Disusun oleh:
Yasmin Salsabila S. (28)
XII MIPA 2
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa, atas rahmat dan karunia–
Nya laporan praktikum ini dapat selesai tepat waktu. Semua ini tidak akan terjadi tanpa
bantuan-Nya. Dengan membuat tugas ini, saya diharapkan mampu untuk lebih mengetahui
mengenai peristiwa korosi pada benda logam, khususnya pada paku. Saya sadar, sebagai
seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan laporan ini masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu, saya sangat menmgharapkan adanya kritik dan saran yang
bersifat positif, guna penulisan laporan praktikum selanjutnya yang lebih baik.
Saya berharap semoga laporan ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, saya memahami bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
saya sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
laporan selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PEMBAHASAN
4.2. Pembahasan
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1.Landasan Teori
Korosi adalah degradasi atau penurunan mutu logam akibat reaksi kimia suatu
logam dengan lingkungannya. Korosi merupakan masalah besar bagi bangunan dan
peralatan yang menggunakan material dasar logam seperti gedung, jembatan, mesin,
pipa, mobil, kapal dan lain sebagainya. Terdapat dua macam proses korosi, yakni:
1. Korosi Proses kimia
2. Korosi Elektrokimia
Korosi proses kimia merupakan serangan korosi secara langsung, tanpa
adanya aliran listrik pada logam. Contohnya adalah berkaratnya baja dalam udara
terbuka. Korosi oleh proses kimia biasanya menyebar secara merata pada seluruh
permukaan logam. Sedangkan korosi elektrokimia terjadi pada permukaan logam
yang akan terbentuk daerah–daerah anoda dan katoda, yang satu dengan yang lainnya
dipisahkan oleh jarak–jarak tertentu. Karena potensial anoda “kurang mulia” atau
tinggi drajatnya dibanding potensial katoda, maka akan terjadi arus listrik diantara
kedua elektroda tersebut, electron–electron akan berpindah dari anoda ke katoda,
sehingga anoda larut dan katoda mendapat perlindungan (Amsori, 2012).
Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan korosi, yakni sebagai berikut:
a. Faktor pH
pH netral adalah 7, sedangkan ph < 7 bersifat asam dan korosif, sedangkan untuk
pH > 7 bersifat basa juga korosif. Tetapi untuk besi, laju korosi rendah pada pH
antara 7 sampai 13. Laju korosi akan meningkat pada pH < 7 dan pada pH > 13.
b. Faktor temperature
Penambahan temperatur umumnya menambah laju korosi walaupun kenyataannya
kelarutan oksigen berkurang dengan meningkatnya temperatur. Apabila metal
pada temperatur yang tidak uniform, maka akan besar kemungkinan terbentuk
korosi.
c. Faktor gas terlarut
Oksigen (O2), adanya oksigen yang terlarut akan menyebabkan korosi pada metal
seperti laju korosi pada mild stell alloys akan bertambah dengan meningkatnya
kandungan oksigen. Reaksi korosi secara umum pada besi karena adanya
kelarutan oksigen adalah sebagai berikut :
Reaksi anoda : Fe → Fe2- + 2e
Reaksi katoda : O2 + 2H2O+ 4e 4 → OH
Karbondioksida (CO2), jika karbon dioksida dilarutkan dalam air maka akan
terbentuk asam karbonat (H2CO3) yang dapat menurunkan pH air dan
meningkatkan korosifitas, biasanya bentuk korosinya berupa pitting yang secara
umum reaksinya adalah:
CO2 + H2O → H2CO3
Fe + H2CO3 → FeCO3+H2
d. Faktor padatan terlarut
Klorida (Cl), klorida menyerang lapisan mild steel dan lapisan stainless
steel. Padatan ini menyebabkan terjadinya pitting, crevice corrosion, dan
juga menyebabkan pecahnya alooys.
Karbonat (CO3), kalsium karbonat sering digunakan sebagai pengontrol
korosi dimana film karbonat diendapkan sebagai lapisan pelindung
permukaan metal, tetapi dalam produksi minyak hal ini cenderung
menimbulkan masalah scale.
Sulfat (SO4), ion sulafat ini biasanya terdapat dalam minyak. Dalam air,
ion sulfat juga ditemukan dalam konsentrasi yang cukup tinggi dan bersifat
kontaminan, dan oleh bakteri SRB sulfat diubah menjadi sulfide yang
korosif (Sidiq, 2013).
2.2.Hipotesis Penelitian
Terjadinya perkaratan pada paku akibat peristiwa oksidasi
BAB III
METODE PENELITIAN
Keterangan:
- : Tidak Berkarat
+ : Sedikit Berkarat
++ : Agak Berkarat
+++ : Banyak Berkarat
4.2.Pembahasan
1. Wadah kosong
Pada wadah kosong, paku tidak mengalami peristiwa korosi. Disebabkan oleh waktu
pengamatan yang cepat dan pendek, yaitu hanya dalam waktu sehari saja. Mungkin,
jika waktu pengamatan dilakukan lebih lama, paku akan mengalami peristiwa korosi.
2. Air putih
Pada wadah yang berisi air putih, paku mengalami peristiwa korosi. Hal ini
disebabkan karena terjadi reaksi oksidasi besi, dimana besi (Fe) bereaksi dengan
oksigen dan hidrogen yang terdapat di dalam air.kaitan dengan tingkat kebasaan suatu
lingkungan. Pada air garam, konsentrasi
3. Air garam
Pada wadah yang berisi air garam, paku mengalami peristiwa korosi. Ini disebabkan
karena suatu proses perkaratan berkaitan dengan tingkat kebasaan suatu lingkungan.
Pada air garam, konsentrasi basa jauh lebih tinggi ketimbang air biasa.
4. Cuka
Pada wadah berisi cuka, paku mengalami peristiwa korosi. Ini disebabkan karna
percepatan pengkaratan besi (Fe) dengan meningkatkan ion H +¿¿ dalam rangkaian
reaksi, yang menghasilkan ion besi ( Fe3 +¿¿) yang mudah bereaksi dengan oksigen di
air ( H 2O) menjadi Fe2 O 3
5. Minyak goreng
Pada wadah berisi minyak goreng, paku tidak mengalami peristiwa korosi. Hal ini
karena minyak goreng tidak mengandung oksigen dan minyak goreng menghalangi
kontak antara logam di paku dengan oksigen di udara.
6. Pemutih
Pada wadah berisi pemutih, paku mengalami peristiwa korosi. Hal ini karena pemutih
(NaClO) dapat mengoksidasi besi.
BAB V
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
Paku yang direndam pada larutan tertentu akan mengalami peristiwa korosi. Paku yang
mengalami korosi yaitu paku yang direndam dalam cuka, air putih, air garam, dam penutih.
Sedangkan, paku yang tidak mengalami korosi yaitu paku yang ada di dalam wadah kosong
dan dalam minyak goreng. Dari hal ini dapat diketahui bahwa factor yang menyebabkan
peristiwa korosi pada paku yaitu oksige, air, kelembaban udara, dan zat elektrolit.
5.2.Saran
1. Setelah selesai praktikum, cucilah tangan hingga bersih.
2. Hati-hati dalam menggunakan larutan.
3. Jauhkan dari jangkawan anak-anak.
DAFTAR PUSTAKA
https://jurnalpost.com/proses-terjadinya-korosi/13437/
https://penataneza25.blogspot.com/2019/09/laporan-percobaan-korosi-pada-paku.html
https://penataneza25.blogspot.com/2019/09/laporan-percobaan-korosi-pada-paku.html
https://academia.co.id/laporan-praktikum-korosi/
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/kimia/korosi-kimia-kelas-12-pengertian-faktor-
faktor-dan-pencegahan/
https://bobo.grid.id/read/082478243/besi-yang-terkena-air-terus-menerus-bisa-berkarat-
ketahui-proses-benda-jadi-berkarat
https://brainly.co.id/tugas/1530903#:~:text=karena%20suatu%20proses%20perkaratan
%20berkaitan,cepat%20berkarat%20pada%20air%20garam.
https://brainly.co.id/tugas/14478355#:~:text=Misalnya%2C%20pelarutan%20asam%20cuka
%20akan,H%E2%82%82O)%20menjadi%20Fe%E2%82%82O%E2%82%83%20atau
%20karat.
https://brainly.co.id/tugas/1733755#:~:text=Paku%20tidak%20berkarat%20pada
%20larutan,reaksi%20oksidasi%20tidak%20dapat%20terjadi.