Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KIMIA

PRAKTIKUM KOROSI PADA BENDA LOGAM (PAKU)

Disusun oleh:
Yasmin Salsabila S. (28)
XII MIPA 2

SMA Negeri 1 Cilegon


Jl. Kyai H. Tubagus Ismail F No.103, Ciwaduk, Kec. Cilegon, Kota Cilegon, Banten 42418
Tahun Pelajaran 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa, atas rahmat dan karunia–
Nya laporan praktikum ini dapat selesai tepat waktu. Semua ini tidak akan terjadi tanpa
bantuan-Nya. Dengan membuat tugas ini, saya diharapkan mampu untuk lebih mengetahui
mengenai peristiwa korosi pada benda logam, khususnya pada paku. Saya sadar, sebagai
seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan laporan ini masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu, saya sangat menmgharapkan adanya kritik dan saran yang
bersifat positif, guna penulisan laporan praktikum selanjutnya yang lebih baik.
Saya berharap semoga laporan ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, saya memahami bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
saya sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
laporan selanjutnya yang lebih baik lagi.

Cilegon, 9 November 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah


I.2 Rumusan Masalah
I.3 Tujuan Penelitian
I.4 Manfaat Penelitian
I.5 Waktu dan Tempat
BAB II KERANGKA TEORI

2.1. Landasan Teori

2.2. Hipotesis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

3.2. Alat dan Bahan

3.3. Cara Kerja

BAB IV PEMBAHASAN

4.1. Hasil Percobaan

4.2. Pembahasan

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menjumpai penggunaan besi, misalnya
untuk membangun jembatan, kendaraan dan gedung. Disisi lain, kita ketahui bahwa besi
sangat mudah mengalami korosi atau yang biasa disebut berkarat. Perkaratan (korosi) besi
banyak menimbulkan kerugian karena sifat mudah rapuh yang dimiliki oleh besi berkarat.
Akibatnya bangunan keropos dan tidak dapat digunakan kembali jika besi yang
digunakan untuk membangunnya sudah berkarat. Sebenarnya korosi merupakan reaksi
redoks antara logam dan lingkungannya sehingga dihasilkan senyawa-senyawa yang tidak
dikehendaki.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana proses perkaratan paku dengan berbagai perlakuan?
2. Faktor-faktor apa saja yang menybabkan paku korosi?
3. Bagaimana cara pencegahan korosi pada paku?

1.3. Tujuan Penelitian


1. Dapat mengetahui proses perkaratan paku dengan berbagai perlakuan
2. Dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan paku mengalami korosi
3. Dapat mengetahui cara pencegahan korosi pada paku

1.4. Manfaat Penelitian


Mengetahui peristiwa korosi pada paku yang diberi perlakuan yang berbeda.

1.5. Waktu dan Tempat Penelitian


Hari, tanggal : Sabtu, 4 November 2021 s/d selesai
Waktu : 20.00 s/d selesai
Tempat : Rumah

BAB II
KERANGKA TEORI

2.1.Landasan Teori
Korosi adalah degradasi atau penurunan mutu logam akibat reaksi kimia suatu
logam dengan lingkungannya. Korosi merupakan masalah besar bagi bangunan dan
peralatan yang menggunakan material dasar logam seperti gedung, jembatan, mesin,
pipa, mobil, kapal dan lain sebagainya. Terdapat dua macam proses korosi, yakni:
1. Korosi Proses kimia
2. Korosi Elektrokimia
Korosi proses kimia merupakan serangan korosi secara langsung, tanpa
adanya aliran listrik pada logam. Contohnya adalah berkaratnya baja dalam udara
terbuka. Korosi oleh proses kimia biasanya menyebar secara merata pada seluruh
permukaan logam. Sedangkan korosi elektrokimia terjadi pada permukaan logam
yang akan terbentuk daerah–daerah anoda dan katoda, yang satu dengan yang lainnya
dipisahkan oleh jarak–jarak tertentu. Karena potensial anoda “kurang mulia” atau
tinggi drajatnya dibanding potensial katoda, maka akan terjadi arus listrik diantara
kedua elektroda tersebut, electron–electron akan berpindah dari anoda ke katoda,
sehingga anoda larut dan katoda mendapat perlindungan (Amsori, 2012).
Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan korosi, yakni sebagai berikut:
a. Faktor pH
pH netral adalah 7, sedangkan ph < 7 bersifat asam dan korosif, sedangkan untuk
pH > 7 bersifat basa juga korosif. Tetapi untuk besi, laju korosi rendah pada pH
antara 7 sampai 13. Laju korosi akan meningkat pada pH < 7 dan pada pH > 13.
b. Faktor temperature
Penambahan temperatur umumnya menambah laju korosi walaupun kenyataannya
kelarutan oksigen berkurang dengan meningkatnya temperatur. Apabila metal
pada temperatur yang tidak uniform, maka akan besar kemungkinan terbentuk
korosi.
c. Faktor gas terlarut
Oksigen (O2), adanya oksigen yang terlarut akan menyebabkan korosi pada metal
seperti laju korosi pada mild stell alloys akan bertambah dengan meningkatnya
kandungan oksigen. Reaksi korosi secara umum pada besi karena adanya
kelarutan oksigen adalah sebagai berikut :
Reaksi anoda : Fe → Fe2- + 2e
Reaksi katoda : O2 + 2H2O+ 4e 4 → OH
Karbondioksida (CO2), jika karbon dioksida dilarutkan dalam air maka akan
terbentuk asam karbonat (H2CO3) yang dapat menurunkan pH air dan
meningkatkan korosifitas, biasanya bentuk korosinya berupa pitting yang secara
umum reaksinya adalah:
CO2 + H2O → H2CO3
Fe + H2CO3 → FeCO3+H2
d. Faktor padatan terlarut
 Klorida (Cl), klorida menyerang lapisan mild steel dan lapisan stainless
steel. Padatan ini menyebabkan terjadinya pitting, crevice corrosion, dan
juga menyebabkan pecahnya alooys.
 Karbonat (CO3), kalsium karbonat sering digunakan sebagai pengontrol
korosi dimana film karbonat diendapkan sebagai lapisan pelindung
permukaan metal, tetapi dalam produksi minyak hal ini cenderung
menimbulkan masalah scale.
 Sulfat (SO4), ion sulafat ini biasanya terdapat dalam minyak. Dalam air,
ion sulfat juga ditemukan dalam konsentrasi yang cukup tinggi dan bersifat
kontaminan, dan oleh bakteri SRB sulfat diubah menjadi sulfide yang
korosif (Sidiq, 2013).

2.2.Hipotesis Penelitian
Terjadinya perkaratan pada paku akibat peristiwa oksidasi
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam menguji peristiwa korosi pada logam adalah metode
eksperimen.
3.2. Alat dan Bahan
a. Alat
- Wadah plastik 6 buah
b. Bahan
- Paku 6 buah
- Cuka
- Minyak gpreng
- Air putih
- Air garam
3.3. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Siapkan 6 wadah plastik
3. Isilah masing-masing wadah plastik dengan cuka, minyak goreng, pemutih, air
putih, dan air garam. Sedangkan satu wadah lagi kosongkan.
4. Berilah label pada masing-masing wadah tergantung larutan di dalamnya.
5. Siapkan 6 buah paku.
6. Masukkan paku ke dalam wadah-wadah tersebut masing-masing satu.
7. Simpan wadah tersebut dan tunggu hingga keesokan harinya.
8. Selama menunggu, amati perubahan pada paku yang ada di masing-masing
wadah, lalu catat dalam tabel.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1.Hasil Percobaan

Hasil Percobaan (1 hari)


No. Jenis Larutan
Pagi Malam
1. Wadah kosong - -
2. Air putih + ++
3. Air garam ++ ++
4. Cuka + ++
5. Minyak goreng - -
6. Pemutih ++ +++

Keterangan:
- : Tidak Berkarat
+ : Sedikit Berkarat
++ : Agak Berkarat
+++ : Banyak Berkarat
4.2.Pembahasan
1. Wadah kosong
Pada wadah kosong, paku tidak mengalami peristiwa korosi. Disebabkan oleh waktu
pengamatan yang cepat dan pendek, yaitu hanya dalam waktu sehari saja. Mungkin,
jika waktu pengamatan dilakukan lebih lama, paku akan mengalami peristiwa korosi.
2. Air putih
Pada wadah yang berisi air putih, paku mengalami peristiwa korosi. Hal ini
disebabkan karena terjadi reaksi oksidasi besi, dimana besi (Fe) bereaksi dengan
oksigen dan hidrogen yang terdapat di dalam air.kaitan dengan tingkat kebasaan suatu
lingkungan. Pada air garam, konsentrasi
3. Air garam
Pada wadah yang berisi air garam, paku mengalami peristiwa korosi. Ini disebabkan
karena suatu proses perkaratan berkaitan dengan tingkat kebasaan suatu lingkungan.
Pada air garam, konsentrasi basa jauh lebih tinggi ketimbang air biasa.
4. Cuka
Pada wadah berisi cuka, paku mengalami peristiwa korosi. Ini disebabkan karna
percepatan pengkaratan besi (Fe) dengan meningkatkan ion H +¿¿ dalam rangkaian
reaksi, yang menghasilkan ion besi ( Fe3 +¿¿) yang mudah bereaksi dengan oksigen di
air ( H 2O) menjadi Fe2 O 3
5. Minyak goreng
Pada wadah berisi minyak goreng, paku tidak mengalami peristiwa korosi. Hal ini
karena minyak goreng tidak mengandung oksigen dan minyak goreng menghalangi
kontak antara logam di paku dengan oksigen di udara.
6. Pemutih
Pada wadah berisi pemutih, paku mengalami peristiwa korosi. Hal ini karena pemutih
(NaClO) dapat mengoksidasi besi.

BAB V
PENUTUP

5.1.Kesimpulan
Paku yang direndam pada larutan tertentu akan mengalami peristiwa korosi. Paku yang
mengalami korosi yaitu paku yang direndam dalam cuka, air putih, air garam, dam penutih.
Sedangkan, paku yang tidak mengalami korosi yaitu paku yang ada di dalam wadah kosong
dan dalam minyak goreng. Dari hal ini dapat diketahui bahwa factor yang menyebabkan
peristiwa korosi pada paku yaitu oksige, air, kelembaban udara, dan zat elektrolit.

5.2.Saran
1. Setelah selesai praktikum, cucilah tangan hingga bersih.
2. Hati-hati dalam menggunakan larutan.
3. Jauhkan dari jangkawan anak-anak.
DAFTAR PUSTAKA

https://jurnalpost.com/proses-terjadinya-korosi/13437/

https://penataneza25.blogspot.com/2019/09/laporan-percobaan-korosi-pada-paku.html

https://penataneza25.blogspot.com/2019/09/laporan-percobaan-korosi-pada-paku.html

https://academia.co.id/laporan-praktikum-korosi/

https://www.quipper.com/id/blog/mapel/kimia/korosi-kimia-kelas-12-pengertian-faktor-
faktor-dan-pencegahan/

https://bobo.grid.id/read/082478243/besi-yang-terkena-air-terus-menerus-bisa-berkarat-
ketahui-proses-benda-jadi-berkarat

https://brainly.co.id/tugas/1530903#:~:text=karena%20suatu%20proses%20perkaratan
%20berkaitan,cepat%20berkarat%20pada%20air%20garam.

https://brainly.co.id/tugas/14478355#:~:text=Misalnya%2C%20pelarutan%20asam%20cuka
%20akan,H%E2%82%82O)%20menjadi%20Fe%E2%82%82O%E2%82%83%20atau
%20karat.

https://brainly.co.id/tugas/1733755#:~:text=Paku%20tidak%20berkarat%20pada
%20larutan,reaksi%20oksidasi%20tidak%20dapat%20terjadi.

Anda mungkin juga menyukai