Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM KOROSI PADA

PAKU

Disusun oleh:
Arkhan Syahmil R. (04)
Bagas Septian K. (06)
Daniel Bhernath S. (08)

SMA NEGERI 1 GIRI BANYUWANGI

2021/2022

A. Latar Belakang
Korosi adalah adalah kerusakan atau kehancuran material akibat adanya reaksi
kimia di sekitar lingkungannya. Secara umum, korosi dibedakan menjadi korosi basah
dan korosi kering. Korosi disebabkan adanya faktor kimia fisika, metalurgi,
elektrokimia dan termodinamika. Korosi dapat digolongkan menjadi delapan, yaitu
korosi umum, korosi galvanik, korosi celah, korosi sumur, korosi batas butir, korosi
selektif, korosi erosi, dan korosi tegangan. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut
perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.

Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam
bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang
mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari
bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam
bentuk senyawa besi oksida atau Besi (II) sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan
dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama
pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi
(kembali menjadi senyawa besi oksida).

Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara)


mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat.
Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-
merah. Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari
besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang
bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)
Atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
Ion besi (II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi
(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi.
Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana
yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat
pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.

B. Metode Penelitian
1. Alat dan Bahan
- Pisau
- Plastik
- Saringan
- Gelas plastik (7 buah)
- Paku tidak berkarat (7 buah)
- Karet (7 buah)
- Air kolam
- Larutan garam
- Larutan gula
- Larutan sabun
- Buah jeruk

2. Skema Kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Masukkan 1 paku ke dalam gelas (I) yang berisi air kolam. Pastikan seluruh
permukaan paku tercelup ke dalam air kolam. Lalu tutup gelas dengan plastik
dan ikat dengan karet. Tunggu selama 5 hari dan amati perubahan pada
permukaan paku.
3. Masukkan 1 paku ke dalam gelas (II) yang berisi larutan garam. Pastikan
seluruh permukaan paku tercelup ke dalam larutan garam. Lalu tutup gelas
dengan plastik dan ikat dengan karet. Tunggu selama 5 hari dan amati
perubahan pada permukaan paku.
4. Masukkan 1 paku ke dalam gelas (III) yang berisi larutan gula. Pastikan
seluruh permukaan paku tercelup ke dalam larutan gula. Lalu tutup gelas
dengan plastik dan ikat dengan karet. Tunggu selama 5 hari dan amati
perubahan pada permukaan paku.
5. Masukkan 1 paku ke dalam gelas (IV) yang berisi larutan sabun. Pastikan
seluruh permukaan paku tercelup ke dalamlarutan sabun. Lalu tutup gelas
dengan plastik dan ikat dengan karet. Tunggu selama 5 hari dan amati
perubahan pada permukaan paku.
6. Peras beberapa buah jeruk diatas saringan, lalu masukkan larutan jeruk ke
dalam gelas. Masukkan 1 paku ke dalam gelas (V) yang berisilarutan jeruk.
Pastikan seluruh permukaan paku tercelup ke dalam larutan jeruk. Lalu tutup
gelas dengan plastik dan ikat dengan karet. Tunggu selama 5 hari dan amati
perubahan pada permukaan paku.
7. Masukkan 1 paku ke dalam gelas (VI) yang tidak berisi apa-apa. Lalu tutup
gelas dengan plastik dan ikat dengan karet. Tunggu selama 5 hari dan amati
perubahan pada permukaan paku.
8. Masukkan 1 paku ke dalam gelas (VII) yang tidak berisi apa-apa. Gelas tidak
perlu ditutup dengan plastik. Tunggu selama 5 hari dan amati perubahan pada
permukaan paku.
C. Pembahasan
1. Korosi
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu
logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-
senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut
perkaratan. Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen
(udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau
karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.n H2O, suatu zat padat yang
berwarna coklat-merah.

2. Reaksi Sel

3. Tabel Pengamatan
Gelas Hasil Pengamatan Hari ke-
1 2 3 4 5
1. Air kolam + + ++ +++ +++
2. Larutan garam - - + + ++
3. Larutan gula - + + + +
4. Larutan sabun + + ++ +++ +++
5. Larutan jeruk + + + + +
6. Hampa udara - - - - -
7. Udara terbuka - - + + +

Keterangan:
- : tidak berkarat
+ : sedikit berkarat
++ : berkarat
+++ : sangat berkarat
D. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Korosi adalah peristiwa perusakan logam oleh zat lain secara kimia, misalnya
pengkaratan besi. Korosi merupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan
logam yang kontak langsungnya dengan lingkungan berair dan oksigen.
Dari hasil percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan maka dengan jelas
kita telah memahami mengapa khususnya paku dapat mengalami korosi atau
perkaratan. Faktor yang paling utama adalah air dan udara. Dapat disimpulkan
bahwa urutan paku yang memiliki banyak karat adalah 1,4,2,3,5,7,6.
Paku yang paling cepat berkarat adalah paku yang di dalam gelas berisi air
kolam, larutan sabun, dan larutan jeruk. Oksigen berperan dalam proses korosi
karena oksigen mengalami reduksi pada bagian besi yang bertindak sebagai
katode. Berdasarkan hal ini, maka semakin banyak oksigen di suatu tempat maka
akan semakin cepat korosi besi (logam) di dalamnya terjadi. Kemudian paku yang
tidak mengalami korosi adalah paku dalam gelas hampa udara.

2. Saran
Setiap melakukan praktikum diharapkan untuk dapat memperhatikan prosedur
kerja serta memperhatikan keselamatan kerja. Selain itu, diusahakan untuk
memperbanyak referensi guna memudahkan kita baik dalam melakukan
praktikum maupun dalam penyusunan laporan praktikum.
Dengan adanya laporan hasil pengamatan ini diharapkan dapat memberikan
informasi bagi setiap pembaca dan dapat dijadikan sebagai referensi untuk lebih
kreatif dalam penyusunan laporan selanjutnya
E. Daftar Pustaka
https://www.ruangguru.com/blog/pengertian-korosi-dan-faktor-penyebabnya
https://www.kompas.com/skola/read/2020/10/15/200128569/pengertian-dan-proses-
terjadinya-korosi?page=all
https://id.wikipedia.org/wiki/Korosi
https://academia.co.id/praktikum-korosi/
F. Lampiran
Hari ke-1

Hari ke-2
Hari ke-3
Hari ke-4

Hari ke-5

Anda mungkin juga menyukai