D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
Riski Hotman Misael
XII MIPA 3
SMA N 4 MANDAU
KAB. BENGKALIS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menjumpai penggunaan besi, misalnya untuk
membangun jembatan, kendaraan dan gedung. Disisi lain, kita ketahui bahwa besi sangat
mudah mengalami korosi atau yang biasa disebut berkarat. Perkaratan (korosi) besi banyak
menimbulkan kerugian karena sifat mudah rapuh yang dimiliki oleh besi berkarat. Akibatnya
bangunan keropos dan tidak dapat digunakan kembali jika besi yang digunakan untuk
membangunnya sudah berkarat. Sebenarnya korosi merupakan reaksi redoks antara logam
dan lingkungannya sehingga dihasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki.
Pada peristiwa perkaratan, besi teroksidasi oleh oksigen yang ada di udara. Perkaratan dapat
dipercepat dengan adanya air. Itulah sebabnya, rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.xH2O.
Warna karat besi jauh berbeda dengan besi yang mengkilap, yaitu berwarna coklat
kemerahan. Karat besi sangat berpori dan selalu mengelupas sehingga perkaratan dapat
terjadi terus menerus. Oleh karena ini perlu dilakukannya praktikum ini.
B. Pembatasan Masalah
Bagaimana perbedaan tiap-tiap tabung-tabung yang sudah ditentukan terhadap korosi yang
terjadi pada paku besi?
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah :
1. Mengetahui proses perkaratan paku dengan berbagai perlakuan
2. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan paku mengalami korosi
BAB II
KAJIAN TEORI
Korosi adalah degradasi atau penurunan mutu logam akibat reaksi kimia suatu logam
dengan lingkungannya. Korosi merupakan masalah besar bagi bangunan dan peralatan
yang menggunakan material dasar logam seperti gedung, jembatan, mesin, pipa,
mobil, kapal dan lain sebagainya. Terdapat dua macam proses korosi, yakni :
Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan korosi, yakni sebagai beriku :
a. Faktor pH
pH netral adalah 7, sedangkan ph < 7 bersifat asam dan korosif, sedangkan untuk pH
> 7 bersifat basa juga korosif. Tetapi untuk besi, laju korosi rendah pada pH antara 7
sampai 13. Laju korosi akan meningkat pada pH < 7 dan pada pH > 13.
b. Faktor temperatur
Fe + H2CO3 → FeCO3+H2
Klorida (Cl), klorida menyerang lapisan mild steel dan lapisan stainless
steel. Padatan ini menyebabkan terjadinya pitting, crevice corrosion, dan
juga menyebabkan pecahnya alooys.
Karbonat (CO3), kalsium karbonat sering digunakan sebagai pengontrol
korosi dimana film karbonat diendapkan sebagai lapisan pelindung
permukaan metal, tetapi dalam produksi minyak hal ini cenderung
menimbulkan masalah scale.
Sulfat (SO4), ion sulafat ini biasanya terdapat dalam minyak. Dalam air,
ion sulfat juga ditemukan dalam konsentrasi yang cukup tinggi dan
bersifat kontaminan, dan oleh bakteri SRB sulfat diubah menjadi sulfide
yang korosif (Sidiq, 2013).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen atau percobaan. Eksperimen ini akan
didukung oleh hasil pengumpulan data dan informasi yang berhubungan dengan
proses perkorosian.
6 buah paku
6 tabung botol
air biasa
larutan asam cuka
larutan garam (NaCl)
Tabung 2 - + + ++ ++ ++ ++
(H2O)
(O² dan
H2O)
(H2O)
Tabung 5 - - - + + + +
(NaCl)
Tabung 6 - - - - - - +
(Cuka)
Pada tabung 1 tidak ada perubahan sama sekali, pada tabung 1 korosi tidak terjadi.
Pada Tabung 2 pada hari pertama belum terjadi apa apa kemudian pada hari 2-3
terjadi korosi namun masih sedikit perkaratan, pada hari 3-7 berkembang perkaratan
menjadi bertambah daripada sebelumnya menjadi agak berkarat
Pada Tabung 3 Pada hari pertama sudah lansung terjadinya korosi, namun korosi
masih sedikit, pada hari yang kedua korosi bertambah dari yang sebelumnya sedikit
menjadi agak berkarat, Pada hari 4-7 paku besi dalam tabung tersebut berkarat
menjadi sangat berkarat.
Pada Tabung 4 Pada hari pertama perkaratan pada paku besi sudah terjadi namun
masih dalam kondisi sedikit perkaratan, selanjutnya pada hari 2-5 paku besi makin
berkarat menjadi agak berkarat, pada hari 6-7 paku besi didalam tabung tersebut
semakin mengalami korosi menjadi sangat berkarat
Pada Tabung 5 yang berisi garam dapur, didalam tabung ini korosi yang terjadi sangat
lambat, pada hari 1-3 perkaratan pada besi belum terjadi apa apa, pada hari 4-7
perkaratan dalam besi pada tabung tersebut menjadi lebih besar daripada sebelumnya.
Pada tabung 6 yang berisi Cuka, pada tabung ini perkaratan terjadi sangatlah lambat,
pada hari 1-6 belum terjadi apa apa, masih dalam posisi semula, namun pada hari 7
perkaratan menjadi bertambah dari pada sebelumnya menjadi sedikit berkarat dari
pada tabung 5 sebelumnya.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Korosi adalah reaksi pada logam menjadi ion pada permukaan logam
yang terkontak langsung pada penyebab korosi seperti oksigen,
lingkungan berair serta faktor kepada pelarut.
2. Pada Tabung 1 (O²) korosi tidak terjadi
3. Tabung yang berisi O² dan H2O lebih cepat mengalami korosi dari pada
tabung-tabung lainnya
4. Pada Tabung berisi NaCl, Paku besi mengalami korosi yang lambat
tidak seperti tabung yang berisi O² dan H2O
5. Pada Tabung yang berisi cuka, Paku besi mengalami korosi yang sangat
lambat, pada hari 7 perkaratan yang terjadi hanya sedikit sekali
Saran
Berdasarkan percobaan dan laporan yang sudah dibuat, Pembaca dapat memberikan saran:
1.
2.
3.
4.
Daftar Pustaka
Adapun Daftar Rujukan Berbagai sumber diatas, adalah sebagai berikut:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugerahkan
banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun laporan praktikum kimia ini dengan baik.
Laporan ini berisi tentang hasil praktikum yang dilakukan selama 7 hari tentang faktor yang
mempengaruhi korosi.
Laporan ini kami susun untuk memenuhi tugas-tugas yang diberikan ibu guru MUHARNI
selaku Guru pembimbing pembelajaran kimia. Oleh karena itu kami sampaikan terima kasih
atas waktu, tenaga dan pikirannya yang telah diberikan. Dalam penyusunan laporan ini, kami
menyadari bahwa hasil laporan praktikum ini masih jauh dari kata sempurna.
Dan harapan saya semoga laporan ini bisa menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, untuk ke depannya bisa memperbaiki ataupun menambah bentuk isi laporan agar
menjadi lebih baik lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................................4
B. Pembatasan Masalah......................................................................................4
C. Rumusan Masalah..........................................................................................4
D. Tujuan Praktikum...........................................................................................4
BAB 5 Penutup.........................................................................................................11
Kesimpulan...............................................................................................................11
Saran.........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................12