulit mengalami korosi.
2) Faktor-Faktor Penyebab Korosi
a. Kontak langsung logam dengan H2O dan O2
Semakin banyak kadar H2O dan O2, mengalami kontak
langsung dengan permukaan logam, maka semakin cepat pula
berlangsungnya proses korosi.
b. Tingkat keasaman atau pH
Kondisi asam akan mempercepat korosi karena reaksi reduksi
tambahan menyebabkan lebih banyak atom logam yang
teroksidasi, sehingga laju korosi pada logam semakin besar.
c. Kontak langsung dengan zat elektrolit
Larutan elektrolit dapat menjadikan kontak listrik antara
anode dan katode. Konsentrasi elektrolit yang besar, dapat
menambah laju aliran elektron sehingga korosi meningkat.
d. Mikroba
Mikroba adalah organisme hidup yang berukuran sangat kecil
dan hanya dapat diamati jika menggunakan mikroskop.
Keberadaan mikroba pada benda logam (terlebih pada
permukaan benda logam) dapat mendorong terjadinya korosi.
Logam akan didegradasi oleh mikroba melalui reaksi redoks
untuk memperoleh energi demi keberlangsungan hidupnya.
Contohnya yaitu bakteri gallionella.
e. Permukaan logam
Permukaan logam yang tidak rata dapat mempermudah
terjadinya korosi. Sedangkan permukaan logam yang licin
dan bersih mempersulit terjadinya korosi karena kutub yang
bertindak sebagai anode dan katode sulit terbentuk. Sehingga
proses korosi pada benda logam tidak dapat berlanjut sampai
membuat logam tersebut hancur akibat oksida-oksida yang
terbentuk dari awal peristiwa korosi menjadi katalis.
B. Pencegahan Korosi
Berikut cara pencegahan korosi yang sering dilakukan
diantaranya:
 Perlindungan katodik (proteksi katodik)
 Sebagai contoh pipa besi dalam tanah dihubungkan
dengan logam Mg. Logam yang dilindungi berperan
sebagai katode. Logam Mg akan teroksidasi, namun pipa
besi tidak teroksidasi.
 Pelapisan dengan logam-logam lain (Galvanisasi)
Logam yang bisa digunakan untuk melapisi adalah
magnesiuim, aluminium, seng, dan k rom.
 Melapisi logam dengan cat, minyak, oli, atau plastik
Pelapisan logam menggunakan cat, minyak, ataupun
plastik berfungsi untuk mengurangi kontak langsung
antara logam dengan air atau udara.
 Membuat alloy atau paduan logam
Alloy adalah campuran logam dengan logam lain,
sehingga menghasilkan campuran logam yang lebih kuat
dan tahan karat. Misalnya besi dicampur dengan logam Ni
dan Cr menjadi baja stainless (72% Fe, 19% Cr, dan 9%
Ni).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat Penelitian
Madrasah Aliyah Negeri 2 Situbondo (Kelas XII IPA 3)
B. Waktu
Pengamatan selama tujuh hari (satu minggu)
C. Alat dan Bahan
Alat : 1. Enam gelas plastik
2. Pisau
3. Gunting
4. Alat tulis
Bahan : 1. Jeruk nipis dua buah
2. Tali rafia atau karet gelang
3. Delapan buah paku yang tidak berkarat
4. Air
5. Satu sendok makan garam
6. Plastik setengah kilo sebanyak lima lembar
D. Langkah-Langkah
 Siapkan enam gelas plastik yang kering dan bersih.
 Beri nomor pada tiap gelas secara berurutan.
 Siapkan enam buah paku dalam keadaan baru dan tidak
berkarat.
 Letakkan beberapa macam cairan dalam beberapa gelas,
berikut rinciannya:

Gelas Bahan yang terdapat dalam gelas Kondisi

G1 Paku diletakkan dalam gelas

G4 Paku diletakkan dalam gelas yang berisi air


Gelas tidak tertutup (dibiarkan
Paku diletakkan dalam gelas yang berisi jeruk terbuka)
G5
nipis
Paku diletakkan dalam gelas yang berisi
G6
larutan garam
 

G2 Paku diletakkan dalam gelas


Gelas tertutup (ditutup oleh
plastik)
G3 Paku diletakkan dalam gelas yang berisi air

 Gelas pertama diisi paku tanpa ditutup.


 Gelas kedua diisi paku dan ditutup plastik lalu ikat
hingga rapat.
 Gelas ketiga dan keempat diisi dengan air kran 25
ml. Lalu letakkan paku ke dalam gelas. Tutup gelas
ketiga dengan plastik dan ikat. Sedangkan untuk
gelas keempat dibiarkan terbuka.
 Gelas kelima diisi dengan perasan jeruk nipis dan
paku.
 Gelas keenam diisi dengan larutan air garam dan
paku.
 Amati perubahan yang terjadi selama satu minggu.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Nomor Perubahan yang Terjadi pada Paku Hari Ke-
Gelas 1 2 3 4 5 6 7
Sedikit berkarat
G1 (Paku tanpa
Belum berkarat (timbul bercak Libur Sedikit berkarat
ditutup)
karat)
G2 (Paku
Tidak berkarat Libur Tidak berkarat
ditutup)
Semakin berkarat
Berkarat, air Berkarat dan
G3 (Paku + air + dan larutan
berubah warna Libur larutan bewarna
ditutup) bewarna jingga
menjadi kuning jingga pekat
pekat
Berkarat dan
G4 (Paku + air + Berkarat, air berubah warna menjadi
Libur larutan bewarna
tanpa ditutup) kuning
jingga pekat
G5 (Paku +
perasan jeruk Tidak berkarat Libur Tidak berkarat
nipis)
G6 (paku + Berkarat, air berubah warna menjadi
Libur Berkarat
larutan garam) jingga

Berdasarkan hasil pengamatan selama tujuh hari didapati hampir seluruh paku
yang diletakkan dalam gelas dengan perlakuan berbeda mengalami proses pengaratan.
Proses pengaratan ini terjadi akibat adanya interaksi antara benda logam (paku)
dengan lingkungan. Lingkungan yang dimaksud di sini adalah air/larutan dan udara.
Berdasarkan hasil pratikum tersebut, dapat menjawan pertanyaan berikut sekaligus
sebagai pembahasan:
1. Pada tabung reaksi nomor berapa paku mengalami korosi?
Jawab: Tabung reaksi/gelas yang berisi paku yang mengalami peristiwa korosi
adalah gelas pertama, gelas ketiga, gelas keempat, gelas kelima, dan gelas
keenam.
2. Paku pada tabung reaksi mana yang paling cepat mengalami korosi?
Jawab: Tabung reaksi/gelas G4 dan G6, karena pada kedua gelas tersebut paku
mengalami kontak langsung dengan lingkungan sekitar seperti larutan dan
udara. Seperti oksigen yang bereaksi dengan mengoksidasi logam akan
mempercepat terjadinya korosi pada sebuah logam.
3. Paku pada tabung reaksi mana yang paling lama mengalami korosi?
Jawab: Paku pada G1, karena paku pada G1 hanya mengalami kontak secara
langsung terhadap udara (oksigen). Pada G1 tidak terdapat air sebagai faktor
tambahan yang dapat mempercepat proses pengaratan pada sebuah benda
logam.
4. Berdasarkan percobaan, faktor-faktor apa saja yang memengaruhi terjadinya
korosi?
Jawab: Berdasarkan percobaan, faktor-faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya korosi adalah faktor lingkungan sekitar.

B. Pembahasan
Proses pengaratan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Berdasarkan percobaan yang
telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa faktor lingkungan sekitar merupakan faktor
utama yang dapat menyebabkan proses pengaratan. Hal ini dapat terlihat dari gelas
yang berisi air (baik dalam keadaan tertutup maupun terbuka) dan larutan garam
mengalami proses korosi yang relatif cepat. Adanya kandungan oksigen dalam air
pada gelas, meminmbulkan reaksi sehingga paku tersebut berkarat.
Namun, pada gelas yang tidak berisi air, mengalami proses korosi yang sedikit dan
lambat disebabkan oleh kadar oksigen yang sedikit. Pada gelas G2, paku diletakkan
dalam gelas tanpa diisi air dan tertutup oleh plastik. Hal ini membuat kadar oksigen
dalam gelas tersebut terbatas sekaligus membatasi faktor pendorong korosi seperti air.

Anda mungkin juga menyukai