Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum Uji Korosi Pada Paku

Mata Pelajaran Kimia

Disusun oleh :

Anastasya Salsabila Setiady

XII MIPA 4

SMA NEGERI 1 GARUT

Jalan Merdeka No.91 Garut

2022/2023
I. Judul Praktikum
Praktikum Uji Korosi Pada Paku

II. Tujuan Praktikum


Tujuan dilakukannya praktikum uji korosi pada paku adalah :

a. Mengidentifikasi zat apa yang paling cepat menyebabkan karat pada paku.
b. Mencari tahu faktor-faktor yang menyebabkan karat pada paku.
c. Menyampaikan pengaruh berbagai cairan terhadap korosi pada paku.
d. Menyampaikan penyebab dan pencegahan korosi.
e. Mengamati proses korosi paku pada beberapa medium.

III. Landasan Teori


3.1. Pengertian korosi

Korosi merupakan perusakan atau degradasi logam akibat reaksi logam tersebut
dengan zat yang ada dalam lingkungannya. Peristiwa ini terjadi dalam kehidupan
sehari-hari, seperti karat pada paku itu sendiri. Ini terjadi karena sebagian besar logam
mudah teroksidasi dengan melepas elektron ke oksigen di udara dan membentuk
oksida logam.

Korosi adalah kerusakan atau kehancuran material akibat adanya reaksi kimia di


sekitar lingkungannya. Secara umum, korosi dibedakan menjadi korosi basah dan
korosi kering. Korosi disebabkan adanya faktor kimia
fisika, metalurgi, elektrokimia dan termodinamika. Korosi dapat digolongkan menjadi
delapan, yaitu korosi umum, korosi galvanik, korosi celah, korosi sumur, korosi batas
butir, korosi selektif, korosi erosi, dan korosi tegangan. [1] Dalam bahasa sehari-hari,
korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.

Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara)


mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat.
Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-
merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi
itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.

Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e

Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang
bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.

O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l) atau

O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)

Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion
besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi.
Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana
yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat
pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu

3.2. Faktor-Faktor Penyebab Korosi

a. Konsentrasi Air (H2O) dan Oksigen (O2)

Udara yang lembab akan mengandung banyak uap air. Air merupakan salah satu
faktor penyebab suatu korosi, maka udara lembab akan mengakibatkan logam
berkarat. Selain itu, air dengan kandungan oksigen terlarut tinggi juga akan
mempercepat terjadinya karat. 

b. Elektrolit

Elektrolit dalam larutan garam atau asam adalah media yang baik dalam transfer
muatan. Transfer muatan ini membuat elektron dengan mudah diikat oleh oksigen di
udara, sehingga akan mempercepat proses pengkaratan. Air hujan biasanya bersifat
asam dan air laut mengandung banyak garam. Jadi, air hujan dan air laut merupakan
penyebab korosi pada logam.

c. Permukaan logam tidak rata

Permukaan suatu logam yang tidak rata akan mengakibatkan terbentuknya kutub-
kutub muatan. Kutub muatan ini akan berperan sebagai anode dan katode.
d. Suhu

Semakin tinggi suhu, semakin cepat korosi terjadi. Hal ini karena suatu laju reaksi
kimia meningkat seiring dengan bertambahnya suhu.

e. Sel elektrokimia

Karat juga bisa terjadi apabila ada dua logam berbeda potensial yang saling
bersentuhan dalam lingkungan lembab (berair) karena akan terbentuk sel
elektrokimia. Logam yang memiliki potensial rendah akan melepaskan elektron ketika
menyentuh logam yang memiliki potensial tinggi dan akan dioksidasi oleh oksigen
(udara). Hal ini membuat karat lebih sering terjadi pada logam dengan potensial
rendah.

3.2. Cara Pencegahan Korosi

Korosi pada besi menimbulkan banyak kerugian, karena barang-barang atau


bangunan yang menggunakan besi menjadi tidak awet. Korosi pada besi dapat
dicegah dengan membuat besi menjadi baja tahan karat (stainless steel), namun proses
ini membutuhkan biaya yang mahal, sehingga tidak sesuai dengan kebanyakan
penggunaan besi. Cara pencegahan korosi pada besi dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Pengecatan

Pengecatan berfungsi untuk melindungi besi dari kontak dengan air dan udara. Cat
yang mengandung timbal dan seng akan lebih melindungi besi terhadap korosi.
Pengecatan harus sempurna karena jika terdapat bagian yang tidak tertutup oleh cat,
maka besi di bawah cat akan terkorosi. Pagar bangunan dan jembatan biasanya
dilindungi dari korosi dengan pengecatan.

b. Dibalut plastik

Plastik mencegah terjadinya kontak besi dengan air dan udara. Peralatan rumah
tangga biasanya dibalut plastik untuk menghindari korosi.

c. Pelapisan dengan krom (Cromium plating)

Krom memberi lapisan pelindung, sehingga besi yang dikrom akan menjadi
mengkilap. Cromium plating dilakukan dengan proses elektrolisis. Krom dapat
memberikan perlindungan meskipun lapisan krom tersebut ada yang rusak. Cara ini
umumnya dilakukan pada kendaraan bermotor, misalnya bumper mobil.

d. Pelapisan dengan timah (Tin plating )

Timah termasuk logam yang tahan karat. Kemasan kaleng dari besi umumnya
dilapisi dengan timah. Proses pelapisan dilakukan secara elektrolisis
atau electroplating. Lapisan timah akan melindungi besi selama lapisan itu masih
utuh. Apabila terdapat goresan, maka timah justru mempercepat proses korosi karena
potensial elektrode besi lebih positif dari timah.

e. Pelapisan dengan seng (Galvanisasi)

Seng dapat melindungi besi meskipun lapisannya ada yang rusak. Hal ini karena
potensial elektrode besi lebih negatif daripada seng, maka besi yang kontak dengan
seng akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katode. Seng akan
mengalami oksidasi sehingga besi akan lebih awet.

f. Pengorbanan anode (Sacrificial Anode)

Perbaikan pipa bawah tanah yang terkorosi mungkin memerlukan perbaikan yang
mahal biayanya. Hal ini dapat diatasi dengan teknik sacrificial anode, yaitu dengan
cara menanamkan logam magnesium kemudian dihubungkan ke pipa besi melalui
sebuah kawat. Logam magnesium itu akan berkarat, sedangkan besi tidak karena
magnesium merupakan logam yang aktif .

IV. Alat dan Bahan


a. 6 buah paku
b. 6 buah gelas plastik
c. Air biasa 150mL
d. Larutan asam cuka (CH3COOH), terbuat dari 2 sendok makan cuka ditambah air
150mL
e. Larutan garam (NaCl), terbuat dari 1 sendok makan garam dapur ditambah air 150mL
f. Air panas 150mL
g. Plastik
h. Karet
V. Cara Kerja
a. Beri label berbeda A untuk air biasa, B untuk air panas, C untuk air yang ditambah
cuka (larutan cuka), D untuk air yang ditambah garam (larutan garam), E untuk gelas
tidak berisi air dan tidak ditutup dan F untuk gelas tidak berisi air dan ditutup pada
masing-masing gelas plastik.
b. Masukkan air biasa pada gelas A, air panas pada gelas B, larutan cuka pada gelas C,
larutan garam pada gelas D.
c. Masukan paku pada semua gelas plastik, masing-masing gelas diisi oleh satu paku.
d. Tutup gelas F dengan plastik dan ikat dengan karet agar rapat
e. Amati dan catat perubahan selama 1 minggu.

Pada praktikum ini, Terdapat tiga variabel yang sangat menentukan dalam perkaratan
paku, yaitu: a. variabel bebas : zat larutan; b. variabel kontrol : volume air, paku, waktu; dan
c. variabel terikat : kecepatan perkaratan.

VI. Hasil Pengamatan


Perlakua Perlakuan hari ke-
n 1 2 3 4 5 6 7
Air Biasa

Air Panas

Larutan
Cuka
C

Larutan
D NaCl
Kosong
E dan
Terbuka
Kosong
F dan
Tertutup

Perlakuan hari ke-


Perlakuan
1 2 3 4 5 6 7
A Air Biasa - + ++ ++ +++ +++ +++
B Air Panas - + + ++ ++ +++ +++
C Larutan Cuka - - - - - + ++
D Larutan NaCl - + + ++ ++ +++ +++
E Kosong dan Terbuka - - - + + ++ ++
F Kosong dan Tertutup - - - - - - -

VII. Pembahasan
a. Paku dengan air biasa
Terjadi korosi secara menyeluruh pada paku dan membuat air pada paku berubah
menjadi kuning.
b. Paku dengan air panas
Terjadi korosi dan membuat air pada paku tersebut berubah warna menjadi kuning.
c. Paku dengan larutan cuka
Terjadi korosi secara keseluruhan dan paku berubah menjadi warna hitam, di hari ke 6
warna larutan mulai berubah menjadi kuning.
d. Paku dengan larutan NaCl
Terjadi korosi secara keseluruhan dan membuat air pada paku tersebut berubah
warnanya menjadi kuning.
e. Paku dengan wadah kosong dan terbuka
Terjadi sedikit korosi karena adanya faktor penyebab terjadinya korosi, yaitu oksigen.
f. Paku dengan wadah kosong dan tertutup
Tidak terjadi korosi karena kadar oksigen yang berada pada gelas tertutup tersebut
hanya sedikit dan tidak adanya faktor yang menyebabkan terjadinya korosi.

Dari hasil pengamatan selama 7 hari, didapatkan pada pada gelas plastik yang diberi air
biasa pada hari pertama dan kedua tidak terjadi korosi. Namun pada hari ketiga mulai terlihat
sedikit korosi pada paku, dan korosi bertambah banyak dihari seterusnya hingga hari ketujuh.
Pada gelas plastik kedua diberi air panas, tidak terjadi korosi pada hari pertama. Namun pada
hari kedua mulai terbentuk korosi, dan pada hari ketiga korosi bertambah banyak hingga hari
ketujuh. Pada gelas plastik ketiga dimasukkan larutan asam cuka. Tidak terjadi korosi pada
hari pertama hingga hari ketiga. Lalu setelah hari keempat mulai terjadi korosi, namun korosi
yang ditimbulkan tidak banyak hingga hari keenam dan pada hari ketujuh korosi bertambah
banyak melingkupi hampir semua sisi paku berubah menjadi hitam.

Pada gelas plastik keempat dimasukkan larutan garam, sama seperti gelas sebelumnya
pada hari pertama tidak terjadi perubahan. Pada hari kedua mulai terjadi korosi dan korosi
bertambah hingga hari ketujuh. Pada gelas plastik kelima, gelas dibiarkan kosong terbuka
terjadi korosi pada paku mulai dari hari keempat. Dan pada gelas plastik terakhir diberikan
perlakuan yang sama pada gelas kelima namun yang membedakan adalah gelas plastik ini
ditutup dengan menggunakan plastik dan karet. Pada gelas ini, tidak terjadi korosi pada paku
hingga hari ketujuh.

Setelah dibandingkan hasil secara keseluruhan, paku yang tidak terkena air dan terbuka
tetap mengalamu korosi meskipun tidak separah yang terkena air. Kecuali paku yang tidak
terkena air dan tertutup, paku tersebut tidak mengalami korosi karena tidak terkena faktor
yang menyebabkan korosi, yaitu oksigen (O2 ) maupun air (H2O).

VIII. Kesimpulan
Korosi yang terjadi pada paku yang diletakan dalam air biasa dan air panas terjadi karena
adanya faktor penyebab korosi, yaitu oksigen (O2 ), air (H2O), dan elektrolit (larutan cuka dan
larutan NaCl). Dari hasil praktikum tersebut, dapat disimpulkan bahwa paku tidak mengalami
korosi pada paku tertutup dengan suhu ruangan tanpa air karena tidak adanya faktor yang
menyebabkan terjadinya korosi.

Agar tidak terjadi korosi pada besi (Fe), sebaiknya menyimpan besi ditempat yang tidak
terkontaminasi dengan air atau larutan yang dapat menyebabkan oksidasi sehingga besi dapat
berkarat. Jika kita menghindarkan besi dari air, oksigen, larutan elektrolit, dan faktor
penyebab lainnya (suhu, kondisi lingkungan, dll.) maka besi tidak dapat bereaksi dengan
faktor-faktor tersebut yang dapat membuatnya berkarat.

IX. Daftar Pustaka


Academia. (2020, 01 29). Laporan Praktikum Korosi. Diambil kembali dari netsains:
https://netsains.id/laporan-praktikum-korosi/
L, Auzikny. (2022, 03 09). laporan praktikum uji korosi pada paku. Diambil kembali dari
Slideshare: https://www.slideshare.net/azidny/laporan-praktikum-uji-korosi-pada-
paku
Wikipedia. (2022, 11 02). Korosi. Diambil kembali dari Wikipedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Korosi

X. Pertanyaan
1) Pada gelas mana paku yang berkarat?
- Paku pada gelas A,B,C, D dan E
2) Pada gelas mana paku yang belum berkarat?
- Paku pada gelas F
3) Pada gelas mana paku yang cepat berkarat?
- Paku pada gelas A,B, dan D
4) Pada gelas mana paku yang paling lambat berkarat?
- Paku pada gelas E dan F
5) Berikan kesimpulan faktor apa saja yang memengaruhi perkaratan besi!
- a. Konsentrasi Air (H2O) dan Oksigen (O2)
Udara yang lembab akan mengandung banyak uap air. Air merupakan salah
satu faktor penyebab suatu korosi, maka udara lembab akan mengakibatkan
logam berkarat.
b. Elektrolit
Elektrolit dalam larutan garam atau asam adalah media yang baik dalam
transfer muatan. Transfer muatan ini membuat elektron dengan mudah diikat
oleh oksigen di udara, sehingga akan mempercepat proses pengkaratan.
c. Suhu
Semakin tinggi suhu, semakin cepat korosi terjadi. Hal ini karena suatu laju
reaksi kimia meningkat seiring dengan bertambahnya suhu.
d. Sel elektrokimia
Karat juga bisa terjadi apabila ada dua logam berbeda potensial yang saling
bersentuhan dalam lingkungan lembab (berair) karena akan terbentuk sel
elektrokimia.

Anda mungkin juga menyukai